PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap insan dipermukaan bumi
baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka
tidak lepas dari kebutuhan akan air, bahkan segala sesuatu yang hidup berasal
dari air. Tubuh manusia itu sendiri, lebih dari 70% tersusun dari air, sehingga
ketergantungannya akan air sangat tinggi. Manusia membutuhkan air yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, maupun kebutuhan
domestik, termasuk air bersih. Hal ini berarti bahwa pertambahan jumlah
penduduk yang terus menerus terjadi, membutuhkan usaha yang sadar dan
sengaja agar sumber daya air dapat tersedia secara berkelanjutan. Dewasa ini
kebutuhan air minum untuk memenuhi aktivitas penduduk makin meningkat.
Peningkatan itu terjadi bukan hanya karena penduduk yang bertambah, tetapi
juga karena aktivitas yang membutuhkan air meningkat, seperti kawasan
industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. Peningkatan
kebutuhan air yang mencapai 4-8% pertahun perlu diantisipasi secara baik
agar tidak terjadi krisis air dimasa mendatang, seperti yang telah terjadi di
beberapa wilayah Indonesia. Minimnya air yang layak dikonsumsi, baik
untuk konsumsi maupun untuk kegiatan produksi pada prinsipnya disebabkan
oleh keterbatasan air yang memiliki kualitas baik. Untuk menghadapi
meningkatnya kebutuhan air dan kompetisi penggunaaan air yang semakin
ketat maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang memadai. Air
minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air
dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ini
telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga
1
100oC, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan
dengan cara ini (Suprihatin, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, air
minum yang diminum langsung tidak diperbolehkan mengandung Coliform
dan E.coli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan “Bagaimanakah kadar MPN Coliform dan Ecoli pada tempat
penampungan air sederhana di Tukad Singe, Br Pejeng, Desa Dadapan,
Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
C. Tuhuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Bagaimanakah kadar MPN Coliform dan Ecoli
pada tempat penampungan air sederhana di Tukad Singa, Br Pejeng Kaje,
Desa Dadapan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui banyaknya bakteri coliform pada mata air.
- Untuk mengetahui banyaknya bakteri E.coli pada mata air.
- Untuk menganalisis hasil pemeriksaan bakteriologis dan
membandingkan hasilnya dengan persyaratan kualitas air minum pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
492/Menkes/Per/IV/2010.
2
D. Manfaat Penelitaian
1. Manfaat praktis
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang mata air
bahwa air tersebut dapat dijadikan air minum.
2. Manfaat Teoritis
Untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang penyediaan air bersih
khususnya air minum.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Peranan Air
Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan
manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah
merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan dan juga merupakan
sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan diatas bumi.
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia
di mana 70% tubuh manusia terdiri dari air. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dalam kelangsungan hidup manusia selalu membutuhkan air. Demikian juga
dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan air pada :
1. Pemakaian domestik seperti makan, minum, mandi, mencuci, dsb
2. Pemakaian dalam usaha pertanian, peternakan
3. Pemakaian dalam industri, pabrik, rumah makan, dsb
4. Pemakaian dalam bidang pariwisata
5. Pemakaian dalam bidang transportasi
Namun demikian air yang digunakan oleh manusia sering mengandung
bahan-bahan yang mengganggu manusia. Tingginya bahan tertentu dalam air
4
yang melebihi syarat yang telah ditentukan akan menimbulkan efek
berlebihan, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan estetika.
C. Sumber-Sumber Air
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air
hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat
dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sumur
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga
disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang
dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang
satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai
dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini
belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah
masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya ,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri
kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air
permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air
permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik,
kimia dan bacteriologi. Setelah mengalami suatu pengotoran, pada
suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan
sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut : udara yang mengandung
Oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan
yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran,
karena dalam perjalanan, O2 akan meresap ke dalam air permukaaan.
Air permukaan terdiri dari 2 macam yaitu :
5
a. Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini
pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali.
Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum
pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya
zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang
terlarut dalam air menyebabkan warna kuning coklat.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan O
2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan
larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae atau (lumut) karena
6
b. Air tanah dalam
Terdapat lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah
dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnnya sehingga dalam
suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu
lapis air.
Jika tekanan air ini besar, maka air dapat menyembur keluar
dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Juka
air tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakanlah pompa
untuk membantu pengeluaran tanah dalam ini.
- Kualitas air tanah dalam :
Pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena
penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan
unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui.
Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi sadah,
7
5. Air angkasa
Air angkasa pada umumnya memiliki kualita yang cukup baik, namun
biasanya mengakibatkan kerusakan pada logam yaitu karat. Yang
termasuk air angkasa adalah air hujan. Adapun sifat-sifat dari air hujan
adalah sebagai berikut :
1. Bersifat lunak karena kandungan larutan garam dan mineralnya
kurang sehingga kurang segar
2. Dapat menyebabkan korosif (karat)
3. Dari segi kualitas bakteriologis cukup bersih dan sangat tergantung
dari tempat penampungannya.
8
Indikator untuk menegaskan apakah air tercemar oleh kotoran (feases)
manusia adlah bakteri golongan coli.
Bakteri golongan coli adalah kelompok bakteri yang umumnya
hidup pada usus hewan maupun manusia yang mempunyai sifat-sifat
aerobik maupun anaerobik fakultatif, gram negatif, tidak berspora.
9
2. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau
yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan,
misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
3. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi
kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari
konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni:
- Pengolahan Air Minum untuk Umum
- Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam
suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi
masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut
melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat
sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun
atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut
dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak
penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk
itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri
misalnya dengan merebus air tersebut.
10
langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan
diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
6. Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu
dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak
tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke
rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk
dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah
terlindungi tersebut
7. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah
cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di
daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih
dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di
daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di
sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut:
- Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah
tidak akan masuk ke dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus
ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut
untuk mengurangi kekeruhan.
- Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan
suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium
sulfat (tawas).
- Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan
menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari
kaleng bekas.
11
9. Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan
melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat
melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing¬masing
melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi
masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah.
Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air
hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim
kemarau.
12
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe
O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama
verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin
dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein Sumber bakteri
ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger
yang belum matang.
E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan
memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa
digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya
sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa
sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan
melarang mengimpor sayuran dari luar.
13
khas adalah tinja yang menyerupai air cucian beras, tetapi sangat jarang
ditemui.
2. Tifoid
Tifoid merupakan penyakit yang menyerang usus halus,
penyebabnya adalah Salmonella typhi. Gejala utama adalah panas yang
terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi rata-rata dua
minggu. Penularan dapat terjadi dari orang ke orang, atau tidak langsung
lewat makanan, minuman yang terkontaminasi bakteri.
3. Hepatitis A
Hepatitis A dikenal juga sebagai Hepatitis infectiosa, disebabkan
oleh Virus hepatitis A. Gejala utama adalah demam yang akut, dengan
perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan sclera mata menjadi
kuning, diikuti oleh icterius seluruh kulit. Penyakit ini dapat menyebar
secara langsung dari orang ke orang, secara tak langsung lewat air,
makanan yang terkontaminasi virus, dan lewat udara.
4. Poliomyelitis
Penyakit ini seringkali disebut “Polio” saja ataupun dikenal sebagai
kelumpuhan anak- anak. Polio disebabkan oleh virus. Polio meninggalkan
cacat, menyebar lewat lingkungan air yang tidak saniter. Gejala polio
sangat bervariasi, dapat sangat ringan, menyerupai penyakit influenza,
sampai keadaan kelumpuhan ringan, parah, dan kematian.
5. Diare
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah
penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare
adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasa Akut). Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih
dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari
atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak
14
dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya
pada anak dan orang tua.
Menurut USAID yang menjadi penyebab diare adalah:
a. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum.
b. Infeksi berbagai macam virus.
c. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang
mengandung susu)
d. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang
kotor.
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Mata Air
Minum Ritual
MPN coliform
Analisa
Layak Tidak
L
Gambar 1. Kerangka konsep
Ket :
Diteliti
Tidak diteliti
16
Mata air merupakan unit analisis pada penelitian ini. Mata air yang
digunakan sebagai objek penelitian yang dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai air minum dan keperluan upacara keagamaan. Penggunaan mata air
sebagai ritual tidak di analisis dalam penelitian ini. Air minum yang berasal
dari mata air di uji berdasarkan parameter bakteriologis untuk mengetahui
jumlah koloni coliform pada sampel air yang di teliti, sehingga menentukan
kelayakan sebagai air minum.
17
2. Hubungan antarvariabel
Keadaan Konstruksi
Variabel bebas Bibir Luar Penampungan Air
Mata Air
Kadar Konstruksi
Variabel Tergantung
Kualitas Bakteriologis Mata
Air
Variabel Pengganggu
- Waktu
- Musim
- Debit
- Suhu
- Akar Pepohonan
18
3. Definisi Operasional Variabel
No Vvariabel Ddefinisi CCara pengamatan Sskala
4.Hipotesis
Ho : Air mata air di Pura Beji di Br. Wanayu Bedulu, Desa Bedulu,
Hi : Air mata air di Pura Beji di Br. Wanayu Bedulu, Desa Bedulu,
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif-analitis yaitu dengan
cara pengambilan sample air dan mengidentifikasi keadaan konstuksi
penampungan air sementara dan parameter bakteriologis air terhadap bakteri
coliform untuk menentukan kelayakan sebagai air minum.
Bedasarkan hasil analisa laboratorium mnggunakan sampel air yang
diambil pada satu titik,penulis akan menyimpulkan keadaan bakteriologis air
minum.
2. Waktu Pelaksanaan
Uji pendahuluan terhadap kualitas bakteriologis air telah dilakukan
pada tanggal 1 November 2012 untuk mengidentifikasi masalah dan
kelayakan mata air sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan dari
tanggal 5 November hingga 10 Desember 2012.
20
C. Populasi dan Sampel Penelitian
- Polulasi penelitian
Populasi penelitian adalah tiga mata air yang berada pada wilayah Br.
Pejeng Kaje, Desa Dadapan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten
Gianyar.
- Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini adalah satu mata air yang berada pada
Br. Pejeng Kaje, Desa Dadapan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten
Gianyar.
Teknik pengambilan sample :
a. Mempersiapkan alat – alat
b. Tutup botol dibuka dan dilidah apikan dengan memegang bagian
bawahnya.
c. Isi air botol sample sehingga volume air 2/3 bagian dari volume botol.
d. Lidah apikan kembali mulut botol kemudian ditutup kembali.
e. Diisi label pengantar sample kemudian dikirim kelaboratorium
b. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari hasil peneliti sebelumnya, jural, buku-buku
refrensi dan internet.
21
2. Ambil dengan pipet steril bahan pemeriksaan yang telah disiapkan
dan masukkan kedalam tabung 1 sampai dengan 5 masing-masing
10 ml, tabung keenam sebanyak 1 ml, dan tabung ketujuh sebanyak
0,1 ml.
3. Masing – masing tabung digoyang-goyangkan agar specimen dan
media tercampur merata.
0
4. Inkubasi pada temperatur 37 C selama 1 x 24 jam, kemudian
dilihat ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham.
5. Apabila ada gas tes dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan tes
penegasan, apabila tidak ada gelembung gas, diinkubasi kembali
selama 1 x 24 jam lagi dan apabila ada gas, tes dinyatakan positif
kemudian dilanjutkan dengan test penegasan.
6. Apabila selama 2 x 24 jam tidak terbentuk gas maka test
dinyatakan negative dan uji selanjutnya tidak perlu dilakukan.
22
3. Tabung durham
4. Botol sample
5. Pembakar bunsen
6. Ose
7. Inkubator
8. Pipet ukur 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml
2. Analisis Data
Hasil data dari penyaringan disesuaikan dengan tabel MPN
Dan untuk menetukan standar MPN air minum sesui dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
23
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang air minum, yang menetapkan standar
air minum bakteri colifrom tidak ada
24
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum Desa Bedulu
Lokasi desa bedulu, sebagai salah satu bagian dari wilayah
Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Terletak sekitar 140 meter
dari permukaan air laut. Keberadaan Desa Bedulu berada ditengah-
tengah pulau Bali dan sangat dekat dan mudah dicapai dari semua arah
penjuru, baik dari kota provinsi, kabupaten, maupun kecamatan. Luas
wilayah Desa Bedulu adalah 457,00 ha/m2.
Desa Bedulu terletak membujur dari barat ketimur dan dimasing-
masing sisi barat dan timurnya dibatasi dan diapit oleh dua sungai besar
yaitu sungai Petanu disebelah barat dan sungai Pakerisan disebelah timur.
Sedangkan dibagian tengah-tengahnya mengalir sungai kecil dan anak
sungai seperti Tukad Jurang dan Tukad Batuh.
Secara administratif Desa Bedulu terbagi atas 11 banjar
Dinas/Dusun yaitu : Banjar Dinas Margasengkala, Banjar Dinas
Tegallinggah, Banjar Dinas Wanayu, Banjar Dinas Mas, Banjar Dinas
Taman, Banjar Dinas Margabingung, Banjar Dinas Gua, Banjar Dinas
Tengah, Banjar Dinas Lebah, Banjar Dinas Batu lumabang dan Banjar
Dinas Pakandelan.
Batas – batas wilayah Desa Bedulu dengan Desa tetangga lainnya
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Pejeng
Sebelah Timur : Desa Bitera dan Pejeng Klod
25
Sebelah Selatan : Desa Buruan
Sebelah Barat : Desa Kemenuh
TABEL 3
LUAS WILAYAH DESA BEDULU DITINJAU DARI
PENGGUNAANNYA
a. Data umum
a) Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Desa Bedulu berdasarkan hasil sensus pada
tahun 2011, adalah sebanyak 8.894 jiwa, terdiri dari 4.497 jiwa
penduduk laki-laki dan 4.352 jiwa penduduk perempuan, terdiri
dari 2.089 KK.
b) Pendidikan
Berdasarkan data yang ada diprofil Desa Bedulu, tingkat
pendidikan penduduk Desa Bedulu adalah sebagai berikut dapat
dilihat pada tabel 4
26
TABEL 4
TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK DESA BEDULU
4 SLTP 38 0,51
27
No Jenis Jumlah Persentase Pemanfaatan
3 PAM 90 8,99
4 Sungai 3 0,29
28
Kabupaten Gianyar adalah berjarak 5m dari bibir sungai dan pada
penampunan air hanya dibatasi oleh beton yang tingginya 30cm.
c. Data hasil Standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010
Dari data hasil pemeriksaan MPN coliform pada air mata air di
Pura Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar adalah 240 per 100 ml sample air mata air, dari
hasil pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan sebagai air bersih.
Menurut Standar peraturan menteri kesehatan republik indonesia
NOMOR 492 /MENKES/PER/IV/2010, menyatakan bahwa pada
air minum untuk standar bakteri Coliform adalah 0.
29
bakteri E. coli. Hal itu menandakan bahwa sampel air tersebut memenuhi
persyaratan dari baku mutu kualitas air minum.
c. Keadaan Konstruksi Penampunngan Air Sementara
Keadaan konstrusi penampungan sementara pada air mata air
adalah hanya dibatasi oleh sebuah beton lurus sebagai pembatas agar air
mata air tidak meluap keluar, tinggi dari beton pembatas adalah 30 cm
dan jarak antara mata air dengan bibir sungai adalah 5m.
Saat musim penghujan yang terus menerus akan dapat
mempengaruhi dari pada kualitas air mata air tersebut. Saat musim
penghujan tiba air sungai akan naik dan meluap dan mengenangi air mata
air yang dapat mempengaruhi kualitas air dari segi bakteriologis. Selain
itu yang mempengaruhi kualitas bakteriologis dari air mata air tersebut
adalah akar dan dedaunan yang ada disekitar air mata air
30
mata air untuk PEMERIKSAAN Banteri Cilofrom dan untuk
pemeriksaan bakteri E.colli adalah 0 per 100 ml sample airmata air.
Hal tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi, akan hasil dari kadar bakteri Coli from dan E.coli
pada air mata iar adalah keadaan konstruksi penampungan sementara air
mata air dan letaknya sangatdekat dengan bibir sungai yang berjarak 5m.
Selain itu pengambilan dan perlakuan sample ketika penelitian harus
dilakukan dengan baik dan benar, salah satunya adalah alat dan bahan
yang digunakan, hal tersebut diharapkan angka MPN Coliform yang
diperoleh murni dari kandungan air sample tersebut.
Dari hasil data pemeriksaan MPN coliform dan E.Coli sample air
mata air diperoleh angka MPN Coliform adalah 240 per 100 sample
airmata air dan bakteri E.Coli adalah o per 100 ml sampel air mata air.
Dari hasil tersebut bila dibandingkan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 492 /MENKES/PER/IV/2010.
Mengenai persyaratan kualitas air bersih 0/100 ml air yang diperiksa,
maka sample air mata air di Pura Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu
Kecamatan Blagbatuh Kabupaten Gianyar tidak memenuhi persyaratan
bakteriologis air minum.
31
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa air mata air Di Pura
Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar untuk bakteri Coliform adalah 240/100 ml sample air mata air
dan untuk bakteri E.Coli 0/100 ml sample air mata air.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang air minum bahwa hasil dari
pemeriksaan sample pada air mata air untuk kualitas bakteriologis bakteri
Colifrom tidak memenuhi persyaratan sebagai minum dan untuk
kualitas bakteriologis bakteri E.Coli sudah memenuhi persyaratan
sebagai minum.
3. Konstruksi pada penampungan air sementara belum memenuhi syararar
kerena dapat menyebabkan pencemaran pada persyaratan
bakteriologisnya.
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyakat di Banjar Wanayu Desa Bedulu Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar, untuk mengolah terlebih dahulu air mata
air sebelum dikonsumsi.
32
2. Disarankan kepada masyakat di Banjar Wanayu Desa Bedulu Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar, untuk memperbaiki dan meninggikan lagi
konstruksi penampungan sementara mata air agar saat banjir air sungai
tidak mencemari sumber mata air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
33
Gambar 3. Air Mata Air
34
Lampiran 1.
35
36
37