Disusun Oleh :
NRP : 193050009
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
HALAMANPENGESAHAN
(TL – 504)
Foto
Nama : Alfi Rizqiya R
NRP : 193050009
Peserta Asisten
Telah menyelesaikan Tugas Penyediaan Air Minum pada semester V tahun akademik
2021/2022
Demikian surat selesai tugas ini dibuat, agar digunakan sebagaimana mestinya.
Dimas Taufiqurrahman
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar
Penyediaan Air Minum untuk mata kuliah Penyediaan Air Minum ini.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini penulis
tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan,
dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa,beserta Keluarga dan Teman-teman terhebat dan
tercinta atas dorongan, doa, dan semangat untuk saya agar dapat menyelesaikan
tugas besar Penyediaan Air Minum ini.
2. Ibu Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T selaku dosen mata kuliah Penyediaan Air Minum
yang telah memberi kesempatan penulis untuk mencoba berlatih melalui tugas
ini dan dapat memberi ilmu yang bermanfaat.
3. Kang Dimas Taufiqurrahman selaku assisten tugas besar Penyediaan Air
Minum yang telah dengan sabar membimbing, memberikan pengarahan, dan
ilmunya hingga laporan ini.
4. Kepada teman-teman Teknik Lingkungan Angkatan 2019 yang telah berjuang
bersama untuk menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini.
5. Terutama untuk diri saya sendiri, terima kasih telah berusaha keras dan
berjuang dalam menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini.
6. Dan semua pihak yang telah banyak membantu tetapi tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu terima kasih.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penyusunan
Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini masih jauh dari kesempurnaan serta
masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki.
ii
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan laporan ini di masa mendatang. Dan akhirnya penulis berharap agar laporan
ini dapat berguna dan digunakan sebaik-baiknya.
(Alfi Rizqiya R)
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
SURAT SELESAI TUGAS ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Maksud dan Tujuan I-2
1.3 Lokasi Wilayah Perencanaan I-2
1.4 Ruang Lingkup I-2
1.5 Sumber Data I-3
1.6 Sistematika Penulisan I-3
iv
3.3.1 Metode Aritmatika III-3
3.3.2 Metode Geometrik III-5
3.3.3 Metide Least Square III-7
3.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk III-10
3.4 Studi Kebutuhan Air Bersih III-14
3.4.1 Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik III-14
3.4.2 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-14
3.4.3 Faktor Maksimum Harian dan Fakotr Maksimum Jam III-14
3.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik III-15
3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen III-15
3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen III-16
3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen III-17
3.4.4.4 Rekaptulasi Kebutuhan Air Non Domestik III-18
3.4.5 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik III-19
3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan III-19
3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan III-21
3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan III-25
3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian III-27
3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum III-28
3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30
3.4.5.7 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-33
3.4.7 Debit Maksimum/Fluktuasi Pemakaian Air Bersih III-34
v
4.2.1 Bangunan Pada Sistem Transmisi IV-7
4.2.2 Perlengkapan Pada Sistem Transmisi IV-10
4.2.3 Bahan Pipa IV-13
4.3 Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi IV-17
4.4 Perencanaan Intake IV-19
4.5 Perencanaan Jalur Transmisi IV-21
4.5.1 Perhitungan Head Losses IV-22
4.5.2 Penentuan Jalur Pipa Alternatif IV-23
4.5.3 Pemilihan Jalur IV-28
4.4.3 Perhitungan HGL dan EGL IV-28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan III-21
Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020 III-21
Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan III-22
Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid III-23
Tabel 3.24 Kebutuhan Fasilitas Surau/Langgar III-23
Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik III-23
Tabe 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan III-24
Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara III-24
Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura III-24
Tabel 3.29 Rekaptulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan III-25
Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020 III-25
Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan III-26
Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan III-26
Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang III-27
Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian III-27
Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian III-28
Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020 III-28
Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum III-29
Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum III-29
Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30
Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30
Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-31
Tabel 3.42 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-33
Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total III-34
Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih III-35
Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi IV-23
Tabel 4.2 Penentuan Head Losses IV-26
Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi IV-28
Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkaan Pipa IV-28
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL IV-29
viii
Tabel 4.6 Perhitungan EGL dan HGL Pada Jalur Terpilih IV-29
Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air V-3
Tabel 5.2 Penduduk Per Desa dan Luas Wilayah V-6
Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa V-7
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
layak untuk dikonsumsi. Pengembangan SPAM dan pelayanan air minum kepada
masyarakat akan memuaskan apabila mekanisme pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan SPAM dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.
Oleh karena itu harus adanya upaya untuk menyediakan air bersih dan
sistem penyediaan air minum yang memadai dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang sudah ada, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar
baku mutu yang ada.
II-1
II-2
2. Fasilitas Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan
rohani yang perlu disediakan di lingkungan permukiman yang direncanakan di
Kecamatan Soreang. Sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam fasilitas
peribadatan terdapat masjid, gereja, vihara, pura, dan lain sebagainya:
3. Fasilitas Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan
dan keterampilan sehingga kualitas sumber daya manusia tergantung dari kualitas
pendidikan. Pendidikan diperlukan dalam proses belajar, terutama dalam
peningkatan kecerdasan penduduk di Kecamatan Soreang. Adapun fasilitas
Pendidikan di Kecamatan Soreang yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019
Sarana Pendidikan Jumlah
Taman Kanak-Kanak (TK) 22
Raudhatul Athfal (RA) 21
Sekolah Dasar 38
Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 9
Madrasah Tsanawiyah (MTs) 7
Sekolah Menengah Atas (SMA) 5
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 5
Madrasah Aliyah (MA) 6
Perguruan Tinggi 1
Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.
4. Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi merupakan sarana dan prasana yang sangat diperlukan
dalam segala kegiatan, dan salah satunya sebagai alat untuk mempermudah
pergerakan di ruang publik. Kecamatan Soreang ini diperkirakan berjarak 20 km
dari pusat Kota Bandung kea rah selatan. Moda transportasi yang digunakan di
Kecamatan Soreang ini biasanya meliputi kendaraan pada umumnya, seperti motor
dan mobil. Ada juga becak dan delman, namun tidak terlalu banyak. Untuk
kendaraan umum lainnya seperti angkutan umum (angkot). Angkutan umum ini
merupakan salah satu moda transportasi yang tersebar cukup mereka di semua desa
di Kecamatan Soreang. Beberapa rute angkutan umum yang terdapat di Kecamatan
Soreang adalah sebagai berikut:
1. Trayek Soreang – Bandung
2. Trayek Soreang – Ciwidey
3. Trayek Soreang – banjaran
4. Trayek Soreang – Baleendah
5. Trayek Soreang – Margaasih
Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang
Jenis Transportasi Jumlah
Sepeda 1795
Dokar/Delman 850
Grobak/Cikar -
Becak 85
Kendaraan Roda Tiga -
Sepeda Motor 3210
Mobil Dinas 26
Mobil Pribadi 957
Truk 95
Bus Umum -
Bus Kota -
Angkutan Umum 223
Sumber : Data Monografi Kecamatan Soreang.
5. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yaitu segala sarana dan prasana alat atau tempat untuk
menunjang dan digunakan sebagai pelayanan Kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Adapun fasilitas Kesehatan yang tersedia di Kecamatan Soreang adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang 2019
Fasilitas Kesehatan Jumlah
Rumah Sakit Umum 1
Rumah Sakit Bersalin 3
Poliklinik 12
Puskesmas 2
Puskesmas Pembantu 2
Apotek 19
Klinik 12
Posyandu 167
Polindes 3
Total 221
Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2
2668356800
=√ = 18263,20344
10−2
Dimana:
2020
R = ⌊2011⌋(1/t) – 1
67540
R = ⌊55265⌋(1/9) – 1
= 0,062007166
Pn = Pt (1+R)n
= 955288 * ( 1+0,062007166)-9
= 555,888 Jiwa
Perhitungan uji korelasi metode geometrik dijelaskan pada Tabel 3.4 berikut ini:
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2
𝟗478120891
=√
10 − 2
= 34420,41707
3.3.3 Metode Least Square
Rumus yang digunakan:
Pn = a +bx
(∑ 𝑌𝑖)𝑥(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑𝑋𝑖)𝑥(𝑌𝑖𝑋𝑖)
a =
(𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2
(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)−(∑𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑌𝑖)
b =
(𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang
a, b = Konstanta
x = Pertambahan tahun
n = Jumlah data
r = Faktor korelasi
Yi = Jumlah penduduk pada data
Perhitungan uji korelasi metode least square dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square
Tahun Penduduk (Yi) Xi XiYi Xi2 Yi2
2011 555888 -9 -5002992 81 309011468544
[(616114)𝑥(330)−(0 𝑥 7255017)]
= = 761953,7
[(10(330)−(02 )]
[10𝑥(238486)−(0) 𝑥 (7619537]
𝑏= 2 = 21984,9
[(10𝑥(330)−(0) ]
Y2011 = a +bx
= 761953,7 + (722,68*(-9))
= 564089,6 Jiwa
Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square
Tahun Penduduk (Yi) Xi Yn (Yi-Yn)2
2011 555888 -9 564090 67266243
2012 580126 -7 608059 780274836
2013 671100 -5 652029 363695413
2014 712146 -3 695999 260725609
2015 755220 -1 739969 232599101
2016 792280 1 783939 69578954
2017 825999 3 827908 3645808
2018 851125 5 871878 430695310
2019 920365 7 915848 20403289
2020 955288 9 959818 20519088
Jumlah 7619537 0 7619537 2249403651
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi:
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2
2249403651
𝑆𝑑 = √
10 − 2
= 16768,28722
3.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka
harus dipilih salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan
selanjutnya yaitu untuk menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan
sampai tahun perencanaan.
Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada:
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-10
Proyeksi Penduduk
1030000
830000
Axis Title
630000 ARITMATIK
430000 GEOMETRIK
230000 LEAST SQUARE
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Axis Title
Least Square
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800 Least Square
600
400
200
0
2026
2029
2011
2014
2017
2020
2023
2032
2035
2038
1 Sekolah 15 - 30 liter/hari
2 Rumah Sakit 200 – 400 liter/hari
3 Puskesmas 10 - 20 m3/unit/hari
4 Peribadatan 0,8 - 2 m3/unit/hari
5 Kantor 40 - 80 liter/unit/hari
6 Toko 6 - 12 m3/unit/hari
7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari
8 Hotel/Losmen 100 m3/unit/hari
9 Pasar 6 - 12 m3/unit/hari
10 Industri 2,5 - 5 m3/unit/hari
11 Pelabuhan/Terminal 2- 4,5 m3/unit/hari
12 SPBU 5 - 20 m3/unit/hari
13 Pertamanan 25 m3/unit/hari
Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Perancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum, Dept
PU, 1998.
Qr = Debit rata-rata
fh = Pemakaian maksimum perjam
= 838,669 l/d
Kebutuhan air bersih untuk rumah permanen secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen
Presentase Standar Kebutuhan
Persen
Tahun Populasi Rumah Kebutuhan Total
Pelayanan
Permanen Air (l/dtk)
2020 959817,800000 62 55 150 568,225
2025 1179667 63 65 150 838,669
2030 1399516 64 75 150 1166,263
2035 1619365 65 85 150 1553,297
2040 1839214 66 95 150 2002,061
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air bersih untuk rumah permanen
dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini disebabkan karena jumlah penduduk
dari tahun ke tahun yang semakin meningkat dan persen pelayanannya yang juga
meningkat. Kenaikan ini semakin ditunjang dengan semakin meningkatnya
persentase rumah permanen. Ini menunjukkan bahwa Soreang adalah kecamatan
yang semakin berkembang dalam bidang perekonomian, karena rumah permanen
hanya dimiliki oleh penduduk dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.
adalah 70 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan
standar air minum untuk rumah permanen, dengan pelayanan yang tetap dari
tahun ke tahun.
Contoh perhitungan:
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
Kebutuhan air (2025) = 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(1179667𝑥 21% 𝑥 65% 𝑥 70 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 130,459 l/d
Kebutuhan air bersih untuk rumah semi permanen secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut:
Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen
Presentase Standar Kebutuhan
Persen
Tahun Populasi Rumah Semi Kebutuhan Total
Pelayanan
Permanen Air (l/dtk)
2020 959817,8 20 55 70 85,539
2025 1179666,8 21 65 70 130,460
2030 1399515,8 22 75 70 187,088
2035 1619364,8 23 85 70 256,493
2040 1839213,8 24 95 70 339,744
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah semi
permanent dari tahun ke tahunnya semakin meningkat karena jumlah penduduk di
kota ini pun semakin meningkat begitu juga dengan persen pelayanannya.
Persentase rumah semi permanent setiap 5 tahunnya meningkat 1%, persentasi
jumlah rumah semi permanent yang semakin meningkat ini menunjukkan bahwa
perekonomian di kecamatan ini yang semakin maju.
3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen
Untuk rumah non permanen standar kebutuhan air minum yang digunakan
adalah 50 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan standar
air minum untuk rumah permanen dan rumah semi permanen. Perbedaan standar
air minum ini disebabkan oleh tingkat perekonomian penghuni rumah non
= 79,8732 l/d
Kebutuhan air bersih untuk rumah non permanen secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut:
Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen
Presentase Standar Kebutuhan
Persen
Tahun Populasi Rumah Non Kebutuhan Total
Pelayanan
Permanen Air (l/dtk)
2020 959817,8 18 55 50 54,990
2025 1179666,8 16 65 50 70,998
2030 1399515,8 14 75 50 85,040
2035 1619364,8 12 85 50 95,588
2040 1839213,8 10 95 50 101,114
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah non
permanen dari tahun ke tahunnya semakin menurun karena persentase rumah non
permanen di kecamatan ini semakin menurun.
3.4.4.4 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik
Dibawah ini merupakan tabel Rekapitulasi Air bersih Domestik yang
terdapat pada Tabel 3.17 berikut:
Tabel 3.17 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Domestik Kecamatan
Soreang
Semi Non Total
Tahun Permanen
Permanen Permanen (l/dtk)
2020 568,225 85,539 54,990 708,754
2025 838,669 130,460 70,998 1040,128
= 0,134 %
Jumlah dan persentase siswa dan guru tahun 2018 lebih jelasnya terdapat
pada Tabel 3.18 berikut:
Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020
Jumlah Siswa
Jenis Fasilitas Total Jumlah % Siswa dan
dan Guru
Pendidikan Siswa dan Guru Guru
(jiwa)
TK 1289 959817,8 0,134
SD 12000 959817,8 1,250
Jumlah Siswa
Jenis Fasilitas Total Jumlah % Siswa dan
dan Guru
Pendidikan Siswa dan Guru Guru
(jiwa)
SMP 4020 959817,8 0,419
SMA 2971 959817,8 0,310
Sumber : Lembar Tugas PAM 2021.
Persentase jumlah siswa tiap sarana pendidikan diasumsikan tetap sampai
dengan akhir tahun perencanaan.
Contoh perhitungan:
Presentase Siswa dan Guru TK
= 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
= 0,134 % x 1179667
= 1580,7
Berikut di bawah ini adalah tabel jumlah siswa dan guru yang terdapat
pada Tabel 3.19:
Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru
Total
Jumlah Siswa dan
Tahun Fasilitas Siswa dan
Guru
Guru
TK 1289
SD 12000
2020 20280
SMP 4020
SMA 2971
TK 1584
SD 14749
2025 24925
SMP 4941
SMA 3652
TK 1879
SD 17497
2030 29570
SMP 5862
SMA 4332
TK 2175
SD 20246
2035 34216
SMP 6782
SMA 5013
TK 2470
2040 SD 22995 38861
SMP 7703
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-21
Total
Jumlah Siswa dan
Tahun Fasilitas Siswa dan
Guru
Guru
SMA 5693
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana pendidikan.
Kebutuhan air bersih sarana pendidikan tahun 2025
( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
( 24925 𝑥 65%𝑥 10 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 1,8751 l/d
Berikut ini merupakan Tabel 3.20 yang menjelaskan kebutuhan air
bersih untuk fasilitas pendidikan.
Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan
Jumlah Siswa dan Pelayanan Std. Keb. Air Kebutuhan
Tahun
Guru (%) (l/org/hr) Air (l/dtk)
2020 20280 55 10 1,291
2025 24925 65 10 1,875
2030 29570 75 10 2,567
2035 34216 85 10 3,366
2040 38861 95 10 4,273
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat kebutuhan air bersih untuk setiap 5 tahunnya
terus meningkat, ini disebabkan karena jumlah siswa yang terus meningkat setiap
5 tahunnya. Begitu pula dengan persen pelayanan yang juga meningkat 10%
setiap 5 tahunnya. Standar kebutuhan air bersih untuk sarana pendidikan adalah 10
L/siswa/hari (Dirjen Cipta Karya, PU, 1998).
3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan
Penduduk Kecamatan Soreang mayoritas beragama Islam. Dalam data
yang didapat Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Soreang hanya ada masjid
dan musholla saja yang mempunya standar air bersih 800 l/unit untuk masjid dan
500 l/unit untuk langar/musholla. (Departemen Pekerjaan Umum, 1996 ). Berikut
di bawah ini adalah tabel fasilitas peribadatan yang terdapat di Kecamatan Soreang
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-22
= 1,657 l/d
Berikut Tabel 3.23 dan Tabel 3.24 mengenai kebutuah air Masjid dan
Surau di Kecamatan Soreang.
Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid
Jumlah Sarana % Std. Keb. Air Kebutuhan
Tahun
Ibadah (Unit) Pelayanan (l/unit/hr) Air (l/dtk)
2020 224 55 800 1,141
2025 275 65 800 1,657
2030 327 75 800 2,268
2035 378 85 800 2,974
2040 429 95 800 3,776
Sumber: Hasil Perhitungan
= 860,336 tt ≈ 863 tt
Berikut di bawah ini adalah tabel proyeksi fasilitas kesehatan
Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Jenis Fasilitas Jumlah (tt/unit)
Kesehatan 2020 2025 2030 2035 2040
Rumah Sakit 700 860 1021 1181 1341
Puskesmas 2 2 3 3 4
Sumber: Hasil Perhitungan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas kesehatan ini ditentukan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Standar Kebutuhan Air Rumah
Sakit = 200 l/tt/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998 ) dan Puskesmas = 1000
l/unit/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998).
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana kesehatan
Kebutuhan air bersih sarana kesehatan tahun 2025
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(863 𝑥 65% 𝑥 200 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 1,298 l/d
Berikut di bawah ini merupakan tabel kebutuhan air fasilitas kesehatan
Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan
= 873,992 Ha
Berikut tabel proyeksi luas lahan fasilitas perindustrian:
Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian
Jumlah Hektar (Ha)
Fasilitas
2020 2025 2030 2035 2040
= 0,004 l/d
Berdasarkan standar kebutuhan air minum ini, maka kebutuhan air fasilitas
perindustrian ini dapat dilihat pada Tabel 3.35.
Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian
Std. Keb. Kebutuhan
Jumlah %
Tahun Air Total
Hektar Pelayanan
(l/Ha/dtk) (l/dtk)
2020 711,11 55 0,61 0,003
2025 873,992 65 0,61 0,004
2030 1036,874 75 0,61 0,005
2035 1199,755 85 0,61 0,007
2040 1362,637 95 0,61 0,009
Sumber: Hasil Perhitungan.
Dari Tabel dapat di lihat, dengan bertambahnya jumlah fasilitas
perindustrian di Kecamatan Soreang, maka kebutuhan air bersih juga
meningkat.
3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum
Jumlah fasilitas umum di Kecamatan Soreang akan terus bertambah
hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit
koperasi dan perkantoran yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan.
Fasilitas umum tahun 2020 dijelaskan pada tabel 3.36
Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020
= 76 Unit
Dari hasil perhitungan didapatkan proyeksi fasilitas umum sebagai berikut:
Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum
Jumlah (unit)
Fasilitas Umum
2020 2025 2030 2035 2040
Koperasi 62 76 90 105 119
Perkantoran 47 58 69 79 90
Sumber: Hasil Perhitungan.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum ini diasumsikan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan contoh
perhitungan sebagai berikut:
Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025.
Kebutuhan air fasilitas umum koperasi tahun 2025
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
=
86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(76 𝑥 65% 𝑥 600 𝑙/𝑑)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,237 l/d
Koperasi 90 0,471
2030 75 600 0,828
Kantor 69 0,357
Koperasi 105 0,617
2035 85 600 1,086
Kantor 79 0,468
Koperasi 119 0,784
2040 95 600 1,378
Kantor 90 0,594
Sumber: Hasil Perhitungan.
Contoh perhitungan:
Proyeksi Unit Fasilitas Hotel 2025:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 2020
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
3
= (959818) 𝑥 1179666,8
= 0,0041609 l/d
Dari Tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih fasilitas perdagangan
dan jasa setiap 5 tahunnya bertambah sesuai dengan bertambahnya fasilitas yang
ada di Soreang, jumlah penduduk dan persentase pelayanan yang terus meningkat.
➢ Kehilangan Air
Untuk kehilangan air berdasarkan standar PU Cipta Karya, besarnya
kehilangan air adalah (20% - 30%), dan diasumsikan kehilangan air adalah
30%.
Kehilangan air 2025 = 30% x Sub.Total Keb.Air 2023
= 30% x 1046,390 l/dtk
= 314,217 l/dtk
➢ Total Kebutuhan Air Bersih
Total Keb.Air 2025 = Sub.Total Keb.Air 2025 + Keb.Air untuk Hidran
2025 + Kehilangan Air 2025
= 1047,390 l/dtk + 104,739 l/dtk + 314,217 l/dtk
= 1466,347 l/dtk
Berikut ini merupakan Tabel 3.43 kebutuhan total air bersih yang didapat
dari perhitungan.
Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total
Kebutuhan Air Bersih (l/dtk)
Fasilitas
2020 2025 2030 2035 2040
Domestik 708,7543 1040,128 1438,391 1905,378 2442,919
Non Domestik 4,884 7,263 9,942 13,038 16,550
Sub Total 713,638 1047,390 1448,333 1918,415 2459,469
Hidran 71,364 104,739 144,833 191,842 245,947
Kehilangan Air 214,091 314,217 434,500 575,525 737,841
Total 999,093 1466,347 2027,667 2685,782 3443,256
Sumber: Hasil Perhitungan.
4.1 Umum
Pengolahan air bersih dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air baku
sehingga aman untuk digunakan sebagai air bersih. Perencanaan unit-unit
perhitungan berdasarkan kriteria desain yang berlaku. Dalam rancangan yang
dibuat harus mendapatkan hasil yang optimal. Secara umum dalam mendesain
sebuah instalasi pengolahan air, diperlukan tahap-tahap :
➢ Karakteristik air baku
➢ Hasil akhir kualitas yang diinginkan
➢ Pengumpulan data sumber air baku yang terpilih yang meliputi debit
air baku, tinggi muka air dan kualitas air baku.
➢ Perencanaan instalasi pengolahan yang meliputi tata letak instalasi,
proses pengolahan, perhitungan dimensi unit unit pengolahan,
kebutuhan peralatan dan dosis bahan kimia yang digunakan.
➢ Perencanaan bangunan penunjang yang terdiri dari perhitungan
dimensi bangunan penunjang dan tata letak bangunan.
Karena penggunaan air bersih yang cukup luas dalam segala segi
kehidupan dan aktivitas manusia, maka sistem penyediaan air bersih untuk
penduduk haruslah memenuhi syarat antara lain :
➢ Aman dari segi kesehatan
➢ Tersedia dalam jumlah yang cukup
➢ Ekonomis
Mengingat adanya syarat-syarat diatas , maka dasarnya ada 3 hal yang
harus diperhatikan untuk dipenuhi oleh suatu sistem penyediaan air minum,
yaitu:
➢ Segi kualitas
IV-1
IV-2
Sumber: http://benkoenairbersih.blogspot.com/2010/04/bak-pelepas-
tekanan.html Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:29 WIB
3. Reservoir
Berdasarkan fungsinya, reservoir dapat dibedakan menjadi
reservoir instalasi dan reservoir distribusi.
➢ Reservoir instalansi merupakan reservoir yang digunakan
sebagai tempat penampungan air yang telah disaring
sambil menunggu untuk dipompakan ke reservoir
pelayanan untuk distribusi, juga sebagai sarana tempat
kontak desinfeksi.
➢ Reservoir pelayanan adalah reservoir yang digunakan
dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit
2. Check Valve
Berfungsi mencegah aliran balik, yang dipasang pada :
➢ Pipa outlet pompa
➢ Tempat-tempat lain dimana diharapkan tidak terjadi aliran balik.
Sumber: https://www.otosia.com/berita/blow-off-valve-penghasil-suara-khas-turbo.html
Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 14:02 WIB
3. Anchor Block
Berfungsi menahan beban pengaliran yang paling besar,
yang mungkin dapat menyebabkan perubahan bentuk pipa dan
agar sambungan pipa tetap kaku.
Sumber: https://www.facebook.com/worldconstruction360/photos/thrust-block-anchor-
block-in- pipeline-a-massive-block-of-concrete-built-to-withs/1162096483961508/
Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:05 WIB
4. Bend
Berfungsi sebagai sambungan pipa untuk belokan.
➢ Kedap air
Kelemahan
➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar
➢ Umumnya hanya berdiameter
I. Pipa Beton
Keuntungan
➢ Cukup kuat menahan gaya luar
➢ Tahan korosi
➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran
➢ Tidak mudah pecah
Kelemahan
➢ Bobotnya cukup berat
J. Pipa Besi
Kentungan
➢ Tahan terhadap getaran-getaran
➢ Kedap air
➢ Panjang saluran sampai 6 meter
➢ Cukup licin
Kelemahan
➢ Tidak tahan korosi
➢ Harga relative mahal
➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api, dll)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar berikutnya.
K. Pipa Tanah Liat
Kentungan
➢ Tahan korosi
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Mudah didapat
➢ Berat datuan ringan
Kelemahan
➢ Harga relative mahal
L. Pipa Baja
Kentungan
➢ Kedap air
➢ Tahan korosi
➢ Cukup licin
Kelemahan
➢ Harga relatif mahal
M. Fiber Glass
Kentungan
➢ Ringan
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Tahan korosi
➢ Kedap air
➢ Tahan terhadap gaya luar dan pembebanan
➢ Tipe sambungan yang fleksibel
➢ Panjang satuan mencapai 12 meter
Kelemahan
➢ Harga relatif mahal
Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas
faktor- faktor seperti berikut ini :
➢ Umur
➢ Kapasitas air dapat di alirkan
➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar.
➢ Kemudahan dalam pelaksanaan (pemasangan dan
penyambungan)
➢ Ukuran yang ada di pasaran
➢ Kedap air atau kerapatan tinggi
Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan
atas faktor- faktor seperti berikut ini :
➢ Umur
➢ Kapasitas air dapat di alirkan
➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar.
pompa
6. Saringan bell month
➢ Kecepatan melewati lubang saringan 0.5-0.30 m 3 /detik
➢ Bukan lubang saringan 6-12 m atau ¼”-1/2” diameter
➢ Luas total area saringan biasanya 2 kali area efektif dari
jumlah total area lubang.
pompa
➢ Reservoir
Sumuran intake diantaranya :
➢ Jumlah sumuran dua
➢ Waktu detensi 20 menit (waktu air ada dalam
sumuran/selang waktu antara partikel air tersebut masuk
keluar lagi)
➢ Tebal dinding 20 cm dan kedap air
➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada
sumur. Pemilihan Lokasi Intake, dapat dilihat dari beberapa
hal diantaranya:
➢ Tersedianya air baku yang cukup kualitasnya
➢ Kuantitas cukup dan mudah diambil (sampai akhir
perencanaan)
➢ Lokasi intake mudah dijangkau
➢ Bila lokasi dekat dengan laut perhatikan instrusi air laut.
Pertumbuhan dalam perencanaan intake, diantaranya :
➢ Faktor keselamatan
➢ Intake mempunyai berat sendiri yang cukup (tidak hanyut)
➢ Pada kanal navigasi (lalu lintas) ada tiang pancang sebagai
proteksi
➢ Dilengkapi dengan saringan benda dan ikan
➢ Posisi inlet dapat menerima dalam kondisi minimum dan
maximum.
Intake adalah bangunan yang berguna untuk menyadap air
➢ Kecepatan aliran
➢ Dimensi pipa
Dimana :
HL = Head Loss
C = Koefisien kekasaran pipa menurut Hazen-
Williams Q = Debit aliran (m3/dtk)
D = Diameter
pipa (m) L =
Panjang pipa (m)
Minor Losses dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
𝐾
HL = 𝑉 2/2𝑔
Dimana :
HL= Minor losses
K = Koefisien tekanan hidrolik
V = Kecepatan pengaliran (m/dtk)
Untuk perhitungan awal, kehilangan energi akibat minor losses besarnya
adalah 10% dari mayor losses sehingga dalam penggunaan Hw digunakan panjang
pipa ekivalen yang besarnya adalah Hek = L + 10% L = L + 0.1 L
Perhitungan diameter pipa dilakukan setelah jalur pipa transmisi ditentukan
dan digambarkan profil memanjangnya. Koefisien C = 100 dan untuk H diambil H
yang tersedia. Bila diameter pipa hasil perhitungan sudah didapat, maka perlu
dibuat perhitungan baru dengan menggunakan diameter pipa yang ada di pasaran
dan dari perhitungna didapat kehilangan tekanan dalam sistem transmisi secara
keseluruhan.
HL
Jalur Segmen EGL HGL
Total
C-1 2,21 767,79 767,50
Alternatif
3 1-2 8,36 749,64 749,39
2-R 12,34 737,66 737,37
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan :
L ek = L + ( 10% L )
= 350 + ( 10% * 350 )
= 385 m
S teori = ΔH / L ek
= 2 / 385
= 0,005
= 0,004
HL Mayor = SAkutual x L.Ekiv
= 0,005 x 330
= 1,72 m
Residual Head (Sisa Tekan)
RH = Head yang tersedia – HL mayor
= ∆H – HL mayor
= 2 – 1,72
= 0,28
Luas Penampang
A = ¼ x π (DPasaran)2
= ¼ x 3,14 x (1,422)2
= 1,117 m2
𝑄
V =𝐴
3,78758 m3/dtk
= 1,117
= 2,385 m/dtk
𝑣2
HL Minor = Kx 2𝑥𝑔
(1 x 0,25) + (1 𝑥 0,12) + (1 𝑥 0,24) 𝑥 (0,971)^2
= 2 𝑥 9,81
=
0,44
HL Total = Mayor Losses + Minor Losses
= 1,72 m + 0,44 m
=2m
L D
Kontu Panjan A Ekivale D Pasara S HL HL
Segme S
Jalur r g Pipa H n C Teori n Aktua HL RH Nama Alat A v Mino Tota
n teori
(m (inchi l (m/detik r l
(m) (m) ) (m) ) (inchi) (m) (m2) )
750- 10 0,00 0,2 1,23
GV,AV,BO
C-1 748 600 2 660 0 3 60,65 62 0,003 1,80 0 6 1,946 0,42 2
758- 10 0,00 0,3 GV,AV,BO,Ben 1,03
Altern 1-2 750 1080 8 1188 0 7 51,48 52 0,006 7,62 8 d 45 7 2,766 0,75 8
atif 3 770- 10 0,00 0,4 GV,AV,BO,Ben 1,15
2-R 758 2800 12 3080 0 4 57,60 58 0,004 11,60 0 d 45 6 2,223 0,74 12
0,9 GV,AV,BO,Ben 3,43
Jumlah
4480 0,013 21 9 d 45 0 6,934 2,19 23
Sumber : Hasil Perhitungan
Residual Head
3 1,24 1,49 0,99
(RH) Alternatif 3
4 Kecepatan 7,715 6,993 6,934 Alternatif 3
Peralatan
Gate Valve 1 1 1 Sama
5 Air Valve 1 1 1 Sama
Blow Off 1 1 1 Sama
Bend 45 1 1 1 Sama
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas, maka Alternatif 2 adalah alternatif yang terpilih. Karena
mempunyai diameter pipa yang terkecil dan asesoris kecepatan paling besar.
Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkapan Pipa
No Nama Alat k Sumber
1 Gate Valve 0.25 Mekanika Fluida dan Hidraulika
2 Air Valve 0.12 Water and Wastewater Engineering
3 Bend 90 0.5 Mekanika Fluida dan Hidraulika
4 Bend 45 0.35 Mekanika Fluida dan Hidraulika
5 Blow Off 0.24 Water and Wastewater Engineering
= 767,55
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL
HL
Jalur Segmen EGL HGL
Total
A-1 2,16 767,84 767,55
Alternatif
1-2 6,46 749,54 749,15
1
2-R 7,77 762,23 761,90
B-1 2,41 767,59 764,56
Alternatif
1-2 4,43 753,57 753,32
2
2-R 11,25 744,75 744,46
C-1 2,21 767,79 767,50
Alternatif
1-2 8,36 749,64 749,39
3
2-R 12,34 737,66 737,37
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.6 Perhitungan EGL Dan HGL Pada Jalur Terpilih (Alternatif 2)
KONTUR EGL HGL
770 768 767
762 750 749
758 738 737
Sumber: Hasil Perhitungan
Setelah dilakukan perhitungan HGL dan EGL pada alternatif terpilih
(alternatif 2), maka dapat diketahui jarak antara HGL dan EGL tidak jauh beda, hal
ini dapat kita lihat dalam bentuk grafik berikut:
Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis
Grafik Hidrolis
780
770
760
Axis Title
750 EGL
740 HGL
730
720
1 2 3
Sumber: Hasil Perhitungan
dilakukan berdasarkan kebutuhan yang akan dialirkan melalui tapping setiap zone
pelayanan. Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi dibagi menjadi beberapa
cabang (rencana sistem yang digunakan), dimana pada setiap cabang terdapat
beberapa titik sadap, dan pada setiap titik sadap direncanakan akan melayani satu
daerah.
Pendistribusian debit air bersih didaerah pelayanan pada prinsipnya harus
dapat melayani seluruh daerah pelayanan dan besarnya debit pada setiap daerah
pelayanan berbeda-beda tergantung pada beban daerah pelayanan.
Besarnya luas masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terlampir.
Tabel 5.2 Penduduk per Desa dan Luas Wilayah
Luas Wilayah
Wilayah Persentase Wilayah (%)
(km^2)
Sadu 2,44 9,76
Sukajadi 5,42 21,68
Sukanagara 3,82 15,28
Panyirapan 1,53 6,12
Karamatmulya 2,1 8,4
Soreang 2,31 9,24
Pamekaran 1,58 6,32
Parung Serab 1,91 7,64
Sekarwangi 1,91 7,64
Cingcin 1,98 7,92
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka, 2020.
Lembar Tugas Penyediaan Air Minum Tahun Akademik 2021/2022. Program Studi
Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan; Bandung.
Maesaroh, Pratiwi. 2021. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas
Pasundan; Bandung.
Muslim, Aziz. 2020. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas
Pasundan; Bandung.
Hartadi, Agung. 2020. Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik:
Kabupaten Bandung.
NRP : 193050009
1. Tugas PAM terdiri dari 3 problem set/ 3 bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, yaitu :
a. Studi Kebutuhan Air Minum
b. Perencanaan sistem transmisi
c. Perencanaan sistem distribusi
3. Pada Bab Pendahuluan sertakan kajian mengenai PP 121 Thn 2015 dan PP 122
Thn 2015
4. Penyelesaian tugas harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
asisten
5. Tugas dinyatakan selesai apabila telah memenuhi segala persyaratan dan telah
disetujui oleh asisten
6. Seluruh tugas disatukan dalam bentuk laporan dan diserahkan paling lambat
pada saat Ujian Akhir dilaksanakan
7. Penampilan Laporan:
a. Laporan ditik rapih dengan MS Word
b. Gambar dikerjakan dengan menggunakan program Auto Cad atau Corel
Draw.
c. Cover Laporan berwarna biru dan dicantumkan Judul Tugas, Nama, NRP
serta Tahun pembuatan
8. Tugas dengan nilai >60 merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah
PAM dan berpengaruh pada nilai akhir (25-30%)
Tugas I
Studi Kebutuhan Air Minum
I. PENUGASAN
Berdasarkan data-data fiktif suatu kota yang diberikan, saudara diminta untuk
melakukan :
1. Proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan menggunakan 3
metode yang dianggap cocok digunakan untuk wilayah perencanaan. (Asisten
yang menentukan metode)
2. Studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan
pola kebiasaan masyarakat dan kemungkinan perkembangan di masa
mendatang. Gunakan standar kebutuhan air minum yang terbaru.
3. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan
keadaan sosial, ekonomi dan perkembangan kota di masa mendatang
4. Proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan
5. Perkiraan fluktuasi pemakaian air pada akhir periode perencanaan meliputi
pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak
TUGAS II
SISTEM TRANSMISI
Tujuan :
Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan sistem transmisi air minum,
disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan
ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan
Lingkup Tugas :
Tabel, diagram dan nomogram yang digunakan dalam perhitungan harus dilampirkan
dalam laporan
A. Isi Laporan
Laporan sekurang-kurangnya meliputi :
a. Kriteria perencanaan
b. Perhitungan Hidrolika perpipaan
c. Perhitungan bangunan pelengkap
d. Uraian mengenai perlengkapan pipa transmisi yang dipakai disertai
dengan alasan pemilihannya
B. Gambar Perencanaan
Gambar perencanaan dibuat pada kertas kalkir yang meliputi :
a. Profil memanjang jalur pipa transmisi (dipilih paling kritis)
b. Bangunan pelengkap
c. Isometri reservoir
MATERI TUGAS
Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa transmisi saudara diminta untuk membuat
perencanaan sistem transmisi dari sumber menuju reservoar. Sumber merupakan
sebuah hulu sungai, dengan elevasi yang berbeda setiap peserta tugas (ditentukan
asisten)
TUGAS III
SISTEM DISTRIBUSI
Tujuan :
Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan system distribusi air minum,
disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan
ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.
Lingkup Tugas :
MATERI TUGAS
Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa distribusi saudara diminta untuk membuat
perencanaan sistem distribusi dari reservoir menuju daerah pelayanan.