Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN TATA LINGKUNGAN AKUAKULTUR

KRITERIA MEMILIH LINGKUNGAN AKUAKULTUR

DISUSUN OLEH:

NAMA : WAHYU JANUAR LIDIANTORO


NIM : 181110015

DOSEN PENGAMPU
Bapak Dr. Ir Eko Dewantoro ,M.Si.
Ibu Farida S.P.,M.Si.

KELOMPOK

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang.

Biota air membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat dan tumbuh
optimal. Bila lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat, biota air dapat mengalami stres,
mudah terserang penyakit yang akhirnya akan menyebabkan kematian. Untuk itu
pertimbangan atau faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan perairan adalah penting
untuk diperhatikan karena kualitas tanah dan air sangat mempengaruhi semua jenis
organisme yang hidup di air.

Keramba adalah keranjang atau kotak dari bilah bambu untuk membudidayakan ikan.
Definisi lain dari keramba adalah wadah budi daya ikan berupa kandang yang terbuat dari
bambu atau papan kayu yang ditempatkan di badan sungai.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian kriteria memilih lingkungan akuakultur
Secara teknis lokasi tambak yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap
konstruksi tambak yang akan dibangun serta biaya operasional pemeliharaan
tambak. Faktor teknis yang arus diperhatikan antara lain adalah :
1. Elevasi
Elevasi merupakan ketinggian tempat/lokasi kolam terhadap permukaan laut. Untuk
kolam budidaya air tawar, elevasi dibutuhkan untuk mengetahui tingkat aliran air
serta konstruksi kolam yang akan dibangun. Kemiringan lahan yang paling baik
untuk lokasi perkolaman adalah berkisar antara 3 – 5%, artinya setiap 100 meter
panjang perbedaan tingginya sekitar 3 – 5 meter.

2. Jenis Tanah
Tambak pada umumnya dibuat secara alami artinya tidak dilapisi dengan tembok,
sehingga jenis tanah sangat menentukan dalam memilih lokasi tambak yang baik.
Jenis tanah yang dipilih harus dapat menyimpan air atau kedap air sehingga tambak
yang akan dibuat tidak bocor. Tanah dasar dan pematang harus dapat menahan air
atau tidak porous, untuk itu tekstur tanahnya harus lempung berpasir (sandy loam),
liat (clay), lempung berliat (clay loam), atau lempung berdebu (silty loam) dan
plastisitasnya cukup tinggi.
Jenis tanah yang baik untuk tambak adalah campuran tanah liat dan endapan
lempung yang mengandung bahan organik. Tanah liat berlempung tersebut dikenal
dengan silty loam. Untuk mengetahui jenis tanah ini dapat diketahui dengan
menggunakan alat ukur atau secara manual. Tanah yang mengandung liat tinggi
akan dapat dipilin mamanjang. Namun, tanah yang mengandung debu atau pasir
tinggi hanya akan mengahasilkan pilinan tanah yang pendek saja.
Jenis tanah liat saja kurang baik untuk dijadikan lokasi tambak, karena jenis tanah
ini bersifat kaku kalau kering dan lekat/lengket kalau becek dan menjadi lembek
kalau diairi. Oleh karena itu jika tanah liat ini bercampur dengan tanah dan endapan
maka kekakuannya akan berkurang dan kemampuan memegang airnya lebih besar.

3. Kesuburan Tanah
Tanah yang dipilih untuk lokasi budidaya ikan sebaiknya tanah yang subur, yaitu
tanah yang lapisan atasnya cukup tebal, karena tanah lapisan atas merupakan bagian
tanah yang paling subur. Kesuburan tanah mempengaruhi produksi pakan alami
pada budidaya ikan.

4. Kualitas Air
Kualitas air atau mutu air yang akan digunakan untuk memelihara ikan di tambak
atau kolam harus diperhatikan. Dengan kualitas air yang baik, maka ikan akan
tumbuh dan berkembang dengan baik. Parameter kualitas air yang baik untuk
membudidayakan ikan seperti tertera pada tabel berikut.
Penempatan Lokasi Media Budidaya
a.  Lokasi Penempatan KJA
Penempatan Keramba jaring apung harus disesuaikan dengan lingkungan sebagai
kebiasaan hidup organisme budidaya dalam hal ini ikan kerapu macan serta daerah yang
terlindung dari gelombang besar. Seperti  halnya habitat ikan kerapu macan yaitu jenis dasar
perairan terumbu karang, pasir dan lumpur terutama bagian dalam. Kalau penempatan KJA
yaitu pada daerah sand dune (bukit pasir) yang terdapat di bagian luar teluk dan sebagian
dalam teluk yang merupakan pelindung sebagian areal teluk dari gelombang besar. Dengan
adanya sand dune ini yang telah ditumbuhi beberapa pohon bakau menyebabkan terdapatnya
areal teluk yang relative terlindung dari ombak. Pelebaran sand dune terdapat areal-areal
yang sangat dangkal pada saat surut terendah tetapi masih tergenang. Pada umumnya dasar
perairan memiliki substrat pasir atau berpasir.
Dalam mengembangkan budidaya di keramba jaring apung, melakukan pemilihan
lokasi yang bebas dari bahan-bahan pencemar, terlindung dari pengaruh angin, arus,
gelombang besar dan sirkulasi air akibat pasang surut tidak begitu kuat, kedalaman perairan
berkisar antara 5-15 m, terhindar dari penempelan organisme air, fluktuasi salinitas tidak
terlalu besar, arus air yang optimum yaitu antara 20-50 cm/s dan penempatan jaring tegak
lurus dengan arah arus.
b. Pemilihan Lokasi
Tidak semua perairan pantai dapat dijadikan tempat usaha budidaya ikan kerapu. Hal ini
dikarenakan adanya faktor-faktor yang harus dipenuhi sebelum usaha budidaya ikan kerapu
tersebut dimulai.

·         Faktor Resiko
Faktor resiko sangat ditakuti oleh para pembudidaya ikan kerapu, karena faktor ini dapat
menjadi kegagalan total dalam usaha budidaya ikan kerapu. Namun demikian perhitungan
dan pertimbangan secara cermat atas faktor ini akan dapat membawa keberhasilan
operasional budidaya. Adapun yang termasuk ke dalam faktor resiko ini adalah :
1. Pencemaraan
Lokasi hendaknya terhindar atau jauh dari sumber pencemar, seperti limbah rumah tangga,
pertanian dan industri. Limbah rumah tangga dapat berupa buangan detergen, berbagai zat
racun (pesticida atau insektisida) dan bahan padat seperti kaleng, plastik dan lain-lain yang
dapat menyebabkan berbagai gangguan pada ikan kerapu yang kita pelihara. Kemudian
limbah dari pertanian misalnya herbisida, insektisida dan kotoran hewan. Sedangkan dari
limbah industri dapat berupa minyak, logam-logam berat dan limbah industri lainnya yang
bersipat racun.
2. Manusia
Faktor yang berhubungan dengan manusia ini adalah keamanan, yang mana kalau suatu
lokasi tempat usaha budidaya tidak aman, maka para investor akan lari atau tidak mau
menanamkan modalnya untuk usaha ini. Masalah yang sering terjadi dalam hal ini adalah
pencurian dan sabotase yang dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab.
Tetapi dengan pendekatan sosial-kultural yang baik biasanya masalah ini dapat diatasi atau
dihindari.
3. Konflik penggunaan lahan
Dalam menentukan lokasi tempat usaha budidaya ikan kerapu, lahan tempat usaha haruslah
berbas dari konflik atau masalah penggunaan lahan, dimana lokasi haruslah bebas dari jalur
lalu lintas kapal, dan juga haruslah memperhatikan perkembangan kota atau daerah (dalam
arti kata sesuai dengan pola tata ruang yang telah disusun oleh pem erintah).

4. Gangguan alam (badai dan gelombang besar)


Badai dan gelombang besar akan merusak kontruksi keramba. Disamping itu badai dan
gelombang yang terus menerus juga mengakibatkan akan terjadinya pengadukan dasar
perairan, sehingga menyebabkan zat-zat organic dan anorganik yang mengendap didasarkan
perairan akan naik keatas, dan ini tertentunya akan menimbulkan dampak buruk terhadap
perairan tersebut seperti menurunnya (buruknya) kualitas air. Semuanya ini tentunya akan
menyebabkan ikan menjadi stress dan selera makannya berkurang, sehingga dapat
menurunkan produksi yang dapat dipanen nantinya. Tinggi gelombang tidak lebih dari 0,5
meter.
5. Pasang surut
Kondisi pasang surut yang terlalu besar juga akan menyebabkan terjadinya gangguan
terhadap kehidupan ikan kerapu yang dibudidayakan. Hal ini terjadi terutama pada lokasi
perairan yang dekat dengan sumber air tawar (misalnya didepan muara sungai), yang mana
pada waktu surut, air tawar akan terbawa jauh ketengah laut, sehingga kondisi ini
menyebabkan turunnya kualitas air, terutama menurunnya salinitas dengan drastis dan pH
(derajat keasaman). Lokasi seperti itu kurang baik untuk dijadikan tempat usaha budidaya
ikan kerapu macan, karena fluktuasi salinitasnya sangat besar sekali, sehingga mempengaruhi
nafsu makan, ikan menjadi stress dan pertumbuhannya terganggu dan bahkan dapat
menyebabkan kematian pada ikan kerapu macan peliharaan.

Faktor Kemudahan
        

Disamping faktor di atas, kemudahan dalam penyediaan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk usaha budidaya ikan kerapu juga harus kita perhatikan, diantaranya :
1. Sarana dan prasarana transportasi
Lokasi untuk usaha budidaya ikan kerapu ini haruslah memiliki transportasi yang lancar,
sebab sarana dan prasarana transportasi yang minim akan mengakibatkan membesarnya biaya
produksi, sehingga akan mengakibatkan harga jual menjadi tinggi, dan akibatnya tidak
mampu bersaing di pasaran. Disamping itu dengan minimnya sarana dan prasarana
tranportasi juga akan mengakibatkan sulitnya dalam memasarkan hasil panen nantinya. Jadi
dengan terjamin sarana dan prasarana transportasi maka akan memudahkan dalam
mendapatkan saprodi (sarana produksi) seperti benih dan pakan.
2. Ketersediaan benih
Lokasi yang akan dijadikan tempat usaha budidaya ikan kerapu juga harus memperhatikan
mudah atau tidaknya mendapatkan benih, sebab ketersediaan benih yang berkualitas baik dan
kontinyu juga merupakan faktor mutlak dalam menentukan keberhasilan suatu usaha
budidaya ikan kerapu.

3. Ketersediaan pakan
Daerah yang dekat dengan sumber pakan merupakan lokasi yang diharapkan, karena pakan
merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya ikan kerapu. Apabila lokasi suatu usaha
budidaya ikan kerapu jauh dari sumber pakan, maka ketersediaan pakan yang berkualitas baik
dan kontinyu sukar didapatkan, sehingga hal ini mengakibatkan biaya produksi juga
meningkat, dan akhirnya keuntungan yang diperoleh akan lebih kecil atau rendah.
4. Pemasaran
Yang mana lokasi usaha haruslah daerah yang mudah untuk memasarkan hasil panen, dan ini
tentunya juga tidak lepas dari sarana dan prasarana transportasi ke lokasi usaha.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Kita dapat memilih lokasi tambak yang baik dan benar melalui empat faktor di
atas,empat faktor teknis tersebut jika terpenuhi kita akan dapat lokasi tambak yang
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai