Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap insan dipermukaan bumi
baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka
tidak lepas dari kebutuhan akan air, bahkan segala sesuatu yang hidup berasal
dari air. Tubuh manusia itu sendiri, lebih dari 70% tersusun dari air, sehingga
ketergantungannya akan air sangat tinggi. Manusia membutuhkan air yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, maupun kebutuhan
domestik, termasuk air bersih. Hal ini berarti bahwa pertambahan jumlah
penduduk yang terus menerus terjadi, membutuhkan usaha yang sadar dan
sengaja agar sumber daya air dapat tersedia secara berkelanjutan. Dewasa ini
kebutuhan air minum untuk memenuhi aktivitas penduduk makin meningkat.
Peningkatan itu terjadi bukan hanya karena penduduk yang bertambah, tetapi
juga karena aktivitas yang membutuhkan air meningkat, seperti kawasan
industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. Peningkatan
kebutuhan air yang mencapai 4-8% pertahun perlu diantisipasi secara baik
agar tidak terjadi krisis air dimasa mendatang, seperti yang telah terjadi di
beberapa wilayah Indonesia. Minimnya air yang layak dikonsumsi, baik
untuk konsumsi maupun untuk kegiatan produksi pada prinsipnya disebabkan
oleh keterbatasan air yang memiliki kualitas baik. Untuk menghadapi
meningkatnya kebutuhan air dan kompetisi penggunaaan air yang semakin
ketat maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang memadai. Air
minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air
dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ini
telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga

1
100oC, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan
dengan cara ini (Suprihatin, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, air
minum yang diminum langsung tidak diperbolehkan mengandung Coliform
dan E.coli.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan “Bagaimanakah kadar MPN Coliform dan Ecoli pada tempat
penampungan air sederhana di Tukad Singe, Br Pejeng, Desa Dadapan,
Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

C. Tuhuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Bagaimanakah kadar MPN Coliform dan Ecoli
pada tempat penampungan air sederhana di Tukad Singa, Br Pejeng Kaje,
Desa Dadapan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui banyaknya bakteri coliform pada mata air.
- Untuk mengetahui banyaknya bakteri E.coli pada mata air.
- Untuk menganalisis hasil pemeriksaan bakteriologis dan
membandingkan hasilnya dengan persyaratan kualitas air minum pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
492/Menkes/Per/IV/2010.

2
D. Manfaat Penelitaian
1. Manfaat praktis
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang mata air
bahwa air tersebut dapat dijadikan air minum.

2. Manfaat Teoritis
Untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang penyediaan air bersih
khususnya air minum.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air dan Air Minum


Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air
memiliki dua atom hidrogen kovalen terikat pada atom oksigen tunggal. Air
muncul di alam dalam semua tiga negara umum dari materi dan dapat
mengambil berbagai bentuk di Bumi: uap air dan awan di langit; air laut dan
gunung es di lautan kutub, gletser dan sungai-sungai di pegunungan, dan
cairan pada akuifer dalam tanah.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

B. Peranan Air
Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan
manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah
merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan dan juga merupakan
sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan diatas bumi.
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia
di mana 70% tubuh manusia terdiri dari air. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dalam kelangsungan hidup manusia selalu membutuhkan air. Demikian juga
dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan air pada :
1. Pemakaian domestik seperti makan, minum, mandi, mencuci, dsb
2. Pemakaian dalam usaha pertanian, peternakan
3. Pemakaian dalam industri, pabrik, rumah makan, dsb
4. Pemakaian dalam bidang pariwisata
5. Pemakaian dalam bidang transportasi
Namun demikian air yang digunakan oleh manusia sering mengandung
bahan-bahan yang mengganggu manusia. Tingginya bahan tertentu dalam air

4
yang melebihi syarat yang telah ditentukan akan menimbulkan efek
berlebihan, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan estetika.

C. Sumber-Sumber Air
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air
hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat
dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.

2. Air Sumur
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga
disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang
dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang
satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai
dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini
belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah
masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.

3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya ,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri
kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air
permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air
permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik,
kimia dan bacteriologi. Setelah mengalami suatu pengotoran, pada
suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan
sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut : udara yang mengandung
Oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan
yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran,
karena dalam perjalanan, O2 akan meresap ke dalam air permukaaan.
Air permukaan terdiri dari 2 macam yaitu :

5
a. Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini
pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali.
Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum
pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya
zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang
terlarut dalam air menyebabkan warna kuning coklat.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan O
2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan
larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae atau (lumut) karena

adanya sinar matahari dan O 2 . Jadi untuk pengambilan air,

sebaiknya pada kedalaman tertentu ditengah-tengah agar endapan-


endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan lumut yang
ada pada permukaan rawa atau telaga.
4. Air Tanah
Terbagi atas :
a. Air tanah dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula sebagian bakteri,
sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat
kimia atau garam-garam yang terlarut karena melalui lapisan tanah
yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing
lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan.
Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung,
terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah
menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul merupakan air tanah
dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum
melalui sumur-sumur dangkal.

6
b. Air tanah dalam
Terdapat lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah
dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnnya sehingga dalam
suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu
lapis air.
Jika tekanan air ini besar, maka air dapat menyembur keluar
dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Juka
air tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakanlah pompa
untuk membantu pengeluaran tanah dalam ini.
- Kualitas air tanah dalam :
Pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena
penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan
unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui.
Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi sadah,

karena mengandung Ca ( HCO) 2 dan Mg ( HCO 3 ) 2 . Jika


melalui batuan granit, maka air itu lunak dan agresif karena

mengandung gas CO 2 dan Mn (HCO 3 ).


Untuk mengurangi kadar Fe yang menyebabkan korosif itu
harus diadakan pengolahan dengan cara aerasi yaitu memberikan

kontak dengan udara sebanyak banyaknya agar Fe (OH 3 ) dan


(OH 4 ) mengendap dan kemudian disaring.
c. Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas/kwantitasnya sama dengan
keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya ( munculnya permukaan tanah ) terbagi atas:
- Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng.
- Umbul, dimana air keluar kepermukaan pada suatu dataran.

7
5. Air angkasa
Air angkasa pada umumnya memiliki kualita yang cukup baik, namun
biasanya mengakibatkan kerusakan pada logam yaitu karat. Yang
termasuk air angkasa adalah air hujan. Adapun sifat-sifat dari air hujan
adalah sebagai berikut :
1. Bersifat lunak karena kandungan larutan garam dan mineralnya
kurang sehingga kurang segar
2. Dapat menyebabkan korosif (karat)
3. Dari segi kualitas bakteriologis cukup bersih dan sangat tergantung
dari tempat penampungannya.

D. Syarat-Syarat Air Minum


Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 air minum harus memenuhi 4 syarat yaitu :
persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratn radio aktivitas dan
persyaratan mikrobiologis.
1. Persyaratan fisik :
Secara fisik air minum harus memenuhi kritaria sebagai berikut ;
- Jernih
- Tidak berbau
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
2. Persyaratan kimia :
Air minum harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Tidak mengandung bahan-bahan kimia tertentu sampai pada batas-
batas yang membahayakan kesehatan
- Bebas dari zat-zat yang beracun
3. Persyaratan bakteriologis :
Menurut persyaratan bakteriologis, air tidak boleh mengandung
kuman-kuman pathogen. Untuk mengetahui apakah air telah tercemar oleh
kuman-kuman pathogen yang terdapat didalam air umumnya berasal dari
saluran pencernaan penderita penyakit perut melalui kontak feases.

8
Indikator untuk menegaskan apakah air tercemar oleh kotoran (feases)
manusia adlah bakteri golongan coli.
Bakteri golongan coli adalah kelompok bakteri yang umumnya
hidup pada usus hewan maupun manusia yang mempunyai sifat-sifat
aerobik maupun anaerobik fakultatif, gram negatif, tidak berspora.

E. Proses Pengolahan Air


Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang
dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi
air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan
suatu air mnum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan.
Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya yakni :
- Pengolahan lengkap atau complete treatmen process, yaitu air akan
mengalami pengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi dan bakteriologis.
- Pada pengolahan cara ini biasanya dilakukan terhadap air sungai yang
kotor/keruh.
Pada hakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan
pengolahan, yaitu :
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang
diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air
sumur dan sebagainya. Di dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk
beberapa jam di  tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat
yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan
menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut
mengendap.
1. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang
berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan
(misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk
menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air,
misalnya klor (Cl).

