Anda di halaman 1dari 33

TUGAS :

FISIKA BAB 1 DAN BAB 2


Nama :
Ekha Muliani.
Luthfan Hanif.
Nur Putra
Khanafi.
Tri Noviyansyah.
Widya Salma A.P.
Siti Fatimah.

Kelas : X MIA 1

BAB 1
RUANG LINGKUP FISIKA, BESARAN, DAN
PENGUKURAN
a. Ruang Lingkup Fisika

1.Ruang lingkup antara aktivitas makhluk hidup dan makhluk tak hidup
Mempelajari kejadian antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Contoh
pada makhluk hidup seperti perpindahan posisi seseorang ketika melakukan
perjalanan, contoh pada makhluk tak hidup seperti menentukan kecepatan bola
pada gerak parabola saat ketinggian maksimum.
2.Ruang lingkup kondisi fisik makhluk hidup dan makhluk tak hidup
Mempelajari kondisi fisik pada makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Contoh
pada makhluk tak hidup seperti peristiwa meletusnya ban sepeda yang terkena
sinar matahari, contoh pada makhluk hidup seperti perlombaan tarik tambang.

PENERAPAN FISIKA
a. Hakikat Fisika
Hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian alam berdasarkan
fakta,konsep,prinsip, dan hukum yang telah teruji kebenarannya melalui pendekatan ilmiah.

b. Ciri-ciri Fisika
1 Objek yang dikaji merupakan benda konkret (nyata dan ada)
2 Pengamatan dan penelitiannya dilakukan secara sengaja
3 Penelitiannya dikerjakan secara sistematis
4 Menggunakan cara berpikir logis dan konsisten
5 Hasil kajiannya bersifat objektif
6 Hukum-hukum fisika yang dihasilkan dari berbagai percobaan berlaku umum namun
dengan beberapa ketentuan yang mendukung.

c. Cabang-cabang fisika
Cabang-cabang fisika meliputi : mekanika, mekanika fluida, fisika
kuantum, elektronika, elektrostatis, elektrodinamis,
bioelektromagnetik, termodinamika, fisika atom, fisika inti,fisika
nuklir, fisika modern, fisika plasma, fisika gelombang, fisika optik,
astronomi, fisika medis, fisika radiasi, fisika lingkungan, geofisika,
ekonomifisika, fisika komputasi, fisika akustik, dan fisika zat padat.

d. Manfaat Fisika
- Bidang kedokteran dan kesehatan : 1.sinar rontgen untuk mendeteksi patah tulang
2.sinar leser untuk memecahkan batu ginjal
3.USG untuk mendeteksi kondisi bayi dalam rahim
4.sinar gamma untuk proses sterilisasi alat bedah
- Bidang pertanian : 1.penemuan bibit unggul dari proses rekayasa genetika
2.penciptaan peralatan pertanian yang membantu kerja petani
- Bidang transportasi : 1.pembuatan kereta maglev menggunakan superkonduktor
2.pembuatan kapal selam yang menerapkan hukum Archimedes
- Bidang industri : 1.penggunaan sonar dalam industri kelautan
2.penggunaan gelombang akustik untuk mendeteksi kandungan gas/minyak bumi
3.penggunaan scanning ultrasonik untuk mendeteksi retak struktur logam
- Bidang komunikasi : 1.penggunaan gelombang elektromagnetik pada telepon genggam
2.penggunaan fiber optik untuk jaringan internet
3.prinsip pengiriman data melalui satelit
- Bidang energi : 1.penggunaan generator sebagai penghasil energi listrik
2.penggunaan unsur radioaktif sebagai reaktor nuklir

2. METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan para peneliti dalam manjawab masalah.
a.Kriteria metode ilmiah
1.berdasarkan fakta dan bersifat objektif
2.bebas dari prasangka
3.berdasarkan prinsip-prinsip analisis
4.melalui proses hipotesis
5.berdasarkan teknik kuantitatif
b.Langkah-langkah metode ilmiah
1.identifikasi masalah/studi pendahuluan
2.perumusan masalah
3.pengumpulan informasi
4.pengajuan hipotesis
5.melakukan eksperimen
6.analisis data
7.pengambilan kesimpulan

B. BESARAN,SATUAN,DIMENSI,DAN PENGUKURAN
Besaran
Merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk angka.
a.Besaran berdasarkan satuannya
1.Besaran Pokok
besaran yang tidak tersusun oleh besaran lain dengan satuan tertentu.
Besaran pokok

satuan

Lambang satuan

Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Kuat arus
Intensitas cahaya
Jumlah zat

Meter
Kilogram
Sekon
Kelvin
Ampere
Kandela
Mol

M
Kg
S
K
A
Cd
Mol

Besaran turunan
Besaran turunan adalah Besaran yang diturunkan dari satu atau lebih
besaran pokok
Besaran pokok

Besaran penyusun

Lambang satuan

Luas

Panjang x lebar

kecepatan

Perpindahan : waktu

m/s

Percepatan

Kecepatan : waktu

m/s

Beart

Massa x percepatan

Kgm/s

Volume

Panjang x lebar x tinggi

Gaya

Massa x percepatan

Kgm/s

Usaha

Gaya x perpindahan

kgm/s

Daya

Energi : waktu

kgm/s

Massa jenis

Massa : volume

Kg/m

Momentum

Massa x kecepatan

Kgm/s

Impuls

Gaya x perubahan waktu

Kgm/s

B.BESARAN BERDASARKAN NILAI DAN


ARAHNYA

Besaran berdasarkan nilai dan arahnya dibagi menjadi besaran vektor,


besaran tensor, dan besaran skalar. Besaran vektor dan besaran tensor
memiliki kesamaan. Keduanya memiliki nilai dan arah, sedangkan
perbedaannya yaitu besaran vektor memiliki satu arah, sedangkan
besaran tensor memiliki banyak arah.
Contoh besaran vektor antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan,
dan gaya, sedangkan contoh besaran tensor antara lain tegangan,
regangan dan koefisien gaya gesek.

DIMENSI
Dimensi adalah lambang dari sifat fisika suatu besaran, selain itu dimensi
menunjukan cara penyusunan besaran.
Dimensi Besaran Pokok
Panjang Kg [M]
Massa

[L]

Waktu

[T]

Suhu

[]

Kuat Arus

[I]

Intensitas Cahaya cd
Jumlah Zat

mol [N]

[J]

Dimensi
besaran
turunan
Besaran Turunan

Satuan Intenasional

Dimensi

Luas

[L]

Volume

[L]

Percepatan

m/s

[L][T]

Debit

m/s

[L][T]

Usaha

kgm/s

[M][L][T]

PENGUKURAN
Pengukuran adalah kegiatan mengukur suatu benda dengan
menbandingkan antara nilai besaran pada benda dan nilai besaran
pada alat ukur.
Setiap alat pengukuran memiliki ketelitian yang berbeda beda .

Pengukuran Besaran Panjang


Alat ukur besaran panjang yang sering digunakan antara lain mistar, rollmeter, jangka sorong dan
mikrometer sekrup
1.

Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda yang memiliki panjang
maksimum 25 mm. Mikrometer mempunyai dua skala yaitu skala tetap dan skala nonius. Skala
nonius pada mikrometer sekrup berbentuk selubung yang dapat diputar maju atau
mundur.

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM
PENGUKURAN
Dalam melakukan pengukuran adakalanya hasil yang diperoleh tidak sama karena adanya
ketidakpastian hasil pengukuran. Ketidakpastian tersebut disebabkan oleh kesalahan kesalahan
seperti kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
a. Kesalahan umum
Kesalahan umum merupakan kesalahan akibat kurang terampilnya pengukuran menggunakan
alat ukur.
b. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik yaitu kesalahan disebabkan ketidaktepatan alat ukur.
Adapun jenis jenis kesalahan sistematik sebagai berikut.

1. Kesalahan Kalibrasi yaitu kesalahan yang yang terdapat pada alat ukur akibat
pembubuhan nilai garis pada skala tidak tepat.
2. Kesalahan titik nol yaitu kesalahan yang disebabkan jarum penujuk letak titik nol
bergeser
3. Kesalahan Komponen Alat Ukur yaitu kesalahan yang disebabkan melemahnya kondisi
alat ukur seperti kondisi peralatan yang sudah tua atau lama
4. Kesalahan Paralaks yaitu kesalahan pembacaan akibar kurang tepatnya mata melihat
hasil pengukuran. Kesalahan paralaks disebabkan pengamat tidak melakukan
pembacaan secara tegak lurus terhadap hasil pengukuran
5. Kesalahan karena kondisi lingkungan yaitu kesalahan yang disebabkan adanya
perbedaan kondisi lingkungna misalnya keadaan suhu, tekanan, dan kelembapan udara

C. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahan yang disebabkan oleh gerak Brown
molekul udara, fluktuasi, tegangan listrik, getaran bumi, kebisingan,
dan radiasi.

ANGKA PENTING DAN NOTASI


ILMIAH
a.

Angka penting

Angka Penting merupakan semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran
yang tediri dari angka pasti dan satu angka di bagian akhir yang dinamakan dengan
angka taksiran
Adapun aturan-aturan yang dimiliki angka penting
1. Semua angka bukan angka nol termasuk angka penting.
Contoh ; 425,358 (6 angka penting)

2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol angka penting.
Contoh ; 250,024 (6 angka penting)

3.

Pada angka desimal kurang dari satu, angka nol sebelum dan sesudah koma bukan angka
penting
Contoh ; 0,045 (2 angka penting)
0,35 (2 angka penting)

4. Pada angka desimal lebih dari atau sama dengan satu, angka nol sesudah koma
termasuk angka penting.
Contoh ; 2,000 (4 angka penting)
2,000 (4 angka penting)
5. Angka nol yang terletak dibelakang angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh ; 1,00 (3 angka penting)
0,0200 (3 angka penting)

OPRASI HITUNG DALAM ANGKA


PENTING
Operasi Pembulatan
a) Apabila angka lebih dari lima, angka tersebut dibulatkan ke atas.
Contoh bilangan 4,327 jika dibulatkan nilainya menjadi 4,33
b) Apabila angka kurang dari lima, angka tersebut dibulatkan ke bawah.
Contoh bilangan 4,412 jika dibulatkan nilainya menjadi 4,41
c) Apabila angka hasil perhitungan tepat sama dengan lima, angka akan
dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 merupakan bilangan ganjil.
Adapun angka akan dibulatkan ke bawah jika angka sebelum angka 5
merupakan bilangan genap. Sebagai contoh bilangan 2,475 jika
dibulatkan menjadi 2,48 dan bilangan 2,465 dibulatkan menjadi 2,46.

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan


Pada operasi penjumlahan dan pengurangan hanya boleh
mengandung satu angka taksiran. Banyaknya angka penting pada
hasil pengukuran dan penjumlahan ditentukan oleh bilangan dengan
angka yang paling sedikit di belakang koma.
Contoh ; 468,395 415,21 = 53,185
Jika ditulis menggunakan aturan operasi pengurangan angka
penting hasilnya 58,18

Operasi Perkalian dan Pembagian


Pada operasi perkalian dan pembagian, hasilnya memiliki jumlah angka penting
sama dengan jumlah angka penting paling sedikit pada salah satu bilangan.
Contoh ;
a) Perkalian, 24,51

(4 angka penting)

12,3

= 301,473
(3 angka penting)

Jika ditulis menggunakan aturan operasi perkalian angka penting, hasilnya


301. Hal ini disebabkan dalam perkalian angka penting memiliki jumlah angka
penting sama dengan jumlah angka penting paling sedikit pada salah satu
bilangan. Bilangan 301 merupakan bilangan yang memiliki 3 angka penting.

b) Pembagian, 12,5

(3 angka penting)

2,5

=5

(2 angka penting)

Jika ditulis menggunakan aturan operasi pembagian angka


penting, hasilnya 5,0. Hal ini disebabkan dalam pembagian
angka penting, hasilnya memiliki jumlah angka penting yang
sama dengan jumlah angka penting paling sedikit pada salah
satu bilangan. Bilangan 5,0 merupakan bilangan dengan 2
angka penting.

Oprasi
dalam bentuk akar
Contoh ;
a) (1,2 m) = 1,728 m = 1,7 m
Bilangan yang dipangkatkan memiliki 2 angka penting
sehingga hasilnya memiliki 2 angka penting. Bilangan 1,728
memiliki 4 angka penting. Supaya menghasilkan 2 angka
penting, hasil dari pangkat tiga adalah bilangan 1,7.
b) 125 = 5 = 5,00
Bilangan 125 memiliki 3 angka penting. Hasil dari 125
adalah 5. Angka 5 memiliki 1 angka penting. Hasilnya akan
memiliki jumlah angka penting yang sama dengan bilangan

c.Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah adalah cara penulisan bilangan secara ilmiah dalam
bentuk bilangan sepuluh berpangkat. Adapun penulisannya sebagai
berikut. sebagai orde. Nilai a sebesar 1 a lebih kecil 10 dan n
merupakan bilangan bulat.
a x 10n
Dengan a menunjukkan bilangan real atau angka penting dan 10n sebagai
orde. Nilai a sebesar 1 a < 10 dan n merupakan bilangan bulat.
Contoh ;
Jarak bumi ke matahari adalah 150.000.000.000 m. Apabila dituliskan
dalam bentuk notasi ilmiah dituliskan dengan notasi 1,5 x 10 11m.

VEKTOR

PENGERIAN
VEKTOR
Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Besaranbesaran pada fisika banyak yang termasuk besaran vector.
Contohnya gaya, kecepatan, percepatan, perpindahan, momen gaya
dan moementum. Pada besaran vector memiliki penjumlahan yang
berbeda dengan besaran scalar.

NOTASI VEKTOR DAN BESARAN


VEKTOR
Vektor di gambarkan dangan sebuah anak panah yang terdiri atas
pangkal dan ujung. Panjang anak panah menyatakan besar atau nilai
vector. Arah anak panah menyatakan arah vector.

F=200 N ke
kanan
Titik Pangkal
(titik tangkap)

ujung

CARA PENULISAN VEKTOR


Vektor dapat di tulias dengan dua cara :
a. Memberi tanda panah di atas huruf yang menyatakan vector.

contoh : a , A , atau OA.

b. Mencetak tebal huruf yang menyatakan vector.


contoh : a , A , atau OA.

Dua vektor di katakan sama jika nilai dan arah kedua vektor sama.
Dua vektor di katakan berlawanan arah jika kedua vektor memiliki
nilai sama tetapi arahnya berlawanan.
Nilai vektor di sebut juga dengan norma, modulus, atau magnitude
yang di peroleh dengan memberikan tanda mutlak pada vektor.

Contoh : F = F

PENGURAIAN VEKTOR
Rumus perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku OAB
diperoleh :

vx

cos =v
atau vx cos

Sin

vY

VY

atau vY sin

Nilai dan arah vektor di tentukan dengan cara O


berikut:
v = vx + vY

VY
atau tan VX=

VX

VEKTOR
SATUN
Vektor satuan adalah vektor yang di urai ke sumbu x(i), y(j), z(k)
yang nilainya satu satuan. Vektor satuan di gunakan untuk
menentukan arah vektor pada koordinat dimensi dua atau koordinat
dimensi tiga.

VEKTOR SATUAN PADA KOORDINANT


DIMENSI DUA DAN KOORDINAT DIMENSI
TIGA
Y
Pada koordinat dimensi dua , vector R dapat
di cari dengan persamaan:
R = RX + Ry

R
y

Nilai vector R pda dimensi tiga dapat di cari


dengan persamaan:

Rx

R = Rx + Ry + Rz

Keterangan: i = vektor satuan pada arah sumbu


X.
j = vektor satuan pada arah
sumbu Y.

Vektor dimensi
2

Ry

Rz
Z

Vektor dimensi 3

Rx

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai