Anda di halaman 1dari 16

Executive Summary

Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

TA 2020

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Jl. Prabu Gajah Agung No.9, Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat 45621
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

I. PENDAHULUAN
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak
sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah.
Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan
kesejahteraan masyarakat, diharapkan dengan ketersediaan air minum
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan dapat
mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat
terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena
itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu
kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum bagian keempat Landasan Penyelenggaraan SPAM, pasal 5,
disebutkan bahwa landasan penyelenggaraan SPAM terdiri dari
penyusunan Kebijakan dan Strategi SPAM dan Rencana Induk Gambar 2.1. Peta Administratif Kabupaten Sumedang

Pengembangan SPAM dimana disebutkan bahwa pengembangan


SPAM disusun berdasarkan Kebijakan dan Strategi SPAM dan Rencana II. WILAYAH STUDI
Induk SPAM yang telah ditetapkan.
Secara geografis, Kabupaten Sumedang terletak pada posisi
Meningkatnya perkembangan kegiatan sosial dan ekonomi di wilayah
060 34’ 46,18” - 7° 00' 56,25" Lintang Selatan dan 1070 01’
administratif Kabupaten Sumedang menjadikan aspek prasarana dan
45,63” - 108° 12' 59,04" Bujur Timur. Sedangkan secara
sarana (infrastructure) wilayah merupakan hal yang sangat penting,
administratif, batas-batas wilayah Kabupaten Sumedang
mengingat suatu wilayah tidak akan berkembang, bila tidak didukung
meliputi:
dengan sistem prasarana dan sarana yang memadai.
Menilik dari permasalahan tumpang tindihnya program • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

pengembangan sarana dan prasarana air minum menyebabkan • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan
ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum kurang Kabupaten Bandung;
maksimal sehingga dapat memberikan implikasi penyelenggaraan
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Majalengka
SPAM yang berbeda untuk masing-masing wilayah. Untuk itu
dan Kabupaten Tasikmalaya; dan
dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin
ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung
kondisi di daerah. dan Kabupaten Subang.
Dengan telah disusunnya Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Lingkup ruang mencakup wilayah Kabupaten Sumedang
di tahun 2015 serta adanya perubahan-perubahan pola ruang akibat
dengan batas berdasarkan aspek administratif dan fungsional
adanya beberapa pembangunan lingkup nasional, serta adanya revisi
yang meliputi wilayah daratan dengan luas kurang lebih
Perda No 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
155.872 (seratus lima puluh lima ribu delapan ratus tujuh
Kabupaten Sumedang Tahun 2011 – 2031 menjadi Perda No. 4 Tahun
puluh dua) hektar meliputi 26 Kecamatan yang terdiri dari
2018 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang
270 Desa dan 7 Kelurahan.
Tahun 2018 – 2038, maka sudah selayaknya Kabupaten Sumedang
mereview Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum serta adanya Penduduk Kabupaten Sumedang berdasarkan proyeksi

arahan dari tim penilai RISPAM Kementrian PUPR dan Inspektorat penduduk tahun 2019 sebanyak 1.152.400 jiwa yang terdiri

Kabupaten Sumedang untuk adanya revisi RISPAM. atas 573.199 jiwa penduduk laki-laki dan 579.201 jiwa
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah
penduduk tahun 2010 hasil Sensus Penduduk (SP2010),
penduduk Sumedang mengalami pertumbuhan sebesar 4,614
persen.

Executive Summary 2
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

III. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING


3.1. CAPAIAN AKSES AMAN AIR BERSIH
Pada Tahun 2015, cakupan pelayanan air bersih dengan sistem jaringan Tabel 3.1 Cakupan Akses Aman Air MInum
perpipaan baik dari PDAM Tirta Medal, PAMSIMAS, maupun DAK baru
dapat melayani penduduk sebesar 19,43% atau ± 230.887 jiwa.
Sedangkan pada tahun 2019 cakupan pelayanan air bersih dengan
sistem jaringan perpipaan ini sudah mengalami peningkatan yaitu
mencapai 28,24% atau ± 344.495 jiwa. Tetapi peningkatan pelayanan
air bersih ini dirasa masih belum optimal, karena dalam mengelola
SPAM, penyelenggara harus berdasarkan pada prinsip Good Corporate
Governance, memenuhi standar Pelayanan Minimum, persyaratan
kualitas air minum sesuai peraturan Menteri Kesehatan yang berlaku
dan memberikan pelayanan secara penuh 24 jam per hari kepada
pelanggan.

Sumber: Analisis Konsultan, 2020

Gambar 3.1 Cakupan Pelayanan Akses Air Minum Tahun 2019

3.2. PERUMDAM TIRTA MEDAL KABUPATEN


SUMEDANG
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Medal
Sumedang merupakan sebuah perusahaan daerah yang
bergerak dalam pengelolaan, produksi dan penyaluran air
minum kepada masyarakat yang menjadi pelanggannya.
Hingga tahun 2019, tingkat pelayanan PDAM Tirta Medal
ini mengalami pengingkatan yaitu melayani 18 Kecamatan
(13 Cabang Pelayanan dan 2 Unit Pelayanan) yang ada di
Kabupaten Sumedang dengan jumlah penduduk terlayani
sebesar 11,57% saja (± 141.146 jiwa) dengan jumlah
sambungan langganan mencapai 35.464 SL dengan tingkat
kehilangan air sebesar 27,11%.
SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Medal ini dibagi
menjadi Jaringan Perpipaan (JP) Ibukota Kabupaten/Kota
dalam hal ini Cabang Sumedang Utara dan Cabang
Sumedang Selatan, serta melayani 13 Cabang lainnya yang
merupakan JP Ibukota Kecamatan. Dengan jumlah
kecamatan terlayani sebanyak 18 Kecamatan

Gambar 3.2. Daerah Pelayanan Eksisting PERUMDAM Tirta Medal

Executive Summary 3
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

3.2.1. Wilayah Pelayanan


Dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan penyediaan air minum di Kabupaten Sumedang, PDAM Sumedang
melakukan pembagian sistem Zona Pelayanan menjadi 4 (empat) zona wilayah yang mencakup pelayanan di Kabupaten Sumedang. Hal
ini dilakukan sebagai upaya peningkatan pelayanan penyediaan air minum yang sampai saat ini terkendala oleh ketersediaan sumber
air baku, pendanaan, ketersediaan infrastruktur dan penyelenggaraan pengelolaan air minum yang belum optimal.
Adapun pembagian zona wilayah pelayanan di pdam Sumedang adalah sebagai berikut:
• Wilayah 1 , meliputi PDAM Cabang Pamulihan, Cabang Tanjungsari, Cabang Jatinangor dan Cabang Cimanggung.
• Wilayah 2, meliputi PDAM Cabang Sumedang Utara, Cabang Sumedang Selatan, Cabang Cimalaka dan Unit Pelayanan tanjungkerta.
• Wilayah 3, meliputi PDAM Cabang Paseh, Cabang Tomo dan cabang Ujungjaya.
• Wilayah 4 , meliputi PDAM Cabang Situraja, Cabang Cisitu, Unit Pelayanan Daremaraja dan Cabang Wado.

3.2.2. Produksi dan Distribusi


PERUMDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang pada saat ini telah melakukan kegiatan operasi produksi dan distribusi air ke pelanggan
dengan besaran kapasitas produksi sebesar 359,19 liter/detik dari kapasitas terpasang sebesar 811,5 liter/detik, air terdistribusi sebesar
242,35 liter/detik, dengan jam operasi mencapai 22 jam/hari. Angka kehilangan air pada saat ini adalah sebesar 27,11%.

Tabel 3.2. Produksi, Distribusi, dan Kehilangan Air PERUMDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang

Sumber: Tirta Medal, 2020

MA Cipanteuneun Intake Cileuleuy DW Nagrak


Gambar 3.3. Dokumentasi Unit Air Baku PERUMDAM Tirta Medal

Executive Summary 4
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

3.3. SPAM NON PDAM

3.3.1. SPAM JARINGAN PERPIPAAN


SPAM Lembaga Pengelola Non-PDAM di
Kabupaten Sumedang adalah pada umumnya
adalah SPAM perdesaan dengan progam
pelayanan berbasis masyarakat atau lebih
dikenal dengan nama Penyediaan Air Minum
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Program
SPAM Jaringan Perpipaan perdesaan yang
dilayani oleh PAMSIMAS dan DAK +APB
tersebar di 182 (seratus delapan puluh dua)
kecamatan.

Cakupan Pelayanan

Pada tahun 2019, jumlah penduduk yang telah


terlayani jaringan perpipaan Lembaga non
PDAM baik dari PAMSIMAS maupun DAK
adalah sebanyak 203.349 jiwa. Dimana cakupan
pelayanan PAMSIMAS Kabupaten Sumedang
mencapai 11,40% dan DAK mencapai 5,28%.

Gambar 3.4. Daerah Cakupan Pelayanan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

3.3.2. SPAM BUKAN JARINGAN PERPIPAAN


Kelompok masyarakat yang belum terjangkau pelayanan air minumnya oleh jaringan perpipaan baik oleh PDAM Tirta Medal maupun
PAMSIMAS serta DAK dan APB memanfaatkan sumber-sumber air yang penyalurannya dilakukan menggunakan sistem bukan jaringan
perpipaan seperti, sumur gali, sumur bor, ataupun sumur pompa. Pelayanan air bersih bjp ini umumnya dilakukan oleh masyarakat
sendiri (pengelolaanya secara mandiri).
Tabel 3.3. Kondisi SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

Sumber: Dinas Kesehatan, 2020

Executive Summary 5
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

V. ISU DAN PERMASALAHAN

Tabel 4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk Kab. Sumedang 2020 - 2040


VI. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

4.1. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK


Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk
itu diperlukan proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Dalam
merencanakan pelayanan air minum harus diperhatikan kondisi
kependudukan dan pola pertumbuhan.
Dalam kajian ini perhitungan proyeksi jumlah penduduk didasarkan
pada data dasar jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk
setiap kecamatan di masing-masing kabupaten dan kota dari data
kependudukan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Data yang tersedia di BPS adalah data dari tahun 2010 hingga 2019
dengan didasarkan kepada laju pertumbuhan penduduk menurut
hasil kajian dari data statistik dari Kecamatan Dalam Angka.
Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumedang pada tahun
2020 hingga tahun 2040 menggunakan perhitungan dengan metode
geometrik

Gambar 4.1. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk Kab. Sumedang 2020 - 2040

Executive Summary 6
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VI. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR


4.1. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Proyeksi kebutuhan air minum di Kabupaten Sumedang Tabel 5.1. Skenario capaian pelayanan air minum Kabupaten
diperkirakan dengan menggunakan parameter analisis: Sumedang Tahun 2020 – 2040
• tingkat pelayanan eksisting
• tingkat kebutuhan air yang diperoleh dari hasil analisis
pemakaian air pelanggan
• penurunan kehilangan air eksisting pelayanan
Proyeksi kebutuhan air juga didasari oleh beberapa asumsi yang
diambil dari kriteria dan standar kebutuhan air dalam SK-SNI air
minum. Dimana analisa dan perhitungan proyeksi penduduk serta
proyeksi kebutuhan air adalah dasar penyusunan pengembangan Sumber: Analisis Konsultan, 2020
SPAM untuk jangka panjang yang disusun dengan pendekatan dan
asumsi-asumsi sebagai berikut: Tabel 5.2. Proyeksi Kebutuhan Air Kab. Sumedang 2020 - 2040
• Jangka waktu perencanaan adalah 20 tahun sesuai dengan PP
27 Tahun 2016 untuk Kota Sedang (15-20 tahun)
• Tingkat pertumbuhan rata-rata penduduk dihitung berdasarkan
data empiris selama 10 tahun (2010-2019)
• Cakupan pelayanan ditingkatkan berdasarkan SDG’s, dengan
skenario pencapaian pelayanan disesuaikan dengan Peraturan
Bupati Sumedang No 102 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan
Startegi Daerah Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Dimana sasaran pengembangan SPAM untuk keseluruhan
(perkotaan dan pedesaan) dilayani oleh SPAM dengan jaringan
perpipaan (JP), bukan jaringan perpipaan terlindungi (BJPT),
dan bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi (BJPTT), sebagai
berikut:
1. Cakupan pelayanan awal digunakan data eksisting, yaitu
cakupan pelayanan dengan sistem JP sebesar 28,24%,
sistem BJPT sebesar 41,65% dan sistem BJPTT sebesar
28,24%.
2. Peningkatan cakupan pelayanan melalui sistem perpipaan
(JP) sebesar 56,36% pada tahun 2025, dan selanjutnya
diupayakan meningkaya setiap tahunnya hingga mencapai
80% pada tahun 2040.
3. Penurunan cakupan pelayanan untuk sistem bukan
jaringan perpipaan terlindungi (BJPT) sebesar 37,36% pada
tahun 2025, dan selanjutnya diupayakan terus menurun
setiap tahunnya hingga mencapai 20% pada tahun 2040.
4. Penurunan cakupan pelayanan untuk sistem bukan
jaringan perpipaan tidak terlindungi (BJPTT) sebesar 6,27%
pada tahun 2025, dan selanjutnya diupayakan terus
menurun setiap tahunnya hingga mencapai 0% pada tahun
Sumber: Analisis Konsultan, 2020
2040.

Gambar 5.1. Grafik Proyeksi Kebutuhan Air Kab. Sumedang 2020 - 2040

Executive Summary 7
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VI. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

4.2. KEBUTUHAN AIR KAWASAN KHUSUS


4.2.1. KPI BUAH DUA
Berdasarkan studi kajian Perencanaan Kawasan Industri Buahdua
Kabupaten Sumedang, tujuan perencanaan kawasan peruntukan
industri Buahdua Kabupaten Sumedang yaitu “Mewujudkan Desa
Ciawitali (Buahdua) Sebagai Kawasan Peruntukan Industri Berbasis
Agribisnis untuk menunjang Pertanian, Pariwisata, dan Olah Raga
Yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan”.
Berdasarkan kajian, kebutuhan air yang diperlukan untuk KPI
Buahdua sebesar 1.422,69 Liter/detik.
Gambar 5.2. Rencana Zona Kawasan Peruntukan Industri Buahdua

Tabel 5.3. Kebutuhan Air KPI Ujungjaya - Tomo


4.2.2. KPI UJUNGJAYA - TOMO
Tingkat konsumsi air rata-rata non domestik yang digunakan pada
kajian ini sebesar 0,55 liter/detik/ha. Hal ini sejalan dengan kriteria
perencanaan kebutuhan air minum non domestik berdasarkan
pelayanan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000, dimana 1 ha.
Kawasan Peruntukan Industri membutuhkan air bersih sebanyak 0,2
– 0,8 liter/detik. Selain itu juga sejalan dengan Permenperin No. 40
Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pembangunan, 1 ha Kawasan
Peruntukan Industri membutuhkan air bersih sebanyak 0,55 – 0,75
liter/detik.
Maka berdasarkan kajian ini, kebutuhan air yang diperlukan untuk
KPI Ujungjaya – Tomo sebesar 838,60 Liter/detik.

Sumber: Perencanaan Kawasan Peruntukan Industri Ujungjaya, 2019

Tabel 5.4. Kebutuhan Air KEK Jatigede


4.2.3. KEK JATIGEDE
Tingkat konsumsi air rata-rata non domestik untuk Kawasan
Pariwisata digunakan 0,2 liter/detik/ha. Hal ini sejalan dengan
kriteria perencanaan kebutuhan air minum non domestik
berdasarkan pelayanan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 2000,
dimana 1 ha Kawasan Peruntukan Pariwisata membutuhkan air
bersih sebanyak 0,1 – 0,3 liter/detik.
Sehingga kebutuhan air untuk non domestik yang diperlukan untuk
KEK Jatigede sebesar 535,96 Liter/detik.

Sumber: Analisa Konsultan, 2020

Executive Summary 8
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VI. POTENSI AIR BAKU


Potensi Air Baku untuk pengembangan SPAM
kabupaten Sumedang terdiri dari
a) Cekungan Air Tanah (CAT) – Air Tanah
b) Mata Air
c) Air Permukaan

6.1. POTENSI AIR PERMUKAAN


Kabupaten Sumedang memiliki banyak sungai dan anak
sungai yang masuk kedalam Wilayah Sungai Cimanuk
dan Citarum.
 Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, terdiri dari
DAS Cimanuk (Sub-DAS Cimanuk 38 sungai, Sub-DAS
Cipeles 85 sungai, Sub-DAS Cipelang 9 sungai, Sub-
DAS Cilutung 5 sungai, DAS Cipanas 4 Sungai).
Gambar 6.1. DAS di Kabupaten Sumedang
 Wilayah Sungai Citarum dan DAS Citarum (Sub-DAS
Citarik 18 sungai dan DAS Cipunagara Sub-DAS
Tabel 6.1. Program Pengembangan Infastruktur SDA
Cikandung 50 sungai)
Kap.
Volume
No Nama Tampungan Air Pengambilan
(juta m3)
Air baku (ltr/dtk)
1 Waduk Jatigede 979 3500
6.2. POTENSI AIR TANAH 2 Waduk Cipanas 210 850
Kabupaten Sumedang juga memiliki banyak mata air 3 Bendungan Cipanas Saat 1 50
4 Waduk Sadawarna 44 1500
yang tersebar di seluruh wilayah administratif
5 Bendung Ujungjaya - 50
Kabupaten Sumedang, dari kajian dan identifikasi yang 6 Bendung Rengrang - 100
7 Bendungan Kadumalik 1500
telah dilakukan terdapat Total 381 Mata Air yang
8 Waduk Cipasang - 100
tersebar di 26 Kecamatan. 9 Waduk Cigondok - 380
10 Waduk Citarik - 100
11 Bendungan Pasir Kuda 300
12 Situ Lembang - -
13 Situ Pangeran - -
14 Situ Cilembang - -
Total > 1234 8430
Sumber: BBWS Cimanuk Cisanggarung, 2020
Tabel 6.2. Potensi Mata Air di Kabupaten Sumedang

Gambar 6.2. Sebaran Mata Air di Kabupaten Sumedang

Sumber: RISPAM, 2015

Executive Summary 9
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VII. PRA DESAIN DAN PENGEMBANGAN SPAM


7.1. PENGEMBANGAN WILAYAH/ DAERAH PELAYANAN (ZONASI)
Secara lebih spesifik penentuan daerah pelayanan (zonasi) dalam Rencana Induk SPAM Kabupaten Sumedang didasarkan kepada
kedekatan wilayah, kesamaan sumber air baku, kemungkinan perkembangan infrastruktur, serta pembagian zona wilayah yang dilakukan
oleh PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang, dimana pada sistem pengembangannya tidak harus terintergrasi (bisa berdiri masing-
masing kecamatan). Berdasarkan pendekatan tersebut maka daerah pelayanan untuk pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang dibagi
menjadi 4 (empat) sistem wilayah pelayanan, yaitu:

• SPAM Wilayah Pelayanan 1, terdiri dari : • SPAM Wilayah Pelayanan 3, terdiri dari :
– Kecamatan Jatinangor – Kecamatan Paseh
– Kecamatan Cimanggung – Kecamatan Tomo
– Kecamatan Tanjungsari – Kecamatan Ujungjaya
– Kecamatan Sukasari – Kecamatan Conggeang
– Kecamatan Pamulihan – Kecamatan Buahdua
– Kecamatan Rancakalong – Kecamatan Surian
• SPAM Wilayah Pelayanan 2, terdiri dari; • SPAM Wilayah Pelayanan 4, terdiri dari;
– Kecamatan Sumedang Selatan – Kecamatan Situraja
– Kecamatan Sumedang Utara – Kecamatan Cisitu
– Kecamatan Cimalaka – Kecamatan Darmaraja
– Kecamatan Cisarua – Kecamatan Wado
– Kecamatan Tanjungkerta – Kecamatan Jatinunggal
– Kecamatan Tanjungmedar – Kecamatan Jatigede
– Kecamatan Ganeas – Kecamatan Cibugel

Gambar 7.1 Peta Pengembangan Wilayah/Daerah Pelayanan (Zonasi) SPAM Kabupaten Sumedang Tahun 2020 – 2040

Executive Summary 10
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VII. PRA DESAIN DAN PENGEMBANGAN SPAM


7.2. RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Rencanan pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang dilakukan berdasarkan ketersediaan sumber air baku yang ada di wilayah
adaministratif Kabupaten Sumedang serta sinergitas dengan rencana SPAM Regional Cirebon Raya dan SPAM Regional Metro Bandung
yang telah dicanangkan oleh pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

7.3. TINGKAT PELAYANAN SPAM


Dalam menentukan tingkat pelayanan untuk SPAM Kabupaten Sumedang, digunakan pendekatan sebagai berikut :

a. Tingkat pelayanan di tahun awal proyeksi merupakan tingkat pelayanan eksisting yang dihitung berdasarkan rasio
jumlah sambungan terhadap jumlah penduduk di wilayah pelayanan.
b. Mengacu kepada Lampiran Permen PU No.13/2013 tentang KSNP-SPAM dan Permen PU No.27 Tahun 2016 yang
tertuang dalam lampiran kebijakan dan strategi pengembangan SPAM dimana target pemerintah terhadap
pelayanan air minum dalam rangka mengatasi krisis air, yaitu:
 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2015 sebesar 68,87% dengan proporsi untuk perkotaan sebesar
75,29% dan perdesaan sebesar 65,81%;
 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2020 sebesar 85% dengan proporsi untuk perkotaan sebesar 95% dan
perdesaan sebesar 75%;
 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2025 sebesar 100% dengan proporsi untuk perkotaan sebesar 100%
dan perdesaan sebesar 100%.
a. Mengacu kepada Peraturan Bupati Sumedang No. 102 Tahun 2017, tentang Kebijakan dan Strategi Daerah
Pengembangan SPAM dimana skenario pemerintah terhadap pencapaian pelayanan air minum dalam rangka
mengatasi krisis air, yaitu:
 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2025 sebesar 100% dengan proporsi untuk jaringan
perpipaan sebesar 56,36% dan bukan jaringan perpipaan terlindungi sebesar 37,36%, serta bukan
jaringan perpipaan tidak terlindugi sebesar 6,27%.
 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2040 sebesar 100% dengan proporsi untuk jaringan
perpipaan sebesar 80% dan bukan jaringan perpipaan terlindungi sebesar 20%, serta bukan jaringan
perpipaan tidak terlindugi sebesar 0%.
b. Daerah pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang terdiri dari wilayah administratif Kabupaten Sumedang,
dimana wilayah pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang hampir sebagian besar wilayah administratifnya
merupakan perkotaan sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten Sumedang Tahun 2018 -2038, maka diasumsikan
bahwa target pelayanan hingga akhir periode perencanaan rencana induk selama 20 tahun ke depan adalah
cakupan pelayanan air minum dengan jenis pelayanan sistem perpipaan.

Executive Summary 11
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VII. PRA DESAIN DAN PENGEMBANGAN SPAM


7.4. RENCANA PENTAHAPAN PENYELENGGARAAN SPAM
Sesuai dengan kriteria teknis yang tertuang dalam Permen PU No.27 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan SPAM, maka
pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang disusun untuk periode desain 20 tahun, yaitu tahun 2020 - 2040. Perencanaan akan
dibagi dalam 4 (empat) tahap perencanaan, serta setiap tahap dapat dibagi dalam beberapa fase disesuaikan dengan kondisi yang
ada.
Program Pentahapan serta target pelayanan pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut:
• Tahap I atau disebut Tahap Jangka Pendek (2020 – 2025), target pelayanan dengan adanya SPAM Kabupaten Sumedang
adalah sebesar 56,36% dari kondisi eksisting 28,24% (riil 2019).
• Tahap II, III dan IV, merupakan Program Jangka Menengah dan Panjang, target pelayanan menjadi 100% terlayani air minum
perpipan sesuai dengan perhitungan kebutuhan air di daerah pelayanan Kabupaten Sumedang dengan total kebutuhan
mencapai sebesar 2.510 l/det hingga akhir tahun 2040. Dimana 384 l/det merupakan kapasitas produksi eksisting dan 569
l/det merupakan optimalisasi kapasitas eksisting serta realisasi SPAM Kabupaten Sumedang yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan ketersediaan air baku adalah sebesar 1.615 l/det, sehingga target pelayanan yang dapat dicapai diproyeksikan
sebesar 80% dari cakupan wilayah pelayanan SPAM Kabupaten Sumedang dengan total kapasitas pengembangan SPAM
Kabupaten Sumedang secara total menjadi 2.568 l/detik.

3.000 KAP. 2568


L/DET

KAP. 2228 L/DET


2.568

2.500
2.510
2.228 2.412
KAP. 1868 L/DET 2.316
2.222
2.000 2.131
1.868 2.041
KAP. 1483 L/DET 1.954
1.869
dalam L/DET

1.786
1.483 1.706
1.500 1.627
1.550
1.476
1.403
1.333
1.264 KEBUTUHAN RATA-RATA
(L/DET)
1.000 1.129 953
1.000
876
758 OPTIMALISASI SITEM
645 EKSISTING
500
384

-
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040

SISTEM SPAM KABUPATEN SUMEDANG


TAHUN 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
TAHAP EKSISTING JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4
JUMLAH PENDUDUK (JIWA) 1.225.991 1.232.210 1.238.467 1.244.770 1.251.117 1.257.502 1.263.935 1.270.409 1.276.927 1.283.493 1.290.101 1.296.755 1.303.452 1.310.198 1.316.989 1.323.830 1.330.714 1.337.644 1.344.627 1.351.655 1.358.734
JUMLAH PENDUDUK DILAYANI (%) 32,9% 37,6% 42,3% 47,0% 51,7% 56,4% 57,9% 59,5% 61,1% 62,7% 64,2% 65,8% 67,4% 69,0% 70,5% 72,1% 73,7% 75,3% 76,8% 78,4% 80,0%
JUMLAH PENDUDUK DILAYANI (JIWA) 403.694 463.488 523.881 584.882 646.497 708.728 732.273 756.046 780.049 804.288 828.761 853.472 878.422 903.617 929.057 954.746 980.683 1.006.871 1.033.319 1.060.022 1.086.987
KEBUTUHAN AIR MINUM (L/DET) 645 758 876 1.000 1.129 1.264 1.333 1.403 1.476 1.550 1.627 1.706 1.786 1.869 1.954 2.041 2.131 2.222 2.316 2.412 2.510
953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953 953
KAPASITAS SISTEM (L/DET) 384 1.483 1.483 1.483 1.483 1.483 1.868 1.868 1.868 1.868 1.868 2.228 2.228 2.228 2.228 2.228 2.568 2.568 2.568 2.568 2.568
OPTIMALISASI SISTEM (L/DET) 569
PENAMBAHAN KAPASITAS (L/DET) - 530 385 360 340
- WP 1 (ZONA 1) 140 120 165 180
- WP 2 (ZONA 2) 115 125 110 100
- WP 3 (ZONA 3) 75 60 20 -
- WP 4 (ZONA 4) 200 80 65 60
JUMLAH SAMBUNGAN (SR) - 15.058 30.116 45.174 60.232 75.290 90.348 96.350 102.352 108.354 114.356 120.358 126.657 132.956 139.255 145.554 151.853 158.465 165.077 171.689 178.301
PENAMBAHAN SAMBUNGAN (SR) - 15058 15058 15058 15058 15058 15.058 6.002 6.002 6.002 6.002 6.002 6.299 6.299 6.299 6.299 6.299 6.612 6.612 6.612 6.612

Gambar 7.2 Grafik Pentahapan Peningkatan Kapasitas Sistem Rencana Induk SPAM Kabupaten Sumedang Tahun 2020 – 2040

Executive Summary 12
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

VIII. ANALISIS KEUANGAN

8.1. KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI


Kebutuhan investasi direncanakan sebesar total Rp. 1.696.351.969.891,- (terbilang sebesar satu trilyun enam ratus Sembilan puluh enam
milyar tiga ratus lima puluh satu juta Sembilan ratus enam puluh sembilan ribu delapan ratus sembilan puluh satu rupiah), berlangsung
pada interval tahun 2020 s.d. 2040 (20 tahun) terdiri atas empat tahap investasi yaitu Tahap I diskenariokan pada interval 2021 s.d. 2025,
Tahap II diskenariokan pada interval 2026 s.d. 2030, Tahap III diskenariokan pada interval 2031 s.d. 2035 dan Tahap IV diskenariokan
pada interval 2036 s.d. 2040.
Tabel 8.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pengembangan RISPAM
Sumedang Tahap I s.d. IV Tahun 2020 s.d. 2040 – angka dalam ribuan rupiah
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO. URAIAN KEGIATAN 2021-2025 2026-2030 2031-2035 2036-2040 TOTAL
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
1 PRA-OPERASI 22.075.000 11.800.000 11.675.000 9.775.000 55.325.000
2 UNIT AIR BAKU + TRANSMISI 101.197.714 58.000.000 51.625.000 48.000.000 258.822.714
3 UNIT PRODUKSI 193.616.756 97.500.000 79.500.000 72.000.000 442.616.756
4 UNIT DISTRIBUSI 327.670.000 105.332.500 111.755.000 117.705.000 662.462.500
5 UNIT PELAYANAN 135.525.000 44.580.000 47.257.500 49.762.500 277.125.000

TOTAL 780.084.470 317.212.500 301.812.500 297.242.500 1.696.351.970


Sumber: Analisa Konsultan, 2020

8.2. SUMBER PENDANAAN


Struktur alokasi biaya investasi yang direncanakan terbagi atas lima bagian utama, yakni biaya Pra-Operasi, Pembangunan Unit Air Baku +
Transmisi, Pembangunan Unit Produksi, Pembangunan Unit Distribusi dan Pembangunan Unit Pelayanan.

Skenario pembiayaan investasi sepenuhnya bersumber dari dana equity dari pemerintah, di mana dari sumber APBN dialokasikan untuk
Pembangunan Unit Air Baku + Transmisi (dari APBN-SDA) dan Pembangunan Unit Produksi (APBN-CK). Untuk pemenuhan biaya Pra-
Operasi dan biaya pembebasan lahan, diskenariokan bersumber dari APBD-II. Adapun untuk Pembangunan Unit Distribusi dan
Pembangunan Unit Pelayanan diskenariokan bersumber dari APBD-I / APBD-II.

8.3. ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN

Tabel 8.2. Rekapitulasi Analisis Sensitivitas Kabupaten Sumedang Tahun 2020 s.d. 2040

BATAS ATAS PARAMETER KELAYAKAN INVESTASI


SKENARIO SENSITIVITAS
(BAWAH) NPV IRR BCR PAYBACK PERIOD
1 Terjadi penurunan nilai Total Pendapatan Operasi 37,33% 52.843.098 10,68% 1,22 11,5 TAHUN
2 Terjadi kenaikan total OPEX 53,44% 84.286.735 10,68% 1,08 9,4 TAHUN

3 Skenario 1 dan 2 terjadi bersamaan - 19,81% (19,81%) 229.971.672 10,69% 1,13 11,2 TAHUN

Sumber: Analisa Konsultan, 2020

Hasil analisis kelayakan keuangan pengembangan SPAM Kabupaten Sumedang Tahun 2020 – 2040 :

• Skenario 1: Batas penurunan nilai Total Pendapatan Operasi terendah sehingga proyek ini masih layak untuk dilaksanakan
apabila terjadi penurunan maksimum sebesar 37,33% dari proyeksi awal
• Skenario 2: Batas kenaikan total OPEX tertinggi sehingga proyek ini masih layak untuk dilaksanakan apabila terjadi kenaikan
biaya maksimum sebesar 53,44% dari proyeksi awal
• Skenario 3: Dalam situasi terjadi penurunan nilai Total Pendapatan Operasi dan secara bersamaan terjadi kenaikan total OPEX,
maka proyek ini masih dinilai layak untuk dilaksanakan apabila volume penjualan turun sebesar 19,81% dari skenario awal dan
total OPEX membengkak sebesar 19,81% dari skenario awal.
• Meskipun demikian, dari aspek jangka waktu pengembalian investasi, ketiga skenario alternatif di atas masih memiliki nilai
kompetitif karena seluruhnya masih memberikan payback period antara 9,4 s.d. 11,5 tahun atau di bawah 20 tahun (kurang
dari rentang proyeksi umur ekonomis proyek).

Executive Summary 13
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

IX. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN


Berdasarkan Pasal 42, ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum dan
kondisi eksisting Bentuk Badan Pengelola /Penyelenggara SPAM di Kabupaten Sumedang dalam jangka waktu Rencana Induk ini akan tetap
dilaksanakan oleh:
I. BUMD PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal Kabupaten Sumedang merupakan badan usaha milik daerah yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal Kabupaten
Sumedang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal Kabupaten Sumedang. berdasarkan Perda
tersebut Tujuan pendirian PDAM yaitu: terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau, tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dengan PDAM, tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan
pelayanan air minum.
II. Non BUMD yang terdiri dari :
1. SPAM Pedesaan baik yang di Kelola oleh Pengurus SPAMDES maupun yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
SPAM Pedesaan merupakan penyediaan air komunal pada masyarakat perdesaan baik dengan inisiatif masyarakat maupun
maupun bekerjasama dengan pemerintah/pihak lain yang dikelola oleh Pemerintah Desa maupun oleh BUMDES, di Kabupaten
Sumedang terdapat beberapa SPAM Pedesaan/BUMDES yang sampai saat ini secara konsisten menyelenggarakan pelayanan
SPAM di wilayahnya diantaranya di SPAM Desa Citimun Kecamatan Cimalaka
2. SPAM Kelompok Masyarakat (POKMAS) baik yang berasal dari Program Pamsimas (Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air
Minum dan Sanitasi/KP-SPAMS) Maupun dari Program DAK/APBD.
Kelompok masyarakat (POKMAS) adalah kumpulan, himpunan atau paguyuban yang dibentuk masyarakat di Kelurahan/Desa
sebagai partisipasi masyarakat dalam Penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Penyelenggaraan SPAM oleh
Kelompok Masyarakat dilakukan untuk memberikan Pelayanan Air Minum kepada masyarakat yang berada di luar jangkauan
pelayanan BUMD untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal air minum sehari-hari bagi kebutuhan sendiri dan dikelola secara
mandiri dan gotong royong. Penyelenggaraan SPAM oleh Kelompok Masyarakat dapat merupakan inisiatif masyarakat sendiri atau
inisiatif pemerintah.
Di Kabupaten Sumedang terdapat 182 (seratus delapan puluh dua) SPAM Pokmas baik yang berasal dari Program Pamsimas
(Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum dan Sanitasi/KP-SPAMS) Maupun dari Program DAK/APBD yang sampai saat ini
membantu melakukan pelayanan air minum dan Pemerintah dalam peningkatan cakupan pelayanan SPAM di hampir semua
wilayah pedesaan di Kabupaten Sumedang.
3. SPAM Rintisan dari Anggota Masyarakat (berbentuk badan usaha / berbentuk usaha individual)
Keberadaan SPAM Rintisan dari Anggota Masyarakat (berbentuk badan usaha / berbentuk usaha individual) merupakan refleksi
dari keterbatasan cakupan pelayanan dari BUMD SPAM (PDAM Tirta Medal) dan /atau SPAM Pedesaan/Pokmas. Kegiatan SPAM
Rintisan dari Anggota Masyarakat dilakukan oleh mereka yang mempunyai lahan yang tempat sumber air, baik berupa mata air
ataupun sumur bor dengan kapasitas yang melebihi kebutuhan domestiknya. sehingga kelebihannya dimanfaatkan untuk
melayani tetangga sekitarnya yang membutuhkan air dengan tarif yang ditentukan. SPAM Rintisan ini terdapat dibeberapa lokasi
di Kecamatan Jatinangor.
SPAM Rintisan dari Anggota Masyarakat (berbentuk badan usaha / berbentuk usaha individual) memerlukan pembinaan dan
pegawasan khususnya dalam hal perizinan Penyelenggaraan SPAM untuk kebutuhan sendiri, tarif air minum, dan pengawasan
kualitas yang disalurkan kepada Masyarakat,hal tersebut terutama karena SPAM seperti ini hampir tidak/kurang melibatkan
masyarakat pelanggannya dalam hal pengelolaan dan penentuan tarifnya Pembinaan Pengawasan terhadap SPAM Rintisan dari
Anggota Masyarakat (berbentuk badan usaha / berbentuk usaha individual) dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Penyelenggaran SPAM untuk Memenuhi
Kebutuhan Sendiri oleh Badan Usaha, Peraturan ini untuk mengatur penyelenggaraan SPAM tertentu seperti kawasan
perumahan, kawasan ekonomi maupun industri.

Executive Summary 14
Reviu RISPAM Kabupaten Sumedang

Tabel 9.1 Peta Kelembagaan Pemangku Kepentingan SPAM Di Kabupaten Sumedang

Sumber: Analisa Konsultan, 2020

Executive Summary 15
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Jl. Prabu Gajah Agung No.9, Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat 45621

Anda mungkin juga menyukai