Anda di halaman 1dari 6

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH SAMPAH UNTUK ENERGI LISTRIK

TERBARUKAN DI DESA DANGIN PURI KANGIN

Komang Hermawan

ABSTRAK
Sampah merupakan masalah yang selalu di cari solusi untuk memanfaatkannya. Hasil
tumpukan sampah di desa Dangin Puri Kangin Denpasar ini makin hari makin bertambah seiring
dengan pertumbuhan penduduk. Kegiatan pengolahan limbah sampah di Desa ini bertujuan untuk
mengetahui cara memanfaatkan limbah sampah yang bisa dijadikan kompos, biogas, dan potensi
sumber energi listrik. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa proses pengolahan sampah yang ada di
desa ini akan terlihat lebih bermanfaat jika dapat di aplikasikan karena dapat mengurangi limbah
sampah. Faktor pendukung adanya kegiatan di Desa ini adalah partisipasi warga yang sangat
antusias untuk mempraktekan pengolahan limbah sampah dan tentunya kesadaran warga bahwa
pentingya mengelola sampah dalam membantu pemerintah, kepemimpinan yang baik dari kepala desa
dalam membimbing warga (faktor internal) dan dukungan dari pemerintah ataupun desa seperti
dukungan dana, alat, dan pengadaan pelatihan yang meningkatkan pengetahuan masyarakat serta dari
pihak di luar pemerintah yaitu KKN mahasiswa. Faktor penghambat kegiatan ini adalah kesibukan dan
kesadaran masyarakat berbeda-beda (faktor internal) dan dana dari Pemerintah yang belum bisa
direalisasikan (faktor eksternal). Dampak kegiatan yang dilakukan warga pada di Desa ini
berdampak positif terutama pada lingkungan untuk mengurangi polusi sampah dan peningkatan
kebersihan lingkungan agar desa ini semakin bersih dan semakin bebas polusi udara akibat sampah.

Kata Kunci: Potensi Pengolahan Limbah Sampah

ABSTRACT
Garbage is a problem that is always looking for a solution to use it. The results of the pile of
garbage in Dangin Puri Kangin Village, Denpasar, are increasing day by day with population
growth. The waste processing activity in this village aims to find out how to use waste that can
be used as compost, biogas, and potential sources of electrical energy. The results of this activity
indicate that the waste processing process in this village will look more useful if it can be
applied because it can reduce waste. The supporting factors for the activities in this village are
the participation of residents who are very enthusiastic about practicing waste waste processing
and of course the awareness of residents that the importance of managing waste in helping the
government, good leadership from the village head in guiding residents (internal factors) and
support from the government or villages such as financial support, tools, and provision of
training that increases public knowledge and from parties outside the government, namely
student KKN. The inhibiting factors for this activity are the people's busyness and awareness
(internal factors) and unrealized government funds (external factors). The impact of the
activities carried out by residents in this village has a positive impact, especially on the
environment to reduce waste pollution and improve environmental cleanliness so that this
village is cleaner and more free of air pollution due to garbage
_____________________________________
Keywords: Potential for Waste Waste Treatment

Program Studi Teknik Elektro Universitas Pendidikan Nasional, herm4.4wan@gmail.com


1. PENDAHULUAN
Desa Dangin Puri Kangin adalah desa berkembang didekat pusat kota Denpasar yang sedang
berproses menuju desa maju. Desa ini merupakan salah satu desa dari kecamatan Denpasar
Utara. Salah satu faktor permasalahan di desa ini salah satunya adalah sampah. Hampir di semua
negara, sampah merupakan salah satu permasalahan yang terus dicari solusinya. Di kota Denpasar
produksi sampah dari tahun ke tahun terus meningkat, selain menyebabkan pencemaran udara di
lingkungan sekitar, jumlah lahan yang tersedia tidak sebanding dengan produksi sampah yang terus
meningkat. Salah satu potensi pemanfaatan sampah yaitu dengan mengubah sampah menjadi
kompos, biogas, dan listrik yang berskala kecil, Potensi Pengolahan sampah menjadi energi listrik
sering disebut Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Sampah dapat diolah menjadi energi
listrik karena dalam sampah mengandung kadar air yang cukup tinggi dan mengandung gas methan,
khususnya sampah organik. Potensi pengolahan sampah diharapkan bisa membantu desa untuk
mengelola sampah yang dapat berguna untuk masyarakat dan dapat diaplikasikan ditempat umum
seperti lapangan Puputan, Renon, GOR Ngurah Rai, dan lain sebagainya yang diharapkan bisa
dikembangkan ke seluruh di lingkungan kota Denpasar bahkan Bali yang dapat membantu
pemerintah propinsi Bali dalam menangani sampah karena rata-rata Denpasar menghasilkan 850 ton
perhari dilihat dari situs artikel https://denpasarkota.go.id/berita/baca/16173 serta menggalang energi
listrik terbarukan dari sampah organik, karena sumber energi listrik dari minyak dan fosil perlahan
mulai langka dikarenakan sumber tersebut tidak dapat diperbaharui.
Oleh sebab itu, dengan adanya KKN ini kami ingin menerapkan potensi pengolahan limbah
sampah didalam desa agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan membantu pemerintah kota
Denpasar khususnya di desa dangin puri kangin untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang lebih
berguna

2. SOLUSI DAN METODE KEGIATAN


Setelah mengetahui permasalahan di desa ini, solusi yang kami lakukan adalah bagaimana
melihat potensi mengelola sampah menjadi kompos, biogas, dan energi listrik sehingga kedepannya
bisa dimanfaatkan dengan baik itu pun juga kami bantu dengan membuat sebuah deskripsi
perencanaan sederhana yang bisa di jadikan acuan. Sampah yang ada didesa ini tergolong cukup
banyak dan dapat dimanfaatkaan, namun masyarakat belum mengetahui prosedur pengolahannya.
Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Dangin Puri Kangin Denpasar. Pelaksanaan kegiatan dilakukan
mulai bulan 01 Februari-17 Maret 2021 yang meliputi kegiatan persiapan hingga tahapan pelaporan.
Untuk melaksanakan kegiatan pengolahan sampah menjadi kompos, biogas, dan potensi menjadi
listrik dilakukan dengan metode melalui ceramah, diskusi, tanya jawab, praktik dan pendampingan.
Bentuk pelaksanaan kegiatan pengolahan sampah diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap sosialisasi dan penyuluhan.
Pada hari pertama pada hari Sabtu tanggal 05 Februari dilaksanakan kegiatan sosialisasi dengan
metode secara online yang beranggotakan kurang lebih 5-15 orang. Diisi dengan pembekalan
wawasan tentang pengolahan sampah menggunakan teknik komposting dan pengolahan biogas.
Kegiatan sosialisasi ini melibatkan beberapa tim truna truni Banjar Merta Rauh dengan metode
ceramah dan diskusi kelompok. Materi sosialisasi meliputi peran pemuda dalam pengelolaan
lingkungan hidup, klasifikasi sampah, dan teknik mengolah sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya dilakukan kegiatan diskusi atau tanya jawab mengenai hal yang berkaitan dengan
sampah dan pengolahannya.
2. Tahap pelaksanaan pengolahan sampah.
Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan pemilahan sampah dan komposting sampah dengan
menggunakan bahan baku dan alat sederhana. Peserta mempraktekkan secara langsung proses

Program Studi Teknik Elektro Universitas Pendidikan Nasional, herm4.4wan@gmail.com


pembuatan kompos dan biogas. Pada saat kegiatan pelatihan, peserta diminta untuk membawa
bahan berupa sampah atau limbah dapur rumah tangga masing-masing, seperti sisa sayuran hijau,
daun, dan kulit buah-buahan. Pelatihan yang dilakukan yaitu memberikan gambaran tantang
pengolahan sampah ada 3 yaitu :
1. Pelatihan tanggal 12 Februari. Tahap-tahap pembuatan kompos adalah sebagai berikut
(Menurut Widodo 2011),
a Sampah yang sudah dipisahkan dan sudah dicacah diletakkan pada tempat yang terlindung
dari sinar matahari / hujan.
b Kemudian sampah disemprot dengan air agar tetap basah (kadar air 50 -60%) dan diaduk
sampai rata.
c Pengadukan dan pembalikan dilakukan satu minggu sekali serta dilakukan pemeriksaan
kadar airnya. Pengadukan dan pembalikan memerlukan waktu 3 minggu.
d Setelah 21 hari sampah akan berubah warna menjadi coklat kehitaman tekstur menjadi
lebih lunak, berbau harum dan tidak menyengat, menandakan bahwa sudah terbentuk
kompos dan siap dipanen.
e Kompos yang sudah dipanen, dicacah sekali lagi, kemudian di ayak menggunakan saringan
yang lebih kecil untuk mendapatkan tekstur kompos yang lebih halus.
2. Pelatihan tanggal 20 Februari 2021. Tahap-tahap pembuatan biogas adalah (Menurut Aryulina
2004):
a Sampah sayuran dicacah hingga halus.
b Ditimbang sebanyak 30 kg.
c Dimasukkan kedalam digester (wadah kedap udara).
d Dicampur air, dengan perbandingan 1 : 1.
e Ditambahkan EM 4 sebanyak 500 ml, diaduk sampai rata.
f Setelah bahan tercampur semua wadah ditutup rapat. Lalu dibiarkan selama kurang lebih 1-
2 minggu, dan akan dihasilkan biogas
3. Pelatihan secara teori proses gasifikasi yang dilakukan tanggal 27 Februari 2021 diuraikan
sebagai berikut (Menurut Sudarmanta, 2013).:
a. Bahan baku untuk proses gasifikasi berasal dari sampah plastik dan sampah ranting.
b. Sampah plastik yang digunakan sebagai bahan baku berasal dari bungkus makanan atau
deterjen, yang mengandung bahan aluminum foil.
c. Sampah ranting berasal dari pemangkasan pohon-pohon yang ada di pinggir jalan kota atau
dari pohon-pohon yang ada di RTH (ruang Terbuka Hijau).
d. Kemudian sampah plastik dan ranting ditimbang dengan ukuran, 20 kg untuk sampah
plastik, dan 40 kg untuk sampah ranting.
e. Setelah ditimbang sampah plastik dan sampah ranting dimasukkan ke dalam reaktor
gasifikasi untuk proses pembakaran.
f. Hasil pembakaran berupa gas yang kemudian dialirkan ke cyclone
g. Selanjutnya dari cyclone gas akan disaring di water scrubber, dihasilkan kotoran berwarna
hitam yang disebut tar. Gas yang sudah disaring akan ditampung di filter karbon.
h. Kemudian gas dialirkan ke pipa gas, lalu masuk ke mesin diesel. Bahan bakar untuk
menggerakkan mesil diesel berasal dari 25% menggunakan bahan bakar solar dan 75%
menggunakan gas hasil gasifikasi. Mesin diesel tadi digunakan untuk menggerakkan
generator listrik dan ketika generator listrik diputar, maka akan dihasilkan energi listrik
yang disimpan ke dalam kotak aki yang sudah disediakan. Ketika listrik dibutuhkan,
tinggal menyalakan saklar yang sudah dihubungkan dengan kotak aki tersebut.
3. Pendampingan
Memberikan pendampingan berkelanjutan jika ada warga yang ingin mengembangkan potensi
pengolahan sampah ini. Pendampingan berupa diskusi secara online atau praktek secara lansung
dengan anggota tidak lebih dari 15 orang agar warga yang ingin belajar maupun warga lain yang
Program Studi Teknik Elektro Universitas Pendidikan Nasional, herm4.4wan@gmail.com
belum mengetahui cara pengolahan sampah ini memahami proses dari pengolahan limbah sampah
ini dan dapat mengelola secara mandiri.Kendala yang dihadapai pada kegiatan ini adalah belum
tersedianya alat atau mesin untuk pengolahan sampah menjadi listrik ini dan perizinan untuk
pengelolaan limbah sampah ini seperti perizinan tempat dan lain sebagainya. Diharapkan desa
atau pemerintah menyediakan alat atau mesin tersebut sebagai contoh dan pembelajaran kepada
seluruh warga desa Dangin Puri Kangin ini.

3. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


1. Pengomposan (composting) merupakan upaya pengolahan limbah dengan menggunakan prinsip
penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme.
Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah (Menurut Aryulina,
2004). Berdasarkan proses dari pengolahan sampah menjadi kompos maka didapatkan hasil
sebagai contoh berikut:

GambarHasil proses sebelum dan sesudah menjadi kompos

2. Biogas merupakan gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari
proses pembusukan sampah organik secara anaerobik. Bahan baku biogas berasal dari kotoran
hewan, sisa-sisa tumbuhan, atau campuran dari keduanya (Menurut Aryulina, 2004). Bahan
baku Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain : mengurangi jumlah limbah, menghemat
energi, sumber energi yang tidak merusak lingkungan, nyala api bahan bakar biogas lebih terang
/ bersih, residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Berikut contoh hasil pemanfaatan
sampah organic menjadi biogas :

Gambar Hasil proses sebelum dan sesudah menjadi biogas

3. Teori proses gasifikasi, sampah akan dibakar kemudian menjadi synthetic gas methan yang akan
dimurnikan kembali. Gas yang telah dimurnikan tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel atau mesin bensin. Alat pembangkit listrik tenaga sampah, dapat menghasilkan

Program Studi Teknik Elektro Universitas Pendidikan Nasional, herm4.4wan@gmail.com


energi listrik sebesar 2-4 kilo watt dan listrik tersebut dapat langsung di gunakan dan juga bisa
di simpan dalam baterai atau accu untuk penerangan malam hari (Sudarmanta, 2013).

Gambar Contoh Mesin Gasifikasi

Analisa Hasil Pembahasan


Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa olahan sampah menjadi kompos, biogas, dan energi
listrik dapat mengurangi limbah sampah. Besar daya listrik yang dihasilkan oleh proses pengolahan
limbah dengan sampah diperkirakan adalah sebesar 2000-4000 Watt tergantung dari spesifikasi
mesinnya. Sistem pengolahan sampah ini adalah sistem pengolahan sampah berkala kecil dan
listrik yang dihasilkan dari generator ini dapat dimanfaatkan untuk lampu penerangan jalan, lampu
penerangan di taman rekreasi umum seperti Lapangan Puputan, Lumintang, Taman Kota, Gor dan
lain sebagainya. Bila ini bisa direalisasikan maka akan membantu menghemat energi listrik PLN
dan sampah akan berkurang dengan drastis jika seluruh wilayah di Denpasar maupun di Bali dapat
mengaplikasikan langkah ini di masing-masing daerah sekitar. Berdasarkan hasil evaluasi berupa
kuisioner dan tanya jawab yang terdiri dari 15 peserta, terjadi peningkatan pemahaman warga yaitu
14 orang sudah mengasai pengolahan sampah menjadi kompos, 12 orang sudah menguasai
pengolahan limbah menjadi biogas, dan 8 orang menguasai teori pengolahan sampah melalui
gasifikasi. Dapat dilihat dari table dibawah :

Pemahaman Warga Pengolahan Limbah Sampah


6
5
4
3
2
1
0
kompos Biogas Gasifikasi

Kompos Biogas Gasifikasi

Gambar 3.4 Table Pemahaman warga sebelum dilakukan sosialisasi

Program Studi Teknik Elektro Universitas Pendidikan Nasional, herm4.4wan@gmail.com


Pemahaman Warga Pengolahan Limbah Sampah
14
12
10
8
6
4
2
0
Kompos Biogas Gasifikasi

Kompos Biogas Gasifikasi

Gambar 3.5 Table Pemahaman warga setelah dilakukan sosialisasi

4. KESIMPULAN
Dengan diadakan pelatihan ini mayarakat memliki pengetahuan tentang cara mengelola sampah
menjadi lebih berguna dan kedapanya masyarkat diharapkan dapat melakukannya secara mandiri agar
terciptanya lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih penulis ucapkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Pendidikan Nasional karena telah memberikan kesempatan untuk melakukan KKN di
Desa Dangin Puri Kangin

DAFTAR PUSTAKA

1. Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf dan Endang Widi Winarni. 2004. Biologi SMA
Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2. Sudarmanta, Bambang. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. S1 Teknik Mesin. Fakultas
Teknik Universitas Haluoleo
3. Widodo, Slamet. 2011. Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Implementasi Teknologi Fine
Composting Berbasis Mesin Pengolah Tipe Crusher Untuk Pengelolaan Sampah Pasar Pedesaan.
http://eprints.uny.ac.id/3605/1/Makalah_INOTEKS.doc
4. Putro, Prastiwi Mudo. 2016. Eksplorasi Rumah Kompos Surabaya Dalam Pembelajaran Biologi
Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik Yang Peduli Lingkungan SMA Dr. Soetomo Surabaya.
5. https://denpasarkota.go.id/berita/baca/16173

Program Studi Teknik Elektro Universitas Pendidikan Nasional, herm4.4wan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai