Anda di halaman 1dari 7

Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Analisis Permasalahan Pengelolaan Sampah akibat Kurangnya Fasilitas


Pengolahan Sampah di Kabupaten Tangerang

Ardelia Indriani (15420061)

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
15420061@mahasiswa.itb.ac.id

Abstrak
Salah satu permasalahan lingkungan yang marak terjadi khususnya di Kabupaten
Tangerang adalah masalah pengelolaan sampah. Jumlah penduduk yang tinggi diringi
dengan sistem pengelolaan yang masih buruk rupanya menimbulkan permasalahan yang
tidak sepele. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dan mempengaruhi lingkungan beserta
masyarakat di wilayah tersebut. Seperti tercemarnya lingkungan dan mengakibatkan
terancamnya kesehatan masyarakat. Segala macam upaya telah diberlakukan oleh
pemerintah Kabupaten Tangerang, namun belum bisa mewadahi permasalahan kurangnya
fasilitas atau armada pengangkut sampah dan pengelolaan di TPA agar tidak menumpuk.
Maka dari itu perlu juga kesadaran masyarakat Kabupaten Tangerang untuk mengurangi
sampah yang dihasilkan dan membuangnya di tempat yang seharusnya.
Kata kunci: sampah, pengelolaan, Kabupaten Tangerang, TPA.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Tangerang adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Banten. Kabupaten ini memiliki 29 kecamatan, 28 kelurahan, dan 246 desa.
Kabupaten dengan luas wilayah 1.001,86 km2 ini memiliki penduduk sebanyak
3.105.042 jiwa, menyebabkan kabupaten ini tergolong memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi. Hal ini tentu saja memiliki andil dalam banyaknya sampah yang dihasilkan
oleh penduduk di kawasan tersebut. Bahkan, menurut data Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Hidup dan Kehutanan, Kabupaten
Tangerang menghasilkan sampah yang tertimbun di TPA sebanyak 1.070 ton/hari
dengan jumlah sampah yang tidak dikelola sebanyak 615 ton/hari. Banyaknya
sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Tangerang tidak diiringi dengan
persediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai bahkan dapat dikatakan
kurang. Kesadaran masyarakat sekitar untuk membuang sampah di tempat
pembuangan sampah atau TPS juga minim, sehingga banyak ditemukannya tempat
pembuangan sampah ilegal yang memberi pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.
Permasalahan mengenai pengelolaan sampah ini sudah tertulis pada Peraturan
Daerah No. 1 Tahun 2019 di BAB IV mengenai Permasalahan dan Isu-Isu Strategis
Daerah. Di bagian Permasalahan Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, salah
satu permasalahan yang menonjol di Kabupaten Tangerang adalah kemampuan
pengelolaan sampah yang masih terbatas. Penanganan terkait permasalahan limbah
sampah ini harus mendapatkan perhatian yang cukup mengingat jumlah penduduk
Kabupaten Tangerang yang tinggi.

1
Ardelia Indriani - 15420061

Gambar 1. Peta Pola Ruang Kabupaten Tangerang


Sumber: sadardata.tangerangkab.co.id

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam paper ilmiah ini adalah:
1. Apakah penyebab permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten
Tangerang sulit untuk diatasi?
2. Seberapa besar dampak yang dirasakan lingkungan dan masyarakat di
Kabupaten Tangerang akibat permasalahan pengelolaan sampah yang
terjadi?
3. Apakah kondisi Kabupaten Tangerang saat ini memungkinkan untuk
menciptakan solusi efektif penyediaan fasilitas untuk pengolahan limbah
sampah yang tidak terkelola?

1.3. Tujuan
Diambil dari rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari penulisan
paper ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencari penyebab permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten
Tangerang yang sulit untuk diatasi.
2. Untuk mengetahui besar dampak yang dirasakan lingkungan dan masyarakat
di Kabupaten Tangerang akibat permasalahan pengelolaan sampah yang
terjadi.
3. Untuk mengetahui kemungkinan Kabupaten Tangerang menciptakan solusi
penyediaan fasilitas untuk pengolahan limbah sampah yang tidak terkelola
dengan efektif.

1.4. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pembuatan paper ilmiah ini adalah literature
review. Menurut Snyder (2019: 333), literature review adalah sebuah metodologi
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengambil intisari dari penelitian
sebelumnya serta menganalisis beberapa overview para ahli yang tertulis dalam teks.
Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder yang didapatkan melalui
Google Scholar maupun internet.

2
Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

2. PEMBAHASAN
2.1. Masalah Pengelolaan Sampah di Kabupaten Tangerang
Kabupaten Tangerang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini
disertai dengan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.
Namun hal ini ikut diiringi dengan permasalahan pengelolaan sampah yang kurang
baik. Hal tersebut terjadi baik dari segi ketersediaan fasilitas maupun kesadaran
masyarakat. Pemerintah Kabupaten Tangerang mengatakan bahwa sebanyak 58
persen dari 1.416 ton sampah rumah tangga diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten
Tangerang, Bapak Syaifullah mengatakan bahwa sampah yang mampu diangkut
baru mencapai 58 persen akibat keterbatasan armada pengangkut sampah. Selain
karena ketersediaan armada yang terbatas, akhir-akhir ini sampah hasil rumah
tangga dan pasar tradisional mengalami peningkatan jumlah. Maka dari itu, pihak
pemerintah berharap akan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di lokasi
sementara yang disediakan petugas kebersihan agar memudahkan proses
pengangkutan ke TPA.
Menurut Ibu Reni Farida selaku Kepala Seksi Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang
mengungkapkan penilaiannya terhadap kesadaran penduduk mengenai sampah. Ibu
Reni menilai kesadaran masyarakat untuk membuang sampah ke Tempat
Pembuangan Sampah atau TPS masih rendah. Hal ini membuat banyak sampah
menjadi berserakan di berbagai tempat dan membuat lingkungan menjadi tidak
nyaman dan bersih. Di wilayah Kabupaten Tangerang itu sendiri memiliki 5 TPS yang
masih berfungsi, yaitu TPS 3R Citra Raya, TPST Talaga Bastari, TPS 3R Mustika
Tigaraksa, TPST Sampora, dan TPST Bermis. Kelima TPS tersebut masih bisa
beroperasi dengan baik namun belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh
masyarakat setempat.
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang khususnya di TPA
Jatiwaringin dan TPA Cipeucang juga masih menerapkan sistem open dumping.
Sistem open dumping itu sendiri adalah sistem pembuangan sampah yang dilakukan
secara terbuka. Dampak dari pemberlakuan sistem ini akan menjadi masalah jika
sampah yang diolah adalah sampah jenis organik yang membusuk karena dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengganggu kenyamanan lingkungan serta
menjadi sumber penularan penyakit.

Gambar 2. TPA Cipeucang yang masih menerapkan sistem open dumping


Sumber: Tesis PWK Universitas Pasundan

Penerapan sistem pengolahan sampah yang dapat dianjurkan untuk


menggantikan sistem open dumping yaitu metode controlled landfill dan metode
sanitary landfill. Sistem controlled landfill merupakan peningkatan dari sistem open
dumping. Untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, sampah ditimbun

3
Ardelia Indriani - 15420061

terlebih dahulu dengan tanah selama tujuh hari. Dalam sistem pelaksanaannya, untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan dan kestabilan permukaan TPA, maka dilakukan
pemadatan timbunan sampah yang kemudian diratakan. Sistem ini dianjurkan untuk
diterapkan pada kota kecil dan menengah. Untuk menerapkan sistem ini diperlukan
beberapa fasilitas seperti sistem drainase, pengendali gas metan, pos pengendalian
operasional, dan saluran pengumpul air lindi atau leachate beserta instalasi
pengolahannya. Selain itu, terdapat sistem sanitary landfill yang merupakan sistem
pengolahan sampah dengan cara pengurugan sampah ke lingkungan yang teknis
operasioalnya dilakukan secara sistematis dan efisien. Terdapat proses penyebaran,
pemadatan sampah dan penutupan sampah setiap harinya. Metode ini merupakan
metode standar yang diterapkan dengan standar internasional. Untuk meminimalkan
potensi dampak buruk yang ditimbulkan, maka penutupan sampah dilakukan setiap
hari. Namun, untuk menerapkan sistem ini diperlukan penyediaan prasarana dan
sarana yang cukup mahal. Di Indonesia, sistem sanitary landfilled dianjurkan untuk
diterapkan di kota-kota besar. Untuk memberlakukan sistem ini dibutuhkan
penyediaan beberapa fasilitas seperti sistem controlled landfill dengan jumlah dan
spesifikasi yang berbeda.

Gambar 3. Ilustrasi TPA yang menerapkan sistem sanitary landfill


Sumber: grobogan.co.id

2.2. Dampak yang Ditimbulkan Bagi Linkungan dan Masyarakat Setempat


Menumpuknya sampah baik di tempat sampah ilegal maupun di Tempat
Pembuangan Akhir rupanya menimbulkan berbagai masalah bagi lingkungan sekitar.
Sampah yang dibuang di sembarang tempat tentu dapat mencemari lingkungan
seperti pencemaran tanah, pencemaran air, menyumbat saluran air atau selokan
sehingga mampu membuat banjir, polusi udara yang menimbulkan bau yang tidak
sedap, dan berbagai permasalahan lingkungan lainnya.

Gambar 4. Ilustrasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ilegal


Sumber: TangerangNews

4
Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Namun, tidak terkelolanya sampah di Tempat Pembuangan Akhir sehingga


menumpuk ternyata juga menimbulkan masalah yang hampir sama dengan yang
dibuang sembarangan. Seperti pada TPA Jatiwaringin yang memiliki luas 31 hektar
tersebut sudah tidak dapat mengelola sampah yang semakin banyak tiap harinya. Hal
ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat karena pertumbuhan
sektor industri, perumahan, pergudangan, dan perpindahan penduduk ke Kabupaten
Tangerang yang kian meningkat. Sifat alamiah sampah yang bau dan kumuh
berdampak pada terganggunya kenyamanan penduduk sekitar TPA Jatiwaringin. Bau
sampah disertai dengan serangga yang datang dari TPA sudah memasuki kawasan
permukiman warga setempat. Bahkan beberapa warga terkena penyakit pernapasan
dikarenakan bau dari “gunung sampah” di TPA tersebut. Air yang digunakan oleh
warga setempat untuk mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya ikut
terkontaminasi dan menyebabkan penyakit kulit.
Segala permasalahan yang muncul akibat penumpukan sampah yang tidak
kunjung dikelola tentu sangat meresahkan masyarakat bahkan berdampak bagi
kesehatan. Pemerintah Kabupaten Tangerang memberikan solusi terkait
permasalahan yang terjadi seperti pada kasus TPA Jatiwaringin dengan melakukan
pengecekan warga oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang setiap bulan dan
bekerja sama dengan UGM untuk membuat teknologi pelerai bakteri dan master plan
untuk merombak sistem TPA agar lebih baik dalam mengelola sampah.

Gambar 5. TPA Jatiwaringin, Tangerang dengan gunungan sampah yang sedang


diurug
Sumber: Warta Kota

2.3. Penanganan Masalah Pengelolaan Sampah di Kabupaten Tangerang


Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam menanggapi permasalahan ini
tentunya sudah melakukan banyak kegiatan dengan tujuan mengatasi masalah
sampah tersebut. Program yang pernah diberlakukan oleh pihak pemerintah
Kabupaten Tangerang yaitu program Kurangi Sampah Kantor Kita atau Kurasaka.
Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah dengan melakukan sosialisasi
kepada warga setempat dan karyawan untuk membawa bekal dari rumah ke kantor.
Masyarakat dihimbau untuk mengurangi sampah wadah makanan dan minuman
sekali pakai dan menggantinya dengan kotak bekal yang bisa dibawa pulang untuk
dipergunakan kembali. Bupati Kabupaten Tangerang, Bapak Ahmed Zaki Iskandar
pada Bulan November 2020 melakukan kerja sama dengan PT. Waste4Change untuk
mengatasi permasalahan pengelolaan sampah yang menumpuk di Kabupaten
Tangerang. Bupati Zaki mengatakan permasalahan sampah yang terjadi sudah
sangat kompleks bahkan menggunung di TPA Jatiwaringin karena tidak tertangani
dengan baik. Kemudian, pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang juga melakukan sosialisasi untuk
membudidayakan maggot, sejenis belatung yang memakan sampah organik untuk
mendukung program Kita Peduli Permasalahan Sampah (KIPPRAH).

5
Ardelia Indriani - 15420061

Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan berbagai upaya dan


program untuk menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk di wilayah
tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa keikutsertaan masyarakat dalam
membantu meenyelesaikan masalah sampah tersebut juga sangat diperlukan. Hal ini
dikarenakan segala program dan fasilitas yang diberikan pemerintah jika tidak ditaati
dan dimanfaatkan oleh masyarakat maka permasalahan sampah yang terus
menggunung tidak akan selesai. Kedisiplinan masyarakat untuk membuang sampah
di tempat pembuangan sampah sementara harus ditanamkan di masing-masing
individu dan juga kesadaran untuk mengurangi pemakaian barang sekali pakai seperti
plastik agar kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat tidak terancam.

3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kondisi sampah di Kabupaten Tangerang yang menumpuk karena tidak
terkelola dengan baik diakibatkan oleh minimnya sarana dan prasarana pengelolaan
sampah yang mumpuni disertai rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang
sampah di tempat yang seharusnya. Hal ini tentunya harus diberikan perhatian lebih
oleh pemerintah Kabupaten Tangerang agar penumpukan sampah segera teratasi
dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi sekitar. Dampak buruk yang sudah terjadi
di Kabupaten Tangerang akibat penumpukan sampah antara lain pencemaran tanah,
pencemaran air yang mengakibatkan polusi air untuk kebutuhan rumah tangga,
pencemaran udara yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat, dan
mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan akibat maraknya tempat sampah
ilegal akibat masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Segala bentuk
program yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah akan
sia-sia jika tidak diikuti oleh kesadaran masyarakat untuk ikut serta tertib membuang
sampah di tempat pembuangan sampah sementara dan mengurangi pemakaian
sampah agar penumpukan tidak terus terjadi. Maka dari itu, dibutuhkan kerja sama
yang baik antara pihak pemerintah dan masyarakat agar lingkungan wilayah
Kabupaten Tangerang dapat terbebas dari ancaman kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Widyarsana, I. M. Wahyu, Zhafira, A. Dhiya. 2015. Kajian Pengembangan Sistem
Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Teknik Lingkungan, Volume 21
Nomor 1, 87-97
Assagaff, Siti Hardianti. 2017. Penentuan Lokasi Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (Tpas)
Regional Tangerang Raya Di Kabupaten Tangerang. Skripsi. Teknik, Perencanaan
Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, Bandung.
Sugiharto, Nurul Fitri. 2016. Koordinasi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLDH) dan Dinas
Perindutrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) dalam Memberdayakan Pengrajin
Daur Ulang Sampah Plastik di Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Skripsi.
FISIP, Ilmu Administrasi Negara, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang.
Kurniawan, Danang Aji, Santoso, Ahmad Zaenal. 2020. Pengelolaan Sampah Di Daerah
Sepatan Kabupaten Tangerang. Jurnal, Volume 1 Nomor 1, 31-36.
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2012. Tentang Pengelolaan
Sampah Dan Lumpur Tinja.
Tim Tangerangnews.com. 2021. Tempat Pembuangan Sampah Ilegal di Kabupaten
Tangerang Jadi Masalah. https://tangerangnews.com/kabupaten-
tangerang/read/36991/Tempat-Pembuangan-Sampah-Ilegal-di-Kabupaten-Tangerang-
Jadi-Masalah. Diakses pada 4 Desember 2021 jam 20.48 WIB.

6
Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Kurnialam, Alkhaledi. 2019. Minim Armada, Sampah di Kabupaten Tangerang Tak Terangkut.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/pp2ojm370/minim-
armada-sampah-di-kabupaten-tangerang-tak-terangkut. Diakses pada 4 Desember
21.03 WIB.
Adityawarman. 2019. Atasi ribuan ton sampah, Kabupaten Tangerang luncurkan program
"Kurasaka". https://www.antaranews.com/berita/787748/atasi-ribuan-ton-sampah-
kabupaten-tangerang-luncurkan-program-kurasaka. Diakses pada 5 Desember 21.37
WIB.
Diskominfo, Kabupaten Tangerang. 2020. Bupati Zaki Ajak Kerjasama PT. Waste4Change
Tangani Sampah di Kabupaten Tangerang. https://tangerangkab.go.id/detail-
konten/show-berita/3395. Diakses pada 5 Desember 21.53 WIB.
Baskoro, Aji. 2012. Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). https://grobogan.go.id/index.php/info/artikel/575-perubahan-paradigma-
pengelolaan-sampah-di-tempat-pembuangan-akhir-tpa. Diakses pada 6 Desember
19.38 WIB.

Anda mungkin juga menyukai