Anda di halaman 1dari 8

OPTIMALISASI PROGRAM BINA DESA KRIYAN UNTUK

MEWUJUDKAN DESA RAMAH LINGKUNGAN, MANDIRI,


DAN EKONOMI KREATIF

( SOSIAL )

Disusun Oleh :

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Unversitas Sebelas Maret
Surakarta
2019
OPTIMALISASI PROGRAM BINA DESA KRIYAN UNTUK
MEWUJUDKAN DESA RAMAH LINGKUNGAN, MANDIRI, DAN
EKONOMI KREATIF

PENDAHULUAN
    Sampah plastik merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di
Indonesia.  Persentase komposisi jenis sampah di provinsi Jawa Tengah,
khususnya limbah jenis plastik meningkat sebanyak 2% dari tahun 2012. Adanya
peningkatan limbah jenis plastik pada setiap tahun di berbagai daerah
meyebabkan Indonesia sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua sebanyak
187,2 juta ton pada tahun 2015 (Baldan dkk, 2018). Hampir semua jenis plastik
akan melayang ataupun mengapung dalam badan air. Hal ini akan menyebabkan
plastik terkoyak-koyak dan terdegradasi oleh sinar matahari (fotodegradasi),
oksidasi, dan abrasi mekanik membentuk partikel-partikel plastik (Thompson et
al. 2009). Partikel plastik yang berukuran kecil ≤ 5 mm disebut mikroplastik
(Thompson et al. 2004). Mikroplastik yang tersebar di lautan akan mengendap
dan terbawa oleh arus ombak sehingga bercampur dengan pasir pantai. Hasil studi
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mikroplastik tersebar luas di lautan
pada permukaan laut, pantai, maupun dasar laut (Lusher et al. 2013). Hal ini
menyebabkan mikroplastik juga ditemukan pada sedimen di seluruh dunia
(Classens et al. 2013). Saat ini, banyak rakyat Indonesia yang mendirikan tempat
tinggal di sekitar daerah sungai dimana mereka juga menjadikan sungai tersebut
sebagai tempat untuk membuang sampah rumah tangga. Hal tersebut jika terus
dibiarkan akan menyebabkan wabah penyakit meyebar ke pemukiman dan
menurunkan tingkat kesehatan warga di kawasan tersebut.  Sehingga pencemaran
sampah rumah tangga utamanya sampah plastik di sungai menimbulkan beberapa
akibat (Ahmad, 2018). sebagai berikut:
1. Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air
tercemar tersebut akan mengalami gangguan bahkan kerusakan
karena kadar oksigen di dalam air menjadi berkurang drastis.
2. Jika terjadi penumpukan limbah atau sampah dalam jumlah cukup
besar di dalam air maka bisa menyebabkan pendangkalan air baik
itu di danau dan sungai dan hal ini sangat berbahaya terutama jika
musim hujan karena bisa menimbulkan banjir.Dalam jangka
panjang jika air tersebut terus dikonsumsi maka dapat
menyebabkan resiko terkena berbagai penyakit kanker dan juga
resiko bayi cacat lahir.
3. Pencemaran air ini juga mampu menyebabkan erosi.
4. Kekurangan sumber daya air yang bersih yang aman dikonsumsi
oleh manusia.
5.  Menjadi sumber dari berbagai jenis penyakit yang serius.
Rendahnya kesadaran dan wawasan warga terutama di kawasan desa mengenai
cara pengolahan dan pemanfaatan limbah membuat sampah rumah tangga dan
aktivitas sehari-hari biasa dibuang ke sungai begitu saja. 
Dukuh Kriyan, Babadan, Karangdowo, Klaten adalah kawasan yang
merupakan target tempat pengembangan kami. Masyarakat di kawasan tersebut
seringkali membuang sampah di sungai, bahkan belum di dapati tempat
pembuangan sampah akhir. Selain itu, penduduknya mayoritas berprofesi sebagai
petani. upaya mengatasi persoalan tersebut, masyarakat butuh di bina untuk
mendapatkan keterampilan yang lebih. keterampilan tersebut bergua unyuk
membantu masyarakat dalam peningktan pemahanamn dalam peningkatan
perekonomian masyarakat desa Kriyan dengan memanfaatkan kekayaan lokal,
serta bertujuan untuk membangun desa ramah lingkungan, desa mandiri, dan desa
ekonomi kreatif.
Untuk menjalankan dan menyokog program tersebut, dibutuhkan
induvidu-induvidu yang kompeten dan peduli pada nasib masyarakat indoesia.
dalam hal ini, mahasiswa adalah solusi yang tepat untuk menjadi relawan
(volunter) dan pengurus dalam program bina desa kriyan untuk mewujudkan desa
ramah lingkungan, mandiri, dan ekonomi kreatif, hal tersebut juga membantu
mahasiswa untuk mengaktualisasian dirinya dalam mengaplikasikan ilmnya dari
bangku perkuliahan. Program bina desa kriyan ini akan diakukan selama dua
bulan yang di tunjukan ke mayarakat desa tersebut berupa langkah langkah yang
efetif dan efesien utnuk melahirkan desa  ramah lingkungan, desa mandiri, dan
desa ekonomi kreatif. progam tersebut memiliki tiga tahap, yaitu mentorig atau
pelatihan, impelentasi, dan monitoring. 
ISI
Mengenai keadaan yang ada pada dukuh Kriyan, maka kami menawarkan
inovasi berupa tiga konsep utama desa yaitu desa ramah lingkungan, desa mandiri,
dan desa ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan ketiga konsep utama tersebut maka
kami menginovasikan beberapa hal yang berupa pemisahan sampah rumah tangga
organik dan anorganik, ecobrick untuk merapikan taman, budidaya ikan terapi
pada sungai samping sawah, pupuk kompos dari sampah organik, budidaya ikan
di dalam sawah (mina padi), dan yang terakhir mempublikasikan tentang keadaan
desa dengan media online dan media cetak.Untuk mewujudkan program bina desa
kriyan untuk mewujudkan desa ramah lingkungan, mandiri, dan ekonomi kreatif
maka dilakukan sebuah program yang terdiri dari 3 tahap, yaitu mentoring,
implementasi, dan monitoring.
Hal yang dilakukan pertama kali dalam program ini, masyarakat akan
diberikan sebuah mentoring setiap dua kali dalam seminggu, selama satu bulan,
dalam tahap ini terdapat pelatihan. Pelatihan adalah proses, cara, perbuatan
melatih dan kegiatan atau pekerjaan melatih. Mentor menyebar di dalam rumah
produksi yang dikelola oleh masyarakat untuk memberikan pelatihan yang lebih
mendalam berupa keterampilan-keterampilan dalam mengolahnya, sehingga
masyarakat mampu mengetahui pemanfaatan sampah organik dan anorganik serta
budidaya ikan terapi, dan (Mina padi). Setelah masyarakat dianggap cukup
memiliki dasar, maka dilakukan implementasi mengenai edukasi yang didapat
dari tahap mentoring. 
Implementasi adalah pelaksanaan atau penerpan. pada tahap ini masyaakat
diberikan kesempatan untuk  mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah
diberikan. dalam hal ini dimulai dengan pemisahan sampah rumah tangga organik
dan anorganik. Pada kenyataannya kebiasaan warga desa kriyan, mereka
seringkali membuang sampah ke sungai dan tidak ada pemisahan antara sampah
organik dan anorganik, sehingga disediakan tempat sampah terpisah pada setiap
rumah warga dan dikumpulkan menjadi satu setiap harinya. Sehingga
kelanjutannya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos dan ecobrick
hiasan taman. 
Hasil dari sampah sampah organik yang dikumpulkan warga akan diolah
menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk tanaman hias, tanaman
sayuran, tanaman buah-buahan maupun tanaman padi di sawah (Sulistyorini,
2005). Kemudian dari sampah anorganik yang dikumpulkan warga akan dibuat
menjadi ekobrik yang dapat mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya
dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Contoh
pemanfaatannya adalah untuk pembuatan meja, kursi, tembok, panggung kecil,
pagar, fondasi taman bermain sederhana, maupun barang kesenian lainnya yang
bahkan memiliki nilai jual serta nantinya akan digunakan untuk hiasan taman
berupa spot foto ataupun benda-benda lain(Adnyani dkk., 2019).
Setelah pemisahan dan pemanfaatan sampah organik dan non organik
maka sungai dapat dipastikan bersih dan dapat digunakan untuk tempat budidaya
ikan terapi sehingga posisi taman yang berada di samping sungai akan menjadi
tempat yang cocok untuk bersantai sambil melihat pemandangan hijau sawah
perdesaan. Kemudian pemeliharaan ikan lele di persawahan (mina padi) dapat
meningkatkan pendapatan petani juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
air. Selain itu, juga dapat mengurangi hama penyakit pada tanaman padi. Banyak
keuntungan yang didapat menggunakan teknik budidaya minapadi ini, antara lain
yaitu (lestari dan Rifai. 2017):
1. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang
mengandung berbagai unsur hara
2. Mengurangi penggunaan pupuk 
3. Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat
kompetitor (pesaing) dengan padi dalam pemanfaatan unsur hara 
4. Mengurangi biaya penyiangan tanaman liar; 
5. Dalam kajian ilmiah yang dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Tawar Bogor menunjukan bahwa penerapan budidaya Minapadi dapat
meningkatkan pendapatan sebesar 20%.
Setelah desa diberikan tahapan mentoring dan pelatihan, diharapkan mampu
mengaplikasikan segala bentuk pelatihan dan keterampilan, dan yang terakhir
merupakan tahapan monitoring yang menjadi puncak program ini. Monitoring
adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objek
program. Saat tahap ini berlangsung, dilakukan publikasi tentang keadaan desa
dalam media online dan media cetak, publikasi ini bertujuan agar desa Krian dapat
menjadi desa wisata sekaligus contoh desa ramah lingkungan, mandiri, dan
ekonomi kreatif yang nantinya akan dilihat dan dicontoh oleh desa lain. Publikasi
dilakukan di media online berupa poster online di WhatsApp Instagram Facebook
maupun platform berita. Kemudian pada publikasi media cetak dilakukan dalam
koran. 
PENUTUP

Dalam pelaksanaannya, masyarakat desa Kriyan diberikan program yang


terdiri dari 3 tahapan, yaitu mentoring dan pelatihan selama 2 bulan pada setiap
periode program yang terhitung dua kali dalam seminggu, implementasi ilmu dan
wawasan yang telah didapatkan dalam proses mentoring dapat diaplikasikan yang
menjadi contoh untuk desa lain dalam pengolahan sampah pelastik serta
pengelolaan lingkungan sekitar, hal tersebut bertujuan untuk mengedukasi,
mengarahkan dan memperbaiki keterampilan masyarakat dalam
mengelolanya.program ini di bantu oleh para mahasiswa di wilayah setempat yang
menjadi relawan sebagai wadah untuk beraktualisasi diri dan mengabdi kepada
masyarakat, sehingga kegiatan ini saling memberikan keuntungan bagi masing-
masing pihak. Melalui program ini, desa Kriyan bukan hanya menjadi desa ramah
lingkungan, mandiri, dan ekonomi kreatif, tetapi juga menjadi garda terdepan
untuk menggaungkan desa-desa lain yang ada di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, L. D. S., I. A. M. I. Utami, G.A.P. Supriyanti, N.P.A. Pratiwi, dan


L.G.E. Wahyuni. 2019. Program Tabungan Ecobrick Desa Umeanyar.
Prosiding SENADIMAS 4 440-448.

Ahmad, A. 2018. Peran Dinas Lingkungan HIdup Terhadap Pengelolaan Kualitas


Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Menurut Peraturan Perundang-
Undangan Di Indonesia. Ejournal uksw edu 6 (2) 151-165.

Baldan, S. K., Aditiya, V. F. Umiati, T. Yudhiana, D. N. Hafifah, dan R.


Indreswari. 2018. Gerakan Ver-Hang (Vertigo Hangingplant) Untuk
Pemanfaatan Sampah Botol Di Dukuh Selo Tawangsari Sukoharjo. Seminar
Nasional Edusainstek FMIPA UNIMUS 57-62.

Claessens, M., L. V. Cauwenberghe, M. B. Vandegehuchte, and C. R. Jansen.


2013. New Techniques For The Detection Of Microplastics In Sediments
And Field Collected Organisms. Marine Pollution Bulletin 70: 227-233

Lestari, S., dan M. Rifai. 2017. Pemeliharaan Ikan Lele Bersama Padi (Mina Padi)
Sebagai Potensi Keuntungan Berllipat Untuk Petani. Jurnal Terapan
Abdimas 2 27-32.

Lusher, A. L., M. McHugh, and R. C. Thompson. 2013. Occurrence Of


Microplastics In The Gastroistestinal Tract Of Pelagic And Demersal Fish
From The English Channel. Marine Pollution Bulletin 67: 94-99.

Sudirman SP, dan Iwan AS. 2000. Mina Padi. Budidaya Ikan Bersama Padi.
Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos.


Jurnal Kesehatan Lingkungan 2 (1): 77- 84.

Thompson, R. C., S. H. Swan, C. J. Moore, and F. S. V. Saal. 2009. Our Plastic


Age. Philosophical Transactions Of The Royal Society 364: 1973-1976.
Thompson, R. C., Y. Olsen, R. P. Mitchell, A. Davis, S. J. Rowland, A. W. G.
John, D. McGonigle, and A. E. Rusell. 2004. Lost At Sea: Where Is All The
Plastic?. SCIENCE 304: 838.

Anda mungkin juga menyukai