Anda di halaman 1dari 30

1

ANALISIS AIR KRAN DI PONDOK


PESANTREN API ASRI TEGALREJO
KAB. MAGELANG
Disusun untuk memenuhi tugas Karya Ilmiah Remaja kelas XI

Disusun oleh :

1. Asna Ainur Rukyan


2. Fifi Maghfiroh
3. Linatun Nashihah

SMA SYUBBANUL WATHON


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TAHUN 2016
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau

Jawa. Luas wilayahnya 34.548 km², 28,94% dari luas pulau Jawa. Kondisi

air di Jawa Tengah belum bisa dikatakan optimal dikarenakan pipa yang

sebagai perantara air sering mengalami kebocoran dan itu dianggap salah satu

kegagalan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Hal tersebut adalah salah

satu penyebab tidak meratanya air yang berada di Jawa Tengah, khususnya

di daerah Tegalrejo.

Pondok pesantren API ASRI yang berada di daerah Tegalrejo dengan

jumlah santri lebih dari 3500 membutuhkan banyak air untuk memenuhi

kebutuhan para santri, terutama untuk air minum. Santri cenderung lebih

memilih meminum air kran daripada membeli air minum dalam kemasan,

padahal kita sendiri belum tau kondisi air kran itu yang sebenarnya, dalam

keadaan bersih atau tidak, kita juga belum mengetahui zat-zat apa saja yang

terkandung dan sudah tercampur dalam air kran tersebut.

Berkaitan dengan air tersebut, banyak santri yang beranggapan bahwa

sumber penyakit terutama penyakit kulit dan diare yang terjadi di kalangan

santri di Pondok Pesantren API ASRI Tegalrejo Kab. Magelang ini adalah

bersumber dari air kran. Berdasarkan masalah di atas, kami akan melakukan

penelitian berjudul “Analisis Air Kran di Pondok Pesantren API ASRI

Tegalrejo Kab. Magelang.”


3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan kita teliti :

1. Kandungan yang terdapat dalam air kran di kompleks API ASRI

Tegalrejo Kab. Magelang.

2. Mindset para santri bahwasanya air kran adalah penyebab utama penyakit

yang diderita misalnya penyakit kulit dan diare.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berkut :

1. Apa kandungan yang terdapat dalam air di kompleks API ASRI Tegalrejo

Kab. Magelang?

2. Apakah benar air yang ada di kompleks API ASRI Tegalrejo Kab.

Magelang adalah penyebab utama penyakit yang diderita para santri?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung didalam air di kompleks API

ASRI Tegalrejo Kab. Magelang.

2. Untuk membuktikan mindset para santri bahwa air yang ada kompleks

API ASRI adalah penyebab utama penyakit yang diderita oleh santri.

E. Waktu dan Lokasi Penelitiaan

Penelitian pertama dilakukan di SMA Syubbanul Wathon pada 25 Maret

2015 kemudian penelitian kedua dilakukan di SMA Syubbanul Wathon

pada tanggal 25 April 2016.


4

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat ini dapat di gunakan sebagai acuan untuk penelitian sejenis,

khususnya menyangkut tentang kandungan air.

b. Untuk menambah kajian ilmu geografi khususnya materi air.

2. Manfaat praktis

1) Manfaat untuk sekolah :

a. Sebagai tambahan nilai untuk siswa dalam mata pelajaran terkait.

b. Memberikan tugas karya ilmiah kepada siswa.

c. Memberikan pengetahuan baru kepada siswa.

d. Sebagai masukan SMA Syubbanul Wathon dan pondok pesantren

API ASRI Tegalrejo Kab. Magelang dalam meningkatkan

pengetahuan tentang air yang baik untuk kesehatan

2) Manfaat untuk siswa :

a. Mendapatkan pengetahuan yang lebih jauh.

b. Sebagai pengalaman siswa.

c. Menambah nilai.

d. Mempererat solidaritas antar siswa.

e. Menambah pengetahuan untuk lebih berhati-hati untuk

menggunakan air yang bersumber dari kran sebagai air minum

3) Manfaat untuk masyarakat :

a. Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam air yang bersumber dari

kran.
5

4) Bagi Lembaga atau instansi :

a. Dapat di gunakan sebagai bahan masukan untuk PDAM (Perusahaan

Dasar Air Minum) untuk lebih memperhatikan kebersihan air yang

akan di salurkan oleh masyarakat.

b. Masukan kepada PDAM agar meneliti sumber air lebih lanjut jika air

tersebut akan digunakan sebagai cadangan pasokan air.

c. Menambah wawasan PDAM sebagai Lembaga yang membantu

Pemerintah mengatasi masalah air.

5) Dapat digunakan bagi guru, karyawan sekolah, pengurus dan siswa

dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan air.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kajian Tentang Air

a. Pengertian Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Menurut Eko Budi Kuntjara (2009),

air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom

hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan

Hidrogen yang cenderung bersatu padu untuk menentang kekuatan dari

luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini.

b. Fungsi Air

Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa

lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan

adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi

kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk

15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan

oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal

sebanyak 1,5–2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan

membantu proses metabolisme(Slamet, 2007 ).

c. Jenis-Jenis Air

Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air

metereologik), air permukaan, dan air tanah (Sutrisno, 2004).


7

1. Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam

NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut tidak memenuhi syarat

untuk air minum.

2. Air Atmosfir

Air Meteriologik dalam kehidupan sehari-hari air ini

dikenal sebagai air hujan.Terjadi pengotoran dengan adanya

pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran

industri/debu dan lain sebagainya tatapi dalam keadaan murni

sangat bersih

3. Air Permukaan

Air permukaan meliputi :

a. Air Sungai Air sungai memiliki derajat pengotoran

yang tinggi sekali. Hal ini karena selama

pengalirannnya mendapat pengotoran, misalnya oleh

lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran

industri kota dan sebagainya. Oleh karena itu dalam

penggunaannya sebagai air minum haruslah

mengalami suatu pengolahan yang sempurna.

b. Air Rawa Kebanyakan air rawa berwarna kuning

coklat yang disebabkan oleh adanya zat – zat organis

yang telah membusuk, misalnya asam humus yang

larut dalam air. Dengan adanya pembusukan kadar

zat organis yang tinggi tersebut, maka umumnya

kadar mangan (Mn) akan tinggi pula dan dalam


8

keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka

unsur-unsur mangan (Mn) ini akan larut.

4. Air Tanah

Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai

permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan

menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,

air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan

menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada

air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam

konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium,

magnesium, dan logam berat seperti besi dan mangan.

a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan

air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan,

demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air

tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat

kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui

lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia

tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.

b. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini

terdapat diantara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara

dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer.

Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan

kedap air retak, secara alami air akan keluar ke


9

permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut

mata air artesis. Pengambilan air tanah dalam, tak

semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus

digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya

sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-

300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

c. Mata Air

Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan

sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal

dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim

dan kualitas/ kuantitasnya sama dengan keadaan air

dalam.

Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah)

mata air dapat dibedakan atas :

a. Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar

dari lereng-lereng,

b. Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke

permukaan pada suatu dataran.

d. Pemanfaatan Air

Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah :

1. Untuk keperluan air minum.

2. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat

dapur, dan lainlain).


10

3. Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram

halaman)

4. Untuk konservasi sumber baku PAM.

5. Taman rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci

tangan).

6. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang

dikaitkan dengan proses kegiatan bahan-bahan/ minuman,

WC dan lain-lain).

7. Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung

dikaitkan dalam proses membuat makanan, minuman

seperti the botol, coca cola, perusahaan roti dan lain-lain).

8. Pertanian/ irigasi

9. Perikanan.

10. Lain-lain.

Menurut Alamsyah (2007), manfaat air bagi tubuh manusia

adalah:

1. Membantu proses pencernaan

2. Mengatur proses metabolisme

3. Mengangkut zat-zat makanan

4. Menjaga keseimbangan suhu tubuh

e. Kandungan yang Baik pada Air Bersih

1. Kandungan Bahan Kimia Organik

Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik

dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan.


11

Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air yang

mengandung bahan kimia organik. Namun, apabila jumlah

bahan kimia organik yang terkandung melebihi batas dapat

menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena

bahan kimia organik yang melebihi batas ambang dapat

terurai jadi racun berbahaya. Bahan kimia organik tersebut

antara lain NH4, H2S, SO4 2-, dan NO3.

2. Kandungan Bahan Kimia Anorganik

Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum

tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. Bahan-bahan

kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain

garam dan ionion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg,

Zn).

f. Kriteria Air Bersih

Air yang sehat harus memenuhi beberapa persyaratan antara

lain:

1.  Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air

biasanya disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang

sangat halus. Semakin keruh menunjukkan semakin banyak

butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya.

2.  Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung

bahan-bahan lain berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada

air rawa berwarna kuning , air buangan dari pabrik , selokan,

air sumur yang tercemar dan lain-lain.


12

3.  Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin

menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin

disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam

air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik

maupun asam anorganik.

4.  Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila

dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk

mengandung bahan-bahan organik yang sedang

didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme air.

5.  Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 . Air

yang pHnya rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya

tinggi terasa pahit. Contoh air alam yang terasa asam adalah

air gambut (rawa)

6.  Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen,

timbal, nitrat, senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa

fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.

7.  Tidak boleh mengandung bakteri patogen seperti Escheria

coli , yaitu bakteri yang biasa terdapat dalam tinja atau

kotoran, serta bakteri-bakteri lain yang dapat menyebabkan

penyakit usus dan limpa, yaitu kolera, typhus, paratyphus,

dan hepatitis. Dengan memasak air terlebih dahulu hingga

mendidih, bakteri tersebut akan mati.

g. Air Bersih yang Layak Minum dan Dikonsumsi


13

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan sekali

banyak air bersih. Agar sehat, kita disarankan minum air putih

8 gelas sehari atau kurang lebih 2 L tiap harinya. Selain

minum, saat memasak terutama masakan berkuah seperti sop,

kita menggunakan banyak air bersih. Selain itu, kita

menggunakan air untuk berbagai keperluan, seperti mencuci

atau mandi walaupun untuk aktivitas mencuci atau mandi

standar kebersihan air yang digunakan mungkin berbeda.

Masalahnya, jumlah air yang layak dikonsumsi saat ini

makin lama makin berkurang. Bahkan saat ini, dari seluruh air

yang ada di dunia, HANYA 1% yang layak minum. Apabila

kita mengkonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi, maka

bisa jadi kita terkena penyakit berbahaya. Data dari USAID

tahun 2008, ketersediaan air bersih di Indonesia baru

mencapai 49% pada 2007, dengan separuh penduduk

Indonesia masih mengandalkan sumber air minum dari air

permukaan, air sumur gali, air sungai, dan air hujan yang tidak

terlindungi yang sebagian besar tercemar oleh koli tinja.

Dikatakan oleh ahli hidrogeologis Prof Dr Sari Bahagiarti,

jumlah air tawar di bumi hanya 4%,dengan hanya kurang dari

1% adalah air yang bisa dikonsumsi. Karena jumlah air bersih

yang makin berkurang, maka kita harus makin berhati-hari

dalam menggunakan air yang kita minum atau masak.

h. Kualitas Air
14

1. Pengertian Kualitas Air

Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur

dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu

dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air

dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter

ini meliputi parameter fisik, kimia, dan

mikrobiologis(Masduqi,2009).

Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat

diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air

tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik,

biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan

kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai

kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk

menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.

2. Hubungan Antar Kualitas Air

Manurut Anonymaus(2010), laju peningkatan pH

akan dilakukan oleh nilai pH awal. Sebagai contoh :

kebutuhan jumlah ion karbonat perlu ditambahkan utuk

meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak

apabila awalnya 6,3 dibandingkan hal yang sama dilakukan

pada pH 7,5. kenaikan pH yang  akan terjadi diimbangi

oleh kadar Co2 terlarut dalan air. Sehingga, Co2 akan

menurunkan pH
15

3. Kualitas Air Yang Baik

Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air

yang baik untuk kehidupan ikan :

· Rendah kadar amonia dan nitrit

· Bersih secara kimiawi

· Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang memadai

· Rendah kadar cemaran organik

· Stabil

4. Parameter Kualitas Air

a. Kekeruhan

Kekeruhan adalah pengukuran jumlah bahan

tersuspensi dalam kolom air. Bahan-bahan tersuspensi

termasuk lanau, lempung dan pasir (sedimen), komunitas

fitoplankton dan detritus (pembusukan bahan

organik). Bahan-bahan tersuspensi secara bersama

disebut sebagai total padatan tersuspensi, atau

TSS.Secara sederhana kekeruhan adalah pengukuran

kejernihan air, dimana kekeruhan meningkat berkorelasi

dengan kejelasan menurun.

b. Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-

mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca)

dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air

sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar


16

mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air

dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium

dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa

merupakan ion logam lain maupun garam-

garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana

untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun.

Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang

banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan

busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan

air tota dinyatakan dalam

satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.

c. Nitrat

Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen

urea (N-urea) ,algae memanfaatkan senyawa tersebut

untuk pertumbuhannya sebagai sumber nitrogen yang

berasal dari senyawa nitrogen-organik. Beberapa bentuk

senyawa nitrogen (organik dan anorganik) yang terdapat

dalam perairan konsentrasinya lambat laun akan berubah

bila didalamnya ada faktor yang mempengaruhinya

sehingga antara lain akn menyebabkan suatu

permasalahan tersendiri dalam perairan tersebut.

Menurut Andayani(2005), konsentasi nitrogen

organik di perairan yang tidak terpolusi sangat beraneka

ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada


17

kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi

pakan. Nitrogen juga mengandung bahan organik

terlarut. Konsentrsi organik nitrogan umumnya dibawah

1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada

perairan yang planktonya blooming dapat meningkat

menjadi 2-3 mg/liter.

d. pH

Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan

derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen

menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri

dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph

air murni biasa 7. Makin banyak banyak ion OH+dalam

cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan

demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin

banyak H+ makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat

masam. Ph antara 7 – 9 sangat memadai kehidupan bagi

air tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air

dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat

turun hingga mencapai 4.

pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan

karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan

asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh


18

hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman

tinggi),  kandungan oksigan terlarut akan berkurang,

sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas

naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini

sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini,

maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam

air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph

7,5 – 8,7(Kordi dan Andi,2009).

e. Titrimetri

Titrimetri merupakan suatu metode analisa

kuantitatif didasarkan pada  pengukuran volume titran

yang bereaksi sempurna dengan analit. Titran

merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi. Analit

adalah zat yang akan ditentukan konsentrasi atau

kadarnya. Selanjutnya akan dikatakan titik ekuivalen

dari titrasi telah dicapai. Larutan standar merupakan

larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Agar

diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran,

kimiawan dapat menggunakan bahan kimia, yaitu

indikator, bereaksi terhadap kehadiran titran yang

berlebih dengan melakukan perubahan warna.

Perubahan warna ini bisa saja terjadi persis pada titik

ekivalen, tetapi bisa juga tidak. Titik dalam titrasi

dimana indikator berubah warnanya disebut titik akhir.


19

Tentu saja diharapkan, bahwa titik akhir ini sedekat

mungkin dengan titik ekivalen. Pemilihan indikator

untuk membuat kedua titik sama (atau mengoreksi

perbedaan di antara keduanya) adalah satu aspek yang

penting dalam metode titrimetric.

f. Fotometri

Fotometri adalah titrasi untuk mengukur kandungan suatu zat

dalam campuran dengan mengukur absorbs.

Fotometrimerupakan peralatan dasar dilaboratorium klinik untuk

mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan.Sebagian

besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini

dapat menentukan kadar suatu bahan didalamcairan tubuh seperti

serum atau plasma. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran

penyerapan sinar akibat interaksisinar yang mempunyai panjang

gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang

dilewatinya.
20

5. Kerangka Berfikir

Persiapan alat dan bahan

Pengambilan sampel air kran

Penelitian uji laboratorium selama 1 minggu

Pengambila hasil uji laboratorium

Penyusunan laporan hasil uji laboratorium


21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Syubbanul Wathon Tegalrejo Kab.

Magelang, dan untuk pengujian kandungan zat yang berada di air kran

dilaksanakan di

Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pemerintah Kabupaten

Magelang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18/19 Maret 2015 dan

diterima pada tanggal 25 Maret 2015.

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain

deskriptif yaitu peneliti melakukan observasi terhadap kualitas fisik air

kran. Setelah dilakukan observasi maka akan dilakukan analisis

laboratorium dari aspek air kran di SMA Syubbanul Wathon Tegalrejo

Kab. Magelang.

C. Variable Penelitian

1. Variable Dependen

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah parameter fisika dan

kimia yang terdiri sebagai berikut :

a. Kekeruhan

b. Kesadahan

c. Nitrat
22

d. pH

2. Variable Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah air kran.

3. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

a. Kekeruhan

Kekeruhan adalah warna air kran yang jernih atau tidak

jernih/keruh berdasarkan hasil penglihatan peneliti dan pengukuran

di lapangan dengan menggunakan alat laboratorium.

b. Kesadahan

Kandungan dalam air kran tersebut yang berbahaya atau tidak bagi

kesehatan.

c. Nitrat

Senyawa yang terbentuk dalam air kran yang dapat mempengaruhi

tubuh sehingga membahaykan atau tidak.

d. pH

Keasaman yang terdapat dalam air kran yang dapat diukur dari

jumlah ion hidrogen.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua air kran yang berada di

SMA Syubbanul Wathon Tegalrejo Kab. Magelang.

2. Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua air kran yang berada di

SMA Syubbanul Wathon Tegalrejo Kab. Magelang. Teknik


23

pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan botol air minum

mineral berukuran 250 ml.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua cara,

yaitu pengumpulan data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data ini diperolah dari sampel air kran SMA Syubbanul Wathon dan

hasil penelitian laboratorium.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari penyediaan air kran yang bersumber di SMA

Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang.

F. Teknik Analisis Data

Data dianalisis berdasarkan hasil penelitian/pemeriksaan di

lapangan dan di laboratorium kemudian dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di

lapangan dan di laboratorium diolah dengan menggunakan komputer yang

selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dari tiap

variabel.

G. Cara Kerja

1. Cara Kerja di Lapangan

a. Pengambilan Sampel Air

Pengambilan sampel air dapat dilakukan pada pagi dan siang hari.

Pengambilan sampel dapat dimulai dengan terlebih dahulu

mempersiapkan alat –alat yang akan digunakan yaitu botol air


24

mineral berukuran 250 ml. Proses Pengambilan sampel dapat

dilakukan dengan prosedur berikut :

1) Mempersiapkan alat yang akan digunakan.

2) Mencuci tangan dengan sabun.

3) Menurunkan botol sampel sampai bawah air kran.

4) Menutup rapat botol sampel.

5) Memberi label pada botol sampel.

6) Memasukan dan mengatur posisi botol sampel dengan rapih

agar tidak miring.

2. Cara Kerja Laboratorium

Cara kerja untuk proses strelisasi botol sampel adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan botol sampel untuk pengambilan sampel air kran.

b. Menggunakan botol-botol yang ditutup dengan sempurna.

c. Membersihkan botol dan membilasnya sebanyak 2 kali dengan air

destilasi.

d. Membungkus leher botol dengan aluminium foil.

e. Mensterilkannya selama 60 menit pada suhu 180°C dalam oven.

f. Menandai botol dengan memberi catatan tanggal sterilisasinya.

g. Menyimpan botol-botol yang telah siap digunakan pada tempat

yang kering dan bersih.


25

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Berikut ini hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 18-19 Maret

2015 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pemerintah Kabupaten

Magelang.

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kode Hasil : 445.01/137/AB/21.31/2015 Diambil/dikirim oleh : Fitri

Chumaeroh

Kode Sampel : AB.01/278/2015 Diterima/diperiksa:18/19Maret 2015

Jenis Sampel : Air Bersih

Asal Sampel : SMA SW Tegalrejo

Titik Sampel : Air Bak Mandi

Keterangan : Kadar maksimum yang diperbolehkan sesuai dengan Standar

Baku Mutu Air Bersih

No.416/MENKES/PER/IX/1990 (Parameter Permintaan)

Kadar Maksimum
Parameter Hasil
No. Satuan Yang Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Diperbolehkan
A.Fisika
1 Kekeruhan Skala NTU 25 6
B.Kimia
Kesadahan
1 mg/l 500 85,051 Titrimetri
(CaCO3)
2 Nitrat (sebagai N) mg/l 10 <0,1 Fotometri
3 pH mg/l 6,5-9,0 6,6 SNI 06-
6989.11-2004
26

Catatan :

1. Hasil pemeriksaan hanya untuk sampel yang diperiksa

2. Hasil pemeriksaan tidak boleh digandakan untuk kepentingan promosi

3. Pengaduan hasil pemeriksaan dilayani sampai dengan 10 (sepuluh) hari

setelah pengiriman hasil

Magelang, 25 Maret 2015

B. Pembahasan

Parameter Pemeriksaan menunjukkan dua hasil yaitu secara Fisika

dan Kimia. Secara Fisika disebutkan hasil kekeruhan. Sedangkan secara

Kimia didapatkan hasil dari kesadahan, nitrat, dan ph. Kekeruhan yang

menggunakan skala NTU dengan kadar maksimum yang diperbolehkan 25

sedangkan hasil pemeriksaan menunjukkan 6. Kesadahan (CaCO3) dengan

satuan mg/l mempunyai kadar maksimum 500 sedangkan hasil

pemeriksaan menunjukkan 85,051 dengan keterangan Titrimetri. Nitrat

(N) mempunyai kadar maksimum yang diperbolehkan 10 sedangkan hasil

pemeriksaan menunjukkan <0,1 dengan satuan mg/l dan keterangan

Fotometri. pH dengan satuan. mg/l mempunyai kadar maksimum 6,5-9,0

sedangkan hasil pemeriksaan menunjukkan 6,6 dengan keterangan SNI

06-6989.11-2004.

2. Hasil Wawancara dan Pembahasan

A. Hasil Wawancara

Berikut ini diagram hasil wawancara dengan teknik Isaac dan Michael

yang menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling,

dan dihitung menggunakan rumus Slovin yang menghasilkan 133 sampel


27

dari seluruh populasi yaitu 254 siswi putri di SMA Syubbanul Wathon.

Penelitan ini dilakukan pada 5 April 2015, dan bertahap selama kurang

lebih satu setengah bulan.

11%

25%

64%

Dari hasil wawancara 133 siswa SMA Syubbanul Wathon Tegalrejo

Kab. Magelang sebagai sampel, terdapat 96 santri yang mengatakan bahwa

air adalah penyebab penyakit yang diderita santri, 28 santri menjawab

bahwa kebersihan lingkungan menjadi pemicu datangnya penyakit, dan 19

santri menjawab bahwa penyakit tersebut disebabkan dari diri santri

masing-masing.

a. Nama : Alfi Nisrina

Kelas : XI IPS
28

Berdasarkan hasil wawancara Alfi Nisrina pernah mengalami sakit

kulit, menurut pendapatnya penyebab penyakit yang pernah

dideritanya disebabkan oleh air.

b. Nama : Aprialina Nurul Aini

Kelas : XI IPS

Berdasarkan hasil wawancara Aprialina Nurul Aini pernah mengalami

sakit kulit, menurut pendapatya penyebab penyakit yang pernah

dideritanya disebabkan oleh air.

c. Nama : Anisatul Ulfa

Kelas : XI IPA

Berdasarkan hasil wawancara Anisatul Ulfa belum pernah mengalami

sakit kulit semenjak di pesantren. Menurut pendapatya penyebab

penyakit kulit disebabkan karena lingkungan yang kurang bersih.

d. Nama : Fika Sayidati Rohmah

Kelas : XI IPA

Berdasarkan hasil wawancara Fika Saidati pernah mengalami sakit

kulit, menurut pendapatnya penyebab penyakit kulit yang pernah

dideritanya disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dari 10 siswa SMA Syubbanul

Wathon Tegalrejo Kab. Magelang sebagai sampel, terdapat 7 siswa

yang mengatakan bahwa air adalah penyebab penyakit yang diderita

santri, 2 siswa menjawab bahwa kebersihan ligkungan menjadi pemicu


29

datangnya penyakit, dan 1 siswa menjawab bahwa penyakit tersebut

disebabkan dari diri santri masing-masing.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian laboratorium yang dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa air bukan penyebab dari penyakit yang diderita para

siswa SMA Syubbanul Wathon Tegalrejo Kab. Magelang, akan tetapi

kurangnya kebersihan di lingkungan pondok. Tidak ada zat-zat berbahaya

yang terkandung dalam air, yang perlu dikhawatirkan oleh siswa, akan

tetapi lebih baik siswa menggunakan air kran sebagai mana mestinya.

B. Saran

1. Sebaiknya santri meminimalisir meminum air kran.

2. Santri lebih baik mengonsumsi air matang.

3. Santri harus menjaga kebersihan lingkungan agar tidak terjangkit

penyakit gatal dan yang lainnya.

4. Santri harus menggunakan air kran sebagaimana fungsinya.

5. Menggunakan air seefektif mungkin.


30

DAFTAR PUSTAKA

Mustofa, Bisri S.Sos dan Inung Sektiawan, S.Si. 2012. Kamus Lengkap

Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka

Sartohadi, Junun dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Wardiyatmoko, K. 2014. Geografi. Jakarta: Erlangga

http://www.artikellingkunganhidup.com/ciri-ciri-kualitas-air-yang-baik-secara-

fisiknya.html

Anda mungkin juga menyukai