Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BIOKIMIA UTS

NAMA : ALDA PUTRI VALENTINA


NIM : 2032111045
KELAS : BIOLOGI B
MATA KULIAH : BIOKIMIA
DOSEN : RIKO IRWANTO, S.Pd., M.Sc.

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS


PERTANIAN, PERIKANAN, DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG SEMESTER
GASAL 2021/2022
RESUME MATERI UTS

1. BIOKIMIA PENDAHULUAN

Definsi Biokimia
Biokimia adalah ilmu yang menghubungkan, bahkan sebagai perekat
antara disiplin ilmu biologi dan kimia yang memanfaatkan Hukum-hukum
Fisika dan Kimia untuk menjelaskan proses kehidupan1. Biokimia
mempelajari proses kehidupan yang dimulai dari sel, karena sel adalah
satuan terkecil dari kehidupan. Sel sebagai satuan terkecil kehidupan
mmeiliki struktur dan organisasi yang unik. Keunikan sel itulah yang akan
dijelaskan oleh biokimia berdasarkan kaidah-kaidah biologi dan kimia.
Secara simultan, Biokimia mempelajari aspek biologi dan kimiawi
senyawa-senyawa penyusun sel.
Biokimia adalah ilmu yang menghubungkan, bahkan sebagai perekat
antara disiplin ilmu biologi dan kimia yang memanfaatkan Hukum-hukum
Fisika dan Kimia untuk menjelaskan proses kehidupan. Biokimia
mempelajari proses kehidupan yang dimulai dari sel, karena sel adalah
satuan terkecil dari kehidupan. Sel sebagai satuan terkecil kehidupan
mmeiliki struktur dan organisasi yang unik. Keunikan sel itulah yang akan
dijelaskan oleh biokimia berdasarkan kaidah-kaidah biologi dan kimia.
Secara simultan, Biokimia mempelajari aspek biologi dan kimiawi
senyawa-senyawa penyusun sel.
Sejarah perkembangan Biokimia mulai dikemukakan oleh Karl Neuberg
(1903) ahli kimia Jerman dan sekitar pertengahan abad XVIII Karl
Wilhelm Scheele ahli kimia swedia telah melakukan penelitian mengenai
susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan hewan. Pada awal Abad XIX,
oleh Friedrich Wohler yaitu pada tahun 1828 Wohler menunjukkan bahwa
urea, suatu senyawa yang terdapat dalam urine, ternyata dapat dibuat
dalam laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat dengan garam
amonium.
Perkembangan Biokimia dilanjutkan dengan penemuan dua bersaudara
Eduard dan Hans Buchner yang berdasarkan hasil percobaannya
membuktikan bahwa sel-sel ragi yang telah mati masih mampu untuk
menyebabkan terjadinya proses fermentasi gula menjadi alkohol.
Selanjutnya Pada tahun 1926 J.B. Sumner membuktikan bahwa urease,
yakni enzim yang diperoleh dari biji kara pedang (jack beans) dapat
dikristalkan seperti juga senyawa organik lainnya. Sejalan dengan
perkembangan biokimia, para ahli biologi sel memberikan sumbangannya
dalam bidang struktur sel. Diawali oleh Robert Hooke pada Abad XVII
telah melakukan observasi terhadap sel-sel, maka perbaikan atas teknik
observasi dengan menggunakan mikroskop telah dapat meningkatkan
pemahaman atas struktur yang kompleks.
Selanjutnya dalam bidang genetika seorang ahli genetika yang bernama
Gregor Mendel pada pertengahan Abad XIX dan kemudian menjelang
Abad XX beradsarkan hasil penelitiannya membuktikan bahwa gen yang
menjadi penyusun sel mahluk hidup. Pada tahun 1869 asam nukleat telah
diisolasi Friedrich Miescher dan pada awal Abad XX Para ahli biokimia
berpendapat bahwa hanya protein yang memiliki struktur yang paling
kompleks yang membawa informasi genetika, sedangkan asam nukleat
diasumsikan hanya sebagai senyawa yang sederhana sebagai penyusun sel
mahluk hidup. menggunakan mikroskop telah dapat meningkatkan
pemahaman atas struktur yang kompleks.
.

2. AIR PH DAN MOLEKUL DALAM KEHIDUPAN

A. Definsi Air
Menurut PP No 82 Tahun 2001 definisi air adalah semua air yang
terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air
fosil. Air merupakan elemen yang sangat signifikan bagi kehidupan
mahluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia. Dimana air
merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat
vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.

B. Sumber Air di Alam


Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik),
air permukaan, dan air tanah.
a. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam
NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut tidak memenuhi syarat
untuk air minum.

b. Air Atmosfir, Air Meteriologik


Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air
hujan. Dapat terjadi pengotoran dengan adanya pengotoran udara
yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industri/debu dan lain
sebagainya tatapi dalam keadaan murni sangat bersih. Sehingga
untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya
tidak menampung air hujan pada saat hujan baru turun, karena
masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan memiliki
sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-
bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi (karatan). Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat
lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

c. Air Permukaan
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan
Lingkungan, air permukaan merupakan salah satu sumber penting
bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan,
antara lain :
1) Mutu atau kualitas baku
2) Jumlah atau kuantitasnya
3) Kontinuitasnya Air permukaan seringkali merupakan sumber
air yang paling tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna,
flora, dan zat-zat lainnya.
Air permukaan meliputi :
1) Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi
sekali. Hal ini karena selama pengalirannnya mendapat
pengotoran, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-
daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Oleh karena itu
dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sempurna.
2) Air Rawa
Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang
disebabkan oleh adanya zat – zat organis yang telah
membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis yang tinggi
tersebut, maka umumnya kadar mangan (Mn) akan tinggi pula
dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob),
maka unsur-unsur mangan (Mn) ini akan larut.

d. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar
Kesehatan lingkungan , air tanah merupakan sebagian air
hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke
dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai
lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa
lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada
air. Kesadahan pada air ini akan menyebabkan air
mengandung zatzat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat
mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam
berat seperti besi dan mangan.
1) Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses
peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan,
demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah
akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia
(garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah
yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-
masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai
saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih
terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan
muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air yang akan
terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini
dimanfaatkan untuk sumber air minum melaui sumur-sumur
dangkal.
2) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini
terdapat diantara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua
lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan
tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak,
secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang
memancar ke permukaan disebut mata air artesis.
Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah
dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan
pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya
antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika
tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar
dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur
artesis. Jika air tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka
digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah
dalam ini.
3) Mata Air Mata
Air merupakan air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari
tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitas/ kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata
air dapat dibedakan atas :
a. Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari
lereng-lereng,
b. Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan
pada suatu dataran

C. Sifat-Sifat Istimewa Air


Air memiliki sifat-sifat istimewa, dimana sifat-sifat istimewa
itu terdiri dari :
a. Sifat fisika
Air memiliki sifat fisika, yaitu :
1) Memiliki titik didih, titk lebur, kalor penguapan, dan tegangan
permukaan yang lebih tinggi
2) Adanya sifat elektik dipolar molekul air (ikatan H), sehingga
adanya kekuatan intra molekul yang lebih dalam air berwujud
cair
3) Memilki 3 bentuk : padat, cair, dan gas.
b. Sifat kimia
Air memiliki sifat kimia, yaitu :
1) Terdiri dari 2 atom hidrogen dan satu atom oksigen
2) Bersifat polar
3) Sebagai pelarut yang baik karena kepolarannya
4) Bersifat netral (pH=7) dalam keadaan murni.
c. Sifat Biologi
Air memiliki sifat biologi, yaitu :
1) Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa
organik untuk memlakukan replikasi
2) Media untuk organisme dapat hidup
3) Membantu dalam proses fotosintesis

D. Ikatan Hidrogen Air


Tingginya titik didih H2O dibandingkan dengan senyawa hidrida
lainnya dalam satu golongan dan tingginya titik didih HF dibandingkan
senyawa hidrida lainnya dalam satu golongan merupakan fakta
terjadinya ikatan hidrogen antara molekul H2O dan antara molekul HF.
Kekuatan ikatan hidrogen sangat dipengaruhi oleh perbedaan
elektonegativitas antara atom-atom dalam molekul.
Semakin besar perbedaan elektronegativitasnya, semakin besar
kekuatan ikatan hidrogen yang terbentuk. Oleh karena itu berdasarkan
perbedaan elektronegatifannya maka ikatan hidrogen antar molekul HF
> H2O > NH3, seharusnya titik didih HF lebih tinggi dari H2O dan
NH3.
Namun fakta eksperimmen menunjukkan:
Ternyata titik didih H2O lebih tinggi dari pada titik didih HF.
Hal itu disebabkan karena tiap molekul air berpotensi membentuk
empat ikatan hidrogen dengan molekul air sekelilingnya, maka titik
didih H2O lebih tinggi dari titik didih senyawa HF meskipun ikatan
hidrogen pada HF lebih kuat dari ikatan hidrogen pada H2O.
Pada hidrogen fluorida yang muncul adaleh kekurangan hidrogen
sehingga tiap molekul HF hanya bisa membentuk satu ikatan hidrogen
dangen molekul HF yang lainnya. Pada kasus   amonia, jumlah ikatan
hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya
mempunyai satu pasang elektron.
Air dapat digambarkan sempurna sebagai sistem ikatan yang
“sempurna” karena pada tiap molekul air terdapat 2 pasang elektron
bebas dan 2 atom hidrogen. Oleh karena itu tiap molekul air dapat
membentuk empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya.

E. Kristal Air
Air dapat mendengar dan molekulnya berubah bentuk. Molekul
tersebut dikenal dengan nama Kristal air dan secara alami terbentuk
pada saat turunnya hujan salju, umumnya berbentuk segi lima atau
enam dengan variasi bentuk pada masing-masing ujungnya. Formasi
kristal air dapat berupa bentuk yang sangat rumit dan simetris.

F. Distribusi Air Dalam Tubuh


Di dalam tubuh manusia, cairan  akan terdistridusi ke dalam 2
kompartemen utama yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan
ekstrasellular (ECF). Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di
dalam sel sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di
luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh sel membran yang
memiliki permeabilitas tertentu. Hampir   67% dari total badan air
(Body’s Water)  tubuh manusia terdapat di dalam cairan intrasellular  
dan  33%  sisanya akan   berada pada cairan ekstrasellular. Air yang
berada di dalam cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi
kembali kedalam 2 Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial
(ISF) dan cairan intravaskular (plasma darah). 75% dari air pada
kompartemen cairan ekstraselular ini akan  terdapat pada sela-sela sel
(cairan interstisial)  dan 25%-nya akan berada pada plasma darah
(cairan intravaskular).  Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen
utama (Cairan Intrasellular    dan Cairan Ekstrasellular) ini sangat
bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat
dalam kedua kompartemen tersebut. Karena sel membran yang
memisahkan kedua kompartemen ini memiliki permeabilitas yang
berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi larutan (osmolality) pada
kedua kompartemen   juga akan berbeda.

G. Keseimbangan Air Di Dalam Tubuh


Keseimbangan di dalam tubuh kita adalah berimbangnya antara
volme air yang masuk ke dalam tubuh dengan volume air yang keluar
dari tubuh. Keseimbangan ini sangat dibutuhkan agar regulasi osmotik
maupun regulasi volume yang keduanya mengatur keseimbangan air
dan elektrolit di tingkat intrasel maupun ekstrasel tetap berada dalam
keadaan steady state. Hasil akhir yang diinginkan dari pengaturan ini
adalah osmolalitas cairan tubuh yang normal atau direfleksikan oleh
osmolalitas plasma yang normal.

H. Dampak Kekurangan Air Pada Tubuh


Berikut ini yang akan terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan air
putih :
a. Kelelahan dan mudah lelah
Seseorang yang kurang mengkonsumsi air putih akan
mudah merasakan lelah. Hal ini disebabkan karena saat seseorang
mengkonsumsi sedikit air, metabolisme tubuh dan cairan di dalam
tubuh akan berkurang drastis, sehingga merasa cepat lelah.
b. Masalah pada pencernaan
Cairan yang masuk ke dalam tubuh, terutama air putih
sangat dibutuhkan untuk membantu proses pencernaan tubuh.
Konsumsi air putih yang sedikit akan berpengaruh
terhadap buruknya pencernaan pada tubuh.
Beberapa masalah pencernaan yang muncul karena kurang
minum air putih :
1) Diare
2) Sulit buang air besar
3) Sulit buang air kecil
4) Sakit perut
c. Kulit Kusam
Kebiasaan minum air putih secara teratur, dapat membantu
menjaga kesegaran tubuh. Hal ini dapat dipastikan, efek
kekurangan air putih pada tubuh dapat menyebabkan kulit
menjadi kusam dan kurang segar. Selain itu, tubuh juga akan
terlihat pucat dan seperti tidak bertenaga.
d. Menganggu fungsi ginjal
Sebelum mempengaruhi pencernaan, ginjal akan
mengalami gangguan fungsinya akibat kekurangan minum air
putih. Proses pencernaan melibatkan banyak organ pencernaan,
salah satunya adalah ginjal. Selain ginjal, beberapa organ
pencernaan di bawah ini juga akan menurun fungsi nya :
1) Usus
2) Lambung
3) Tenggorokan
4) Hati
5) Kandung Kemih
6) Saluran Kencing
e. Kurang Konsentrasi
Daya konsentrasi di kontrol melalui otak. Efek kekurangan
air putih, maka bagian otak pun akan mengalami kekurangan
cairan. Kondisi otak yang mengalami kekurangan cairan ini akan
menyebabkan berbagai gangguan konsentrasi. Konsentrasi ini
sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas. Hal ini dapat
berdampak pada beberapa hal, antara lain :
1) Mudah bengong dan melamun
2) Sering salah dalam mengambil keputusan
3) Sulit mengerjakan tugas
4) Mudah melakukan kesalahan
f. Halusinasi
Halusinasi merupakan keadaan seperti melihat sesuatu,
namun sebenarnya objek yang lihat tidaklah nyata. Halusinasi
merupakan salah satu ciri-ciri yang disebabkan oleh kurangnya
orientasi, yang salah satunya disebabkan oleh efek akibat
kekurangan air putih. Halusinasi akan sangat mengganggu
kegiatan sehari-hari, apalagi jika membutuhkan daya konsentrasi.
g. Mudah Mengantuk
Salah satu ciri orang yang kurang minum air putih adalah
akan mudah mengantuk. Perlu diingat, air putih dan cairan
berfungsi untuk menjaga kesegaran tubuh, sehingga ketika tidak
meminum air putih, maka tubuh tidak akan terasa sega. Akibat
kurang air minum, mengakibatkan gejala sering ngantuk menguap
dan mata yang terlihat sangat lelah.
h. Tenggorokan Kering
Ketika sedang makan pasti akan merasa haus dan
membutuhkan minum. Minum dapat membuat makanan yang
dikonsumsi menjadi lebih mudah untuk ditelan. Kemudian akan
memudahkan pencernaan, yang diteruskan ke usus, lalu sampai ke
lambung. Kurangnya minum air putih akan membuat tenggorokan
anda terasa kering, dan efek selanjutnya adalah radang pada
tenggorokan.
i. Kepala Pusing
Dengan berkurangnya cairan yang masuk ke otak, maka
akan terjadi gangguan pada bagian tersebut. Kurang minum akan
membuat kepala terasa sakit dan pusing.
j. Urin berwarna pekat
Salah satu ciri umum yang mudah di deteksi ketika sedang
mengalami kekurangan cairan adalah urin anda yang berwarna
sangat pekat. Apabila urin yang normal, akan berwarna bening
dan kekuningan, namun pada orang yang kurang minum air putih
akan berwarna kuning pekat. Hal dengan jelas menunjukkan
bahwa tubuh anda mengalami kekurangan cairan.
k. Nyeri ketika buang air kecil
Salah satu hal yang menjadi ciri-ciri dari kurangnya air
putih adalah rasa sakit ketika melakukan buang air kecil. Hal ini
dapat terjadi ketika kandung kemih, sudah mengalami infeksi.
Kandung kemih membutuhkan cairan yang cukup agar dapat
melakukan sekresi atau pembuangan dengan baik dan sempurna.
Cairan yang sedikit akan menyebabkan kandung kemih
mengalami infeksi, dan menyebabakan rasa nyeri ketika buang air
kecil

3. STRUKTUR DAN FUNGSI KARBOHIDRAT


Karbohidrat atau sakarida (bahasa Yunani: sakcharon, artinya gula)
adalah komponen essensial semua organisme hidup. Karbohidrat
memainkan peranan sangat penting pada kehidupan organisme. Polimer
karbohidrat pada binatang dan tumbuhan, bertindak sebagai molekul
penyimpan energi. Binatang dan manusia dapat mencerna karbohidrat
yang kemudian dioksidasi menghasilkan energi selama proses
katabolisme.
Klasifikasi utama karbohidrat adalah: monosakarida, disakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan unit terkecil dari
struktur karbohidrat. Disakarida terdiri dari dua residu monosakarida yang
berikatan kovalen dengan nama ikatan glikosida. Pada oligosakarida
(bahasa Yunani: oligos artinya sedikit) terikat tiga sampai kira-kira 20
residu monosakarida. Polisakarida (bahasa Yunani : polys artinya banyak)
adalah polimer yang mengandung banyak (biasanya lebih dari 20) residu
monosakarida. Disakarida, oligosakarida dan polisakarida tidak
mempunyai rumus empiris (CH2O)n karena air dikeluarkan selama
pembentukan polimer. Oleh sebab itu, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida tersusun dari residu unit monosakarida. Istilah glycan lebih
umum untuk polimer karbohidrat. Homoglycan merupakan polimer
dengan monomer gula identik, sedangkan heteroglycan adalah polimer
dengan monomer gula berbeda.
Secara struktural karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton atau senyawa yang menghasilkan polihidroksi aldehid
atau polihidroksi keton pada produk hidrolisisnya. Molekul karbohidrat
dapat berikatan dengan molekul lain membentuk glycoconjugate.
Glycoconjugate adalah turunan karbohidrat dimana satu atau lebih rantai
karbohidrat berikatan kovalen dengan peptida, protein atau lipid. Turunan
ini termasuk proteoglycan, peptidoglycan, glycoprotein, dan glycolipid.
Karbohidrat pada proteoglycan, peptidoglycan, glycoprotein dan
glycolipid merupakan heteroglycan.

A. Monosakarida dan turunannya


Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana karena
monosakarida tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi gula yang lebih
sederhana. Sifat monosakarida adalah larut di dalam air, berwarna
putih, padat kristalin, dan berasa manis. Kebanyakan monosakarida
disintesis dari senyawa sederhana pada proses yang dinamakan
glukoneogenesis. Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa,
galaktosa, dan ribosa. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan
merupakan gula yang paling manis, sedangkan glukosa merupakan
gula yang paling penting dalam tubuh manusia. Glukosa merupakan
sumber energi utama otak dan sistem saraf dan dapat digunakan oleh
jaringan lainnya. Kadar glukosa normal di dalam darah kita adalah
100-120 mg/100 mL darah. Galaktosa terikat glukosa membentuk
laktosa. Laktosa adalah disakarida yang terdapat pada susu.
Secara struktur kimia, monosakarida adalah polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton. Monosakarida dapat dikelompok-kan berdasarkan
tipe gugus karbonilnya dan jumlah atom karbonnya. Jika gugus
karbonil monosakarida sebuah aldehid maka dinamakan aldosa. Jika
gugus karbonil monosakarida sebuah keton, maka dinamakan ketosa.
Aldosa dengan tiga, empat, lima, enam dan tujuh atom karbon
berturut-turut dinamakan aldotriosa, aldotetrosa, aldopentosa,
aldohexosa dan aldoheptosa. Ketosa dengan tiga, empat, lima, enam
dan tujuh atom karbon berturut-turut dinamakan ketotriosa,
ketotetrosa, ketopentosa, ketohexosa dan ketoheptosa.
a. Konformasi monosakarida
Projeksi Haworth umumnya digunakan pada biokimia karena
secara tepat menggambarkan atom dan gugus pada setiap atom
karbon dari gula. Geometri atom karbon dari sebuah cincin
monosakarida adalah tetrahendral (sudut ikatan 110º). Oleh sebab
itu, cincin monosakarida sesungguhnya tidak planar.
Monosakarida siklik dapat berada dalam variasi konformasi
(bentuk tiga dimensi, konfigurasinya sama).
b. Turunan monosakarida
Terdapat banyak turunan monosakarida yaitu sugar phosphatet,
deoxy sugar dan amino sugar, sugar alcohol dan sugar acid.
Monosakarida dan turunannya mempunyai singkatan yang
digunakan untuk menggambarkan polisakarida yang lebih
kompleks.
- Sugar phosphatet
Monosakarida sering diubah ke ester fosfat agar lebih reaktif.
Triosa fosfat, ribosa 5-fosfat dan glukosa 1-fosfat adalah
contoh ester alcohol-phosphate.
- Deoxy sugar
Atom hidrogen menggantikan gugus hidroksil pada
monosakarida induk, 2-Deoxy-D-ribosa yang merupakan unit
pembangun DNA, L-Fucose (6-deoxy-L-galactose) yang
secara luas terdistribusi dalam tumbuhan, binatang dan
mikroorganisme.
- Amino sugar
Pada gula tipe ini, sebuah gugus amina (-NH2) atau satu dari
turunannya disubtitusikan pada gugus hidroksi dari gula
induk. Pada gula N-asetil amino, gugus aminonya membawa
sebuah gugus asetil (CH3-CO-) sebagai substituen. Dua
contoh penting adalah N-acetyl-β-D-glucosamine dan
turunannya N-acetyl-β-muramic acid yang mempunyai
sebuah rantai samping asam karboksil tambahan. Dua
senyawa ini adalah komponen dinding sel bakteri.
- Sugar alcohol
Pada sugar alkohol, oksigen karbonil dari monosakarida
induk direduksi menghasilkan polyhydroxy alcohol. Glycerol
dan myo-inositol adalah komponen penting lipid. D-Ribitol
adalah senyawa dari flavin mononucleotide (FMN) dan flavin
adenin dinuclotide (FAD). Pada umumnya sugar alcohol
dinamakan dengan menggantikan akhiran –ose dari
monosakarida induk dengan –itol.
- Sugar acid
Sugar acid adalah asam karboksilat turunan dari aldosa,
oksidasi dari C-1 (karbon aldehid) untuk menghasilkan
aldonic acid atau oksidasi atom-karbon bernomor lebih tinggi
untuk menghasilkan aldurotic acid. Struktur aldonic dan
turunan alduronic dari glukosa (gluconate dan glucoronate).
Sugar acid adalah komponen dari kebanyakan polisakarida.

B. Disakarida
Disakarida dibentuk ketika karbon anomerik dari satu molekul
monosakarida berinteraksi dengan satu dari beberapa gugus hidroksil
molekul monosakarida lainnya. Interaksi ini membentuk ikatan
kovalen yang dinamakan ikatan glikosida. Ikatan glikosida pada
maltosa terbentuk antara gugus hidroksil pada hemiasetal α-D-Glukosa
dengan H pada gugus hidroksil atom C-4 pada β-D-Glukosa lainnya
membentuk maltosa (α-D-glucopyranosyl-(1→4)-β-D-glucopyranose).
Dengan demikian, molekul maltosa masih mempunyai hemiacetal.
Disakarida yang paling umum ditemui adalah maltosa (gula gandum),
sellobiosa, laktosa (gula susu) dan sukrosa (gula tebu).
Maltosa adalah disakarida yang dilepaskan selama hidrolisis pati.
Maltosa disusun oleh dua molekul D-glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan α-glikosidik. Ikatan glikosidik menghubungkan C-1 dari suatu
residu dengan atom oksigen yang terikat pada C-4 dari residu kedua.
Oleh sebab itu, maltosa adalah α-D-glucopyranosyl-(1→4)-D-glucose
disingkat Glc(α1→4)Glc. Glukosa sebelah kanan pada maltosa adalah
ujung pereduksi.
Sellobiosa ‘Cellobiose’ (β-D-glucopyranosyl-(1→4)-D-glucose)
adalah dimer glukosa. Sellobiosa adalah disakarida yang berulang pada
struktur selulosa, suatu polisakarida tanaman. Sellobiosa dilepaskan
selama hidrolisis selulosa. Perbedaan antara maltosa dan sellobiosa
adalah ikatan glikosidik, pada sellobiosa adalah β, sedangkan pada
maltosa adalah α.
Sukrosa merupakan disakarida yang paling melimpah di alam.
Sukrosa dinamakan juga ‘gula meja’. Sukrosa disintesa hanya pada
tumbuh-tumbuhan. Sukrosa banyak terdapat pada tanaman tebu.
Sukrosa adalah α-D-glucopyranosyl-(1→2)-β-D-fructofuranoside yang
disingkat Glc(α12β)Fru atau Fru(β21α)Glc. Sukrosa dibedakan
dari tiga disakarida lainnya karena ikatan glikosidanya
menghubungkan atom karbon anomeric dari dua residu monosakarida
(glukosa dan fruktosa).
Laktosa merupakan disakarida utama yang terdapat pada susu.
Laktosa disintesa pada gelenjar susu. Laktosa adalah β-D-
galactopyranosyl-(1→4)-D-glucose yang dapat disingkat
Gal(β1→4)Glc. Secara alami laktosa anomer α berasa manis dan lebih
stabil dari pada anomer β.

C. Oligosakarida
Pada sel, oligosakarida paling banyak terdiri dari tiga atau lebih unit
residu monosakarida. Oligosakarida ini tidak berada dalam keadaan
bebas tetapi sering berikatan dengan molekul non gula seperti lipid
membentuk glikolipid, protein membentuk glikoprotein yang
keduanya mempunyai fungsi pengatur. Glikoprotein dan glikolipid
adalah glycoconjugates. Contoh oligosakarida yang tidak terikat
dengan molekul lain adalah Fructooligosaccharide (FOS) dan
Galactooligosaccharide (GOS). Struktur FOS adalah [Fru(β2→1)]0-
7Fru(β2→1)Glc, sedangkan struktur GOS adalah [Gal(β1→4)]0-
4Gal(β1→4)Glc. Dengan demikian, FOS adalah rantai pendek inulin
dengan Derajat Polimerisasi (DP) 2-9, sedangkan GOS mempunyai DP
2-6.

D. Polisakarida
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam sebagai
polisakarida. Polisakarida dinamakan juga glikan. Antara glikan dapat
berbeda dalam hal unit monosakarida penyusunnya, panjang rantai
polisakarida, tipe ikatan antara unit monosakarida dan jumlah (derajat)
percabangan. Polisakarida dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Homopolisakarida dinamakan juga homoglikan yaitu polisakarida
yang mengandung hanya satu tipe residu monosakarida, sedangkan
heteropolisakarida dinamakan juga heteroglikan yaitu polisakarida
yang mengandung residu monosakarida lebih dari satu tipe.
Beberapa homoglikan berfungsi sebagai molekul penyimpan energi
seperti pati dan glikogen. Sebagian homoglikan yang lain berfungsi
sebagai elemen struktural dinding sel tumbuhan yaitu selulosa dan
rangka luar hewan yaitu kitin. Heteroglikan menyediakan pendukung
ekstraseluler untuk semua kingdom. Selulosa, pati, dan glikogen
adalah contoh homoglikan, sedangkan polimer pada peptidoglikan
termasuk kelompok heteroglikan.

4. KATABOLISME KARBOHIDRAT
Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk
menghasilkan energi utama (karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung
secara bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik yang berurutan.
Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik . Tahap 1. Makromolekul
sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya. Jadi, polisakarida
dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi asam lemak,
gliserol, dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis menjadi 20
komponen asam aminonya. (Albert L.Lehninger, 2000).
Pada tahap katabolisme II: berbagai produk yang terbentuk di dalam
tahap I dikumpulkan dan diubah menjadi sejumlah (lebih kecil) molekul-
molekul yang lebih sederhana. Jadi heksosa, pentosa, dan gliserol dari
tahap I diuraikan menjadi satu jenis senyawa antara 3-karbon : piruvat,
yang kemudian diubah menjadi satu jenis 2-karbon yaitu gugus asctil dari
asetil-koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka
karbon dari hampir semua asam amino juga dipecah membentuk gugus
asetil- KoA Asctil-KoA merupakan produk akhir yang bersifat umurn dari
tahap II katabolisme.
Pada tahap III, gugusan asetil dari asetil KoA diberikan pada siklus asam
sitrat, vaitu, lintas aklur \ang beiMtat unrum yang dilalui oleh nutrien
pengjiasil energi. l). Di sini, terjadi oksidasi nutrien, menghasiikan karbon
dioksida, air dan amonia (I produk nitrogen lain). Lintas akhir katabolisme
karenanya menycrupai sungai yang luas, yang dialiri dari berbagai cabang
anak sungai (Albert L.Lehninger, 2000).

5. FOTOSINTESIS
A. Definisi fotosintesis
Fotosintesis adalah proses untuk memproduksi gula (karbohidrat) pada
tumbuhan, beberapa bakteri dan organisme non-seluler (seperti jamur,
protozoa) dengan menggunakan energi matahari, yang melalui sel-sel
yang berespirasi energi tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk ATP
sehingga dapat digunakan seluruhnya oleh organisme tersebut. Reaksi
umum dan proses fotosintesis adalah :

6 H2 0 + 6 CO2 C6H1206 + 602

B. Proses fotosintesis
Proses fotosintesis berlangsung dalam 2 proses. Proses pertama
merupakan proses yang tergantung pada cahaya matahari (Reaksi
Terang), yaitu reaksi yang membutuhkan energi cahaya matahari
Iangsung dan molekul-molekul energi cahaya tersebut belum dapat
digunakan untuk proses berikutnya. Oleh karena itu pada reaksi terang
ini, energi cahaya matahari yang belum dapat digunakan tersebut akan
dikonversi menjadi molekul-molekul energi yang dapat digunakan
yaitu dalam bentuk energi kimia. Konversi energi cahaya menjadi
energi kimia dilakukan oleh aktvitas pigmen daun (klorofil). Dalam
reaksi terang, cahaya matahari akan membentur klorofil-a sebagai
suatu cara untuk membangkitkan elektron agar menjadi suatu energi
dengan tingkatan yang lebih tinggi.
Dua pusat reaksi pada pigmen tersebut yang bekerja secara berantal
(PS I dan PS II) mentransfer elektron. Elektron diperoleh dengan
memecah air (H20) sehingga terjadi pelepasan 02 dan 02 tersebut yang
kemudian mengkonversi energi menjadi bentuk ATP dan NADP .
Reaksi terang tersebut terjadi dalam grana.
Proses kedua adalah proses yang tidak membutuhkan cahaya
(Reaksi Gelap) yang terjadi ketika produk dari reaksi terang
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen C-C dari karbohidrat.
Pada proses ini, CO 2 atmosfer (atau CO 2 dari air untuk
organisme akuatik/marine) ditangkap dan dimodifikasi oleh
penambahan hidrogen menjadi bentuk karbohidrat. Reaksi gelap
biasanya dapat terjadi dalam gelap apabila energi carrier dari
proses terang tersedia. Reaksi gelap ini berlangsung dalam stroma
kloroplas.

Titik Kompensasi dan Titik Saturasi


Fotosintesis adalah proses yang tergantung cahaya, berarti kecepatan
fotosintetik yaitu kecepatan dalam menambat CO2 dan energi matahari
sangat tergantung pada intensitas cahaya matahari. Akan tetapi
hubungan ini bukan satu hubungan linier yang sederhana (Kimmins,
1987). Dengan pertimbangan bahwa kecepatan fotosintesis netto pada
tumbuhan meningkat dengan adanya peningkatan intensitas cahaya
(intensitas cahaya dimulai dan titik 0), maka suatu saat dapat terjadi
peningkatan fotosintesis tidak diikuti oleh peningkatan penambatan
CO2 netto. Kondisi ini terjadi karena kecepatan hilangnya CO2 dalam
proses respirasi lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
penambatan CO2 dalam proses fotosintesis. Apabila intensitas cahaya
terus meningkat, maka pada suatu saat akan dicapai keseimbangan
antara hilangnya CO2 pada respirasi dan CO2 yang ditambat pada
proses fotosintesis. Pencapaian kondisi ini terjadi pada titik ko
mpensasi (Compensation point - CP). Intensitas cahaya yang terus
meningkat akan menyebabkan penurunan kecepatan fotosintesis
sampai tercapai titik saturasi (saturation point - SP). Berarti titik
saturasi adalah titik dimana peningkatan intensitas cahaya hanya
menghasilkan sedikit atau tidak ada peningkatan CO 2 netto yang
ditambat. Setiap jenis tumbuhan menunjukkan titik saturasi dan titik
kompensasi yang berbeda, tergantung pada toleransi tumbuhan
tersebut terhadap variasi intensitas cahaya yang diterima (jenis toleran
naungan dan intoleran naungan). Pada umumnya jenis toleran naungan
mempunyai CP dan SP yang lebih rendah dibandingkan CP dan SP
jenis intoleran naungan.

