Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Sains Volume 18 Nomor 1 Januari 2016

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga: Sebuah Studi di Kecamatan Sukarami
Kota Palembang
Martinawati1), Imron Zahri2), dan M. Faizal2)
1)
Mahasiswa Program Studi Pengelolaan Lingkungan PPS Universitas Sriwijaya. 2)Dosen Program Studi Pengelolaan Ling-
kungan PPS Universitas Sriwijaya

Intisari: Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah ru-
mah tangga yang dilaksanakan di Kecamatan Sukarame Kota Palembang dengan mengambil Kelurahan Su-
kodadi sebagai kelurahan sampel. Kelurahan Sukodadi dipilih sebagai sampel secara "purposive" dikarenakan
pada RT 24 Kelurahan Sukodadi pada tahun 2011 pernah menjadi "Wilayah Ramah Lingkungan". Pengumpu-
lan data lapangan dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2014. Pengambilan sampel dila-
kukan dengan cara Proportinate Stratified Random Sampling. Pada Kelurahan Sukadadi terdapat 34 RT yang
dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 24 RT dengan pengelolaan sampah yang kurang baik (Strata I), dan 10
RT dengan pengelolaan sampah yang baik (Strata II). Masing-masing strata diambil 2 RT, sehingga terdapat 4
RT sampel. Dari 4 RT tersebut diambil 10 % keluarga sampel, sehingga terdapat 54 sampel. Tingkat partisipasi
masyarakat diukur dari segi pewadahan dan pengumpulan/pengangkutan sampah rumah tangga. Hasil peneli-
tian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah tergolong tinggi (rata-
rata skor 73,46%), dengan skor Strata I (64,52%) lebih rendah dibandingkan dengan Strata II (85,51%). %).
Menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa usia dan lama bermukim mempunyai hubungan tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Pendidikan dan pekerjaan/penghasilan tidak dapat di-
buktikan. Untuk menciptakan lingkungan bebas sampah dapat mengurangi beban pemerintah dengan partisi-
pasi masyarakat yang tinggi.
Kata kunci: partisipasi, pengelolaan, sampah, rumah tangga
Email: ranifa.1103@gmail.com
menjadi bencana bagi masyarakat itu sendiri. Penge-
1 PENDAHULUAN lolaan sampah sangat dibutuhkan dukungan partisi-

M enurut Undang-undang Republik Indonesia pasi masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat ada
nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan yang rendah, sedang dan tinggi.
sampah bahwa pertambahan jumlah penduduk Upaya mengatasi permasalahan sampah yang
mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. kian memperihatinkan membutuhkan pengelolaan
Sehingga semakin besar jumlah penduduk pada sua- sampah dengan mengikut sertakan masyarakat.
tu wilayah dengan perubahan pola hidup konsumtif, Tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam proses
masyarakat yang menimbulkan dampak pada jenis ini, maka dapat dikatakan mustahil pemerintah sen-
dan karakteristik sampah yang semakin bervariatif, diri bisa mengatasi masalah sampah yang kian hari
maka semakin besar pula jumlah dan ragam sam- kian menumpuk. Jika ada partisipasi demikian seti-
pah yang dihasilkan. Semakin hari semakin banyak daknya dapat mengurangi beban sampah di TPA,
jenis sampah yang dihasilkan oleh manusia akibat- pewadahan dan pengumpulan/pengangkutan dari
nya semakin rumit cara pemilahan sampah. sumber sampah.
Berdasarkan SNI 3242 tahun 2008 tentang Pen- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
gelolaan Sampah di permukiman bahwa jumlah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
sampah yang dihasilkan untuk kota kecil, setiap jiwa rumah tangga, selanjutnya dapat disusun strategi
menghasilkan sampah sebanyak 2,5 liter per hari perbaikan pengelolaan sampah rumah tangga. Hi-
atau setara dengan 0,5 Kg/hari. Dengan demikian potesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan data dari Kelurahan Sukodadi, jumlah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
penduduk sebanyak 17.773 jiwa dan jumlah Kepala sudah cukup baik.
Keluarga sebanyak 4.286 KK, maka jumlah sampah
yang dihasilkan di Kelurahan ini mencapai 44.432,5
liter/hari atau 8886,5 kg/hari sebesar 8,886 ton/hari.
Apabila sampah sebanyak ini tidak dikelola dapat

© 2016 JPS MIPA UNSRI 18103-14


Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

2 METODE PENELITIAN yang lebih tinggi menunjukkan nilai partisipasi yang


lebih tinggi. Penjumlahan dari skor tersebut untuk
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan setiap sampel yang diwawancarai menggambarkan
Sukarami Kota Palembang, di pilih Kelurahan Suko- tingkat partisipasi dari sampel dalam hal pengelo-
dadi sebagai kelurahan sampel yang dipilih secara laan sampah. Pada Tabel 1 dapat dilihat skor dari
"purposive". Alasan lokasi tersebut dipilih karena di indikator dalam pengukuran tingkat partisipasi ma-
salah satu Rukun Tetangga (RT) di kelurahan ini syarakat yang diwakili oleh sampel dalam penelitian
pernah ditetapkan sebagai wilayah Ramah Lingkun- ini.
gan Terbaik Kota Palembang Tahun 2011. Di kelu-
rahan ini terdapat 34 Rukun Tetangga (RT) yang Tabel 1. Skor dari indikator dalam pengukuran tingkat
partisipasi.
dapat dikelompokkan RT yang baik pengelolaan
sampahnya dan RT yang kurang baik pengelolaan Indikator Keterangan Skor
sampahnya, dan karena itu selanjutnya dipilih dua 2 Perlakukan Masyarakat tidak mewadahi/membuang 1
terhadap sembarang tempat
RT yang baik dalam pengelolaan sampah dan dua sampah untuk Masyarakat telah mewadahi sampah, 2
RT yang kurang baik dalam pengelolaan sampah. pewadahan tetapi masih dalam satu Jenis pewada-
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini han untuk semua sampah (belum ada
digunakan metode Acak Berlapis Berimbang (Pro- pemilahan di tingkat masyarakat antara
sampah organik dan sampah non
portionate Stratified Random Sampling). Stratifikasi organik).
atau lapisan dalam penelitian ini adalah sampel pa- Pewadahan terpilah antara sampah 3
da RT yang kurang baik pengelolaan sampahnya organik dan sampah non organik
(Strata I) dan RT yang baik dalam pengelolaan sam- Pengumpulan/ Masyarakat masih membuang sampah 1
pengangkutan di sembarang tempat, tidak mengguna-
pahnya (Strata II). RT sampel adalah 2 RT yang ku- sampah kan pelayanan pengangkutan dan tidak
rang baik dalam pengelolaan sampah (Strata I) dan berpartisipasi dalam membayar retribu-
RT yang baik dalam pengelolaan sampah (Strata II). si sampah
Populasi pada 2 RT Strata I sebanyak 293 KK, dan Masyarakat membakar sampah, 2
menggunakan pelayanan pengangkutan
pupulasi pada 2 RT Strata II sebanyak 216 KK. Dari walaupun tidak rutin membayar
populasi setiap RT dipilih sebanyak 10% kepala ke- retribusi sampah
luarga sampel, sehingga jumlah sampel dalam pene- Masyarakat telah menggunakan 3
litian ini sebanyak 54 kepala keluarga, yang terdiri pelayanan pengangkutan/pengumpul
sampah dan rutin membayar retribusi
dari 31 sampel pada Strata I, dan 23 sampel pada
sampah.
Strata II. Jumlah demikian sesuai dengan Arikunto
Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum Dirjend PUCK,
(2010), bahwa dalam hal pengambilan sampel, jika
2008
subjeknya kurang dari 100 orang maka sebaiknya
diambil semuanya, dan jika subjeknya besar atau Untuk menentukan tingkat partisipasi masyarakat
lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20- dalam pengelolaan sampah, maka untuk setiap
25% atau lebih. Pengumpulan data lapangan dilak- strata ditentukan dengan penjumlahan skor dari dua
sanakan pada bulan Agustus sampai dengan Sep- indikator tersebut. Untuk setiap responden ditentu-
tember 2014. kan partisipasi rendah jika skor 1-2, partisipasi se-
dang jika skor 3-4, dan partisipasi tinggi jika skor 5-6.
Analisis data yang dilakukan pada dasarnya ada-
Kemudian secara keseluruhan tingkat partisipasi
lah untuk menjawab tujuan dan menguji hipotesis
masyarakat diperhitungkan dengan menjumlahkan
penelitian. Data yang dikumpulkan di lapangan
skor keseluruhan sampel. Dari jumlah skor maksimal
dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah
(jumlah sampel dikali 3), maka dapat dikelompok-
secara tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis de-
kan tingkat partisipasi masyarakat menjadi tiga
skriftif dan analisis statistika. Tingkat partisipasi ma-
kelompok, yaitu:
syarakat dalam pengelolaan sampah di tingkat RT
yang diduga bervariasi antara rendah sampai den- 1. Partisipasi rendah adalah kelompok skor 0,00% -
gan tinggi, baik pada RT yang baik dalam hal penge- 33,32 %
lolaan sampahnya maupun pada RT yang kurang 2. Partisipasi sedang adalah kelompok skor 33,33% -
baik dalam hal pengelolaan sampahnya. Terdapat 66,65 %
dua indikator yang menjadi ukuran tingkat partisipa-
3. Partisipasi tinggi adalah kelompok skor 66,66% -
si, yaitu (1) Perlakuan masyarakat terhadap sampah
100%.
untuk pewadahan, (2) Pengumpulan/pengangkutan
sampah.Kedua faktor tersebut kemudian di kuantifi- Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisi-
kasi dengan menggunakan skor (nilai) yang merupa- pasi dalam pengelolaan sampah berdasarkan ke-
kan data dengan skala ordinal, artinya dengan skor rangka pemikiran dan hipotesis adalah usia, pendi-

18103-15
Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

dikan, pekerjaan yang ditunjukkan oleh besarnya organaik dan anorganik. Gambaran pewadahan
penghasilan dan lamanya bermukim dari para res- sampah oleh masyarakat dapat dilihat Tabel 3.
ponden. Data mengenai faktor-faktor yang mem-
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pola
pengaruhi tingkat partisipasi tersebut kemudian di- pewadahan sampah
kuantifikasi dengan skor yang berskala ordinal seper-
ti dapat dilihat pada Tabel 2. Strata I Strata II
Pola Pewadahan Sampah
Σ resp. % Σ resp. %
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempen- 1. Tidak diwadahi/ dibu-
6 19,35 0 0,00
ang sembarang tempat
garuhi tingkat partisipasi masyarakat digunakan Ana- 2. Satu jenis pewadahan
lisis Statistika, yaitu Chi-Square, yaitu untuk melihat 17 54,84 12 52,17
untuk semua sampah
hubungan antara faktor usia, pendidikan, peker- 3. Pewadahan terpilah an-
jaan/penghasilan dan lama bermukim. Oleh karena tara sampah organik & 8 25,81 11 47,83
sampah non organik
dianggap tingkat partisipasi sebagai variabel depen- Jumlah 31 100,00 23 100,00
dent dan faktor usia, pendidikan, pekerjaan/ peng-
Sumber : Diolah dari data primer, 2015
hasilan dan lama bermukim sebagai variabel inde-
pendent, maka analisis ini dapat digunakan sebagai Berdasarkan Tab. 3, Pada strata I sebesar 19,35%
faktor yang saling mempengaruhi. warga yang tidak mewadahi sampah atau mem-
Tabel 2. Penentuan Skor Faktor-faktor yang Mempenga-
buang sampah sembarangan. Sebenarnya semua
ruhi Tingkat Partisipasi Masyarakat. warga juga mewadahi sampah, tetapi setelah diwa-
dahi dengan kantong plastik, sampah dibuang di
No. Indikator Kriteria Kelompok Skor
wilayah yang masih minim penduduknya yaitu
20 - 34 tahun Usia muda 1
1 Usia 35 - 49 tahun Usia sedang 2 wilayah-wilayah yang belum ditempati atau lahan
> 50 tahun Usia tua 3 masih kosong. Warga yang demikian biasanya tidak
TS - SD sederajad Rendah 1 berlangganan dengan petugas pengumpul/ peng-
2 Pendidikan SMP-SMA sederajad Sedang 2 angkut sampah. Selain membuang sampah di lahan
Diploma - PT Tinggi 3
Rp. 1.000.000 - 1
kosong ada juga yang membuat lubang ditanah
Rendah kemudian melakukan pembakaran sampah, sedang-
2.999.999
Pekerjaan/
3
Penghasilan
Rp. 3.000.000 -
Sedang
2 kan pada strata II tidak ada. Pada strata I sekitar
4.999.999 54,84% warga mewadahi sampah masih dalam satu
> Rp. 5.000.000 Tinggi 3
Jenis pewadahan untuk semua sampah, baik sam-
3 - 11 tahun Baru 1
4
Lama ber-
12 - 20 tahun Sedang 2 pah organik, sampah non organik dan Sampah B3,
mukim sedangkan pada strata II sebesar 52,17 %. Walaupun
> 20 tahun Lama 3
Sumber : Diolah dari data primer, 2015 di strata II wadah sampah sebagian kecil telah dis-
iapkan tetapi data diatas menunjukkan sebagian be-
Untuk menyusun strategi perbaikan pengelolaan sar sampah masih digabung menjadi satu. Hal ini
sampah rumah tangga dilakukan secara diskriptif. disebabkan warga kurang paham akibat dan man-
Dari wawancara dan kuesioner terdapat beberapa faat yang dapat diambil bila sampah dipilah secara
pendapat masyarakat tentang pelaksanaan pengelo- benar sesuai dengan peruntukannya. Warga yang
laan sampah sebagai persepsi masyarakat terhadap termasuk dalam strata I hanya sebesar 27,59% se-
sampah, kemudian data dianalisis secara deskriptif dangkan pada strata II sebesar 47,83%, masyarakat
yaitu analisis persepsi masyarakat terhadap pelaksa- yang telah melakukan pemilahan antara sampah
naan pengelolaan sampah rumah tangga yang meli- organik dan sampah non organik (sampah B3 dima-
puti pewadahan dan pengumpulan/pengangkutan sukkan dalam sampah non organik). Hal ini disebab-
yang ada di masyarakat. kan belum ada penyuluhan secara khusus untuk
menjelaskan kepada masyarakat bahwa pemilahan
3 HASIL PENELITIAN sampah sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat
maupun bagi pihak-pihak lain yang berkecimpung
Partisipasi Masyarakat Terhadap dalam persampahan.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dalam Pewadahan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pewadahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat
dalam Pengumpulan/Pengangkutan
dapat dilihat 4 indikator, yaitu tidak diwadahi/ dibu-
ang sembarang tempat, satu jenis pewadahan untuk Aspek pengumpulan/pengangkutan sampah dapat
semua sampah, pewadahan terpilah antara sampah dilihat beberapa perlakukan yang diberikan oleh
warga, frekuensi pengumpulan sampah, biaya

18103-16
Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

pelayanan dan pengangkutan sampah, dan terhadap sampah terutama dalam pengumpulan/
pembayaran retribusi sampah. pengangkutan sampah. Warga pada Strata II lebih
dominan membayar pelayanan sampah sebesar
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan frekuensi
masyarakat membuang sampah Rp.11.000 sampai dengan Rp. 20.000 dibandingkan
dengan masyarakat Strata I yang cenderung tidak
Frekuensi pengum- Strata I Strata II mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah
pulan sampah Σ resp. % Σ resp. %
1. Setiap hari 10 32,26 1 4,35 sehingga kadang mereka memperlakukan sampah
2 Tiga hari sekali 16 51,61 19 82,61 kurang baik, maka pengumpulan/pengangkutan
3. Seminggu sekali 1 3,23 2 8,70 sampah lebih baik pada Strata II dibandingkan pada
4 Tidak tentu 4 12,90 1 4,35 Strata I.
Jumlah 31 100,00 23 100,00
Sumber : Diolah dari data primer, 2015 Pada Tabel 6. dapat dilihat sebesar 51,61% pada
Strata I dan hanya sebesar 13,04% pada Strata II
Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa masyarakat yang
yang tidak membayar pelayanan sampah artinya
membuang sampahsetiap 3 hari sekali sebesar
belum bisa menikmati layanan pengumpulan/
51,61% sedangkan pada Strata II sebesar 82,61%
pengangkutan sampah. Sebanyak 16,13% pada
.biasanya kalau 3 hari sekali biasanya warga yang
Strata I, biasanya lokasi tempat tinggal warga seperti
berlangganan dengan petugas pengangkut sampah.
ini ada di pinggir jalan utama karena walaupun tidak
Sebesar 32,26 % pada Strata I dan hanya 4,35 % di
dibayar oleh warga petugas dari DKK akan
Strata II hampir setiap hari membuang sampah.
mengambil sampah yang ada di sekitar wilayah
Sebesar 3,23% untuk Strata I dan sebesar 8,70%
tersebut dan pada Strata II sebesar 8,70%
pada Strata II. Sebesar 12,90 % pada Strata I dan
masyarakat yang tidak rutin dalam melakukan
hanya 4,35% pada Strata II yang tidak tentu
pembayaran retribusi. Sebesar 19,35% pada Strata I
melakukan pengumpulan/pengangkutan sampah.
dan sebesar 34,78% pada Strata II masyarakat rutin
Warga Strata II cenderung membuang sampah 3
dalam pembayaran karena petugas datang memin-
hari sekali dibandingkan dengan warga Strata I yang
tanya, sedangkan sebesar 12,90% pada Strata I dan
rata-rata mengumpulkan/mengangkut sampah setiap
43,48% pada Strata II yang membayar retribusi sam-
hari dan tiga hari sekali.
pah dengan kesadaran sendiri. Karena tidak ber-
Pada Tabel 5 terlihat bahwa warga yang belum langganan dengan pengumpul/pengangkut sampah
ada pelayanan sampah sebesar 51,61% pada strata I maka pada warga Strata I lebih dominan tidak
sedangkan pada strata II hanya sekitar 13,04 %, membayar retribusi dan masyarakat masih banyak
biasanya masyarakat seperti ini cara pengumpulan/ yang mengangkut dan membuang sampah di hutan
pengangkutan sampah secara mandiri, membuang atau di lokasi yang masih belum ditempati diban-
sampah di lahan kosong atau membuang langsung dingkan dengan warga Strata II yang lebih rutin
ke TPS pinggir jalan utama. Warga yang membayar membayar retribusi sampah secara teratur karena
retribusi sampah berkisar antara seribu rupiah pengangkutan sampah sudah aktif
sampai dengan sepuluh ribu rupiah sekitar 16,13%
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Rutinitas
pada Strata I sedangkan Strata II sebesar 8,70%, Masyarakat Dalam Pembayaran Retribusi Sampah
masyarakat seperti ini biasanya kadang diambil oleh
petugas sampahnya, kadang juga tidak diambil. Strata I Strata II
Rutinitas masyarakat dalam
Σ Σ
pembayaran retribusi sampah % %
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran resp. resp.
Tiap Bulan Biaya Pelayanan Pengangkutan Sampah a. Tidak pernah bayar/tidak
16 51,61 3 13,04
tahu/tidak ada
Pengeluaran Tiap Bulan Strata I Strata II b. Membayar tapi tidak rutin 5 16,13 2 8,70
Biaya Pelayanan Σ Σ c. Rutin membayar karena petu-
% % 6 19,35 8 34,78
Pengangkutan Sampah resp. resp. gas datang memintanya
1. Tidak dilayani 16 51,61 3 13,04 d Rutin membayar karena su-
2. Rp 1.000 - 10.000 5 16,13 2 8,70 4 12,90 10 43,48
dah menjadi kewajiban saya
3. Rp. 11.000 - 20.000 10 32,26 18 78,26 Jumlah 31 100,00 25 100,00
4. Rp. 21.000 – ke atas 0 0,00 0 0,00 Sumber : Diolah dari data primer, 2015
Jumlah 31 100,00 23 100,00
Sumber : Diolah dari data primer, 2015 Tingkat partisipasi menggambarkan kua-
Pengeluaran tiap bulan untuk membayar litas pengelolaan Sampah
pelayanan sampah sebagian besar Rp. 11.000,00 – Tabel 7. Menunjukkan bahwa tingkat partisipasi ma-
Rp. 20.000,00 yaitu untuk Strata I sebesar 32,26% syarakat dalam pengelolaan sampah untuk pewada-
dan pada Strata II sebesar 78,26%, masyarakat han sampah pada daerah strata I termasuk dalam
seperti ini biasanya sudah baik dalam perlakuan

18103-17
Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

partisipasi tinggi dengan nilai sebesar 68,82%. Se- dalam proses pengambilan keputusan. Artinya
dangkan pengumpulan/pengangkutan sampah ru- masyarakat secara sadar telah mampu mewadahi
mah tangga termasuk dalam kategori sedang den- sampah secara mandiri dan memiliki inisiatif sendiri.
gan nilai persentase sebesar 60,22%. Secara keselu- Namun demikian masih ada warga yang belum
ruhan pelaksanaan pengelolaan sampah yaitu untuk memahami dan melakukan pelaksanaan penge-
pewadahan dan pengumpulan/pengangkutan sam- lolaan sampah yang tepat. Untuk itulah perlu peran
pah di wilayah strata I termasuk dalam partisipasi aktif dari semua pihak agar memberikan arahan dan
sedang dengan nilai persentase sebesar 64,52%. Me- dibentuknya suatu kelompok masyarakat yang
nurut Sherry R. Arnstein dalam Arifin (2007), mampu menjadikan sampah sebagai sesuatu yang
partisipasi sedang yaitu partisipasi yang telah mem- berharga. sehingga perlu adanya perbaikan-
punyai pandangan sendiri, pendapat masyarakat perbaikan antara lain dalam pewadahan dibutuhkan
telah didengarkan dan diperkenankan untuk mem- pemilahan dari sumber sampah agar memudahkan
punyai inisiatif sendiri, tetapi tidak bisa memutuskan pada proses selanjutnya. Dalam pengumpulan/ pen-
suatu kegiatan dan pendapat masyarakat tidak akan gangkutan sampah motor sampah harus disekat an-
dipertimbangkan. Pada masyarakat tingkat ini diupa- tara sampah organik dan sampah anorganik atau
yakan masyarakat sudah mempunyai kemampuan saat pengambilan sampah yang harus dibedakan
sendiri untuk memiliki keberanian agar bisa memiliki waktunya. Penjadwalan waktu pengumpulan/peng-
inisiatif dan memiliki kemampuan untuk mandiri. angkutan sampah organik yang bersifat mudah
Perlu ada dorongan dari pihak lain baik pemerintah, membusuk hendaknya diangkut paling lama 2 hari
lembaga-lembaga kemasyarakatan, pihak swasta sekali, sedangkan untuk sampah anorganik diangkut
dan masyarakat itu sendiri agar dapat memahami dengan frekuensi seminggu sekali.
pengelolaan sampah yang baik dan efisien. Oleh
Pada strata II untuk pelaksanaan pengelolaan
sebab itu dibutuhkan ada penguatan-penguatan ter-
sampah pada pewadahan dan pengumpulan/ peng-
hadap masyarakat dalam kegiatan persampahan
angkutan termasuk dalam kategori partisipasi tinggi
yang terprogram, terkoordinir dan berkesimbungan
dengan kriteria interpretasi skornya masing-masing
untuk memperoleh hasil lebih signifikan. Artinya
sebesar 82,61% dan 88.41%. Tingkat partisipasi ini
sebagian besar masyarakat seperti ini belum memili-
sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Sherry R.
ki kemampuan untuk bermitra dengan pengumpul
Arnstein dalam Arifin (2007) bahwa Partisipasi ini
sampah/pengangkut secara maksimal, sehingga san-
merupakan partisipasi yang interaktif dan mandiri.
gat dibutuhkan pendampingan secara kontinyu un-
Pada tingkatan ini masyarakat telah bisa bermitra
tuk mensosialisasikan dan dorongan dari berbagai
dan memiliki mayoritas suara dalam proses pen-
pihak pentingnya pengelolaan sampah rumah tang-
gambilan keputusan.
ga yang efisien dan bermanfaat terutama dalam
pengumpulan dan pengangkutan sampah. Secara umum dikelurahan ini dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pengelolaan sampah rumah
Pada strata II untuk pelaksanaan pengelolaan
tangga yang terdiri dari pewadahan dan pengumpu-
sampah pada pewadahan dan pengumpulan/ peng-
lan/pengangkutan sampah termasuk dalam kategori
angkutan termasuk dalam kategori partisipasi tinggi
partisipasi tinggi dengan persentase nilai sebesar
dengan kriteria interpretasi skornya masing-masing
73,46%. Menurut Sherry R. Arnstein dalam Arifin
sebesar 82,61% dan 88.41%. Tingkat partisipasi ini
(2007), masyarakat pada tingkatan partisipasi tinggi
sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Sherry R.
telah memiliki karakter sendiri sehingga masyarakat
Arnstein dalam Arifin (2007) bahwa Partisipasi ini
telah mandiri dan bisa bermitra dengan pihak lain,
merupakan partisipasi yang interaktif dan mandiri.
bahkan partisipasi ini rakyat non elit mayoritas suara
Pada tingkatan ini masyarakat telah bisa bermitra
dalam proses pengambilan keputusan. Artinya
dan memiliki mayoritas suara dalam proses pen-
masyarakat secara sadar telah mampu mewadahi
gambilan keputusan.
sampah secara mandiri dan memiliki inisiatif sendiri.
Secara umum dikelurahan ini dapat disimpulkan Namun demikian masih ada warga yang belum
bahwa pelaksanaan pengelolaan sampah rumah memahami dan melakukan pelaksanaan penge-
tangga yang terdiri dari pewadahan dan pengumpu- lolaan sampah yang tepat. Untuk itulah perlu peran
lan/pengangkutan sampah termasuk dalam kategori aktif dari semua pihak agar memberikan arahan dan
partisipasi tinggi dengan persentase nilai sebesar dibentuknya suatu kelompok masyarakat yang
73,46%. Menurut Sherry R. Arnstein dalam Arifin mampu menjadikan sampah sebagai sesuatu yang
(2007), masyarakat pada tingkatan partisipasi tinggi berharga. sehingga perlu adanya perbaikan-perbai-
telah memiliki karakter sendiri sehingga masyarakat kan antara lain dalam pewadahan dibutuhkan pemi-
telah mandiri dan bisa bermitra dengan pihak lain, lahan dari sumber sampah agar memudahkan pada
bahkan partisipasi ini rakyat non elit mayoritas suara proses selanjutnya. Dalam pengumpulan/peng-

18103-18
Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

angkutan sampah motor sampah harus disekat anta- II hampir tidak ditemukan tumpukan sampah yang
ra sampah organik dan sampah anorganik atau saat dibuang sembarangan. Di strata I hanya 54,84%
pengambilan sampah yang harus dibedakan wak- yang telah mewadahi sampah walaupun belum ter-
tunya. Penjadwalan waktu pengumpulan/pengang- pilah sedangkan pada strata II 52,17%. Pada strata I
kutan sampah organik yang bersifat mudah membu- hanya 25,81% warga telah yang melakukan pemila-
suk hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, han sampah sedangkan pada strata II sudah menca-
sedangkan untuk sampah anorganik diangkut den- pai 47,83%. Wadah sampah yang tertutup di strata I
gan frekuensi seminggu sekali. hanya 3,45% saja sedangkan pada strata II sebesar
47,83%. Dilihat dari segi jenis alat pengumpul sam-
Dari kajian penelitian ini diperoleh suatu
pah yang digunakan pada strata I hanya 48,39%
gambaran yang menunjukkan bahwa semakin tinggi
yang menggunakan jasa pengumpul sampah berupa
tingkat partisipasi masyarakat berarti semakin besar
motor sampah biasa sedangkan pada strata II telah
peranan masyarakat dalam menentukan bentuk
mencapai 86,96%. Dilihat dari segi keaktifan warga
lingkungan yang diinginkannya, karena masyarakat
dalam membayar iuran retribusi sampah secara ru-
peduli dengan lingkungan sekitarnya termasuk
tin pada strata I hanya 32,25%, sedangkan pada stra-
pengelolaan sampah yang efektif. Bila masyarakat
ta II telah mencapai 78,26%. Dengan demikian un-
sudah mandiri dalam pengelolaan sampah maka
tuk menyempurnakan pengelolaan sampah yang
dapat meringankan beban pemerintah dalam
baik dan membawa manfaat bagi masyarakat maka
mengatasi masalah persampahan. Hal ini dapat di-
perlu ada kolaborasi seluruh lapisan masyarakat,
perhatikan pada tahap pewadahan sampah, di strata
baik pemerintah, pihak swasta, lembaga-lembaga
I masih banyak warga yang membuang sampah
kemasyarakatan yang ada di lingkungan setempat,
sembarangan sekitar 19,35% sedangkan pada strata
dan warga setempat.
______________________________________________
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Masyarakat DalamPengelolaan Sampah Rumah Tangga
STRATA I
Frekuensi Skor Ca- Skor Capaian Tingkat Parti-
Indikator Capaian Max.
1 2 3 paian (%) sipasi
Perlakuan masyarakat terhadap sampah
1. 6 17 8 64 93 68,82 Tinggi
untuk pewadahan.
2. Pengumpulan/pengangkutan sampah. 16 5 10 56 93 60,22 Sedang
Rata-rata 11 11 9 60 93 64,52 Sedang
STRATA II
Frekuensi Skor Capaian Tingkat Parti-
Indikator Skor Capaian Capaian Max.
1 2 3 (%) sipasi
Perlakuan masyarakat terhadap sampah
1. 0 12 11 69 82,61 Tinggi
untuk pewadahan.
2. Pengumpulan/pengangkutan sampah. 3 2 18 Tinggi 69 88,41 Tinggi
Rata-rata 2 7 15 59 69 85,51 Tinggi
STRATA I & II
Frekuensi Skor Capaian Tingkat Parti-
Indikator Skor Capaian Capaian Max.
1 2 3 (%) sipasi
Perlakuan masyarakat terhadap sampah
1. 6 29 18 121 162 74,69 Tinggi
untuk pewadahan.
2. Pengumpulan/pengangkutan sampah. 19 7 28 117 162 72,22 Tinggi
Rata-rata 13 18 24 119 162 73,46 Tinggi
Sumber : Diolah dari data primer, 2015
Keterangan: Angka 0 % – 33,32 % = Partisipasi Rendah, Angka 33,33% - 66,65 % = Partisipasi Sedang, Angka 66,66% -
100%.= Partisipasi Tinggi
_______________________________________________
Untuk membentuk masyarakat agar masyarakat yang tidak singkat. Begitu juga dengan pengelolaan
memiliki partisipasi dan kepekaan terhadap sesama sampah tidak mudah agar masyarakat peduli”. Da-
tidak mudah dan memerlukan pembinaan yang cu- lam membina masyarakat yang mandiri perlu dila-
kup telaten ini sempat disampaikan oleh Ketua RT kukan secara berkesimbungan dan terus disoisalisa-
24, Bapak H. Najib Pradedy bahwa “ untuk memben- sikan agar masyarakat sadar bahwa untuk membuat
tuk masyarakat yang peka terhadap sesama dan me- lingkungan asri perlu partisipasi aktif dari seluruh
munculkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah. ini lapisan masyarakat.
membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan waktu

18103-19
Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

Untuk meningkatkan partisipasi warga dalam lama ini dibuang dan tidak bermanfaat bagi warga
pengelolaan sampah rumah tangga menurut Ke- menjadi barang yang sangat berharga serta diha-
mentrian Pekerjaan Umum Dirjend PUCK tahun rapkan banyak gebrakan-gebrakan baru yang dapat
2008 diperlukan kegiatan pemberdayaan secara te- menjadikan sampah sebagai sesuatu yang pantas
rencana, terkoordinir dan berkelanjutan sehingga diperebutkan.
dapat dicapai perubahan yang signifikan dalam pen-
gelolaan sampah terutama dalam pewadahan dan Hubungan Tingkat Partisipasi dengan
pengumpulan. Pemberdayaan sebagai proses men- Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya
gembangkan, memandirikan, menswadayakan,
memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapi- Faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan
san bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di dan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat
segala bidang dan sektor kehidupan, Sutoro Eko terhadap pengelolaan sampah rumah tangga adalah
(2002). Proses pemberdayaan tersebut melibatkan usia, pendidikan, pekerjaan/penghasilan, dan lama
pemerintah, pihak swasta, lembaga kemasyarakatan bermukim. Dalam analisis ini responden pada Stra-
yang ada dan masyarakat itu sendiri. Kegiatan- ta I digabung dengan Strata II yaitu sebanyak 54
kegiatan pemberdayaan tersebut meliputi antara lain orang, dan tingkat partisipasi dibagi menjadi 2 ke-
penyuluhan, pelatihan dan percontohan, pengem- lompok, yaitu tingkat partisipasi yang rendah dan
bangan kegiatan, dan lain-lain. tingkat partisipasi yang tinggi. Pada Tabel 8. dapat
dilihat hubungan antara tingkat partisipasi dengan
Sosialisasi/penyuluhan pengelolaan sampah yang faktor-faktor yang mempengaruhinya.
dilakukan secara terus menerus dengan metode
yang tepat dijelaskan kepada seluruh elemen masya- .Tabel 8. Frekuensi Responden Yang Menggambarkan
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Dengan Faktor-
rakat, pihak swasta dan pemerintah serta pihak-
Faktor Yang Mempengaruhinya
pihak yang berkompeten di bidang persampahan.
Penyuluhan ini bertujuan untuk menjelaskan dan Uraia Tingkat Partisipasi Hasil Uji
Kriteria
n Rendah Tinggi Jml Chi-Square
menyatukan persepsi masalah persampahan yang
Muda 10 6 16 Ada
dihadapi saat ini secara global dan mimpi-mimpi Usia Sedang 6 10 16 hubungan/
yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Tua 5 17 22 pengaruh
yang nyata
Pelatihan dan percontohan sangat perlu dilaku- Rendah 6 9 15 Tidak ada
Pendi
kan, tujuannya agar masyarakat paham tentang Sedang 10 13 23 hubungan/
dikan
sampah dan dampak yang ditimbulkan, paham ten- Tinggi 5 11 16 pengaruh
yang nyata
tang manfaat yang bisa diambil bila sampah diolah
Rendah 10 15 25 Tidak ada
secara benar dan tepat. Paham tentang aspek-aspek Pengh
Sedang 6 7 13 hubungan/
pendukung agar pelaksanaan kegiatan ini tetap ber- asilan
Tinggi 5 11 16 pengaruh
jalan terus menerus dan solid sehingga perlu adanya yang nyata
suatu kelompok masyarakat persampahan misalnya Baru 10 6 16 Ada
Lama
Sedang 6 8 14 hubungan/
Bank Sampah. Kelompok masyarakat ini dibutuhkan berm
Lama 5 19 24 pengaruh
pendanaan yang transparan dan akuntabiltas yang ukim
yang nyata
tinggi agar tidak ada kecemburuan sosial, membuat Rata-rata 21 33 54
aturan-aturan yang disepakati dan mengikat serta Sumber: Diolah dari data primer, 2015
teknik operasional yang mudah dan tidak membe-
bani masyarakat. Pelatihan dan percontohan bertu- Tabel 8 dapat dilihat bahwa faktor usia dan lama
juan untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki bermukim mempunyai hubungan dengan tingkat
oleh warga dalam meningkatkan kemampuan dalam partisipasi, dan melihat sifat dari variabel tersebut,
merencanakan, melaksanakan dan mengelola kegia- maka dapat dikatakan bahwa faktor usia dan lama
tan persampahan. bermukim mempunyai pengaruh yang positif terha-
dap tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelo-
Pengelolaan sampah yang berhasil akan menam- laan sampah rumah tangga. Sedangkan faktor jenis
bahan pengalaman dan pengetahuan yang terus pekerjaan/penghasilan dan dan tingkat pendidikan
dan secara langsung atau tidak langsung dapat tidak dapat dibuktikan mempunyai hubungan atau
membuka wawasan yang lain untuk mengelola adanya pengaruh terhadap pengelolaan sampah
sampah agar manfaatnya lebih baik dari yang ada. rumah tangga. Jika dilihat dari segi usia, maka parti-
Dengan demikian bisa muncul ide-ide dan inovasi- sipasi yang rendah didominasi oleh penduduk usia
inovasi baru dalam memanfaatkan sampah sehingga muda, sedangkan partisipasi yang tinggi didominasi
dapat merambah pada kegiatan yang lain. Misalnya oleh penduduk yang berusia lebih tua. Hal ini seja-
membuat kap lampu dari bongkol jagung yang se- lan pula dengan lama bermukim, dimana partisipasi

18103-20
Martinawati Dkk./Partisipasi Masyarakat dalam … JPS Vol.18 No. 1 Jan. 2016

yang rendah lebih banyak dilakukan oleh orang- 4 KESIMPULAN


orang yang baru bermukim, sedangkan partisipasi
yang tinggi lebih banyak dilakukan oleh orang-orang Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan
yang telah lama bermukim sampah rumah tangga tergolong tinggi (rata-rata
skor 73,46%), dan masyarakat yang terkatagori baik
Terdapat kecenderungan bahwa tingkat partisi- pengelolaan sampahnya mempunyai partisipasi yang
pasi yang rendah lebih banyak dilakukan oleh orang- lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang
orang yang berpendidikan rendah sampai sedang. bermukim di daerah yang kurang baik pengelolaan
Sedangkan jenis pekerjaan/penghasilan tidak mem- sampahnya.
punyai arah tertentu dalam menentukan atau mem-
pengaruhi tingkat partisipasi terhadap pengelolaan Faktor usia dan lama bermukim mempunyai hu-
sampah rumah tangga. bungan (atau dapat dikatakan mempengaruhi seca-
ra positif) tingkat partisipasi masyarakat terhadap
Semua kondisi yang telah dijelaskan di atas, me- pengelolaan sampah. Sedangkan pendidikan dan
nunjukkan perlu adanya penyuluhan secara khusus pekerjaan/penghasilan tidak dapat dibuktikan mem-
untuk menjelaskan kepada masyarakat. Perlu punyai hubungan dengan partisipasi masyarakat da-
adanya pembinaan secara rutin dan berkelanjutan, lam pengelolaan sampah.
terutama untuk mereka yang berpenghasilan yang
lebih tinggi dan berpendidikan yang lebih baik untuk Strategi perbaikan pengelolaan sampah memer-
menjadi pendorong dan penggerak masyarakat agar lukan adanya koordinasi yang baik antara pemerin-
mengelola sampah yang baik dan benar. Pembinaan tah dan masyarakat, serta diperlukan adanya upaya
yang dilakukan secara terus menerus dan berkesi- pengembangan kelembagaan masyarakat dalam
nambungan tentu akan menjadikan pengelolaan pengelolaan sampah rumah tangga. Pengelolaan
sampah di Kelurahan ini akan lebih baik lagi. yang baik dapat dengan melibatkan seluruh lapisan
Adanya keinginan sebagian masyarakat di RT 24 masyarakat dapat mengurangi beban pemerintah,
yang telah mengajukan permohonan kepada peme- terutama untuk pewadahan dan pengangkutan
rintah untuk membentuk Bank Sampah mengingin- sampah.
kan pembinaan secara rutin perlu direspon dengan
baik. Selain itu perlu ditumbuhkan suatu perkumpu- REFERENSI _____________________________
lan atau organisasi kelembagaan atau kelompok Arifin, M. NST., 2007. Perencanaan Pembangunan Parti-
warga yang dapat mengelola sampah dengan tera- sipasi (Studi tentang Penyusunan Rencana Pembangu-
tur. nan Jangka Menengah daerah Kota MedanTahun 2006-
2010). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Dalam pengumpulan/pengangkutan sampah mo-
Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
tor sampah harus disekat antara sampah organik
Praktik, PT. Rineka Cipta. Jakarta
dan sampah anorganik atau saat pengambilan sam-
pah yang harus dibedakan waktunya. Penjadwalan Damanhuri, E., Ismaria, R., dan Padmi, T,. 2011. Pedoman
Tata Cara Pengelolaan Sampah 3R. Institut Teknologi
waktu pengumpulan/pengangkutan sampah organik
Bandung. Bandung
yang bersifat mudah membusuk hendaknya diang-
Daud, F., 2009. Partisipasi masyarakat Dalam pengelolaan
kut paling lama 2 hari sekali, sedangkan untuk sam-
Lingkungan di permukiman Sekitar Muara Sungai Tallo
pah anorganik diangkut dengan frekuensi seminggu Kota Makasar. Jurnal Chemica Vol: 0 9-10
sekali. Masyarakat juga menghendaki adanya ban-
Kementrian Pekerjaan Umum Dirjend PUCK. 2008. Buku
tuan pemerintah dengan tempat pengumpulan
Pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permuki-
sampah yang lebih dibandingkan dengan yang ada man. Jakarta
sekarang dan agar tempat pengumpulan sampah
Manurung, R., 2008. Persepsi dan Partisipasi Siswa Seko-
biasa dipisahkan dengan tempat pengumpulan sam- lah Dasar Dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan
pah yang mengandung B3 (bahan beracun berba- Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 10/Tahun ke-
haya). 7/Juni 2008
Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat Parma, I. P. G., 2011. Faktor-Faktor Pendorong Partisipasi
berarti semakin besar peranan masyarakat dalam Masyarakat Dalam Festival Pesona Pulau Serangan Di
menentukan bentuk lingkungan yang diinginkannya. Kota Denpasar. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, Vol.1
: 2-1
Semakin tinggi partisipasi masyarakat dan bila
masyarakat sudah mandiri dalam pengelolaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3 Tahun. 2013.
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
sampah maka tentu akan dapat meringankan beban
Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sam-
pemerintah dalam mengatasi masalah persampahan pah sejenis Sampah Rumah Tangga. Jakarta. _________

18103-21

Anda mungkin juga menyukai