9
2. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau
yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan,
misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
3. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi
kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari
konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni:
- Pengolahan Air Minum untuk Umum
- Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam
suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi
masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut
melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat
sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun
atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut
dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak
penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk
itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri
misalnya dengan merebus air tersebut.

6. Pengolahan Air Sungai


Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I
melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat
dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang
terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air
dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor.
Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri

10
langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan
diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
6. Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu
dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak
tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke
rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk
dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah
terlindungi tersebut
7. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah
cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di
daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih
dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di
daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di
sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut:
- Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah
tidak akan masuk ke dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus
ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut
untuk mengurangi kekeruhan.
- Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan
suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium
sulfat (tawas).
- Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan
menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari
kaleng bekas.

11
9. Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan
melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat
melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing¬masing
melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi
masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah.
Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air
hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim
kemarau.

F. Pengertiaan Colifrom dan E.coli


Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk
menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau
tidak.Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin
yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga
memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat
menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.Bakteri
koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding
lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen
pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga
memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah
diisolasi dan ditumbuhkan.
Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat ppaerob (atau ppanaerob
fakultatif, termasuk ke dalam ppbakteri gram negatif), tidak membentuk
spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas
pada suhu 35 °C-37 °C. Contoh bakteri koliform antara lain Escherichia coli,
Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dll.
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan
oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.

12
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe
O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama
verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin
dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein Sumber bakteri
ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger
yang belum matang.
E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan
memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa
digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya
sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa
sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan
melarang mengimpor sayuran dari luar.

G. Peranan Air Terhadap Penularan Penyakit


Air mempunyai peranan besar dalam penularan beberapa penyakit
menular. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit adalah disebabkan
keadaan air itu sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan
mikrobiologis.
Air dapat bertindak sebagai tempat berkembang biak mikrobiologis dan
juga bisa sebagai tempat tinggal semntara (perantara) sebelum mikrobiologis
berpindah kepada manusia. Adapun penykit-penyakit yang ditularkan melalui
air misalnya:
Menurut Slamet (2002) penyakit yang disebabkan oleh bakteri
pathogen penyebab penyakit berada dalam air yang telah tercemar adalah :
1. Kolera
Penyakit kolera disebabkan oleh Vibrio cholera. Kolera adalah
penyakit usus halus yang akut dan berat, sering mewabah yang
mengakibatkan kematian. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi
dan kolaps dapat terjadi dengan cepat. Sedangkan gejala kolera yang

13
khas adalah tinja yang menyerupai air cucian beras, tetapi sangat jarang
ditemui.
2. Tifoid
Tifoid merupakan penyakit yang menyerang usus halus,
penyebabnya adalah Salmonella typhi. Gejala utama adalah panas yang
terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi rata-rata dua
minggu. Penularan dapat terjadi dari orang ke orang, atau tidak langsung
lewat makanan, minuman yang terkontaminasi bakteri.

3. Hepatitis A
Hepatitis A dikenal juga sebagai Hepatitis infectiosa, disebabkan
oleh Virus hepatitis A. Gejala utama adalah demam yang akut, dengan
perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan sclera mata menjadi
kuning, diikuti oleh icterius seluruh kulit. Penyakit ini dapat menyebar
secara langsung dari orang ke orang, secara tak langsung lewat air,
makanan yang terkontaminasi virus, dan lewat udara.

4. Poliomyelitis
Penyakit ini seringkali disebut “Polio” saja ataupun dikenal sebagai
kelumpuhan anak- anak. Polio disebabkan oleh virus. Polio meninggalkan
cacat, menyebar lewat lingkungan air yang tidak saniter. Gejala polio
sangat bervariasi, dapat sangat ringan, menyerupai penyakit influenza,
sampai keadaan kelumpuhan ringan, parah, dan kematian.

5. Diare
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah
penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare
adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasa Akut). Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih
dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari
atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak

14
dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya
pada anak dan orang tua.
Menurut USAID yang menjadi penyebab diare adalah:
a. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum.
b. Infeksi berbagai macam virus.
c. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang
mengandung susu)
d. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang
kotor.

15
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep
Mata Air

Minum Ritual

Syarat Air Minum

Fisik Kimia Bakteriologis

Pemeriksaan uji laboratorium

MPN coliform

Analisa

Layak Tidak

L
Gambar 1. Kerangka konsep

Ket :
Diteliti
Tidak diteliti

16
Mata air merupakan unit analisis pada penelitian ini. Mata air yang
digunakan sebagai objek penelitian yang dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai air minum dan keperluan upacara keagamaan. Penggunaan mata air
sebagai ritual tidak di analisis dalam penelitian ini. Air minum yang berasal
dari mata air di uji berdasarkan parameter bakteriologis untuk mengetahui
jumlah koloni coliform pada sampel air yang di teliti, sehingga menentukan
kelayakan sebagai air minum.

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri ,sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian dan berdasarkan hubungan fungsional antara variabel bebas dan
terikat(Notoadmodjo,2005). Berikut variabel penelitian :
a. Variabel bebas : Variabel yang direncanakan dengan untuk diplajari
dengan hubungannya yang menjadi variabel bebas dalam penelitian
ini adalah keadaan konstruksi terhadap penampungan semtara air dari
sumber mata air yang digunakan sebagai air minum
b. Variabel tergantung : variabel yang mengalami perubahan akibat dari
variabel bebas.Variabel tergantung pada penelitian ini adalah keadaan
konstuksi penampungan air sementara dengan kualitas bakteriologis
mata air.
c. Variabel pengganggu : Variabel yang memberi pengaruh pada
pelaksanaan penelitian ini sehingga perlu dilakukan penyelarasan.
Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah waktu, debit, suhu,
akar pepohonan,dan musim

17
2. Hubungan antarvariabel
Keadaan Konstruksi
Variabel bebas Bibir Luar Penampungan Air
Mata Air
Kadar Konstruksi

Variabel Tergantung
Kualitas Bakteriologis Mata
Air

Variabel Pengganggu
- Waktu
- Musim
- Debit
- Suhu
- Akar Pepohonan

Gambar 2. Hubungan antar variabel

18
3. Definisi Operasional Variabel
No Vvariabel Ddefinisi CCara pengamatan Sskala

1 KKualitas SStandar air minum AAnalisa laboratorium Rratio


bakteriogis mata air
mata air yang
memenuhi
syarat
bakteriologis
air minum
2 mMata air SSarana air minum OObservasi Rratio
yang
digunakan
oleh
masarakat
3. CColiform BBakteri bentuk coli AAnalisa laboratorium Rratio
yang
merupakan
indikator
bakteriologis
air minum
dan air
bersih

Tabel 1. DefinisiOperasional variabel

4.Hipotesis
Ho : Air mata air di Pura Beji di Br. Wanayu Bedulu, Desa Bedulu,

Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar tidak memenuhi syarat

parameter bakteriologis air minum

Hi : Air mata air di Pura Beji di Br. Wanayu Bedulu, Desa Bedulu,

Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar memenuhi syarat parameter

bakteriologis air minum

19
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif-analitis yaitu dengan
cara pengambilan sample air dan mengidentifikasi keadaan konstuksi
penampungan air sementara dan parameter bakteriologis air terhadap bakteri
coliform untuk menentukan kelayakan sebagai air minum.
Bedasarkan hasil analisa laboratorium mnggunakan sampel air yang
diambil pada satu titik,penulis akan menyimpulkan keadaan bakteriologis air
minum.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian mata air dilaksanakan di Br.Pejen Kaje, Desa Dadapan,
Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar dan untuk pemeriksaan
bakteri colifrom dilakukan dilaboratorium Poltekes Denpasar Jln Salitasi
No 1 Denpasar Selatan.
Pada Desa tersebut terdapat sebuah mata air. Mata air tersebut
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai air minum dan upacara
keagamaan.

2. Waktu Pelaksanaan
Uji pendahuluan terhadap kualitas bakteriologis air telah dilakukan
pada tanggal 1 November 2012 untuk mengidentifikasi masalah dan
kelayakan mata air sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan dari
tanggal 5 November hingga 10 Desember 2012.

20
C. Populasi dan Sampel Penelitian
- Polulasi penelitian
Populasi penelitian adalah tiga mata air yang berada pada wilayah Br.
Pejeng Kaje, Desa Dadapan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten
Gianyar.
- Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini adalah satu mata air yang berada pada
Br. Pejeng Kaje, Desa Dadapan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten
Gianyar.
Teknik pengambilan sample :
a. Mempersiapkan alat – alat
b. Tutup botol dibuka dan dilidah apikan dengan memegang bagian
bawahnya.
c. Isi air botol sample sehingga volume air 2/3 bagian dari volume botol.
d. Lidah apikan kembali mulut botol kemudian ditutup kembali.
e. Diisi label pengantar sample kemudian dikirim kelaboratorium

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah hasil pengamatan penulis terhadap
kualitas bakteriologis air khususnya bakteri Coliform.

b. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari hasil peneliti sebelumnya, jural, buku-buku
refrensi dan internet.

c. Pengolahan dan Analisa Data


Cara pemeriksaan MPN
 Tes Perkiraan ( Pre Sumptive Test )
1. Menyiapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi LB
(Lactose Broth) sebanyak 10 ml, disusun dalam rak tabung masing-
masing tabung diberi tanda no urut dan volume.

21
2. Ambil dengan pipet steril bahan pemeriksaan yang telah disiapkan
dan masukkan kedalam tabung 1 sampai dengan 5 masing-masing
10 ml, tabung keenam sebanyak 1 ml, dan tabung ketujuh sebanyak
0,1 ml.
3. Masing – masing tabung digoyang-goyangkan agar specimen dan
media tercampur merata.
0
4. Inkubasi pada temperatur 37 C selama 1 x 24 jam, kemudian
dilihat ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham.
5. Apabila ada gas tes dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan tes
penegasan, apabila tidak ada gelembung gas, diinkubasi kembali
selama 1 x 24 jam lagi dan apabila ada gas, tes dinyatakan positif
kemudian dilanjutkan dengan test penegasan.
6. Apabila selama 2 x 24 jam tidak terbentuk gas maka test
dinyatakan negative dan uji selanjutnya tidak perlu dilakukan.

 Tes Penegasan ( Confirmation Test )


1. Dari tiap-tiap tabung pemeriksaan yang positif, dipindahkan 1-2
ose kedalam tabung yang berisi 10ml BGLB, pekerjaan ini dibuat
dalam 2 seri tabung BGLB.
0
2. 1 seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 37 C selama 24-48 jam
(untuk memastikan ada/tidaknya colifrom) dan 1 seri yang laen
0
diinkubasi pada suhu 44 C selama 24 jam (untuk memastikan E.
coli).
3. Pembacaan dilakukan setelam 24-48 jam dengan melihat tabung
BGLB yang fositif gas.

E. Instrumen pengumpul Data


1. Instrumen Pemeriksaan MPN
o Alat – alat pemeriksaan MPN
1. Rak tabung reaksi 7 buah
2. Rak tabung reaksi

22
3. Tabung durham
4. Botol sample
5. Pembakar bunsen
6. Ose
7. Inkubator
8. Pipet ukur 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml

o Bahan – bahan pemeriksaan MPN


a) Sample air
b) LB ( Lactose Broth )
c) BGLB ( Briliian Grean Lactose Bilebroth )

2. Instrumen Pengambil Sample Air


o Alat-alat pengambil sample air
a. Lampu spiritus
b. Kerek api
c. Cool box
d. Botol steril
e. Kertas label
o Bahan – bahan pengambilan sample air
a) Mata air ( air pancuran )

F. Pengolahan dan Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel.

2. Analisis Data
Hasil data dari penyaringan disesuaikan dengan tabel MPN
Dan untuk menetukan standar MPN air minum sesui dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR

23
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang air minum, yang menetapkan standar
air minum bakteri colifrom tidak ada

Tabel 2. Tabel MPN

Dengan contoh sample 5 x 10 ml; 1 x 1ml; 1 x 0,1ml

Jumlah tabung ( + ) gas Index MPN per 100ml

10 ml 1ml 0,1ml Tiap 100ml


0 0 1 2
0 1 0 2
0 1 1 4
1 0 0 2,2
1 0 1 4,4
1 1 0 4,4
1 1 1 6,7
2 0 0 5
2 0 1 7,5
2 1 0 7,6
2 1 1 10
3 0 0 8,8
3 0 1 12
3 1 0 16
3 1 1 16
4 0 0 15
4 0 1 20
4 1 0 21
4 1 1 27
5 0 0 38
5 0 1 96
5 1 1 240

Sumber : Sumber : Mikrobiologi air ( Suriawiria, 2003 )

24
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum Desa Bedulu
Lokasi desa bedulu, sebagai salah satu bagian dari wilayah
Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Terletak sekitar 140 meter
dari permukaan air laut. Keberadaan Desa Bedulu berada ditengah-
tengah pulau Bali dan sangat dekat dan mudah dicapai dari semua arah
penjuru, baik dari kota provinsi, kabupaten, maupun kecamatan. Luas
wilayah Desa Bedulu adalah 457,00 ha/m2.
Desa Bedulu terletak membujur dari barat ketimur dan dimasing-
masing sisi barat dan timurnya dibatasi dan diapit oleh dua sungai besar
yaitu sungai Petanu disebelah barat dan sungai Pakerisan disebelah timur.
Sedangkan dibagian tengah-tengahnya mengalir sungai kecil dan anak
sungai seperti Tukad Jurang dan Tukad Batuh.
Secara administratif Desa Bedulu terbagi atas 11 banjar
Dinas/Dusun yaitu : Banjar Dinas Margasengkala, Banjar Dinas
Tegallinggah, Banjar Dinas Wanayu, Banjar Dinas Mas, Banjar Dinas
Taman, Banjar Dinas Margabingung, Banjar Dinas Gua, Banjar Dinas
Tengah, Banjar Dinas Lebah, Banjar Dinas Batu lumabang dan Banjar
Dinas Pakandelan.
Batas – batas wilayah Desa Bedulu dengan Desa tetangga lainnya
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Pejeng
Sebelah Timur : Desa Bitera dan Pejeng Klod

25
Sebelah Selatan : Desa Buruan
Sebelah Barat : Desa Kemenuh

TABEL 3
LUAS WILAYAH DESA BEDULU DITINJAU DARI
PENGGUNAANNYA

No Penggunaan Luas ( Ha ) Persentase


1 Luas persawahan 177,50 38,84
2 Luas perkebunan 89,30 19,54
3 Luas kuburan 5,50 1,20
4 Luas pekarangan 88,18 19,29
5 Perkantoran 0,68 0,14
6 Luas prasarana umum lainnya 95,76 28,95
Total 457,00 ha/m2 100
Sumber : Profil Desa Bedulu, Tahun 2011

a. Data umum
a) Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Desa Bedulu berdasarkan hasil sensus pada
tahun 2011, adalah sebanyak 8.894 jiwa, terdiri dari 4.497 jiwa
penduduk laki-laki dan 4.352 jiwa penduduk perempuan, terdiri
dari 2.089 KK.

b) Pendidikan
Berdasarkan data yang ada diprofil Desa Bedulu, tingkat
pendidikan penduduk Desa Bedulu adalah sebagai berikut dapat
dilihat pada tabel 4

26
TABEL 4
TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK DESA BEDULU

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 Paud dan Tk ( Taman kanak-kanak ) 90 1,21

2 SD ( Sekolah Dasar ) 936 12,66

3 Tamat SD / Sederajat 4185 56,64

4 SLTP 38 0,51

5 Tamat SLTP 967 13.08

6 SLTA/SMK 363 4,91

7 Tamat SLTA 654 8,85

8 Tamat Akademi / Sederajat 62 0,83

9 Tamat Perguruan Tinggi / Sederajat 93 1,25


Total
7.388 Orang 100

Sumber : Profil Desa Bedulu, Tahun 2011


b. Data Khusus
Sumber air bersih
Sumber – sumber air bersih penduduk Di Desa Bedulu dapat dilihat
pada tabel. 6
TABEL 5
SUMBER AIR BERSIH PENDUDUK
DIDESA BEDULU

27
No Jenis Jumlah Persentase Pemanfaatan

1 Mata Air 35 3,49

2 Sumur Gali 873 87,21

3 PAM 90 8,99

4 Sungai 3 0,29

Total 1.001 100

Sumber : Profil Desa Bedulu, Tahun 2011

2. Karakteristik objek penelitian


Objek yang diteliti yaitu keadaan konstruksi penampungan air
sementara terhadap kualitas mata air di Pura Beji Banjar Wanayu Desa
Bedulu, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Populasi dari
penelitian ini adalah 3 buah mata air Dimana pada pemeriksaan
bakteriologisnya hanya diambil i buah mata air dari seluruh populasi yang
ada. Karakteristik yang diteliti disini adalah keadaan konstruksi terhadap
kandungan bakteri colifrom pada mata air di Pura Beji Banjar Wanayu
Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.
3. Hasil pengamatan terhadap objek penelitian berdasarkan variabel
penelitian
Dari penelitian yang sudah dilakukan pada mata air diperoleh hasil dari
pada masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut :
a. Data hasil pemeriksaan MPN coliform sample mata air
Hasil dari pemeriksaan MPN bakteri coliform dari sample air yang
diperiksa dilaboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Denpasar adalah sebagai berikut pada mata air diperoleh hasil 240
per 100 ml sample air sumur,
b. Keadaan konstruksi penampungan sementara mata air
Keadaan dari konstruksi penampungan sementara mata air di Pura
Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh

28
Kabupaten Gianyar adalah berjarak 5m dari bibir sungai dan pada
penampunan air hanya dibatasi oleh beton yang tingginya 30cm.
c. Data hasil Standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010
Dari data hasil pemeriksaan MPN coliform pada air mata air di
Pura Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar adalah 240 per 100 ml sample air mata air, dari
hasil pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan sebagai air bersih.
Menurut Standar peraturan menteri kesehatan republik indonesia
NOMOR 492 /MENKES/PER/IV/2010, menyatakan bahwa pada
air minum untuk standar bakteri Coliform adalah 0.

B. Pembahasan hasil penelitian


a. Total Bakteri Colifrom
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada satu sampel air
mata air , diperoleh total bakteri coliform adalah 240 per 100 ml sampel
air mata air.. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa total bakteri
coliform yang terkandung dalam air sampel melebihi dari baku mutu
kualitas sumber air bersih sehingga air tersebut tidak layak untuk
digunakan.bakteri coliform lebih banyak pada air permukaan yang
mempunyai hubungan dengan pengaruh akar pepohonan disekitar air
mata air.
Meskipun hasil pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium
menunjukkan angka kuman 240 per 100 ml sampel, masyarakat Banjar
Wanayu Desa Bedulu masih juga menggunkan air tersebut sebagai air
minum
b. Total Bakteri E.coli
Berdasarkan hasil laboratorium, total bakteri E. coli yang diperoleh
pada dua sampel yang diperiksa sebesar 0/100 ml sampel. Maka dari itu
dapat dikatakan bahwa air mata air yang ada di Pura Beji Banjar Wanayu
Desa Bedulu Kecamatan Balahbatuh Kabupaten Gianyar negatif terhadap

29
bakteri E. coli. Hal itu menandakan bahwa sampel air tersebut memenuhi
persyaratan dari baku mutu kualitas air minum.
c. Keadaan Konstruksi Penampunngan Air Sementara
Keadaan konstrusi penampungan sementara pada air mata air
adalah hanya dibatasi oleh sebuah beton lurus sebagai pembatas agar air
mata air tidak meluap keluar, tinggi dari beton pembatas adalah 30 cm
dan jarak antara mata air dengan bibir sungai adalah 5m.
Saat musim penghujan yang terus menerus akan dapat
mempengaruhi dari pada kualitas air mata air tersebut. Saat musim
penghujan tiba air sungai akan naik dan meluap dan mengenangi air mata
air yang dapat mempengaruhi kualitas air dari segi bakteriologis. Selain
itu yang mempengaruhi kualitas bakteriologis dari air mata air tersebut
adalah akar dan dedaunan yang ada disekitar air mata air

d. Membandingkan Dengan Baku Mutu


Dilihat dari letak geografisnya, wilayah Desa Bedulu terletak pada
ketinggian sekitar 140 meter dari permukaan air laut dengan luas wilayah
seluruhnya 457,00 ha/m2 dengan jumlah penduduk 8.894 jiwa. di
Wilayah Desa Bedulu memiliki 35 sumber mata air, dan pemanfaatannya
sebanyak 3,49% penduduk Desa Bedulu memanfaatkan mata air untuk
dijadikan air minum langsung tanpa diolah terlebih dahulu dan sebagai
tirta untuk ritual (upacara keagamaan).

Untuk mengetahui kadar MPN Coliform pada air mata air


dilakukan dengan uji laboratorium kemudian hasil dilihat pada tabel
MPN dan membandingkannya dengan standar kualitas air minum
Menurut Standar peraturan menteri kesehatan republik indonesia
NOMOR 492 /MENKES/PER/IV/2010.
Dari data hasil pemeriksaan MPN Colifrom DAN E.coli pada
sample air mata air Di Pura Beji Banjar Wanayu Desa Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten gianyaar diperoleh hasil 240 per 100 ml sample air

30
mata air untuk PEMERIKSAAN Banteri Cilofrom dan untuk
pemeriksaan bakteri E.colli adalah 0 per 100 ml sample airmata air.
Hal tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi, akan hasil dari kadar bakteri Coli from dan E.coli
pada air mata iar adalah keadaan konstruksi penampungan sementara air
mata air dan letaknya sangatdekat dengan bibir sungai yang berjarak 5m.
Selain itu pengambilan dan perlakuan sample ketika penelitian harus
dilakukan dengan baik dan benar, salah satunya adalah alat dan bahan
yang digunakan, hal tersebut diharapkan angka MPN Coliform yang
diperoleh murni dari kandungan air sample tersebut.

Dari hasil data pemeriksaan MPN coliform dan E.Coli sample air
mata air diperoleh angka MPN Coliform adalah 240 per 100 sample
airmata air dan bakteri E.Coli adalah o per 100 ml sampel air mata air.
Dari hasil tersebut bila dibandingkan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 492 /MENKES/PER/IV/2010.
Mengenai persyaratan kualitas air bersih 0/100 ml air yang diperiksa,
maka sample air mata air di Pura Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu
Kecamatan Blagbatuh Kabupaten Gianyar tidak memenuhi persyaratan
bakteriologis air minum.

31
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa air mata air Di Pura
Beji Banjar Wanayu Desa Bedulu Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar untuk bakteri Coliform adalah 240/100 ml sample air mata air
dan untuk bakteri E.Coli 0/100 ml sample air mata air.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang air minum bahwa hasil dari
pemeriksaan sample pada air mata air untuk kualitas bakteriologis bakteri
Colifrom tidak memenuhi persyaratan sebagai minum dan untuk
kualitas bakteriologis bakteri E.Coli sudah memenuhi persyaratan
sebagai minum.
3. Konstruksi pada penampungan air sementara belum memenuhi syararar
kerena dapat menyebabkan pencemaran pada persyaratan
bakteriologisnya.

B. Saran
1. Diharapkan kepada masyakat di Banjar Wanayu Desa Bedulu Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar, untuk mengolah terlebih dahulu air mata
air sebelum dikonsumsi.

32
2. Disarankan kepada masyakat di Banjar Wanayu Desa Bedulu Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar, untuk memperbaiki dan meninggikan lagi
konstruksi penampungan sementara mata air agar saat banjir air sungai
tidak mencemari sumber mata air tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Efeendi, hefni. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius.

Fardias, S. ( 1989 ). Polusi Air dan Udara. Bandung : Kanisius.

Nazir Muhammad, ( 1988 ). Metodologi Penelitian . cetakan kelima, Jakarta :


Ghalia Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentan


Air Minum.

Sanropie Djasio, dkk., ( 1984 ), Penyediaan Air Bersih, Jakarta : Proyek


Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat Pendidikan Dan Latihan
Pegawai Departemen Kesehatan RI.

Wisnuprapto. ( 1984 ). Buku Pengolahan Air Bersih. Yogyakarta : Andi Offset


Yogyakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang


Air Minum.

Anonim. 2011. Pengertian Air. (online) available : http://id.shvoong.com/exact-


sciences/biology/2090618-pengertian-air/#ixzz1eEhZAgrq. (20
November 2011)

________. 2011. Peranan Air dalam kehidupan. (online) available : http://gigik-


kesehatanlingkungan.blogspot.com/2011/05/peranan-air-dalam-
kehidupan.html. (17 November 2011)

________. 2010. Makanan dan gizi. (online) available :


http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/609-penyediaan-air-
bersih-dan-sehat ( 16 November 2011)

________. 2009. Bakteri koliform. (online ) available :


http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_koliform. ( 17 November 2011 )

33
Gambar 3. Air Mata Air

34
Lampiran 1.

35
36
37

Anda mungkin juga menyukai