6. GLUKONEOGENESIS

Pengertian Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan


karbohidrat, contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena
senyawa yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya
adalah sejumlah senyawa glukogenik terutama berasal dari asam amino-L,
laktat atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak
cukup mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar
glukosa darah.
Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat
yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini
asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi
dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan
suplai glukosa yang tetap.Kebanyakan karbon yang digunakan untuk
sintesis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino.Laktat
yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik
juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis.
Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis,
tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan
kebalikan dari proses glikolisis.karena ada tiga tahap reaksi dalam
glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi
kebalikannya.

Jalur Glukoneogenesis

Proses glukoneogenesis dengan siklus asam sitrat berhubungan, yaitu


suatu reaksi kimia yang mengubah asam piruvat menjadi 〖 CO_2 +
H_2O dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP, dengan proses
oksidasi aerob. Apabila aerob otot berkontraksi karena digunakan untuk
bekerja, maka asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh proses
glikolisis. Asam piruvat digunakan dalam siklus asam sitrat. Ketika otot
digunakan, jumlah asam piruvat yang dihasilkan melebihi jumlah asam
piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian
sejumlah asam piruvat diubah menjadi asam laktat dengan proses reduksi.
Reaksi ini akan menghasilkan 〖 NAD 〗 ^+ dari NADH. Pada proses
glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir. Untuk metabolisme lebih
lanjut, asam laktat harus diubah kembali menjadi asam piruvat terlebih
dahulu. Demikian pula untuk proses glukoneogenesis.
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia
lagi. Maka tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak
juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya. Protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi
bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan
glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun
protein. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun
protein dijelaskan sebagai berikut:
a. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak
dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol
masuk dalam jalur glikolisis.
b. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke
dalam siklus Krebs.

Pengaturan Glukoneogenesis

Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan


menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem
pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.Sistem
pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuai
dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan
menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan
glikolisis diatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif
glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi
dari cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati
meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak
dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak
dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino
terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain
glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA
semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk ke
glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat.
Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan
menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa
piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh
asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru
terbentuk menjadi piruvat.
Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase
diperantarai oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-
bisfosfat. Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis
oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan
konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa
dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan
berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik
mengaktifkan fosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-
bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan
glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningkaan
glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan
penghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan
glukoneogenesis.

Reaksi-Reaksi Glukoneogenesis

Krebs menegaskan bahwa penghalang energi merintangi pembalikan


sederhana reaksi glikolisis antara piruvat dan fosfoenolpiruvat, antara
fruktosa 1,6-bisfosfat dan fruktosa6-fosfat antara glukosa 6-fosfat dan
glukosa, serta antara glukosa 1-fosfat dan glikogen. Semua reaksi ini bersifat
non-ekuilibrum dengan melepas banyak energi bebas dalam bentuk panas dan
karenanya secara fisiologis tidak reversibel. Reakri-reaksi tersebut dielakkan
oleh sejumlah reaksi khusus.

A. Piruvat dan Fosfoenolpiruvat


Di dalam mitokondria terdapat

1. Enzim Piruvat karboksilase, yang dengan adanya ATP, Vitamin B


biotin dan CO2akan mengubah piruvat menjadi oksaloasetat. Biotin
berfungsi untuk mengikat CO2 dari bikarbonat pada enzim sebelum
penambahan CO2 pada piruvat.
2. Enzim fosfoenolpiruvat karboksinase, mengatalisis konversi
oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat. Fosfat energi tinggi dalam
bentuk GTP atau ITP diperlukan dalam reaksi ini, dan CO2 dibebaskan.
Jadi, dengan bantuan dua enzim yang mengatalisis transformasi
endergonik ini dan laktat dehidrogenase, maka laktat dapat diubah
menjadi fosfoenolpiruvat sehingga mengatasi penghalang energi antara
piruvat dan fosfoenolpiruvat.
B. Fruktosa 1,6-bisfosfat dan fruktosa 6-fosfat
Konversi fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, yang
diperlukan untuk mencapai pembalikan glikolisis, dikatalisis oleh suatu
enzim spesifik, yaitu fruktosa 1,6-bisfosfatase. Enzim ini sangat penting
bila dilihat dari sudut pandang lain, karena keberadaanya menentukan
dapat-tidaknya suatu jaringan menyintesis glikogen bukan saja dari piruvat
tetapi juga dari triosafosfat. Enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase terdapat di
hati dan ginjal dan juga telah diperlihatkan di dalam otot lurik. Enzim
tersebut diperkirakan tidak terdapat dalam otot jantung dan otot polos.

C. Glukosa 6-fosfat dan glukosa


Konversi glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh enzim
fosfatase yang spesifik lainnya, yaitu glukosa 6-fosfatase.Enzim ini
terdapat di hati dan ginjal tetapi tidak ditemukan di jaringa adipose serta
otot.Keberadaanya memungkinkan jaringan untuk menambah glukosa ke
dalam darah.

D. Glukosa 1-Fosfat dan Glukogen


Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dilaksanakan oleh
enzim fosforilase Sintesis glikogen melibatkan lintasan yang sama sekali
berbeda melalui pembentukan uridin disfosfat glukosa dan aktivitas enzim
glikogen sintase.

Enzim yang penting ini memungkinkan pembalikan glikolisis


memainkan peran utama di dalam glukoneogenesis. Hubungan antara
glukoneogenesis dan lintasan glikolisis. setelah transminasi atau
deaminasi, asam amino glukogenik membentuk piruvat atau anggota lain
siklus asam sitrat. Dengan demikian, reaksi yang diuraikan di atas dapat
menjelaskan proses konversi baik asam amino glukogenik maupun laktat
menjadi glukosa atau glikogen. Jadi, senyawa laktat membentuk piruvat
dan harus memasuki mitokondria sebelum konversi menjadi oksaloasetat
serta konversi akhir menjadi glukosa langsung.

Propionat merupakan sumber utama glukosa pada hewan


pemamah-biak, dan memasuki lintasa glukogenesis utama lewat siklus
asam sitrat setelah proses konversi menjadi suksinil KoA. Propionat
pertama-tama diaktifkan dengan ATP dan KoA oleh enzim asil-KoA
sintetaseyang tepat. Propionil-KoA, yaitu produk reaksi ini, menjalani
reaksi fiksasi CO2 untuk membentuk D-metilmaloni-KoA, dan reaksi ini
dikatalis oleh enzim propionil-KoA karboksilase. Reaksi fiksasi ini analog
dengan fiksasi CO2 dalam asetil-KoA oleh enzim asetil KoA karboksilase,
yaitu sama-sama membentuk derivat malonil dan memerlukan vitamin
biotinsebagai koenzim.D-Metilmalonil KoA harus diubah menjadi bentuk
stereoisomernya, yakni L-metilmalonil-KoA, oleh enzim metilmalonil-
KoA rasemase,sebelum langsung isomerisasi akhir senyawa tersebut
menjadi suksinil KoA oleh enzim metilmalonil-KoA isomerase yang
memerlukan vitamin B12 sebagai koenzim. Definisi vitami B12 pada
manusia dan hewan akan mengakibatkan ekskresi sejumlah besar metil
malonat (Basiduria metilmalonat).

Meskipun lintasan ke arah suksinat merupakan jalur utama


metabolisme, propionat dapat pula digunakan sebagai molekul yang
mempersiapkan proses sintesis asam lemak di jaringan adipose dan kelnjar
payudara dengan jumlah atom karbon ganjil pada molekul tersebut. Asam
lemak C15 dan C17 terutama ditemukan di dalam lemak hewan pemamah-
biak. Dalam bentuk seperti itu, lemak tersebut merupakan sumber asam
lemak yang penting di dalam makanan manusia dan akhirnya akan dipecah
menjadi propionat di jaringan tubuh.

Gliserol merupakan produk metabolisme jaringan adipose dan


hanya jaringan yang mempunyai enzim pengaktifnya, gliserolkinase,yang
dapat menggunakan senyawa gliserol.Enzim ini, yang memerlukan ATP,
ditemukan di hati dan ginjal di antara jaringan lainya. Gliserol kinase
mengatalis proses konversi gliserol menjadi gliserol 3-fosfat. Lintasan ini
berhubungan dengan tahap triosafosfat pada lintasan glikolisis, karena
gliserol 3-fosfat dapat dioksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat oleh
NAD+ dengan adanya enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase. Hati dan
ginjal mampu mengubah gliserol menjadi glukosa darah dengan
menggunakan enzim di atas, beberapa enzim glikolisis dan enzim spesifik
pada lintasan glukoneogenesis, yaitu fruktosa-1,6-biofosfatase serta
glukosa–6-fosfatase.

7. STRUKTUR, FUNGSI DAN SIFAT LIPID


Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, tidak dapat larut dalam
air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan
kloroform (Sloane 2003). Lipid memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh,
diantaranya adalah menghasilkan energi yang dibutuhkan, menghasilkan
asam lemak esensial, pelumas di antara persendian, membantu
pengeluaran sisa makanan, dan memberi kepuasan cita rasa. Lipid
merupakan sumber energi yang pekat, 1 gram lipid memberikan 9 gram
kalori. Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan
adiposa sebagai energi potensial. Lipid adiposa ini tersimpan dalam
jaringan di bawah kulit/sub cutaneus tissues sebanyak 50%, sekeliling alat
tubuh dalam rongga perut sebanyak 45%, dan dalam jaringan bagian
dalam otot/intra muscular tissues sebanyak 5% (Suhardjo dan Kusharto
2010).
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia
yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu asam lemak,
lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari
asam lemak dan gliserol (Salirawati 2007). Komponen dasar lemak adalah
asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak
maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat
dibedakan berdasarkan jumlah atom C, ada atau tidaknya ikatan rangkap,
jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap (Sartika 2008).
Menurut Poedjiadi dan Supriyanti (2009), senyawa yang termasuk lipid
dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan
yang dikenal. Lipid dibagi dalam tiga golongan besar yaitu: (1) lipid
sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya
lemak atau gliserida dan lilin (waxes), (2) lipid gabungan yaitu ester asam
lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid,
serebrosida, (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses
hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan
(animal fat), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), Berdasarkan
sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang
besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan
basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya
steroid. Lemak yang umum meliputi mentega, lemak hewan dan bagian
berlemak dari daging. Minyak terutama berasal dari tumbuhan, termasuk
jagung biji kapas, zaitun, kacang dan biji kedelai, meskipun lemak
berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya memiliki struktur
dasar organik yang sama (Hart 2003).
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di
alam di alam. Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua
manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu,
kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform,
benzena, dan alkohol panas. Apabila konsentrasinya tinggi, kolesterol
mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau, serta mempunyai titik lebur 150-151 oC. Endapan kolesterol
apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal
ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dengan
demikian, maka aliran darah akan terganggu (Poedjiadi dan Supriyanti
2009).
Uji-uji lipid antara lain uji kelarutan, uji ketengikan,uji penyabunan, uji
ketidakjenuhan, uji akrolein, uji Salkowski, uji Lieberman-Buchard dan uji
noda. Uji lipid ini dapat berguna untuk analisis kelarutan lipid maupun
derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut, analisis sifat kepolaran
pelarut, analisis keberadaan gliserin atau lemak, dan lain lain (Sartika
2008).
Struktur Lipid
Struktur dari lipid, yaitu:

Lipid terbuat dari unsur Karbon, Hidrogen, dan Oksigen, tetapi


memiliki proporsi air yang jauh lebih rendah daripada molekul lain seperti
karbohidrat. Tidak seperti polisakarida dan protein, lipid bukanlah
polimer, lipid tidak memiliki unit monomer yang berulang. Lipid terbuat
dari dua molekul: Gliserol dan Asam Lemak. Molekul gliserol terdiri dari
tiga atom karbon dengan gugus hidroksil terikat padanya dan atom
hidrogen menempati posisi yang tersisa. Sedangkan asam lemak terdiri
dari gugus asam di salah satu ujung molekul dan rantai hidrokarbon, yang
biasanya dilambangkan dengan huruf ‘R’. Lipid mungkin jenuh atau tidak
jenuh. Asam lemak menjadi jenuh apabila setiap ikatan yang mungkin
dibuat dengan atom Hidrogen, sehingga tidak terdapat ikatan C = C.
Sebaliknya, asam lemak menjadi tidak jenuh memang mengandung ikatan
C = C. Asam lemak tak jenuh tunggal memiliki satu ikatan C = C, dan tak
jenuh ganda memiliki lebih dari satu ikatan C = C.

Sifat Lipid
Adapun untuk sifat lipid, diantaranya yaitu:

- Lipid dapat berupa cairan atau padatan non-kristal pada suhu


kamar.
- Lemak dan minyak murni tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa.
- Lipid adalah molekul organik yang kaya energi
- Lipid tidak larut dalam air
- Lipid larut dalam pelarut organik seperti alkohol, kloroform,
aseton, benzena, dan lain-lain.
- Tidak ada muatan ionik
- Trigliserol padat (Lemak) memiliki proporsi asam lemak
jenuh yang tinggi.
- Trigliserol cair (Minyak) memiliki proporsi asam lemak tak
jenuh yang tinggi.

8. KATABOLISME LIPID
Lipid lemak terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam
otak. Lipid atau lemak mempunyai peran yang sangat penting dalam
proses metabolisme secara umum. Lemak akan diuraikan menjadi asam
lemak dan gliserol. Gliserol dapat diubah menjadi gliseraldehid fosfat
dalam siklus glikolisis. Selanjutnya akan masuk ke tahapan dekarboksilasi
oksidatif, siklus Krebs, dan sistem transportasi elektron. Oleh karena itu
dihasilkan energi yang setara dengan katabolisme karbohidrat atau glukosa
yaitu 38 ATP.

Asam lemak akan di oksidasi menjadi asetil Ko-A. Oksidasi asam


heksanoat (6 atom C) akan menghasilkan 3 molekul asetil Ko-A (3
molekul masing-masing dengan 2 atom C) yang akan masuk ke siklus
Krebs. Pada siklus Krebs tersebut dihasilkan 6 NADH, 3 FADH 2, dan 2
ATP (dari 2 molekul asetil Ko-A yang berasal dari satu molekul glukosa).
Dengan demikian ATP yang dihasilkan oleh 3 molekul glukosa tentunya
akan menghasilkan jumlah ATP lebih besar dibandingkan katabolisme
glukosa. Semakin panjang rantai karbon penyusun asam lemak semakin
banyak jumlah energi yang dihasilkan

9. BIOSINTESIS LIPID
Lipid memainkan berbagai peran penting dalam sel, diantaranya adalah
sebagai konstituen utama membran sel, lipid juga merupakan bentuk
utama dari energi yang tersimpan dalam sebagian besar organisme. lipid
khusus berfungsi sebagai pigmen (retina), kofaktor (vitamin K), deterjen
(garam empedu), transporter (dolichols), hormon (derivatif vitamin D,
hormon seks), utusan ekstraseluler dan intraseluler (eikosanoid dan
turunannya dari fosfatidilinositol), dan jangkar untuk protein membran
(asam lemak kovalen, kelompok prenyl, dan phosphatidylinositol).
Bab ini akan menjelaskan jalur biosintesis untuk beberapa lipid utama
yang ada di sebagian besar sel, diantaranya adalah sintesis asam lemak
(Sintesis de Novo), Biosintesis lemak (Lipogenesis) dan kolesterol. Asam
lemak merupakan komponen utama lipid dan membran, sedangkan
kolesterol merupakan prekursor berbagai hormon steroid seperti hormon
seks, dan hormon korteks adrenal dan juga prekursor dari cairan empedu
dan lain-lain.

Biosintesis Asam Lemak

Biosintesis asam lemak diawali oleh pembentukan Malonil-koA dari


Asetil-koA dengan bantuan Biotin Karboksilase dan enzim karboksil
Transferase.
Malonil-koA yang diperoleh selanjutnya menjadi prekursor dari asam
lemak. Adapun tahap-tahap reaksi dari jalur anabolik biosintesis asam
lemak (khususnya asam Palmitat) “Sintesis de Novo” ada 4 langkah
sebagai berikut:
- Langkah pertama adalah Reaksi Kondensasi gugus asil dari
Asetil-koA dengan dua karbon berasal dari Malonyl-koA,
sambil melepas CO 2 dari kelompok Malonyl. Hasilnya
adalah perpanjangan rantai asil dua karbon dengan produk
senyawa β-keto asil yaitu Asetoasetil-ACP
- Langkah kedua adalah Reaksi Reduksi pada gugus karbonil
β-keto menjadi bentuk senyawa Alkohol yaitu
Hidroksibutiril-ACP
- Langkah ketiga adalah Reaksi Dehidrasi melepas ikatan
rangkap pada C2 dan C3 pada D-β-hydroxybutyryl-ACP
membentuk senyawa Alkohol yaitu Butenoil-ACP
- Langkah keempat adalah Reaksi Reduksi membentuk
senyawa Asil yaitu Butiril-ACP.
Senyawa asil yang dihasilkan berikutnya akan mengalami pemanjangan
dengan cara masuk kembali ke langkah pertama dengan berkondensasi
dengan Malonil-koA dan begitu seterusnya secara berulang sampai
terbentuk asil berkarbon 16 (asam palmitat).

Biosintesis Lipid

Pada hewan dan manusia, asam lemak terutama disimpan dalam jaringan
adiposa sebagai trigliserida. Sebagian besar asam lemak dalam jaringan
adiposa diperoleh dari lemak makanan, namun sebagian lagi dapat berasal
dari protein atau karbohidrat dari asupan yang berlebihan.

Semua senyawa organik yang diasup oleh hewan dan manusia dapat
dikonversi menjadi lipid. Di saat asupan kita berlebih dalam mencukupi
kebutuhan kalori, pertumbuhan dan perkembangan, maka semua kelebihan
asupan tersebut akan dikonversi menjadi lipid atau Trigliserida yang
disimpan dalam jaringan adiposa.

Lipogenesis merupakan proses biosintesis lipid. Proses ini di awali


dengan biosintesis asam lemak seperti pada pembahasan di atas. Kemudia
asam lemak tersebut berkondensasi dengan gliserol membentuki Asam
lisofosfatidat (monoasil gliserol), kemudian asam lisofosfatida
berkondensasi dengan gliserol menjadi Asam fosfatidat (Diasilgliserol).
Berikutnya asam fosfatidat berkondensasi dengan gliserol membentuk
Triasilgliserol). Semua ikatan yang menghubungkan antara gliserol
dengan asam lemak adalah ikatan thioester. Jalur biosintesis lipid ini
seluruh reaksinya dibantu oleh enzim Asiltransfertase. Prosesnya secara
ringkas dapat dilihat pada gambar di sampinG.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Wahyudiati, M.Pd. 2017. BIOKIMIA. Mataram. Leppim Mataram.

Dr.Ir.Sri Wahjuni, M.Kes. 2013. METABOLISME BIOKIMIA. Denpasar.


Udayana University Press.

Budi Utomo. 2007. Fotosintesis Pada Tumbuhan. Medan. USU e-


Repository.

Nurul Marfira dkk. 2018. Identifikasi Sifat dan Struktur Lipid.

Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai