Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit
usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di
seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana
penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitori oleh aparat-aparat eksekutif
maupun legislatif daerah. Seiring dengan pertambahan Jumlah penduduk,
perkembangan baik di sektor pembangunan maupun industri yang terus
meningkat mengakibatkan kebutuhan akan air minum terus bertambah dan Air
juga merupakan sarana yang sangat vital bagi kelangsungan hidup, baik itu
manusia, hewan maupun tumbuhan.

Mengingat pentingnya sumber daya alam, khususnya sumber air


bersih yang peranannya sangat penting bagi kehidupan manusia, maka
pengelolaannya menjadi wewenang negara yang telah diatur dalam pasal 33
UUD 1945 ayat 2 dan ayat 3. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah
menyerahkan wewenang pengelolaan air bersih ini kepada Pemerintah Daerah
dalam suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM). Tersedianya air bersih dan sehat merupakan kebutuhan
yang sangat penting bagi seluruh masyarakat.

Bagi masyarakat kebutuhan akan air bersih menjadi masalah yang


sangat pelik dan rumit, karena rendahnya mutu persediaan air tanah atau air
sumur penduduk sebagai akibat adanya pencemaran air. Tujuan dibentuknya
PDAM adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terhadap
penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang berkualitas, dan memenuhi
kaidah-kaidah kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengolahan air minum yang dilakukan oleh PDAM


Tirta Al Bantani Kabupaten Serang.
2. Bagaimana kualitas air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Al
Bantani Kabupaten Serang.
3. Kendala apa saja yg sering terjadi di PDAM.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui apakah hasil dari pengolahan air sungai menjadi air bersih
sudah memenuhi kriteria-kriteria yang telah di tentukan dan tidak
berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
2. Mengetahui bagaimana proses pengolahan air sungai menjadi air bersih
dan mengetahui kualitas dari air bersih tersebut.
3. Mengetahui masalah yang ada pada PDAM.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air


Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan
ada kehidupan di bumi ini. Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari –hari dan akan menjadi air minum
setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.

Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi


kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping.Air merupakan suatu sarana utama untuk
meningkatkan kesehatan. Fungsi terpenting dari sistem penyediaan air bersih
adalah pencegahan penyebaran penyakit melalui air.

Tujuan sistem penyediaan air bersih adalah agar dapat menyalurkan /


mensuplai air bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup. Bagian
terpenting dalam sistem penyediaan air bersih adalah sumber air baku.

2.2 Sumber-Sumber Air

Di bumi ini ada beberapa sumber air yang sangat penting bagi kehidupan
manusia yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih. Peradaban
sumber air juga berpengaruh pada perbedaan sifat fisik, kimiawi, dan
bakteorologi.

Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu


komponen yang mutlak dan harus ada, karena tanpa sumber air sistem

3
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik
masing –masing sumber air serta faktor –faktor yang mempengaruhinya,
diharapkan dapat membantu di dalam pemilihan air baku untuk suatu sistem
penyediaan air bersih, serta mempermudah tahapan selanjutnya di dalam
pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi
standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis.

2.2.1 Sumber Umum Air


1. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam
contohnya sungai, rawa, danau, laut. Pada umumnya air permukaan
ini akan mendaapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya
oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun,kotoran industri dan
sebagainnya. Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena banyak
mengandung lempung dan substansi organik.. sehingga ciri air
permukaan yaitu memiliki padatan terendap (dissolved
solid)rendah,dan bahan tersuspensi (suspended solid) tinggi.
a) Air Sungai
Air Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi
dan tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir secara
grafitasi searah dengan kemiringan permukaan tanah dan
mengalir melewati aliran sungai. Sebagai salah satu sumber air
minum, air sungai harus megalami pengolahan secara
sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran
yang tinggi.

b) Air Danau

4
Air danau adalah air permukaan yang berasal dari hujan
atau air tanah yang keluar ke permukaan, terkumpul pada suatu
tempat yang relative rendah/cekung. Termasuk kategori supaya
adalah air rawa, air tendon, air waduk/dam. Air permukaan
yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku
air bersih adalah :

Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas dan


kualitas dapat disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir
pemenuhan kebutuhan air sudah tidak dapat disuplai secara
kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti sedimentasi
serta kontaminasi oleh zat

zat pencemar seperti Total Suspended Oil (TSS) yang


berpengaruh pada kekeruhan dan limbah industri yang telah
banyak tercemar di lingkungan.

2. Air Tanah
Air tanah (Ground Water ) merupakan air yang megandung
garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan
tanah dan juga air yang berasal dari air hujan yang jatuh di
permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan mengisirongga–
rongga atau pori–pori dalam tanah. Air tanah biasanya mempunyai
kualitas yang baik karena zat–zat pencemar air tertahan oleh lapisan
tanah.Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah
dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah
dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air
tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih mudah

5
terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih
sedikit. Air tanah terbagi atas :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan
air dari permukaan tanah. Air tanah lebih banyak
mengandung zat kimia berupa garam–garam terlarut
meskipun kelihatan jernih karena sudah melewati lapisan
tanah yang masing–masing mempunyai unsur–unsur kimia
tertentu. Meskipun lapisan tanah di sini berfungsi sebagai
saringan namun pengotoran juga masih terus berlangsung,
terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Air
tanah dangkal umumnya mempunyai kedalaman kurang dari
50 meter.

b. Mata Air
Mata air menurut segi kualitasnya adalah yang sangat
baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam
tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan
sehingga belum terkontaminasi oleh zat–zat pencemar.Dari
segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat
terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan
sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut
terus menerus diambil maka lama kelamaan akan habis.

3. Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak
termasuk kategori yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk
air bersih atau air minum, karena memiliki kandungan garam
(NaCl) yang cukup besar.

6
4. Air Hujan
Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk
menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih megandung
banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa–pipa penyalur maupun bak–bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.
Air hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros
terhadap pemakaian sabun.

2.3 Kualitas Air


Air baku yang digunakan menghasilkan air bersih yang telah memenuhi syarat
yang tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang
pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pada pasal 8 PP
mengenai klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
1. Kelas I yaitu air yang diperuntukan untuk air baku air minum yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaannya.
2. Kelas II yaitu air yang diperuntukan untuk (prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan tawar, peternakan, untuk mengaliri tanaman.
3. Kelas III yaitu air yang digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar
peternakan, untuk mengaliri tanaman. Atau untuk peruntukan lainnya yang
sama jenis kegunaannya.
4. Kelas IV yaitu air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau untuk
peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu yang sama kegunaannya.

7
2.4 Persyaratan kualitas air baku
Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan
biologis dan persyaratan radiologis. Syarat–syarat tersebut berdasarkan
Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa persyaratan
kualitas air bersih adalah sebagai berikut :
2.4.1 Syarat–syarat fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa.

2.4.2 Syarat–syarat kimia


Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar
secara berlebihan oleh zat–zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan
.Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat–zat
kimia lainnya yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi
kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya antara lain :
a. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5–9,0
b. Besi ( Fe ) Kada besi (Fe) <(1,0 mg/l)
c. Klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.
d. Tembaga ( Cu )
e. Mangan ( Mn )
f. Seng ( Zn ) diperbolehkan di dalam air bersih adalah 15 mg/l,.

2.4.3 Syarat–Syarat Mikrobiologis


Pada umumnya sumber–sumber air yang terdapat di alam bumi ini
mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri bermacam–macam dan
berbeda–beda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu, air yang digunakan untuk keperluan sehari–hari haruslah

8
bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri
golongan patogen, namun bakteri ini merupakan indikator dari
pencemaran air oleh bakteri patogen.

2.4.4 Syarat–syarat Radioktivitas


Apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama dilihat dari segi
paramteternya, yakni dapat menimbulkan kerusakan pada sel–sel yang
terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian, dan juga perubahan
komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel dapat
beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.

2.4.5 Syarat–syarat Bakteriologis


Air minum tidak bolah mengandung bakteri-bakteri penyakit dan juga
tidak boleh mengandung banteri-bakteri golongan coli yang telah
melebihi batas tertentu yaitu 1 coliper 100 ml air. Bakteri golongan ini
berasal dari usus besar dan tanah. Bakteri patogen yang mugkin terdapat
didalam air.

9
BAB III

DATA PENGAMATAN

3.1 Data
3.1.1 Perusahaan PDAM
1. Nama Perusahaan
Perusahaan PDAM yang kami lakukan pengamatan adalah
perusahaan PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang

2. Alamat Perusahaan
Alamat perusahaan PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang
berada di Jln. KH. A. Khotib Serang, dengan nomor telefon yang dapat
dihubungi : (0254) 201443,210950,206660

3. Sejarah Perusahaan
Sejak berdirinya PDAM Kabupaten Serang diawali dari Seksi Air
Minum pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serang, yang
merupakan embrio PDAM, dengan jumlah pelanggan pada waktu itu
hanya sebanyak 242 sambungan rumah yang menggunakan sumber air
baku dari sumur dalam yang berlokasi di Pegantungan, Cipare dan
Lontar Pos semuanya di Kecamatan Serang. Selanjutnya dengan dana
APBN yang disalurkan melalui Proyek Air Bersih (PAB) Jawa Barat,
pada tahun 1977 – 1978 dilaksanakan pengembangan dan peningkatan
sarana air bersih yang diprioritaskan untuk melayani kebutuhan air
minum masyarakat Kota Serang dengan mengambil sumber air dari
mata air Citaman dan Sukacai di Kecamatan Baros dengan kapasitas
140 liter/detik. Kemudian secara bertahap melalui dana APBN

10
dibangun sarana pengolahan dan distribusi air bersih secara individual
di Kecamatan-kecamatan dengan system UPAM IKK (Unit
Pengolahan air Minum Instalasi Kota Kecamatan) dengan kapasitas
yang bervariasi sesuai dengan luasnya wilayah cakupan kota
Kecamatan dan kapasitas sumber yang dimiliki.

4. Dasar Pendirian Perusahaan


PDAM Kabupaten Serang didirikan pada tahun 1977, ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun
1977 dan diperbaharui dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serang
Nomor 7 Tahun 2010.

3.1.2 Sumber Air Baku PDAM


Sistem air minum PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang baik
sistem individu maupun sistem terintegrasi seluruhnya terdiri dari 2 cabang
dan 18 UPAM IKK dengan total kapasitas terpasang 469,5 liter/detik.
Adapun sumber air yang digunakan bervariasi dari mata air, irigasi, sumur
dalam dan sumber dari mitra kerja yaitu PT. Sauh Bahtera Samudera, PT.
Sarana Tirta Rejeki dan PT. Krakatau Tirta Industri. (data terlampir)

3.1.3 Proses Pengolahan PDAM


1. Intake

Tempat pengambilan air baku ‘B ’ /


penyaring yang bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung
(sampah) agar tidak sampai masuk ruang intake karena bisa
mengganggu kinerja pompa. Bangunan sadap (intake) merupakan
bangunan penangkap atau pengumpulan air baku dari suatu sumber

11
sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah
untuk selanjutnya diolah.

Gambar 1.Proses Pengambilan Air dari sungai


dan saluran air

2. Koagulasi & Flokulasi


Proses Koagulasi adalah proses pemberian koagulan PAC
dengan maksud mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid
sehingga partikel koloid tersebut bisa bergabung menjadi flok-flok
kecil. Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud
menggabungkan flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses
sebelumnya (koagulasi) sehingga menjadi besar dan mudah untuk
diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat
memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan
mencegah pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.

Gambar 2. Koagulan Gambar 3. Flok-Flok Yang


Polyalumunium Chloride, PAC Terbentuk Dalam Proses Floulasi

12
3. Sedimentasi
Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel / flok-flok yang
terbentuk dari flokulasi akan mengendap pada bak sedimentasi. Pada
‘ ’
mempercepat proses pengendapan. Setelah melewati proses
destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi,
selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit
ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Berat jenis partikel koloid
(biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air.
Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Gambar 4. Proses Sedimentasi

4. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi.
Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring
dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit,
pasir silica, dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Dilakukan
secara grafitasi. Proses filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan
flok-flok halus yang belum dapat terendapkan pada bak sedimentasi.
Proses filtrasi dilakukan dengan cara melewatkan air melalui media
porous yaitu; pasir silica / kwarsa

13
Gambar 5. Proses Penyaringan Dengan
kolom-kolom Sand Filter

5. Chlorinasi
Adalah pembubuhan zat disinfektan (contoh ; gas Chlor,
Sodium Hypochlorit) yang bertujuan untuk membunuh bakteri yang
mungkin ada, baik di reservoir, jaringan pipa distribusi hingga
sampai ke pelanggan. Jenis Chlorinasi :
a. Pre Chlorinasi: Pembubuhan di lakukan di awal proses pengolahan
b. Inter Chlorinasi: Pembubuhan di lakukan sebelum filtrasi
c. Post Chlorinasi :Pembubuhan di lakukan sebelum masuk ke
resevior

Gambar 6. Proses Penambahan Kaporit


Sebelum Masuk Ke Reservoir

14
6. Resevior
Bak penampung/reservoir atau lebih tepatnya Ground
Reservoir berfungsi sebagai penampung/penyimpan air, baik dari hasil
olahan (jika menggunakan pengolahan) maupun langsung dari sumber
mata air. Selain itu, bak penampung berfungsi untuk mengatasi
masalah naik turunnya kebutuhan air dan merupakan bagian dari
pengelolaan distribusi air di masyarakat. Bak penampung juga dapat
digunakan untuk pengambilan air langsung (seperti hidran umum).
Bak penampung juga dapat memperbaiki mutu air melalui proses
pengendapan. Bangunan bak penampung dapat berupa beton cor,
pasangan bata, atau bak plastik (fiber) yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi. Bak penampung harus kedap air dan tidak
mudah bocor.

Gambar 7. Tempat Penampungan Sementara Resevior

15
3.1.4 Kualitas Air Bersih
Dalam pemeriksaan kualitas, PDAM Tirta Albantani memakai standar
baku mutu Persyaratan kualitas air bersih di Indonesia yang diatur dalam
peratuan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) Syarat–syarat tersebut
berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa
persyaratan kualitas air bersih.

16
BAB IV

PEMBAHASAN & SOLUSI

4.1 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada hari Selasa, tanggal 01
Mei 2018 didapatkan bahwa :
1. Sistem pengolahan air
Sistem pengolahan air yang digunakan di PDAM Tirta Albantani
adalah sebagai berikut :

17
2. Kualitas Air Bersih
Paramater baku mutu kualitas air produk PDAM Tirta Al
Bantani yang digunakan adalah Syarat–syarat tersebut berdasarkan
Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa
persyaratan kualitas air bersih Dengan hasil sebagai berikut :

No. Parameter Unit Standar BML Hasil Analisa Lab

I Fisik
Suhu udara ±
1 Temperatur 0C 28
3o C
Zat Padat
2 mg/L 1500 300
Terlarut
3 Kekeruhan NTU 25 5
4 Rasa - - -
5 Warna TCU 50

II Kimia
1 pH - 6,5 - 9,0 7,5
2 Flourida mg/L 1,5 1.0
3 Mangan mg/L 0,5 0.3
4 Nitrat (NO3-N) mg/L 10 5
5 Nitrit (NO2-N) mg/L 1 0,5
6 Sulfat mg/L 400 300
14 Timbal (Pb) mg/L 0,05 0,25
15 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,001
Kesadahan
15 mg/L 500 350
(CaCo3)

III Mikrobiologi
MPN/100
1 Total Coliform 10 5
mL

IV Radioaktif m³/hari -
6 Aktivitas Alpha Bq/L 0.1 <0.002
14 Aktivitas betha Bq/L 1 <0.002

18
Dari hasil observasi di PDAM Tirta Albantani, kualitas air baku yang
dihasilkan sudah dalam kualitas yang baik sesuai PerMenKes
No.416/Menkes/PER/IX/1990 tentang kualitas air bersih. Namun dalam
sistem pengolahan air baku terdapat beberapa masalah yaitu sebagai
berikut:

1. Pemompaan Kuantitas Air Baku Yang Dikelola Tidak Maksimal


Sumber air baku yang digunakan untuk pengolahan PDAM Tirta
Albantani adalah Kali Cibanten, namun berdasarkan hasil wawancara
dengan operator pengolah air bahwa air baku yang dipompa tidak
maksimal akibat banyaknya sampah yang memadat di area screening
pomp sehingga kinerja pompa kurang maksimal.

Gambar 9. Situasi volume sampah yang memadati


alat screening pomp

19
2. Sulitnya pengelolaan air baku saat tercemar limbah domestik berupa
busa.
Busa pada air sungai dihasilkan oleh penggunaan detergen dari
kegiatan rumah tangga. Air baku yang bersumber dari sungai Cibanten
sering kali terkontaminasi oleh limbah busa menurut operator
pengolah air baku PDAM Tirta Al bantani. Limbah busa ini dapat
menurunkan efektifitas pembentukan flokulan.
3. Sulitnya pengelolaan air baku saat tercemar limbah pasir dari hasil
penambangan pasir
Kegiatan penambangan pasir sering kali menghasilkan limbah
pasir yang mencemari air sungai salah satunya air sungai di Cibanten,
dimana limbah pasir ini sering lolos pada ssaat proses screening awal
sehingga menyebabkan menurunnya kinerja pompa intake.
4. Air dari hasil filtrasi terkadang mengalami kejenuhan
Air baku yang terproses dari proses filtrasi terkadang mengalami
kejenuhan sehingga menyebabkan tingkat turbiditas yang tinggi.

4.2 Solusi
Dari permasalahan – permasalahn yang ditemukan, adapun solusi
yang dappat dilakukan sebagai tindakan pencegahan dan perbaikan dari
masalah tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Masalah : Pemompaan kuantitas air baku yang
dikelola tidak maksimal akibat volume
sampah padat yang tinggi.

Solusi : Melakukan pembersihan di screening


awal secara manual (gotong royong
pembersihan sungai cibanten) dan

20
melakukan sosialisasi kepada masyarakat
untuk tidak membuang sampah di sungai
cibanten.

2. Masalah : Sulitnya pengelolaan air baku saat


tercemar limbah domestik berupa busa.

Solusi : Menambahkan zat kimia untuk


mempercepat penghilangan basu salah
satunya dengan menambahkan zat anti
foam, namun penggunaan anti foam
hanya digunakan untuk menangggulangi
busa dalam jangka waktu sementara.

3. Masalah : Sulitnya pengelolaan air baku saat


tercemar limbah pasir dari hasil
penambangan pasir

Solusi : Untuk penanganan sementara melakukan


pembersihan secara manual di bagian
pompa intake, namun untuk jangka waktu
berkelanjutnya lebih baik mengalihkan
sumber air untuk pengolahannya.

4. Masalah : Air dari hasil filtrasi terkadang


mengalami kejenuhan

Solusi : Melakukan backwash pada kolom –


kolom filter setiap 2 kali sehari jika
terindikasi kolam filter mengalami
kejenuhan.

21
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha
milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum.
2. Proses pengolahan air baku PDAM Tirta Albantani terdiri dari : Screening
awal, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, clorinasi, dan penampung
reservoir.
3. Dari hasil observasi aspek kualitas air PDAM Tirta Albantani telah memenuhi
baku mutu sesuai syarat PerMenKes No.416/Menkes/PER/IX/1990 tentang
kualitas air bersih.

22

Anda mungkin juga menyukai