Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah pengelola dapat menyelesaikan
Rencana Kegiatan Usaha ini dengan baik dan lancar.
Penyusunan Rencana Kegiatan Usaha ini merupakan kewajiban bagi
siswa-siswi kelas III Budi Daya Ikan SMK Negeri I Paloh. Kegiatan ini
direncanakan pada bulan Oktober 2006 hingga selesai
Kegiatan Swakarya dan Wiraswasta ini merupakan salah satu syarat
untuk mengajukan proposal khususnya Membuka Tambak di Desa Tanah Hitam.
Dengan tersusunnya Rencana Kegiatan Usaha (RKU) siswa-siswi
tidak lupa mengucapkan terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Mulyadi, S.Pd selaku Kepala SMK Negeri I Paloh
2. Bapak Tan Hero, S.Pi selaku Guru Pembimbing
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal
Rencana Kegiatan Usaha (RKU).

Pengelola juga menyadari bahwa dalam penyusunan kegiatan usaha


ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu pengelola mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna untuk melengkapi serta menyempurnakan
Rencana Kegiatan Usaha ini.

Tanah Hitam, 15 September 2006


Pengelola,

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Prospek Usaha

Kegiatan sektor perikanan di Indonesia di dukung oleh 2,5 juta kepala


keluarga nelayan laut dan 800 ribu kepla keluarga petani ikan. Sebagian besar
penangkapan ikan di laut masih berkisar diperairan pantai dan terpusat di daerah
pentai-pantai yang padat penduduknya, seperti pantai disekitar Utara Pulau Jawa,
Selat Bali dan Selat Malaka.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang pantai lebih dari
81 ribu km menunjukkan suatu potensi besar bagi sumber daya kelautan. Perairan
Indonesia juga memiliki karakteristik fauna tropis yang luar biasa.
Sampai sekarang 75% produksi ikan Indonesia berasal dari
penangkapan, sedangkan sisanya berasal dari kegiatan budi daya jenis ikan yang
utama. Lebih dari 90% penangkapan ikan diperairan darat, seperti sungai dan
danau berada di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Sedangkan jenis ikan yang
dibudidayakan di tambak air payau dan air tawar banyak dilakukan di Pulau Jawa.
Untuk pembudidayaan di tambak air payau digalakkan untuk
memelihara udang Windu (Penaeus Monodon) dan Ikan Bandeng (Chanos-
chanos). Udan Windu dan ikan Bandeng merupakan tingkat eksploitasi sumber
daya perikanan terbesar di seluruh dunia. Selain memiliki nilai jual yang tinggi,
udang Windu dan Ikan Bandeng juga memiliki masa pertumbuhan yang cepat.
Udang Windu dan Ikan Bandeng dapat dipanen setelah berumur 4 – 5 bulan
dengan berat badan minimal 400 – 500 gram.

1
B. Tujuan Usaha
Adapun tujuan usaha pemeliharaan Udang Windu (Penaeus Monodon)
dan Ikan Bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut :

a. Sebagai sumber mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari

b. Untuk membuka lapangan pekerjaan.

c. Untuk memenuhi permintaan konsumen

d. Untuk menyesuaikan antara teori yang didapat di sekolah dengan

praktek yang ada di lapangan

e. Untuk meningkatkan devisa dalam negara

f. Untuk meningkatkan pendapatan nelayan/petani ikan.

2
BAB II
TINJAUAN USAHA

A. Aspek Teknis
Secara teknis, lokasi sangat mempengaruhi kontruksi dan daya tahan
serta biaya pemeliharaan tambak. Faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam
pemeliharaan ikan Bandeng (Chanos-chanos) di tambak adalah iklim,tanah,
pembesaran, benih, sampling, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.

1.) Iklim
Penyediaan air bagi usaha pemeliharaan Bandeng/Udang sangat
tergantung dari potensi pasang surut air laut dan ketersediaan air
tawar. Untuk itu selain mengharapkan potensi pasang surut dan
pengairan tambak juga ada baik nya di bantu dengan sistem pompa
sepanjang, secara ekonomis masih memungkinkan. Disamping itu
diperlukan suplai air yang cukup, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya kehidupan dan
pertumbuhan Bendeng/Udang serta organisme pakan seperti Klekap.
Kriteria kualitas air yang baik :
- Salinitas : 20 - 30% (hindari fluktuasi yang
terlalu tinggi)
- Suhu : 27 - 31% (hindari fluktuasi yang
terlalu tinggi)
- PH : 7,5 - 8,5
- Oksigen : > 3 ppm
- Alkalinitas : > 150 ppm
- Kecerahan : 20 – 40 cm
- Air terhindar dari polusi baik polusi bahan organik maupun
anorganik.

3
2.) Tanah
Untuk faktor tanah kedalaman air 1 meter bagi budi daya Bandeng
intensip hanya dapat dipertahankan bila tanah dasar dan pematang
dapat menahan air atau tidak porous, tanah baik untuk pertambakan
adalah tanah yang memiliki tanah liat yang cukup karena banah liat
dapat menahan air dan pematang tambak tidak akan runtuh.
3.) Penebaran Benih
Penebaran gelondongan di petak pembesaran dapat dilakukan
dengan kepadatan 2000 – 2500 ekor / ha. Sedangkan jumlah benur
yang ditebarkan berkisar 200.000 – 300.000 ekor / ha. Benur yang
ditebar minimal telah berumur 15 hari (PL 15). Penebaran ukuran
pada saat suhu udara dingin yaitu pagi atau sore hari.

4.) Sampling
Setelah nener/benur ditebar dalam tambak sekitar 2 minggu sekali
dilakukan pengecekan / sampling tujuannya agar pertumbuhan
Bandeng/Udang dapat diketahui.

5.) Pemupukan
Pemupukan dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan
makanan alami berupa klekap. Langkah pertama menumbuhkan
klekap adalah pengeringan dasar tambak. Setelah itu dimulai
penebaran pupuk organik sebanyak 0,5 – 3 ton / ha / musim serta
merata ke seluruh dasar tambak. Sebagai contoh untuk tanah yang
kandungannya pasir dan liatnya seimbang dapat digantikan pupuk
sebagai berikut :
- kotoran sapi : 1000 – 3000 kg/ha
- kotoran ayam : 5000 kg/ha
- bungkil kelapa : 500 – 1000 kg/ha
- dedak halus : 500 – 1000 kg/ha

4
Setelah dilakukan pemasukan air ke dalam tambak air dibiarkan
menguap sampai keadaan dasar tambak kering seperti semula.
Tambak kemudian diairi lagi secara bertahap sampai ketinggian 10 cm
dan diberi pupuk anorganik yakini Urea dan Fsp dengan dosis masing-
masing 50 – 100 kg/ha/musim.

6.) Pengendalian Hama Penyakit


Ada tiga kelompok hama yang umum terdapa di tambak yang
secara langsung atau tidak langsung dapat mengganggu kehidupan
ikan dan udang yang dipelihara yaitu:
a. Hama pemangsa yang terdiri dari jenis-jenis ikan buas
seperti kakap (lates cacalifer), ikan bulan (megalops
aprinoides), kerang-kerang (therapon theraps) dan lain-lain.
b. Hama penyaing yang terdiri dari ikan belanak (mugil sp),
mujair (tilapia sp) dan sebangsa siput yang lebih dikenal
dengan nama Trisipan (cerithidae cingulate).
c. Hama perusak yang berasal dari bangsa ketam (sesarma sp)
dan lain-lain.

Untuk memberantas yang terdiri dari ikan pemangsa (predator) dan


ikan penyaing (kompetitor) dapat digunakan pestisida seperti biji teh (saponin)
atau akar tuba (retenon). Dosis pemakaiannya adalah 10-20 ppm atau 10-20 gr/m3
air. Penggunaan retenon yang sudah berbentuk tepung dapat dilakukan dengan
dosis 5 ppm sedangkan penggunaan ikan tuba dapat dilakukan sebanyak 20-40
kg/ha untuk pemberantasan hama Trisipan (seterthidae cingulata) dapat digunakan
Brestan 60 cc dengan dosis 5 ppm sedangkan untuk memberantas ketam-ketam
yang sering melubangi tanggul digunakan sepin.

5
B. Aspek Pasar
Menurut informasi pasar udang Windu (penaeus monodon)
merupakan peluang pasar pada saat ini dengan harga Rp. 80.000,-/kg. Namun
pada saat sekarang ini kebutuhan pasar cukup tinggi dengan jumlah konsumen
yang meningkat terutama untuk memenuhi kebutuahan ekspor. (informasi
DEPDIKNAS Kab. Sambas Khusus Cabang Perikanan).

C. Aspek Sosial
Ditinjau dari segi tingginya tingkat protein bahwa Udang Windu
(penaeus monodon) dan Ikan Bandengna (Chanos-chanos) adalah salah satu
sumber hewani yang mempunyai kadar protein, lemak, vitamin dan gizi lainnya
yang sangat tinggi. Dengan ini masyarakat akan terpenuhi protein hewani dan
juga dapt terhindar dari gizi buruk (khusus hewani). Selain hal di atas terpenuhi,
usaha ini juga dapat meminionalisir angka pengangguran masyarakat sekitar
(penganggur berat) walau dalam jumlah kecil. Serta dapat meningkatkan devisa
daerah (dalam pajak).

6
BAB III
PELAKSANAAN USAHA

A. Lokasi dan Skala Usaha

Lokasi tambak yang baik dan dapat untuk ikan Bandeng (chanos-
chanos) dan udang Windu (penaeus monodon) adalah sebagai berikut yang
ditempatkan di desa Tanah Hitam.

1. Dekat dengan Jalan


Faktor jalan sangat mendukung erat keberhasilan suatu usaha. Pada
umumnya jalan dapat digunakan untuk memperlancar pengangkutan alat dan hasil
produksi Ikan Bandengan (chanos-chanos) dan Udang Windu (penaeus
monodon).
2. Dekat dengan Aliran Sungai
Aliran sungai sangat berpengaruh terhadap kualitas air. Tambak untuk
Udang Windu (penaeus monodon) ddan ikan Bandeng (chanos-chanos).
Air sungai adalah merupakan sumber terpenting untuk keberhasilan suatu
usaha udang Wi ndu (penaeus monodon) dan Ikan Bandengan (chanos-
chanos). Jarak-jarak tambak ke sungai adalah 15 meter.

3. Struktur Tanah Liat dan Berpasir


Tanah liat dan berpasir fungsinya untuk menahan pematang pada kolam.
7
B. Faktor Penunjang

Yang diperlukan di dalam membudi dayakan Ikan Bandeng dan


Udang Windu antara lain:
Transportasi lancar karena dekat dengan jalan
Pemasaran produksi tidak jauh karena sudah ada pasar dan
penampung yang dekat
Tersedianya sarana dan prasarana sehingga lokasi tempat
budi daya tetap aman.

C. Skala Usaha

Skala yang digunakan untuk tambak di desa Tanah Hitam yaitu skala
kecil. Lokasi yang digunakan sekitar 625 m/ 25 x 25 dengan jumlah 4 buah
tambak. Padat tebar 1530 ekor/m. Bandeng 9375 ekor, Udang padat tebar 80
ekor/m. Jadi 80 x 625 m2 = 50.000 ekor/625 m2.
8
BAB IV
PERENCANAAN PEMBIAYAAN

B. Sumber Dana

Dana merupakan salah satu sumber pengeluaran, pembiayaan, modal


terpenting dalam menjalankan suatu usaha tambak Udang Windu (penaeus
monodon) dan ikan Bandeng (chanos-chanos).
Dana yang akan didapatkan berasal dari :
1. Dana Sekolah
2. Dana dari investor Tanah Hitam
3. Dana dari PLN
4. Dana dari Pengelola
5. Swadana.

C. Pengelolaan Dana

Pengelolaan dan harus sesuai dengan proposal anggaran dana yang


sudah ditentukan agar dana yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan tujuannya
dan tidak menyimpang dari anggaran yang dikeluarkan. Pengelola dituntut agar
dapat memanfaatkan dana sesuai dengan kebutuhannya.
10
BAB V
PENUTUP

D. Kesimpulan
Dari hasil rencana terciptanya proposal yang diajukan pengelola dapat
menentukan keadaan usaha yang dakan dijalankan baik dari segi internal maupun
eksternal, sehingga dapat ditarik kesimpulan oleh pengelola antara lain:
 Usaha ini dapat menghasilakan banyak prospek cerah bagi
masyarakat
 Dari perhitungan 0/i ratio yang menghsilkan 10,1 maka
usaha ini adalah usaha yang sangat besar menghasilkan laba
(keuntungan).
 Dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekitar khusus
protein hewani.
 Sangat tipis kemungkinan untuk mengalami kerugian yang
besar .

E. Saran
Setelah mengenalai prospek pasar, cara pembudidayaan, usaha yang
tepat guna dan lain sebagainya, maka pengelola dapat menyarankan sebaiknya
kegiatan usaha ini dilakukan dengan beberapa kriteria sebagai berikut :
Usaha ini sebaiknya di lokasi strategis (dekat dengan jalan,
pasar, dan transportasi lancar).
Untuk melakukan usaha budi daya ikan atau udang
sebaiknya jauh dari pembuangan limbah industri
Kita seharusnya melihat tekstur tanah/tekstur lokasi.

Tanah Hitam, 9 Maret 2006


Penyusun,
13
PROPOSAL
USAHA TAMBAK IKAN DAN UDANG

DISUSUN

O
L
E
H

KELAS III BDI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 PALOH
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Prospek Usaha ………………………………………………………….. 1
B. Tujuan Usaha ……………………………………………………………. 2

BAB II TINJAUAN USAHA


A. Aspek Teknis ............................................................................................. 3
B. Aspek Pasar .............................................................................................. 6
C. Aspek Sosial ............................................................................................. 6

BAB III PELAKSANAAN USAHA


A. Lokasi dan Skala Usaha .......................................................................... 7
B. Faktor Penunjang ..................................................................................... 8
C. Skala Usaha ............................................................................................. 8
D. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ................................................................. 9

BAB IV PERENCANAAN PEMBIAYAAN


A. Sumber Dana ............................................................................................ 10
B. Pengelolaan Dana ..................................................................................... 10
C. Rencana Anggaran Biaya dan Pendapatan................................................ 11

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........………………………………………………………. 13
B. Saran .............................................................…………………………… 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
 DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Taufik. Budi Daya Bandeng secara intensif. Jakarta : Penebar Swadaya. 2004
Suyanto, S. Rachmatur. Budi Daya Udang Windu. Jakarta : Penebar Swadaya. 2004
Jangkaru, Zulkifli. Budi Daya Ikan di kolam tadah hujan. Jakarta : Penebar Swadaya.
2004
Mujiman, Ahmad. Budi Daya Udang Windu. Jakarta : Pebebar Swadaya 2004
Wiyanto, R. Hondo. Lobster Air Tawar, Pembenihan dan Pembesaran. Jakarta :
Penebar Swadaya. 2003

Anda mungkin juga menyukai