Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGELOLAAN SAMPAH
“Gambaran Umum Kondisi Pengelolaan Sampah di Kabupaten Trenggalek”

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Sunarto, M.T.

Disusun Oleh:
Dedy Tri Darmawan (201710340311136)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah hasil observasi ini.
Adapun isi dari makalah ini membahas tentang Gambaran Umum Kondisi
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Trenggalek. Dengan hal tersebut, maka
diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik kepada
mahasiswa teknik sipil khususnya dan masyarakat umumnya, terhadap hal yang
berhubungan dengan pengelolaan sampah di sekitar. Tidak lupa saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan di masa datang.
Demikian kata pengantar dari penyusun harap saya makalah ini dapart
dipergunakan sebagaimana mestinya dan dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Malang, 06 April 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu pokok bahasan yang banyak


diperbincangkan oleh orang – orang dari tahun ke tahun yang disebabkan karena
meningkatnya volume sampah yang dihasilkan setiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan kegiatan apapun yang dilakukan manusia setiap hari nya pasti
menghasilkan sampah. Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa, semakin maju
sebuah kota maka akan dibarengi dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk
dan meningkatnya daya beli masyarakat kota tersebut. Hal ini dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan per hari
nya di kota tersebut.
Masalah utama dari sampah di wilayah perkotaan adalah jumlah volume
sampah yang meningkat setiap tahunnya namun lahan Tempat Pengelolaan Akhir
(TPA) yang semakin sempit. Apalagi dengan semakin berkembangnya
perekonomian sebuah kota maka akan dibarengi dengan semakin sedikitnya lahan
kosong yang tersedia. Dengan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan
setiap tahunnya, luas lahan TPA sudah seharusnya mendapatkan persediaaan lahan
baru lagi untuk menampung sampah pada tahun yang akan datang. Dengan
mendapatkan persediaan lahan baru lagi, maka TPA sebuah kota tersebut akan
dapat melayani kebutuhan penampungan sampah untuk masa yang akan datang.
TPA Srabah merupakan salah satu tempat pengelolaan akhir yang berada di
Kabupaten Trenggalek yang terletak di Desa Srabah Kecamatan Bendungan
Kabupaten Trenggalek dengan jarak antara TPA Srabah dengan pusat kota adalah
7 km. Menurut petugas pengelola TPA Srabah, TPA tersebut melayani 4 kecamatan
di Kabupaten Trenggalek yaitu : Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Bendungan,
Kecamatan Pogalan dan Kecamatan Karangan. Berdasarkan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Trenggalek, TPA Srabah didirikan pada tahun 1992 dan mulai
dioperasikan pada tahun 1994. TPA Srabah memiliki luas lahan 52.000 m2 atau 5,2
Ha. Pengurukan sampah di TPA Srabah menggunakan system controlled landfill.
Proses pengumpulan sampah di TPA Srabah diangkut menggunakan dump truck
yang mengambil sampah di TPST di sekitar TPA Srabah. Kemudian setelah sampah
datang ke TPA maka akan dibongkar dan diratakan menggunakan excavator
maupun bulldozer.
Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Trenggalek bisa memberi
dampak terhadap jumlah sampah yang masuk di TPA Srabah. Dengan semakin
banyak sampah yang masuk ke TPA Srabah maka semakin berkurang juga lahan
yang sudah disediakan oleh pengelola TPA Srabah. Dengan jumlah sampah yang
masuk setiap tahun mengalami peningkatan, maka diperlukan adanya
pengembangan lahan untuk menampung sampah yang masuk. Dengan adanya
pengembangan lahan TPA Srabah, akan meningkatkan daya tampung TPA itu
sendiri. Dengan begitu sampah dari masyarakat Kabupaten Trenggalek akan dapat
tertampung dengan baik di TPA Srabah.
Penggunaan alat berat di TPA merupakan salah satu aspek yang sangat
berpengaruh. Penggunaan alat berat dapat memudahkan pengelola TPA dalam
mengelola sampah yang sudah menumpuk. Alat berat seperti bulldozer dan
excavator dapat mempercepat pekerjaan pengelolaan sampah di TPA. Oleh karena
itu, diperlukan kajian tentang produktivitas alat berat di TPA. Dengan begitu, dapat
dilihat alat berat yang digunakan dalam pengelolaan sampah di TPA sudah optimal
atau belum.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pengelolaan sampah di Kabupaten trenggalek?
2. Bagaimana hasil karakteristik sampah di TPA Srabah Kabupaten
Trenggalek?
3. Bagaimana proses penanganan sampah di Kabupaten Trenggalek
4. Bagaimana hasil neraca aliran sampah dari sumber hingga pembuangan
akhir
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut.
1. Mengetahui geografi, demografi, kelembagaan, dan permasalahan terkait
sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Trenggalek
2. Mengetahui timbulan, volume, komposisi sampah, sumber sampah, dll di
TPA Srabah Kabupaten Trenggalek
3. Mengetahui proses pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
dan pemrosesan akhir sampah di TPA Srabah Trenggalek
4. Mengetahui hasil neraca sampah Kabupaten Trenggalek
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Letak Geografi dan Demografi Wilayah Studi

Trenggalek adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.


Pusat pemerintahan berada di Trenggalek kota. Kabupaten Trenggalek secara
Geografis terletak pada koordinat 111°24’-121°11’ Bujur Timur dan 7°53’-8°34’
Lintang Selatan. Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah
sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo; Sebelah timur dengan Kabupaten
Tulungagung; Sebelah selatan dengan pantai selatan; dan Sebelah barat dengan
Kabupaten Pacitan. Kabupaten ini menempati wilayah seluas 1.205,22 km².
Wilayah administrative Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan dengan
jumlah penduduk pada tahun 2017 sebesar ±762.055 jiwa.

Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek


2.2. Kelembagaan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Trenggalek
Kelembagaan yang terlibat dalam pengelolaan sampah di Kabupaten
Trenggalek adalah sebagai berikut :

2.2.1. Pemerintah
Penanganan sampah di Kabupaten Trenggalek didasarkan pada Peraturan
Daerah Kabupaten Trenggalek Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Trenggalek, pelaksana
penanganan sampah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan,
Permukiman dan Kebersihan. Secara Dinas Pekerjaan Umum Perumahan,
Permukiman dan Kebersihan Bidang Kebersihan mempunyai tugas pokok
merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan program dan pelayanan bidang
kebersihan. Fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan, Permukiman dan
Kebersihan mulai dari membuat kebijakan teknis di bidang kebersihan, membuat
program kegiatan, koordinasi dan pelaksanaan pelayanan kebersihan, pembinaan
dan pengendalian, serta pelaporan kinerja kebersihan.

2.2.2. Masyarakat
Masyakat merupakan komponen dalam suatu komunitas yang menempati
posisi penting dalam berbagai aspek pembangunan. Masyarakat selalu menjadi
aspek utama karena pembangunan ditujukan sebesar-besarnya untuk kepentingan
masyarakat. Begitu juga dalam pengelolaan sampah. Dalam pengelolaan sampah,
peran masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi penting karena beberapa
faktor. Pertama, masyarakat sebagai penghasil sampah yang cukup besar karena
sebagai akibat dari pola konsumsi yang terus menerus. Kedua, masyarakat
seharusnya bisa mandiri dalam pengelolaan persampahan guna mendukung tercipta
pengelolaan persampahan yang berkelanjutan, sehingga tidak selamanya menjadi
beban pemerintah. Dan yang kegita, karena semakin terbatasnya lahan agar
tercapainya zero waste dapat diterapkan masyarakat guna menjawab permasalahan
ketersediaan lahan untuk TPA. Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kabupaten Trenggalek hanya sebatas pada penyediaan tong sampah saja. Adapun
peran dalam pemilahan sampah dilakukan secara tidak langsung karena sebagai
akibat dari sampah yan tidak di angkut oleh pemerintah.
2.2.3. Swasta
Berdasarkan informasi yang ada diketahui bahwa minat dunia usaha untuk
berinvestasi di sektor sanitasi masih rendah. Alasan yang umum dikemukakan
adalah pertimbangan ekonomis dan keuangan, peraturan dan perundangan yang
belum mendukung dan sebagainya. Kondisi ini menjadikan pemerintah tidak dapat
mengandalkan bantuan dari pihak swasta untuk membantu dalam pengelolaan
persampahan.

Anda mungkin juga menyukai