Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia;
tanpaair tidak akan ada kehidupan di bumi. Tubuh manusia 65%-nya terdiri atas air.
Bumimengandung sejumlah besar air, lebih kurang 1,4 x 109km3, yang terdiri atas
samudera, laut,sungai, danau, gunung es, dan sebagainya. Namun dari sekian banyak
air yang terkandung dibumi hanya 3% yang berupa air tawar yang terdapat dalam
sungai, danau, dan air tanah.
PDAM Kota Makassar sebagai penyedia jasa air bersih di Kota Makassar menghadapi
beberapa masalah dalam melakukan pelayanan kepada konsumen. Diantaranya
ketersediaan Air baku yang menipis disebabkan oleh cuaca di kota Makassar mengalami
kemarau panas. Berakibat pada terjadinya penurunan debit air ke rumah pelanggan.
Kebutuhan air bersih layak konsumsi menjadi sesuatu yang mulai mengkhawatirkan
akhir-akhir ini, untuk itu kami membuat makalah dengan judul pengolahan air asin
menjadi air minum.

1.2. Tujuan
Memahami beberapa metode pengolahan air laut menjadi air layak konsumsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN AIR


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting
bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan
umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air
merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup dan
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam sistem tata
surya ya dan menutupi hampir 71% permukaan bumi (matthews,2005). Wujudnya bisa
berupa cairan, es (padat) dan uap/gas. Dengan kata lain karena air, maka bumi menjadi
satu-satunya planet dalam tata surya yang memiliki kehidupan (parker, 2007). Manusia
dan semua makhluk hidup lainnya butuh air. Air merupakan material yang membuat
kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum
air putih 8 gelas perhari tumbuhan dan binatang juga mutlak membutuhkan air. Tanpa
air keduanya akan mati. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber
kehidupan. Dengan kata lain air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Juga dapat dikatakan bahwa air adalah karunia tuhan yang maha esa.
a. Klasifikasi Mutu Air
Pasal 8 (1) klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
b. Sumber Air
Sumber Air Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa,
danau, situ, waduk, dan muara. Berikut 5 sumber air yang dapat digunakan manusia
untuk memenuhi konsumsi air.
1. Air laut
Air Laut merupakan air yang memiliki sifat asin karena mengandung garam naci.
Kadar garam naci yang terlarut dalam air laut mencapai 3%, dengan demikian air
laut tidak dapat dikatakan sebagai air bersih yang dapat langsung diminum.
Akan tetapi air laut melalui proses desalinasi atau menggunakan mesin ro agar
dapat langsung diminum. Sama halnya dengan sumber air lainnya, air laut
memiliki manfaat penting bagi manusia, diantaranya:
a. Sebagai bahan baku pembuatan garam dapur, dalam garam terdapat zat
yang sangat dibutuhkan tubuh manusia.
b. Sebagai sumber protein hewani, (ikan laut) dan sebagai wadah atau tempat
budidaya rumput laut sebagai bahan dasar untuk pembuatan agar-agar &
kosmetik.
2. Air atmosfer (air hujan)
Untuk dapat diminum, sebaiknya air hujan yang turun hendaknya tidak
menampungnya pada awal hujan turun karena air tersebut masih mengandung
banyak kotoran. Sebaiknya air ditampung setelah beberapa saat setelah hujan
turun. Selain itu hal lain yang harus diperhatikan adalah air hujan memiliki sifat
agresif terutama pada pipa-pipa penyalur & bak-bak reservior, dengan demikian
akan mempercepat terjadinya korosi/karat.
3. Air permukaan
Air permukaan merupakan air yang mengalir di permukaan
bumi.Umumnya air permukaan tercemar selama masa pengalirannya, seperti
oleh air lumpur batang-batang kayu, daun-daunan, limbah industri dan lain
sebagainya. Air permukaan terdiri dari air sungai dan air danau.
a. Air sungai
Air sungai merupakan air yang mengalir melalui terusan alami yang
kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul & lainnya ke laut, ke danau,
atau ke sungai yang merupakan sungai induk. Diantara manfaat air sungai
bagi manusia, untuk mengairi pertanian di persawahan, perikanan lintas
perairan, pembangkit tenaga listrik, atau sebagai destinasi wisata. Air sungai
juga dibedakan menjadi dua jenis:
1. Sungai hujan, merupakan sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata
air. Biasanya sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila terjadi musim hujan
airnya akan banyak, bahkan adakalanya banjir.
2) Sungai gletser, yaitu air yang sumbernya berasal dari gletser (es) atau
salju yang mencair. Sungai seperti ini biasanya airnya tetap, meskipun pada
musim kemarau.
b. Air danau
Air Danau merupakan air yang berasal dari air hujan, air tanah, atau
mata air. Air danau bisa saja berkurang melalui penguapan, perembesan ke
dalam tanah, maupun pengaliran oleh sungai. Proses penguapan &
pengembunan biasanya terjadi secara seimbang, kecuali pada daerah yang
sangat lembab dan kering.
4. Air tanah
Air tanah merupakan air yang terdapat pada permukaan tanah didalam
zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan
atmosfer. Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah
dalam.
Proses terjadinya air tanah dangkal karena adanya peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur biasanya akan bertahan, demikian halnya dengan
sebagian bakteri, sehingga air tanah akan menjadi jenuh tapi lebih banyak yang
memiliki unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.
Setelah menemui lapisan rapat air, selanjutnya air akan terkumpul yang
merupakan air tanah dangkal dimana air tanah dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal terdapat pada
kedalaman 15,00 m. Sedangkan air tanah dalam merupakan air yang terdapat
setelah lapis rapat air yang pertama. Pemanfaatan air tanah dalam ini tidak
semudah pada air tanah dangkal. Untuk dapat dijangkau harus melalui proses
pengeboran dan memasukkan pipa kedalam-nya sehingga kedalaman
(umumnya antara 100 -300 m) akan didapatkan suatu lapisan air. Bila tekanan
air tanah ini besar, maka air akan menyembur keluar, pada keadaan seperti ini
disebut sebagai sumur artesis. Bila air tidak dapat keluar dengan sendirinya,
maka digunakan pompa untuk membantu menaikkan air kepermukaan. Dari
segi kualitas, air tanah dalam biasanya lebih baik daripada air tanah dangkal
dikarenakan penyaringannya lebih sempurna & bebas bakteri. Diantara
kelebihan air tanah adalah: a. Lebih steril, hal ini dikarenakan air tanah tidak
terkontaminasi organisme sebagai penyebab terjadinya penyakit. b. Tersimpan
pada lapisan batuan dengan kedalaman tertentu atau dibawah permukaan
tanah c. Biasanya memiliki temperatur yang relatif konstan d. Tersedia di banyak
tempat walaupun dimusim kemarau panjang.
5. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar secara sendirinya kepermukaan
tanah. Biasanya, mata air ini berasal dari air tanah dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitasnya hampir sama dengan air tanah dalam.
Berdasarkan munculnya air kepermukaan tanah, mata air dibedakan menjadi:
a. Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng
b. Umbul, dimana air keluar ke permukaan pada suatu dataran.

2.2. Sistem pengolahan Air (Water Treatment)


Sistem atau tata kelola sumber daya air di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang tentang sumber daya air no. 7 tahun 2004. Namun demikian,
undang-undang tersebut hanya bersifat umum dan tidak menjelaskan secara
detail tentang bagaimana sistem pengolahan air.
Sistem atau metode pengolahan air khususnya untuk air minum sudah
berlangsung sejak manusia mulai mengenal api. Metode yang paling umum
dijumpai adalah dengan memasak (mendidihkan) air. Metode ini biasanya
menggunakan air baku yang baik (jernih) sehingga proses pemanasan hanya
untuk memastikan agar bakteri yang terkandung dalam air dapat mati. Untuk
sumber air yang keruh (berwarna), berbau atau berasa tentu metode
pemanasan sudah tidak cocok lagi. Diperlukan metode yang lain, misalnya
dengan penyaringan. Sistem pengolahan air minum dapat dibedakan sesuai
dengan skala pengolahannya, yaitu skala rumah tangga (Household water-
treatment sistems) dan skala komunitas atau industri (Community water-
treatment sistems) (Brikké dan Bredero,2003). Sistem pengolahan rumah
tangga mencakup proses pemanasan (mendidihkan), penyaringan dan
penambahan klorin atau tawas. Sedangkan sistem komunitas mencakup
penyimpanan dan sedimentasi, penyaringan dengan filter, penyaringan lambat
dengan filter pasir, sistem klorimasi pada sistem pipa jaringan.

2.2. Proses desalinasi air laut


Desalinasi air laut adalah proses mengolah air laut menjadi air tawar. Secara
umum, terdapat tiga jenis proses desalinasi.

1. Proses distilasi atau penyulingan


Proses yang pertama adalah dengan cara memanaskan air laut hingga menjadi
uap air. Uap ini akan didinginkan dan menghasilkan titik-titik air tawar yang bisa
ditampung. Ini adalah proses yang paling sederhana di antara tiga proses desalinasi.
Sayangnya, proses ini kurang efektif karena tidak bisa menghasilkan air dalam
jumlah banyak dengan waktu yang singkat.
Contoh nya pembuatan Piramida dengan memanfaatkan Tenaga Matahari. Didesain
untuk menghasilkan suatu sistem pengolah air laut menjadi air tawar dengan
bantuan tenaga matahari yang efektif. Penelitian akan dilakukan di pelataran Lab.
Fisika Modern dengan tahapan sebagai berikut;

a. Persiapan Awal (Pemilihan Bahan)


Pada tahap ini akan dipilih bahan konstruksi yang akan digunakan
dalam penelitian. Bahan utama seperti kaca 5 mm, Stereofom, seng
plat dan besi.
1. Desain dan Konstruksi
Tahap ini menjadi bagian yang paling menentukan dari hasil
penelitian. Desain dan konstruksi alat sistem pemisahan air laut
menjadi air tawar yang akan di buat diperlihatkan pada Gambar
2. Pada musim penghujan, sistem ini akan menampung air pada
bagian luarnya. Volume air hujan yang dapat ditampung
sebanyak luasan piramida yang menerima hujan.
2. Kalibrasi
Kalibrasi terhadap alat hasil konstruksi diperlukan untuk
memastikan bahwa tidak ada kebocoran atau kerusakan yang
dapat menyebabkan alat tidak berfungsi maksimal.
3. Pengambilan Data
Air laut yang menjadi bahan baku akan diambil langsung dari
laut. Pengambilan data akan dilakukan setiap hari (selama 5
minggu). Data yang diperoleh berupa, suhu ruangan, jumlah air
hasil pengolahan dan jumlah air sisa (mengandung garam). Saat
matahari bersinar terik, suhu udara dalam ruangan kaca akan
meningkat tajam sehingga air akan menguap dan menempel
pada dinding kaca bagian dalam. Gravitasi akan menarik turun
bulir-bulir uap air tersebut ke penampungan. Air inilah yang
menjadi air minum.

2. Proses penukar ion


Proses desalinasi yang kedua adalah penukar ion. Proses ini
menggunakan proses kimiawi untuk memisahkan garam dari air. Ion garam
di dalam air laut akan ditukar dengan ion lain yang berasal dari alam atau
sintetis.
Elektrokoagulasi merupakan metode pengolahan air secara elektrokimia
dimana pada anoda terjadi pelepasan koagulan aktif berupa ion logam (biasanya
alumunium atau besi) ke dalam larutan, sedangkan pada katoda terjadi reaksi
elektrolisis berupa pelepasan gas hidrogen (Holt,dkk.2005). Kelebihan metode
elektrokoagulasi dibandingkan dengan metode lain yang pernah dilakukan adalah
tidak perlu ada penambahan bahan kimia untuk mengikat logam dan bahan
organik dalam air baku sehingga tidak memberikan dampak negatif atau efek
samping terhadap lingkungan, biaya operasional dan perawatan yang relatif murah
serta memiliki efisiensi removal kontaminan yang cukup tinggi. Untuk keperluan
proses elektrokoagulasi digunakan elektroda dari bahan aluminium dan sumber
listrik arus searah (DC). Selama proses berlangsung terjadi oksidasi aluminium,
sehingga berubah menjadi Fe2+ atau Al+3 dan akan membentuk flok Fe(OH)2 atau
Al(OH)3 yang akan mengikat semua polutan baik logam, bahan organik maupun
butir padatan lain yang ada dalam air baku. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, metode elektrokoagulasi akhirnya dipilih menjadi metode yang
digunakan dalam pengolahan air payau menjadi air bersih.
Penelitian ini merupakan penelitian rancang bangun disertai peninjauan kinerja
unit elektrokoagulasi menggunakan sistem penelitian pretest-posttest, yaitu
penelitian dengan pengukuran parameter air sebelum dan sesudah proses
elektrokoagulasi menggunakan variasi tegangan listrik dan waktu kontak yang
berbeda. Penelitian diawali dengan melakukan analisis terhadap air keluaran dari
unit koagulasi-flokulasi sebagai umpan. Parameter yang dianalisa yaitu sebagai
berikut : i. Kadar besi (Atomic Absorption Spectrophotometry) ii. Sulfat (Turbidity
Meter) iii. Zat organik (Titrimetri) IV.
Salinitas (Potensiometri) Elektrodayangdipakai adalah stainless steel.
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui pengaruh besar tegangan dan waktu
kontak dalam penurunan parameter air umpan sehingga dapat diketahui kinerja
dari unit elektrokoagulasi. Diagram alir perlakuan percobaan tersebut dapat dilihat
pada gambar 3.

Diketahui bahwa Proses elektrokoagulasi dengan elektroda besi (Stainless


Steel) mampu menurunkan kadar salinitas, kadar besi, sulfat dan zat organik pada
air payau sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang telah memenuhi standar
baku mutu air bersih berdasarkan standar Permenkes Republik Indonesia No.32
Tahun 2017. Persentase penurunan untuk kondisi optimum pada penurunan
parameter besi adalah pada tegangan 14 volt dan waktu kontak 2 jam yaitu 0,98
mg/l dengan persen penurunan sebesar 30,5%, kondisi optimum pada penurunan
parameter sulfat adalah pada tegangan 14 volt dan waktu kontak 2 jam yaitu
235,84 mg/l dengan persen penurunan sebesar 21,9%, kondisi optimum pada
penurunan parameter zat organik adalah pada tegangan 14 volt dan waktu kontak
2 jam yaitu 2,25 mg/l dengan persen penurunan sebesar 26,23%, serta kondisi
optimum pada penurunan parameter salinitas adalah pada tegangan 14 volt dan
waktu kontak 3 jam yaitu 9,73 ppt dengan persen penurunan sebesar 40,12 %.
Variasi pH berpengaruh terhadap optimum penurunan kadar Salinitas, Besi dan
Kesadahan produk Elektrokoagulasi. Semakin pH netral (+7), maka hasil analisa
produk akan semakin mendekati standar Permenkes No 32 tahun2017. Kondisi pH
optimum penurunan salinitas, besi dan kesadahan pada proses Elektrokoagulasi
pengolahan air payau yaitu pada pH 7 dan 7,5 tegangan elektroda 12Volt. Pada
tegangan elektroda 10 volt kadar polutan menurun sesuai standar baku mutu
tetapi tidak cukup optimum seperti pada tegangan 12 volt dikarenakan semakin
besar arus listrik maka penyisihan kadar polutan semakintinggi. Produk air bersih
yang memiliki karakteristik memenuhi standar Permenkes No 32 tahun 2017 adalah
produk dengan variasi pH 7,5, yang setelah dilakukan analisa didapatkan kadar
Salinitas 10,11 ppm dan Kesadahan 306 mg/L. Tetapi pada kadar Besi optimum
pengolahannya pada pH 7, dikarenakan besi hanya bisa teroksidasi pada pH 3,5
sampai 7.
Gambar 3 Diagram Alir Pengolahan Air Payau menjadi Air Bersih Metode Elektrokoagulasi.

3. Proses filtrasi atau reverse osmosis


Proses reverse osmosis adalah proses yang paling banyak digunakan di
dunia. Proses ini menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan
molekul garam dari air laut. Air memiliki molekul yang lebih kecil dibandingkan
garas, sehingga bisa melewati filter. Sedangkan garam akan tertahan oleh filter.
Tabel 1. Perbandingan ketiga Proses

Proses distilasi atau Proses filtrasi atau reverse


Parameter Proses penukar ion
penyulingan osmosis

Proses Sederhana Memerlukan proses filter semipermeabel


kimiawi
Biaya Relatif Murah

Anda mungkin juga menyukai