Abstrak
Salah satu permasalahan lingkungan yang marak terjadi khususnya di Kabupaten
Tangerang adalah masalah pengelolaan sampah. Jumlah penduduk yang tinggi diringi
dengan sistem pengelolaan yang masih buruk rupanya menimbulkan permasalahan yang
tidak sepele. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dan mempengaruhi lingkungan beserta
masyarakat di wilayah tersebut. Seperti tercemarnya lingkungan dan mengakibatkan
terancamnya kesehatan masyarakat. Segala macam upaya telah diberlakukan oleh
pemerintah Kabupaten Tangerang, namun belum bisa mewadahi permasalahan kurangnya
fasilitas atau armada pengangkut sampah dan pengelolaan di TPA agar tidak menumpuk.
Maka dari itu perlu juga kesadaran masyarakat Kabupaten Tangerang untuk mengurangi
sampah yang dihasilkan dan membuangnya di tempat yang seharusnya.
Kata kunci: sampah, pengelolaan, Kabupaten Tangerang, TPA.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Tangerang adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Banten. Kabupaten ini memiliki 29 kecamatan, 28 kelurahan, dan 246 desa.
Kabupaten dengan luas wilayah 1.001,86 km2 ini memiliki penduduk sebanyak
3.105.042 jiwa, menyebabkan kabupaten ini tergolong memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi. Hal ini tentu saja memiliki andil dalam banyaknya sampah yang dihasilkan
oleh penduduk di kawasan tersebut. Bahkan, menurut data Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Hidup dan Kehutanan, Kabupaten
Tangerang menghasilkan sampah yang tertimbun di TPA sebanyak 1.070 ton/hari
dengan jumlah sampah yang tidak dikelola sebanyak 615 ton/hari. Banyaknya
sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Tangerang tidak diiringi dengan
persediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai bahkan dapat dikatakan
kurang. Kesadaran masyarakat sekitar untuk membuang sampah di tempat
pembuangan sampah atau TPS juga minim, sehingga banyak ditemukannya tempat
pembuangan sampah ilegal yang memberi pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.
Permasalahan mengenai pengelolaan sampah ini sudah tertulis pada Peraturan
Daerah No. 1 Tahun 2019 di BAB IV mengenai Permasalahan dan Isu-Isu Strategis
Daerah. Di bagian Permasalahan Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, salah
satu permasalahan yang menonjol di Kabupaten Tangerang adalah kemampuan
pengelolaan sampah yang masih terbatas. Penanganan terkait permasalahan limbah
sampah ini harus mendapatkan perhatian yang cukup mengingat jumlah penduduk
Kabupaten Tangerang yang tinggi.
1
Ardelia Indriani - 15420061
1.3. Tujuan
Diambil dari rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari penulisan
paper ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencari penyebab permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten
Tangerang yang sulit untuk diatasi.
2. Untuk mengetahui besar dampak yang dirasakan lingkungan dan masyarakat
di Kabupaten Tangerang akibat permasalahan pengelolaan sampah yang
terjadi.
3. Untuk mengetahui kemungkinan Kabupaten Tangerang menciptakan solusi
penyediaan fasilitas untuk pengolahan limbah sampah yang tidak terkelola
dengan efektif.
2
Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam
2. PEMBAHASAN
2.1. Masalah Pengelolaan Sampah di Kabupaten Tangerang
Kabupaten Tangerang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini
disertai dengan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.
Namun hal ini ikut diiringi dengan permasalahan pengelolaan sampah yang kurang
baik. Hal tersebut terjadi baik dari segi ketersediaan fasilitas maupun kesadaran
masyarakat. Pemerintah Kabupaten Tangerang mengatakan bahwa sebanyak 58
persen dari 1.416 ton sampah rumah tangga diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten
Tangerang, Bapak Syaifullah mengatakan bahwa sampah yang mampu diangkut
baru mencapai 58 persen akibat keterbatasan armada pengangkut sampah. Selain
karena ketersediaan armada yang terbatas, akhir-akhir ini sampah hasil rumah
tangga dan pasar tradisional mengalami peningkatan jumlah. Maka dari itu, pihak
pemerintah berharap akan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di lokasi
sementara yang disediakan petugas kebersihan agar memudahkan proses
pengangkutan ke TPA.
Menurut Ibu Reni Farida selaku Kepala Seksi Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang
mengungkapkan penilaiannya terhadap kesadaran penduduk mengenai sampah. Ibu
Reni menilai kesadaran masyarakat untuk membuang sampah ke Tempat
Pembuangan Sampah atau TPS masih rendah. Hal ini membuat banyak sampah
menjadi berserakan di berbagai tempat dan membuat lingkungan menjadi tidak
nyaman dan bersih. Di wilayah Kabupaten Tangerang itu sendiri memiliki 5 TPS yang
masih berfungsi, yaitu TPS 3R Citra Raya, TPST Talaga Bastari, TPS 3R Mustika
Tigaraksa, TPST Sampora, dan TPST Bermis. Kelima TPS tersebut masih bisa
beroperasi dengan baik namun belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh
masyarakat setempat.
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang khususnya di TPA
Jatiwaringin dan TPA Cipeucang juga masih menerapkan sistem open dumping.
Sistem open dumping itu sendiri adalah sistem pembuangan sampah yang dilakukan
secara terbuka. Dampak dari pemberlakuan sistem ini akan menjadi masalah jika
sampah yang diolah adalah sampah jenis organik yang membusuk karena dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengganggu kenyamanan lingkungan serta
menjadi sumber penularan penyakit.
3
Ardelia Indriani - 15420061
terlebih dahulu dengan tanah selama tujuh hari. Dalam sistem pelaksanaannya, untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan dan kestabilan permukaan TPA, maka dilakukan
pemadatan timbunan sampah yang kemudian diratakan. Sistem ini dianjurkan untuk
diterapkan pada kota kecil dan menengah. Untuk menerapkan sistem ini diperlukan
beberapa fasilitas seperti sistem drainase, pengendali gas metan, pos pengendalian
operasional, dan saluran pengumpul air lindi atau leachate beserta instalasi
pengolahannya. Selain itu, terdapat sistem sanitary landfill yang merupakan sistem
pengolahan sampah dengan cara pengurugan sampah ke lingkungan yang teknis
operasioalnya dilakukan secara sistematis dan efisien. Terdapat proses penyebaran,
pemadatan sampah dan penutupan sampah setiap harinya. Metode ini merupakan
metode standar yang diterapkan dengan standar internasional. Untuk meminimalkan
potensi dampak buruk yang ditimbulkan, maka penutupan sampah dilakukan setiap
hari. Namun, untuk menerapkan sistem ini diperlukan penyediaan prasarana dan
sarana yang cukup mahal. Di Indonesia, sistem sanitary landfilled dianjurkan untuk
diterapkan di kota-kota besar. Untuk memberlakukan sistem ini dibutuhkan
penyediaan beberapa fasilitas seperti sistem controlled landfill dengan jumlah dan
spesifikasi yang berbeda.
4
Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam
5
Ardelia Indriani - 15420061
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kondisi sampah di Kabupaten Tangerang yang menumpuk karena tidak
terkelola dengan baik diakibatkan oleh minimnya sarana dan prasarana pengelolaan
sampah yang mumpuni disertai rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang
sampah di tempat yang seharusnya. Hal ini tentunya harus diberikan perhatian lebih
oleh pemerintah Kabupaten Tangerang agar penumpukan sampah segera teratasi
dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi sekitar. Dampak buruk yang sudah terjadi
di Kabupaten Tangerang akibat penumpukan sampah antara lain pencemaran tanah,
pencemaran air yang mengakibatkan polusi air untuk kebutuhan rumah tangga,
pencemaran udara yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat, dan
mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan akibat maraknya tempat sampah
ilegal akibat masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Segala bentuk
program yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah akan
sia-sia jika tidak diikuti oleh kesadaran masyarakat untuk ikut serta tertib membuang
sampah di tempat pembuangan sampah sementara dan mengurangi pemakaian
sampah agar penumpukan tidak terus terjadi. Maka dari itu, dibutuhkan kerja sama
yang baik antara pihak pemerintah dan masyarakat agar lingkungan wilayah
Kabupaten Tangerang dapat terbebas dari ancaman kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Widyarsana, I. M. Wahyu, Zhafira, A. Dhiya. 2015. Kajian Pengembangan Sistem
Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Teknik Lingkungan, Volume 21
Nomor 1, 87-97
Assagaff, Siti Hardianti. 2017. Penentuan Lokasi Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (Tpas)
Regional Tangerang Raya Di Kabupaten Tangerang. Skripsi. Teknik, Perencanaan
Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, Bandung.
Sugiharto, Nurul Fitri. 2016. Koordinasi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLDH) dan Dinas
Perindutrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) dalam Memberdayakan Pengrajin
Daur Ulang Sampah Plastik di Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Skripsi.
FISIP, Ilmu Administrasi Negara, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang.
Kurniawan, Danang Aji, Santoso, Ahmad Zaenal. 2020. Pengelolaan Sampah Di Daerah
Sepatan Kabupaten Tangerang. Jurnal, Volume 1 Nomor 1, 31-36.
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2012. Tentang Pengelolaan
Sampah Dan Lumpur Tinja.
Tim Tangerangnews.com. 2021. Tempat Pembuangan Sampah Ilegal di Kabupaten
Tangerang Jadi Masalah. https://tangerangnews.com/kabupaten-
tangerang/read/36991/Tempat-Pembuangan-Sampah-Ilegal-di-Kabupaten-Tangerang-
Jadi-Masalah. Diakses pada 4 Desember 2021 jam 20.48 WIB.
6
Paper Pl2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam
Kurnialam, Alkhaledi. 2019. Minim Armada, Sampah di Kabupaten Tangerang Tak Terangkut.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/pp2ojm370/minim-
armada-sampah-di-kabupaten-tangerang-tak-terangkut. Diakses pada 4 Desember
21.03 WIB.
Adityawarman. 2019. Atasi ribuan ton sampah, Kabupaten Tangerang luncurkan program
"Kurasaka". https://www.antaranews.com/berita/787748/atasi-ribuan-ton-sampah-
kabupaten-tangerang-luncurkan-program-kurasaka. Diakses pada 5 Desember 21.37
WIB.
Diskominfo, Kabupaten Tangerang. 2020. Bupati Zaki Ajak Kerjasama PT. Waste4Change
Tangani Sampah di Kabupaten Tangerang. https://tangerangkab.go.id/detail-
konten/show-berita/3395. Diakses pada 5 Desember 21.53 WIB.
Baskoro, Aji. 2012. Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). https://grobogan.go.id/index.php/info/artikel/575-perubahan-paradigma-
pengelolaan-sampah-di-tempat-pembuangan-akhir-tpa. Diakses pada 6 Desember
19.38 WIB.