Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03

Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


SAMPAH DENGAN PERILAKU MENGELOLA SAMPAH
RUMAH TANGGA DI RT 02 DAN RT 03 KAMPUNG
GARAPAN DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK
NAGA KABUPATEN TANGERANG

Ricky Marojahan
Fikes – Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
ruli_jejen@yahoo.com

Abstrak
Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dipengaruhi oleh pengetahuan
masyarakat tentang sampah.Kebiasaan masyarakat membakar sampah
dihalaman, membuang sampah dipinggir jalan dan pinggir laut menyebabkan
lingkungan Desa Tanjung Pasir terlihat kurang nyaman dipandang. Keadaan ini
yang meyebabkan lingkungan yang kotor dan pencemaran lingkungan sehingga
berdampak pada kesehatan masyarakat desa tersebut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisa apakah ada hubungan antara pengetahuan
masyarakat tentang sampah dengan perilaku mengelola sampah rumah tangga
di Rt 02 dan Rt 03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk
Naga Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini adalah desain penelitian
cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga di wilayah Rt 02
dan Rt 03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir yang berjumlah 84. Sampel
yang ambil berjumlah 69 orang dengan pengambilan sampel Simple Random
Sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sata sekunder. Analisa
data yang digunakan adalah menggunakna uji Pearson product moment. Usia
responden terbanyak pada usia ≥ 35 tahun sebanyak 32 atau 46,4%, pendidikan
responden terbanyak adalah tidak tamat SD dan tamat SD masing-masing 27
responden ( 39.1%) dengan pendapatan rumah tangga terbanyak pada tingkat
pendapatan kurang ( ≤ 1.5 juta) sebanyak 32 responden (46.4%). Persentase
terbesar ada pengetahuan masyarakat tentang sampah adalah kurang baik
dengan nilai rata-rata sebesar 12.19 dan kriteria perilaku masyarakat mengelola
sampah rumah tangga yang masih kurang dengan nilai rata-rata sebesar 13.49.
Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment, didapatkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang sampah dengan perilaku
mengelola sampah di Rt 02 dan Rt. 03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. p value = 0.0069 <α 0.05.
Nilai r hitung = 0.521 lebih besar dari r tabel 0.230 yang memiliki hubungan
korelasi sedang.Masyarakat perlu mempunyai pengetahuan yang baik tentang
sampah sehingga dengan pengetahuan yang baik masyarakat mampu
mengelola sampah rumah tangga dengan baik.

Kata kunci: pengetahuan, sampah, perilaku

Pendahuluan masyarakat yang cenderung semakin


Pertumbuhan penduduk yang cukup meningkat, berdampak pada bertambahnya
pesat dengan perubahan pola konsumsi jumlah sampah, jenis sampah, dan

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 33


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

karakteristik sampah yang semakin beragam. berpengaruh pada perubahan pola konsumsi
Permasalahan ini menjadi hal yang paling masyarakatnya.
menonjol dalam pengolahan sampah baik Sampah yang timbul menjadi
skala daerah maupun skala nasional. persoalan rumit dalam masyarakat yang
Menurut Undang-undang Nomor 18 kurang memiliki kepekaan terhadap
tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah, lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai
sampah haruslah dikelola dengan metode kebersihan dapat menciptakan suasana
yang sesuai dan teknik pengelolaan sampah semrawut akibat timbunan sampah. Begitu
yang berwawasan lingkungan sehingga tidak banyak kondisi tidak menyenangkan akan
menimbulkan dampak negatif terhadap muncul. Bau tidak sedap, lalat berterbangan,
kesehatan. Oleh karenanya pengelolaan dan gangguan berbagai penyakit siap
sampah perlu dilakukan secara menyeluruh menghadang di depan mata. Tidak cuma itu,
dan terpadu baik dari tingkat daerah maupun peluang pencemaran lingkungan disertai
pusat ,sehingga dengan pengelolaan yang penurunan kualitas estetika pun akan
baik ini akan dapat memberikan manfaat menjadi santapan sehari-hari bagi
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, masyarakat.
aman bagi lingkungan, serta dapat Saat ini tidak bisa dipungkiri jika
mengubah perilaku masyarakat. masih banyak masyarakat yang berperilaku
Pola pengelolaan sampah yang buruk tentang sampah Mereka membuang
selama ini dilaksanakan di Indonesia, sistem sampah sembarangan. Perilaku ini tidak
operasionalnya hendaknya dikembangkan mengenal tingkat pendidikan maupun status
dengan memasukkan pilihan pengolahan sosial. Keberadaan sampah di kehidupan
sampah untuk menjadikan sampah sebagai sehari-hari tak lepas dari tangan manusia
sumber daya yang dapat dimanfaatkan. yang membuang sampah sembarangan,
Dengan pengolahan sampah yang baik mereka menganggap barang yang telah
diharapkan dapat mengubah paradigma baru dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan
terhadap sampah. Dengan melihat membuang dengan seenaknya sendiri.
karakteristik dan komposisi, sampah Kurang kesadaran akan pentingnya
berpotensi memberikan nilai ekonomi kebersihan menjadi faktor yang paling
misalnya bila diolah menjadi bahan kompos dominan, di samping itu kepekaan
dan bahan daur ulang. masyarakat terhadap lingkungan harus
Kabupaten Tangerang merupakan dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui
salah satu bagian dari provinsi Bantenyang bahaya apa yang akan terjadi apabila tidak
secara geografis berbatasan dengan DKI dapat menjaga lingkungan sekitar(Nurdin,
Jakarta, sehingga menjadikannya sebagai 2004).
salah satu kota yang memiliki potensi besar Penanganan sampah permukiman
untuk berkembang menjadi daerah memerlukan partisipasi aktif individu dan
penyangga ibu kota. Selain itu juga menjadi kelompok masyarakat selain peran
pintu gerbang untuk hubungan provinsi pemerintah sebagai fasilitator. Ketidak
Banten dengan provinsi DKI Jakarta. pedulian masyarakat terhadap sampah akan
Kedekatan geografis kota-kota besar itu berakibat terjadinya degradasi kualitas
dapat menimbulkan interaksi dampak pada lingkungan yang akan mempengaruhi
pertumbuhan suatu wilayah. Sebagai efek kualitas hidup atau tinggal masyarakat di
pertumbuhan wilayah tersebut sebuah wilayah. Degradasi kualitas
mengakibatkan besarnya pertambahan Perwujudan pengelolaan sampah yang
penduduk setiap tahunnya, semakin sesuai dengan teknik pengelolaansampah
beragamnya karakteristik penduduknya, juga yang berwawasan lingkungan telah

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 34


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

dijelaskan didalam Peraturan Daerah(Perda) Sebagian besar pengetahuan manusia


nomor 12 tahun 2002 mengenai pengelolaan diperoleh melalui mata dan telinga
sampah. (Notoatmodjo, 2007, ).
Desa Tanjung Pasir Kecamatan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Teluk Naga khususnya RW 04 tepatnya RT pengetahuan:
02 dan RT 03 merupakan wilayah yang a. Umur
berada di daerah pinggir pantai dengan Umur adalah usia individu yang terhitung
jumlah penduduk kurang lebih 84 kk mulai saat dilahirkan sampai saat
dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai beberapa tahun. Semakin cukup umur
nelayan . Jumlah Tempat penampungan tingkat kematangan dan kekuatan
sampah di Kampung Garapan terdapat 2 seseorang akan lebih matang dalam
buah, dengan fasilitas yang ada tidak mampu berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan
untuk menampung jumlah sampah yang masyarakat yang lebih dewasa akan lebih
dihasilkan. Faktor perilaku percaya dari pada orang belum cukup
masyarakat,terutama dalam mengelola tinggi kedewasaannya.
sampah di RT 02 dan RT 03 masih belum b. Pendidikan
dilaksanakan dengan baik, masyarakat Tingkat pendidikan berarti bimbingan
belum melakukan pengelolaan sampah yang diberikan oleh seseorang terhadap
dengan benar. Masyarakat masih membuang perkembangan orang lain menuju ke arah
sampah disebarang tempat seperti dijalan, suatu cita-cita tertentu.
halaman, lahan-lahan kosong dan dipinggir c. Pengalaman
laut. Hal ini menyebabkan banyaknya Pengalaman merupakan guru yang
timbunan sampah di RW 04 sehingga terbaik (experient is the best teacher),
lingkungan menjadi kotor dan tidak indah pepatah tersebut bisa diartikan bahwa
dipandang, Timbunan sampah juga sebagai pemngalaman merupakan sumber
tempat berkembang biaknya binatang pengetahuan, atau pengalaman itu
penyebab penyakit lalat, tikus dan nyamuk, merupakan suatu cara untuk memperoleh
serta mikroorganisme penyebab penyakit. suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab
Berdasarkan uraian latar belakang itu pengalaman pribadi pun dapat
diatas maka peneliti tertarik untuk dijadikan sebagai upaya untuk
melaksanakan penelitian dengan judul memperoleh pengetahuan.
“Hubungan pengetahuan masyarakat
tentang sampah dengan perilaku Dari pengalaman dan penelitian,
masyarakat dalam mengelola sampah rumah ternyata perilaku yang didasari oleh
tangga di RT 02 dan RT 03 Kampung pengetahuan akan lebih baik dibandingkan
Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan perilaku yang tidak didasari oleh
Teluk Naga Kabupaten Tangerang”. pengetahuan karena didasari oleh kesadaran,
rasa tertarik, dan adanya pertimbangan dan
Pengetahuan dan Perilaku Mengelola sikap positif. Tingkatan pengetahuan terdiri
Sampah atas 6 tingkat yaitu :
Pengetahuan a. Tahu (Know)
Pengetahuan merupakan hasil Tahu diartikan sebagai mengingat suatu
“Tahu“ dan ini terjadi setelah orang materi yang telah dipelajari sebelumnya.
melakukan pengindraan terhadap suatu Termasuk didalamnya adalah mengingat
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui kembali (Recall) terhadap suatu yang
pancaindra manusia yakni: penglihatan, khusus dari seluruh bahan yang dipelajari
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 35


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

karena itu, “Tahu“ merupakan tingkat perkembangannya, domain perilaku yang


pengetahuan yang paling rendah gunanya diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi
untuk mengukur bahwa orang tahu yang tiga tingkat:
dipelajari seperti: menyebutkan, a. Pengetahuan(knowledge), Pengetahuan
menguraikan, mendefenisikan, adalah hasil penginderaan manusia, atau
menyatakan, dan sebagainya. hasil tahu seseorang terhadap obyek
b. Memahami (Comprehension) melalui indera yang dimilikinya.
Memahami diartikan sebagai suatu b. Sikap(attitude) Sikap merupakan respons
kemampuan secara benar tentang objek tertutup seseorang terhadap stimulus
yang diketahui, dapat menjelaskan materi atau objek tertentu, yang sudah
tersebut dengan benar. melibatkan faktor pendapat dan emosi
c. Aplikasi (Application) yang bersangkutan.[1]
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan c. Tindakan atau praktik (practice),
untuk menggunakan materi yang Tindakan ini merujuk pada perilaku
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. yang diekspresikan dalam bentuk
d. Analisis (Analysis) tindakan, yang merupakan bentuk nyata
Analisis adalah suatu kemampuan untuk dari pengetahuan dan sikap yang telah
menjabarkan materi atau suatu objek ke dimiliki.
dalam komponen–komponen, tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi Konsep perilaku sehat ini merupa-
tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. kan pengembangan dari konsep perilaku
e. Sintesis (Syntesis) yang dikembangkan Bloom. Becker
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan menguraikan perilaku kesehatan menjadi
untuk meletakkan atau menghubungkan tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan
bagian–bagian di dalam suatu bentuk (health knowledge), sikap terhadap
keseluruhan yang baru. kesehatan (health attitude) dan praktik
f. Evaluasi (Evaluation) kesehatan (health practice).
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan Perilaku manusia dari tingkat
untuk melakukan penelitian terhadap suatu kesehatan. Kesehatan seseorang atau
materi atau objek. Penilaian ini masyarakat dipengaruhi oleh dua factor
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan pokok yaitu factor perilaku (behavior
sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria causes) dan factor diluar perilaku (non
yang ada (Notoatmodjo, 2005, hlm. 122). behavior causes). Selanjutnya perilaku
sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga
Perilaku factor:
Dari segi biologis, perilaku adalah a. Faktor-faktor Predisposisi (predisposing
suatu kegiatan atau aktivitas organisme factor), yang terwujud dalam penge-
(makhluk hidup) yang bersangkutan. tahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah nilai-nilai dan sebagainya.
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik b. Faktor- factor pendukung (enabling
yang dapat diamati langsung, maupun yang factor), yang terwujud dalam lingkung-
tidak dapat diamati langsung oleh pihak lain an fisik, tersedia atau tidak tersedianya
(Notoatmodjo) fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan.
Benjamin Bloom, seorang psikolog c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing
pendidikan, membedakan adanya tiga factor) yang terwujud dalam sikap dan
bidang perilaku, yakni kognitif, afektif, dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
psikomotor. Kemudian dalam

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 36


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

lain yang merupakan kelompok referensi dalam satu bangunan atau asrama.
dari perilaku masyarakat. Beberapa keluarga yang tinggal dalam
satu bangunan atau asrama biasanya
Definisi Sampah terdapat didaerah perkotaan atau sub
Sampah adalah sesuatu benda atau urban. Jenis sampah yang dihasilkan
benda padat yang sudah tidak baik dipakai biasanya berupa sisa makanan dan bahan-
lagi oleh manusia, atau benda padat yang bahan sisa sari pengolahan makanan atau
sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan sampah basah (garbage), sampah kering
manusia dan dibuang. Sampah erat (rubbish), abu dan sampah-sampah
kaitannya dengan kesehatan, karena dari khusus
sampah tersebut akan hidup berbagai mikro b. Tempat-tempat Umum dan Tempat-
organisme penyebab penyakit, dan juga tempat Perdagangan
binatang serangga sebagai penyebar (vector) Tempat umum adalah tempat yang
penyakit. dapat menampung banyak orang
Sampah adalah bahan yang tidak berkumpul dan melakukan kegiatan,
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk termasuk tempat perdagangan. Tempat-
maksud biasa atau utama dalam pembikinan tempat tersebut memiliki potensi yang
atau pemakaian barang rusak atau bercacat besar dalam menghasilkan sampah. Jenis
dalam pembikinan manufaktur atau materi sampah yang dihasilkan berupa sisa-sisa
berkelebihan atau ditolak atau buangan”. makanan (sampah basah), smapah kering,
(Kamus Istilah Lingkungan, 1994).” abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah
Dari beberapa definisi di atas secara khusus, dan terkadang ada kemungkinan
umum terdapat kesamaan berupa batasan- sampah berbahaya. Contoh tempat
batasan yang harus dipenuhi dalam men- tersebut adalah: toko, rumah makan/
difinisikan sampah. Menurut Kusnoputranto warung, tempat-tempat penginapan, dan
(2000) batasan yang diberikan dalam sebagainya.
mendifinisikan sampah, yaitu: c. Sarana Pelayanan Milik Pemerintah
a. Merupakan suatu benda atau zat padat Yang dimaksud dengan sarana
atau bahan pelayanan masyarakat disini, misalnya:
b. Mempunyai hubungan langsung atau tempat-tempat hiburan umum (taman),
tidak langsung dengan aktivitas manusia. jalan umum, tempat-tempat parker,
c. Benda atau zat padat atau bahan tersebut tempat-tempat pelayanan kesehatan,
tidak dipakai, tidak disenangi dan tidak komple militer, gedung-gedung per-
digunakan. temuan, pantai tempat berlibur, sarana
d. Dibuang dengan cara-cara pembuangan pemerintah yang lain.Tempat tersebut
yang diterima masyarakat. biasanya menghasilkan sampah khusus
dan sampah kering.
Sumber Sampah d. Industri: berat - ringan
Sumber samaph berkaitan erat Dalam pengertian ini termasuk:
dengan penggunaan tanah dan pembagian pabrik-pabrik produksi bahan-bahan,
daerah menurut kegunaannya. Berdasarkan sumber-sumber alam (misalnya sumber
hal tersebut, Sudarso (1985) meng- energy), perusahaan kimia, perusahaan
klasifikasikan sumber sampah menjadi kayu, perusahaan loga, tempat peng-
beberapa kategori yaitu: olahan air kotor/ air minum (yang
a. Pemukiman Penduduk dimaksud dalam pengertian ini adalah
Pada tempat pemukiman, sampah tempat usaha pengolahan air minum atau
dapat dihasilkan oleh suatu keluarga pengolahan air kotor dari kota dan juga
tunggal atau beberapa keluarga tunggal

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 37


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

pengolahan air kotor industry ), dan lain- b. Waktu Penyimpanan (sampah


lain kegiatan industry, baik yang hanya sementara)
bersifat distribusi maupun memproses Dalam pengelolaan sampah,
suatu bahan mentah. Sampah yang penampungan sementara ( biasanya pada
dihasilkan dari tempat ini biasanya rumah tangga) merupakan unsur penting
sampah basah, sampah kering, abu, sisa- yang berhubungan dengan masyarakat
sisa bangunan, sampah khusus , dan sekitar. Penempatan sampah tidak sesuai
sampah berbahaya dengan syarat kesehatan pada setiap
e. Pertanian rumah dapat menjadi tempat
Sampah dihasilkan dari tanaman berkembang biak serangga dan tikus
atau binatang dari daerah pertanian, serta menimbulkan bau dan
misalnyasampah dari kebun, kandang, mengganggu keindahan. Setiap rumah
ladang atau sawah. Sampah yang tangga perlu mempertahankan
dihasilkan dapat berupa bahan-bahan penempatan atau penyimpanan sampah
makanan yang membusuk, sampah per- pada tahap ini. Tempat penyimpanan/
tanian, pupuk, maupun bahan pembasmi bak sampah menjadi mudah dibersihkan
serangga tanaman. jika dilapisi pembungkus berupa
kantong plastic sebelum sampah
Pengelolaan Sampah ditempatkan, yaitu tidak berkarat, kedap
Pengelolaan sampah dapat di- air, tertutup, mudah dibersihkan, tidak
definisikan sebagai suatu pengetahuan mudah rusak, berkualitas tinggi, dan
tentang pengendalian terhadap sampah yang alasnya harus dijaga supaya tidak mudah
dihasilkan, penyimpanan, pengumpulan, berlubang.
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan c. Pengumpulan Sampah
sampah dengan menggunakan suatu cara Pengumpulan sampah yang
yang sesuai dengan prinsip-prinsip ke- dimaksud tidak hanya mengumpulkan
sehatan masyarakat, ekonomi, teknik sampah saja, tapi juga mengangkut
pelestarian lingkungan, keindahan, dan sampah dari rumah-rumah ke tempat
dengan mengindahkan tanggung jawab serta pengumpulan, tempat pengolahan, atau
sikap masyarakat (Sudarso, 1967), beberapa tempat pemanfaatan kembali. Dalam
unsur pokok dalam pengelolaan sampah pengelolaan sampah, pengumpulan
yaitu: paling banyak menggunakan biaya. Oleh
a. Proses Menghasilkan Sampah karena itu, dianjurkan agar tahap
Dalam tahap ini, pengawasan sulit pengumpulan dilakukan satu minggu
dilaksanakan karena dipengaruhi oleh dua kali untuk menghindari
individu atau lokasi dimana sampah perkembangan lalat dan tikus.
tersbut dihasilkan. Dari pandangan d. Pengangkutan Sampah
ekonomi , saat proses sampah dihasilkan Pengangkutan sampah didefinisikan
adalah saat yang tepat untuk me- sebagai pemindahan sampah dari tempat
misahkan antara berbagai jenis sampah sampah sementara/ pengumpulan ke
yang harus dibuang. Misalnya me- tempat pembuangan ( biasanya
misahkan kertas, kaleng, botol dan pembuangan akhir) dengan kendaraan
sebagainya dari sampah-sampah yang yang relative besar. Unsur pengangkutan
lain. ini penting khususnya di daerah
perkotaan.

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 38


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

e. Pengolahan
Tahap ini mencakup semua teknik,
perlengkapan, dan prasarana untuk
meningkatkan kinerja semua unsur lain.
Selain itu, tahap ini juga digunakan
untuk memanfaatkan kembali semua
barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan, serta usaha untuk
memperoleh manfaat sampah, misalnya Grafik 1
untuk mendapatkan energy dari sampah. Distribusi Frekuensi Umur
Metode Penelitian Pendidikan responden terbanyak
Dalam penelitian ini penulis tidak tamat SD adalah sebanyak 27 orang
menggunakan jenis penelitian analitis (39.1%) dan tamat SD 27 orang ( 39.1%),
kuantitatif, dengan desain studi cross- SLTP sebanyak 13 orang ( 18.8 %) dan
sectional. responden terendah SLTA sebanyak 2 orang
( 2.9%).
Teknik pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang tinggal di RT 02 dan RT
03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten yang berjumlah
84 Kepala Keluarga (KK). Data Populasi
diperoleh dari arsip kantor Kepala Desa
Tanjung Pasir.
Sampel dalam penelitian ini adalah Grafik 2
ibu rumah tangga yang ada di rw 04 Desa Distribusi Frekuensi Pendidikan
Tanjung Pasir. Teknik sampling yang
digunakan adalah simple random sampling, Pendapatan responden tertinggi
yaitu teknik pengambilan sampel yang yaitu < 1.5 juta sebanyak 32 responden (
dilakukan secara acak sehingga setiap kasus 46.4%) dan 1.5 - 2.5 juta sebanyak 29
atau elemen dalam populasi memiliki ke- responden ( 42%) dan> 2.5 -3.5 juta
sempatan yang sama besar untuk dipilih sebanyak 8 responden (11.6 % ).
sebagai sampel penelitian.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian
masyarakat yang tinggal di Rt 02 dan Rt. 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangeran, maka didapat Karakteristik
responden.
Kelompok umur berumur ≤ 25 tahun
berjumlah 25 responden (36.2 %), umur 26-
35 jumlah 12 responden ( 17.4 %),Umur ≥ Grafik 3
36 tahun jumlah 32 responden (46.4 %). Distribusi Frekuensi Pendapatan

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 39


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Pengetahuan Tentang Sampah dipengaruhi oleh budaya yang ada di-


Berdasarkan hasil pengetahuan, masyarakat tersebut, masyarakat meng-
didapatkan bahwa 45 responden (65.2%) anggap membuang sampah dilaut sudah
memiliki pengetahuan yang kurang baik dan menjadi sesuatu yang biasa. Masyarakat
24 responden (34.8%) memiliki pengetahuan belum mengetahui cara memperlakukan
yang baik tentang sampah. Masyarakat Rt 02 pengelola sampah yang baik. Disamping itu
dan Rt 03 Kampung Garapan masih pengetahuan masyarakat tentang sampah di-
memiliki pengetahuan tentang sampah pengaruhi oleh pengalaman seseorang,
masih kurang, mereka belum belum semakin banyak pengalaman seseorang
mengetahui tentang definisi sampah yang semakin baik pengetahuan yang mereka
benar, pentingnya cara memilah sampah dapati. Melihat dari usia responden dan
basah dan sampah kering, masyarakat belum pendidikan yang rendah berdampak pada
mengetahui menfaat dari pemilahan sampah, rendahnya pengalaman seseorang dalam
masyarakat belum mengetahui akibat dari mengelola sampah, masyarakat belum
pengelolaan sampah yang tidak baik. melakukan pemilahan sampah dengan baik
Pengetahuan masyarakat masih misalkan memisahkan sampah basah dan
kurang karena dapat dilihat dari tingkat sampah kering.
pendidikan responden yang sebagian besar Pengetahuan masyarakat tentang
tidak tamat SD. Menurut Notoatmodjo sampah di Kampung Garapan dipengaruhi
pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa oleh tingkat ekonomi, dimana dengan
faktor salah satunya adalah pendidikan, pendapatan masyarakat yang rendah ber-
informasi dan budaya. TingkatPendidikan dampak pada kemampuan untuk memenuhi
yang rendah berdampak keterbatasan kebutuhan hidupnya. Tingkat ekonomi yang
pengetahuan tentang sampah. Dengan rendah di Kampung Garapan berpengaruh
pendidikan yang tinggi maka seseorang akan pula pada rendahnya kemampuan masya-
cenderung untuk mendapatkan informasi rakat memperoleh pendidikan, sehingga
baik dari orang lain maupun dari media dengan pendidikan yang kurang berdampak
masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang pada pengetahuan masyarakat tentang
kurang akan menghambat perkembangan sampah kurang
dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang .
baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997) Perilaku Mengelola sampah
Ketidaktahuan dapat disebabkan karena Berdasarkan hasil penelitian tentang
pendidikan yang rendah, seseorang dengan perilaku mengelola sampah, didapatkan
tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan bahwa 36 responden (52.2%) memiliki
sulit menerima pesan, mencerna pesan, dan perilaku pengelolaan sampah yang kurang
informasi yang disampaikan. baik dan 33 responden (47.8%) memiliki
Pengetahuan masyarakat juga perilaku yang baik tentang pengelolaan
dipengaruhi oleh informasi, masyarakat sampah. Perilaku mengelola sampah
kampung garapan kurang memdapatkan meliputi mengumpulkan sampah, memilah,
penyuluhan tentang pengelolaan sampah mengangkut dan membuang sampah,
yang baik. Ini berdampak pada rendahnya masyarakat kampong garapan belum mela-
pengetahuan masyarakat tentang sampah, kukan pengumpulan sampah disebabkan
masyarakat belum mengetahui cara oleh keterbatas sarana pendukung. Sebagian
mengelola sampah yang baik. besar masyarakat tidak mempunyai tempat
Pengetahuan masyarakat tentang sampah untuk menampung sampah, dapat
sampah dipengaruhi oleh budaya, dalam dilihat bahwa dari tingkat pendapatan
pengelolaan sampah di kampung Garapan masyarakat yang masih kurang, menyebab-

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 40


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

kan rendahnya daya beli, masyarakat belum Hubungan Pengetahuan Masyarakat


mempunyai kesadaraaan untuk melakukan Tentang Sampah Dengan Perilaku
pengeloaan sampah dengan baik. Mengelola Sampah Rumah Tangga
Masyarakat tidak melakukan pemi- Berdasarkan hasil uji korelasi antara
lahan sampah disebabkan karena ketidak- variabel pengetahuan dengan variabel
tahuan masyarakat tentang manfaat dari perilaku masyarakat dalam mengelola
sampah, pengetahuan masyarakat yang sampah rumah tangga di Rt 02 dan Rt 03
masih rendah terlihat dari tingkat pendidikan Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir
masyarakat yang sebagian besar adalah Teluk Naga Tangerang menunjukkan
Sekolah Dasar. Sebagian besar masyarakat adanya hubungan antara pengetahuan
Kampung Garapan masih membuang masyarakat tentang sampah dengan perilaku
sampah dihalaman, jalan, pinggir-pinggir mengelola sampah rumah tangga.
laut disebabkan karena keterbatasan fasilitas Perilaku masyarakat dalam
tempatpembuangan sampah. Masyarakat mengelola sampah dipengaruhi oleh be-
beranggapan bahwa dengan membuang berapa faktor diantaranya adalah faktor
sampah di laut mereka telah melakukan pemungkin salah satunya adalah penge-
pengelolaan sampah, padahal dengan tahuan masyarakat tentang sampah termasuk
membuang sampah dilaut akan menye- dalam pengetahuan, masyarakat belum
babkan pencemaran air laut yang menye- mengetahui tentang sumber-sumber sampah,
babkan laut menjadi kotor dan dapat mem- cara memilah sampah dan manfaat dari
pengaruhi kehidupan biota laut. pengelolaan sampah yang baik. Faktor
Masyarakat Rt 02 dan Rt 03 pendukung lain yang mempengaruhi adalah
Kampung Garapan masih melakukan kurangnya fasilitas untuk mengelola sampah
pembakaran sampah dihalaman rumahnya, seperti tidak tersedianya tempat sampah
masyarakat tidak mengetahui dampak dari pada setiap rumah tangga, tidak tersedianya
proses pembakaran sampah yang dapat tempat pembuangan sampah sementara,
meyebabkan pencemaran udara. Keter- tidak ada petugas pengangkut sampah, dan
batasan sarana pengelolaan sampah seperti tidak adanya kendaraan pengangkut sampah.
kurangnya tempat penampungan sampah, Menurut Notoatmodjo pengetahuan
kendaraan pengangkut sampah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
menyebabkan banyak timbunan sampah di- satunya adalah pendidikan, informasi dan
pinggir-pinggir jalan mengurangi keindahan budaya. Tingkat Pendidikan, semakin tinggi
dan ketidaknyamanan lingkungan di wilayah tingkat pendidikan seseorang, maka dia akan
Kampung Garapan tersebut. lebih mudah dalam menerima hal–hal baru
Hal ini sejalan dengan teori Menurut sehingga akan lebih mudah pula untuk
Lawrence Green (1980) menganalisa menyelesaikan hal–hal baru tersebut, tingkat
perilaku manusia. Kesehatan seseorang atau pendidikan masyarakat yang rendah ber-
masyarakat dipengaruhi oleh dua factor dampak pada perilaku masyarakat dalam
pokok yaitu factor perilaku (behavior mengelola sampah yang kurang baik.
causes) dan factor diluar perilaku (behavior Perilaku mengelola sampah yang baik akan
causes). Faktor dari luar salah satunya terwujud apabila masyarakat mempunyai
adalah ketersediaan fasilitas-fasilitas atau pengetahuan yang baik serta kesadaran
sarana pengelolaan sampah yang masih untuk mengelola sampah dengan baik.
kurang berdampak pada perilaku masyarakat Dengan pertumbuhan penduduk yang
yang kurang baik terhadap pengelolaan semakin pesat, menyebabkan jumlah
sampah di wilayah Rt 02 dan Rt 03 produksi sampah yang semakin tinggi,
Kampung Garapan. dengan karakteristik yang semakin banyak

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 41


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

menuntut masyarakat berperilaku yang baik dengan usia paling tinggi yaitu > 36 tahun
dalam mengelola sampah agar lingkungan sebanyak 32 responden orang yang berada
tetap bersih, aman dan nyaman bagi pada kelompok usia tua dengan pendidikan
kehidupan. paling banyak tidak tamat SD dan Tamat SD
Penelitian ini didukung dengan teori sebanyak 27 responden, dimana usia dan
yang ada yaitu Menurut Lawrence Green pendidikan dari responden tersebut kurang
(1980) menganalisa perilaku manusia dari megetahui terhadap pengelolaan penanganan
tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau pengelolaan sampah; (2) dari semua sampel
masyarakat dipengaruhi oleh dua factor yang diteliti diketahui bahwa pengetahuan
pokok yaitu factor perilaku (behavior dibagi atas beberapa tingkatan pengetahuan
causes) dan factor diluar perilaku (behavior baik dan pengetahuan kurang, Sebagian
causes). Selanjutnya perilaku sendiri di- masyarakat pada tingkatan mengetahui
tentukan atau terbentuk dari tiga factor: tentang sampah masih kurang (65.2%); (3)
faktor Predisposisi (predisposing factor), berdasarkan penyebaran kuesioner yang
yang terwujud dalam pengetahuan masya- dilakukan didapat tingkat perilaku
rakat tentang sampah yang masih kurang masyarakat dalam mengelola sampah terbagi
yang masih kurang berdampak pada perilaku atas perilaku baik dan perilaku kurang baik
dalam mengelola sampah yang masih dalam mengelola sampah. Didapat hasil
kurang. Hal ini disebakan karena masih bahwa perilaku masyarakat dalam
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. mengelola sampah adalah kurang baik
Faktor pendukung (enabling factor), (52.2%); (4) berdasarkan uji kolerasi
yang terwujud dalam lingkungan fisik, Pearson product moment yang dilakukan
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas- terhadap variabel pengetahuan masyarakat
fasilitas atau sarana dalam pengelolaan tentang sampah dengan perilaku masyarakat
sampah rumah tangga di wilayah tersebut, dalam mengelola sampah di peroleh ρ -
keterbatasan sarana pendukung berdampak value 0.0069 <α 0.05 dan nilai r = 0.521
pada aktivitas masyarakat dalam mengelola berarti ada pengaruhsedang antara
sampah. Masyarakat melakukan pembakaran pengetahuan masayarakat tentang sampah
sampah dihalaman, membuang sampah dengan perilaku mengelola sampah di Rt. 02
dipinggir-pinggir pantai disebabkan tidak dan Rt.03 Kampung Garapan Desa Tanjung
adanya fasilitas untuk mengelola sampah. Pasir Kec. Teluk Naga Kabupaten
Faktor-faktor pendorong (rein- Tangerang; (5) dari hasil penelitian yang
forcing factor) yang terwujud dalam sikap telah dilakukan peneliti dapat diambil
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas kesimpulan yaitu Ada hubungan yang
lain dalam pengelolaan sampah. Partisipasi bermakna antara pengetahuan masyarkat
petugas yang masih kurang berdampak pada tentang sampah dengan perilaku mengelola
ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya sampah di Rt. 02 dan Rt.03 Kampung
pengelolaan sampah yang baik. Dengan Garapan Desa Tanjung Pasir Kec. Teluk
adanya pengetahuan yang baik tentang Naga Kabupaten Tangerang.
perilaku mengelola sampah akan berdampak
pada perilaku mengelola sampah yang baik Daftar Pustaka
dalam masyarakat. Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek”, Rineka Cipta,
Kesimpulan Jakarta, 1998
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulakan bahwa: (1) berdasarkan Azizah, Ifa Nur dan Widyah Setiyowati,
penyebaran kuesioner didapatkan responden “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 42


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Ibu Pemulung Tentang Personal Daerah Aliran Sungai Ciliwung


Hygiene Dengan Kejadian Skabies 2011”, 2011
Pada Balita Di Tempat P
embuangan Akhir Kota Semarang”. Green, L. W. Kreuter, “Health Promotion
Akademi Kebidanan Abdil Planning, An Educational and
Husada, Semarang, 2011 Environmental Approach”, 2nd
Edition, Mayfield Publishing
Azwar A., “Pengantar Ilmu Kesehatan Company, California, 2000
Lingkungan”, Jakarta, Mutiara,
1981 Hastono, Priyo, Sutanto, “Analisis Data
Statistik”, Fakultas Kesehatan
Azwar, Azrul, “Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
Lingkungan”, Mutiara Sumber Depok, 2010
Wijaya, Jakarta, 1990
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup,
Bloom, B., “Psikologi pendidikan”, Jakarta, Undang-undang No. 18 Tahun 2008
1908 Tentang Pengelolaan Sampah

_________, “Taxonomi of Educational Kusnoputranto H., “Kesehatan


Objectives; The Classification of Lingkungan”, Fakultas Kesehatan
Education Goals”, New York, Masyarakat Universitas
David McKay Company Inc., 1971 Indonesia, Depok, 1983

Budiarto E., “Biostatistik untuk Kedokteran Maharani, Devita dan Maria Anita,
dan Kesehatan Masyarakat”, EGC, “Personal Hygiene Ibu Yang Kurang
Jakarta, 2001 Berhubungan Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Ruang Anak”,
Dahlan, dkk., ”Kamus besar Bahasa STIKES RS Baptis Kediri, Kediri,
Indonesia”, 1995 2011

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Mubarak Iqbal Wahid dan Chayatin Nurul,
Dirjen P2M & PLP Tahun 1989 “Ilmu Kesehatan Masyrakat”,
Tentang Persyaratan Kesehatan Salemba Medika, Jakarta, 2009
Pengelolaan Sampah
Notoatmodjo, Soekidjo, “Ilmu Kesehatan
_________, “Profil Kesehatan Indonesia Masyarakat”, Rineka Cipta, Jakarta,
Tahun 2010”, Depkes RI, Jakarta, 2003
2011
_________, “Metode Penelitian Kesehatan”,
_________, “Profil Kesehatan Indonesia PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Tahun 2011”, Depkes RI, Jakarta,
2012 _________, “Metodologi Penelitian
Kesehatan”, Rineka Cipta,
Deputi Bidang Pembinaan Sarana Tehnis Jakarta, 2002
Lingkungan dan Peningkatan
kapasitas, “Pemantauan Kualitas Air

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 43


Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah Dengan Perilaku Mengelola Sampah di Rt 02 dan Rt 03
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

_________, “Pengantar Pendidikan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang


Kesehatan dan Ilmu Perilaku”, Andi Nomor 12 Tahun 2002 Tentang
Aoffset, Yogyakarta, 2003 Pengelolaan Persampahan/
Kebersihan
_________, “Ilmu Kesehatan Masyarakat”
Medika, Salemba, Jakarta, 2003 Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3
Tahun 2009 Tentang Pengelolaan
Nurhadyana, Intan, “Faktor – Faktor Sampah
Berhubungan Dengan Periaku
Membuang Sampah Pada Siswa Pusat Sarana Pengendalian Dampak
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Di Lingkungan Kementerian
Kecamatan Bantar Gebang Tahun Lingkungan Hidup Jakarta
2012”, Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI, Depok, 2012 Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor Kesehatan
33 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah Soemirat, Slamet, “Kesehatan Lingkungan”,
Universitas Gajah Mada, 1994

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 44

Anda mungkin juga menyukai