AIR TAWAR
Rabu, 08 Februari 2017
Ekologi Air Tawar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ekologi
Air Tawar ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari berbagai
sumber dan infomasi dari buku-buku dan dari internet yang berhubungan / berkaitan dengan
ekologi Air Tawar .
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Ekologi Air tawar, khususnya bagi
penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN..
BAB II PEMBAHASAN
1. LINGKUNGAN AIR TAWAR
2. KLASIFIKASI EKOLOGIS ORGANISME AIR TAWAR.
3. BIOTA AIR TAWAR...
4. KOMUNITAS LENTIK...
5. DANAU..
6. KOLAM.
7. KOMUNITAS LOTIK.
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN..
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perairan air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki
peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang
murah. Perairan air tawar merupakan tempat disposal/pembuangan yang mudah dan
murah.Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk
dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dan antara
makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalam ekosistem didasari
adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi
lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup.
Dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidup umumnya
merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi
pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.Keberlangsungan tersebut membuat
setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga
mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa mempelajari dan
mengetahui tentang lingkungan hidup terkhususnya pada materi yang kami kaji disini
mengenai ekologi air tawar
BAB II
PEMBAHASAN
EKOLOGI AIR TAWAR
Habitat air tawar menempati daerah yang relative kecil pada permukaan bumi,
dibandingkan dengan habitat laut dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih
berarti di bandingkan dengan luas daerahnya karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan
domestic maupun industri.
2. Komponen air tawar adalah leher botol ( daerah kritis ) pada daur hidrologi.
3. Ekosistem air tawar menawarkan system pembuangan yang memadai dan paling murah.
Factor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar dan dibicarakan cukup
mendalam pada tiap pembahasan dari ekosistem akuatik adalah :
Suhu
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-
sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal sehingga perbedaan suhu dalam
air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada di udara.
Kejernihan
Penetrasi cahaya seringkali di halangi oleh zat yang terlarut dalam air membatasi zona
fotosintesa dimana habitat akuatik di batasi oleh kedalaman.
Arus
Air cukup padat maka arah arus amat penting sebagai factor pembatas terutama pada aliran
air. Di samping itu arus sering kali amat menentukan distribusi gas yang vital, garam dan
organisme kecil.
Konsentrasi gas pernapasan
Pada zaman polusi ini di konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis
seringkali di ukur dan merupakan factor fisik yang paling intensif di pelajari.
Konsentrasi garam biogenic
Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahan rendah, kalsium dan garam-garam lain juga
tampaknya terbatas. Kecuali pada beberapa mata air mineral, bahkan pada air dengan
kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadar garam atau salimitas kurang dari 0,5 % di
bandingkan dengan 30 37 % dalam air laut.
Bentos : organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan.
Periphyton atau organisme
Aufwuchs : maupun binatang dan daun dari tanaman yang berakar atau permukaan lain yang
menonjol dari dasar.
Plankton : organisme mengapung yang pergerakanya kira-kira tergantung pada arus.
Nekton : organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri misalnya
ikan amfibi, serangga air besar termasuk golongan ini.
Neuston : organisme yang beristirahat atau berenang pada permukiman.
Di dalam kolam dan danau tiga zona umumnya nyata seperti di tunjukan secara
diagram pada gambar 2.7 berikut ini :
Zona Litoral : daerah perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke dasar,
biasanya di kolam dan danau alami di tumbuhi oleh tanaman, tetapi selalu demikian pada
kolam yang di kelola.
Zona Limetik : daerah air terbuka sampai ke dalam penetrasi cahaya yang efektif di sebut
tingkat konfensasi yaitu daerah dimana fotosintesa seimbang dengan respirasi.
Zona Profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai oleh penetrasi
Cahaya efektif. Zona ini biasanya tidak ada pada kolam.
Pada aliran air terdapat 2 zona utama yaitu :
1. Zona Air Deras
2. Zona Air Tenang
3. BIOTA AIR TAWAR ( FLORA DAN FAUNA )
Sebagian besar difisio tanaman dan banyak phyla utama binatang di wakili oleh satu
atau lebih marga yang hidup dalam komunitas air tawar. Di antara binatang konsumen, empat
kelompok menyusun sebagian besar biomas dari kebanyakan ekosistem air tawar yaitu
moluska, serangga air, udang-udang dengan ikan.
4. KOMUNITAS LENTIK
1. Produsen.
Produsen di zona litoral terdiri dari 2 tipe : yang berakar atau tanaman bentik,
kebanyakan anggota devisio spermatophyte ( tanaman berbiji ) dan fhytoplankton, atau
tanaman hijau yang mengapung, kebanyakan ganggang.
hal ini di ketahui oleh awan karena mungkin seorang mula-mula menganggap bahwa
pertumbuhan yang cepat dari ganggang akan menaikan kadar oksigen terlarut dalam air.
Susunan wakil tanaman dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam :
(a). zona vegetasi tersembul.
Tanaman berakar yang bagian alat fotosintesisnya muncul di atas permukaan air. Jadi
karbon dioksida untuk menghasilkan makanan di ambil dari udara tetapi bahan menntah yang
lain. Di ambil dari bawah permukaan air.
(b). zona tanaman berakar dengan daun yang mengapung.
Teratai tanaman yang biasa di jumpai pada zona ini di sebagian amerika serikat bagian
timur tetapi tanaman lain ( misalnya brasenia ) mempunyai bentuk kehidupan yang serupa.
(c). Zona vegetasi terendam.
Tanaman berakar yang seluruhnya atau sebagian besar terendam. Anggota
potamogetomaceae biasanya dominan dizona ini.
Tipe-tipe utama ganggang adalah
1. diatomae adalah indicator yang baik untuk kualitas air
2. ganggang hijau adalah sel tunggal seperti desmid, bentuk benang yang terapung atau terikat
dan berbagai bentuk kolam yang terapung
2. Konsumen
Zona litoral merupakan daerah yang dihuni oleh lebih banyak jenis binatang di
bandingkan dengan zona yang lain.
Zonasi vertical lebih nyata pada binatang di bandingkan dengan zona horizontal.
Zona tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
a. Waduk Oligotrofik
adalah waduk yang kandungan nutrien dan produktivitasnya sedang. Waduk dengan status
trofik tersebut sangat cocok untuk perikanan.
b. Waduk eutrofik
adalah waduk yang kandungan nutrient dan produktivitasnya tinggi.Waduk dengan status
trofik tersebut cocok untuk perikanan dan irigasi.
c. Waduk hipereutrofik
adalah waduk yang mengandung banyak material humus,kandungan oksigennya rendah
dan jumlah spesies ganggang sedikit.Waduk dengan status trofik tersebut hanya cocok untuk
irigasi.
Cacing
Kerang
Larva phatom atau chaoborus
5. DANAU
Danau merupakan bentuk geologi sementara biasanya terbentuk karena bencana alam,
menjadi dewasa dan mati tenang dan perlahan lahan.
Sirkulasi air di kolam umumnya sedemikian sehingga menjadi stratifikasi suhu atau oksigen,
danau di daerah sedang, kecuali bila sangat dangkal, cenderung untuk terdapat stratifikasi
pada musim tertentu.
Stratifikasi dalam danau-pola klasik di daerah sedang
Musim panas air di bagian atas menjadi lebih panas dari pada air di bagian
bawah.Ketika cuaca mulai dingin suhu empliminion turun sampai dengan himpolimnion.
Maka seluruh air di dalam danau mulai tersirkulasi dan oksigen dapat mencapai kedalaman
selama pengembalian musim gugur. Keadaan kekurangan oksigen pada hipolimnion selam
stratifikasi musim panas tergantung pada jumlah materi yang sedang terurai dan kedalaman
termoklin. Bila air dari suatu danau amat jernih dan memungkinkan pertumbuhan
fitoplankton dibawah termoklin ( diatas hipolimnion ) oksigen mungkin ada di sini dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dari pada permukaan, sebab seperti yang telah di katakana di
atas oksigen lebih banyak terlarut dalam air dingin.
Stratifikasi Termal di daerah Tropika
Permukaan air di danau di daerah subtropika tidak pernah turun dibawah 4 C, umumnya
menunjukkan suatu penurunan suhu yang tertentu dari permukaan sampai dasar, tetapi hanya
terdapat satu sirkulsi umum sepanjang tahun yang terjadi pada musim dingin. Danau di aerah
tropika mempunyai suhu permukaan yang tinggi (20C sampai 30C) menunjukkan sedikit
penurunan suhu dengan bertambahnya kedalaman dan sedikit perubahan suhu musiman pada
semua kedalaman. Perbedaan kepadatan air yang disebabkan oleh perbedaan suhu yang kecil
dapat menghasilkan strstifikasi yang mantap sepanjang tahun.
Umunya danau buatan ditandai dengan fluktuasi permukaan air dan turbiditas yang tinggi.
Produksi dari bentos sering lebih kecil di danau buatan dibandingkan dengan di danau alam.
Genangan itu menjadi suatu perangkap panas dan pengekspor makanan, sebaliknya danau
alam membuang airnya dari permukaan, jadi fungsinya sebagai perangkap makanan dan
pengekspor panas. Karena itu tipe pembuangan air amat mempengaruhi kondisi di bagian
hilirnya.
Sebagai tambahan dari pertimbangan suhu, wright (1967) mendaftar pengaruh-pengaruh
berikut dari bendungan dengan pembuangan air di dasar:
1. air dilimpahkan dengan salinitas yang lebih tinggi daripada bila air dilimpahkan
dari permukaan.
2. Makanan esensial hilang dari bendungan, jadi cenderung untuk mengurangi kapasitas
produksi dari bendungan dan pada waktu yang sama menyebabkan eutrofikasi di daerah hilir.
3. Kehilangan karena evaporasi bertambah sebagai hasil dari penyimpanan air yang hangat
dan pembuangan air yang dingin dari hipolimnion.
4. Oksigen yang terlarut rendah dari air yang dibuang mengurangi kapasitas dari sungai untuk
menerima bahan pencemar organic.
Pembuangan hydrogen sulfide dan senyawa organic yang lain menurunkan kualitas air di hilir
dan pada kasus yang ekstrem, membunuh ikan
Klasifikasi Danau
Danau adalah bagian permukaan bumi yang berupa cekungan dan di genangi air serta
terletak di tengah-tengah daratan. Intinya danau adalah perairan di tengah-tengah daratan .
umumnya danau terisi dengan air tawar.
6. KOLAM
Faktor-faktor yang mempengaruhi kolam sebagai berikut :
Factor Fisika
Menurut Arfiati (2009), air tegantung yang melarut dalam air tergantung yang melarut dalam
aliran memberikan tekanan kepada ikan.
Distribusi cahaya pada air tergenang juga akan makin berkurang dengan bertambahnya
kedalaman.makin jernih air, makin cahaya yang dapat menembus perairan sehingga suhu air
hangat, untuk perairan keruh, bau disebabkan oleh kepadatan titoplankton maupun karna
parlemen tanah tingkat kecerahan air sangat rendah, aspek lain adalah kekentalan.
Factor Kimia
Kolam merupakan suatu ekosistem (akuatik) sebagai tempat hidup hewan-hewan air dan
vegetasi air, vegetasi air dan hewan air menjadikan kolam suatu ekosistem yang mempunyai
fungsi tertentu.
Komponen-komponen kolam terdiri darisenyawa-senyawa air, CO2, O2, Ca, nitrogen, garam-
garam fosfor, asam amino dan sebagainya.
Factor Biologi
Organisme pada kolam seperti ini harus dapat bertahan pada stadium domain selama periode
kering atau dapat bergerak ke luar atau kedalam kolam seperti amfibi dan serangga air yang
dewasa.
Mikroba menonjol karena dapat beradaptasi dengan baik dan amat terbatas penyesuaiannya
pada kolam sementara.
Berdasarkan jenis habitatnya , terdapat 3 jenis perairan yaitu : perairan tawar, danau
dan laut.
Menurut hernes (1980), perairan tawar terdiri dari air mengalir (lotik) dan perairan tergenang
(lentik).
1) Komunitas Lotik
Merupakan komunitas air yang dapat mengalir dengan cepat, sehingga dapat terlihat gerakan
serta aliran air yang dapat mengalir dengan cepat sehigga dapat terlihat gerakan serta aliran
air secara horizontal yang cukup deras, meskipun pada komunitas lotik ini dapat di jumpai
aliran air yang bergerak relative lambat, yang terlihat seperti tergenang ( odum, 1973 )
2) Komunitas Lentik
Merupakan komunitas air yang mengalir secara vertical dengan arus yang relative lambat,
sehingga perbedaan kedalam air dapat menunjukan perbedaan suhu yang jelas (odum, 1973)
Habitat Air Tawar
Merupakan sumber air yang paling praktis dan paling murah untuk berbagai macam
kepentingan industry, rumah tangga, pertaninan, perikanan, dan kebutuhan lainya di
bandingkan dengan air laut yang kadar garamnya tinggi sehingga perlu di olah terlebih
dahulu.
1) Temperatur
Air mempunyai kemampuan untuk menahan panas dengan baik, sehingga perubahan
temperature yang terjadi lambat. Perubahan temperatur yang cepat menyebabkan pola
sirkulasi air berubah dan berpengaruh terhadap kehidupan organisme akuatik.
2) Kekeruhan
Penetrasi cahaya sering di hambat oleh zat yang larut di dalam air. Bila kekeruhan di
sebabkan oleh organisme hal inimerupakan indikasi produktivitas. Tetapi bisa juga kekeruhan
di sebabkan oleh lumpur yang tersuspensi dan berkoloid yang dapat menjadi factor pembatas
bagi organisme akuatik.
3) Arus
Dengan adanya aliran air penting sekali dalam menentukan gas, garam, dan
organisme kecil dalam proses kehidupan di perairan.
4) Konsentrasi Oksigen
Konsentrasi oksigen terlambat merupakan kebutuhan biologis setiap organisme dan
dapat digunakan sebagai indikasi produktifitas. Semakin rendah O2 yang terlarut
diindikasikan semakin buruk kualitas air tersebut.
Sungai
Sungai adalah komunitas air tawar dengan keadaan air yang relative cepat, sehingga di
jumpai adanya gerakan serta aliran air secara horizontal yang cukup deras serta terdapat juga
bagian sungai yang aliran-alirannya lambat sehingga mendekati komunitas tergenang ( lentik
).
Secara garis besar, ekosistem daerah aliran sungai dapat di bagi menjadi 3 subsistem yaitu :
1. DAS HULU ( Upper Stream )
2. DAS TENGAH ( Middle Viver )
3. DAS HILIR ( Down Stream )
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa air tawar merupakan salah satu
ekosistem perairan (bioma akuatik) yang memiliki ciri kadar garam yang rendah. Ekosistem
air tawar muncul atau dibentuk dari sumber air di bawah tanah. Dengan karakteristik abiotik
yang demikian tentu sangat menentukan komponen biotik yang dapat bertahan hidup di
dalamnya.
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Mengenai Saya
sudirwan putra
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2017 (1)
o Februari (1)
Ekologi Air Tawar
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perairan air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki
peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang
murah. Perairan air tawar merupakantempat disposal/pembuangan yang mudah dan murah .
Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk danlingkungannya,
baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya danantara makhluk hidup dengan
lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalamekosistem didasari adanya hubungan saling
membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk
kebutuhan dasar hidupbagi makhluk hidup.
Dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidupumumnya
merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi
pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan. Keberlangsungan tersebut membuat
setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga
mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.
BAB 2
KAJIAN TEORI
D. Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih
baik di bawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme
menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup (McNaughton-Wolf, 1990: 84). Apabila bicara
tentang adaptasi suatu organisme maka tidak lepas dari evolusi, yaitu perubahan pada
frekuensi gen dalam suatu populasi yang berkaitan dengan waktu. Beberapa bentuk adaptasi
yang dilakukan oleh suatu organisme, antara lain:
Mutasi : peristiwa perubahan genetis yang dipengaruhi oleh seleksi alam.
Aliran gen : adaptasi ini dapat terjadi jika organisme mengalami migrasi masuk atau keluar
dari populasi setempat. Dari migrasi itu, kemungkinan telah terjadi perubahan frekuensi gen
baik pada donor maupun resipien populasi dengan catatan jika mereka membawa gen yang
mempunyai perbedaan frekuensi dari salah satu populasinya.
Seleksi alam : suatu proses interaksi antara fenotip (sifat-sifat organisme yang dapat diamati
dari luar) dengan lingkungannya yang menentukan kemampuan mempertahankan kehidupan
dan hasil reproduktif dari genotip individu.
Danau merupakan genangan air yang terdapat pada suatu cekungan besar baik oleh bentukan
geologi maupun buatan manusia. Dalam ekosistem danau terdapat beberapa zona, antara lain
:
a. Zona litoral: merupakan bagian danau yang merupakan pertemuan antara bagian daratan
yang tidak tergenang air dan bagian daratan yang yang tergenang air. Dalam zona ini terdapat
dua produsen yaitu tanaman berakar dan fitoplankton. Pada zona ini merupakan daerah yang
paling banyak dihuni oleh jenis binatang dari zona yang lain.
b. Zona limnetik : zona ini merupakan daerah dimana genangan air sudah tidak terikat lagi
dengan daratan yang tidak tergenang air. Pada zona ini sinar matahari masih dapat menembus
genangan air, hal ini memungkinkan fitoplankton untuk hidup pada zona ini. Pada ekosistem
danau fitoplankton merupakan produsen utama yang kemudian diikuti oleh konsumen I
berupa serangga air, konsumen II berupa amphibi dan crustacea, konsumen III berupa ikan-
ikan predator, konsumen puncak berupa ikan-ikan predator yang lebih besar, dan dekomposer
berupa bakteri pengurai sehingga terbentuk suatu rantai makanan pada ekosiste danau.
c. Zona profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai oleh penetrasi
cahaya efektif. Karena tidak ada cahaya dalam memperoleh makanan penghuni zona ini
bergantung organisme pada zona limnetik dan litoral.
Di dunia terdapat tiga kategori danau, yaitu seri oligotrofik-eutrofik, tipe danau yang khusus,
dan penggenangan.
1. Seri oligotrofik-eutrofik
Danau oligotrofik ditandai pada zona litoral jumlah tanaman sangat sedikit serta kerapatan
plankton rendah. Karena tanaman sangat sedikit serta kerapatan plankton yang rendah
kemungkinan untuk kekurangan oksigen yang berat sangat kecil. Danau eutrofik merupakan
kebalikan dari danau oligotrofik dimana pada zona litoral danau ini vegetasinya lebih lebat
dan kerapatan plankton lebih tinggi, dengan banyaknya bahan organik ini kemungkinan pada
stagnasi panas dapat menghilangkan beberapa organisme.
2. Danau khusus
a) Danau dystrophic : danau ini mengandung humic acid yang tinggi dalam airnya dan pada
bagian tepi danau terdiri dari gambut yang berkembang menjadi pasir terapung gambut.
b) Danau tua yang dalam dan mempunyai binatang endemik : pada kasus ini, contohnya adalah
Danau Baikal di Rusia yang terbentuk karena pergerakan bumi sewaktu zaman Mesozoik.
Pada danau ini delapan persen dari 384 jenis artropoda merupakan binatang endemik yang
tidak bisa ditemukan ditempat lain.
c) Danau asin di gurun pasir: danau ini terbentuk karena pengairan sedimenter di daerah dengan
iklim kering dimana evaporasi lebih besar dari presipitrasi sehingga menghasilkan
konsentrasi garam yang tinggi. Pada danau ini terdapat beberapa komunitas yang dapat
bertahan pada kondisi salinitas yang tinggi salah satunya Artemia. Contoh danau ini adalah
Great Salt Lake, Utah.
d) Danau alkali di gurun pasir : terjadi pada pengairan igneous di daerah dengan iklim kering
serta pH dan konsentrasi karbonat tinggi. Contoh danau ini Pyramid Lake, Nevada.
e) Danau vulkanik : danau ini dicirikan dengan daerah vulkanik yang masih aktif dengan
kondisi kimiawi yang ekstrem dan biota yang sangat terbatas. Danau ini umumnya terdapat di
Jepang dan Filipina.
f) Danau dengan stratifikasi kimiawi : danau ini berbeda dengan danau-danau yang ada di
dunia pada umumnya dimana air permukaan dan dasar bercampur secara berkala sehingga
terstratifikasi secara permanen karena adanya rembesan air asin atau pelepasan garam dari
endapan, hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan kerapatan yang tetap antara air
permukaan dan air dasar danau. Contoh Danau Big Soda Lake, Nevada yang merupakan
danau dengan stratifikasi kimiawi.
g) Danau kutub : danau ini memiliki suhu permukaan tetap dibawah 4 C atau naik di atas itu
hanya untuk periode yang sangat pendek selama musim panas, hal ini menyebabkan es
mencair sehingga sirkulasi dapat terjadi.
3. Penggenangan : danau ini merupakan buatan manusia yang di bangun tergantung pada
daerahnya dan pengairan alaminya. Danau ini memiliki fluktuasi permukaan air dan
turbiditas yang tinggi.
Kolam
Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan daerah
limnetik serta profundal kecil atau tidak ada. Ekosistem ini dapat ditemukan pada daerah
yang memiliki curah hujan yang cukup. Terdapat beberapa jenis kolam, antara lain:
a. Kolam alami : kolam ini banyak ditemukan pada daerah kapur. Kolam ini terbetuk akibat
depresi atau penurunan cairan dari strata di bawahnya.
b. Kolam sementara : kolam yang kering untuk beberapa waktu dalam kurun waktu setahun.
Organisme pada kolam ini mampu bertahan pada stadium dorman selama periode kering
dengan bertahan hidup dalam tanah yang kering untuk beberapa bulan atau bergerak ke
dalam dan keluar kolam.
c. Kolam galian : kolam yang di bentuk oelh manusia atau hewan dengan cara membendung air
atau melakukan penggalian.
F. Komponen Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan yang
mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi dan berinteraksi. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam,
yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas
makhluk hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati.
Seluruh komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian,
ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
1. Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota
komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak bisa
menghasilkan makanan (heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain.
Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah
herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama.
Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut
konsumen tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut
konsumen tingkat ketiga dan seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam
ekosistem akan membentuk rantai makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan
ini: daun berwarna hijau (Produsen) > ulat (Konsumen I) > ayam (Konsumen II) >
musang (Konsumen III) > macan (Konsumen IV/Puncak). Dalam ekosistem, banyak
proses rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan (food
web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil
pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan
terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh
tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon
dioksida yang akan dipakai dalam proses fotositesis.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen
abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan.
Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara, suhu, dan lain-lain.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.
Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain,
misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Sementara itu komponen biotik mencakup beberapa hal yang dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsi komponen tersebut, maka ia akan dibagi menjadi
dua komponen dasar yakni autotrof dan juga komponen heterotrof. Pengertian keduanya
adalah sebagai berikut :
Autotrof tak lain adalah istilah yang menunjuk pada mahluk hidup yang bisa membentuk
sendiri makanannya sendiri.
Heterotrof sendiri adalah organisme konsumen yang tak bisa membentuk makanannya
sendiri sehingga ia mengambil kebutuhan tersebut dari luar dirinya.
Sementara itu jika dilihat dari susunan trofiknya, maka komponen ekosistem biotik dibagi ke
dalam 3 kelompok yakni:
BAB 3
CONTOH KASUS
BAB 4
SIMPULAN
Kesimpulan
Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air
rumah tangga dan industri yang murah. Sebuah perairan yang tercemar ditandai dengan
kandungan CO yang lebih besar bila dibandingkan dengan kangdungan oksigennya (O2).
Terdapat korelasi antara tingkat pencemaran air dengan organisme yang hidup dalam sebuah
perairan air tawar. Semakin tinggi kadar CO , maka kepadatan populasi semakin rendah.
Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi semakin tinggi.
Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya pemeliharaan untuk menjaga
kualitas lingkungan perairan air tawar. Meningkatnya aktivitas manusia di bantaran sungai
dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan
perairan air tawar sehingga perlu dilakukan pengelolaan terpadu untuk menjaganya
agar tetap terpelihara dengan baik dan terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2007. Geomorfologi Umum. Surakarta: Surakarta Maret University Press
McNaughton, S.J. dan Wolf, Larry L. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mengenal-ekosistem-air-tawar.html
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Diposting oleh pangesti di 10.05
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: ekologi dan ilmu lingkungan, makalah, sm 3
Mengenai Saya