Anda di halaman 1dari 26

IWAN ;; MAKALAH EKOLOGI

AIR TAWAR
Rabu, 08 Februari 2017
Ekologi Air Tawar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ekologi
Air Tawar ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari berbagai
sumber dan infomasi dari buku-buku dan dari internet yang berhubungan / berkaitan dengan
ekologi Air Tawar .
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Ekologi Air tawar, khususnya bagi
penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN..
BAB II PEMBAHASAN
1. LINGKUNGAN AIR TAWAR
2. KLASIFIKASI EKOLOGIS ORGANISME AIR TAWAR.
3. BIOTA AIR TAWAR...
4. KOMUNITAS LENTIK...
5. DANAU..
6. KOLAM.
7. KOMUNITAS LOTIK.
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN..

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Perairan air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki
peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang
murah. Perairan air tawar merupakan tempat disposal/pembuangan yang mudah dan
murah.Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk
dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dan antara
makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalam ekosistem didasari
adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi
lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup.

Dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidup umumnya
merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi
pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.Keberlangsungan tersebut membuat
setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga
mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.

2. Rumusan Masalah

Menulis dan mempelajari mengenai ekologi air tawar

3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa mempelajari dan
mengetahui tentang lingkungan hidup terkhususnya pada materi yang kami kaji disini
mengenai ekologi air tawar
BAB II
PEMBAHASAN
EKOLOGI AIR TAWAR

1. LINGKUNGAN AIR TAWAR


TIPE TIPE DAN FAKTOR PEMBATAS
Karena air amat penting dan merupakan bagian terbesar dari protoplasma, dapat
dikatakan bahwa semua kehidupan adalah akuatik . Tetapi bila kita membicarakan tentang
habitat akuatik yang dimaksudkan adalah keadaan dimana air merupakan factor luar
(eksternal) yang utama sekaligus merupakan medium internal.
Habitat air tawar dapat di bagi menjadi 2 seri yaitu ;
Air tegenang, atau habitat lotik ( berasal dari kata lenis yang artinya tenang )
Contoh ; danau,kolam,rawa atau pasir tenang.
Air mengalir, atau habitat lotik ( berasal dari kata lotus berarti tercuci ) seperti mata air,
aliran air, atau sungai.

Habitat air tawar menempati daerah yang relative kecil pada permukaan bumi,
dibandingkan dengan habitat laut dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih
berarti di bandingkan dengan luas daerahnya karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan
domestic maupun industri.
2. Komponen air tawar adalah leher botol ( daerah kritis ) pada daur hidrologi.
3. Ekosistem air tawar menawarkan system pembuangan yang memadai dan paling murah.
Factor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar dan dibicarakan cukup
mendalam pada tiap pembahasan dari ekosistem akuatik adalah :
Suhu
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-
sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal sehingga perbedaan suhu dalam
air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada di udara.
Kejernihan
Penetrasi cahaya seringkali di halangi oleh zat yang terlarut dalam air membatasi zona
fotosintesa dimana habitat akuatik di batasi oleh kedalaman.

Arus
Air cukup padat maka arah arus amat penting sebagai factor pembatas terutama pada aliran
air. Di samping itu arus sering kali amat menentukan distribusi gas yang vital, garam dan
organisme kecil.
Konsentrasi gas pernapasan
Pada zaman polusi ini di konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis
seringkali di ukur dan merupakan factor fisik yang paling intensif di pelajari.
Konsentrasi garam biogenic
Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahan rendah, kalsium dan garam-garam lain juga
tampaknya terbatas. Kecuali pada beberapa mata air mineral, bahkan pada air dengan
kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadar garam atau salimitas kurang dari 0,5 % di
bandingkan dengan 30 37 % dalam air laut.

2. KLASIFIKASI EKOLOGIS ORGANISME AIR TAWAR


Organisme dapat di klasifikasikan dengan dasar niche utama pada posisinya dalam
rantai energi rantai makanan sebagai :

Autotroph ( produsen ) : tanaman hijau dan mikroorganisme kemosintetik.


Phagotroph ( konsumen makro ) : pertama, kedua dan seterusnya.

Kedua organisme di dalam air mungkin dapat di klasifikasikan bentuk kehidupanya


berdasarkan model kehidupannya sebagai berikut :

Bentos : organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan.
Periphyton atau organisme
Aufwuchs : maupun binatang dan daun dari tanaman yang berakar atau permukaan lain yang
menonjol dari dasar.
Plankton : organisme mengapung yang pergerakanya kira-kira tergantung pada arus.
Nekton : organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri misalnya
ikan amfibi, serangga air besar termasuk golongan ini.
Neuston : organisme yang beristirahat atau berenang pada permukiman.

Di dalam kolam dan danau tiga zona umumnya nyata seperti di tunjukan secara
diagram pada gambar 2.7 berikut ini :
Zona Litoral : daerah perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke dasar,
biasanya di kolam dan danau alami di tumbuhi oleh tanaman, tetapi selalu demikian pada
kolam yang di kelola.
Zona Limetik : daerah air terbuka sampai ke dalam penetrasi cahaya yang efektif di sebut
tingkat konfensasi yaitu daerah dimana fotosintesa seimbang dengan respirasi.
Zona Profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai oleh penetrasi
Cahaya efektif. Zona ini biasanya tidak ada pada kolam.
Pada aliran air terdapat 2 zona utama yaitu :
1. Zona Air Deras
2. Zona Air Tenang
3. BIOTA AIR TAWAR ( FLORA DAN FAUNA )
Sebagian besar difisio tanaman dan banyak phyla utama binatang di wakili oleh satu
atau lebih marga yang hidup dalam komunitas air tawar. Di antara binatang konsumen, empat
kelompok menyusun sebagian besar biomas dari kebanyakan ekosistem air tawar yaitu
moluska, serangga air, udang-udang dengan ikan.

4. KOMUNITAS LENTIK

SIFAT KOMUNITAS DI ZONA LITORAL

1. Produsen.
Produsen di zona litoral terdiri dari 2 tipe : yang berakar atau tanaman bentik,
kebanyakan anggota devisio spermatophyte ( tanaman berbiji ) dan fhytoplankton, atau
tanaman hijau yang mengapung, kebanyakan ganggang.
hal ini di ketahui oleh awan karena mungkin seorang mula-mula menganggap bahwa
pertumbuhan yang cepat dari ganggang akan menaikan kadar oksigen terlarut dalam air.
Susunan wakil tanaman dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam :
(a). zona vegetasi tersembul.
Tanaman berakar yang bagian alat fotosintesisnya muncul di atas permukaan air. Jadi
karbon dioksida untuk menghasilkan makanan di ambil dari udara tetapi bahan menntah yang
lain. Di ambil dari bawah permukaan air.
(b). zona tanaman berakar dengan daun yang mengapung.
Teratai tanaman yang biasa di jumpai pada zona ini di sebagian amerika serikat bagian
timur tetapi tanaman lain ( misalnya brasenia ) mempunyai bentuk kehidupan yang serupa.
(c). Zona vegetasi terendam.
Tanaman berakar yang seluruhnya atau sebagian besar terendam. Anggota
potamogetomaceae biasanya dominan dizona ini.
Tipe-tipe utama ganggang adalah
1. diatomae adalah indicator yang baik untuk kualitas air
2. ganggang hijau adalah sel tunggal seperti desmid, bentuk benang yang terapung atau terikat
dan berbagai bentuk kolam yang terapung

2. Konsumen
Zona litoral merupakan daerah yang dihuni oleh lebih banyak jenis binatang di
bandingkan dengan zona yang lain.
Zonasi vertical lebih nyata pada binatang di bandingkan dengan zona horizontal.
Zona tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sifat komunitas di zona limnetic


Zooplankton limnetic hanya terdiri dari beberapa jenis tetapi jumlah individual
mungkin besar. Copepod,cladocera dan rotifer umumnya paling penting dan jenis ini amat
berbeda dari yang dijumpai di zona litoral.
Nekton limetik di daerah air tawar hampir seluruhnya terdiri dari ikan. Di dalam
kolam, ikan di zona limetik sama dengan ikan di zona litoral tetapi di perairan yang lebih luas
beberapa jenis mungkin hanya sampai di daerah limnetic.
Sifat komunitas di zona profundal
Karena tidak ada cahaya, penghuni daerah profundal tergantung pada daerah limnetic
dan litoral untuk bahan makanan dasar.
Sebaliknya zona profundal memberikan nutrisi yang telah di daur ulang yang terbawa oleh
arus dan binatang yang berenang ke zona lain.
3. Waduk

Waduk merupakan perairan menggenang akibat pembendungan beberapa sungai secara


sengaja untuk kepentingan tertentu.Waduk merupakan salah satu contoh ekosistem lentik
buatan yang dibuat untuk berbagai tujuan yaitu sebagai pencegah banjir, pembangkit tenaga
listrik, pensuplai air bagi kebutuhan irigasi pertanian, untuk kegiatan perikanan baik
perikanan tangkap maupun budidaya karamba dan untuk kegiatan pariwisata. Waduk
menerima masukan air secara terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air sungai ini
mengandung bahan organik dan anorganik yang dapat menyuburkan perairan waduk.

Waduk dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan status mutu airnya, yaitu:

a. Waduk Oligotrofik
adalah waduk yang kandungan nutrien dan produktivitasnya sedang. Waduk dengan status
trofik tersebut sangat cocok untuk perikanan.
b. Waduk eutrofik
adalah waduk yang kandungan nutrient dan produktivitasnya tinggi.Waduk dengan status
trofik tersebut cocok untuk perikanan dan irigasi.
c. Waduk hipereutrofik
adalah waduk yang mengandung banyak material humus,kandungan oksigennya rendah
dan jumlah spesies ganggang sedikit.Waduk dengan status trofik tersebut hanya cocok untuk
irigasi.

4. Kelompok Binatang Konsumen adalah

Cacing
Kerang
Larva phatom atau chaoborus
5. DANAU
Danau merupakan bentuk geologi sementara biasanya terbentuk karena bencana alam,
menjadi dewasa dan mati tenang dan perlahan lahan.
Sirkulasi air di kolam umumnya sedemikian sehingga menjadi stratifikasi suhu atau oksigen,
danau di daerah sedang, kecuali bila sangat dangkal, cenderung untuk terdapat stratifikasi
pada musim tertentu.
Stratifikasi dalam danau-pola klasik di daerah sedang
Musim panas air di bagian atas menjadi lebih panas dari pada air di bagian
bawah.Ketika cuaca mulai dingin suhu empliminion turun sampai dengan himpolimnion.
Maka seluruh air di dalam danau mulai tersirkulasi dan oksigen dapat mencapai kedalaman
selama pengembalian musim gugur. Keadaan kekurangan oksigen pada hipolimnion selam
stratifikasi musim panas tergantung pada jumlah materi yang sedang terurai dan kedalaman
termoklin. Bila air dari suatu danau amat jernih dan memungkinkan pertumbuhan
fitoplankton dibawah termoklin ( diatas hipolimnion ) oksigen mungkin ada di sini dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dari pada permukaan, sebab seperti yang telah di katakana di
atas oksigen lebih banyak terlarut dalam air dingin.
Stratifikasi Termal di daerah Tropika
Permukaan air di danau di daerah subtropika tidak pernah turun dibawah 4 C, umumnya
menunjukkan suatu penurunan suhu yang tertentu dari permukaan sampai dasar, tetapi hanya
terdapat satu sirkulsi umum sepanjang tahun yang terjadi pada musim dingin. Danau di aerah
tropika mempunyai suhu permukaan yang tinggi (20C sampai 30C) menunjukkan sedikit
penurunan suhu dengan bertambahnya kedalaman dan sedikit perubahan suhu musiman pada
semua kedalaman. Perbedaan kepadatan air yang disebabkan oleh perbedaan suhu yang kecil
dapat menghasilkan strstifikasi yang mantap sepanjang tahun.
Umunya danau buatan ditandai dengan fluktuasi permukaan air dan turbiditas yang tinggi.
Produksi dari bentos sering lebih kecil di danau buatan dibandingkan dengan di danau alam.
Genangan itu menjadi suatu perangkap panas dan pengekspor makanan, sebaliknya danau
alam membuang airnya dari permukaan, jadi fungsinya sebagai perangkap makanan dan
pengekspor panas. Karena itu tipe pembuangan air amat mempengaruhi kondisi di bagian
hilirnya.
Sebagai tambahan dari pertimbangan suhu, wright (1967) mendaftar pengaruh-pengaruh
berikut dari bendungan dengan pembuangan air di dasar:
1. air dilimpahkan dengan salinitas yang lebih tinggi daripada bila air dilimpahkan
dari permukaan.
2. Makanan esensial hilang dari bendungan, jadi cenderung untuk mengurangi kapasitas
produksi dari bendungan dan pada waktu yang sama menyebabkan eutrofikasi di daerah hilir.
3. Kehilangan karena evaporasi bertambah sebagai hasil dari penyimpanan air yang hangat
dan pembuangan air yang dingin dari hipolimnion.
4. Oksigen yang terlarut rendah dari air yang dibuang mengurangi kapasitas dari sungai untuk
menerima bahan pencemar organic.
Pembuangan hydrogen sulfide dan senyawa organic yang lain menurunkan kualitas air di hilir
dan pada kasus yang ekstrem, membunuh ikan
Klasifikasi Danau
Danau adalah bagian permukaan bumi yang berupa cekungan dan di genangi air serta
terletak di tengah-tengah daratan. Intinya danau adalah perairan di tengah-tengah daratan .
umumnya danau terisi dengan air tawar.

BERIKUT INI KLASIFIKASI DANAU BERDASARKAN PROSES TERJADINYA


Danau Vulkanik
Danau vulkanik adalah danau yang terletak akibat aktivitas vulkanik (gunung berapi ).
Danau Tektonok
Danau tektonik adalah danau yang terbentuk akibat aktivitas tektonik ( lempeng ).
Danau Tektovulkanik
Danau ini terbentuk akibat aktivitas gabungan tektonik dan vulkanik pada saat terjadi letusan
gunung berapi.
Danau Glasial
Danau glasial terbentuk di daerah pegunungan salju.
Danau Aliran atau ladam
Danau ini biasanya terjadi di sungai yang aliranya berkelak kelok.
Danau Karst
Danau karst adalah danau yang terbentuk karena pengikisan batu kapur oleh air. Pengikisan
seringkali menghasilkan cekungan yang dapat di genangi air.

6. KOLAM
Faktor-faktor yang mempengaruhi kolam sebagai berikut :
Factor Fisika
Menurut Arfiati (2009), air tegantung yang melarut dalam air tergantung yang melarut dalam
aliran memberikan tekanan kepada ikan.
Distribusi cahaya pada air tergenang juga akan makin berkurang dengan bertambahnya
kedalaman.makin jernih air, makin cahaya yang dapat menembus perairan sehingga suhu air
hangat, untuk perairan keruh, bau disebabkan oleh kepadatan titoplankton maupun karna
parlemen tanah tingkat kecerahan air sangat rendah, aspek lain adalah kekentalan.

Factor Kimia
Kolam merupakan suatu ekosistem (akuatik) sebagai tempat hidup hewan-hewan air dan
vegetasi air, vegetasi air dan hewan air menjadikan kolam suatu ekosistem yang mempunyai
fungsi tertentu.
Komponen-komponen kolam terdiri darisenyawa-senyawa air, CO2, O2, Ca, nitrogen, garam-
garam fosfor, asam amino dan sebagainya.

Factor Biologi
Organisme pada kolam seperti ini harus dapat bertahan pada stadium domain selama periode
kering atau dapat bergerak ke luar atau kedalam kolam seperti amfibi dan serangga air yang
dewasa.
Mikroba menonjol karena dapat beradaptasi dengan baik dan amat terbatas penyesuaiannya
pada kolam sementara.

7. KOMUNITAS LOTIK ( AIR MENGALIR )

Berdasarkan jenis habitatnya , terdapat 3 jenis perairan yaitu : perairan tawar, danau
dan laut.
Menurut hernes (1980), perairan tawar terdiri dari air mengalir (lotik) dan perairan tergenang
(lentik).
1) Komunitas Lotik
Merupakan komunitas air yang dapat mengalir dengan cepat, sehingga dapat terlihat gerakan
serta aliran air yang dapat mengalir dengan cepat sehigga dapat terlihat gerakan serta aliran
air secara horizontal yang cukup deras, meskipun pada komunitas lotik ini dapat di jumpai
aliran air yang bergerak relative lambat, yang terlihat seperti tergenang ( odum, 1973 )

2) Komunitas Lentik
Merupakan komunitas air yang mengalir secara vertical dengan arus yang relative lambat,
sehingga perbedaan kedalam air dapat menunjukan perbedaan suhu yang jelas (odum, 1973)
Habitat Air Tawar
Merupakan sumber air yang paling praktis dan paling murah untuk berbagai macam
kepentingan industry, rumah tangga, pertaninan, perikanan, dan kebutuhan lainya di
bandingkan dengan air laut yang kadar garamnya tinggi sehingga perlu di olah terlebih
dahulu.

Factor-faktor yang mempengaruhi ekosistem air tawar adalah :

1) Temperatur
Air mempunyai kemampuan untuk menahan panas dengan baik, sehingga perubahan
temperature yang terjadi lambat. Perubahan temperatur yang cepat menyebabkan pola
sirkulasi air berubah dan berpengaruh terhadap kehidupan organisme akuatik.

2) Kekeruhan
Penetrasi cahaya sering di hambat oleh zat yang larut di dalam air. Bila kekeruhan di
sebabkan oleh organisme hal inimerupakan indikasi produktivitas. Tetapi bisa juga kekeruhan
di sebabkan oleh lumpur yang tersuspensi dan berkoloid yang dapat menjadi factor pembatas
bagi organisme akuatik.

3) Arus
Dengan adanya aliran air penting sekali dalam menentukan gas, garam, dan
organisme kecil dalam proses kehidupan di perairan.

4) Konsentrasi Oksigen
Konsentrasi oksigen terlambat merupakan kebutuhan biologis setiap organisme dan
dapat digunakan sebagai indikasi produktifitas. Semakin rendah O2 yang terlarut
diindikasikan semakin buruk kualitas air tersebut.

5) Konsentrasi Garam Biogenic


Adanya garam biogenic dalam air mempengaruhi jumlah dan distribusi jenis
organisme memiliki kemampuan menahan tekanan osmosis yang berbeda-beda semakin
tinggi konsentrasi garam, maka hewan-hewan memiliki membrane sen yang relative yang
tidak termeable.

Sungai

Sungai adalah komunitas air tawar dengan keadaan air yang relative cepat, sehingga di
jumpai adanya gerakan serta aliran air secara horizontal yang cukup deras serta terdapat juga
bagian sungai yang aliran-alirannya lambat sehingga mendekati komunitas tergenang ( lentik
).

Secara garis besar, ekosistem daerah aliran sungai dapat di bagi menjadi 3 subsistem yaitu :
1. DAS HULU ( Upper Stream )
2. DAS TENGAH ( Middle Viver )
3. DAS HILIR ( Down Stream )

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa air tawar merupakan salah satu
ekosistem perairan (bioma akuatik) yang memiliki ciri kadar garam yang rendah. Ekosistem
air tawar muncul atau dibentuk dari sumber air di bawah tanah. Dengan karakteristik abiotik
yang demikian tentu sangat menentukan komponen biotik yang dapat bertahan hidup di
dalamnya.

Diposting oleh sudirwan putra di 01.53 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Mengenai Saya

sudirwan putra
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2017 (1)
o Februari (1)
Ekologi Air Tawar
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Sebuah catatan sederhana selama kuliah di pendidikan Geografi UNS,.. Semoga


bermanfaat,..

Selasa, 31 Desember 2013


EKOSISTEM AIR TAWAR
TUGAS UJI KOMPETENSI 3
EKOSISTEM AIR TAWAR
MATA KULIAH EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Dr. Sarwono, M. Pd
Disusun Oleh :
1. Luthfiana Nur Farida (K5412048)
2. Mirza Amar Husna R (K5412051)
3. Nur Rokhis Adi N. (K5412059)
4. Riyan Alaji (K5412067)
5. Teza Setya Adi (K54120
6. Veni Tusiana (K5412076)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perairan air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki
peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang
murah. Perairan air tawar merupakantempat disposal/pembuangan yang mudah dan murah .
Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk danlingkungannya,
baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya danantara makhluk hidup dengan
lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalamekosistem didasari adanya hubungan saling
membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk
kebutuhan dasar hidupbagi makhluk hidup.
Dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidupumumnya
merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi
pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan. Keberlangsungan tersebut membuat
setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga
mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.

BAB 2
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Ekosistem Air Tawar


Secara umum, maksud ekosistem adalah suatu hubungan timbal balik yang terjadi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Disekitar kita, ada banyak sekali ekosistem yang terjadi,
mungkin itu ekosistem air tawar, ekosistem, pantai, ekosistem darat, dan sebagainya
tergantung dari lingkungan tempat hidup makhluk tersebut.
Sedangkan yang dimaksud ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan
yang ada didalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidup didalam air
tersebut dan lingkungan air tawar itu sendiri. Ekosistem air tawar akan saling mempengaruhi
antara satu komponen dengan komponen lainnya. Komponen pembentuk ekosistem dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Komponen hidup (biotik)
2. Komponen tidak hidup (abiotik)
Contoh komponen hidup didalam air tawar adalah ikan, serangga dalam air, dan segala
makhluk hidup yang ada disekitar perairan tersebut. Sedangkan komponen mati atau tidak
hidup adalah benda-benda didalam telaga atau sungai itu sendiri yang digunakan sebagai
media hidup dari makhluk hidup didalamnya.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, dan hal itulah yang menjadikan sebuah ekosistem didalam air tawar
maupun ditempat lainnya.
B. Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar ini memiliki ciri-ciri tertentu antara lain:
1. Pada wilayah tersebut tidak terdapat variasi suhu yang mencolok.
2. Kecenderungan penetrasi terhadap cahaya sangat kurang yang dipengaruhi oleh
cuaca juga iklim.
3. Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem yang satu ini adalah jenis
ganggang.
4. Organisme yang hidup di dalam ekosistem ini umumnya telah mengalami fase
adaptasi.
5. Kadar garam sangat rendah bahkan jauh lebih rendah jika dibandingkan kadar
garam pada protoplasma organisme air.
6. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
7. Variasi suhu sangat rendah.
8. Penetrasi cahaya matahari kurang.
9. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C. Faktor Pembatas ekosistem Air Tawar
Tipe tipe dan faktor factor pembatas. Habitat air tawar menempati daerah yan relatif
kecil pada permukaan bumi, dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, teteapi bagi
manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya. Karena
alasan alasa sebagai berikut :
1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan domestik
maupun industri (air mungkin dapat diperoleh dalam jumlah lebih banyak dari laut, tetapi dengan
biaya dengan biaya yang lebih tinggi yaitu lebih banyak energi yang diperlukan dan adanya popusi
garam).
2. Komponen air tawar adalah leher botol (daerah kritis) pada daur hidrologi .
3. Ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan paling murah. Karena
manusia menyalah gunakan sumber daya ini maka jelas bahwa usaha untuk mengurangi tekanan
tersebut harus dilakukan secepatnya, bila tidak, air akan menjadi faktor pembatas bagi manusia.
Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akan dibicarakan mendalam
pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah :
Suhu.
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama
mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehina perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan
perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada udara. Sifat yang terpenting adalah :
Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah besar panas dinutuhkan untuk merubah suhu air. 1 gram
kalori (gkal) panas dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 ml (=1 gram) air 10 C lebih tinggi (antara 15-
160) hanya amonia dan beberapa senyawa lain mempunyai nilai lebih dari satu.
Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh kan untuk mengubah 1 gram es menjadi air tanpa mengubah
suhunya (dan sebaliknya).
Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori diserap sewaktu evaporasi yang dapat dikatakan berlangsun
terus menerus dari permukaan vegetasi , air dan es, sebagian besar sinar matahari digunakan untuk
evaporasi air dari ekosistem didunia, dan alur energi ini mengubah iklim dan memungkinkan
perkembangan kehidupan dalam semua keanekaragaman yang menakjubkan.
Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 40 C ; diatas dan dibawah titik tersebut air akan berkembang
dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan aira danau tidak membeku seluruhnya pada
musim dingin.
Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara, hal ini merupakan faktor pembatas utama,
karena organisme akuatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit ( stenotermal ). Maka,
walaupun terjadi populasi panas yang sedang oleh manusia, akibatnya dapat amat luas. Perubahan
suhu menyebabkan pola sirkulasi yang khas dan stratifikasi, yang amat mempengaruhi kehidupan
akuatik. Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.
Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti termistor. Pembacaan
dan pencatatan langsung dari termistor memudahkan para pemula untuk mengambil profil suhu dari
habitat akuatik.
Kejernihan
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa,
dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur
dan partikel yangdapat mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila
kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas.
Kejernihan dapat diukur dengan alat yang amat sederhana yang disebut cakram secchi (dinamakan
menurut penemuannya, A.Secchi, seorang Itali yang memperkenalkannya pada tahun 1865) berupa
cakram putih dengan garis tengah kira-kira 20 cm dan dimasukkan kedalam air sampai tidak terlihat
dari permukaan. Kedalaman itu disebut kejernihan cakram secchi, yang dapat mencapai 40 m pada
air yang amat keruh dan berkisar antara beberapa cm pada air yang amat jernih, tidak produktif
didanau yang tinggi letaknya seperti Danau Crater di Taman Nasional Crater Lake, Oregon. Danau-
danau di Wiesconsin yang telah dipelajari dengan intensif menggunakan cakram secchi sampai
kedalaman dimana penetrasi cahaya kira-kira 5% dari radiasi yang mencapai permukaan. Sementara
fotosintesa masih terjadi pada intensitas rendah, tingkatan 5% menandai batas bawah kebanyakan
zona fotosintesa. Walaupun elas bahwa alat-alat sintesa modern akan memberikan data yang akurat
tentang penetrasi cahaya, cakram secchi masih dianggap alat yang berguna oleh ahli limnologi
yangseringkali mengunakan teknik ini untuk mengatur tingkat fertilisasi untuk menghasilkan
pertumbuhan fitoplankton yang baik tapi tidak terlalu tinggi.
Arus
Air cukup padat, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatas, terutama pada aliran air.
Disamping itu, arus air sering kali amat menentukan distribusi gas yang vital, garam dan organisme
kecil.
Konsentrasi gas pernapasan
Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida sering kali terbatas pada
lingkungan air tawar. Pada zaman polusi ini konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen
biologis sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu
gambaran dari kantong oksigen yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota
biasanya berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan
penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon dioksida dalam air tawar.
Konsentrasi garam biogenik
Nitrat dan pospat sampai batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya hampir pada semua
ekosistem air awar. Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahan rendah, kalsium dan garam-
garam lain uga tampaknya terbatas. Kecuali pada beberapa mata air mineral, bahkan pada air
dengan kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadar garam atau salinitas kurang dari 0,5%,
dibandingkan dengan 30-37% dalam air laut.
Dua ciri lain dari air tawar dapat mempengaruhi umlah dan distribusi dari jenis yan ada (atau
kekayaan kualitas biota). Karena habitat air tawar seringkali terisolasi satu dari yang lain oleh daratan
dan lautan, organisme dengan penyebaran rendah melewati halangan ini mungkin telah gagal untuk
mapan ditempat-tempatyang tidak sesuai. Ikan terutama menadi subek dari pembatasan ini ; aliran
air, misalnya walaupun hanya beberapa kilometer jaraknya didaratan tetapi karena terisolasi oleh air,
mungkin daerahnya (niche) ditempati oleh jenis yang berbeda. Sebaliknya, kebanyakan organisme
kecil seperti panggang, udang, protozoa dan bakteri mempunyai kemampuan penyebaran yang
tinggi. Maka seseorang mungkin akan menemukan Daphnia dalam kolam di Amerika Serikat dan di
Inggris. Buku pegangan untuk invertebrata air tawar yang ditulis untuk pulau-pulau di Inggris,
misalnya dapat digunakan di Amerika Serikat paling tidak sampai tingkat family atau genus, tanaman
rendah dan invertebrata air tawar menunjukkan tingkat kosmopolitan yang tinggi. Oranisme air tawar
mempunyai persoalan tertentu untuk dipecahkan dalam hubungan dengan pengaturan tekanan
osmose ( osmoregulasi ). Karena konsentrasi garam dalam cairan tubuh atau sel lebih besar
daripada lingkungan air tawar ( yaitu disebut cairan hipertonik ), maka air cenderung masuk ke dalam
tubuh secara osmosis bila selaputnya ( membran ) dapat ditembus air ( permeabel ), atau kadar aram
akan menjadi tinggi bila membran relatif tidak permeabel. Binatang air tawar, seperti protozoa dengan
selaput sel yang tipis dan ikan dengan insangnya harus mempunyai cara efisien untuk mengeluarkan
air ( terlaksana dengan vakuola kontraktil pada protozoa dan ginjal pada ikan) atau badannya akan
membesar dan meletus. Kesukaran dalam osmoregulasi dapat diterangkan ,paling tidak sebagian,
mengapa sejumlah besar hewan laut dari seluruh Phyllum, kenyataanya belum pernah berhasil
memasuki lingkungan air tawar. Sebaliknya ikan bertulang ( juga burung laut dan mamalia ) yang
cairan tubuhnya berkadar garam lebih rendah dari air laut ( yaitu hipotonik ) berhasil masuk kembali
ke laut dengan merubah osmoregulasi metabolis secara perlahan-lahan yang meliputi pembuangan
garam dan penanganan air.

D. Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih
baik di bawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme
menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup (McNaughton-Wolf, 1990: 84). Apabila bicara
tentang adaptasi suatu organisme maka tidak lepas dari evolusi, yaitu perubahan pada
frekuensi gen dalam suatu populasi yang berkaitan dengan waktu. Beberapa bentuk adaptasi
yang dilakukan oleh suatu organisme, antara lain:
Mutasi : peristiwa perubahan genetis yang dipengaruhi oleh seleksi alam.

Aliran gen : adaptasi ini dapat terjadi jika organisme mengalami migrasi masuk atau keluar
dari populasi setempat. Dari migrasi itu, kemungkinan telah terjadi perubahan frekuensi gen
baik pada donor maupun resipien populasi dengan catatan jika mereka membawa gen yang
mempunyai perbedaan frekuensi dari salah satu populasinya.

Seleksi alam : suatu proses interaksi antara fenotip (sifat-sifat organisme yang dapat diamati
dari luar) dengan lingkungannya yang menentukan kemampuan mempertahankan kehidupan
dan hasil reproduktif dari genotip individu.

E. Klasifikasi ekologis air tawar


Danau

Danau merupakan genangan air yang terdapat pada suatu cekungan besar baik oleh bentukan
geologi maupun buatan manusia. Dalam ekosistem danau terdapat beberapa zona, antara lain
:
a. Zona litoral: merupakan bagian danau yang merupakan pertemuan antara bagian daratan
yang tidak tergenang air dan bagian daratan yang yang tergenang air. Dalam zona ini terdapat
dua produsen yaitu tanaman berakar dan fitoplankton. Pada zona ini merupakan daerah yang
paling banyak dihuni oleh jenis binatang dari zona yang lain.
b. Zona limnetik : zona ini merupakan daerah dimana genangan air sudah tidak terikat lagi
dengan daratan yang tidak tergenang air. Pada zona ini sinar matahari masih dapat menembus
genangan air, hal ini memungkinkan fitoplankton untuk hidup pada zona ini. Pada ekosistem
danau fitoplankton merupakan produsen utama yang kemudian diikuti oleh konsumen I
berupa serangga air, konsumen II berupa amphibi dan crustacea, konsumen III berupa ikan-
ikan predator, konsumen puncak berupa ikan-ikan predator yang lebih besar, dan dekomposer
berupa bakteri pengurai sehingga terbentuk suatu rantai makanan pada ekosiste danau.
c. Zona profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai oleh penetrasi
cahaya efektif. Karena tidak ada cahaya dalam memperoleh makanan penghuni zona ini
bergantung organisme pada zona limnetik dan litoral.

Di dunia terdapat tiga kategori danau, yaitu seri oligotrofik-eutrofik, tipe danau yang khusus,
dan penggenangan.

1. Seri oligotrofik-eutrofik
Danau oligotrofik ditandai pada zona litoral jumlah tanaman sangat sedikit serta kerapatan
plankton rendah. Karena tanaman sangat sedikit serta kerapatan plankton yang rendah
kemungkinan untuk kekurangan oksigen yang berat sangat kecil. Danau eutrofik merupakan
kebalikan dari danau oligotrofik dimana pada zona litoral danau ini vegetasinya lebih lebat
dan kerapatan plankton lebih tinggi, dengan banyaknya bahan organik ini kemungkinan pada
stagnasi panas dapat menghilangkan beberapa organisme.
2. Danau khusus
a) Danau dystrophic : danau ini mengandung humic acid yang tinggi dalam airnya dan pada
bagian tepi danau terdiri dari gambut yang berkembang menjadi pasir terapung gambut.
b) Danau tua yang dalam dan mempunyai binatang endemik : pada kasus ini, contohnya adalah
Danau Baikal di Rusia yang terbentuk karena pergerakan bumi sewaktu zaman Mesozoik.
Pada danau ini delapan persen dari 384 jenis artropoda merupakan binatang endemik yang
tidak bisa ditemukan ditempat lain.
c) Danau asin di gurun pasir: danau ini terbentuk karena pengairan sedimenter di daerah dengan
iklim kering dimana evaporasi lebih besar dari presipitrasi sehingga menghasilkan
konsentrasi garam yang tinggi. Pada danau ini terdapat beberapa komunitas yang dapat
bertahan pada kondisi salinitas yang tinggi salah satunya Artemia. Contoh danau ini adalah
Great Salt Lake, Utah.
d) Danau alkali di gurun pasir : terjadi pada pengairan igneous di daerah dengan iklim kering
serta pH dan konsentrasi karbonat tinggi. Contoh danau ini Pyramid Lake, Nevada.
e) Danau vulkanik : danau ini dicirikan dengan daerah vulkanik yang masih aktif dengan
kondisi kimiawi yang ekstrem dan biota yang sangat terbatas. Danau ini umumnya terdapat di
Jepang dan Filipina.
f) Danau dengan stratifikasi kimiawi : danau ini berbeda dengan danau-danau yang ada di
dunia pada umumnya dimana air permukaan dan dasar bercampur secara berkala sehingga
terstratifikasi secara permanen karena adanya rembesan air asin atau pelepasan garam dari
endapan, hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan kerapatan yang tetap antara air
permukaan dan air dasar danau. Contoh Danau Big Soda Lake, Nevada yang merupakan
danau dengan stratifikasi kimiawi.
g) Danau kutub : danau ini memiliki suhu permukaan tetap dibawah 4 C atau naik di atas itu
hanya untuk periode yang sangat pendek selama musim panas, hal ini menyebabkan es
mencair sehingga sirkulasi dapat terjadi.
3. Penggenangan : danau ini merupakan buatan manusia yang di bangun tergantung pada
daerahnya dan pengairan alaminya. Danau ini memiliki fluktuasi permukaan air dan
turbiditas yang tinggi.

Kolam
Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan daerah
limnetik serta profundal kecil atau tidak ada. Ekosistem ini dapat ditemukan pada daerah
yang memiliki curah hujan yang cukup. Terdapat beberapa jenis kolam, antara lain:
a. Kolam alami : kolam ini banyak ditemukan pada daerah kapur. Kolam ini terbetuk akibat
depresi atau penurunan cairan dari strata di bawahnya.
b. Kolam sementara : kolam yang kering untuk beberapa waktu dalam kurun waktu setahun.
Organisme pada kolam ini mampu bertahan pada stadium dorman selama periode kering
dengan bertahan hidup dalam tanah yang kering untuk beberapa bulan atau bergerak ke
dalam dan keluar kolam.
c. Kolam galian : kolam yang di bentuk oelh manusia atau hewan dengan cara membendung air
atau melakukan penggalian.

Komunitas Lotik (Air Mengalir)


Yang membedakan ekosistem ini dengan kolam adalah aliran air atau arus. Aliran air ini
terbentuk karena adanya sumber air baik itu dari hujan, mencairnya es, munculnya mata air,
dan adanya relief dari permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh di permukaan bumi
mengalami evaporasi kemudian merembes ke dalam tanah kemudian diserap oleh tumbuhan
sehingga terjadi transpirasi dan sisanya mengalir di permukaan sebagai surface run off
(Endarto, 2007: 99). Pada ekosistem ini beberapa organisme melakukan adaptasi untuk
bertahan hidup. Bentuk adaptasi pada air mengalir, meliputi:
a. Melekat permanen pada substrat yang kokoh.
Bentuk adaptasi ini dilakukan oleh tanaman produsen utama seperti Cladophora dan diatomae
serta oleh hewan seperti spons air tawar dan larva lakat.
b. Kaitan dan penghisap
Sejumlah besar hewan yang hidup di aliran air memiliki kaitan atau penghisap yang
digunakan berpegangan pada dasar sungai untuk mempertahankan posisi tubuhnya dari aliran
air yang deras. Hewan-hewan yang memiliki kaitan dan penghisap antara lain larva Diptera,
Simulium, dan Blepharocera.
c. Permukaan bawah yang lengket
Banyak binatang yang dapat menempelkan diri pada permukaan dengan bagian bawahnya
yang lengket seperti siput dan cacing pipih.
d. Badan yang stream line
Hampir semua jenis hewan aliran air memiliki bentuk tubuh yang stream line, hal ini
bertujuan mengurangi gaya dorong dari aliran air. bentuk tubuh yang stream line dengan
bentuk hampir seperti telur dan meruncing dibagian belakang menyebabkan tanahan air
minimum yang mengalir melewatinya.
e. Badan yang pipih
Badan yang pipih memungkinkan hewan-hewan aliran air menemukan tempat perlindungan
di bawah batu dan celah-celah batu.
f. Rheotaxis positif
Binatang aliran air hampir tidak bervariasi berorientasi ke arah hulu dan bila dapat berenang
terus-menerus bergerak melawan arus. Kebalikannya banyak hewan yang hidup di air tenang
ditempatkan pada air mengalir, kebanyakan dari mereka terhanyut oleh aliran air atau tidak
berusaha melawan arus.
g. Thigmotaxis positif
Banyak binatang air mengalir mempunyai pola tingkah laku yang diturunkan untuk melekat
dekat dengan permukaan atau menjaga badannya agar dekat dengan permukaan. Sebagai
contoh sekelompok nimfa ditempatkan pada suatu cekungan, mereka berusaha untuk
berhubungan dengan bagian bawah dar cabang kayu, reruntuhan, atau apa sajayang ada
bahakan saling melekatkan diribila tidak ada permukaan yang dapat ditempati.

F. Komponen Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan yang
mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi dan berinteraksi. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam,
yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas
makhluk hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati.
Seluruh komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian,
ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
1. Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota
komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak bisa
menghasilkan makanan (heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain.
Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah
herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama.
Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut
konsumen tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut
konsumen tingkat ketiga dan seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam
ekosistem akan membentuk rantai makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan
ini: daun berwarna hijau (Produsen) > ulat (Konsumen I) > ayam (Konsumen II) >
musang (Konsumen III) > macan (Konsumen IV/Puncak). Dalam ekosistem, banyak
proses rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan (food
web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil
pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan
terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh
tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon
dioksida yang akan dipakai dalam proses fotositesis.
2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen
abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan.
Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara, suhu, dan lain-lain.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.
Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain,
misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

Sementara itu komponen biotik mencakup beberapa hal yang dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsi komponen tersebut, maka ia akan dibagi menjadi
dua komponen dasar yakni autotrof dan juga komponen heterotrof. Pengertian keduanya
adalah sebagai berikut :

Autotrof tak lain adalah istilah yang menunjuk pada mahluk hidup yang bisa membentuk
sendiri makanannya sendiri.
Heterotrof sendiri adalah organisme konsumen yang tak bisa membentuk makanannya
sendiri sehingga ia mengambil kebutuhan tersebut dari luar dirinya.

Sementara itu jika dilihat dari susunan trofiknya, maka komponen ekosistem biotik dibagi ke
dalam 3 kelompok yakni:

Produsen. Secara sederhana diartikan sebagai penghasil makanan. Ia adalah mahluk


hidup atau organisme yang menghasilkan makanannya sendiri. Organisme yang
tercakup dalam kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil. Dalam
ekosistem darat, tumbuhan sangat diperlukan sebagai sumber makanan mahluk hidup
lainnya. Sementara itu dalam ekosistem perairan, organisme dengan klorofil adalah
berbagai jenis alga juga fitoplankton.
Komponen ekosistem biotik selanjutnya adalah konsumen. Ia secarasederhana
diartikan sebagai pemakai. Kelompok ini mencakup semua organisme yang tak bisa
menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri sehingga ia harus mendapatkan makanan
dari organisme lainnya untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Konsumen
ini dibagi ke dalam 3 bagian yakni: konsumen tingkat pertama meliputi semua
organisme yang mengkonsumsi zat langsung dari tumbuhan atau disebut herbivora.
Konsumen tingkat kedia yakni semua mahluk hidpu yang memperoleh makanan
dengan memangsa herbivora tadi atau disebut karnivora. Terakhir adalah konsumen
tingkat ketiga yakni mahluk hidup yang memangsa konsumen tingkat kedua.
Pengurai atau decomposer. Merupakan komponen ekosistem biotik yang sangat
berperan dalam hal menguraikan bahan-bahan organis yang muasalnya dari mahluk
hidup yang telah mati atau juga hasil pembuangan sistem pencernaan mahluk hidpu.
Organisme pengurai ini cukup penting sebab ia menjaga stabilitas ekosistem dengan
mengurai zat-zat buangan tersebut sehingga diserap oleh tanah dan menjadi unsur hara
bagi perkembangan tumbuhan.

G. Jenis Ekosistem Air Tawar


Secara umum ekosistem air tawar dibagi menjadi dua jenis yaitu ekosistem lentik atau air
tenang dan ekosistem air yang mengalir atau lotik.
1. Ekosistem Lentik atau Ekosistem Air Tenang
Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di
dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air tidak
begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di dalamnya. Pada
perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian wilayah air secara
vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya. Perairan menggenang di bagi
dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan
tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan
temperatur perairannya, perairan menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
metalimnion, epilimnion, dan hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang
berdasarkan niche utama dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof),
makro konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang
ada di perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton,
perifiton, nekton dan neuston.
Contoh kosistem air tenang yaitu danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut dan lain
sebagainya:
a. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi empat daerah sebagai berikut.
Daerah litoral,
Merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dengan
daun ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam
termasuk jenisjenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, Crustacea, ikan, amfibi, reptil air dan semiair seperti kura-kura dan ular, itik dan
angsa, dan beberapa mamalia
Daerah limnetik,
Merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar
matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan
musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil
memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh
ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan
ikan.
Daerah profundal,
Merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik. Organisme yang ada hidup
dengan mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Organisme yang menghuni
adalah cacing dan mikroba.
Daerah bentik,
Merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati. Berdasarkan produksi materi organiknya, terdapat dua macam danau yaitu danau
oligotropik dan danau eutropik. Danau oligotropik merupakan danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya,
airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun. Danau eutropik merupakan danau yang dangkal dan kaya akan kandungan
makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau oligotrofik
dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk
dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-
sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan
buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi ledakan populasi ganggang atau
blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan
suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut eutrofikasi.
Eutrofikasi menyebabkan air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan
danau.
b. Kolam
Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat
umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi. Kolam dapat dibagi atas :
Kolam berasal dari danau yang luas.
Kolam yang tidak berhubungan dengan danau, ukurannya kecil.
Kolam buatan manusia
Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :
Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada tertentu.)
Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)
Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrate misalnya:
Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.
Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah air
Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara vegetasi.
Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,
Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.

c. Rawa air tawar


Rawa merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran. Rawa biasanya
dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi rawa terdiri dari
tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang diselingiu oleh tamnaman merambat.
Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat protozoa, rotifer, nematode, larva
capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong,
dan ikan-ikan. Dalam keadaan yang tidak menyenangkan penghuni rawa membentuk kista.
Sebagai contoh ikan (lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama
beberapa bulan.
2. Ekosistem Lotik atau Ekosistem Air Mengalir
Perairan mengalir (lotik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya
aliran atau arus air memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air cukup begitu besar
contohnya yaitu sungai. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian
dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir
deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa
jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
H. Klasifikasi Ekologis
Klasifikasi Ekologis Organisme Air Tawar : Habitat air tawar merupakan perantara habitat
laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan
kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi
Organisme dibagi menjadi 3 yaitu :
* Autotroph (produsen), tanaman hijau dan mikroorganisme kemosintetik.
* Phagotroph (konsumen makro), herbivora, predator, parasit.
* Saprotroph (konsumen mikro atau pengurai), diklasifikasikan sesuai dengan bahan
organik yang diuraikan .
2. Berdasarkan kebiasaan hidup
Organisme dibedakan sebagai berikut yaitu :
a. Plankton
Terdiri alas fitoplankton dan zooplankton, organisme mengapung yang arah
pergerakannya kira-kira tergantung arus. Walaupun beberapa zooplankton menunjukkan
gerakan berenang yang aktif yang membantu mempertahankan posisi vertical, plankton
secara keseluruhan tidak dapat bergerak melawan arus.
b. Nekton
Organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri, misalnya ikan,
amfibi, serangga air besar.
Neuston
Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan
air, misalnya serangga air.
Perifiton
Merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya keong.
Bentos
Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil
(melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

I. Manfaat Ekosistem Air Tawar


Beberapa fungsi atau manfaat ekosistem air tawar adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik
2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting
3. Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya
(rumahtangga, industri dan pertanian)
4. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan,
sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah
5. Memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi
kelembaman dan tingkat curah hujan setempat
6. Sebagai sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke
tempat lainnya
7. Sebagai penghasil energi melalui plta
8. Sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.

BAB 3
CONTOH KASUS

A. STUDI KASUS PERAIRAN AIR TAWAR


Perairan air tawar di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, yaitu untuk
memenuhi mulai dari keperluan rumah tangga, keperluan hewan, transportasi pengairan, dan
sebagainya. Kebanyakan sungai di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat
berbagai aktivitas manusia ini masih merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan
organisme air . Kehidupan di air dijumpai tidak hanya pada badan air tapi juga pada dasar
air yang padat. Di dasar air, jumlah kehidupan sangat terbatas karena ketersediaan nutrient
yang terbatas. Oleh karena itu, hewan yang hidup di air dalam hanyalah hewan-hewan yang
mampu hidup dengan jumlah dan jenis nutrient terbatas. Berikut kami mencoba untuk
menyajikan kasus yang merupakan gambaran dari hasil penelitian yang dilakukan pada
perairan air tawar Sungai Tambak Bayan, Yogjakarta dan perairan air tawar Telaga Jongge,
Gunung Kidul Yogjakarta. Dimana keduanya memiliki kualitas yang berbeda.

B. Perairan Air Tawar dengan Kualitas baik


Bersumber dari jurnal ekologi perairan yang dikeluarkan oleh Fakultas Pertanian
Universitas Gajah Mada Yogjakarta pada tahun 2011 menyatakan bahwa Sungai Tambak
Bayan yang berada di daerah Yogjakarta memiliki kualitas yang baik, hal ini berarti tingkat
pencemarannya masih tergolong rendah. Kondisi tersebut dapat dilihat dari adanya
kelompok bentos yang hidup menetap (sesile) dan daya adaptasi yang bervariasi.
Sebuah perairan yang tercemar ditandai dengan kandungan CO yang lebih besar bila
dibandingkan dengan kangdungan oksigennya (O2). Terdapat korelasi antara tingkat
pencemaran air dengan organisme yang hidup dalam sebuah perairan air tawar. Semakin
tinggi kadar CO , maka kepadatan populasi semakin rendah. Semakin tinggi kadar
O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi semakin tinggi. Dalam penelitian terdapat
tiga stasiun pengamatan pada penggal sungai yang sama. Dari ketiga
stasiun pengamatan,stasiun I menunjukkan nilai densitas terendah. Rendahnya kerapatan
ini menunjukkan bahwa lingkungan perairan pada stasiun I tidak kondusif untuk kehidupan
gastropoda yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena pada stasiun I didapatkan
kondisi sungai yang telah dimanfaatkan untuk banyak kebutuhan manusia sehingga terjadi
degradasi kualitas ekosistem dan terjadi pencemaran bahan-bahan yang tidak disukai
gastropoda atau organisme lainnya. Buruknya kualitas air
jika dibandingkan dengan stasiun lain ini dibuktikan dengan tidak adanya keragaman
spesies pada stasiun ini. Pada stasiun ini hanya ditemukan satu jenis gastropoda yaitu
keong. Stasiun II indeks densitas gastropodanya merupakan yang paling tinggi. Kerapatan
populasi pada stasiun II lebih tinggi karena jenis substrat berupa batuan, lumpur, dan
pasir. Selain itu kandungan oksigen terlarut (5,53 ppm) lebih tinggi dari kandungan CO2
bebas (4,3 ppm). Oksigen dibutuhkan organisme dalam melakukan proses respirasi.
Faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah jenis subsrat dasar, kandungan oksigen
terlarut, kandungan karbondioksida, serta kedalaman dan kecerahan air. Sedang faktor yang
kurang berpengaruh adalah pH substrat, suhu air dan suhu udara. Meskipun masih tergolong
baik namun meningkatnya aktivitas manusia di bantaran sungai dalam pemenuhan
kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan perairan sehingga perlu
dilakukan pengelolaan terpadu untuk
menjaganya agar tetap terpelihara dengan baik dan terkontrol.

C. Perairan Air Tawar Dengan Kualitas Kurang Baik


Kabupaten Gunung kidul sebagian besar wilayahnya merupakan bentangan karst gunung
sewu yang sangat unik. Wilayah karst ini secara alami merupakan daerah yang tandus dan
kering karena minimnya sumber air tanah dan air permukaan, sehingga bentukan cekungan
yang secara alami terbentuk di wilayah ini menjadi sangat berarti bagi kehidupan
disekitarnya. Cekungan pada daerah karst pada saat musim penghujan akan terisi
air dan kemudian dikenal sebagai telaga. Salah satu telaga di kabupaten Gunungkidul adalah
Telaga Jongge. Telaga Jongge oleh masyarakat Gunungkidul difungsikan sebagai
sarana MCK, untuk aktivitas pertanian, perikanan, peternakan, wisata dan
ritual budaya. Kegiatan ini dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem telaga dan
perubahan keberadaan organisme air di telaga. Perubahan kondisi periaran tersebut dapat
digambarkan melalui keberadaan organisme di perairan tersebut salah satunya
zooplankton. Zooplankton adalah plankton hewani yang hidupnya melayang-layang dalam
air dan dia mempunyai kemampuan untuk berenang. Zooplankton dalam ekosistem
perairan memiliki peran yang penting karena zooplankton merupakan konsumen pertama
fitoplankton yang mempunyai peran untuk memindahkan energi dari produsen primer yaitu
fitoplankton ke tingkat konsumen yang lebih tinggi lagi seperti larva ikan, dan ikan-ikan
kecil. Zooplankton merupakan salah satu organisme yang rentan terhadap kondisi perubahan
lingkungan. Ketika jumlah zooplankton minim, kelimpahan konsumennya seperti larva ikan,
dan ikan-ikan kecil akan mengalami penurunan. Kondisi inilah yang terjadi pada ekosistem
air tawar Telaga Jongge.

BAB 4
SIMPULAN
Kesimpulan
Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air
rumah tangga dan industri yang murah. Sebuah perairan yang tercemar ditandai dengan
kandungan CO yang lebih besar bila dibandingkan dengan kangdungan oksigennya (O2).
Terdapat korelasi antara tingkat pencemaran air dengan organisme yang hidup dalam sebuah
perairan air tawar. Semakin tinggi kadar CO , maka kepadatan populasi semakin rendah.
Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi semakin tinggi.

Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya pemeliharaan untuk menjaga
kualitas lingkungan perairan air tawar. Meningkatnya aktivitas manusia di bantaran sungai
dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan
perairan air tawar sehingga perlu dilakukan pengelolaan terpadu untuk menjaganya
agar tetap terpelihara dengan baik dan terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2007. Geomorfologi Umum. Surakarta: Surakarta Maret University Press

McNaughton, S.J. dan Wolf, Larry L. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mengenal-ekosistem-air-tawar.html
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Diposting oleh pangesti di 10.05
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: ekologi dan ilmu lingkungan, makalah, sm 3

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Anda mungkin juga menyukai