Anda di halaman 1dari 7

ALUR

Pengertian Alur

Aminudin, dalam Pengantar Apresiasi karya sastra (2002) menyatakan bahwa Plot atau Alur adalah
rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Alur adalah rangkaian tahap jalan cerita yang ada pada sebuah karya tulias seperti Novel,cerpen,dan
naskah.

Jenis Alur

Secara umum, alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pembagian ini didasarkan pada urutan
waktu atau kronologisnya.

1. Alur Maju

Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang klimaksnya berada di akhir cerita.
Rangkaian peristiwa dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan
waktu yang teratur dan beruntut.

Tahapan pada Alur maju adalah sebagai berikut.

Pengenalan → Muncul konflik → Klimaks → Antiklimaks → Penyelesaian

Impian

Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak
yang pandai sehingga para guru di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA.
Dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya di kota. Karena kepandaiannya dia berhasil masuk lewat jalur
beasiswa di PTN ternama dikota terdekat. Neneknya yang sudah tua terpaksa dia tinggal. Karena
rumahnya yang berada di tepi desa, dia tidak memiliki tetangga dekat.
Dia meminta izin kepada neneknya, namun neneknya tidak memberinya izin. Rena sangat marah pada
neneknya yang menghalangi niatnya. Neneknya mencoba menjelaskan kepada Rena alasannya, namun
Rena tidak menggubrisnya. Nenek mencoba merayu Rena, tapi Rena semakin merasa bahwa hidupnya
tidak adil.
Selama beberapa hari Rena tidak berbicara pada neneknya. Rena merencanakan kabur dari rumah untuk
menggapai cita-citanya. Dia tidak peduli lagi dengan neneknya yang dianggapnya telah menghalangi
impiannya. Setelah sampai di Kota dia merasa terbebas dengan beban mengurus neneknya.
Sambil kuliah dia bekerja di rumah makan sebagai pelayan. Suatu malam ketika dia pulang kerja dia
melihat pengemis renta yang masih menengadahkan tangannya. Dinginnya malam tidak membuat
pengemis tersebut terhentak untuk pulang. Rena teringat pada nenek yang telah menjaganya saat kedua
orang tuanya telah menghadap sang pencipta. Dia merasa terbebena dan berdosa. Dia mulai kalut
dengan beribu macam pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Buat apa aku meraih impianku, jika orang
yang seharusnya paling bahagia atas kesuksesanku menderita? Buat apa aku berada di puncak jika,
syurgaku tak merasakan kenikmatan? Bagaimana aku tersenyum, jika yang terpenting di dunia ini
merintih?
Setelah mematung cukup lama, Rena memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya malam itu juga.
Dia sudah tidak sabar bertemu neneknya. Sampailah ia di rumah peot yang menjadi saksi kedewasaanya.
Di lihatnya nenek yang masih menata barang dagangan yang diambil dari kebun tetangga, untuk
dibawanya ke pasar. Tak kuasa dia menahan tangisannya lagi. Dia sebut dengan lantang sapaan tercinta,
dan dia peluk tubuh keriput penuh peluh tersebut. Rena berjanji akan selalu berada di dekat neneknya.
Akhirnya Rena tidak melanjutkan studinya di kota. Dia habiskan waktunya untuk membantu mengajar
anak-anak putus sekolah di desanya. Hidupnya sekarang lebih tenang dan bahagia dari pada saat dia
menggapai impiannya tapi membuang muka terhadap apa yang ada di sekitarnya

Tahap Peristiwa

Pengenalan Gadis bernama Rena hidup dengan neneknya di rumah peot, pinggiran desa

Muncul Rena telah lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliahnya di Kota. Rena
konflik mendapatkan beasiswa karena kecerdasannya.

Rena meminta izin untuk meninggalkan desa dan tinggal di kota untuk
Klimaks kuliah. Nenek Rena tidak mengizinkan sehingga membuat Rena marah dan
memutuskan untuk melarkan diri dari rumah.

Sepulang dari kerja sambilannya Rena melihat pengemis renta. Hal ini
Antiklimaks mengigatkannya dengan neneknya di Desa. Rena mulai berpikir untuk apa
studinya jika neneknya tetap menderita.

Rena memutuskan pulang untuk bertemu neneknya. Dia memutuskan keluar


Penyelesaian dari studinya, dan membantu anak-anak putus sekolah di desanya agar tetap
dapat belajar.

2. Alur Mundur

Alur mundur atau bisa disebut regresi adalah sebuah alur yang menceritakan masa lampau yang
menjadi klimaks di awal cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur mundur berawal dari masa lampau ke
masa kini dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak beruntut.

Tahapan pada Alur mundur adalah sebagai berikut.

Penyelesaian → Antiklimaks → Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan


AIR

Langit begitu cerah. Burung-burung beterbangan ke sana kemari dengan riang gembira. Matahari belum
cukup tinggi, Masyarakat sudah bergotong royong membersihkan sisa-sisa kekacauan tadi malam. Tadi
malam, para masyarakat berkumpul mencari tempat yang lebih tinggi untuk berlindung. Para orang tua
berbondong-bondong menggendong anaknya untuk dibawa ke balai desa, yang memiliki topografi tanah
lebih tinggi.
Dalam waktu kurang dari satu jam, air telah masuk ke rumah warga. Barang-barang rumah tangga tidak
sempat diselamatkan. Warga harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Banyak pula warga yang
histeris melihat harta bendanya tenggelam. Anak-anak mulai merintih ketakutan dalam gelap malam dan
rintik hujan yang tidak kunjung reda.
Hujan turun mulai dari pukul 5 sore hingga 8 malam. Dalam waktu tiga jam, tanggul sungai yang kokoh
telah jebol. Sungai yang biasanya mengalir dengan ramah, terlihat sangat mengerikan. Air mengalir deras
dari timur ke barat, menuju perumahan warga.
Desa lembayung merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai besar. Sungai tersebut memiliki tanggul
besar yang menjadi harapan warga saat musim kemarau datang untuk mengaliri sawah warga. Semakin
bertambahnya penduduk, pinggiran sungaipun digunakan untuk perumahan. Akhirnya tepian sungai mulai
menyempit. Sekarang Banjir dapat datang kapan saja. Air yang menjadi harapan ketika kemarau, kini
menjadi bencana ketika musim penghujan tiba.

Tahap Peristiwa

Langit begitu cerah. Masyarakat bergotong-royong membersihkan sisa-sisa


Penyelesaian
kekacauan tadi malam.

Tadi malam, para masyarakat berkumpul mencari tempat yang lebih tinggi.
Anti klimaks Para orang tua berbondong-bondong menggendong anaknya untuk dibawa
ke balai desa, yang memiliki topografi tanah lebih tinggi.

Dalam waktu kurang dari 1 jam, air telah masuk ke rumah warga. Barang-
barang rumah tangga tidak sempat diselamatkan. Warga harus menanggung
Klimaks
kerugian yang tidak sedikit. Banyak pula warga yang histeris melihat harta
bendanya tenggelam.

Muncul Hujan yang turun dari pukul 5 sore hingga 8 malam, sudah cukup membuat
konflik tanggul sungai jebol.

Desa Lembayung merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai besar.


Pengenalan Semakin bertambahnya penduduk, pinggiran sungai pun digunakan sebagai
perumahan.

3. Alur Campuran (Maju mundur)

Alur campuran atau bisa disebut alur maju-mundur adalah alur yang diawali dengan klimaks,
kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian. Pada saat
menceritakan masa lampau, tokoh dalam cerita dikenalkan sehingga saat cerita satu belum selesai,
kembali ke awal cerita untuk memperkenalkan tokoh lainnya.
“Menanti Kelahiran” karya Wisran Hadi

Lena yang sedang mengandung merasa asing dengan tingkah laku suaminya. Ia merasa tidak lagi
diperhatikan oleh suaminya sehingga ia menyangka suaminya tidak lagi menyukainya karena ia tengah
hamil. Suatu malam, Lena mengajak suaminya pergi berjalan-jalan. Ajakan itu hanyalah taktik untuk
menguji apakah suaminya itu masih memperhatikannya. Namun, Haris (suami Lena) menanggapi tawaran
itu dengan dingin sambil tetap membaca koran. Lena ingin memarahi Haris atas sikapnya itu, namun
mengurungkan niatnya ketika ingat pada bayi yang dikandungnya.
Dua minggu yang lalu, Lena kedatangan seorang perempuan yang melamar jadi pembantu. Perempuan
itu punya dua orang anak yang sangat menjijikkan karena amat dekil. Anak pertama bisu, sedangkan yang
kedua masih bayi. Karena tidak ingin perasaannya mempengaruhi bayi yang dikandungnya, Lena
memutuskan menerima mereka. Ia berusaha keras menyingkirkan rasa jijik, cemas, maupun pengalaman
buruknya dengan pembantu sebelumnya. Lena berharap Haris akan memuji sikapnya yang mampu
mengambil putusan sendiri.
Saat Lena dan Haris menikmati tempat-tempat yang menjadi kenangan masa pacaran, Haris melihat
seorang bocah yang tengah dikerumuni para tukang becak. Anak itu sedang bercerita sambil
memperagakan ceritanya dengan gerak tangan. Tukang becak berkeliling mendengarkan sambil tertawa-
tawa. Haris mengajak Lena mendekatinya. Haris hampir tak percaya bahwa anak itu adalah anak
pembantu rumahnya. Ternyata anak itu tidak bisu. Melihat hal itu, Lena merasa telah ditipu oleh
pembantunya sehingga ia jatuh pinsan. Samar-samar Lena teringat pada harta bendanya di rumah.
Jangan-jangan pembantu itu saat ini sedang mengemasi harta Lena dan bersiap-siap melarikan diri.
Ketika esoknya Lena sadar, ternyata ia terbaring di rumah sakit. Anaknya telah lahir. Tetapi ia sadar
bahwa umur kandungannya belum sempurna untuk kelahiran normal. Lena merintih karena bayinya lahir
prematur.

Tahap Peristiwa

Lena mencurigai suaminya tidak menyukainya lagi karena hamil. Dia


mengajak suaminya keluar, namun suaminya menanggapi ajakannya dengan
Klimaks
dingin. Lena ingin memarahi suaminya, tetapi urung karena ingat pada bayi
yang dikandungnya.

Dua minggu yang lalu, Lena kedatangan perempuan yang memiliki dua
Muncul orang anak untuk melamar menjadi pembantu. Lena merasa jijik dengan
konflik anak perempuan tersebut. Namun Rena menerimanya agar perasaannya
tidak mempengaruhi bayinya dan agar keputusannya dipuji suaminya.

Saat Lena dan Suaminya mengenang masa pacaran, mereka melihat ternyata
Pengenalan anak pembantunya tidak bisu. Dia sedang bercerita dengan para tukang
becak.

Lena merasa ditipu pembantunya, jangan-jangan pembantunya itu saat ini


Antiklimaks
sedang mengemasi harta Lena dan bersiap-siap melarikan diri.

Keesokan harinya Lena berada di rumah sakit. Anak Lena telah lahir. Lena
Penyelesaian
merintih karena bayinya lahir prematur.
Tahapan Alur

1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi)

Tahap pengenalan merupakan tahapan awal cerita yang digunakan untuk mengenalkan tokoh, latar,
situasi, waktu, dan lain sebagainya.

2. Tahap pemunculan konflik (Rising action)

Tahap pemunculan konflik merupakan tahap dimunculkannya masalah. Tahap ini ditandai dengan
adanya ketegangan atau pertentangan antar tokoh.

3. Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks)

Tahap konflik memuncak atau biasa disebut klimaks merupakan tahap di mana permasalahan atau
ketegangan berada pada titik paling puncak.

4. Tahap konflik menurun (Antiklimaks)

Tahap konflik menurun atau biasa disebut antiklimaks merupakan tahap di mana masalah mulai dapat
diatasi dan ketegangan berangsur-angsur menghilang.

5. Tahap penyelesaian (Resolution)

Tahap penyelesaian merupakan tahap di mana konflik sudah terselesaikan. Sudah tidak ada
permasalahan maupun ketegangan antar tokohnya, karena telah menemukan penyelesaiannya.

Pola atau tahapan alur dapat dilihat sebagai berikut.

♦Tahap konflik memuncak

♦ Tahap konflik menurun

♦ Pemunculan konflik

♦ Tahap penyelesaian

♦ Pengenalan

SINOPSIS

Konon ada sebuah kampung penghasil karet yang panorama alamnya indah dan kekayaan
alamnya melimpah. Tapi, tahun demi tahun keadaan alam sekitar kampung mulai berubah sejak PT.
Riau Timber melakukan penebangan kayu. Hal tersebut menyebabkan sungai menjadi kering, sumber
air berkurang, dan banjir.
Ketika musim hujan, air sungai naik hingga ke rumah panggung. Suara gemuruh datang seperti air
bah yang menggulung. Rumah - rumah penduduk terhempas seperti suara kapal yang pecah dihantam
badai. Seorang penduduk (abah Khalid) hanyut terbawa aliran sungai.
Karena merasa tidak terima, Khalid bersama teman - temannya berjalan menuju kompleks
perusahaan dengan membawa jeriken minyak bensin dan geretan pematik api. Di malam yang
kering, base camp  perusahaan itu terbakar. Apinya menjulur ke atas di malam yang gelap di tengah
hutan, menjulur seperti ingin menjilat apa saja untuk dimakan dan dihancurkan.
Setelah peristiwa pembakaran base camp perusahaan itu, Khalid masuk penjara. Khalid divonis
setahun dua bulan oleh hakim. Menurut Khalid penjara telah mengajarkan banyak hal. Di penjara
Khalid belajar untuk menghargai orang lain.
Setahun dua bulan sudah berlalu, Khalid pun dibebaskan dari penjara. Ketika sampai di Rimbo
Pematang, Khalid menemukan gundukan tanah di pinggir hutan dan jawaban para tetangga tentang
uminya telah meninggal. Uminya tertekan batin karena anak satu - satunya berurusan dengan masalah
kriminal dan akhirnya meninggal.
Sakit hati itu yang dirasakan Khalid. Menurutnya, Dedi Chandra (DC) dan perusahaannya adalah
biang kehancuran semuanya. Dalam keadaan marah, Khalid membunuh Dedi Chandra. Tak lama
kemudian Khalid mengasingkan diri ke arah Bukit Tengkorak.

(3) Jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan rangkaian polah para tokoh yang
berusaha memecahkan konflik dalam sebuah cerita disebut alur. Alur, yang merupakan perpaduan
semua unsur pembangun cerita sehingga menjadi kerangka utama, mempunyai penekanan pada
hubungan kausalitas tiap peristiwa yang ada. Setelah kalian mengidentifikasi permasalahan yang ada
dalam cerita,  hubungan kausalitas dapat dilihat dalam kalimat seperti di bawah ini.

1. Keadaan politik yang memburuk menyebabkan harga rupiah yang anjlok (Sebab) sehingga
harga karet dan kayu melambung tinggi (Akibat). Hal ini menyebabkan PT Riau
Maju Timber “merampas” hutan masyarakat Rimbo Pematang (Akibat). Alur : Maju

2. Eksplorasi hutan yang berlebihan (Sebab) menyebabkan kekeringan di musim panas dan
banjir di musim hujan (Akibat). Alur : Maju

3. PT Riau Maju Timber melakukan penebangan kayu hampir sampai perbatasan


kampung (Sebab) sehingga mengakibatkan beberapa hutan di kampung sebelah sudah
lenyap (Akibat). Alur : Maju

4. Panas terik sepanjang tahun (Sebab) mengakibatkan beras menjadi langka, pohon karet tak
mengeluarkan getah karena tak tersiram air (Akibat). Alur : Maju

5. Penebangan hutan yang tidak terkontrol dan pembakaran yang dilakukan (Sebab) membuat
bencana itu selalu datang (Akibat). Alur : Maju

6. Berhari-hari kemudian hujan benar-benar tak berhenti (Sebab), hal ini mengakibatkan
datangnya banjir dan para penduduk tak sempat menyelamatkan apa-apa, banyak rumah
hancur dan juga ternak yang terbawa air dan korban jiwa yang belum terhitung (Akibat). Alur
: Maju

7. Dampak penebangan hutan (Sebab) menyebakan banjir tiap tahun dan kemarau membakar
dan mengeringkan sawah ladang (Akibat). Hingga suatu ketika banjir bandang menerjang
rumah dan menghanyutkan abah Kalid (Sebab). Kematian seorang ayah semakin menyalakan
api dendam yang tumbuh di dada Kalid (Akibat). Alur : Campuran

8. Kalid membakar base camp milik PT Riau Maju Timber (Sebab)yang menyebabkan
masyarakat banyak menderita akibat eksplorasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut (Akibat). Alur : Maju

9. Khalid dan teman-teman kemudian masuk penjara (Sebab)yang membuat umi tertekan
batin (Akibat) karena anak satusatunya berurusan dengan masalah kriminal dan peristiwa
tersebut mengakibatkan umi meninggal hanya beberapa hari sebelum khalid keluar dari
penjara (Akibat). Alur : Maju

10. Khalid datang ke kantor Dinas Kehutanan di Rengat ketika libur kuliah dan mengatakan
kepada mereka bahwa aktivitas PT Riau Maju Timber di kampung kami harus
dihentikan (Sebab). Aktivitas tersebut menyebabkan hutan habis dan banjir selalu datang
menenggelamkan kampung (Akibat). Alur : Maju

KESIMPULAN : Dari Kutipan Sinopsis Novel diatas dapat dikatakan, Alur yang digunakan/yang
dipakai adalah alur Maju.

4. Untuk mengetahui bentuk alur sebuah cerita, perlu disimak rangkaian peristiwa yang terdapat dalam
karya tersebut. Berbagai bentuk alur dalam cerita rekaan, seperti alur progresif atau alur lurus, dan alur
regresif (flashback) atau sorot balik, bahkan ada alur yang bolak-balik. Baik cerpen maupun novel,
memiliki salah satu bentuk alur tersebut. Berikut ini adalah beberapa cuplikan tambahan yang akan
membantu melihat alur cerita yang terdapat dalam novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri. Bacalah cuplikan
berikut secara cermat dan perhatikan nomor halaman setiap kutipan, karena akan membantu kalian
menyusun alur cerita dalam novel NSdI.

1. Guntingan koran itu masih ada di mejanya. Tidak semua koran menulis tentang peristiwa itu, hanya
beberapa. Dan yang beberapa itulah yang membuatnya tersentak. Ada yang nyeri dalam dadanya, ada
yang hampa dalam jiwanya. Benarkah berita itu? Tidakkah salah koran-koran itu menulis tentang
hilangnya lelaki itu terbawa arus Sungai Indragiri yang menenggelamkan beberapa kampung di
Indragiri? (NSdI, 2004:1).
2. Ketika kemudian aku mendengar berita itu: engkau hilang terseret arus sungai dan mayatmu tak
ditemukan dalam sebuah banjir bandang yang melanda kampungmu, aku sudah kehabisan air mata,
Kalid. Aku yakin dan percaya, seperti kejadian-kejadian sebelumnya, engkau selalu lolos dari apa yang
diperkirakan orang. Entahlah, entah kapan lelaki sepertimu akan mati, atau engkau memang memiliki
ilmu yang membuatmu tak mati, tak terdeteksi aparat, bisa membuat semua orang mencintaimu dan
segala ilmu lainnya? (NSdI, 2004:97—98)
3. Aku tak yakin, meski aku mempercayainya: kamu bisa melakukan segalanya seperti yang engkau
inginkan. Benarkah engaku telah mati? (NSdI: 2004:98)
Kesimpulan : Novel tersebut menggunakan alur mundur. Alur mundur adalah proses jalannya cerita secara
tidak urut. Biasanya pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian,
kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai