Anda di halaman 1dari 108

TUGAS

PENYEDIAAN AIR MINUM


(TL-504)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Penyediaan Air Minum

Tahun Akademik 2021/2022

Disusun Oleh :

Nama : Alfi Rizqiya R

NRP : 193050009

Dosen : Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T

Nama Asissten : Dimas Taufiqurrahman

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2021
HALAMANPENGESAHAN

PENYEDIAAN AIR MINUM

(TL – 504)

Laporan yang dibuat telah diperiksa dan disetujui


oleh asisten

Foto
Nama : Alfi Rizqiya R
NRP : 193050009

Peserta Asisten

Alfi Rizqiya R Dimas Taufiqurrahman

Dosen Mata Kuliah

Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T


SURAT SELESAI TUGAS
PENYEDIAAN AIR MINUM

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Alfi Rizqiya R


NRP : 193050009

Telah menyelesaikan Tugas Penyediaan Air Minum pada semester V tahun akademik
2021/2022

Tanggal : 21 Januari 2022


Nilai Tugas :

Demikian surat selesai tugas ini dibuat, agar digunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 21 Januari 2022


Asisten Tugas Besar PAM

Dimas Taufiqurrahman

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar
Penyediaan Air Minum untuk mata kuliah Penyediaan Air Minum ini.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini penulis
tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan,
dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa,beserta Keluarga dan Teman-teman terhebat dan
tercinta atas dorongan, doa, dan semangat untuk saya agar dapat menyelesaikan
tugas besar Penyediaan Air Minum ini.
2. Ibu Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T selaku dosen mata kuliah Penyediaan Air Minum
yang telah memberi kesempatan penulis untuk mencoba berlatih melalui tugas
ini dan dapat memberi ilmu yang bermanfaat.
3. Kang Dimas Taufiqurrahman selaku assisten tugas besar Penyediaan Air
Minum yang telah dengan sabar membimbing, memberikan pengarahan, dan
ilmunya hingga laporan ini.
4. Kepada teman-teman Teknik Lingkungan Angkatan 2019 yang telah berjuang
bersama untuk menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini.
5. Terutama untuk diri saya sendiri, terima kasih telah berusaha keras dan
berjuang dalam menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini.
6. Dan semua pihak yang telah banyak membantu tetapi tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu terima kasih.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penyusunan
Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini masih jauh dari kesempurnaan serta
masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki.

ii
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan laporan ini di masa mendatang. Dan akhirnya penulis berharap agar laporan
ini dapat berguna dan digunakan sebaik-baiknya.

Bandung, 21 Januari 2022

(Alfi Rizqiya R)

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
SURAT SELESAI TUGAS ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Maksud dan Tujuan I-2
1.3 Lokasi Wilayah Perencanaan I-2
1.4 Ruang Lingkup I-2
1.5 Sumber Data I-3
1.6 Sistematika Penulisan I-3

BAB II GAMBAR UMUM WILAYAH


2.1 Deskripsi Wilayah Perencanaan II-1
2.1.1 Kondisi Topografi II-1
2.1.2 Kondisi Geografis II-3
2.1.3 Tata Guna Lahan II-5
2.2 Fasilitas dan Utilitas II-6
2.2.1 Fasilitas II-6

BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR


3.1 Periode Perencanaan Pelayanan III-1
3.2 Daerah Pelayanan III-2
3.3 Proyeksi Penduduk III-2

iv
3.3.1 Metode Aritmatika III-3
3.3.2 Metode Geometrik III-5
3.3.3 Metide Least Square III-7
3.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk III-10
3.4 Studi Kebutuhan Air Bersih III-14
3.4.1 Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik III-14
3.4.2 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-14
3.4.3 Faktor Maksimum Harian dan Fakotr Maksimum Jam III-14
3.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik III-15
3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen III-15
3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen III-16
3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen III-17
3.4.4.4 Rekaptulasi Kebutuhan Air Non Domestik III-18
3.4.5 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik III-19
3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan III-19
3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan III-21
3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan III-25
3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian III-27
3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum III-28
3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30
3.4.5.7 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-33
3.4.7 Debit Maksimum/Fluktuasi Pemakaian Air Bersih III-34

BAB IV SISTEM TRANSMISI


4.1 Umum IV-1
4.1.1 Sistem Transportasi IV-1
4.1.2 Cara Pengangkutan IV-6
4.1.3 Kapasitas Yang Akan Diangkut IV-6
4.1.4 Perletakan dan Penempatan IV-6
4.2 Bangunan dan Perlengkapan IV-7

v
4.2.1 Bangunan Pada Sistem Transmisi IV-7
4.2.2 Perlengkapan Pada Sistem Transmisi IV-10
4.2.3 Bahan Pipa IV-13
4.3 Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi IV-17
4.4 Perencanaan Intake IV-19
4.5 Perencanaan Jalur Transmisi IV-21
4.5.1 Perhitungan Head Losses IV-22
4.5.2 Penentuan Jalur Pipa Alternatif IV-23
4.5.3 Pemilihan Jalur IV-28
4.4.3 Perhitungan HGL dan EGL IV-28

BAB V PERENCANAAN RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI


5.1 Perencanaan Reservori V-1
5.1.1 Kriteria Perencanaan Reservoir V-1
5.1.1.1 Fungsi Reservoir V-2
5.1.1.2 Lokasi Reservoir V-3
5.1.2 Perhitungan Volume Reservoir V-3
5.1.3 Dimensi Reservoir V-5
5.2 Sistem Distribusi V-5
5.2.1 Penempatan Jalur Perpipaan V-6
5.2.2 Pembagian Debit Tiap Kecamatan V-6
5.2.3 Analisa Perhitungan EPANET V-7

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Total Lahan Kecamatan Soreang Tahun 2019 II-5


Tabel 2.2 Permukiman Kecamatan Soreang II-6
Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan Kecamatan Soreang Tahun 2019 II-7
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019 II-7
Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang Tahun 2019 II-8
Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2019 II-10
Tabel 2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kecamatan Soreang III-4
Tabel 3.1 Populasi Penduduk Kecamatan Soreang 10 Tahun Terakhir III-2
Tabel 3.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmetika III-3
Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmetika III-4
Tabel 3.4 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik III-5
Tabel 3.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik III-6
Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square III-7
Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square III-9
Tabel 3.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode III-10
Tabel 3.9 Proyeksi Penduduk III-10
Tabel 3.10 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih III-12
Tabel 3.11 Standar Kebutuhan Air Domestik III-13
Tabel 3.12 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-14
Tabel 3.13 Jenis Pemukiman Penduduk 2020 III-15
Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen III-16
Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen III-17
Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen III-18
Tabel 3.17 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-18
Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020 III-19
Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru III-20

vii
Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan III-21
Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020 III-21
Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan III-22
Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid III-23
Tabel 3.24 Kebutuhan Fasilitas Surau/Langgar III-23
Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik III-23
Tabe 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan III-24
Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara III-24
Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura III-24
Tabel 3.29 Rekaptulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan III-25
Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020 III-25
Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan III-26
Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan III-26
Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang III-27
Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian III-27
Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian III-28
Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020 III-28
Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum III-29
Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum III-29
Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30
Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30
Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-31
Tabel 3.42 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik III-33
Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total III-34
Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih III-35
Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi IV-23
Tabel 4.2 Penentuan Head Losses IV-26
Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi IV-28
Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkaan Pipa IV-28
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL IV-29

viii
Tabel 4.6 Perhitungan EGL dan HGL Pada Jalur Terpilih IV-29
Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air V-3
Tabel 5.2 Penduduk Per Desa dan Luas Wilayah V-6
Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa V-7

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Topografi Kecamatan Soreang II-2


Gambar 2.2 Peta Geografis Kabupaten Bandung II-4
Gambar 3.1 Grafik Proyeksi Penduduk III-12
Gambar 3.2 Grafik Pertumuhan Penduduk Metode Terpilih III-13
Gambar 4.1 Saluran Terbuka IV-3
Gambar 4.2 Saluran Tertutup IV-4
Gambar 4.3 Perpipaan IV-5
Gambar 4.4 Intake IV-7
Gamber 4.5 Bak Pelepas Tekan IV-8
Gambar 4.6 Reservoir IV-9
Gambar 4.7 Jembatan Pipa IV-10
Gambar 4.8 Gate Valve IV-10
Gambar 4.9 Check Valve IV-11
Gambar 4.10 Air Valve IV-11
Gambar 4.11 Blow Off IV-12
Gambar 4.12 Anchor Block IV-12
Gambar 4.13 Bend IV-13
Gambar 4.14 Reduce atau Increaser IV-13
Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis IV-29
Gambar 4.16 Peta Jalur Distribusi IV-30
Gambar 4.17 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang IV-30
Gambar 5.1 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang V-8

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh kehidupan manusia. Air
juga merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Sekitar 70% luas dari permukaan bumi ini diisi oleh air, dengan sumber
utamanya adalah air laut. Adapun fungsi air dalam kehidupan manusia tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan secara fisik saja, tetapi berperan juga untuk memenuhi
kebutuhan dari kegiatan manusia dalam sehari-harinya. Seperti mencuci pakaian,
mandi, dan kebutuhan lainnya. (Prof. Dr. Tjandra Setiadi, 2007)
Selain itu air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
manusia juga harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai
dengan standar. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin pesatnya laju
pertumbuhan penduduk sering kali menyebabkan beberapa pencemaran yang tidak
terkendali. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kualitas air bersih,
terutama air minum. Tentu saja ini menjadi permasalah yang sangat serius, karena
kebutuhan akan air bersih adalah prioritas utama bagi kelangsungan kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. (Ir. I. Ketut Irianto, M.Si, 2015)
Penyediaan air minum merupakan salah satu hal penting dan menjadi
prioritas dalam perencanaan suatu daerah. Semakin bertambahnya jumlah
penduduk suatu daerah yang berakibat semakin bertambahnya kebutuhan air
minum, akan menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan prasarana dan
sarana air minum. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Indonesia ini masih
dihadapkan dengan rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Sehingga sering dijumpai kualitas yang berasal dari tanah maupun air sungai yang
tidak memenuhi syarat dan standar sebagai air minum yang sehat bahkan tidak

I-1
I-2

layak untuk dikonsumsi. Pengembangan SPAM dan pelayanan air minum kepada
masyarakat akan memuaskan apabila mekanisme pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan SPAM dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.
Oleh karena itu harus adanya upaya untuk menyediakan air bersih dan
sistem penyediaan air minum yang memadai dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang sudah ada, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar
baku mutu yang ada.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari Tugas Penyediaan Air Minum (PAM) ini adalah
salah satu sebagai bentuk penerapan untuk studi mata kuliah Penyediaan Air
Minum (PAM) dan bertujuan untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa agar
mampu merencanakan sistem jaringan penyediaan pada sebuah kota ataupun
daerah. Serta untuk menganalisis perkiraan kebutuhan air minum di kota/daerah
dengan masa periode waktu yang telah ditentukan.

1.3 Lokasi Wilayah Perencanaan


Lokasi dalam perencanaan penyediaan air minum terletak pada sistem
pembangunan di Kabupaten Soreang, dikarenakan Kabupaten Soreang ini sebagai
salah satu dari beberapa wilayah yang ada di Indonesia berpotensi mengalami
permasalahan ketersediaan air minum, sehingga perlu adanya analisis dan kajian
terhadap perencanaan dan penyediaan air minum.

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam perencanaan jaringan penyediaan air minum
meliputi :
1. Merupakan penerapan dan pengembangan dari studi mata kuliah Penyediaan
Air Minum (PAM).
2. Melakukan proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan
menggunakan tiga metode yang dianggap paling cocok digunakan untuk
wilayah perencanaan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


I-3

3. Melakukan studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan


mempertimbangkan pola kebiasaan masyarakat dan kemungkinan
perkembangan dimasa mendatang.
4. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan
keadaan sosial, ekonomi, dan perkembangan kota di masa mendatang.
5. Melakukan proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan.
6. Melakukan perkiraan pemakaian air pada akhir periode perencanaan yang
meliputi pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak.
7. Data mengenai kependudukan kota tersebut.
8. Tinjauan secara umum mengenai ruang lingkup lokasi dimana direncanakan
sistem penyediaan air minum.
9. Terdiri dati tiga problem set atau tiga bagian yang saling berhubungan satu
dengan lainnya, yaitu studi kebutuhan air minum, perencanaan sistem
transmisi, dan perencanaan sistem distribusi.

1.5 Sumber Data


Data-data yang di peroleh untuk penyusunan tugas Penyediaan Air Minum
ini didapat dari sumber-sumber Ilmu Pengetahuan yang berkaitan dengan
Penyediaan Air Minum baik dari media elektronik yang bersifat hasil penelitian
maupun buku serta bahan dari mata kuliah Penyediaan Air Minum dari dosen
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan.

1.6 Sistematika Penulisan


Tugas Penyaluran Penyediaan Air Minum (PAM) ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang dari perencanaan sistem
Penyediaan Air Minum, maksud dan tujuan dari perencanaan tersebut,
ruang lingkup, sumber-sumber data,lokasi perencanaan dan sistematika
dalam penulisan laporan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


I-4

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN


Memberikan uraian tentang deskripsi wilayah perencanaan, aspek fisik,
aspek sosial ekonomi, dan tata guna lahan.
BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR BERSIH
Bab ini membahas tentang Periode Pelayanan, Daerah Pelayanan, Proyeksi
Penduduk, dan Kebutuhan Air Bersih.
BAB IV SISTEM TRANSMISI
Bab ini menjelaskan tentang transmisi yang umum digunakan, bangunan
dan perlengkapan, kriteria perencanaan sistem transmisi, perencanaan
intake, serta perencanaan jalur transmisi.
BAB V RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI
Bab ini menjelaskan tentang kriteria perencanaan reservoir, fungsi
reservoir, lokasi reservoir dan perhitungan volume reservoir. Dan Bab ini
menjelaskan tentang penempatan jalur perpipaan, pemilihan jalur alternatif
dan analisa perhitungan EPANET.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Deskripsi Wilayah Perencanaan


Soreang adalah sebuah daerah yang berstatus kecamatan di sebuah tatar
pasundan. Soreang juga pusat pemerintahan dari Kabupaten Bandung, Jawa barat,
yang mana adalah Ibu Kota dari Kabupaten Bandung yang sebelumnya berpindah
dari Baleendah. Kota Soreang terletak sekitar 17 km di sebelah selatan Kota
Bandung. Daerah ini merupakan salah satu penghubung antara Kota Bandung
dengan Ciwidey. Kota Soreang memiliki populasi ssekitar 117.587 jiwa dan dengan
kepadatan penduduk sekitar 4.561 jiwa/km2.

2.1.1 Kondisi Topografi


Soreang ini merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Bandung yang Sebagian
wilayahnya adalah dataran dengan ketinggian antara 500 m sampai 1.800 mdpl.
Adapun perkiraan kemiringan lereng berkisar 0-8%, 8-15% hingga bisa mencapai
diatas 45%. Secara topografi Soreang berada kurang lebih 700 meter di atas
permukaan laut. Titik terendah berada di Desa Sekarwangi dan titik tertinggi berada
di Desa Sukajadi. Sungai Ciwidey di barat membatasi Soreang dengan Kecamatan
Kutawaringin dan Kali Cikambuy di timur membatasi Soreang dengan Kecamatan
Cangkuang. Gunung Sadu (932 mdpl) adalah salah satu bukit yang ada di Soreang.
Soreang juga termasuk ke dalam wilayah basah yang dipengaruhi iklim tropis
lembab suhu udara berkisar antara 22℃ - 32℃ dengan kelembaban udara sekitar
80 – 90 %. Berikut di bawah ini merupakan gambar peta topografi Kota Soreang.

II-1
II-2

Gambar 2.1 Peta Topografi Kecamatan Soreang


Sumber: Lembar Tugas PAM 2021-2022

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-3

2.1.2 Kondisi Geografis


Kabupaten Bandung jika dilihat secara geografis terletak pada koordinat
107˚22’– 108˚50’ Bujur Timur dan pada 6˚41’ – 7˚19’ Lintang Selatan. Jarak Kota
Soreang ke Kota Bandung adalah sekitar 17 km. Kota Soreang ini terdiri dari
beberapa kecamatam, dan setiap kecamatannya memiliki jarak di atas 30 km ke
pusat Kabupaten Soreang.
Adapun beberapa kecamatan di Kota Soreang yang memiliki jarak di atas
30 km dari pusat Kabupaten Soreang adalah kecamatan Nagreg, Kertasari, Pacet,
Cikancung, Cicalengka, Rancaekek, Ibun, Solokan, Jeruk, Paseh, dan Cileunyi.
Sedangkan kecamatan yang berjarak di bawah 10 km dari pusat Kota Soreang
adalah kecamatan Soreang, Margaasih, Margahayu, Banjaran, Katapang,
Cangkuang, dan Kutawaringin. Jika dilihat secara adminitrasi, batas wilayah Kota
Soreang yaitu:
➢ Sebelah Barat : Kecamatan Kutawaringin
➢ Sebelah Selatan : Kecamatan Pasir Jambu
➢ Sebelah Barat : Kecamatan Cangkuang
➢ Sebelah Utara : Kecamatan Ketapang

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-4

Gambar 2.2 Peta Geografis Kabupaten Bandung


Sumber: Lembar Tugas PAM 2021-2022

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-5

2.1.3 Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan pada Kecamatan Soreang ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor alami maupun faktor non alami. Secara alami beberapa faktor yang
mempengaruhi penggunaan lahan di Kecamatan Soreang antara lain kemiringan
tanah, jenis tanah, curah hujan, kandungan air tanah, dan sebagainya. Sedangkan
faktor non alami yang mempengaruhi penggunaan lahannya yaitu seluruh aktivitas
yang terjadi di masyarakat, mata pencaharian, jumlah penduduk, dan sebaran
penduduk di Kecamatan Soreang itu tersendiri.
Beberapa lahan yang digunakan di Kecamatan Soreang ini terdiri atas
kawasan lindung, kawasan budidaya, pertanian, non pertanian, dan kawasan lainnya.
Untuk kawasan budidaya pertanian memiliki luas secara keseluruhan di tiap-tiap desa
adalah sekitar 2.499,52 Ha. Kondisi lahan di Kecamatan Soreang ini berupa mixed
landuse (campuran) antara kawasan perdagangan, kawasan industri, dan kawasan
perumahan. Namun sebagian besar wilayah di Kecamatan Soreang ini dipergunakan
untuk lahan persawahan terutama pertanian pangan. Seperti yang tertera Tabel 2.1
untuk total wilayah di Kecamatan Soreang.

Tabel 2.1 Total Lahan Kecamatan Soreang Tahun 2019


Desa/Kelurahan Luas Area (Km2) Satuan
Sadu 2,44 9,76
Sukajadi 5,42 21,68
Sukanagara 3,82 15,28
Panyirapan 1,53 6,12
Karamatmulya 2,10 8,4
Soreang 2,31 9,24
Pamekaran 1,58 6,31
Parung Serab 1,91 7,64
Sekarwangi 1,91 7,64
Cingcin 1,98 7,92
Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-6

2.2 Fasilitas dan Utilitas


2.2.1 Fasilitas
1. Jumlah Penduduk Per Desa Per Luas Wilayah
Jumlah rumah yang harus dibangun ini cukup banyak, hal ini harus sesai
dengan fungsi wilayah di Kecamatan Soreang sebagai daerah permukiman yang
ditunjang dan masih tersedianya lahan-lahan kosong yang dapat dibangun.
Walaupun memiliki kendala fisiografi dalam pengembangannya. Untuk Jumlah
penduduk per desa dan luas wilayah (Hektar) dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Permukiman Kecamatan Soreang


No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk/ribu
1 Sadu 10,63
2 Sukajadi 8,84
3 Sukanagara 5,87
4 Panyirapan 7,93
5 Karamatmulya 8,64
6 Soreang 20,44
7 Pamekaran 13,95
8 Parung Serab 8,85
9 Sekarwangi 8,50
10 Cingcin 23,50
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.

2. Fasilitas Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan
rohani yang perlu disediakan di lingkungan permukiman yang direncanakan di
Kecamatan Soreang. Sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam fasilitas
peribadatan terdapat masjid, gereja, vihara, pura, dan lain sebagainya:

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-7

Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan Kecamatan Soreang Tahun 2019


No Fasilitas Peribadatan Jumlah
1 Masjid 224
2 Musholla 220
3 Gereja Protestan 0
4 Gereja Katholik 0
5 Pura 0
6 Vihara 0
Jumlah 444
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.

3. Fasilitas Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan
dan keterampilan sehingga kualitas sumber daya manusia tergantung dari kualitas
pendidikan. Pendidikan diperlukan dalam proses belajar, terutama dalam
peningkatan kecerdasan penduduk di Kecamatan Soreang. Adapun fasilitas
Pendidikan di Kecamatan Soreang yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019
Sarana Pendidikan Jumlah
Taman Kanak-Kanak (TK) 22
Raudhatul Athfal (RA) 21
Sekolah Dasar 38
Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 9
Madrasah Tsanawiyah (MTs) 7
Sekolah Menengah Atas (SMA) 5
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 5
Madrasah Aliyah (MA) 6
Perguruan Tinggi 1
Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-8

4. Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi merupakan sarana dan prasana yang sangat diperlukan
dalam segala kegiatan, dan salah satunya sebagai alat untuk mempermudah
pergerakan di ruang publik. Kecamatan Soreang ini diperkirakan berjarak 20 km
dari pusat Kota Bandung kea rah selatan. Moda transportasi yang digunakan di
Kecamatan Soreang ini biasanya meliputi kendaraan pada umumnya, seperti motor
dan mobil. Ada juga becak dan delman, namun tidak terlalu banyak. Untuk
kendaraan umum lainnya seperti angkutan umum (angkot). Angkutan umum ini
merupakan salah satu moda transportasi yang tersebar cukup mereka di semua desa
di Kecamatan Soreang. Beberapa rute angkutan umum yang terdapat di Kecamatan
Soreang adalah sebagai berikut:
1. Trayek Soreang – Bandung
2. Trayek Soreang – Ciwidey
3. Trayek Soreang – banjaran
4. Trayek Soreang – Baleendah
5. Trayek Soreang – Margaasih
Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang
Jenis Transportasi Jumlah
Sepeda 1795
Dokar/Delman 850
Grobak/Cikar -
Becak 85
Kendaraan Roda Tiga -
Sepeda Motor 3210
Mobil Dinas 26
Mobil Pribadi 957
Truk 95
Bus Umum -
Bus Kota -
Angkutan Umum 223
Sumber : Data Monografi Kecamatan Soreang.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-9

5. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yaitu segala sarana dan prasana alat atau tempat untuk
menunjang dan digunakan sebagai pelayanan Kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Adapun fasilitas Kesehatan yang tersedia di Kecamatan Soreang adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang 2019
Fasilitas Kesehatan Jumlah
Rumah Sakit Umum 1
Rumah Sakit Bersalin 3
Poliklinik 12
Puskesmas 2
Puskesmas Pembantu 2
Apotek 19
Klinik 12
Posyandu 167
Polindes 3
Total 221
Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.

6. Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Fasilitas perdagangan dan jasa merupakan wadah untuk meningkatkan taraf
perekonomian di Kecamatan Soreang. Kegiatan perdagangan dan jasa ini salah satu
bentuk pemenuhan kebutuahn masyarakat sekitar dengan skala pelayanan regional
dan lokal. Fasilitasnya berupa tempat pemasaran perdagangan dan jasa seperti pasar
tradisional, minimarket, restoran, pertokoan, dan hotel.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


II-10

Adapun rincian jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan


Soreang yang tercatat dalam data badan pusat statistik adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jenis Fasilitas Unit Total Seluruh Desa
Pasar Tradisional 1
Pertokoan 17
Minimarket 26
Hotel 6
Jumlah 50
Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


BAB III
STUDI KEBUTUHAN AIR

3.1 Periode Perencanaan Pelayanan


Periode perencanaan pada intinya didasarkan pada jangka waktu
berfungsinya suatu unit instalasi pengolahan dengan baik. Hal ini perlu
dilakukan atas beberapa pertimbangan berikut:
1. Besaran kebutuhan Air Bersih masyarakat suatu daerah yang
berubah sesuai dengan bertambahnya jumlah penduduk, maupun
tingkat kesejahteraan.
2. Kemampuan sosial ekonomi penduduk menjadi pertimbangan
karena sangat mempengaruhi besarnya kebutuhan Air Bersih.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonominya maka kebutuhan Air
Bersih pun meningkat pula. Selain itu dengan tingginya tingkat
sosial ekonomi maka kemampuan penduduk untuk membayar
retribusi sangat besar, hal ini memungkinkan untuk membuat
pentahapan periode perencanaan yang lebih pendek.
3. Kecepatan perkembangan fasilitas pendukung akan mempengaruhi
kebutuhan air. Dengan semakin meningkatnya perkembangan
fasilitas penduduk,maka kebutuhan air pun akan meningkat pula.
4. Kekuatan kontruksi dan perlengkapannya, merupakan aspek
mendasar yang dipertimbangkan dalam menetapkan lamanya
pentahapan periode perencanaan.
Berdasarkan pertumbuhan yang mendorong adanya peningkatan
kebutuhan sarana Air Bersih, maka di ajukan suatu masa perencanaan 20
tahun dan itu dibagi di dalam 2 tahap, dimana setiap tahapannya adalah untuk
10 tahun perencanaan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-2

3.2 Daerah Pelayanan


Daerah pelayanan yang direncanakan adalah di Kecamatan
Majalaya. Dalam pelayanan air minum harus diperhatikan kondisi
kependudukan dan pola pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
Kecamatan Soreang dari tahun 2011 sampai tahun 2020 untuk lengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi Penduduk Kecamatan Soreang 10 Tahun 2011-2020
Tahun Penduduk (Yi)
2011 555888
2012 580126
2013 671100
2014 712146
2015 755220
2016 792280
2017 825999
2018 851125
2019 920365
2020 955288
Jumlah 7.619.537
Sumber : Lembar Tugas PAM, 2021.

3.3 Proyeksi Penduduk

Pemilihan metode proyeksi yaitu dengan menggunakan rumus


standar deviasi (SD) dan rumus koefisien kolerasi (r). Penggunaan koefisien
kolerasi dimaksudkan untuk menunjukkan tingginya derajat hubungan antara
dua variabel (x dan y), maka dari itu nilai koefisien kolerasi harus mendekati
1, sedangkan standar deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka
dari itu nilai standar deviasi dipilih nilai yang paling kecil (Yusuf R,2005).

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-3

Metode proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang dihitung


dengan menggunakan 3 metode sebagai bahan perbandingannya. Ketiga
metode tersebut antara lain adalah :
1. Metode Aritmatika
2. Metode Geometri
3. Metode Least Square
3.3.1 Metode Aritmatika
Rumus yang digunakan:
Pn = Pt + (Ka * x)
(𝑃𝑡 − 𝑃𝑜)
𝐾𝑎 =
𝑡
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
x = Selang waktu (tahun dari tahun n – tahun terakhir)
t = Interval waktu tahun data (n-1)
Contoh perhitungan:
Ka = (P2020 – P2011) / (n – 1)
Ka = (67540 – 55265) / (10-1)
Ka = 44377,77778 Jiwa/Tahun
Tabel 3.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmatika
Tahun Penduduk (Yi) Xi XiYi Yi2 Xi2
2011 555888 -9 -5002992 309011468544 81
2012 580126 -8 -4641008 336546175876 64
2013 671100 -7 -4697700 450375210000 49
2014 712146 -6 -4272876 507151925316 36
2015 755220 -5 -3776100 570357248400 25
2016 792280 -4 -3169120 627707598400 16

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-4

Tahun Penduduk (Yi) Xi XiYi Yi2 Xi2


2017 825999 -3 -2477997 682274348001 9
2018 851125 -2 -1702250 724413765625 4
2019 920365 -1 -920365 847071733225 1
2020 955288 0 0 912575162944 0
Jumlah 7.619.537 -45 -30660408 5967484636331 285
Sumber: Perhitungan
Perhitungan Uji Korelasi:
[𝑛 ∗ (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 )] − [(∑ 𝑋𝑖 )]𝑥(∑ 𝑌𝑖 )
𝑟=
√[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥 [𝑛(∑ 𝑌𝑖 2 ) − (∑ 𝑌𝑖 )2 ]
[10 ∗ (2653270)] − [(−45)] ∗ (7.619.537)
𝑟=
√[10(285) − (−45)2 ] ∗ [10(5967484636331) − (7.619.537)2 ]
= 0,993022332

Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode aritmerika:


Pn2020 = 955288 + (Ka*x)
= 955288 + (44377,77778* (-9))
= 955288 Jiwa
Perhitungan standar deviasi metode aritmatika dijelaskan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmetika
Tahun Penduduk (Yi) Xi Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2
2011 555888 -9 555888 0 0
2012 580126 -8 600266 -20140 405610649
2013 671100 -7 644644 26456 699943453
2014 712146 -6 689021 23125 534750208
2015 755220 -5 733399 21821 476151192
2016 792280 -4 777777 14503 210340232
2017 825999 -3 822155 3844 14778899
2018 851125 -2 866532 -15407 237389344
2019 920365 -1 910910 9455 89392823
2020 955288 0 955288 0 0

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-5

Tahun Penduduk (Yi) Xi Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2


Jumlah 7.619.537 -45 7555880 63657 2668356800
Sumber: Perhitungan

Perhitungan standar deviasi:

∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2

2668356800
=√ = 18263,20344
10−2

3.3.2 Metode Geometrik


Rumus yang digunakan:
Pn = Pt (1+R)n
2020
R = ⌊2011⌋(1/t) – 1

Dimana:

Pn = Jumlah penduduk pada n tahun mendatang

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data


Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
n = Jumlah tahun proyeksi
R = Ratio kenaikan penuduk rata-rata pertahun
t = Interval waktu tahun data (n – 1)

2020
R = ⌊2011⌋(1/t) – 1
67540
R = ⌊55265⌋(1/9) – 1

= 0,062007166
Pn = Pt (1+R)n
= 955288 * ( 1+0,062007166)-9
= 555,888 Jiwa
Perhitungan uji korelasi metode geometrik dijelaskan pada Tabel 3.4 berikut ini:

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-6

Tabel 3.4 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik


Tahun Penduduk (Yi) Xi ln Yi Xi.ln Yi Xi2 (ln Yi)2
2011 555888 -9 13,23 -119,05 81 174,99
2012 580126 -8 13,27 -106,17 64 176,12
2013 671100 -7 13,42 -93,92 49 180,01
2014 712146 -6 13,48 -80,86 36 181,60
2015 755220 -5 13,53 -67,67 25 183,19
2016 792280 -4 13,58 -54,33 16 184,49
2017 825999 -3 13,62 -40,87 9 185,62
2018 851125 -2 13,65 -27,31 4 186,44
2019 920365 -1 13,73 -13,73 1 188,58
2020 955288 0 13,77 0 0 189,61
Jumlah 7.619.537 -45 135 -604 285 1831
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan Uji Korelasi:
[𝑛𝑥(∑ 𝑋𝑖. 𝑙𝑛 𝑌)] − [(∑ 𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖)]
𝑟=
√[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥[𝑛(∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖 𝑦 ) − (∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖 )2 ]
[10𝑥(604] − [(−45 𝑥 135]
=
√[10(285) − (−45)2 ]𝑥 [10(1831) − (135)2 ]
= 0,984233158

Perhitungan standar deviasi metode geometrik dapat dilihat pada tabel


berikut:
Tabel 3.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik
Tahun Penduduk (Yi) Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)^2
2011 555888 555888 0 0
2012 580126 590357 -10231 104674165
2013 671100 626963 44137 1948038933
2014 712146 665840 46306 2144279930
2015 755220 707126 48094 2312988793
2016 792280 750973 41307 1706238074

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-7

Tahun Penduduk (Yi) Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)^2


2017 825999 797539 28460 809966188
2018 851125 846992 4133 17079756
2019 920365 899512 20853 434855053
2020 955288 955288 0 0
Jumlah 7.619.537 7396479 223058 9478120891
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi:

∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2

𝟗478120891
=√
10 − 2

= 34420,41707
3.3.3 Metode Least Square
Rumus yang digunakan:
Pn = a +bx
(∑ 𝑌𝑖)𝑥(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑𝑋𝑖)𝑥(𝑌𝑖𝑋𝑖)
a =
(𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2
(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)−(∑𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑌𝑖)
b =
(𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2

Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang
a, b = Konstanta
x = Pertambahan tahun
n = Jumlah data
r = Faktor korelasi
Yi = Jumlah penduduk pada data
Perhitungan uji korelasi metode least square dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square
Tahun Penduduk (Yi) Xi XiYi Xi2 Yi2
2011 555888 -9 -5002992 81 309011468544

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-8

Tahun Penduduk (Yi) Xi XiYi Xi2 Yi2


2012 580126 -7 -4060882 49 336546175876
2013 671100 -5 -3355500 25 450375210000
2014 712146 -3 -2136438 9 507151925316
2015 755220 -1 -755220 1 570357248400
2016 792280 1 792280 1 627707598400
2017 825999 3 2477997 9 682274348001
2018 851125 5 4255625 25 724413765625
2019 920365 7 6442555 49 847071733225
2020 955288 9 8597592 81 912575162944
Jumlah 7619537 0 7255017 330 5967484636331
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan proteksi penduduk metode regresi eksponensial adalah
sebagai berikut:
(∑ 𝑌𝑖 )𝑥 (∑ 𝑋 𝑖 2 ) − (∑𝑋𝑖 )𝑥 (𝑌𝑖𝑋𝑖 )
𝑎=
(𝑛(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2

[(616114)𝑥(330)−(0 𝑥 7255017)]
= = 761953,7
[(10(330)−(02 )]

(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 ) − (∑𝑋𝑖 )𝑥(∑ 𝑌𝑖 )


𝑏=
(𝑛(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2

[10𝑥(238486)−(0) 𝑥 (7619537]
𝑏= 2 = 21984,9
[(10𝑥(330)−(0) ]

[10𝑥 [∑ 𝑋𝑖. 𝑌𝑖 ]] − [(∑ 𝑋 𝑖 )𝑥 (∑ 𝑌𝑖 )]


𝑟=
√[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥[𝑛(∑ 𝑌𝑖 2 ) − (∑ 𝑌 𝑖 )2 ]

[10𝑥 [7255017]] − (0)𝑥(7619537 )


𝑟=
√[10(330) − (0)2 ]𝑥 [10(5967484636331) − (7619537)2 ]
= 0,99302233

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-9

Y2011 = a +bx
= 761953,7 + (722,68*(-9))
= 564089,6 Jiwa
Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square
Tahun Penduduk (Yi) Xi Yn (Yi-Yn)2
2011 555888 -9 564090 67266243
2012 580126 -7 608059 780274836
2013 671100 -5 652029 363695413
2014 712146 -3 695999 260725609
2015 755220 -1 739969 232599101
2016 792280 1 783939 69578954
2017 825999 3 827908 3645808
2018 851125 5 871878 430695310
2019 920365 7 915848 20403289
2020 955288 9 959818 20519088
Jumlah 7619537 0 7619537 2249403651
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi:

∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2

2249403651
𝑆𝑑 = √
10 − 2

= 16768,28722
3.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka
harus dipilih salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan
selanjutnya yaitu untuk menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan
sampai tahun perencanaan.
Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada:
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-10

1. Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 atau mendekati keduanya.


2. Standar deviasi (Sd) harus yang paling kecil. Karena nilai standar
deviasi yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari
proyeksi tidak berbeda jauh dengan data aslinya.
Berikut ini hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dan standar deviasi
dari tiga metode yang digunakan:
Tabel 3.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode
Metode Koefisien Korelasi ( r ) Standar Deviasi ( SD )
Aritmatika 0,9930 18263,2034
Geometri 0,9842 34420,4171
Least Square 0,9930 16768,2872
Sumber: Hasil Perhitungan
Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan di atas, maka metode
proyeksi yang terpilih adalah metode Least Square. Perhitungan proyeksi
penduduk dengan menggunakan metode aritmatik, geometrik dan least
square dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Proyeksi Penduduk


Tahun Aritmatik Geometrik Least Square
2011 555888 555888 564090
2012 600266 590357 608059
2013 644644 626963 652029
2014 689021 665840 695999
2015 733399 707126 739969
2016 777777 750973 783939
2017 822155 797539 827908
2018 866532 846992 871878
2019 910910 899512 915848
2020 955288 955288 959818
2021 999666 1014523 1003788
2022 1044044 1077430 1047757

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-11

Tahun Aritmatik Geometrik Least Square


2023 1088421 1144239 1091727
2024 1132799 1215190 1135697
2025 1177177 1290540 1179667
2026 1221555 1370563 1223637
2027 1265932 1455548 1267606
2028 1310310 1545802 1311576
2029 1354688 1641653 1355546
2030 1399066 1743447 1399516
2031 1443444 1851553 1443486
2032 1487821 1966363 1487455
2033 1532199 2088292 1531425
2034 1576577 2217781 1575395
2035 1620955 2355299 1619365
2036 1665332 2501344 1663335
2037 1709710 2656446 1707304
2038 1754088 2821164 1751274
2039 1798466 2996097 1795244
2040 1842844 3181876 1839214
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.10 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih


Tahun Least Square
2011 564090
2012 608059
2013 652029
2014 695999
2015 739969
2016 783939
2017 827908

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-12

Tahun Least Square


2018 871878
2019 915848
2020 959818
2021 1003788
2022 1047757
2023 1091727
2024 1135697
2025 1179667
2026 1223637
2027 1267606
2028 1311576
2029 1355546
2030 1399516
2031 1443486
2032 1487455
2033 1531425
2034 1575395
2035 1619365
2036 1663335
2037 1707304
2038 1751274
2039 1795244
2040 1839214
Sumber: Hasil Perhitungan

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-13

Proyeksi Penduduk
1030000
830000
Axis Title

630000 ARITMATIK
430000 GEOMETRIK
230000 LEAST SQUARE
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Axis Title

Gambar 3.1 Grafik Proyeksi Penduduk


Sumber: Hasil Perhitungan

Least Square
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800 Least Square
600
400
200
0
2026
2029
2011
2014
2017
2020
2023

2032
2035
2038

Gambar 3.2 Grafik Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih (Least Square)


Sumber: Hasil Perhitungan

3.4 Studi Kebutuhan Air Bersih


3.4.1 Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik
Suatu perencanaan kebutuhan penyediaan air minum suatu kecamatan
dipengaruhi oleh keadaan sosial, ekonomi, potensi daerah, angka kelahiran, angka
kematian, perpindahan penduduk dan perencanaan kota itu sendiri. Sebelum
menghitung kebutuhan air bersih, sebaiknya kita memperhatikan standar
pemakaian air untuk setiap pemakaiannya. Standar kebutuhan air bersih domestik

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-14

dapat dilihat dari tabel berikut:


Tabel 3.11 Standar Kebutuhan Air Domestik
Kegiatan Pemakaian Air Sumber
Rumah Permanen 100-200 l/org/h Plambing (Soufyan dan Morimura )
Rumah Semi Dir.Jend.Cipta Karya Dept PU 1998
60-90 l/org/h
Permanen
Dir.Jend Cipta Karya Dept PU 1998
Rumah Non Permanen 40-60 l/org/h
Sumber: Lembar Tugas PAM 2021.

3.4.2 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik


Di bawah ini adalah standar kebutuhan air bersih fasilitas non domestik.

Tabel 3.12 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik


No Non Rumah Tangga (Fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 15 - 30 liter/hari
2 Rumah Sakit 200 – 400 liter/hari
3 Puskesmas 10 - 20 m3/unit/hari
4 Peribadatan 0,8 - 2 m3/unit/hari
5 Kantor 40 - 80 liter/unit/hari
6 Toko 6 - 12 m3/unit/hari
7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari
8 Hotel/Losmen 100 m3/unit/hari
9 Pasar 6 - 12 m3/unit/hari
10 Industri 2,5 - 5 m3/unit/hari
11 Pelabuhan/Terminal 2- 4,5 m3/unit/hari
12 SPBU 5 - 20 m3/unit/hari
13 Pertamanan 25 m3/unit/hari
Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Perancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum, Dept
PU, 1998.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-15

3.4.3 Faktor Maksimum Harian dan Faktor Maksimum Jam


Faktor maksimum harian merupakan pemakaian satu hari terbanyak rata-
rata pemakaian dalam setahun atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q max/hari = Qr x fd
Dimana:
Qr = debit rata-rata
fd = maksimum perhari
Faktor maksimum perhari biasanya antara (1,1-1,7) dan fd yang biasa
digunakan di Indonesia berkisar antara fd =1,1-1,4 sedangkan untuk di negara
empat musim fd yang digunakan adalah 1,3 – 1,7.
Faktor pemakaian jam terbanyak (maksimal hourly demand) atau
pemakaian jam tertinggi dalam 24 jam. Biasa digunakan fh berkisar 1*{(1,5-3,0)}.
Di Indonesia biasanya antara fh =1,7-3,0 sedangkan untuk negara empat musim
yaitu berkisar antara fh =1,5-2,0.rumus yang digunakan adalah:
𝑄𝑚𝑎𝑥/𝑗𝑎𝑚 = 𝑄𝑟 𝑥 𝑓ℎ
Dimana:

Qr = Debit rata-rata
fh = Pemakaian maksimum perjam

3.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air domestik ditentukan berdasarkan jenis permukiman
penduduk. Adapun jenis permukiman untuk Tahun 2020 adalah rumah
permanen, semi permanen, dan non permanen. Penentuan jenis rumah dan
presentasenya dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut:
Tabel 3.13 Jenis Pemukiman Penduduk Tahun 2020
Jenis Rumah Persentase (%)
Permanen 65
Semi Permanen 21
Non Permanen 14
Sumber :Lembar Tugas PAM 2021.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-16

3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen


Untuk rumah permanent standar air minum yang digunakan adalah 150
l/org/h, dengan persen pelayanan yang terus meningkat setiap 5 tahunnya sebesar
10%.
Contoh perhitungan:
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
Kebutuhan air (2025) = 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(1179667𝑥 63 % 𝑥 65% 𝑥 150 𝑙/𝑜/ℎ )
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 838,669 l/d
Kebutuhan air bersih untuk rumah permanen secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen
Presentase Standar Kebutuhan
Persen
Tahun Populasi Rumah Kebutuhan Total
Pelayanan
Permanen Air (l/dtk)
2020 959817,800000 62 55 150 568,225
2025 1179667 63 65 150 838,669
2030 1399516 64 75 150 1166,263
2035 1619365 65 85 150 1553,297
2040 1839214 66 95 150 2002,061
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air bersih untuk rumah permanen
dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini disebabkan karena jumlah penduduk
dari tahun ke tahun yang semakin meningkat dan persen pelayanannya yang juga
meningkat. Kenaikan ini semakin ditunjang dengan semakin meningkatnya
persentase rumah permanen. Ini menunjukkan bahwa Soreang adalah kecamatan
yang semakin berkembang dalam bidang perekonomian, karena rumah permanen
hanya dimiliki oleh penduduk dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.

3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen


Untuk rumah semi permanen, standar kebutuhan air yang digunakan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-17

adalah 70 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan
standar air minum untuk rumah permanen, dengan pelayanan yang tetap dari
tahun ke tahun.
Contoh perhitungan:
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
Kebutuhan air (2025) = 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(1179667𝑥 21% 𝑥 65% 𝑥 70 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 130,459 l/d
Kebutuhan air bersih untuk rumah semi permanen secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut:
Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen
Presentase Standar Kebutuhan
Persen
Tahun Populasi Rumah Semi Kebutuhan Total
Pelayanan
Permanen Air (l/dtk)
2020 959817,8 20 55 70 85,539
2025 1179666,8 21 65 70 130,460
2030 1399515,8 22 75 70 187,088
2035 1619364,8 23 85 70 256,493
2040 1839213,8 24 95 70 339,744
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah semi
permanent dari tahun ke tahunnya semakin meningkat karena jumlah penduduk di
kota ini pun semakin meningkat begitu juga dengan persen pelayanannya.
Persentase rumah semi permanent setiap 5 tahunnya meningkat 1%, persentasi
jumlah rumah semi permanent yang semakin meningkat ini menunjukkan bahwa
perekonomian di kecamatan ini yang semakin maju.
3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen
Untuk rumah non permanen standar kebutuhan air minum yang digunakan
adalah 50 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan standar
air minum untuk rumah permanen dan rumah semi permanen. Perbedaan standar
air minum ini disebabkan oleh tingkat perekonomian penghuni rumah non

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-18

permanen yang sangat rendah dibandingkan dengan penghuni rumah semi


permanen dan penghuni rumah permanent.
Contoh perhitungan:
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
Kebutuhan air (2025) = 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(∑1179667 𝑥 18% 𝑥 65% 𝑥 50 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 79,8732 l/d
Kebutuhan air bersih untuk rumah non permanen secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut:
Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen
Presentase Standar Kebutuhan
Persen
Tahun Populasi Rumah Non Kebutuhan Total
Pelayanan
Permanen Air (l/dtk)
2020 959817,8 18 55 50 54,990
2025 1179666,8 16 65 50 70,998
2030 1399515,8 14 75 50 85,040
2035 1619364,8 12 85 50 95,588
2040 1839213,8 10 95 50 101,114
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah non
permanen dari tahun ke tahunnya semakin menurun karena persentase rumah non
permanen di kecamatan ini semakin menurun.
3.4.4.4 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik
Dibawah ini merupakan tabel Rekapitulasi Air bersih Domestik yang
terdapat pada Tabel 3.17 berikut:
Tabel 3.17 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Domestik Kecamatan
Soreang
Semi Non Total
Tahun Permanen
Permanen Permanen (l/dtk)
2020 568,225 85,539 54,990 708,754
2025 838,669 130,460 70,998 1040,128

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-19

Semi Non Total


Tahun Permanen
Permanen Permanen (l/dtk)
2030 1166,263 187,088 85,040 1438,391
2035 1553,297 256,493 95,588 1905,378
2040 2002,061 339,744 101,114 2442,919
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air oleh masyarakat
dengan tingkat ekonomi yang tingi akan lebih besar daripada masyarakat
dengan ekonomi rendah. Ini terlihat dari rumah permanen memerlukan
kebutuhan yang lebih besar dibandingkan dengan rumah semi permanen dan
rumah non permanen.
3.4.5 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik dipengaruhi oleh jenis-jenis fasilitas
dan jumlah fasilitas yang ada pada kota tersebut.
3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan
Untuk mengetahui kebutuhan air bersih sarana pendidikan, maka perlu
diketahui persentase jumlah siswa dan guru dalam kota.
Contoh Perhitungan:
Presentase Siswa dan Guru TK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020 ) 𝑥 100%
1289
= (959818) 𝑥 100%

= 0,134 %
Jumlah dan persentase siswa dan guru tahun 2018 lebih jelasnya terdapat
pada Tabel 3.18 berikut:
Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020
Jumlah Siswa
Jenis Fasilitas Total Jumlah % Siswa dan
dan Guru
Pendidikan Siswa dan Guru Guru
(jiwa)
TK 1289 959817,8 0,134
SD 12000 959817,8 1,250

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-20

Jumlah Siswa
Jenis Fasilitas Total Jumlah % Siswa dan
dan Guru
Pendidikan Siswa dan Guru Guru
(jiwa)
SMP 4020 959817,8 0,419
SMA 2971 959817,8 0,310
Sumber : Lembar Tugas PAM 2021.
Persentase jumlah siswa tiap sarana pendidikan diasumsikan tetap sampai
dengan akhir tahun perencanaan.
Contoh perhitungan:
Presentase Siswa dan Guru TK
= 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
= 0,134 % x 1179667
= 1580,7
Berikut di bawah ini adalah tabel jumlah siswa dan guru yang terdapat
pada Tabel 3.19:
Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru
Total
Jumlah Siswa dan
Tahun Fasilitas Siswa dan
Guru
Guru
TK 1289
SD 12000
2020 20280
SMP 4020
SMA 2971
TK 1584
SD 14749
2025 24925
SMP 4941
SMA 3652
TK 1879
SD 17497
2030 29570
SMP 5862
SMA 4332
TK 2175
SD 20246
2035 34216
SMP 6782
SMA 5013
TK 2470
2040 SD 22995 38861
SMP 7703
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-21

Total
Jumlah Siswa dan
Tahun Fasilitas Siswa dan
Guru
Guru
SMA 5693
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana pendidikan.
Kebutuhan air bersih sarana pendidikan tahun 2025
( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
( 24925 𝑥 65%𝑥 10 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1,8751 l/d
Berikut ini merupakan Tabel 3.20 yang menjelaskan kebutuhan air
bersih untuk fasilitas pendidikan.
Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan
Jumlah Siswa dan Pelayanan Std. Keb. Air Kebutuhan
Tahun
Guru (%) (l/org/hr) Air (l/dtk)
2020 20280 55 10 1,291
2025 24925 65 10 1,875
2030 29570 75 10 2,567
2035 34216 85 10 3,366
2040 38861 95 10 4,273
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat kebutuhan air bersih untuk setiap 5 tahunnya
terus meningkat, ini disebabkan karena jumlah siswa yang terus meningkat setiap
5 tahunnya. Begitu pula dengan persen pelayanan yang juga meningkat 10%
setiap 5 tahunnya. Standar kebutuhan air bersih untuk sarana pendidikan adalah 10
L/siswa/hari (Dirjen Cipta Karya, PU, 1998).
3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan
Penduduk Kecamatan Soreang mayoritas beragama Islam. Dalam data
yang didapat Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Soreang hanya ada masjid
dan musholla saja yang mempunya standar air bersih 800 l/unit untuk masjid dan
500 l/unit untuk langar/musholla. (Departemen Pekerjaan Umum, 1996 ). Berikut
di bawah ini adalah tabel fasilitas peribadatan yang terdapat di Kecamatan Soreang
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-22

pada tahun 2020.


Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020
Jumlah Jumlah
Fasilitas
(Unit) (Jiwa)
Masjid 224 -
Surau/Langgar 220 -
Gereja Katolik 4 -
Gereja Protestan 3 -
Vihara 3 -
Pura 2 -
Sumber: Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.
Contoh perhitungan:
Pelayanan Tahun 2020:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020
=( )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2020
959818
=( )
456

Jumlah Sarana Ibadah 2025


Masjid 2025:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑠𝑗𝑖𝑑 2020 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
=( )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐼𝑏𝑎𝑑𝑎ℎ 2020 𝑥 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 2020
224 𝑥 1179666,8
=( )
456 𝑥 2105

= 27,5 Unit -> 28 Unit

Berikut adalah tabel proyeksi fasilitas peribadatan di Kecamatan Soreang.


Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan
Jumlah Fasilitas
Fasilitas
2020 2025 2030 2035 2040
Masjid 224 275 327 378 429
Surau/Langgar 220 270 321 371 422
Gereja Katholik 4 5 6 7 8
Gereja Protestam 3 4 4 5 6
Vihara 3 4 4 5 6
Pura 2 2 3 3 4
Total 456 560 665 769 874
Sumber: Hasil Perhitungan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-23

Dari tabel di atas dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah penduduk di


Kecamatan Soreang, maka bertambah pula secara signifikan jumlah fasilitas
peribadatan masjid dan surau setiap 5 tahunnya. Sedangkan untuk fasilitas
peribdatan lainnya tidak menunjukan adanya perubahan, artinya tidak ada
pembangunan baru untuk jenis peribadatan selain masjid dan surau.
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana peribadatan
Kebutuhan air bersih sarana peribadatan tahun 2025:
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(275 𝑥 65% 𝑥 800 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1,657 l/d
Berikut Tabel 3.23 dan Tabel 3.24 mengenai kebutuah air Masjid dan
Surau di Kecamatan Soreang.
Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid
Jumlah Sarana % Std. Keb. Air Kebutuhan
Tahun
Ibadah (Unit) Pelayanan (l/unit/hr) Air (l/dtk)
2020 224 55 800 1,141
2025 275 65 800 1,657
2030 327 75 800 2,268
2035 378 85 800 2,974
2040 429 95 800 3,776
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.24 Kebutuhan Air Fasilitas Surau/Langgar


Jumlah Sarana % Std. Keb. Air Kebutuhan
Tahun
Ibadah (Unit) Pelayanan (l/unit/hr) Air (l/dtk)
2020 220 55 800 1,12037
2025 270 65 800 1,627357
2030 321 75 800 2,227661
2035 371 85 800 2,921284
2040 422 95 800 3,708224

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-24

Sumber: Hasil Perhitungan.

Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik


std. Keb.
Jumlah Sarana % Kebutuhan
Tahun Air
Ibadah (Unit) Pelayanan Air (l/dtk)
(l/unit/hr)
2020 4 55 300 0,008
2025 5 65 300 0,011
2030 6 75 300 0,015
2035 7 85 300 0,020
2040 8 95 300 0,025
Sumber: Hasil Perhitungan.

Tabel 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan


std. Keb.
Jumlah Sarana % Kebutuhan
Tahun Air
Ibadah (Unit) pelayanan Air (l/dtk)
(l/unit/hr)
2020 3 55 300 0,006
2025 4 65 300 0,008
2030 4 75 300 0,011
2035 5 85 300 0,015
2040 6 95 300 0,019
Sumber: Hasil Perhitungan.

Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara


std. Keb.
Jumlah Sarana % Kebutuhan
Tahun Air
Ibadah (Unit) Pelayanan Air (l/dtk)
(l/unit/hr)
2020 3 55 100 0,002
2025 4 65 100 0,003
2030 4 75 100 0,004
2035 5 85 100 0,005
2040 6 95 100 0,006
Sumber: Hasil Perhitungan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-25

Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura


std. Keb.
Jumlah Sarana % Kebutuhan
Tahun Air
Ibadah (Unit) Pelayanan Air (l/dtk)
(l/unit/hr)
2020 2 55 100 0,001
2025 2 65 100 0,002
2030 3 75 100 0,003
2035 3 85 100 0,003
2040 4 95 100 0,004
Sumber: Hasil Perhitungan.
Tabel 3.29 Rekapitulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan
Gereja Gereja
% Masjid Surau/Langgar Vihara Pura Total
Tahun Katholik Protestan
Pelayanan (l/dtk) (l/dtk) (l/dtk) (l/dtk) (l/dtk)
(l/dtk) (l/dtk)
2020 55 1,141 1,1204 0,008 0,006 0,002 0,001 2,278
2025 65 1,657 1,6274 0,011 0,008 0,003 0,002 3,308
2030 75 2,268 2,2277 0,015 0,011 0,004 0,003 4,529
2035 85 2,974 2,9213 0,020 0,015 0,005 0,003 5,939
2040 95 3,776 3,7082 0,025 0,019 0,006 0,004 7,539
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih setiap 5 tahunnya terus
bertambah, dengan semakin bertambahnya fasilitas peribadatan di Kecamatan
Soreang dan jumlah penduduk.

3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan


Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih total sarana
kesehatan perlu diketahui terlebih dahulu jumlah sarana kesehatan yang ada
pada kota tersebut. Sarana kesehatan yang ada pada Kecamatan Majalaya ini
adalah Rumah Sakit dan Puskesmas seperti yang dijelaskan pada tabel 3.26
berikut ini.
Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-26

Jenis Fasilitas jumlah jumlah


kesehatan (unit) (tt)
Rumah Sakit 4 700
Puskesmas 2 16
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan:
Proyeksi 2025:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
=( ) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020
700
= (959818) 𝑥 1179666,8

= 860,336 tt ≈ 863 tt
Berikut di bawah ini adalah tabel proyeksi fasilitas kesehatan
Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Jenis Fasilitas Jumlah (tt/unit)
Kesehatan 2020 2025 2030 2035 2040
Rumah Sakit 700 860 1021 1181 1341
Puskesmas 2 2 3 3 4
Sumber: Hasil Perhitungan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas kesehatan ini ditentukan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Standar Kebutuhan Air Rumah
Sakit = 200 l/tt/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998 ) dan Puskesmas = 1000
l/unit/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998).
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana kesehatan
Kebutuhan air bersih sarana kesehatan tahun 2025
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(863 𝑥 65% 𝑥 200 𝑙/𝑜/ℎ)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1,298 l/d
Berikut di bawah ini merupakan tabel kebutuhan air fasilitas kesehatan
Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-27

Jumlah Standar Kebutuhan


%
Tahun Tempat Tidur Kebutuhan Total
Pelayanan
(tt) Air (l/tt/h) (l/dtk)
2020 702 55 200 0,894
2025 863 65 200 1,298
2030 1024 75 200 1,777
2035 1184 85 200 2,330
2040 1345 95 200 2,958
Sumber: Hasil Perhitungan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, dengan bertambahnya jumlah tempat
tidur dan persentase pelayanan, maka bertambah pula kebutuhan air bersih pada
fasilitas kesehatan.
3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian
Jumlah fasilitas perindustrian di Kecamatan Soreang akan terus bertambah
hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah
penduduk yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Pada tabel 3.29
tertera fasilitas perindustrian untuk Kecamatan Soreang pada Tahun 2020.
Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang
Jenis Fasilitas Jumlah Jumlah
Perindustrian (Unit) (Ha)
Industri 1356 711,11
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.
Contoh perhitungan:
Proyeksi 2025:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
711,11
= (959818) 𝑥 1179666,8

= 873,992 Ha
Berikut tabel proyeksi luas lahan fasilitas perindustrian:
Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian
Jumlah Hektar (Ha)
Fasilitas
2020 2025 2030 2035 2040

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-28

Perindustrian 711,11 873,992 1036,874 1199,755 1362,637


Sumber: Hasil Perhitungan.
Berdasarkan tabel di atas, luas perindustrian setiap 5 tahunnya naik,
dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan akan industri
juga bertambah.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas perindustrian ini 0,61 l/Ha/dtk (Dirjen
Cipta Karya PU, 1998), dengan contoh perhitungan seperti berikut:
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana perindustrian.
Kebutuhan air bersih sarana perindustrian tahun 2025
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(873,992 𝑥 65% 𝑥 0,61 𝑙/𝐻𝑎/𝑑)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,004 l/d
Berdasarkan standar kebutuhan air minum ini, maka kebutuhan air fasilitas
perindustrian ini dapat dilihat pada Tabel 3.35.
Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian
Std. Keb. Kebutuhan
Jumlah %
Tahun Air Total
Hektar Pelayanan
(l/Ha/dtk) (l/dtk)
2020 711,11 55 0,61 0,003
2025 873,992 65 0,61 0,004
2030 1036,874 75 0,61 0,005
2035 1199,755 85 0,61 0,007
2040 1362,637 95 0,61 0,009
Sumber: Hasil Perhitungan.
Dari Tabel dapat di lihat, dengan bertambahnya jumlah fasilitas
perindustrian di Kecamatan Soreang, maka kebutuhan air bersih juga
meningkat.
3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum
Jumlah fasilitas umum di Kecamatan Soreang akan terus bertambah
hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit
koperasi dan perkantoran yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan.
Fasilitas umum tahun 2020 dijelaskan pada tabel 3.36
Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-29

Jenis Fasilitas Jumlah Jumlah


Umum (Unit) (jiwa)
Koperasi 62 306
Perkantoran 47 1977
Sumber: Hasil Perhitungan.
Contoh perhitungan:
Jumlah Sarana Koperasi 2025:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2020
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
62
= (959818) 𝑥 1179666,8

= 76 Unit
Dari hasil perhitungan didapatkan proyeksi fasilitas umum sebagai berikut:
Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum
Jumlah (unit)
Fasilitas Umum
2020 2025 2030 2035 2040
Koperasi 62 76 90 105 119
Perkantoran 47 58 69 79 90
Sumber: Hasil Perhitungan.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum ini diasumsikan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan contoh
perhitungan sebagai berikut:
Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025.
Kebutuhan air fasilitas umum koperasi tahun 2025
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
=
86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(76 𝑥 65% 𝑥 600 𝑙/𝑑)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,237 l/d

Berikut tabel kebutuhan air di fasilitas umum Kecamatan Soreang:


Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum
Std. Keb. Kebutuhan Total
Jenis Jumlah %
Tahun Air Total Kebutuhan
Fasilitas unit Pelayanan
(l/unit/hr) (l/dtk) Air (l/dtk)
Koperasi 62 0,237
2020 55 600 0,416
Kantor 47 0,180
Koperasi 76 0,344
2025 65 600 0,605
Kantor 58 0,261
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-30

Koperasi 90 0,471
2030 75 600 0,828
Kantor 69 0,357
Koperasi 105 0,617
2035 85 600 1,086
Kantor 79 0,468
Koperasi 119 0,784
2040 95 600 1,378
Kantor 90 0,594
Sumber: Hasil Perhitungan.

Dari tabel dapat dilihat, dengan bertambahnya fasilitas umum seperti


koperasi dan perkantoran, maka semakin bertambah pula kebutuhan air bersihnya,
karena bertambahnya jumlah karyawan pada fasilitas umum tersebut.
3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Soreang terus
bertambah hingga akhir periode perencanaan. Asumsi ini diambil berdasarkan
jumlah unit pasar (Ha), Pertokoan, dan juga restoran. Berikut rincian fasilitas
perdagangan dan jasa pada tabel 3.39.
Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jenis Fasilitas
Jumlah Jumlah
Perdagangan
(unit) (Jiwa)
dan Jasa
Terminal 1
Pasar (Ha) 1
Pertokoan 17
Hotel 3
Bioskop 3 530
Restauran 21 385
Sumber: Hasil Perhitungan.

Contoh perhitungan:
Proyeksi Unit Fasilitas Hotel 2025:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 2020
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
3
= (959818) 𝑥 1179666,8

= 3,68 Unit ≈ 4 Unit


Berikut merupakan proyeksi fasilitas perdagangan dan jasa.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-31

Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Fasilitas Jumlah Fasilitas
Perdagangan
2020 2025 2030 2035 2040
dan Jasa
Terminal 1 1 1 2 2
Pasar (Ha) 1 1,229 1,458 1,687 1,916
Pertokoan 17 21 25 29 33
Hotel 7 4 4 5 6
Bioskop 3 4 4 5 6
Restoran 21 26 31 35 40
Sumber: Hasil Perhitungan.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas perdagangan dan jasa ini yaitu
diperuntuukan pasar (Ha), pertokoan dan juga restoran yang diasumsikan
berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan.
Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025.
Kebutuhan air hotel tahun 2025
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
(4 𝑡𝑡 𝑥 65% 𝑥 150 𝑙/𝑢/𝑑)
= 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,0041609 l/d

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-32

Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Tahun 2020 2025 2030 2035 2040
Ju
Std. % % %
Keb. Air % Jumla % ml Jumla
Pel Jumlah Pel Pel
(l/unit/h Pela h Keb. Pela Jumlah Keb. Keb. ah Keb. h Keb.
Fasilitas aya Fasilita aya aya
yan Fasilit Air yana Fasilitas Air Air Fa Air Fasilit Air
r) na s na na
an as n sili as
n n n
tas
0,0002 0,018 0,02531 0,0331 0,04213
Terminal
2000 1 315 1 4927 1 43 2 964 2 89
Pasar 0,0001 0,013 0,01898 1,6 0,0248 0,03160
(Ha) 1500 1 736 1,229 8695 1,458 58 87 973 1,916 42
Pertokoa 0,0009 0,078 0,10758 0,1410 0,17909
n 500 17 838 21 5939 25 59 29 847 33 04
55 65 75 85 95
0,0001 0,004 0,00569 0,0074 0,00948
Hotel 150 7 215 4 1609 4 57 5 692 6 13
0,0006 0,055 0,07594 0,0995 0,12641
Bioskop 2000 3 944 4 4781 4 30 5 892 6 67
0,0000 0,001 0,00265 0,0034 0,00442
Restoran 10 21 243 26 9417 31 80 35 856 40 46
0,0022 0,172 0,23618 0,3097 0,39315
jumlah 292 5368 27 225 60
Sumber: Hasil Perhitungan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-33

Dari Tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih fasilitas perdagangan
dan jasa setiap 5 tahunnya bertambah sesuai dengan bertambahnya fasilitas yang
ada di Soreang, jumlah penduduk dan persentase pelayanan yang terus meningkat.

3.4.5.7 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik


Kebutuhan air bersih non domestik setiap 5 tahunnya bertambah, hal ini
disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan
Majalaya. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.42
Tabel 3.42 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
Saran
Total
Sarana Sarana Sarana Sarana Saran a
non
Tahun Pendidi Peribad Kesehat Perind a Perda
Domestik
kan atan an ustrian Umum ganga
(l/dtk)
n
2020 1,291 2,278 0,894 0,003 0,416 0,002 4,884
2025 1,875 3,308 1,298 0,004 0,605 0,173 7,263
2030 2,567 4,529 1,777 0,005 0,828 0,236 9,942
2035 3,366 5,939 2,330 0,007 1,086 0,310 13,038
2040 4,273 7,539 2,958 0,009 1,378 0,393 16,550
Sumber: Hasil Perhitungan.
Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih non domestik setiap 5
tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk,
fasilitas yang disediakan dan persentase pelayanan di Kecamatan Soreang.
3.4.6 Perhitungan Total Kebutuhan Air Bersih
Contoh Perhitungan :
➢ Sub Total Keb.Air 2023 = Keb.Domestik 2025 + Keb.Non Domestik 2025
= (1040,128+ 7,263) l/dtk
= 1047,390 l/dtk
➢ Kebutuhan untuk air hidran diasumsikan adalah 10% dari sub total
kebutuhan air.
➢ Kebutuhan hidran 2025 = 10% x Sub Total Keb.Air 2025
= 10% x 1047,390 l/dtk
= 104,739 l/dtk

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-34

➢ Kehilangan Air
Untuk kehilangan air berdasarkan standar PU Cipta Karya, besarnya
kehilangan air adalah (20% - 30%), dan diasumsikan kehilangan air adalah
30%.
Kehilangan air 2025 = 30% x Sub.Total Keb.Air 2023
= 30% x 1046,390 l/dtk
= 314,217 l/dtk
➢ Total Kebutuhan Air Bersih
Total Keb.Air 2025 = Sub.Total Keb.Air 2025 + Keb.Air untuk Hidran
2025 + Kehilangan Air 2025
= 1047,390 l/dtk + 104,739 l/dtk + 314,217 l/dtk
= 1466,347 l/dtk

Berikut ini merupakan Tabel 3.43 kebutuhan total air bersih yang didapat
dari perhitungan.
Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total
Kebutuhan Air Bersih (l/dtk)
Fasilitas
2020 2025 2030 2035 2040
Domestik 708,7543 1040,128 1438,391 1905,378 2442,919
Non Domestik 4,884 7,263 9,942 13,038 16,550
Sub Total 713,638 1047,390 1448,333 1918,415 2459,469
Hidran 71,364 104,739 144,833 191,842 245,947
Kehilangan Air 214,091 314,217 434,500 575,525 737,841
Total 999,093 1466,347 2027,667 2685,782 3443,256
Sumber: Hasil Perhitungan.

3.4.7 Debit Maksimum / Fluktuasi Pemakaian Air Bersih


Untuk debit maksimum hari (Q peak day) nilai fd berkisar antara 1,1-
1,7 sedangkan untuk debit maksimum jam (Q peak hour) nilai fh berkisar antara
1,5- 2.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


III-35

Contoh Perhitungan Untuk Tahun 2023


Q peak day = fd x Q rata – rata
= 1.7 x 1466,347l/dtk
= 1612,981 l/dtk
Q peak hour = fh x Q rata- rata
= 1.5 x 1466,347l 1/dtk
= 2199,520 l/dtk
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka fluktuasi
pemakaian air bersih dapat dilihat pada Tabel 3.44 dibawah ini.
Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Q rata-rata Q peak Q peak hour
Tahun fd fh
(l/dtk) day (l/dtk) (l/dtk)
2020 999,093 1,1 1099,003 1,5 1498,640
2025 1466,347 1,1 1612,981 1,5 2199,520
2030 2027,667 1,1 2230,433 1,5 3041,500
2035 2685,782 1,1 2954,360 1,5 4028,672
2040 3443,256 1,1 3787,582 1,5 5164,884
Sumber: Hasil Perhitungan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


BAB IV
SISTEM TRANSMISI

4.1 Umum
Pengolahan air bersih dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air baku
sehingga aman untuk digunakan sebagai air bersih. Perencanaan unit-unit
perhitungan berdasarkan kriteria desain yang berlaku. Dalam rancangan yang
dibuat harus mendapatkan hasil yang optimal. Secara umum dalam mendesain
sebuah instalasi pengolahan air, diperlukan tahap-tahap :
➢ Karakteristik air baku
➢ Hasil akhir kualitas yang diinginkan
➢ Pengumpulan data sumber air baku yang terpilih yang meliputi debit
air baku, tinggi muka air dan kualitas air baku.
➢ Perencanaan instalasi pengolahan yang meliputi tata letak instalasi,
proses pengolahan, perhitungan dimensi unit unit pengolahan,
kebutuhan peralatan dan dosis bahan kimia yang digunakan.
➢ Perencanaan bangunan penunjang yang terdiri dari perhitungan
dimensi bangunan penunjang dan tata letak bangunan.
Karena penggunaan air bersih yang cukup luas dalam segala segi
kehidupan dan aktivitas manusia, maka sistem penyediaan air bersih untuk
penduduk haruslah memenuhi syarat antara lain :
➢ Aman dari segi kesehatan
➢ Tersedia dalam jumlah yang cukup
➢ Ekonomis
Mengingat adanya syarat-syarat diatas , maka dasarnya ada 3 hal yang
harus diperhatikan untuk dipenuhi oleh suatu sistem penyediaan air minum,
yaitu:
➢ Segi kualitas

IV-1
IV-2

Terpenuhinya syarat-syarat kualitas air yang sesuai dengan standar


yang berlaku dan menjamin bahwa air yang tersedia aman untuk
dikomsumsi penduduk tanpa ada resiko terinfeksi oleh kuman-kuman
penyakit.
➢ Segi kuantitas
Tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat dipergunakan
setiap waktu.
➢ Segi kontinuitas
Terpenuhinya kebutuhan air bersih dengan supply air secara terus
menerus.
Sistem transmisi adalah suatu sistem transportasi air baku atau air
minum dari sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan
kedaerah pelayanan melalui sistem distribusi.
4.1.1 Sistem Transportasi
Alternatif untuk sistem ini adalah open channel (saluran terbuka), pipe
line (perpipaan), atau aquaduct (saluran tertutup), yang pemilihannya didasarkan
atas berbagai pertimbangan teknis dan ekonomis.

1. Open Channel (Saluran Terbuka)


Tekanan air sama dengan tekanan udara terbuka, beberapa hal yang
berkaitan dengan open channel yaitu :
➢ Biasanya digunakan untuk penyaluran air baku, kalau air bakunya
memiliki kandungan suspended yang tinggi, maka perlu dilakukan
pengurasan untuk menghindari terjadinya sedimentasi yang dapat
mengurangi kapasitas.
➢ Biasanya biaya relatif murah, karena hanya memperhitungkan segi
konstruksi saluran, namun biaya investasi umumnya lebih besar
karena perencanaan untuk jangka panjang.
➢ Dimensi saluran bebas, tidak perlu mengikuti dimensi pasaran.
➢ Umumnya digunakan untuk kapasitas besar.
➢ Harus mengikuti HGL, karena pengalirannya dilakukan secara
gravitasi, masalahnya dapat timbul bila permukaan tanah yang
dilewati turun naik.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-3

➢ Kecepatan aimya tergantung pada slope muka tanah.


➢ Kemungkinan kehilangan air lebih besar akibat penguapan,
rembesan ke da1am tanah (infiltrasi) ataupun pengambilan
illegal oleh masyarakat.
➢ Saluran ini sering kali bersilangan dengan berbagai fasilitas
lain misalnya sungai, irigasi, saluran drainase, jalan kereta
api, dll. Sehingga membutuhkan konstruksi khusus.

Gambar 4.1 Saluran Terbuka


Sumber : https://jualbuisbeton.com/saluran-
terbuka/
Diakses : Kamis, 30 Desember 2021, 12:38 WIB
2. Aquaduct (Saluran Tertutup)
Air dialirkan melalui saluran tetutup baik under preasure
(dibawah HGL) maupun pada tekanan udara luas (pada
HGL) ada dua macam aquaduct yaitu cut dan cover dari tunel
beberapa hal tentang aquaduct antara lain:
➢ Biasanya dibuat di tempat (on site construction)
sehingga memungkinkan pemanfaatan material local
dan memperkerjakan penduduk setempat.
➢ Umur konstruksi sangat panjang, hal ini ditentukan
oleh kaitan pengalirannya.
➢ Kehilangan air lebih mudah dibanding umur
konstuksi itu sendiri.
➢ Biaya relatif rendah baik dalam investasi maupun
pemeliharaanya.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-4

➢ Dibuat untuk jangka panjang.


➢ Perletakannya tergantung pada HGL atau profil tanah
yang dilalui.
➢ Adanya masalah bila bersilangannya dengan fasilitas
lain, seperti : jalan raya, rel kereta api, dan lain-lain.

Gambar 4.2 Saluran


Tertutup
Sumber: http://area-
tekniksipil.blogspot.com/2018/09/perbedaan-saluran-
tertutup-danterbuka.html
Diakses: Kamis, 30 Desember 2021, 12:38 WIB

3. Pipe Line (Perpipaan)


Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari
pada tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara lain :
➢ Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah
➢ Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah
➢ Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil
➢ Harga pipa dan perlengkapannya relatife mahal
➢ Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum
Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya
digunakan untuk :
➢ Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke
bangunan pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat
digunakan open chanel atau dapat pula digunakan pipe line.
➢ Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-5

reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah


terjadinya konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line).
4. Pipe Line (Perpipaan)
Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari pada
tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara lain:
➢ Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah
➢ Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah
➢ Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil
➢ Harga pipa dan perlengkapannya relatife mahal
➢ Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum
Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya digunakan
untuk :
➢ Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke bangunan
pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat digunakan open chanel atau
dapat pula digunakan pipe line.
➢ Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum
reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah terjadinya
konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line).

Gambar 4.3 Perpipaan


Sumber: https://www.beritasatu.com/megapolitan/322185/pam-
jayapalyja-selesaikan-relokasi-pipa-primer
Diakses: Kamis, 30 Desember 2021, 13:04 WIB

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-6

4.1.2 Cara Pengangkutan


Terdapat dua alternatif cara pengangkutan yaitu secara gravitasi
atau dengan pemompaan, dari segi ekonomi cara gravitasi merupakan
alternatif yang paling uatama, sedangkan pemompaan hanya digunakan
bila keadaan topografi nya di lapangan benar-benar sudah tidak
memungkinkan sistem gravitasi.
4.1.3 Kapasitas Yang Akan Diangkut
Dalam sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan
bukan saja dari segi kualitas tapi juga segi kuantitas dalam arti, air minum
harus cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen., hal ini yang
mendasari perlunya transmisi. Kualitas air yang diangkut dalam sistem
transmisi ialah sesuai dengan kapasitas hari maksimum (Qmax day)
sehingga pada saat terjadi kebutuhan maksimum sistem transmisi dapat
memenuhinya.
4.1.4 Perletakan dan Penempatan
Dalam masalah perletakan dan penenpatan ini sangat
berpengaruh terhadap bahan, diameter, peralatan dan perlengkapan pada
sistem yang selanjutnya berpengaruh pada masalah biaya yang perlu
diperhatikan adalah :
➢ Kondisi air yang dibawa
➢ Kondisi lingkungan yang dilewati ada tidaknya dampak
bagi sistem transmisi.
➢ Kondisi geologis yang dihadapi dengan prinsip
menghindari medan yang sulit.
➢ Pemilihan jalur transmisi yang paling pendek.
➢ Pemilihan konstuksi yang paling ekonomis dan efisien.
➢ Terletak pada lokasi yang mudah dikontrol misalnya pada
tanah milik umum,dan lain-lain.
➢ Biasanya sedikit mungkin diusahakan menggunakan
perlengkapan pipa sistem.
Perletakan dan peralatan, pemilihan peralatan dan
perlengkapan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-7

diperlukan secara teknis dengan memperhatikan segi ekonomis.

4.2 Bangunan dan Perlengkapan


4.2.1 Bangunan Pada Sistem Transmisi
1. Bangunan penangkap air (Intake)

Intake adalah suatu bangunan yang berguna untuk menyadap air


dari sumbernya. Pada dasarnya intake terdiri kasa atau saringan (Screen)
dimana air baku masih dapat melewatinya. Selanjutnya dengan pipa air
tersebut dapat di tampung di sumur pengumpul. Beberapa kriteria yang
harus diperhatikan adalah:
➢ Ketinggian air, maka iar lebih rendah atau maxsimum sama
dengan ketinggian semula, ketinggian air dipengaruhi oleh
tekanan air dalam baik yang sama dengan tekanan luar, dengan
demikian diharapkan ketinggian muka air maxsimum dalam bak
sama dengan ketinggian air semula.
➢ Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk mencegah masuknya
sinar matahari yang memungkinkan tumbuhan atau
mikroorganisme hidup serta mencegah kontaminasi.
➢ Tanah lokasi intake harus stabil.
➢ Intake dibangun dengan pertimbangan kemungkinan
peningkatan kapasitas air dimasa yang akan datang.
➢ Dibangun sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi terburuk
masih dapat dipakai.

Gambar 4.4 Intake


Sumber: https://tixtaxs.blogspot.com/2015/11/melihat-proses-
pengolahan-air-bersih.html
Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 13:23 WIB

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-8

2. Bak Pelepas Tekan (BPT)


Bak pelepas tekan adalah suatu bangunan yang berfungsi
mengembalikan tekanan ke tekanan atmosfir dengan maksud membatasi
tekanan dalam sistem terbatas sesuai dengan kemampuan pipa penahan
tekanan dalam keadaan diam atau bekerja, dengan demikian pecahnya
pipa karena tekanan dalam sistem berlebihan dapat dihindari.
Bak pelepas tekan penguapan juga terdapat dalam sistem apabila
pipa terletak diatas garis tekan (HGL), sehingga terdapat negative
pressure yang dapat menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan
penempatan BPT maka sistem terbagi menjadi beberpa bagian dimana
masing-masing bagian sepenuhnya berada pada keadaan pas.

Gambar 4.5 Bak Pelepas Tekan

Sumber: http://benkoenairbersih.blogspot.com/2010/04/bak-pelepas-
tekanan.html Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:29 WIB
3. Reservoir
Berdasarkan fungsinya, reservoir dapat dibedakan menjadi
reservoir instalasi dan reservoir distribusi.
➢ Reservoir instalansi merupakan reservoir yang digunakan
sebagai tempat penampungan air yang telah disaring
sambil menunggu untuk dipompakan ke reservoir
pelayanan untuk distribusi, juga sebagai sarana tempat
kontak desinfeksi.
➢ Reservoir pelayanan adalah reservoir yang digunakan
dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-9

pengaliran, mempertahankan tekanan pada saat kebutuhan


jam puncak dan mengatasi keadaan darurat. Secara umum
fungsi reservoir adalah :
➢ Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk
melayani fluktuasi pemakaian per jam.
➢ Cadangan air jika terjadi kerusakan pada sistem
pengolahan, atau pada saat pemeliharaan sistem
pengolahan sehingga air tidak dapat diproduksi.
➢ Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya
pemakai air di daerah distribusi.
➢ Sebagai distributor atau sumber pelayanan.

Gambar 4.6 Reservoir


Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-
barat/pr-01340899/reservoir-air-terbesar-di-
indonesia-segera-berfungsi-tahun-ini
Diakses : Jum’at 30 Desember 2021, 13:36 WIB
4. Jembatan Pipa
Merupakan bagian dari pipa transmisi yang menyebrang
sungai atau saluran sejenis, diatas permukaan tanah/sungai. Pipa
yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan
pipa baja atau DCIP (Ductile Cast Iron). Sebelum bagian pipa
masuk dilengkapi gate valve dan wast out atau blow off.
Dilengkapi dengan air valve yang diletakan pada jarak ¼ bentang
dari masuk jembatan pipa.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-10

Gambar 4.7 Jembatan Pipa


Sumber: https://4.bp.blogspot.com/
Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:41 WIB

4.2.2 Perlengkapan Pada Sistem Transmisi


Berbagai jenis perlengkapan pipa yang ada seperti gate valve,
air valve, check valve, anchor block, bend, reduce atau increaser di pasar
pada percabangan pipa untuk menjaga kerja sistem transmisi dan
memudahkan pengecekan.
1. Gate Valve
Berfungsi sebagai pengatur debit aliran dan memungkinkan
untuk pemeriksaan pemeliharaan serta perbaikan, di pasang pada
percabangan pipa, awal atau akhir saluran dan tiap jarak ± 1
Km.pada pipa.

Gambar 4.8 Gate Valve


Sumber: https://raja-pipa.com/gate-valve/
Diakses: Jum’at, 30 Desember 202, 13:48 WIB

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-11

2. Check Valve
Berfungsi mencegah aliran balik, yang dipasang pada :
➢ Pipa outlet pompa
➢ Tempat-tempat lain dimana diharapkan tidak terjadi aliran balik.

Gambar 4.9 Check Valve


Sumber : https://iqshalahuddin.wordpress.com/2017/07/12/mengenal-valve/
Diakses : Jum’at, 30 Desember 2021, 13:50 WIB
1. Air Valve
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang berakumulasi dalam
pipa dipasang pada tekanan tertinggi dan jaringan pipa.

Gambar 4.10 Air Valve


Sumber:
https://ensiklopedialingkungan.blogspot.com/2016/08/perlengkapan-
pipa-yang-perlu-diketahui.html
Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:56 WIB
2. Blow Off
Berfungsi mengeluarkan sediment atau endapan kotoran yang terjadi
selama pengaliran atau untuk mengeluarkan air dalam keadaan darurat
dipasang pada tempat dengan tekanan terendah dari jaringan pipa.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-12

Gambar 4.11 Blow Off

Sumber: https://www.otosia.com/berita/blow-off-valve-penghasil-suara-khas-turbo.html
Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 14:02 WIB
3. Anchor Block
Berfungsi menahan beban pengaliran yang paling besar,
yang mungkin dapat menyebabkan perubahan bentuk pipa dan
agar sambungan pipa tetap kaku.

Gambar 4.12 Anchor Block

Sumber: https://www.facebook.com/worldconstruction360/photos/thrust-block-anchor-
block-in- pipeline-a-massive-block-of-concrete-built-to-withs/1162096483961508/
Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:05 WIB

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-13

4. Bend
Berfungsi sebagai sambungan pipa untuk belokan.

Gambar 4.13 Bend


Sumber : https://www.fobuma.com/id/mp/wavin-wavin-lite-bend-45-
aksesoris-pipa-pvc/,

Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:10 WIB

1. Reducer atau Increaser


Berfungsi untuk menghubungkan pipa dengan pipa
yang diameternya berbeda.

Gambar 4.14 Reducer atau Increaser


Sumber : https://pipadanfittinghdpe.com/reducer/
Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:16 WIB
4.2.3 Bahan Pipa
Sebagian besar biaya dalam pelaksanaan di alokasikan untuk
perpipaan oleh karena itu ukuran pipa dan jenis-jenis pipa harus

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-14

ditentukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan efisien, jenis-


jenis pipa yang biasa digunakan antara lain:
A. Absestos Coment Pipe (Pipa Asbes)
Keuntungan:
➢ Mudah didapat
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Berat satuan relative lebih ringan bila dibandingkan
dengan pipa lainnya.
➢ Panjang saluran pipa lebih besar (6 M)
Kelemahan:
➢ Mudah retak
➢ Tidak tahan benturan
B. Pipa PVC
Keuntungan:
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Mudah pemasangan dan penyambungan
➢ Kedap air
Kelemahan
➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar
➢ Umumnya hanya berdiameter
C. Pipa Beton
Keuntungan
➢ Cukup kuat menahan gaya luar
➢ Tahan korosi
➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran
➢ Tidak mudah pecah
Kelemahan
➢ Bobotnya cukup berat
D. Pipa Besi
Kentungan
➢ Tahan terhadap getaran-getaran
➢ Kedap air

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-15

➢ Panjang saluran sampai 6 meter


➢ Cukup licin
Kelemahan
➢ Tidak tahan korosi
➢ Harga relative mahal
➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api,
dll)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar
berikutnya.
E. Pipa Tanah Liat
Kentungan
➢ Tahan korosi
F. Pipa PVC
Keuntungan:
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Mudah pemasangan dan penyambungan
➢ Kedap air
Kelemahan
➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar
➢ Umumnya hanya berdiameter
G. Pipa Beton
Keuntungan
➢ Cukup kuat menahan gaya luar
➢ Tahan korosi
➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran
➢ Tidak mudah pecah
Kelemahan
➢ Bobotnya cukup berat
H. Pipa PVC
Keuntungan:
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Mudah pemasangan dan penyambungan

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-16

➢ Kedap air
Kelemahan
➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar
➢ Umumnya hanya berdiameter
I. Pipa Beton
Keuntungan
➢ Cukup kuat menahan gaya luar
➢ Tahan korosi
➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran
➢ Tidak mudah pecah
Kelemahan
➢ Bobotnya cukup berat
J. Pipa Besi
Kentungan
➢ Tahan terhadap getaran-getaran
➢ Kedap air
➢ Panjang saluran sampai 6 meter
➢ Cukup licin
Kelemahan
➢ Tidak tahan korosi
➢ Harga relative mahal
➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api, dll)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar berikutnya.
K. Pipa Tanah Liat
Kentungan
➢ Tahan korosi
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Mudah didapat
➢ Berat datuan ringan
Kelemahan
➢ Harga relative mahal

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-17

L. Pipa Baja
Kentungan
➢ Kedap air
➢ Tahan korosi
➢ Cukup licin
Kelemahan
➢ Harga relatif mahal
M. Fiber Glass
Kentungan
➢ Ringan
➢ Diproduksi di dalam negeri
➢ Tahan korosi
➢ Kedap air
➢ Tahan terhadap gaya luar dan pembebanan
➢ Tipe sambungan yang fleksibel
➢ Panjang satuan mencapai 12 meter
Kelemahan
➢ Harga relatif mahal
Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas
faktor- faktor seperti berikut ini :
➢ Umur
➢ Kapasitas air dapat di alirkan
➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar.
➢ Kemudahan dalam pelaksanaan (pemasangan dan
penyambungan)
➢ Ukuran yang ada di pasaran
➢ Kedap air atau kerapatan tinggi
Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan
atas faktor- faktor seperti berikut ini :
➢ Umur
➢ Kapasitas air dapat di alirkan
➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-18

➢ Kemudahan dalam pelaksanaan (pemasangan dan


penyambungan)
➢ Ukuran yang ada di pasaran
➢ Kedap air atau kerapatan tinggi
➢ Suku cadang dan perlengkapan mudah diperoleh di pasaran.
Perletakan pipa tergantung pada :
➢ Jaringan jalan yang ada
➢ Jenis, kondisi, dan topgrafi tanah yang dilalui
➢ Sistem perpipaan yang lain (air buangan, listrik, telepon, dll)

4.3 Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi


Dalam kriteria perencanaan sistem transmisi ini dapat dilihat
dari beberapa kriteria diantaranya :
1. Saringan Slinder (Filter)

➢ Diletakan ± 0.6-1 m di bawah muka air


2. Pipa saluran air baku
➢ Kecepatan 0.6-1.5 m 3 /detik
➢ Pada saat paling rendah, kecepatan > 0.6 m 3
/detik dan
pada saat tertinggi kecepatan > 1.5 m 3 /detik
3. Sumur Intake

➢ Waktu dimensi 20 menit, tertekan 1 m dari dasar sungai

➢ Dinding sumur tebalnya 20 cm dan kedap air


➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan
pada sumur
4. Pipa hisap
➢ Kecepatan 1-5 m 3 /detik
➢ Perbedaan antara bebas terendah dengan pusat pompa tidak
boleh lebih dari 3.7 m 3 /detik
5. Strainer
➢ Back wash, kecepatan > 3 m 3 /detik
➢ Jumlah back wash sama dengan 1/3 dari aliran dalam

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-19

pompa
6. Saringan bell month
➢ Kecepatan melewati lubang saringan 0.5-0.30 m 3 /detik
➢ Bukan lubang saringan 6-12 m atau ¼”-1/2” diameter
➢ Luas total area saringan biasanya 2 kali area efektif dari
jumlah total area lubang.

4.4 Perencanaan Intake


Adapun tipe intake yang dapat digunakan untuk sumber air
baku yang berasal dari danau adalah intake tower. Dalam
perencanaan instalasi pengolahan air minum dengan sumber air
baku berasal dari Danau Bekas galian Pasir.
Makadirekomendasikan atas beberapa pertimbangan
pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
➢ Dari segi ekonomis, intake ini lebih murah daripada
submerged intake.
➢ Secara teknis, oprasional dan pemeliharaan intake lebih
mudah serta kemungkinan perubahan lingkungan sekitar
danau misalnya pendangkalan danau.
Intake merupakan unit bangunan yang berfungsi untuk
menangkap air dari sumber air baku yang akan diolah dengan debit
yang sesuai dengan perencanaan pengolahan.
Pada perencanaan intake perlu diperhatikan karakteristik
air seperti fluktuasi muka air maksimum dan minimum, materi
tersuspensi dan banyaknya kotoran yang mengapung. Kecepatan
aliran perlu diperhatikan agar tidak terjadi pengendapan pasir.
Kecepatan aliran yang dianjurkan untuk saluran intake adalah 0.6-
1.5 m/dtk dengan waktu tinggal dalam intake 20 menit (Al-
Layla,1978).
Intake (Bangunan Sadap), dapat dibagi menjdi dua yaitu :
➢ Bangunan intake gravitasi
➢ Bangunan Intake

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-20

pompa

Adapun tipe bangunan


intake yaitu
➢ Intake tenggelam

➢ Intake sumur basah, yaitu titik muka air sumuran sama


dengan permukaan badan air yang sadap
➢ Intake sumuran kering yaitu sumur intake tidak berisi air

➢ Reservoir
Sumuran intake diantaranya :
➢ Jumlah sumuran dua
➢ Waktu detensi 20 menit (waktu air ada dalam
sumuran/selang waktu antara partikel air tersebut masuk
keluar lagi)
➢ Tebal dinding 20 cm dan kedap air
➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada
sumur. Pemilihan Lokasi Intake, dapat dilihat dari beberapa
hal diantaranya:
➢ Tersedianya air baku yang cukup kualitasnya
➢ Kuantitas cukup dan mudah diambil (sampai akhir
perencanaan)
➢ Lokasi intake mudah dijangkau
➢ Bila lokasi dekat dengan laut perhatikan instrusi air laut.
Pertumbuhan dalam perencanaan intake, diantaranya :
➢ Faktor keselamatan
➢ Intake mempunyai berat sendiri yang cukup (tidak hanyut)
➢ Pada kanal navigasi (lalu lintas) ada tiang pancang sebagai
proteksi
➢ Dilengkapi dengan saringan benda dan ikan
➢ Posisi inlet dapat menerima dalam kondisi minimum dan
maximum.
Intake adalah bangunan yang berguna untuk menyadap air

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-21

dari sumbernya dimana air baku masih dapat melewatinya.


Sedangkan dengan pipa air tersebut dapat tertampung pada sumber
pengumpul. Beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan:
➢ Hal penting adalah ketinggian muka air dalam bak yang lebih
rendah atau maksimum sama dengan ketinggian muka air
semula. Ketinggian air dalam bak dipengaruhi oleh tekanan
air dengan bak, untuk itu diperlukan vent agar tekanan muka
air maksimum dalam bak sama dengan air semula.
➢ Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk menghindari
masuknya sinar matahari yang memungkinkan tumbuh
kembangnya mikroorganisme hidup serta kontaminasi.
➢ Tanah dilokasi harus stabil

➢ Intake dibangun tegak lurus terhadap aliran air untuk


menghindari masuknya air kedalam bangunan.
➢ Dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan
kapasitas dimasa yang akan datang
➢ Dibangun sedemkian mungkin dalam kondisi terburuk masih
dapat digunakan.

4.5 Perencanaan Jalur Transmisi


Sistem transmisi adalah suatu sistem air baku atau air minum dari
sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan ke daerah pelayanan
melalui sistem distribusi.
Pada sistem penyaluran akan terjadi kehilangan energi (head loss).
Sepanjang pengaliran akibat friksi penampang saluran ataupun akibat pemakaian
perlengkapan pada saluran (pipa). Friksi yang terjadi akibat sifat fisik saluran
dinamakan mayor losses, sedangkan akibat pemakaian perlengkapan saluran
(pipa) dinamakan minor losses, besarnya mayor losses bergantung pada :
➢ Bahan atau jenis pipa

➢ Kecepatan aliran

➢ Dimensi pipa

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-22

➢ Panjang saluran yang ditempuh


Kehilangan energi (minor losses) dipengaruhi oleh kecepatan
aliran dan koefisien yang tergantung jenis peralatan. Perencanaan jalur
transmisi dapat dilihat pada.
4.5.1 Perhitungan Head Losses
Major losses dapat dihitung dengan rumus:
𝑸
HL = (𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝒙 𝑪 𝒙𝑫𝟐.𝟔𝟑)1/0.54 x L. Pipa

Dimana :
HL = Head Loss
C = Koefisien kekasaran pipa menurut Hazen-
Williams Q = Debit aliran (m3/dtk)
D = Diameter
pipa (m) L =
Panjang pipa (m)
Minor Losses dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
𝐾
HL = 𝑉 2/2𝑔

Dimana :
HL= Minor losses
K = Koefisien tekanan hidrolik
V = Kecepatan pengaliran (m/dtk)
Untuk perhitungan awal, kehilangan energi akibat minor losses besarnya
adalah 10% dari mayor losses sehingga dalam penggunaan Hw digunakan panjang
pipa ekivalen yang besarnya adalah Hek = L + 10% L = L + 0.1 L
Perhitungan diameter pipa dilakukan setelah jalur pipa transmisi ditentukan
dan digambarkan profil memanjangnya. Koefisien C = 100 dan untuk H diambil H
yang tersedia. Bila diameter pipa hasil perhitungan sudah didapat, maka perlu
dibuat perhitungan baru dengan menggunakan diameter pipa yang ada di pasaran
dan dari perhitungna didapat kehilangan tekanan dalam sistem transmisi secara
keseluruhan.

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-23

Dalam perhitungan ini, sisa tekan titik distribusi diharapkan sebesar 5 m,


penggunaan BPT dan penempatan alat lainnya merupakan alternatif yang dapat
diterapkan pada sistem, untuk kemudian dicari alternatif penempatan alat yang
terbaik. Tekanan kerja pipa, yaitu tekanan maksimum yang dianjurkan dalam
pengoperasian pipa, ditetapkan sebesar 80 m yang merupakan batas alternatif
penempatan BPT :
➢ Jarak dari rumah pipa
➢ Kemungkinan dari kerusakan oleh benda yang bergerak.

4.5.2 Penentuan Jalur Pipa Alternatif


Dari hasil pemilihan alternatif jalur transmisi, penentuan
berdasarkan kepada hal- hal berikut, diantaranya :
1. Segi ekonomi
Alternatif terbaik dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa
terpendek serta alat yang digunakan untuk jalur transmisi
2. Segi teknis
Alternatif terbaik dapat ditentukan dari dua hal, yaitu minor losses dan
residual head. Minor losses akibat penggunaan peralatan pada pipa
sebaiknya sekecil mungkin. Cara lainnya dengan melihat residual head
tiap alternatif terutama titik distribusi
3. Segi topografi
Keadaan topografi jalur yang menurun dan menanjak mempengaruhi
cara pengalirannya apakah dengan cara gravitasi atau dengan cara
pemompaan, kemudian apakah jalur transmisi tersebut melewati
beberapa hambatan seperti jalan raya, sungai dan lain – lain. Untuk itu
diperlukan gorong gorong atau siphon dan jembatan pipa
Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi
HL
Jalur Segmen EGL HGL
Total
A-1 2,16 767,84 767,55
Alternatif
1 1-2 6,46 749,54 749,15
2-R 7,77 762,23 761,90
B-1 2,41 767,59 764,56
Alternatif
2 1-2 4,43 753,57 753,32
2-R 11,25 744,75 744,46

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-24

HL
Jalur Segmen EGL HGL
Total
C-1 2,21 767,79 767,50
Alternatif
3 1-2 8,36 749,64 749,39
2-R 12,34 737,66 737,37
Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan :
L ek = L + ( 10% L )
= 350 + ( 10% * 350 )
= 385 m
S teori = ΔH / L ek
= 2 / 385
= 0,005

Qmaks hari = 3,78758 m3/dtk


𝑄
D = [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝑠0,54 ]1/2,63
3,78758 m3/dtk
=[ ]1/2,63
0,2785 𝑥 100 𝑥 𝑠0,54

= 1,38 m → 54,29” ≈ 56”


Cek:
D = 56” → 1,422 m
𝑄
S = [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝑠2,63 ]1/0,54
3,78758 m3/dtk
= [0,2785 𝑥 100 𝑥 (1,422)2,63 ]1/0,54

= 0,004
HL Mayor = SAkutual x L.Ekiv
= 0,005 x 330
= 1,72 m
Residual Head (Sisa Tekan)
RH = Head yang tersedia – HL mayor
= ∆H – HL mayor
= 2 – 1,72
= 0,28

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-25

Luas Penampang
A = ¼ x π (DPasaran)2
= ¼ x 3,14 x (1,422)2
= 1,117 m2
𝑄
V =𝐴
3,78758 m3/dtk
= 1,117

= 2,385 m/dtk
𝑣2
HL Minor = Kx 2𝑥𝑔
(1 x 0,25) + (1 𝑥 0,12) + (1 𝑥 0,24) 𝑥 (0,971)^2
= 2 𝑥 9,81
=
0,44
HL Total = Mayor Losses + Minor Losses
= 1,72 m + 0,44 m
=2m

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-26

Tabel 4.2 Penetuan Head Loss


L D
Kontu Panjan A Ekivale D Pasara S HL HL
Segme S
Jalur r g Pipa H n C Teori n Aktua HL RH Nama Alat A v Mino Tota
n teori
(m (inchi l (m/detik r l
(m) (m) ) (m) ) (inchi) (m) (m2) )
756- 10 0,00 0,2 1,11
GV,AV,BO
A-1 754 350 2 385 0 5 54,29 56 0,004 1,72 8 7 2,385 0,44 2
762- 10 0,00 0,0 GV,AV,BO,Ben 1,03
Altern 1-2 756 850 6 935 0 6 51,99 52 0,006 5,99 1 d 45 7 2,766 0,46 6
atif 1 770- 10 0,00 0,9 GV,AV,BO,Ben 1,07
2-R 762 1200 8 1320 0 6 52,60 54 0,005 7,04 6 d 45 7 2,565 0,73 8
14,75 1,2 GV,AV,BO,Ben 3,23
Jumlah
2400 0,016 6 4 d 45 0 7,715 1,67 16
L D
Kontu Panjan A Ekivale D Pasara S HL HL
Segme S
Jalur r g Pipa H n C Teori n Aktua HL RH Nama Alat A v Mino Tota
n teori
(m (inchi l (m/detik r l
(m) (m) ) (m) ) (inchi) (m) (m2) )
754- 10 0,00 0,0 1,11
GV,AV,BO
B-1 752 400 2 440 0 5 55,80 56 0,004 1,97 3 7 2,385 0,44 2
758- 10 0,00 0,2 GV,AV,BO,Ben 1,15
1-2 754 900 4 990 0 4 57,17 58 0,004 3,73 7 d 45 6 2,223 0,70 4
Altern
770- 10 0,00 1,1 GV,AV,BO,Ben 1,11
atif 2
2-R 758 2200 12 2420 0 5 54,82 56 0,004 10,81 9 d 45 7 2,385 0,44 11
GV,AV,BO,Ben
1,4 3,39
d 45
Jumlah 3500 0,013 16,51 9 0 6,993 2,21 19

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-27

L D
Kontu Panjan A Ekivale D Pasara S HL HL
Segme S
Jalur r g Pipa H n C Teori n Aktua HL RH Nama Alat A v Mino Tota
n teori
(m (inchi l (m/detik r l
(m) (m) ) (m) ) (inchi) (m) (m2) )
750- 10 0,00 0,2 1,23
GV,AV,BO
C-1 748 600 2 660 0 3 60,65 62 0,003 1,80 0 6 1,946 0,42 2
758- 10 0,00 0,3 GV,AV,BO,Ben 1,03
Altern 1-2 750 1080 8 1188 0 7 51,48 52 0,006 7,62 8 d 45 7 2,766 0,75 8
atif 3 770- 10 0,00 0,4 GV,AV,BO,Ben 1,15
2-R 758 2800 12 3080 0 4 57,60 58 0,004 11,60 0 d 45 6 2,223 0,74 12
0,9 GV,AV,BO,Ben 3,43
Jumlah
4480 0,013 21 9 d 45 0 6,934 2,19 23
Sumber : Hasil Perhitungan

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-28

4.5.3 Pemilihan Jalur


Pemilihan jalur berdasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu Residual
Head, peralatan dan perlengkapan pipa. Sebisa mungkin peralatan dan
perlengkapan yang digunakan sedikit, kemudian panjang pipa dipilih yang paling
pendek. Selanjutnya berdasarkan operasi dan pemeliharaan.
Dibawah ini adalah tabel yang merupakan perbandingan dari 3 Alternatif
jalur.
Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi
Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif
No Parameter
1 2 3 Terpilih
1 Diameter Pipa 54 56 58 Alternatif 2
2 Panjang Pipa 2400 3500 4480 Alternatif 2

Residual Head
3 1,24 1,49 0,99
(RH) Alternatif 3
4 Kecepatan 7,715 6,993 6,934 Alternatif 3
Peralatan
Gate Valve 1 1 1 Sama
5 Air Valve 1 1 1 Sama
Blow Off 1 1 1 Sama
Bend 45 1 1 1 Sama
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas, maka Alternatif 2 adalah alternatif yang terpilih. Karena
mempunyai diameter pipa yang terkecil dan asesoris kecepatan paling besar.
Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkapan Pipa
No Nama Alat k Sumber
1 Gate Valve 0.25 Mekanika Fluida dan Hidraulika
2 Air Valve 0.12 Water and Wastewater Engineering
3 Bend 90 0.5 Mekanika Fluida dan Hidraulika
4 Bend 45 0.35 Mekanika Fluida dan Hidraulika
5 Blow Off 0.24 Water and Wastewater Engineering

4.4.3 Perhitungan HGL dan EGL


Contoh Perhitungan :
EGL = Elevasi Tertinggi – HL total
= 770 – 754
EGL = 767,84m
HGL = EGL - (V2/2*g)

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-29

= 767,84- (2,385 2/ 2*9.81 )

= 767,55
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL
HL
Jalur Segmen EGL HGL
Total
A-1 2,16 767,84 767,55
Alternatif
1-2 6,46 749,54 749,15
1
2-R 7,77 762,23 761,90
B-1 2,41 767,59 764,56
Alternatif
1-2 4,43 753,57 753,32
2
2-R 11,25 744,75 744,46
C-1 2,21 767,79 767,50
Alternatif
1-2 8,36 749,64 749,39
3
2-R 12,34 737,66 737,37
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.6 Perhitungan EGL Dan HGL Pada Jalur Terpilih (Alternatif 2)
KONTUR EGL HGL
770 768 767
762 750 749
758 738 737
Sumber: Hasil Perhitungan
Setelah dilakukan perhitungan HGL dan EGL pada alternatif terpilih
(alternatif 2), maka dapat diketahui jarak antara HGL dan EGL tidak jauh beda, hal
ini dapat kita lihat dalam bentuk grafik berikut:
Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis

Grafik Hidrolis
780
770
760
Axis Title

750 EGL

740 HGL
730
720
1 2 3
Sumber: Hasil Perhitungan

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-30

Gambar 4.16 Peta Jalur Distribusi


Sumber: EPANET

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


IV-31

Gambar 4.17 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang


Sumber: EPANET

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman


BAB V
PERENCANAAN RESERVOIR
DAN SISTEM DISTRIBUSI

5.1 Perencanaan Reservoir


5.1.1 Kriteria Perencanaan Reservoir
Dalam suatu sistem Penyediaan Air Minum diperlukan adanya suatu
perhitungan reservoir, karena reservoir merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem Penyediaan Air Minum. Reservoir dibutuhkan untuk menampung air
bersih dari sumber melalui sistem perpipaan untuk dialirkan kembali ke daerah
pelayanan.
Instalasi pengolahan air minum memberikan kapasitas berdasarkan
kebutuhan maksimum perhari. Sedangkan sistem distribusi direncanakan pada debit
puncak perjam. Dalam hal ini ada perbedaan yang besar antara kapasitas yang satu
dengan kapasitas yang lainnya. Untuk menyeimbangkan perbedaan tersebut
diperlukan suatu tempat penyimpanan air sementara untuk mengatasi fluktuasi
pengaliran air dari sumber air.
Rancangan reservoir dalam suatu sistem distribusi air minum mengharuskan
dipenuhinya kriteria sebagai berikut :
1. Ambang Batas dan Dasar Bak
a. Diperlukan ambang batas minimum sebesar 30 cm di atas permukaan
tertinggi
b. Dasar bak sebaiknya minimum 15 cm dari muka air yang terendah
c. Kemiringan dasar bak sebaiknya 1/100 – 1/500 ke arah pipa
penggerusan
2. Inlet dan Outlet
a. Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pada pertimbangan
bentuk dan struktur dari reservoir, sehingga tidak ada aliran yang mati
b. Pipa outlet sebaiknya diletakkan minimal 10 cm di atas lantai atau
diletakkan pada muka air yang terendah dan dilengkapi dengan saringan
V-1
V-2

c. Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding dari


reservoir, harusdipastikan dinding tersebut kedap air dan diberi flexible
joint sehingga aliran air akan tetap masuk atau keluar dari saluran pipa
walaupun pada ketinggian air minum
d. Pipa inlet dan Outlet dilengkapi dengan gate valve
3. Ventilasi dan Manhole
a. Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole dan alat ukur
tinggi muka air
b. Ventilasi harus selalu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke dalam
reservoir sesuai dengan volumenya
c. Tinggi ventilasi +50 cm dari bagian dalam, terbuat dari pipa besi
diameter 100 mm dan dipasang pada tempat didekat lubang
pemeriksaan
4. Konstruksi
a. Merupakan bangunan yang terletak di bawah tanah, yang dibuat dari
konstruksi beton bertulang kedap air. Dinding bagian dalam dan lantai
hendaknya di plester halus. Sekat bak penampung terbuat dari
konstruksi beton bertulang dengan permukaan dinding diplester halus,
dengan tebal sekat bak penampung antara 0,15 – 0,25 m
b. Atap bak penampung terbuat dari konstruksi beton dengan permukaan
atasnya dilapisi TAR/Tangki Aliran Rata-Rata (coal TAR) dan
dilengkapi talang air hujan
5.1.1.1 Fungsi Reservoir
Secara umum, fungsi reservoir adalah :
a. Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk melayani fluktuasi
pemakaian perjam
b. Cadangan air jika terjadi kerusakan pada system pengolahan sehingga
air tidak dapat diproduksi
c. Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakai air di
daerah distribusi
d. Sebagai distributor atau sumber pelayanan

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


V-3

5.1.1.2 Lokasi Reservoir


Untuk menentukan lokasi reservoir distribusi harus mempertimbangkan
pula tinggi tekanan yang tersedia atau yang dapat disediakan, sehingga diperoleh
suatu lokasi yang menguntungkan baik secara ekonomis maupun teknis. Tetapi
penempatan yang paling baik adalah pada titik tertinggi di dalam kota. Bentuk
umum yang digunakan ada 2 macam, yaitu :
1. Reservoir bawah tanah ( Ground reservoir )
2. Reservoir dengan elevasi beberapa meter di atas tanah (Elevated reservoir)
Untuk transmisi dengan pemompaan, tekanan maksimum air dalam pipa yaitu
antara 1-8 bar. Untuk beda elevasi lebih besar dari 100 m, air yang di alirkan
sebaiknya ditampung dahulu pada sebuah reservoir buffer agar tidak mengalami
tekanan lebih besar dari 8 bar.
Penempatan di tengah-tengah daerah distribusi hanya dilakukan pada kota yang
permukaan tanahnya relatif datar. Penempatan di daerah distribusi yang paling
tinggi elevasinya, untuk daerah yang mempunyai kemiringan ke arah satu tersebut
sangat ideal jika EGL sejajar dengan muka tanah.
5.1.2 Perhitungan Volume Reservoir
Untuk menghitung kepastian reservoir ini, maka reservoir ditinjau dari
fungsinya sebagai equilizing flow. Reservoir diperlukan untuk menyeimbangkan
fluktuasi permukaan air harian, sehingga kebutuhan maksimum perjam dapat
terpenuhi. Kapasitas reservoir ini dapat ditentukan bila diketahui fluktuasi
pemakaian air harian di kota tersebut.
Supply air diberikan selama 24 Jam
Supply rata – rata tiap jam = 100% * 24 Jam = 4.17 %
Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air
Supply Total Volume
Jumlah Pemakaian Total Reservoir
Waktu Air Per Supply
Jam Per Jam Pemakaian
Jam (%) (%) (+) (-)
24.00 - 05.00 5 4,17 0,75 20,85 3,75 17,10 -
05.00 - 06.00 1 4,17 4 4,17 4 0,17 -
06.00 - 07.00 1 4,17 6 4,17 6 - 1,83
07.00 - 09.00 2 4,17 8 8,34 16 - 7,66
09.00 - 10.00 1 4,17 6 4,17 6 - 1,83
10.00 - 13.00 3 4,17 5 12,51 15 - 2,49

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


V-4

Supply Total Volume


Jumlah Pemakaian Total Reservoir
Waktu Air Per Supply
Jam Per Jam Pemakaian
Jam (%) (%) (+) (-)
13.00 - 17.00 4 4,17 6 16,68 24 - 7,32
17.00 - 18.00 1 4,17 10 4,17 10 - 5,83
18.00 - 20.00 2 4,17 4,5 8,34 9 - 0,66
20.00 - 21.00 1 4,17 3 4,17 3 1,17 -
21.00 - 22.00 1 4,17 2 4 2 2,17 -
22.00 - 24.00 2 4,17 0,75 8,34 1,5 6,84 -
Total 27,45 27,62
Sumber : Hasil Perhitungan
Contoh Perhitungan :
Lamanya Waktu = 24.00 s/d 05.00 = 5 Jam
Diketahui dari survey penelitian terhadap Fluktuasi pemakaian air / jam= 0,75%
Total Supply = Supply perjam x Jumlah Jam = 4.17 x 5 = 20,85 %
Total Pemakaian = Pemakaian Perjam x Jumlah Jam
= 0,75 x 5
= 3,75 %
Selisih antara Volume Reservoir = Total Supply (%)– Total Pemakaian (%)
= 20,85 – 3,75
= (+) 17,1
Selisih antara Volume Reservoir = Total Supply (%)– Total Pemakaian (%)
= 4,17 - 6
= (-) 1,83
Rata – rata Persentase Kapasitas Reservoir = (a +b )/2
= (27,7 + 27,62 )/2
= 27,66 %
Volume Reservoir = 27,66% x Qrata-rata (m3/dtk) x 86400 dtk/hr
= 27,66% x 3,443256 m3/dtk x 86400 dtk/hr
= 8191588,7 m3/hari
= 8191588,7 / 2 reservoir
= 4095794,331 m3

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


V-5

5.1.3 Dimensi Reservoir


Karena digunakan 2 reservoir dengan pertimbangan apabila terjadi
kerusakan pada salah satu reservoir maka reservoir yang satunya masih dapat
bekerja seperti biasa. Diasumsikan kedalaman reservoir adalah 10 m dengan
perbandingan panjang dan lebar 2:1, maka dimensi reservoir dapat dihitung sebagai
berikut :
Volume Reservoir = p x l x t
p:l=2:1
p = 2l
z=pxlxt
z = 2l x l x t
l = (z x t)/2
p x l = (4095794,331) m3 / 10
2l x l = 4095794,331 m3
l 2 = (4095794,331 / 2 ) = 204789,7166
l = 452,5370
p=2xl
p = 2 x 452,537
p = 905,074 m
Jadi : p = 905,074 m
l = 452,5470 m
t = 10 m

5.2 Sistem Distribusi


5.2.1 Penempatan Jalur Perpipaan
Perencanaan penempatan jalur perpipaan yang akan dibuat adalah jalur
perpipaan induk (feeder sistem). Pipa induk ini merupakan pipa distribusi jaringan
terluar yang menghubungkan zona-zona pelayanan, yaitu pelayanan dalam kota
dari reservoir ke seluruh jaringan pipa utama. Pipa induk ini tidak bisa digunakan
untuk melayani tapping ke rumah-rumah.
Pipa yang digunakan untuk sistem distribusi adalah sistem pipa yang
mempunyai ketahanan terhadap tekanan yang tinggi. Penentuan diameternya

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


V-6

dilakukan berdasarkan kebutuhan yang akan dialirkan melalui tapping setiap zone
pelayanan. Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi dibagi menjadi beberapa
cabang (rencana sistem yang digunakan), dimana pada setiap cabang terdapat
beberapa titik sadap, dan pada setiap titik sadap direncanakan akan melayani satu
daerah.
Pendistribusian debit air bersih didaerah pelayanan pada prinsipnya harus
dapat melayani seluruh daerah pelayanan dan besarnya debit pada setiap daerah
pelayanan berbeda-beda tergantung pada beban daerah pelayanan.
Besarnya luas masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terlampir.
Tabel 5.2 Penduduk per Desa dan Luas Wilayah
Luas Wilayah
Wilayah Persentase Wilayah (%)
(km^2)
Sadu 2,44 9,76
Sukajadi 5,42 21,68
Sukanagara 3,82 15,28
Panyirapan 1,53 6,12
Karamatmulya 2,1 8,4
Soreang 2,31 9,24
Pamekaran 1,58 6,32
Parung Serab 1,91 7,64
Sekarwangi 1,91 7,64
Cingcin 1,98 7,92
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka, 2020.

5.2.2 Pembagian Debit Tiap Kecamatan


Contoh Perhitungan :
Desa Sadu
Diketahui : Q peak jam 2040 = 5,164884 m3/dt
Luas Desa = 2,44 Km2
Luas Total Desa = 25 Km2
Maka,
Luas Desa (Km2 )
Debit Air = x Q peak jam 2040
Luas Total Desa (Km2 )
2,44
= x 5,164884= 0.504 m3/detik
25

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


V-7

Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa


Luas
Q peak Jam 2040 Debit
Wilayah Wilayah
(m^3/dt) (m^3/dtk)
(Km^2)
Sadu 2,44 5164,884 5,1649
Sukajadi 5,42 5164,884 5,1649
Sukanagara 3,82 5164,884 5,1649
Panyirapan 1,53 5164,884 5,1649
Karamatmulya 2,1 5164,884 5,1649
Soreang 2,31 5164,884 5,1649
Pamekaran 1,58 5164,884 5,1649
Parung Serab 1,91 5164,884 5,1649
Sekarwangi 1,91 5164,884 5,1649
Cingcin 1,98 5164,884 5,1649
Total 25 51648,841 51648,841
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2.3 Pemilihan Jalur Alternatif
Perhitungan diameter pipa hantar distribusi dilakukan dengan menggunakan
program EPANET. Pemilihan jalur alternatif pada ketiga jalur alternatif dapat
dilihat berdasarkan hasil tabel perhitungan pada EPANET.
5.2.3 Analisa Perhitungan EPANET
Pada ketiga jalur alternatif yang telah dibuat, jalur alternatif kedua yang terpilih
berdasarkan kecepatan dan tekanan yang sesuai dengan standar yang ditentukan.
Yang mempengaruhi kecepatan adalah debit dan luas penampang. Debit yang tinggi
dan diameter yang cukup akan sangat berpengaruh pada kecepatan air ketika
mengalir

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


V-8

Gambar 5.1 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang


Sumber: Epanet

Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman


DAFTAR PUSTAKA

Lembar Tugas Penyediaan Air Minum Tahun Akademik 2021/2022. Program Studi
Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan; Bandung.

Soufyan, Moh. Noerbambang & Takeo Morimura. 1991. Perancangan dan


Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Minum. PT. Pradnya Paramita; Jakarta.

Maesaroh, Pratiwi. 2021. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas
Pasundan; Bandung.

Muslim, Aziz. 2020. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas
Pasundan; Bandung.

Hartadi, Agung. 2020. Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik:
Kabupaten Bandung.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Penyediaan Ai Minum. Jakarta

Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum


Vol.VI. 1998. Dept. PU
LEMBAR ASISTENSI
PENYEDIAAN AIR MINUM
(TL – 504)

Nama : Alfi Rizqiya R

NRP : 193050009

Dosen : Dr. Ir Evi Afiatun, M.T

Asisten : Dimas Taufiqurrahman


Foto

TANGGAL CATATAN PARAF


31/10/2021 Mengerjakan Bab 1
08/11/2021 Mengerjakan Bab 2
24/11/2021 Revisi Bab 1
25/11/2021 ACC Bab 1
30/11/2021 Mengerjakan Excel Bab 3
10/12/2021 Revisi Bab 2
11/12/2021 ACC Bab 2
18/12/2021 Mengerjakan Word Bab 3
29/12/2021 Revisi Bab 3
30/12/2021 ACC Bab 3
05/01/2022 Mengerjakan Bab 4
Mengerjakan Bab 5
12/01/2022 Revisi Bab 4 dan Bab 5
19/01/2021 ACC Bab 4 dan Bab 5
21/01/2021 Draft All
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021/ 2022

PETUNJUK UMUM TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM (P.A.M)

1. Tugas PAM terdiri dari 3 problem set/ 3 bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, yaitu :
a. Studi Kebutuhan Air Minum
b. Perencanaan sistem transmisi
c. Perencanaan sistem distribusi

2. Tugas dapat diambil di masing-masing asisten

3. Pada Bab Pendahuluan sertakan kajian mengenai PP 121 Thn 2015 dan PP 122
Thn 2015

4. Penyelesaian tugas harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
asisten

5. Tugas dinyatakan selesai apabila telah memenuhi segala persyaratan dan telah
disetujui oleh asisten

6. Seluruh tugas disatukan dalam bentuk laporan dan diserahkan paling lambat
pada saat Ujian Akhir dilaksanakan

7. Penampilan Laporan:
a. Laporan ditik rapih dengan MS Word
b. Gambar dikerjakan dengan menggunakan program Auto Cad atau Corel
Draw.
c. Cover Laporan berwarna biru dan dicantumkan Judul Tugas, Nama, NRP
serta Tahun pembuatan

8. Tugas dengan nilai >60 merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah
PAM dan berpengaruh pada nilai akhir (25-30%)

Bandung, Oktober 2021

Koordinator Tugas P.A.M


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021 / 2022

Tugas I
Studi Kebutuhan Air Minum

I. PENUGASAN

Berdasarkan data-data fiktif suatu kota yang diberikan, saudara diminta untuk
melakukan :
1. Proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan menggunakan 3
metode yang dianggap cocok digunakan untuk wilayah perencanaan. (Asisten
yang menentukan metode)
2. Studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan
pola kebiasaan masyarakat dan kemungkinan perkembangan di masa
mendatang. Gunakan standar kebutuhan air minum yang terbaru.
3. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan
keadaan sosial, ekonomi dan perkembangan kota di masa mendatang
4. Proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan
5. Perkiraan fluktuasi pemakaian air pada akhir periode perencanaan meliputi
pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak

II. PETUNJUK PENGERJAAN

1. Dalam menentukan pemilihan salah satu metode proyeksi penduduk diperlukan


suatu alasan yang kuat dari segi matematis, potensi daerah, perpindahan
penduduk maupun perkembangan karena kelahiran dan kematian (dapat
digunakan asumsi sendiri bila perlu)
2. Besarnya kebutuhan air untuk masing-masing jenis pemakaian dapat diperoleh
dari referensi terbaru yang sesuai dengan kondisi negara kita
3. Dalam menentukan tahap pelayanan air minum harus diperhatikan
kemungkinan perkembangan kota pada masa mendatang
4. Peningkatan kebutuhan air minum harus memperhatikan kesanggupan
masyarakat setempat dalam segi ekonomis
5. Untuk menentukan fluktuasi pemakaian air dapat dilakukan studi literatur dan
dilakukan berbagai pertimbangan yang dianggap perlu
6. Sumber literatur yang digunakan harus dicantumkan dalam laporan dan
dimasukkan dalam daftar pustaka.
7. Periode perencanaan selama 20 tahun dibagi dalam 2 tahap, dimana setiap
tahapnya adalah untuk 10 tahun perencanaan
III. DATA-DATA PERENCANAAN

Tabel 1 : data penduduk 10 tahun terakhir (pilih 1 tabel untuk 1 kelompok)


Tahun Jml penduduk Tahun Jml Penduduk
(jiwa) (Jiwa)
2011 555.888 2016 792.280
2012 ……………….. 2017 ………………..
2013 671.100 2018 851.125
2014 ………………. 2019 ………………..
2015 755.220 2020 955.288

Tahun Jml penduduk Tahun Jml Penduduk


(jiwa) (Jiwa)
2011 425.444 2016 733.400
2012 ……………….. 2017 ………………..
2013 565.123 2018 812.333
2014 ………………. 2019 ………………..
2015 672.276 2020 892.320

Tahun Jml penduduk Tahun Jml Penduduk


(jiwa) (Jiwa)
2011 512.512 2016 772.280
2012 ……………….. 2017 ………………..
2013 633.454 2018 831.122
2014 ………………. 2019 ………………..
2015 702.123 2020 899.990

Tahun Jml penduduk Tahun Jml Penduduk


(jiwa) (Jiwa)
2011 522.333 2016 792.220
2012 ……………….. 2017 ………………..
2013 632.100 2018 866.123
2014 ………………. 2019 ………………..
2015 712.666 2020 966.288

Tabel 2 : Jenis pemukiman penduduk tahun 2020


Jenis Rumah Persentase (%)
Permanen ………………………
Semi Permanen ………………………
Non Permanen ………………………
Catatan : data yang kosong diisi oleh masing-masing Asisten

(Tugas I diselesaikan dalam 2 minggu)


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021/ 2022

TUGAS II
SISTEM TRANSMISI

Tujuan :

Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan sistem transmisi air minum,
disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan
ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan

Lingkup Tugas :

Lingkup tugas ini meliputi :


1. Penentuan garis besar sistem pipa transmisi
2. Penentuan dimensi pipa
3. Penentuan bangunan-bangunan pelengkap
4. Penentuan konstruksi dan bahan pipa yang digunakan

Spesifikasi Laporan dan Gambar

Tabel, diagram dan nomogram yang digunakan dalam perhitungan harus dilampirkan
dalam laporan

A. Isi Laporan
Laporan sekurang-kurangnya meliputi :
a. Kriteria perencanaan
b. Perhitungan Hidrolika perpipaan
c. Perhitungan bangunan pelengkap
d. Uraian mengenai perlengkapan pipa transmisi yang dipakai disertai
dengan alasan pemilihannya
B. Gambar Perencanaan
Gambar perencanaan dibuat pada kertas kalkir yang meliputi :
a. Profil memanjang jalur pipa transmisi (dipilih paling kritis)
b. Bangunan pelengkap
c. Isometri reservoir
MATERI TUGAS

Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa transmisi saudara diminta untuk membuat
perencanaan sistem transmisi dari sumber menuju reservoar. Sumber merupakan
sebuah hulu sungai, dengan elevasi yang berbeda setiap peserta tugas (ditentukan
asisten)

Untuk tujuan perencanaan ini saudara diminta untuk membuat :


1. Lokasi intake

2. Rencana jalur pipa transmisi :


Rencana ini harus dibuat dalam 3 alternatif disertai alasan untuk setiap alternatif
yang diajukan

3. Kriteria perencanaan terhadap :


a. Bahan pipa
b. Perhitungan hidrolik perpipaan

4. Penentuan dan perhitungan intake, reservoir serta bangunan pelengkap yang


digunakan seperti :
a. Bangunan Pelepas tekan (BPT)
b. Rumah Pompa
c. Syphon
d. Valve, dll

5. Gambar-gambar pada kertas kalkir


Profil memanjang jalur pipa transmisi alternatif terpilih dalam kondisi paling
kritis. Potongan memanjang skala horizontal 1 : 2000 dan skala vertikal 1 : 100

Gambar harus meliputi informasi-informasi seperti :


a. Profil hidrolis (ketinggian air dalam pipa)
b. Nomor patok
c. Jarak
d. Jumlah jarak
e. Tinggi muka tanah
f. Tinggi pipa
g. Dimensi pipa
h. Fasilitas lain yang terdapat pada ruas tersebut

6. Gambar pada kertas kalkir ukuran A3 : Intake, reservoir dan bangunan


pelengkap lainnya dalam skala 1 : 20

(Tugas II diselesaikan dalam 3 minggu)


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021 / 2022

TUGAS III

SISTEM DISTRIBUSI

Tujuan :

Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan system distribusi air minum,
disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan
ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.

Lingkup Tugas :

Lingkup tugas ini meliputi :


1. Penentuan garis besar sistem pipa distribusi
2, Penentuan dimensi pipa
3. Penentuan bangunan-bangunan pelengkap
4. Penentuan konstruksi dan bahan pipa yang digunakan

MATERI TUGAS

Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa distribusi saudara diminta untuk membuat
perencanaan sistem distribusi dari reservoir menuju daerah pelayanan.

Untuk tujuan perencanaan ini saudara diminta untuk memuat :

1. Rencana jalur pipa distribusi :


Rencana ini harus dibuat dalam 2 alternatif disertai alasan untuk setiap alternatif
yang diajukan

2. Kriteria perencanaan terhadap :


a. Bahan pipa
b. Perhitungan hidrolik perpipaan
Perhitungan Pencarian dimensi pipa menggunakan PROGRAM EPANET

(Tugas III diselesaikan dalam 3 minggu)

Anda mungkin juga menyukai