Anda di halaman 1dari 7

Judul : KKN di Desa Penari

Karya/Penulis : SimpleMan

Tahun Penerbit : 2019

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta

Jumlah Halaman : 256 halaman

ISBN : 978-602-220-339-9

Sinopsis Novel

KKN di Desa Penari


Kelompok Mahasiswa beranggotakan 6 orang sedang memprogramkan KKN dari salah
satu Kampus Universitas di Jawa Timur. Para Mahasiswa tersebut adalah Mahasiswa tingkat
akhir yang mempersiapkan kelulusannya dan program KKN adalah salah satu mata kuliah yang
wajib diselesaikan mereka. Para Mahasiswa itu antara lain Widya, Nur, Ayu, Bima, Anton dan
Wahyu.

Ayu merekomendasikan sebuah lokasi Desa tersebut kepada teman-teman


kelompoknya. Desa tersebut terletak di sebuah Kabupaten berinisial B di kawasan terpencil di
wilayah Jawa Timur. Ayu mengungkapkan ia pernah berkunjung ke Desa tersebut sebelumnya
bersama kakaknya yang bernama Ilham. Mereka memiliki relasi dan mengenal langsung dengan
Kepala Desa tersebut yang bernama Pak Prabu. Akhirnya mereka sepakat untuk melaksanakan
progam KKN di Desa tersebut.

Kelompok Mahasiswa tersebut akhirnya berangkat menggunakan mobil dari Kampus


Universitas mereka. Mereka menempuh perjalanan yang cukup panjang hingga akhirnya
mencapai sebuah pinggir hutan. Desa tempat mereka melaksanakan progam KKN tersebut harus
melewati hutan tersebut dan tidak dapat diakses dengan mobil. Masyarakat Desa setempat telah
menunggu kedatangan para Mahasiswa tersebut di pinggir hutan, untuk mengantarkan mereka
ke dalam Desa menggunakan sepeda motor.

Sesampainya mereka di Desa tersebut, mereka disambut oleh Kepala Desa yaitu Pak
Prabu. Pak Prabu mengajak mereka berkeliling Desa dan mengenal wilayah Desa tersebut. Para
Mahasiswa ini menemukan beberapa hal ganjil di Desa tersebut. Mereka melihat banyak batu
nisan yang ditutup kain hitam, sedikitnya mereka menemui anak-anak dan remaja di sekitar
Desa.

Salah satu Mahasiswa anggota kelompok KKN yang bernama Nur memiliki banyak
firasat dan perasaan yang tidak nyaman. Dia adalah salah satu mahasiwa perempuan yang
menggunakan kerudung dan tergolong alim. Nur dikenal sebagai perempuan yang memiliki
kemampuan dan perasaan yang peka terhadap aura negatif disekitarnya. Sementara salah satu
Mahasiswa perempuan lainnya yang bernama Widya telah melihat sosok penari dan mendengar
alunan musik tradisional sepanjang perjalanannya memasuki Desa tersebut. Konon keberadaan
Widya sangat menarik perhatian Makhluk-makhluk Astral seperti Badarawuhi atau Jin-jin saat
berada di Desa tersebut.

Selama mereka melakukan program KKN di Desa tersebut, Widya sering mendapat
gangguan aneh dari makhluk-mahluk Astral. Beberapa kali Widya melihat penampakan ganjil,
yang hal tersebut juga dialami oleh Nur. Ayu yang dikenal sebagai inisiator untuk melakukan
progam KKN di Desa itu justru melakukan kegiatan terlarang di Desa tersebut. Keteledoran
Ayu tersebut mendatangkan malapetaka bagi rekan-rekan kelompoknya. Hal tersebut juga
dialami oleh Wahyu sebagai angkatan senior di kelompok tersebut, saat ia menghadiri Pesta
Ghaib di tengah hutan. Pelanggaran yang paling parah dilakukan oleh Bima, yang telah
melakukan hubungan badan dengan Badarawuhi dan mempersembahkan beragam sesajen
kepada makhluk ghaib tersebut. Anton sering kali melihat Bima melalukan hal-hal ganjil dan
terlarang.

Ayu dan Bima yang menjadi akar permasalahan dari serangkai peristiwa ganjil di Desa
tersebut. Ayu yang menyukai Bima justru berusaha menghindari perasaan Bima yang menyukai
Widya. keteledoran Bima dan Ayu justru membuat kelompok mereka menjadi mendapat teror
mistik. Kelompok KKN tersebut diterror oleh sosok Badarawuhi atau Sang Penari Ghaib yang
diakhirnya dikenal sebagai Desa Penari. Kemalangan paling besar sering menimpa Widya dan
Nur sering kali terlibat dan melihat beberapa penampakan mistik tersebut. Naas, Ayu dan Bima
terjebak di dimensi ghaib dan tidak dapat kembali lagi. Pengalaman ini menjadi sebuah cerita
pahit yang tidak ingin mereka ulangi lagi kembali, dan menjadi pembelajaran bagi para
pembaca.

I. Unsur Intrinsik
1.1. Tema

Tema novel ini memiliki mistake. Suatu daerah yang masih memegang teguh
adat istidat dan menghormati arwah leluhur melalui persembahan seperti sesajen.

1.2. Alur cerita

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju karena pengarangjalan
cerita dengan peristiwa yang dimulai dari awal hingga akhir.

1.3. Amanat

Amanat yang terkadung dalam novel KKN di Desa Penari yaitu: dimana pun
kita berada hendaknya kita tetap menjunjung kesopanan dan menghargai tradisi yang
ada di tempat itu. Jangan bertindak sesuka hati atau acuh terhadapan larangan di suatu
tempat dan tetap memegang teguh iman kepercayaan kita.

1.4. Tokoh dan Karakter


1. Widya
Widya merupakan gadis yang sangat baik, ia mengajak kedua temannya sebut
saja Nur dan Bima untuk bergabung dalam kegiatan KKN tersebut.
Karakter Widya dalam novel ini menggambarkan sosok yang kuat, mandiri,
pemberani, setia kawan, pintar juga pandai untuk bergaul selain itu Widya juga
memiliki paras yang cantik dan memiliki insting yang kuat
2. Nur Azizah Ulffia
Biasa dipanggil Nur, merupakan gadis cantik berperawakan kecil ini memiliki
karakter taat beribadah, sopan, pemberani, dan juga memiliki insting yang kuat.
Tokoh Nur dalam novel ini cukup menarik perhatian pembaca karena ia dijaga
oleh sosok Khodam dari leluhurnya bernama Mbah Dok.
3. Ayu Prakasayuga
Merupakan gadis cantik yang selalu menjadi primadona bagi banyak lelaki di
kampus. Tokoh ayu memiliki karakter yang mudah bergaul tetapi memiliki
moral yang kurang baik.
4. Bima
Merupakan teman satu pesantren dengan Nur. Memiliki karakter yang
misterius, tidak banyak bicara atau pendiam. Bima memiliki paras yang tampan
sehingga membuat Ayu dan Widya menyukai sosok Bima, karena Bima selalu
memberikan pertolongan tanpa bertele-tele.
5. Wahyu
Merupakan kakak tingkat di kampus tempat mereka kuliah. Memiliki karakter
yang jika berbicara tanpa banyak pikir, suka mengumpat dan mengomentari
segala hal.
6. Anton
Merupakan kakak tingkat di kampus yang menjadi sahabat dari Wahyu. Sama
seperti Wahyu, Anton memiliki karakter yang suka berbicara kasar, selalu
sembarangan dalam berucap tidak dipikir terlebih dahulu.
7. Ilham
Merupakan kakak kandung dari Ayu. Tokoh Ilham dalam novel ini memiliki
karakter penyayang, terutama pada adik satu-satunya yang sudah ia jaga sejak
kecil.
8. Pak Prabu
Merupakan kepala desa di desa penari yang memiliki watak yang baik dan
ramah.Ia digambarkan sebagai pribadi yang ramah, perhatian, serta
bertanggung jawab.
Layaknya seorang bapak yang menasihati anak-anaknya, Pak Prabu kerap
memberi arahan kepada enam mahasiswa tersebut untuk menjalankan apa yang
dirasa benar, serta menjauhi perbuatan yang merugikan.

9. Mbah Buyut
Merupakan tertua adat yang ada di desa tersebut. Mbah Buyut merupakan orang
pintar atau dukun di Desa Penari. Ia merasakan ada sosok penjaga di dalam diri
Nur.

1.5. Sudut Pandang Pengarang


Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, yang memfokuskan pada
tokoh Widya dan Nur.

1.6. Setting
a. Latar Tempat
Latar tempat yang ada di novel KKN di Desa Penari yaitu : di sebuah
universitas yang ada di jawa timur, dan di desa jawa timur yang di sebut dengan
desa banyu seliro.
b. Latar Waktu
Waktu yang ada di dalam novel KKNdi Desa Penari ialah : malam hari, pagi
hari, siang hari, sore hari.
c. Latar Suasana
Suasana yang ada di novel KKN di Desa Penari ialah : menegangkan,
menyeramkan, sedih, bahagia.

1.7. Gaya Bahasa


Pada Novel ini, pengarang menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah
dimengerti. Karena tidak menggunakan ungkapan atau pesan-pesan tersirat. Gaya
bahasa seperti ini, memudahkan pembaca dalam memahami alur cerita

II. Unsur Ekstrinsik


II.1. Latar Belakang Sosial
Latar Belakang sosial atau kemasyarakatan. Nilai sosial lebih mengarah kepada
bagaimana pola perilaku sesorang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai
pendidikan sosial dalam novel kkn ini mencerminkan sikap dan sikap masyarakat
jawa yang identic dengan keramah-tamahannya. Masyarakat jawa dikenal dengan
kesopanan dan memiliki etika yang baik. Terbukti dari kata yang berada dalam
novel seperti “ tersenyum, menyapa, ramah-ramah dan gotong royong.

II.2. Latar Belakang Budaya


Nilai budaya adalah lapisan pertama dari kebudayaan yang ideal dan adat. Nilai-
nilai budaya yang terdapat di dalam novel KKN di Desa Penari ialah nilai adat
istiadat dan nilai tradisi. Seperti yang tertuang di dalam novel dalam kalimat .
Seperti contoh “ Kopi Ireng adalah kopi yang biasa kami gunakan untuk memberi
sesembahan kepada nenek moyang kami. Kabar yang pernah saya dengar, bangsa
halus, suka sekali dengan kopi itu karena bagi mereka, kopinya terasa manis.”
(Simpleman, 2019). Dengan adanya kalimat itu membuktikan bahwa tradisi dan
adat istiadat di dalam novel KKN di Desa Penari sangatlah kental dan sangat
menjunjung tinggi.
ANALISIS NOVEL

“KKN di Desa Penari”

KARYA SIMPLEMAN

Ditulis oleh:

Mario Aranzadi Setiawan (20) XII MIPA 4

SMA NEGERI 1 BLITAR

Jl. A. Yani No.112 Telp.(0342)801414 Fax.(0342)813200 Blitar

Website: www.sman1blitar.sch.id email: info@sman1blitar.sch.id

Anda mungkin juga menyukai