Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH

“PERTEMPURAN AMBARAWA”

Disusun Oleh:

Fathiyatul Balqis

Jihan Safira Zaivia

Nadira Yasvina

Kelas : XI MIPA 3

SMA NEGERI 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5

A. Latar Belakang Terjadinya Pertempuran Ambarawa...........................................................5

B. Jalannya Pertempuran Ambarawa........................................................................................6

C. Berakhirnya Pertempuran Ambarawa...................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9

A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala, rakyat Indonesia tidak henti-hentinya melakukan perjuangan demi
kemerdekaan bangsa. Segala bentuk perjuangan pun dilakukan demi meraih kemerdekaan
tersebut, baik dalam segi perjuangan fisik yang melibatkan pertempuran senjata oleh para
panglima pemimpin perang beserta pasukannya, maupun perjuangan dalam bentuk diplomasi
oleh kaum terpelajar Indonesia. Semua perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang dan
pahlawan kita terdahulu akhirnya terbalaskan dan membuahkan hasil bagi bangsa Indonesia.
Setelah perjuangan panjang melawan penjajahan Belanda dan Jepang, Indonesia meraih
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan dibacakannya Teks Proklamasi
Kemerdekaan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Namun, meskipun kemerdekaan telah tercapai, rakyat Indonesia masih harus bersusah-
payah mempertahankan kemerdekaan tersebut. Segala upaya harus dikerahkan supaya negara
tercinta ini tetap merdeka dan tidak diusik oleh bangsa-bangsa lain. Dalam perkembangannya
menjadi negara baru, Indonesia masih mengalami berbagai hambatan dan permasalahan untuk
memperjuangkan kemerdekaan. Banyak sekali pihak yang masih belum mengakui kemerdekaan
Indonesia ini. Hal ini sendiri juga dilakukan oleh Panglima tertinggi Sekutu di Asia Tenggara
SEAC (South East Asia Command) Laksamana Lord Louis Mountbatten. Ia memerintahkan
kepada panglima tentara Jepang di Indonesia untuk membubarkan Republik Indonesia serta
menangkap pemimpin-pemimpin RI untuk diserahkan ke Sekutu.

Usai hal itu tentara Sekutu AFNEI (Allianced Force Netherlands East Indies) dibawah
pimpinan Sir Philip Christison, tiba di Indonesia. Awalnya, kedatangan AFNEI itu diterima baik
oleh bangsa Indonesia. Namun, ternyata pendaratan AFNEI ini juga diboncengi oleh tentara
NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang hendak menguasai kembali Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 5 Oktober 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan
maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tujuan memperkuat
keamanan umum.

3
Selain dibentuknya TKR untuk menjaga keamanan umum, para rakyat juga mengangkat
senjata, membantu TKR untuk melawan Sekutu yang diboncengi NICA (Netherland Indies Civil
Administration). Salah satu laskar rakyat yang ada di Yogyakarta adalah Pemberontakan Rakyat
Indonesia (PRI) Mataram. PRI Mataram terlibat dalam banyak pertempuran di wilayah-wilayah
Indonesia. Ketika terlibat dalam pertempuran di wilayah Magelang, terjadi suatu pengejaran oleh
pasukan Sekutu hingga membuat pasukan PRI Mataram becerai berai. Sempat pula terjadi suatu
perselisihan antara pemimpin PRI Mataram, para pemimpin menghendaki PRI Mataram hendak
mundur dari pertempuran. akan tetapi, salah seorang pemuda bernama Soetardjo dengan
semangatnya tetap ingin melaksankan pertempuran hingga ke Ambarawa.

Akibat hal tersebut, Soetardjo bersama pasukannya memisahkan diri dan membentuk
TRM Mataram serta melanjutkan pertempuran di Ambarawa. Sejak masa kolonialisme Belanda,
Ambarawa merupakan tempat yang strategis. Ambarawa memiliki benteng pertahanan serta
dengan mudah menghubungkan Semarang, Magelang, dan Jogjakarta. Sehingga pihak sekutu
merasa berminat untuk menguasai kembali wilayah tersebut. Karena latar belakang tersebut,
kami tertarik untuk akan memaparkan informasi lebih lanjut tentang Pertempuran Ambarawa
atau yang juga biasa disebut sebagai Palagan Ambarawa ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab ataupun hal yang melatarbelakangi terjadinya Pertempuran
Ambarawa?
2. Bagaimana berlangsungnya Pertempuran Ambarawa?
3. Bagaimana akhir dari pertempuran Ambarawa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan tentang latar belakang terjadinya Pertempuran Ambarawa
2. Untuk menjelaskan kronologis berlangsungnya Pertempuran Ambarawa
3. Untuk memberikan informasi tentang bagaimana Pertempuran Ambarawa berakhir

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Pertempuran Ambarawa


Pertempuran Ambarawa atau Palagan Ambarawa adalah pertempuran besar pasca
kemerdekaan Indonesia.  Pertempuran Ambarawa adalah konflik yang terjadi antara Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau Sekutu di Ambarawa, Jawa
Tengah. Palagan Ambarawa merupakan peristiwa perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan
sekutu yang terjadi di antara 20 Oktober hingga 15 Desember 1945 di Ambarawa.

Palagan Ambarawa atau Pertempuran Ambarawa dimulai dari kekalahan Jepang pada
saat Perang Dunia ke-2 sehingga membuat sekutunya merasa tertarik untuk menguasai
Indonesia. Sekutu juga kembali datang ke Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1945 dengan
alasan ingin mengurus tawanan perang. Meski alasan sesungguhnya yaitu merebut kembali
wilayah Indonesia.

Saat itu, kedatangan sekutu ke Magelang dan Ambarawa yang dipimpin oleh Brigadir
Bethell. Gubernur Jawa Tengah, Wongsonegoro pun yang menerima kedatangan sekutu dengan
baik. Sebab pada saat itu Indonesia masih berpikiran positif kepada sekutu sehingga tak berpikir
jika sekutu ingin menguasai Indonesia. Namun, enam hari setelahnya tepatnya pada 26 Oktober
1945, sekutu serta NICA diketahui secara diam-diam mempersenjatai tentara tawanan perang
atau tentara Belanda. Hal ini pun membuat Indonesia marah sehingga akhirnya memicu
pertempuran antara sekutu dengan Tentara Keamanan Rakyat atau TKR.

Pada tanggal 2 November 1945, diadakanlah perundingan antara Soekarno serta Brigadir
Bethell. Tujuan dari pertemuan ini sendiri adalah menenangkan suasana serta gencatan senjata.
Isi kesepakatannya sendiri diantaranya adalah sebagai berikut:

5
1. Sekutu diperbolehkan pergi ke Magelang.
2. Jalan Raya Semarang-Ambarawa dibuka untuk umum.
3. Sekutu tidak mengakui adanya aktivitas NICA.

Meski telah dilakukan suatu perjanjian, ternyata sekutu memanfaatkan perjanjian ini
untuk ke Magelang. Sekutu yang pergi ke Magelang bertujuan untuk menambah pasukan serta
persenjataan. Hal ini berujung pada tentara sekutu yang kini kian lengkap persenjataannya.
Kondisi ini sangat membahayakan bagi tanah air. Sehingga, Indonesia Segera memanggil
bantuan dari Yogyakarta. Pada tanggal 21 November 1945, Tentara Keamanan Rakyat pun ikut
membantu melawan Sekutu untuk memenangkan Pertempuran Ambarawa.

B. Jalannya Pertempuran Ambarawa


Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell
mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang
berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diwakili dari pihak Tentara Inggris. Kedatangan
Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah, Mr
Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi
kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik
Indonesia.

Namun, ketika pasukan Tentara Inggris telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk
membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga
menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota Magelang, hingga
terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba
melucuti Tentara Keamanan Rakyat dan membuat kekacauan. TKR Resimen I Kedu pimpinan
Letkol. M. Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala
penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden Soekarno yang
berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan Kota
Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di
bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan
mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di

6
bawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa,
Suruh dan Surakarta.

Puncak pertempuran terjadi pada 21 November 1945, ketika pasukan Inggris yang berada
di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran
mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap
kampung-kampung di sekitar Ambarawa. Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai
terbit, mulailah tembak-menembak dengan pasukan Sekutu yang bertahan di kompleks gereja
dan kerkhop Belanda di Jl. Margo Agoeng. Pasukan Indonesia terdiri dari Yon. Imam Adrongi,
Yon. Soeharto dan Yon. Soegeng. Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang
dengan diperkuat tanknya, menyusup ke tempat kedudukan Indonesia dari arah belakang, karena
itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono. Sayangnya karena pertempuran ini, pada tanggal 26
November Letkol Isdiman pun gugur dan digantikan oleh Kolonel Soedirman.

Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno di Ngipik. Pada saat
pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan
Indonesia di bawah pimpinan Letkol. Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi
ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas,
Kol. Soedirman langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol.
Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara
komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang
diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir
dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain. Pada 5
Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa Banyubiru.

C. Berakhirnya Pertempuran Ambarawa


Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol. Soedirman mengadakan rapat dengan para
Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan
mulai dilancarkan. Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu,
kemudian disusul oleh penembak-penembak karaben. Pertempuran berkobar di Ambarawa. Satu
setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa diduduki oleh kesatuan-kesatuan TKR.
Pertempuran Ambarawa berlanjut sengit. Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang

7
menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga
musuh benar-benar terkurung. Strategi ini adalah taktik pengepungan sehingga akhirnya musuh
benar-benar terkurung dan menyerah. Nama Supit Urang berasal dari bahasa pewayangan yang
bermakna kepungan. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali.
Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran akhirnya selesai
dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang.

Kemenangan pertempuran ini sekarang diabadikan dengan didirikannya Monumen


Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika
setiap tahunnya. Hari Juang Kartika ini sendiri dahulunya sempat bernama Hari Infanteri.
Namun, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 163/1999, Hari Infanteri kemudian berganti
menjadi Hari Juang Kartika.

BAB III

PENUTUP

8
A. Kesimpulan
Pertempuran Ambarawa atau Palagan Ambarawa adalah pertempuran besar pasca
kemerdekaan Indonesia.  Pertempuran Ambarawa adalah konflik yang terjadi antara Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau Sekutu di di Ambarawa,
sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah.

Penyebab utama terjadinya Pertempuran Ambarawa yaitu karena sekutu yang ingkar janji
terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Akhirnya terjadi pertempuran Ambarawa pasukan TKR
melawan sekutu. Palagan Ambarawa ini terjadi selama kurang lebih dalam kurun waktu dua
bulan, yaitu tepatnya di antara 20 Oktober hingga 15 Desember 1945.

Beberapa tokoh yang terlibat dalam peperangan sendiri ini antara lain yaitu, Letkol.
Isdiman, Kolonel Soedirman, Ir. Soekarno, Brigadir Bethell, Letkol M Sarbini, Oni
Sastrodihardjo, dan masih banyak lagi tokoh lainnya. Selain itu juga, terdapat pihak-pihak
organisasi yang terlibat melatarbelakangi terjadinya Peperangan Ambarawa ini, seperti AFNEI,
NICA, TKR, dan PRI.

Pada akhir pertempuran ini, kemenangan berhasil direbut oleh pihak Indonesia. Perang
berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dengan sekutu dipukul kembali ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini sekarang diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan
Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika setiap
tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Satya Wacana. 2021. ”Peran TRM dalam mempertahankan kemerdekaan di
Ambarawa”.Bitstream. Salatiga, Jawa Tengah.

9
Kompas.com. 2021. “Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir”.
Diakses pada 18 Februari 2023 pukul 11.09.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/22/161749679/pertempuran-ambarawa-
latar-belakang-tokoh-akibat-dan-akhir?page=all

Ananda. 2021. “Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, & Makna Peristiwa”. Diakses
pada 18 Februari 2023 pukul 12.40. https://www.gramedia.com/literasi/pertempuran-
ambarawa/

Wikipedia. 2023. “Palagan Ambarawa”. Diakses pada 18 Februari 2023 pukul 19.45.
https://id.wikipedia.org/wiki/Palagan_Ambarawa

Kompas.com. 2022. "Pertempuran Ambarawa: Sejarah Terjadinya dan Tokoh-tokohnya".


Diakses pada 18 Februari 2023 pukul 19.54.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/25/203000369/pertempuran-ambarawa--
sejarah-terjadinya-dan-tokoh-tokohnya?page=all.

Universitas Teknologi Nusantara. 2020. “Palagan Ambarawa”. Diakses pada 18 Februari 2023
pukul 21.12. https:/p2k.utn.ac.id/ind/Palagan-Ambarawa_utn_p2k-utn.html

10

Anda mungkin juga menyukai