Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Ricky Marojahan
Fikes – Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
ruli_jejen@yahoo.com
Abstrak
Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dipengaruhi oleh pengetahuan
masyarakat tentang sampah.Kebiasaan masyarakat membakar sampah
dihalaman, membuang sampah dipinggir jalan dan pinggir laut menyebabkan
lingkungan Desa Tanjung Pasir terlihat kurang nyaman dipandang. Keadaan ini
yang meyebabkan lingkungan yang kotor dan pencemaran lingkungan sehingga
berdampak pada kesehatan masyarakat desa tersebut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisa apakah ada hubungan antara pengetahuan
masyarakat tentang sampah dengan perilaku mengelola sampah rumah tangga
di Rt 02 dan Rt 03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk
Naga Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini adalah desain penelitian
cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga di wilayah Rt 02
dan Rt 03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir yang berjumlah 84. Sampel
yang ambil berjumlah 69 orang dengan pengambilan sampel Simple Random
Sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sata sekunder. Analisa
data yang digunakan adalah menggunakna uji Pearson product moment. Usia
responden terbanyak pada usia ≥ 35 tahun sebanyak 32 atau 46,4%, pendidikan
responden terbanyak adalah tidak tamat SD dan tamat SD masing-masing 27
responden ( 39.1%) dengan pendapatan rumah tangga terbanyak pada tingkat
pendapatan kurang ( ≤ 1.5 juta) sebanyak 32 responden (46.4%). Persentase
terbesar ada pengetahuan masyarakat tentang sampah adalah kurang baik
dengan nilai rata-rata sebesar 12.19 dan kriteria perilaku masyarakat mengelola
sampah rumah tangga yang masih kurang dengan nilai rata-rata sebesar 13.49.
Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment, didapatkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang sampah dengan perilaku
mengelola sampah di Rt 02 dan Rt. 03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. p value = 0.0069 <α 0.05.
Nilai r hitung = 0.521 lebih besar dari r tabel 0.230 yang memiliki hubungan
korelasi sedang.Masyarakat perlu mempunyai pengetahuan yang baik tentang
sampah sehingga dengan pengetahuan yang baik masyarakat mampu
mengelola sampah rumah tangga dengan baik.
karakteristik sampah yang semakin beragam. berpengaruh pada perubahan pola konsumsi
Permasalahan ini menjadi hal yang paling masyarakatnya.
menonjol dalam pengolahan sampah baik Sampah yang timbul menjadi
skala daerah maupun skala nasional. persoalan rumit dalam masyarakat yang
Menurut Undang-undang Nomor 18 kurang memiliki kepekaan terhadap
tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah, lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai
sampah haruslah dikelola dengan metode kebersihan dapat menciptakan suasana
yang sesuai dan teknik pengelolaan sampah semrawut akibat timbunan sampah. Begitu
yang berwawasan lingkungan sehingga tidak banyak kondisi tidak menyenangkan akan
menimbulkan dampak negatif terhadap muncul. Bau tidak sedap, lalat berterbangan,
kesehatan. Oleh karenanya pengelolaan dan gangguan berbagai penyakit siap
sampah perlu dilakukan secara menyeluruh menghadang di depan mata. Tidak cuma itu,
dan terpadu baik dari tingkat daerah maupun peluang pencemaran lingkungan disertai
pusat ,sehingga dengan pengelolaan yang penurunan kualitas estetika pun akan
baik ini akan dapat memberikan manfaat menjadi santapan sehari-hari bagi
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, masyarakat.
aman bagi lingkungan, serta dapat Saat ini tidak bisa dipungkiri jika
mengubah perilaku masyarakat. masih banyak masyarakat yang berperilaku
Pola pengelolaan sampah yang buruk tentang sampah Mereka membuang
selama ini dilaksanakan di Indonesia, sistem sampah sembarangan. Perilaku ini tidak
operasionalnya hendaknya dikembangkan mengenal tingkat pendidikan maupun status
dengan memasukkan pilihan pengolahan sosial. Keberadaan sampah di kehidupan
sampah untuk menjadikan sampah sebagai sehari-hari tak lepas dari tangan manusia
sumber daya yang dapat dimanfaatkan. yang membuang sampah sembarangan,
Dengan pengolahan sampah yang baik mereka menganggap barang yang telah
diharapkan dapat mengubah paradigma baru dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan
terhadap sampah. Dengan melihat membuang dengan seenaknya sendiri.
karakteristik dan komposisi, sampah Kurang kesadaran akan pentingnya
berpotensi memberikan nilai ekonomi kebersihan menjadi faktor yang paling
misalnya bila diolah menjadi bahan kompos dominan, di samping itu kepekaan
dan bahan daur ulang. masyarakat terhadap lingkungan harus
Kabupaten Tangerang merupakan dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui
salah satu bagian dari provinsi Bantenyang bahaya apa yang akan terjadi apabila tidak
secara geografis berbatasan dengan DKI dapat menjaga lingkungan sekitar(Nurdin,
Jakarta, sehingga menjadikannya sebagai 2004).
salah satu kota yang memiliki potensi besar Penanganan sampah permukiman
untuk berkembang menjadi daerah memerlukan partisipasi aktif individu dan
penyangga ibu kota. Selain itu juga menjadi kelompok masyarakat selain peran
pintu gerbang untuk hubungan provinsi pemerintah sebagai fasilitator. Ketidak
Banten dengan provinsi DKI Jakarta. pedulian masyarakat terhadap sampah akan
Kedekatan geografis kota-kota besar itu berakibat terjadinya degradasi kualitas
dapat menimbulkan interaksi dampak pada lingkungan yang akan mempengaruhi
pertumbuhan suatu wilayah. Sebagai efek kualitas hidup atau tinggal masyarakat di
pertumbuhan wilayah tersebut sebuah wilayah. Degradasi kualitas
mengakibatkan besarnya pertambahan Perwujudan pengelolaan sampah yang
penduduk setiap tahunnya, semakin sesuai dengan teknik pengelolaansampah
beragamnya karakteristik penduduknya, juga yang berwawasan lingkungan telah
lain yang merupakan kelompok referensi dalam satu bangunan atau asrama.
dari perilaku masyarakat. Beberapa keluarga yang tinggal dalam
satu bangunan atau asrama biasanya
Definisi Sampah terdapat didaerah perkotaan atau sub
Sampah adalah sesuatu benda atau urban. Jenis sampah yang dihasilkan
benda padat yang sudah tidak baik dipakai biasanya berupa sisa makanan dan bahan-
lagi oleh manusia, atau benda padat yang bahan sisa sari pengolahan makanan atau
sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan sampah basah (garbage), sampah kering
manusia dan dibuang. Sampah erat (rubbish), abu dan sampah-sampah
kaitannya dengan kesehatan, karena dari khusus
sampah tersebut akan hidup berbagai mikro b. Tempat-tempat Umum dan Tempat-
organisme penyebab penyakit, dan juga tempat Perdagangan
binatang serangga sebagai penyebar (vector) Tempat umum adalah tempat yang
penyakit. dapat menampung banyak orang
Sampah adalah bahan yang tidak berkumpul dan melakukan kegiatan,
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk termasuk tempat perdagangan. Tempat-
maksud biasa atau utama dalam pembikinan tempat tersebut memiliki potensi yang
atau pemakaian barang rusak atau bercacat besar dalam menghasilkan sampah. Jenis
dalam pembikinan manufaktur atau materi sampah yang dihasilkan berupa sisa-sisa
berkelebihan atau ditolak atau buangan”. makanan (sampah basah), smapah kering,
(Kamus Istilah Lingkungan, 1994).” abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah
Dari beberapa definisi di atas secara khusus, dan terkadang ada kemungkinan
umum terdapat kesamaan berupa batasan- sampah berbahaya. Contoh tempat
batasan yang harus dipenuhi dalam men- tersebut adalah: toko, rumah makan/
difinisikan sampah. Menurut Kusnoputranto warung, tempat-tempat penginapan, dan
(2000) batasan yang diberikan dalam sebagainya.
mendifinisikan sampah, yaitu: c. Sarana Pelayanan Milik Pemerintah
a. Merupakan suatu benda atau zat padat Yang dimaksud dengan sarana
atau bahan pelayanan masyarakat disini, misalnya:
b. Mempunyai hubungan langsung atau tempat-tempat hiburan umum (taman),
tidak langsung dengan aktivitas manusia. jalan umum, tempat-tempat parker,
c. Benda atau zat padat atau bahan tersebut tempat-tempat pelayanan kesehatan,
tidak dipakai, tidak disenangi dan tidak komple militer, gedung-gedung per-
digunakan. temuan, pantai tempat berlibur, sarana
d. Dibuang dengan cara-cara pembuangan pemerintah yang lain.Tempat tersebut
yang diterima masyarakat. biasanya menghasilkan sampah khusus
dan sampah kering.
Sumber Sampah d. Industri: berat - ringan
Sumber samaph berkaitan erat Dalam pengertian ini termasuk:
dengan penggunaan tanah dan pembagian pabrik-pabrik produksi bahan-bahan,
daerah menurut kegunaannya. Berdasarkan sumber-sumber alam (misalnya sumber
hal tersebut, Sudarso (1985) meng- energy), perusahaan kimia, perusahaan
klasifikasikan sumber sampah menjadi kayu, perusahaan loga, tempat peng-
beberapa kategori yaitu: olahan air kotor/ air minum (yang
a. Pemukiman Penduduk dimaksud dalam pengertian ini adalah
Pada tempat pemukiman, sampah tempat usaha pengolahan air minum atau
dapat dihasilkan oleh suatu keluarga pengolahan air kotor dari kota dan juga
tunggal atau beberapa keluarga tunggal
e. Pengolahan
Tahap ini mencakup semua teknik,
perlengkapan, dan prasarana untuk
meningkatkan kinerja semua unsur lain.
Selain itu, tahap ini juga digunakan
untuk memanfaatkan kembali semua
barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan, serta usaha untuk
memperoleh manfaat sampah, misalnya Grafik 1
untuk mendapatkan energy dari sampah. Distribusi Frekuensi Umur
Metode Penelitian Pendidikan responden terbanyak
Dalam penelitian ini penulis tidak tamat SD adalah sebanyak 27 orang
menggunakan jenis penelitian analitis (39.1%) dan tamat SD 27 orang ( 39.1%),
kuantitatif, dengan desain studi cross- SLTP sebanyak 13 orang ( 18.8 %) dan
sectional. responden terendah SLTA sebanyak 2 orang
( 2.9%).
Teknik pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang tinggal di RT 02 dan RT
03 Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten yang berjumlah
84 Kepala Keluarga (KK). Data Populasi
diperoleh dari arsip kantor Kepala Desa
Tanjung Pasir.
Sampel dalam penelitian ini adalah Grafik 2
ibu rumah tangga yang ada di rw 04 Desa Distribusi Frekuensi Pendidikan
Tanjung Pasir. Teknik sampling yang
digunakan adalah simple random sampling, Pendapatan responden tertinggi
yaitu teknik pengambilan sampel yang yaitu < 1.5 juta sebanyak 32 responden (
dilakukan secara acak sehingga setiap kasus 46.4%) dan 1.5 - 2.5 juta sebanyak 29
atau elemen dalam populasi memiliki ke- responden ( 42%) dan> 2.5 -3.5 juta
sempatan yang sama besar untuk dipilih sebanyak 8 responden (11.6 % ).
sebagai sampel penelitian.
menuntut masyarakat berperilaku yang baik dengan usia paling tinggi yaitu > 36 tahun
dalam mengelola sampah agar lingkungan sebanyak 32 responden orang yang berada
tetap bersih, aman dan nyaman bagi pada kelompok usia tua dengan pendidikan
kehidupan. paling banyak tidak tamat SD dan Tamat SD
Penelitian ini didukung dengan teori sebanyak 27 responden, dimana usia dan
yang ada yaitu Menurut Lawrence Green pendidikan dari responden tersebut kurang
(1980) menganalisa perilaku manusia dari megetahui terhadap pengelolaan penanganan
tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau pengelolaan sampah; (2) dari semua sampel
masyarakat dipengaruhi oleh dua factor yang diteliti diketahui bahwa pengetahuan
pokok yaitu factor perilaku (behavior dibagi atas beberapa tingkatan pengetahuan
causes) dan factor diluar perilaku (behavior baik dan pengetahuan kurang, Sebagian
causes). Selanjutnya perilaku sendiri di- masyarakat pada tingkatan mengetahui
tentukan atau terbentuk dari tiga factor: tentang sampah masih kurang (65.2%); (3)
faktor Predisposisi (predisposing factor), berdasarkan penyebaran kuesioner yang
yang terwujud dalam pengetahuan masya- dilakukan didapat tingkat perilaku
rakat tentang sampah yang masih kurang masyarakat dalam mengelola sampah terbagi
yang masih kurang berdampak pada perilaku atas perilaku baik dan perilaku kurang baik
dalam mengelola sampah yang masih dalam mengelola sampah. Didapat hasil
kurang. Hal ini disebakan karena masih bahwa perilaku masyarakat dalam
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. mengelola sampah adalah kurang baik
Faktor pendukung (enabling factor), (52.2%); (4) berdasarkan uji kolerasi
yang terwujud dalam lingkungan fisik, Pearson product moment yang dilakukan
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas- terhadap variabel pengetahuan masyarakat
fasilitas atau sarana dalam pengelolaan tentang sampah dengan perilaku masyarakat
sampah rumah tangga di wilayah tersebut, dalam mengelola sampah di peroleh ρ -
keterbatasan sarana pendukung berdampak value 0.0069 <α 0.05 dan nilai r = 0.521
pada aktivitas masyarakat dalam mengelola berarti ada pengaruhsedang antara
sampah. Masyarakat melakukan pembakaran pengetahuan masayarakat tentang sampah
sampah dihalaman, membuang sampah dengan perilaku mengelola sampah di Rt. 02
dipinggir-pinggir pantai disebabkan tidak dan Rt.03 Kampung Garapan Desa Tanjung
adanya fasilitas untuk mengelola sampah. Pasir Kec. Teluk Naga Kabupaten
Faktor-faktor pendorong (rein- Tangerang; (5) dari hasil penelitian yang
forcing factor) yang terwujud dalam sikap telah dilakukan peneliti dapat diambil
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas kesimpulan yaitu Ada hubungan yang
lain dalam pengelolaan sampah. Partisipasi bermakna antara pengetahuan masyarkat
petugas yang masih kurang berdampak pada tentang sampah dengan perilaku mengelola
ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya sampah di Rt. 02 dan Rt.03 Kampung
pengelolaan sampah yang baik. Dengan Garapan Desa Tanjung Pasir Kec. Teluk
adanya pengetahuan yang baik tentang Naga Kabupaten Tangerang.
perilaku mengelola sampah akan berdampak
pada perilaku mengelola sampah yang baik Daftar Pustaka
dalam masyarakat. Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek”, Rineka Cipta,
Kesimpulan Jakarta, 1998
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulakan bahwa: (1) berdasarkan Azizah, Ifa Nur dan Widyah Setiyowati,
penyebaran kuesioner didapatkan responden “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Budiarto E., “Biostatistik untuk Kedokteran Maharani, Devita dan Maria Anita,
dan Kesehatan Masyarakat”, EGC, “Personal Hygiene Ibu Yang Kurang
Jakarta, 2001 Berhubungan Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Ruang Anak”,
Dahlan, dkk., ”Kamus besar Bahasa STIKES RS Baptis Kediri, Kediri,
Indonesia”, 1995 2011
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Mubarak Iqbal Wahid dan Chayatin Nurul,
Dirjen P2M & PLP Tahun 1989 “Ilmu Kesehatan Masyrakat”,
Tentang Persyaratan Kesehatan Salemba Medika, Jakarta, 2009
Pengelolaan Sampah
Notoatmodjo, Soekidjo, “Ilmu Kesehatan
_________, “Profil Kesehatan Indonesia Masyarakat”, Rineka Cipta, Jakarta,
Tahun 2010”, Depkes RI, Jakarta, 2003
2011
_________, “Metode Penelitian Kesehatan”,
_________, “Profil Kesehatan Indonesia PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Tahun 2011”, Depkes RI, Jakarta,
2012 _________, “Metodologi Penelitian
Kesehatan”, Rineka Cipta,
Deputi Bidang Pembinaan Sarana Tehnis Jakarta, 2002
Lingkungan dan Peningkatan
kapasitas, “Pemantauan Kualitas Air