Anda di halaman 1dari 40

BAB

5
Usulan Pengembangan Budidaya
Perikanan/Tambak

5.1 PEMILIHAN LOKASI KOLAM/TAMBAK


Pemilihan lokasi kolam/tambak merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
usaha budidaya ikan. Berbagai parameter yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi
kolam/tambak diuraikan di bawah ini. Parameter-parameter tersebut akan menentukan
kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan kolam budidaya perikanan.

5.1.1 Kependudukan
Keadaan topografi, khususnya kemiringan lereng, adalah faktor yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan lokasi kolam/tambak. Lahan yang sedikit miring, dengan kemiringan
lereng 3-5% sangat cocok untuk lokasi kolam/tambak, karena kolam yang akan terbentuk
dapat luas dan pengisian/pembuangan air kolam akan berjalan lancar secara gravitasi.
Jika permukaan lahan terlalu miring (kemiringan lereng >5%), ukuran kolam akan relatif
sempit dan terdapat resiko longsor; sedangkan jika lahan terlalu datar (kemiringan lereng
<3%), maka pengisian dan pembuangan air akan lebih sulit, karena perlu menggunakan
pompa. Areal lahan dengan kemiringan lereng >8% tergolong tidak sesuai untuk kolam
budidaya ikan. Kolam/tambak yang dibangun masyarakat umumnya berupa kolam
tradisional/ekstensif atau semi intensif yang pematang atau dasarnya tidak dilapisi
tembok, sehingga kualitas tanah sangat menentukan mutu konstruksi kolam/tambaknya.
Dalam menentukan lokasi harus dipilih lokasi yang tanahnya dapat menyimpan air atau
kedap air, sehingga kolam/ tambak yang akan dibuat tidak bocor. Tanah dasar dan
pematang harus dapat menahan air atau tidak porous. Oleh karena itu tekstur tanahnya
harus lempung berpasir (sandy loam), liat (clay), lempung berliat (clay loam), atau
lempung berdebu (silty loam), dengan plastisitas yang cukup tinggi. Jenis tanah yang baik
untuk kolam adalah campuran tanah liat dan endapan lempung yang mengandung bahan
organik. Tanah liat berlempung tersebut dikenal dengan silty loam. Jenis tanah liat saja
kurang baik untuk dijadikan lokasi tambak, karena jenis tanah ini bersifat kaku jika kering,

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -1


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

lekat/lengket jika basah, dan menjadi lembek jika diairi. Oleh karena itu jika tanah liat ini
bercampur dengan tanah dan endapan maka kekakuannya akan berkurang dan
kemampuan memegang airnya lebih besar.

Kesuburan tanah juga perlu diperhatikan, terlebih jika pengelolaannya menggantungkan


pada produksi pakan alami. Oleh karena itu, sebaiknya tanah mengandung cukup bahan
organik dan pH tanah berkisar 6.5-8.0. Jenis tanah berpasir atau berkerikil dapat juga
digunakan asalkan dibangun dengan konstruksi beton.

1. Ketersediaan air

Ketersediaan air sepanjang tahun diperlukan untuk mengisi dan mempertahankan


kedalaman air yang diinginkan serta untuk memperbaiki kualitas air. Volume air yang
diperlukan tergantung pada luas dan kedalaman kolam, laju perembesan dan penguapan
air, serta tingkat intensitas pengelolaan. Pada kolam tanah rembesan air tergantung pada
porositas tanah dasar dan pematang kolam. Oleh karena itu, sebelum membangun kolam
disarankan untuk menguji tanah di laboratorium tanah. Jenis tanah liat halus dengan
diameter kurang dari 2 jam diperkirakan bisa menyerap air sebanyak 1% dan total volume
kolam, sedangkan pada tanah liat berpasir (sandy clays) dan lempung-liat-berpasir
sebanyak 5-10%. Sementara itu kolam yang dibangun permanen akan kedap air.

Penguapan sebanding dengan suhu (air dan udara), tekanan uap, luas permukaan air
dan kecepatan angin. Untuk mendapatkan data tersebut dianjurkan menghubungi Stasiun
Meteorologi terdekat. Pada musim kering, penguapan di Indonesia dapat mencapai 6-7
mm/hari dan permukaan air bebas, andaikata tidak ada naungan.

Kualitas air yang baik adalah yang cocok atau sesuai untuk pertumbuhan, cukup
mengandung oksigen dan tidak tercemar. Sumber air yang dapat digunakan adalah air
permukaan seperti air sungai, air saluran, air saluran irigasi dan air bendungan, serta air
tanah seperti mata air dan air sumur.

3) Keamanan lokasi dan bahaya banjir, polusi dan lainnya

Oleh karena lokasi yang sering dipilih adalah lahan yang dekat dengan sungai, maka
perlu diketahui data atau catatan tentang banjir yang pernah terjadi dan diperhitungkan
kemungkinan banjir yang dapat terjadi. Catatan banjir tersebut dapat diperoleh dari
pengalaman penduduk yang tinggal dekat lokasi. Luas daerah tangkapan air dan curah
hujan yang menghasilkan aliran air permukaan (run off) ke lokasi lahan perlu juga
diketahui.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -2


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Sungai yang berjurang dan bersemak sering pula dihuni hewan pemangsa ikan seperti
wregul dan ular. Oleh karena itu, sebaiknya sudah dilakukan langkah pengamanan
sebelumnya. Daerah yang sudah ditetapkan penggunaannya untuk permukiman, industri
atau menerima buangan air limbah sebaiknya tidak dipilih untuk lokasi perkolaman.

4) Kemudahan (aksesibilitas)

Lokasi harus dihubungkan oleh jalan, sehingga sarana transportasi dapat


menjangkaunya. Hal ini penting untuk kemudahan pengangkutan material selama
pembangunan maupun pengangkutan sarana produksi dan hasil ikan pada saat panen.
Pertimbangan lain yang mungkin dapat mempengaruhi biaya operasi antara lain jauh
dekatnya dengan sumber tenaga kerja, sarana produksi seperti benih, pakan dan pupuk,
serta tempat pemasaran hasil.

C. Persyaratan Air

1. Sumber Air

a. Air permukaan

Sumber air tawar permukaan yang digunakan untuk budidaya meliputi sungai, saluran,
mata air, danau dan waduk. Air permukaan ini cukup baik karena kandungan oksigennya
tinggi. Akan tetapi kadang-kadang banyak membawa lumpur, polutan dan organisma
patogen ataupun non patogen, kecuali mata air.

b. Air Tanah

Budidaya organisme air ekonomis penting biasanya menggunakan air tanah yang
dipompa. Air ini bebas lumpur polutan dan organisme air yang patogen ataupun non
pantogen. Akan tetapi air tanah biasanya mengandung oksigen terlarut rendah,
kandungan CO2, tinggi, nitrogen, serta logam Fe yang tinggi. Dengan aerasi oksigen
terlarut meningkat, gas-gas CO2 dan nitrogen terlepas serta logam Fe membentuk
senyawa hidroksida dan mengendap (Stickney 1979).

2. Kuantitas air

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -3


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Kebutuhan air serta kualitas untuk budidaya tergantung pada sistim budadaya yang
diterapkan dan spesies organisme yang dipelihara. Berdasarkan gerakan air sistim
budidaya biasa statis (lentic) atau mengalir (lotic). Sistim budidaya statis pergantian air
tak harus terus menerus, cukup mengganti air yang hilang karena merembes dan
mengendap (dengan kolam tanah). Untuk kolam statis, sebaiknya air yang ada bisa untuk
mengisi kolam dalam waktu 1-2 hari atau tidak tidak lebih dari 3-4 minggu. Sistim
budidaya air mengalir, air harus tersedia terus menerus, baik harlan, mingguan maupun
musiman.

Pergantian air dipengaruhi oleh kepadatan dan spesies organisme yang dipelihara serta
frekuensi penggantinya. Schaperclaus (1933) dalam Bardach dkk. (1972) mengemukakan
bahwa debit air 10-50 1/detik diperlukan untuk pendederan ikan trout dalam kolam pada
kapasitas 100 m3. Di Jepang pemeliharaan ikan karper sistim air deras menggunakan
sistim debit air antara 100-362 liter/detik.

3. Kualitas air

Kualitas air berpengaruh terhadap kehidupan, pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.


Sebenarnya terdapat banyak variabel kualitas air berpengaruh, tetapi hanya beberapa
yang memegang peranan penting, yang meliputi sifat fisik: suhu, kekeruhan, kecerahan,
sifat kimia: pH, oksigen terlarut, karbon dioksida, alkalinitas, kesadahan, bahan organik,
kandungan nitrogen (N) dan fospor (P) serta sifat biologi: bakteri, plankton, dan benthos.
Diantara varibel kualitas air tersebut saling berinteraksi baik secara langsung dan tidak
langsung dan hanya beberapa yang memegang peranan penting (Boyd dan Lichkoppter
1979, Boyd 1982), yaitu:

a. Suhu air

Jenis ikan tropis tumbuh baik pada suhu 25-32 °C. Suhu berpengaruh terhadap proses
kimia dan biologis. Proses ini naik dua kali lipat setiap kenaikan suhu 10°C. Kenaikan
suhu juga mempercepat kelarutan pupuk, reaksi herbisida dan degradasi rotenon.
Konsumsi oksigen Iebih besar pada suhu tinggi dan pada suhu rendah. Di daerah dingin
dan sedang terdapat stratifikasi suhu air, lapisan air bagian atas yang hangat disebut
epilimion dan di bawahnya Iebih dingin disebut hipolimnion dan diantana keduanya
terdapat perubahan suhu yang menyolok (disebut thermocline).

b. Oksigen terlarut

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -4


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Kelarutan oksigen dalam air adalah pada kondisi suhu dan tekanan atmosfer. Konsentrasi
oksigen dalam air dalam hubunganya dengan kelarutan pada suhu yang ada, bisa
bersifat kurang jenuh atau ansaturated atau jenuh (saturated) dan sangat jenuh.
Kelarutan kurang jenuh yaitu konsentrasinya Iebih kecil daripada keIarutannya),
sedangkan kelarutan jenuh adalah konsentrasinya sama dengan kelarutan dan kelarutan
sangat jenuh apabila konsentrasinya Iebih besar daripada kelarutan. Penambahan
oksigen dari hasil fotosintesis oleh fitoplankton dan difusi dari udara dan kehilangannya
oleh karena proses respirasi, reaksi kimia dan biologi dalam lumpur dasar dan pelepasan
ke udara.

Konsentrasi oksigen yang baik untuk mendukung pertumbuhan ikan adalah lebih dari 5
mg/I. Ikan dapat, hidup pada konsentrasi 1-5 mg/liter tetapi pertumbuhannya lambat
apabila dalam waktu yang lama. Meskipun ikan tidak mati dalam keadaan oksigen yang
rendah, tetapi aktivitas makan berkurang dan ikan lemah sehingga mudah terserang
penyakit dan parasit. Ikan mati dalam beberapa jam apabila kadar oksigen kurang dan 1
mg/liter (Boyd dan Lichkoppler 1979).

c. pH air

Dalam perairan yang normal, perubahan pH air tergantung pada kadar CO2, alkalinitas
dan kesadahan. Nilai pH naik pada siang hari karena kadar karbondioksida akibat
digunakan untuk fotosintesis. NiIai pH turun pada malam hari karena kadar CO2 naik
hasil proses respirasi. Nilai pH yang biasa terjadi dalam kolam ikan berkisar 7,5 - 8,0
pada malam hari dan antara 9 - 10 pada siang hari. Namun apabila kesadahan rendah,
pH bisa mencapai 11, yaitu selama proses fotosintesis tinggi. dalam hubungannya
dengan pemeliharaan ikan, Swingle (1969) dalam Boyd dan Lichkoppler (1979)
mengklasifikasi nilai pH sebagai berikut: antara 6,5 - 9,0 nilai yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan, nilai pH kurang 6,5 dan lebih dari 9 pertumbuhan
dan perkembangbiakan ikan terhambat, dan pada pH 4 dan 11 masing-masing
merupakan titik kematian asam dan basa.

d. Karbon dioksida (CO2)

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -5


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Karbon dioksida bebas mudah terlarut dalam air dan pengaruh reaksinya bersifat asam.
Konsentrasi CO2 yang tinggi bisa ditolerir ikan asalkan konsentrasi oksigennya relatif
tinggi. Menurut Hart (1944) dalam Boyd dan Lichkoppler (1979), ikan kebanyakan mampu
hidup dalam air dengan kadar CO2 sampai 60 mg/liter asalkan kadar oksigen tinggi.
Konsentrasi CO2 dalam air berhubungan erat dengan proses repirasi dan fotosintesis,
konsentrasi CO2 naik pada malam han dan turun pada siang hail. Karbon dioksida tidak
dapat menurunkan pH lebih rendah dan 4,5.

Penurunan pH yang Iebih rendah disebabkan oleh asam organik dan asam mineral,
seperti asam sulfat yang berasal dan oksidasi pint Fe.

e. Total Alkalinitas

Total alkalinitas adalah konsentrasi total basa (ion negatif) yang ada dalam air dan
dinyatakan dalam mg/I CaCO3. Alkalinitas terdiri atas atom ion-ion karbonat (CO3-2) dan
bikarbonat (HCO3-). Keduanya merupakan penyangga (buffer) terhadap goncangan pH
melalui sifatnya yang dapat bersifat asam Iemah dan bersifat basa lemah. Disamping itu,
alkalinitas dapat melepaskan CO2 ketika konsentrasinya rendah karena proses
fotosintesis, sebaliknya dapat mengikat CO2 pada waktu konsentrasinya tinggi.
Pengaruhnya yang bersifat asam tersebut, CO2 dapat berperan dalam reaksi amonium,
yakni menurunkan pembentukan NH3 yang beracun bagi ikan. Air yang mempunyai total
alkalinitas kurang dari 15 mg/I mengandung CO2 rendah, sedangkan kandungan antara
20-50 mg/I mengandung CO2 yang cukup untuk produksi plankton.

f. Total kesadahan (total hardness)

Total kesadahan adalah konsentrasi total ion logam bervalensi terutama Ca, senyawa Mg
yang dinyatakan dalam mg/I CaCO3. Kesadahan sama pentingnya dengan alkalinitas.
Konsentrasinya terkadang lebih tinggi dari pada alkalinitas atau sebaliknya. Pada
umumnya air yang paling produktif untuk pemeliharaan ikan mempunyai nilai total.

g. NH3

Amonia (NH3) dalam air baik dari ekskresi ikan maupun hasil dekomposisi bahan organik,
dalam air membentuk reaksi keseimbangan dengan NH4+ dan OH-. Konsentrasinya
tergantung pada pH dan suhu air. Konsentrasi NH3 naik dengan semakin tinggi pH dan
suhu air. NH3 sangat beracun bagi ikan, sedangkan NH4+ tidak beracun. Konsentrasi
NH3 dalam air antara 0,6-2 mg/I dapat meracuni kebanyakan ikan dalam waktu yang
pendek (Boyd 1982). Apabila konsentrasi amonium tinggi maka sering diikuti konsentrasi
nitrit yang tinggi pula (Boyd dan Lichkoppler 1979).

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -6


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

h. H2S

H2S berasal dari tanah yang mengandung deposit sulfida. Dalam pH yang rendah
timbulnya H2S berkurang dari I mg/I bisa mematikan ikan blugill dengan cepat. Lc50 3
jam H2S terhadap burayak chanal catfish adalah 0,8 mg/I, pada suhu 25 - 35 °C. Pada
pH adalah 1,0 mg/I, terhadap fingerling 1,3 mg/I terhadap benih lebih besar dari fingerling
dan untuk ikan dewasa adalah 1,4 mg/I (Bonn dan Fallis 1967).

i. Polutan

Polutan biasa berasal dari Iimbah industri, rumah tangga, pembangunan dan pertanian
yang masuk kedalam kolam bersama air. Chlor bebas atau chloramine yang digunakan
untuk air PAM pada konsentrasi 0,05 - 0,3 ppm toksis terhadap ikan air tawar. Pada
umumnya konsentrasi antara 2 - 10 mg/I menyebabkan keracunan akut. Sejumlah
deterjen menyebabkan toksis akut terhadap ikan air tawar pada konsentrasi di bawah 10
ppm. Logam berat seperti Ag, Hg, Cu, Pb, Zd, Zn, Al, Ni dan dari golongan logam-logam
yang relatif tinggi toksisnya. Garam-garam dari logam beracun seperti Ag, Hg dan Cu
dilaporkan berbahaya bagi ikan tawar pada kosentrasi sekitar 0,01 ppm. Menurut EPA
(1972) dalam Boyd dan Lichkoppler 1979) kadar Mg dapat mematikan ikan adalah 10
ppb, Ca antara 0,3-50 ppb.

Blok lahan yang disarankan untuk pengembangan budidaya perikanan/tambak meliputi


lahan dengan kemiringan lereng < 8% di dekat Danau Ayamaru, di luar batas sempadan
danau. Tataguna lahan saat ini didominasi semak-semak, belukar, dan sebagian . Areal
tersebut meliputi lahan-lahan yang termasuk SL 2 dan SL 3. Dengan perbaikan jaringan
tata air, lahan tersebut berpotensi untuk pengembangan tambak dengan pola tanam 2 – 3
kali setahun.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -7


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

5.2 DESAIN DAN KONSTRUKSI KOLAM/TAMBAK


Pemeliharaan ikan pertama kali dilakukan dengan kolam dan hingga kini penggunaannya
masih paling banyak. Kolam adalah tubuh air yang dibangun dengan membendung aliran
air atau menggali suatu area tanah dan galiannya untuk pembuatan pematang. Secara
umum ada dua tipe konstruksi kolam, yaitu kolam pembendungan dan kolam penggalian
yang dibangun pada kondisi geografik yang nyata. Kolam pembendungan dibentuk
dengan membangun dam, pematang atau bangunan sejenisnya untuk menahan aliran
air. Sedangkan kolam galian dibangun dengan menggali dan memindahkan tanah dan
area sehingga membentuk lubang yang kemudian diisi air. Kolarn galian yang dibangun
pada topografi datar memiliki kelemahan biaya pemindahan yang diperlukan cukup besar
dan pengeluaran air harus dipompa. Oleh karena itu, dalam pembangunan kolam
bendungan maupun kolam galian, agar dapat mengisi dan mengeluarkan airnya dengan
gaya gravitasi, maka diperlukan pemilihan lahan serta perencanaan pembangunan yang
baik.

Pemanfaatan perairan air tawar secara langsung untuk pemeliharaan ikan juga dilakukan
dengan memagar areal perairan (pen) atau membentuk kurungan (cage). Pemagaran
areal perairan baik yang stagnan maupun mengalir, bersifat tetap, air bisa mengalir dan
ikan tetap terpagari. Sebaliknya tipe kurungan berupa sangkar bersifat portabel (bisa
dipindah), air mengalir dan ikan terkurung. Keramba adalah kurungan yang sisi-sisinya
terdiri atas kisi-kisi, digunakan untuk pemeliharaan ikan sehingga ikan tidak bisa keluar,
air mengalir dan limbah terbuang. Karena portabel, maka penempatannya bisa terapung,
melayang ataupun di dasar perairan. Kondisi perairan yang ada mempengaruhi tipe dan
ukuran pagar ataupun kurungan yang dibangun. Pada awal pengembangannya, baik
sistem pagar maupun keramba adalah untuk memanfaatkan kesuburan makanan ikan
yang tersedia, tetapi saat ini kondisi air yang miskinpun bisa digunakan asal diberi pakan
buatan. Demikian pula terhadap bahan pembuatan pagar ataupun keramba, yang semula
menggunakan bahan yang tersedia di lokasi: bambu dan kayu yang dibentuk anyaman,
saat ini berupa kisi-kisi dan bahan jaring yang lebih praktis. Oleh karena itu, untuk
membuat wadah pemeliharaan ikan berupa pagar ataupun keramba diperlukan pemilihan
bahan dan perencanaan pembuatannya.

B. Perencanaan dan Pembangunan Kolam

1. Perencanaan Kolam

a. Tata ruang

Lahan usaha budidaya ikan air tawar terdiri atas:

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -8


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

1) Bangunan budidaya

Bangunan budidaya yang terdiri atas petakan-petakan kolam yang ukuran dan fungsinya
dapat berbeda-beda. Petakan-petakan kolam dihubungkan oleh jaringan irigasi, yang
meliputi saluran air masuk dan keluar, pintu air masuk dan pintu pembuangan air.

2) Bangunan pendukung

Bangunan pendukung meliputi gudang untuk pakan, pupuk dan alat-alat, rumah penjaga,
tempat genset, jakan, jembatan, pagar dan lain-lain. Tata letak setiap bangunan diatur
agar dapat efisien sesuai dengan topografi lahan, kebutuhan teknik pengelolaan serta
seni tata ruang. Dengan demikian lahan usaha budidaya ikan disamping sebagai tempat
produksi yang tidak terlalu eksklusif, juga dapat dinikmati keindahannya.

b. Desain kolam

1) Ukuran dan bentuk kolam

Ukuran dan bentuk kolam ditentukan oleh topografi, fungsi dan sistem pengelolaannya.
Tidak ada ukuran pasti yang paling baik untuk budidaya, tetapi secara umum dihindari
ukuran kolam yang terlalu besar karena sulit pengelolaannya atau terlalu kecil karena
biaya kostruksinya lebih besar. Ukuran terkecil yang bisa disebut kolam adalah 100 m2
(satu are), yang lebih kecil dan disebut bak. Bentuk kolam bisa lingkaran, bujur sangkar,
persegi panjang ataupun tidak beraturan. Bentuk persegi panjang dengan raslo panjang
dan lebar 1,5 – 2:1 relatif ideal untuk kolam ditinjau dan aliran airnya. Kolam ukuran kecil
berbentuk persegi panjang, relatif dalam, dengan konstruksi beton biasanya digunakan
untuk kolam air deras. Kolam tanah untuk pembesaran yang mudah dikelola dan cukup
produktif adalah berkisar 500 - 2.500 m2 dan berbentuk empat persegi panjang.

2) Kedalaman air

Kedalaman air kolam tergantung pada jenis, fungsi dan ukuran ikan serta toe
peneIoIaannya. Kedalaman air berhubungan dengan penghantaran panas penetrasi
cahaya matahari serta perkembangan tumbuhan air yang tidak dikehendaki. Kolam yang
terlalu dalam kurang baik karena penghantaran panas dan penestrasi cahaya tidak
sampai dasar perairan, sehingga terjadi stratifikasi suhu. Sedangkan apabila kolam terlalu
dangkal akan medorong perkembangan tumbuhan air menjadi cepat. Pada kolam
tradisional kedalaman kolam berkisar 0,5 - 1,0 m, sedangkan untuk kolam intensif 1,0 -
1,5 m, bahkan ada yang 2-3 m. Kedalaman air akan mempengaruhi tinggi dan lebar
pematang.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -9


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

3) Pematang

Satu unit perkolaman biasanya memiliki pematang yang berbeda-beda ukurannya, yakni
pematang primer, sekunder dan tersier. Pematang primer adalah pematang utama yang
mengelilingi seluruh unit perkolaman dan dapat berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. Pematang sekunder adalah pematang
pembagi antara petakan kolam, sedangkan pematang tersier adalah pematang pembagi
berikutnya. Besar kecilnya pematang juga pada luas kolam dan jenis tanah.

Ukuran profil pematang meliputi:

 Lebar atas bervariasi dengan kisaran 1-3 m. Lebar 1 m biasanya untuk pematang
sekunder dan 2-3 m untuk pematang primer atau untuk jalan.

 Tinggi pematang, dihitung dari hasil penambahan kedalaman air, kedalaman untuk
menahan aksi gelombang, kedalaman untuk bagian pematang yang tidak terkena air, dan
kedalaman air yang diperlukan karena penumnan pematang akibat pengeringan tanah.
Pematang yang tidak kena air (freeboard) ditambahkan sebagai faktor keselamatan untuk
mencegah meluapnya air dan agar ikan tidak meloncat. Tinggi pematang untuk freeboard
adalah 0,3 - 0,5 m. Penurunan pematang akibat penyusutan tanah (settlement allowance)
terjadi karena pada waktu pembuatan pematang, tanah harus basah atau mengandung
kadar air optimum yang tergantung pada tekstur tanah. Penurunan pematang akibat
pengeringan tanah dinyatakan dalam persen tinggi pematang, yaitu berkisar 10 - 15%.

 Kemiringan

Kemiringan sisi pematang (slope), menunjukkan rasio lebar dasar terhadap tinggi
pematang. Apabila lebar dasar sama dengan tinggi pematang, berarti kemiringannya 1:1.
Sedangkan apabila lebar dasar dua kali tingginya maka kemiringannya 2:1. Dengan kata
lain apabila kemiringan pematang 2:1, maka setiap kenaikan tinggi 1 m terjadi
penambahan lebar dasar 2 m. Kemiringan sisi pematang tergantung pada jenis tanah.
Pada jenis tanah liat dapat digunakan kemiringan antara 1:1 sampai 2:1. Kemiringan sisi
pematang bisa dibuat berbeda untuk efisiensi lahan tanpa mengurangi kekuatannya. Sisi
miring yang menghadap air (basah) biasanya lebih landai daripada di luar yaitu yang
menghadap saluran pembuangan atau kolam lain. Volume tanah untuk pematang adalah
Volume (m3) = Luas trapesftm (m2) x panjang total pematang (m).

4) Dasar Kolam

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -10


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Secara keseluruhan dasar kolam dibuat miring dari sisi air masuk ke arah sisi air keluar,
dengan kemiringan 0,2 - 0,3%. Di tengah-tengah petakan kolam, dari pintu air masuk
menuju pintu air keluar, dibuat kemalir dengan lebar 50 cm dan dalam 10 - 20 cm.
Pembuatan kemahir ini bertujuan untuk memudahkan pemanenan dan pengeringan
kolam. Di muka pintu air keluar, kemahir ini diperlebar sampai 2-3 m, lebih diperdalam
dan dasarnya permanen, yang berguna untuk mengumpulkan dan menangkap ikan pada
waktu panen.

5) Saluran air

Ada dua macam saluran, yaitu saluran untuk air masuk dan air buangan. Sistem saluran
harus dirancang agar setiap kolam tidak tergantung pada kolam lain dalam hal
pemasukan dan pembuangan air. Sistem pengairan ini disebut sistem pararel yang Iebih
menguntungkan daripada sistem seri. Penampang saluran air bisa berbentuk trapesium
atau persegi.

6) Pintu air

Pintu air terdiri atas pintu air masuk dan keluar. Pintu air masuk dapat dibuat dari bambu,
plempem tanah hat, pipa paralon atau semen yang dipasang pada atang. Pintu air keluar
ada dua macam yaitu untuk pengeringan total dan untuk buangan air luapan. Pintu air
keluar dapat pula berupa pipa, bangunan beton uka dan monik. Pintu air sistem monik
paling direkomendasikan untuk digunakan karena paling sesuai atas pertimbangan
teknis, biologis, kuantitas dan kualitas air. Pintu air harus dilengkapi dengan saringan.
Pintu air masuk dan keluar bisa ditempatkan pada salah satu pematang atau terpisah
pada dua pematang pendek yang berseberangan.

2. Prosedur Pembangunan Kolam

Pembuatan kolam harus berdasarkan pada desain gambar yang telah dibuat dari hasil
pengamatan dan pengukuran lapangan. Dalam desain gambar tersebut tercantum luas
dan topografi lokasi, rencana perkolaman, saluran dan fasilitas-fasilitas lain. Adapun
prosedur pembangunan kolam adalah sebagal berikut:

a. Pembersihan lahan

Pohon yang ada pada lahan harus ditebang, tonggak, akar pohon, semak belukar dan
rumput juga harus dibersihkan. b. Penandaan profil pematang

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -11


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Penandaan profil pematang dan saluran dibuat dengan menggunakan alat Dantu berupa
patok-patok bambu atau kayu dan tali yang dipasang sesuai dengan uuran yang sudah
ditentukan.

c. Pembuatan pematang

Sebelum penggalian dan penimbunan tanah untuk pematang, lapisan tanah bagian atas
(top soil) di lahan harus dikumpulkan terlebih dahulu. Penimbunan tanah setiap petakan
dilakukan selebar penuh ke arah horisontal, lapis demi lapis. Setiap lapisan tebalnya tidak
lebih dari 30-40 cm dan tanah yang digunakan harus cukup basah dan dimampatkan
sampai 90%. Apabila perlu untuk mencegah besan air ke samping melalui pematang
(seepage), bagian tengah pematang bagian tengah pematang digali lebih dalam (di
bawah top soil), kemudian ditimbun dengan tanah kedap air. Bagian ini disebut core dari
pematang.

d. Dasar kolam

Dasar kolam dibentuk miring dan dibuat kemalir. Kemiringan dibuat dari sisi air ke arah
sisi air keluar, juga dari sisi-sisi lainnya kearah kemalir. Apabila pembentukan dasar
kolam sudah selesai, tanah top soil disebarkan ke permukaan Kolam, termasuk
permukaan pematang, agar tanah dasar tetap subur.

e. Penutupan pematang

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -12


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Untuk mengurangi erosi tanah pematang, permukaan pematang ditutup dengan tanaman
rumput. Dalam jumlah kecil, pematang dapat ditutup dengan gebalan tanaman rumput,
tetapi bila jumlah luas gebalan rumput dapat dibagi-bagi kemudian ditanam atau dengan
menebar biji rumput ke seluruh permukaan pematang. Lahan usaha budidaya kolam
terdiri atas: perkolaman (petak kolam, saluran air, pintu air) dan sarana pendukung jaian,
gudang, rumah jaga dan sebaginya). Ada dua tipe konstruksi kolam, yaitu kolam
pernbendungan aliran air dan konstruksi galian yang tanahnya seianjutnya digunakan
utuk pembuatan pematang Ukuran dan bentuk kolam ditentukan oleh
topografi/kemiringan, fungsi dan sistem pengelolaannya. Kedalaman air kolam tergantung
pada jenis, fungsi dan ukuran ikan serta metode pengelolaannya. Satu unit kolam
memiliki pematang yang berbeda-beda ukurannya, yakni pematang primer, sekunder dan
tersier. Profil pematang meliputi: lebar atas (crown), tinggi, kemiringan dan lebar dasar.
Tinggi pematang dirancang dengan mempertirnbangkan kedalaman air, tinggi pematang
tidak terkena air, tinggi gelombang air dan penyusutan tanah. Pengairan kolam bias
system paralel ataupun seri, yang masing-masing memiiiki kelebihan dan kelemahannya
dari setiap petak dilengkapi pintu air masuk dan keluar. Prosedur pembangunan kolam
meliputi: pembersihan lahan, menandai profil pematang, penggalian dan pemindahan
tanah, pembentukan dasar kolam, pembuatan pintu air, penutupan pematang.

Komoditas air tawar secara umum

No Parameter Kisaran Nilai

1 Suhu Air 24° - 28°C

2 Kecerahan >25 cm

3 Salinitas 0 – 4 ppt

4 Oksigen Terlarut >4 mg /liter

5 pH 6,5 - 8

6 Ammonia <0,1 mg/liter

7 Ketinggian

Gurami

Karper, Tawes

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -13


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Nila

Udang galah

50 – 400 m dpl

800 m dpl

0 – 1000

0 – 400 m dpl

5.3 BUDIDAYA PERIKANAN

5.3.1 PEMILIHAN SPESIES BUDIDAYA

2. Pemilihan Spesies Budidaya

a. Adaptasi terhadap lingkungan

Kemampuan hidup beradaptasi pada lingkungan merupakan variabel pertama dalam


memilih spesies ikan untuk dibudidaya. Spesies yang mampu beradaptasi pada kisaran
lingkungan yang luas memiliki nilai tertinggi, sebaliknya yang hidup pada lingkungan
sempit terpilih pada lokal spesifik. Lingkungan yang dimaksud adalah keadaan musim:
daerah tropik (daerah panas), sub-trofis dan dingin.

b. Kemampuan berkembangbiak

Pengembangan budidaya biota air tergantung pada ketersediaan benihnya yang


dihasilkan dari hasil pembenihan terkontrol, bukan benih dari hasil penangkapan. Suatu
spesies yang secara ekonomi mahal dan disukai konsumen, namun bila benihnya dari
hasil penangkapan maka sustainabilitasnya kurang dapat terjamin kecuali benihnya dapat
dihasilkan secara buatan. Sebagai contoh adalah ketika usaha budidaya lele dan udang
galah dimulai benihnya berasal dari hasil penangkapan di perairan umum, kemudian
usaha pembenihannya diteliti dan oernasii sehingga benihnya dapat diproduksi secara
terkontrol.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -14


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

c. Kecepatan tumbuh dan ukuran tubuh

Kecepatan tumbuh adalah perubahan ukuran individu yang dicapai dengan makanan
yang tersedia dalam waktu tertentu. Dengan pertumbuhan yang cepat dapat dihasilkan
ikan ukuran tertentu dengan waktu pendek. Ukuran ikan merupakan salah satu daya tarik
konsumen. Oleh karena itu, spesies yang dipilih adalah yang mempunyai kecepatan
tumbuh cepat dan ukuran bervariasi tergantung pada permintaan konsumen.

d. Kebiasaan makanan (Feeding habit)

Kebiasan makanan alami ikan dapat digolongkan menjadi 3, yakni: herbivora, karnivora
dan omnivora. Ikan herbivora adalah paling rendah pada rantai maKanannya, sehingga
paling efisien pendek) dan segi energinya. Gizinya rendah dan harganya rendah.
Sebaliknya untuk ikan karnivora adalah paling panjang rantai makanannya, sehingga
paling tidak efisien. Gizi makanannya tinggi dan harganya mahal. Oleh karena itu, untuk
memproduksi ikan dibutuhkan biaya rendah dan dihasilkan dengan harga yang murah
dan tepat untuk usaha subsisten, sedangkan ikan karnivora untuk produk yang mahal dan
lux karena biayanya tinggi. Diantara kedua jenis ikan tersebut, jenis ikan omnivora
menjadi pilihan sebagai ikan budidaya karena dapat memanfaatkan berbagai jenis
makanan, termasuk sisa dan limbah dari pertanian dan peternakan.

5.3.2 TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA IKAN NILA

( Oreochromis niloticus )

1. SEJARAH SINGKAT

Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan
pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-
danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang
beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak
dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal
seperti daging ikan

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -15


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

kakap merah. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan

adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah
nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal
Perikanan.

2. SENTRA PERIKANAN

Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan di seluruh propinsi.

3. JENIS

Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:

Kelas : Osteichthyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii

Crdo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus.

Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino.

4. MANFAAT

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -16


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI

Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar

dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).

Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang
disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila
kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna
hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae.
Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan
air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring
secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-
35 cm.

Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih,
karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air

arus deras.

Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.

Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat C.

Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -17


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Penyiapan Sarana dan Peralatan

Kolam

Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila
tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).

Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:

Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan Kolam ini berfungsi sebagai kolam


pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan
kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m 2 . Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu
air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya
berpasir.

Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan

Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-
50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

Kolam pembesaran

Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan


membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:

Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari
kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara

2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran


tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab

benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi
gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -18


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

atau langsung dijual kepada pera petani.

Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan


besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah.

Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah
penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.

Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam


tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.

Kolam/tempat pemberokan

Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa
berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat
disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat
dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum
digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60
cm, dibuat parit selebar 1 - 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.

Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala
kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk
mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan
ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat),
kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote
(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib
(untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap

ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk
menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser

(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat


(untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -19


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk


pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam
selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk

memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi
pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-
700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP
masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

Pembibitan

Pemilihan Bibit dan Induk

Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:

Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang
tinggi.

Pertumbuhannya sangat cepat.

Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.

Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.

Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.

Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan
berumur sekitar 4-5 bulan.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai
berikut:

Betina

Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran


telur dan lubang urine.

Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.

Warna perut lebih putih.


PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -20
LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Warna dagu putih.

Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

Jantan

Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma
merangkap lubang urine.

Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.

Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.

Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.

Jika perut distriping mengeluarkan cairan.

Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya,
kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat
pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk
dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka
dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan
saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina.
Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:

Secara manual (dipilih)

Sistem hibridisasi antarjenis tertentu

Merangsang perubahan seks dengan hormon

Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.

Perendaman

Perlakuan hormon melalui pakan

Pembenihan dan Pemeliharaan Benih

Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :

Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -21


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini
berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan
mulut induknya disebut "benih kebul". Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas
disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm.
Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama
3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini
disebut gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm.
Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini
panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut
gelondongan besar.

Pemeliharaan Pembesaran

Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam
dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil
diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air
diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun
pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas
hamanya. Untuk mi dipergunakan kapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai
kapur panas, Ca 0). Kalau dipakai kapur pertanian dosisnya 500-1.000 kg/ha. Pupuk
kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang
dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis
pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10
cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air
lagi sampai kedalaman 80-100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan.

Pemupukan

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -22


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur.
Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah.
Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu.
Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan.
Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi
untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan
penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk organik sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea
dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur
terlebih dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi
sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk
dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm.
Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu fitoplankton
mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning
kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu
air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan
ikan, air kolam diatur sedalam 75- 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2
minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan ini
menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kglha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan
masing-masing dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Kemudian keranjang diletakkan
di dasar kolam, dua bush di kin dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan
yang dua keranjang lagi diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing
sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil
agar pupuk sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu
yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi ng terendam tetapi tidak sampai ke dasar
kolam. Selain pukan ulang. ikan nila juga harus tetap diberi dedak dan katul. pemupukan
di atas dapat dilakukan untuk kolam air tawar, payau atau sawah yang diberakan.

Pemberian Pakan

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -23


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton,


maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan
chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila
juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40%
dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan
bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C
yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi
makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk
kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil
sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang
diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan
220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum
per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan
pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak
baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan
bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk
menambah kesuburan kolam.

Pemeliharaan Kolam/Tambak

Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat


pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan
permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang
berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu

Sistem ekstenslf (teknologi sederhana)

Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum


berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air
tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam
yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk
konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah
dipopulerkan di wilayah desa miskin.

Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan
makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah

pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -24


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat
dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan,
karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih
ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor,
dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat
mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur.
Penggantian dilakukan seminggu sekali.

Sistem semi-Intensif (teknologi madya)

Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah,


dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam
sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.

Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat


berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat

dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan


waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang.
OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih
yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.

Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara
monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal
kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.

Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated),


artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri
rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas
kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam.

Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara
bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan.
Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.

Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak


dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di

dekat penggilingan tersebut.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -25


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat


menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.

Sistem intensif (teknologi maju)

Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling


modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengankebutuhan pasar.

Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan


pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan
tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan
lebih.

Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain
jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.

Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan


sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan
sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu.
Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam
waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan. Gangguan itu berupa serangan penyakit,
perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.

7. HAMA DAN PENYAKIT

Hama

Bebeasan (Notonecta)

Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak


tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

Ucrit (Larva cybister)

Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas;
hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

Kodok

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -26


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung;
menagkap dan membuang hidup-hidup.

Ular

Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran


kolam.

Lingsang

Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

Burung

Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.

Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi

rumbai-rumbai atau tali penghalang.

Penyakit

Penyakit pada kulit

Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir.

Pengendalian:

direndam dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan


dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.

direndam dalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-


3,5 %.

Penyakit pada insang

Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan.

Pengendalian: sama dengan di atas.

Penyakit pada organ dalam

Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -27


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Pengendalian: sama dengan di atas.

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan
hama pada budidaya ikan nila:

Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.

Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.

Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu
pemasukan air.

Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati
dan benar.

Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai
pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.

Panen total

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -28


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal
10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu
pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan
dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau
scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari
lukanya ikan.

Panen sebagian atau panen selektif

Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih
dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di
atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat
jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan
larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.

9. PASCAPANEN

Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.

Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:

Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.

Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.

Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -29


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.

Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.

Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2
jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan

daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau
fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.

Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.

Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es


dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian

ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan
seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian

juga antara ikan dengan penutup kotak.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:

Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong

plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).

Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit
serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan

air sumur yang telah diaerasi semalam.

Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan
tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan

dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan

dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -30


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi


dua bagian, yaitu:

Sistem terbuka

Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan
waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih
15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

Sistem tertutup

Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih
dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media

pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O
sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:

masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;

hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;

alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);

kantong plastik lalu diikat.

kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau


ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat
diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai
di tempat tujuan

adalah sebagai berikut:

Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam


10 liter air bersih).

Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam
setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi
perlahan-lahan.

Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2


menit.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -31


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan


benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin
25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti
KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.

Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

Usaha pembesaran Nila dapat dilakukan pada dataran rendah sampai agak tinggi sampai
dengan 500 m dari permukaan laut (dpl). Sumber air tersedia sepanjang tahun dengan
kualitas air tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jaring pada saat surut
terendah, kekuatan arus 20 – 40 cm/detik. Persyaratan kualitas air untuk pembesaran
ikan nila adalah pH air antara 6,5 – 8,6, suhu air berkisar antara 25 – 30 derajat celciu.
Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/l,kadar garam air 0 – 28 ppt, dan Ammoniak (NH3)
kurang dari 0,02 ppm.

Persyaratan lokasi pemeliharaan pada kolam atau tambak sebagai berikut :

Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lembung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam;

Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 – 5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi;

Kualitas air untuk pemeliharaan Ikan Nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Air yang kaya plankton
dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Tingkat kecerahan air dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi
(secchi disc). Pada kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20 – 30 cm;

Debit air untuk kolam air tenang 8 – 15 liter/detik;

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -32


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Setidaknya, dua minggu sebelum dipergunakan kolam harus dipersiapkan dengan baik.
Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan, dicangkul
dan diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran, saluran
air diperbaiki agar pasokan air menjadi lancar. Saringan dipasang pada pintu pemasukan
maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan
memberantas hama. Untuk itu, dapat digunakan kapur tohor sebanyak 100 – 300 kg/ha
atau kapur pertanian dengan dosis 500 – 1.000 kg/ha. Setelah itu, pupuk kandang ditabur
dan diaduk dengan tanah dasar kolam, dengan dosis 1 – 2 ton/ha. Dapat juga pupuk
kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan, agar bila air dimasukkan, maka
dapat tersebar secara merata.

Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5 – 10 cm dan dibiarkan 2 – 3


hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambahkan air lagi sampai
kedalaman 75 – 100 cm. Kolam siap untuk ditebari bibit ikan hasil pendederan jika
fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik.

Fitoplankton yang tumbuh dengan baik ditandai dengan perubahan warna air kolam
menjadi kuning kehijauan. Jika diperhatikan, pada dasar kolam juga mulai banyak
terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anakanak
siput dan sebagainya. Selamapemeliharaan ikan, ketinggian air kolam diatur sedalam 75
– 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat
makanan alami sudah mulai habis.

Pupuk susulan menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kg/ha. Pupuk itu dibagi
menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam karung, dua buah di kiri dan
dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Dapat pula ditambahkan bebrapa karung kecil
yang diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha
diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk dapat
larut sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang
dipancangkan di dasar kolam, posisi terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -33


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Pada sistem pemeliharaan intensif atau teknologi maju, pemeliharaan dapat dilakukan di
kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan
sesring mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap
hari sebanyak 20% atau bahkan lebih. Pada usaha intensif, benih Nila yang dipelihara
harus tunggal kelamin, dan jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu,
dengan ransum hariannya 30% dan berat biomassa ikan per hari. Makanan sebaiknya
berrupa pelet yang berkadar protein berkisar 30%, dengan kadar lemak 6 – 8%.
Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisnya sendiri dapat diamati nafsu makan
ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan kiranya dapat habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan
tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan, seperti serangan
penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberikan pakan.

------

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas perairan hampir dua pertiga dari
luas wilayahnya yaitu sekitar 70%. Wilayah perairan di Indonesia berdasarkan kandungan
kadar garamnya atau salinitas dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis perairan yaitu
perairan tawar, perairan payau dan perairan laut.

Dari ketiga jenis perairan tersebut dapat dihasilkan suatu produksi perikanan yang
memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Potensi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 15,59 juta hektar (Ha)
yang terdiri dari potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau 1,22 juta ha dan budidaya laut
12,14 juta ha. Pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru 10,1 persen untuk
budidaya ikan air tawar, 40 persen pada budidaya air payau dan 0,01 persen untuk
budidaya laut, sehingga secara nasional produksi perikanan budidaya baru mencapai
1,48 juta ton.

Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (Freddy Numberi, 2006), akan
menargetkan produksi perikanan pada tahun 2006 mencapai 7,7 juta ton atau meningkat
sebesar 13%, yang terdiri dari produksi perikanan tangkap sebesar 5,1 juta ton dan
produksi perikanan budidaya sebesar 2,6 juta ton, serta konsumsi ikan menjadi
28kg/kapita/tahun.

PEMBESARAN IKAN NILA

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -34


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Lama pemeliharaan ikan nila sangat bergantung kepada ukuran ikan yang akan dipanen.
Sebagai bahan pertimbangan ada 4 ukuran ikan nila yang diproduksi dipasaran yaitu :

1. Ukuran 100 gram, umurnya kurang lebih 3 – 4 bulan

2. Ukuran 250 gram, umurnya kurang lebih 4 – 6 bulan.

3. Ukuran 500 gram, umurnya kurang lebih 6 – 8 bulan.

4. Ukuran diatas 800 gram umurnya kurang lebih 9 – 12 bulan.

Proses pembesaran

Ada berbagai macam cara / proses yang dilakukan untuk membesarkan ikan nila hingga
mencapai ukuran konsumsi. Proses pembesaran ikan nila dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pembesaran tradisional

Pembesaran ikan secara tradisional yaitu pembesaran ikan yang hanya mengandalkan
pakan alami yang terdapat dalam kolam budidaya. Padat penebaran disesuaikan dengan
daya dukung kolam dan pakan yang tersedia di kolam pembesaran.

Dalam pembesaran tradisional ini kesuburan perairan akan sangat menentukan


tumbuhnya pakan alami. Misalnya pembesaran ikan pada kolam tergenang, pembesaran
ikan disawah.

2. Pemeliharaan secara ekstensif

Pada pemeliharaan ini kolam yang digunakan relatif cukup besar dari 200 m2, kepadatan
ikan relatif rendah (1 ekor per m2) dan pakan yang diberikan hanya mengandalkan pakan
yang tumbuh dari kolam. Benih yang ditebarkan biasanya campur kelamin dan berukuran
10 gram per ekor.

3. Pembesaran semi intensif

Pembesaran ikan semi intensif yaitu pembesaran ikan yang lebih mengutamakan pakan
alami yang terdapat pada kolam dan diberi pakan tambahan yang tidak lengkap
kandungan gizi dari pakan tersebut.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -35


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Pada pembesaran semi intensif ini padat penebaran lebih tinggi dibandingkan dengan
tradisional. Misalnya melakukan pembesaran ikan pada kolam air tenang dengan
memberikan pakan tambahan berupa dedak selain pakan alami yang terdapat pada
kolam pembesaran.

Perbedaan utama dalam pemeliharaan ekstensif adalah kepadatan benih yang ditebar,
dimana untuk semi intensif padat penebarannya 5 – 10 ekor per m2 dan kolam diberi
pupuk dan pakan tambahan kepada ikan nila berupa dedak atau ampas tahu, daun sente
sebanyak 5 – 10% dari bobot ikan setiap hari

4. Pembesaran intensif

Pembesaran ikan intensif yaitu pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaannya
mengandalkan pakan buatan dalam pemberian pakannya serta dilakukan pada wadah
yang terbatas dengan kepadatan maksimal. Dalam pembesaran secara intensif ini harus
diperhitungkan kualitas dan kuantitas air yang masuk kedalam kolam pembesaran.

Pada pemeliharaan ikan nila secara intensif, biasanya dilakukan di jaring terapung atau
kolam air deras. Padat penebaran ikan nila di jarring terapung adalah 400 – 500 ekor per
m3 dengan bobot awal benih 15 – 25 gram per ekor, sedangkan di kolam air deras
kepadatan tebarnya 10-20 ekor per m2.

Pada pemeliharaan ini sumber energi bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang adalah
pakan buatan dalam bentuk pellet yang diberikan sebanyak 3 – 5% sehari dan frekuensi
pemberian pakan 3 – 5 kali sehari. Pakan buatan tersebut harus mengandung protein 20
– 30%.

SISTIM PEMELIHARAAN IKAN NILA

Ikan nila mempunyai ciri khas tersendiri dimana pertumbuhan ikan nila yang dipelihara
secara tunggal kelamin yaitu ikan jantan lebih cepat tumbuh dibandingkan ikan nila yang
dipelihara secara campuran (jantan dan betina). Oleh karena itu banyak petani ikan yang
lebih suka memelihara ikan nila jantan. Sistem pemeliharaan ikan nila berdasarkan jenis
kelamin ini disebut monokultur sedangkan untuk pemeliharaan ikan nila dengan jenis ikan
lainnya disebut dengan polikultur. Pada pemeliharaan ikan untuk mencapai ukuran
konsumsi dapat digunakan beberapa macam kolam pemeliharaan :

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -36


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

1. Kolam empat persegi panjang dengan luas 200m2 -500m2, kedalaman air 1m – 1,25m,
dasar kolam dapat tanah atau beton. Penebaran benih pada pemeliharaan ikan nila di
kolam berukuran 10 gram per ekor

2. Kolam jaring terapung yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran minimal 1m2 –
4m2 dan maksimal 9m2 – 49m2 , yang terbuat dari bahan jaring dengan kedalaman air
1,5m – 2m. Penebaran benih pada pemeliharaan ikan nila di kolam terapung biasanya 25
gram per ekor.

3. Hampang atau keramba yang dapat dilakukan diperairan dasar yang dangkal dengan
kedalaman air 1m – 2m.

4. Mina padi yaitu pemeliharaan ikan nila disawah.

PEMBERIAN PAKAN

Pakan merupakan sumber energi bagi ikan. Tanpa makanan ikan tidak akan tumbuh dan
berkembang biak. Pakan yang dapat diberikan untuk ikan nila adalah:

1. Pakan alami adalah makanan hidup bagi larva dan benih ikan yang diperoleh dari
perairan / kolam atau membudidayakannya secara terpisah. Ikan nila merupakan ikan
pemakan plankton yang tumbuh disekitarnya. Persiapan pakan alami di kolam
pemeliharaan dilakukan dengan pemupukan awal 3-5 hari sebelum penebaran benih dan
pemupukan susulan setelah pemeliharaan berjalan agar ketersediaan pakan alami di
kolam tersebut tetap ada.

2. Pakan tambahan adalah pakan yang diberikan dalam bentuk apa adanya kepada ikan
seperti daundaunan, limbah rumah tangga, keong dan lain-lain. Sedangkan pakan buatan
adalah pakan yang dibuat dengan susunan bahan tertentu dengan gizi sesuai keperluan.

3. Pakan buatan dapat berbentuk pellet, larutan (emulsi dan suspensi), lembaran (flake
atau waver) dan remahan. Ikan nila yang dipelihara secara intensif dan semi intensif
memerlukan pakan buatan. Bentuk pakan buatan yang biasa diberikan adalah pellet.
Garis tengah pellet berkisar antara 2-4mm.

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -37


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Pengelolaan kualitas adalah cara pengendalian kondisi air di dalam kolam budidaya
sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan hidup bagi ikan yang akan dipelihara.
Dalam budidaya ikan nila di kolam agar ikan dapat tumbuh dan berkembang maka
kondisi air kolam budidaya harus sesuai dengan kebutuhan ikan nila. Variabel kualitas air
yang sangat berpengaruh terhadap ikan nila antara lain adalah:

1. Suhu air.

Suhu air merupakan factor penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi
laju metabolisme dalam tubuh ikan. Pada suhu air yang tinggi maka laju metabolisme
akan meningkat, sedangkan pada suhu yang rendah maka laju metabolisme akan
menurun.

Dengan suhu yang optimal maka laju metabolisme akan optimal. Pertumbuhan ikan nila
sangat dipengaruhi oleh suhu air dalam usaha pembesaran atau pembenihan. Suhu air
sangat berpengaruh terhadap aktifitas saluran pencernaan benih ikan nila.

Makanan alami yang berupa detritus dan fauna dasar selesai dicerna dalam waktu 1,68
jam pada suhu 27 – 28oC dan 1,31 jam pada suhu 32-33 oC. Pada suhu 27 – 28oC
pakan zooplankton dapat dicernakan dalam waktu 2,2 jam. Ikan dapat mencernakan
makanannya selama 2,5 – 3 jam pada suhu 30oC. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka suhu optimum untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25 – 30oC.

2. Volume air

Pertumbuhan ikan nila yang dipelihara dalam air mengalir lebih cepat daripada yang
dipelihara dalam air tergenang. Dalam kondisi air mengalir, ikan nila dengan bobot awal
9,1 gram diberi pakan pellet 25% protein dan feeding ratenya 3,5% dalam waktu
seminggu akan mencapai bobot 34,2 gram. Selain itu volume air sangat menentukan
padat penebaran ikan nila yang optimal. Padat penebaran ikan nila di kolam adalah 30
ekor/ m2.

3. Kadar oksigen terlarut

Untuk dapat hidup manusia membutuhkan oksigen begitu juga dengan ikan. Oksigen
yang dibutuhkan ikan yang hidup didalam air disebut dengan oksigen terlarut.

Ikan nila merupakan ikan yang tahan terhadap kekurangan oksigen terlarut dalam air,
namun pertumbuhan ikan ini akan optimal jika kandungan oksigen terlarut lebih dari 3
ppm. Kandungan oksigen terlarut kurang dari 3 ppm dapat menyebabkan ikan tidak dapat
tumbuh dan akhirnya mati.
PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -38
LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

4. Kadar garam (salinitas)

Ikan nila mempunyai toleransi salinitas yang cukup luas, tetapi pertumbuhan ikan nila
pada kadar garam lebih dari 30% akan terhambat. Pada kadar garam yang tinggi ikan
membutuhkan energi yang minim untuk osmoregulasi sehingga energi yang digunakan
untuk pertumbuhan berkurang.

5. Cemaran lingkungan

Ikan nila yang dipelihara pada musim kemarau banyak yang mati. Hal ini diakibatkan oleh
pengaruh secara tidak langsung dari sinar matahari yang dapat meningkatkan keasaman
(pH) perairan. Gejala mabuk pada ikan nila dapat diakibatkan dari akitifitas berenang ikan
yang cepat dipermukaan dengan gerakan tidak beraturan dan tutup insang

bergerak aktif. Selain itu air budidaya yang tercemar minyak akan menyebabkan
kerusakan sel-sel saluran pencernaan. Oleh karena itu agar ikan nila tunbuh dengan
cepat air budidayanya tidak boleh tercemar baik oleh limbah industri maupun rumah
tangga.

Dalam air budidaya ikan yang baik sepintas dapat dilihat dari keruh atau tidaknya air
kolam. Untuk mengetahui tingkat kekeruhan air kolam dapat dilihat dari tingkat kecerahan
air kolam dengan menggunakan alat pengukur yang disebut secchi disk atau keeping
secchi.

Kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan nila di kolam berkisar antara 25-40 cm.
Artinya jarak batas pengelihatan terhadap keeping secchi adalah berkisar antara 25-40
cm dari atas permukaan perairan. Kecerahan kurang dari 25 cm tidak menguntungkan
karena mengakibatkan rendahnya kandungan oksigen terlarut di kolam. Pada kolam
budidaya yang keruh maka jarak batas penglihatan terhadap keeping secchi rendah yang
berarti kolam tercemar bahan organik atau Lumpur.

PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN

Dalam memelihara ikan nila di kolam selalu ada saja kendalanya diantaranya adalah
terhadap hama dan penyakit dalam kolam pemeliharaan. Hama yang biasa terdapat
dikolam pemeliharaan adalah cladocera sebagai pesaing/kompetitor, copepoda sebagai
predator benih, larva,kumbang air, serangga air dan lain-lain.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -39


LAPORAN PENUNJANG SID PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DANAU AYAMARU
Sosial Ekonomi dan Budidaya Tambak KABUPATEN MAYBRAT

Hama tersebut kadang-kadang sulit untuk dihilangkan. Pengendalian hama yang paling
mudah melakukan penyaringan terhadap air yang masuk kedalam kolam pemeliharaan.
Penyakit ikan dikolam pemeliharaan akan muncul jika kondisi perairan kolam (kualitas air
kolam) rendah, hal ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh ikan menurun. Penyakit ikan
ini dapat terjadi akibat interaksi antar ikan itu sendiri, penyakit dan lingkungan yang buruk.

Lingkungan yang buruk sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ikan. Dengan
lingkungan yang buruk maka daya tahan tubuh ikan menurun sehingga penyakit akan
mudah menyerang ikan.

Jenis-jenis penyakit ikan antara lain adalah penyakit pendarahan, penyakit jamur,
penyakit bakteri. Setelah ketiga hal utama yang telah di jelaskan diatas dilakukan dengan
baik maka dalam memelihara ikan nila akan diperoleh produksi ikan nila yang cukup
tinggi dan efisien.

KESIMPULAN

Budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting saat ini dan masa yang
akan datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis pangan yang sangat
dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif murah dan mempunyai
kandungan gizi yang lengkap.

Dengan mengkonsumsi ikan maka kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh karena
itu kemampuan sumberdaya manusia untuk memproduksi ikan budidaya sangat
dibutuhkan. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan keterbatasan lahan
budidaya selanjutnya, maka dibutuhkan suatu teknologi budidaya ikan pada lahan yang
terbatas dan produktivitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Pembesaran ikan merupakan salah satu proses dalam budidaya ikan yang bertujuan
untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi. Pada usaha budidaya ikan pembesaran
merupakan segmen usaha yang banyak dilakukan oleh para pembudidaya ikan. Dalam
melakukan pembesaran ikan ini relatif tidak terlalu sulit karena ketrampilan yang
dibutuhkan tidak sesulit dalam melakukan pembenihan ikan.

Pada kegiatan pembesaran ikan yang perlu diperhatikan antara lain adalah wadah yang
akan digunakan dalam proses pembesaran, padat penebaran, pola pemberian pakan,
pencegahan terhadap hama dan penyakit ikan, pengontrolan pertumbuhan (sampling,
grading dan sortasi) serta pengelolaan kualitas air.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTAN V -40

Anda mungkin juga menyukai