Anda di halaman 1dari 2

NAMA:MUHAMAD DIDAN PRAMANA XI MIPA 2/19

Judul Buku : KKN di Desa Penari

Penulis : Simpleman

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta, Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Jumlah halaman : 253 + vii halaman

Buku KKN di Desa Penari adalah karya Simpleman. Dia adalah username dari sebuah akun
anonim yang sering menulis cerita horor di Twitter. Dia juga yang menulis cerita di buku ini.
Pada 2019, utasnya yang berjudul KKN di Desa Penari menarik perhatian
pengguna Twitter Indonesia. Cerita ini sempat menjadi trending topic dan pembahasan
dimana-mana hingga beberapa hari.

Banyak orang mengatakan bahwa kisah KKN di Desa Penari itu menyeramkan sehingga utas
tersebut sangat populer. Pada 1 September 2019, penerbit Bukune mengumumkan bahwa utas
populer tersebut akan di adaptasi menjadi buku. Tak lama setelah itu, pada 16 September
2019 buku KKN di Desa Penari resmi dirilis.

Awal mula Simpleman menulis cerita ini adalah saat dia tidak sengaja mendengar cerita ini
dari teman ibunya. Teman ibunya menceritakan tentang pengalaman yang dia alami di sebuah
desa kepada ibu Simpleman. Setelah itu, Simpleman mengikuti ibunya dan ikut menyimak
kelanjutan cerita tersebut. Simpleman juga meminta izin kepada teman ibunya untuk
menceritakan kembali kisah itu di Twitter. Teman ibu Simpleman berpesan agar
menyamarkan nama lokasi agar tidak menimbulkan kesan buruk pada lokasi tersebut.

Buku KKN di Desa Penari berisi kisah sekelompok mahasiswa yang melakukan kegiatan
KKN di sebuah desa. Mereka melakukan kegiatan tersebut di sebuah desa yang masih kental
dengan hal-hal mistis. Segala pengalaman tak mengenakkan mereka rasakan selama sekitar
45 hari di desa tersebut. Mulai dari melihat wanita yang menari di hutan, mendengar
nyanyian aneh, tubuh menjadi berat dan hal menyeramkan lainnya.

Penulis secara tidak langsung mengingatkan kita untuk selalu menjunjung tata krama di mana
pun kita berada. Semua masalah dalam cerita tersebut berasal dari para mahasiswa yang
melakukan KKN itu tidak mematuhi aturan desa itu. Sebagai pendatang harusnya kita
mematuhi dan menghormati apa saja yang ada dalam tempat yang dikunjungi. Apalagi dalam
cerita ini, desa tempat dilakukannya KKN adalah desa yang masih sangat kental dengan hal
mistis. Lokasi desa itu juga sangat terpencil dan masuk ke hutan. Masyarakatnya juga masih
menjunjung tinggi kepercayaan mereka terhadap nenek moyang.

Widya, Ayu, Nur, Anton, Wahyu dan Bima adalah anggota kelompok yang melakukan KKN
di desa penari. Desa ini dijuluki dengan “desa penari” karena dahulu banyak yang menjadi
penari berasal dari daerah ini. Di desa ini juga masih banyak tempat dan benda-benda
peninggalan para leluhur. Ada satu tempat terlarang di desa ini, yaitu Tapak Tilas. Tempat
tersebut tidak boleh dimasuki oleh siapapun, bahkan warga asli desa tersebut tidak berani
memasukinya.

Di dalam buku ini diceritakan bahwa tingkah para mahasiswa tersebut membuat
penghuni ghaib desa menjadi marah. Salah satu dari mereka melanggar aturan desa dengan
pergi memasuki tempat terlarang. Ada juga yang membuat seperti perjanjian dengan makhluk
halus disana hanya untuk mendapatkan sang pujaan hati. Tidak sampai disitu, bahkan dua
orang dari sekelompok mahasiswa itu berani berbuat hal yang tidak senonoh. Mereka yang
telah melakukan hal tersebut sungguh telah melewati batas wajar.

Segala sesuatu yang kita perbuat pasti akan mendapat balasannya. Begitu juga dengan para
mahasiswa yang berbuat seenaknya di desa penari. Dua orang yang sudah melewati batas
wajar itu mendapat karma. Sukma dua mahasiswa tersebut terperangkap di dunia makhluk
halus. Para makhluk halus yang membawa sukma kedua mahasiswa ini tidak mau
mengembalikannya. Segala jenis pertolongan dan pengobatan tidak membuahkan hasil.
Sehingga nyawa mereka berdua tidak bisa diselamatkan lagi.

Mereka yang seharusnya mengerjakan proker (Program Kerja) di desa justru malah mendapat
malapetaka. KKN yang seharusnya berjalan lancar agar bisa segera lulus kuliah pun menjadi
hancur. Ini semua tidak akan terjadi jika seandainya para mahasiswa itu tidak
mengedepankan hawa nafsu mereka.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari cerita ini, di mana pun kita berada tetaplah menjunjung
tinggi tata krama. Tidak hanya tata krama, tapi sopan santun, sikap saling menghormati dan
patuh terhadap peraturan juga penting. Tidak lupa untuk selalu beribadah kepada Allah SWT
agar terlindungi dari bahaya. Semua yang telah terjadi dalam cerita ini tidak bisa kembali dan
penyesalan selalu berada di akhir.

Buku ini sungguh luar biasa, penulis bisa menyajikan cerita menyeramkan hingga seakan-
akan kita ikut merasakannya. Adanya dua sudut pandang yang membuat isi cerita ini menjadi
lengkap. Sudut pandang tersebut diambil dari tokoh Widya dan Nur. Dialog yang dikemas
dalam buku ini juga bagus. Meskipun terdapat beberapa kalimat berbahasa Jawa tetapi
penulis tetap menyertakan artinya. Sampul bukunya pun menarik dan terlihat menyeramkan
untuk cerita horor seperti ini. Orang-orang yang belum pernah mendengar kisah KKN ini
pasti akan melihat sampul bukunya terlebih dahulu sebelum membacanya.

Meskipun cerita ini dibagi dalam dua sudut pandang, tetapi banyak yang terlihat seperti
hanya diulang-ulang saja. Memang ada beberapa perbedaan antara sudut pandang Nur dan
Widya, tetapi masih banyak yang diulang. Hal itu mungkin bisa membuat pembaca berhenti
membaca novel ini di tengah cerita. Masih banyak juga kesalahan penulisan kata atau typo
untuk ukuran novel yang sudah terbit.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, novel “KKN di Desa Penari” layak
dibaca saat waktu senggang. Alur cerita yang masih kental dengan horor khas Jawa membuat
cerita ini menarik dibaca.

Anda mungkin juga menyukai