Anda di halaman 1dari 16

Karakteristik Sampah dan Analisis Sampah Terkait Jumlah Penduduk di TPS Sekitar (Studi

Kasus: TPS Wilis, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang)

Laporan Praktikum

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan

Yang dibina oleh Dr. Sueb M. Kes

Disusun oleh:

Kelompok 8/Offering I-IL 2020

Arini Andrawati (200342616861)


Jihan Tangibendon (220342614132)
Syilfia Ayu Kurnia Romadhon (200342616880)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTTEMENT BIOLOGI

Oktober 2022
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SAMPAH DAN ANALISIS SAMPAH DI TPS SEKITAR
(STUDI KASUS: TPS WILIS, KELURAHAN GADINGKASRI, KECAMATAN KLOJEN,
KOTA MALANG)

Sueb1)*), A. Arini 1) T. Jihan1) R. K. A. Syilfia 1)


1)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang,
Jalan Semarang Nomor 05 Malang 65145, Indonesia
Corresponding author: *)sueb.fmipa@um.ac.id **)arini.andrawati. 2003426@students.um.ac.id
***)
jihan.tangdibendon.2203426@students.um.ac.id ****)syilfia.ayu.2003426@students.um.ac.id
Abstrak:

Tanah merupakan zat terpenting dalam kehidupan di muka bumi ini. Zat tercemar
berbahaya bagi tanah. Kecamatan Klojen merupakan salah satu kecamatan di Malang
yang memiliki konsentrasi kepadatan penduduk tinggi dengan kontribusi sampah
terbesar per harinya 38 m³/harinya dengan jumlah penduduk terendah. Jumlah sampah
yang besar menyebabkan penumpukan sampah di TPS. Dalam hal ini, pemilahan
sampah organik dan anorganik sangat diperlukan dalam hal mereduksi sampah.
Penelitian ini dilakukan di salah satu TPS Kecamatan Klojen, yaitu TPS Wilis. Data
diperoleh dengan melakukan wawancara dan pengukuran komposisi sampah secara
langsung dengan cara menimbang. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive
sampling. Penentuan jumlah sampel dengan metode SNI 19-3964-1994. Laju timbulan
sampah di kecamatan Klojen 0,30.

Kata Kunci: Sampah, TPS Wilis, Organik, Anorganik

Abstract:

Soil is the most important substance in life on this earth. Polluted substances are
harmful to the soil. Klojen sub-district is one of the sub-districts in Malang which has a
high concentration of population density with the largest contribution of waste per day
38 m³/day with the lowest population. The large amount of waste causes the
accumulation of waste at the TPS. In this case, segregation of organic and inorganic
waste in reducing waste. This research was conducted in one of the TPS in Klojen
District, namely TPS Wilis. Data obtained by conducting interviews and measuring the
composition of waste directly by weighing. The sampling technique used is purposive
sampling. Determination of the number of samples by the method of SNI 19-3964-1994.
The rate of waste generation in Klojen sub-district is 0,30.

Keywords: Garbage, Wilis TPS, Organic, Anorganic


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi dirasakan di Indonesia seiring dengan peningkatan
timbulan sampah. Untuk mengelolah permasalahan sampah yang semakin
mengganggu, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 97
Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstranas) [1]. Kebijakan
ini bertumpuh pada dua sektor yaitu pengurangan dan penanganan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Ditargetkan pada tahun 2025
kita dapat mengurangi 30% sampah rumah tangga dan menangani 70% sampah
rumah tangga [2].
Adapun kota Malang memiliki permasalahan terkait tata kota yaitu
perkembangan kependudukan khususnya migrasi masuk yang tidak tercatat dalam
kependudukan menyebabkan sulitnya perencanaan. Perkembangan kependudukan
menyebabkan terbatasnya lahan untuk Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
Publik [1]. Terbatasnya lahan ini menyebabkan penurunan kualitas lingkungan
akibat perkembangan kegiatan kota khususnya pada pusat pusat kegiatan.
Penurunan kualitas lingkungan menyebabkan munculnya permukiman kumuh.
Partisipasi masyarakat memiliki peran penting dalam merealisasikan
setiap program kegiatan dalam suatu wilayah. Hal ini merupakan salah satu jalan
untuk membantu pemerintah dalam pengurangan timbulan sampah, sebab
masalah dalam pengelolaan sampah membutuhkan penanganan yang kompleks.
Proses pengelolaan sampah kota meliputi pemilahan sampah berdasarkan jenis
dan zatnya, pengumpulan sampah dari tiap-tiap rumah, pewadahan sampah
buangan dari hotel serta pasar, pemindahan sampah, pengangkutan sampah dari
TPS menuju TPA, daur ulang, dll dari timbulan sampah [3].
Kota Malang dalam mengelola sampah harus berdasarkan wawasan
lingkungan dalam sistem pembuangannya agar tidak menimbulkan dampak
negatif. Maka dari itu, penelitian ini perlu diadakan untuk mengidentifikasi
karakteristik sampah dan menganalisisnya pada salah satu TPS di kota Malang
yaitu, TPS Wilis.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui berat sampah per gerobak (juga menghitung berat sampah organik
dan berat sampah anorganik).
b. Memperkirakan berat sampah total, berat sampah organik, berat sampah
anorganik pada kelurahan tersebut.
c. Menghitung perkiraan berat sampah per kelurahan berdasarkan berat sampah
per gerobak.
d. Memperkirakan berat sampah yang dikeluarkan satu orang berdasarkan data
sampah per gerobak dan dikaitkan dengan data penduduk se kelurahan.
1.3 Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan peneliti dapat mengetahui
berat sampah per gerobak dengan menghitung berat sampah organik dan
anorganik. Peneliti juga diharapkan dapat menentukan masa sampah, pola daur
ulang sampah, dan cara pengelolaan sampah.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan observasi. Dimana peneliti melakukan pengamatan
dan mengambil data secara langsung di lokasi penelitian.
2.2 Waktu dan Lokasi
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2022 di TPS Gadingkasri
yang berada di Jalan Simpang Wilis, Klojen, Malang.
2.3 Populasi, Sampel, Teknik Sampling
Sampel yang digunakan adalah sampah organik dan anorganik dari satu
TPS. Teknik pengambilan sampel dengan cara observasi langsung dan dilakukan
pengukuran berat sampah.
2.4 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu timbangan dan alat tulis untuk mencatat berat
sampah yang diukur.
2.5 Prosedur Pengumpulan Data
2.5.1. Penentuan Titik Lokasi
Lokasi pengambilan sampel dipilih berdasarkan lokasi terdekat dari
domisili anggota dan kemudahan untuk mengambil 5.
2.5.2. Penentuan Pengambilan Titik Sampel
Titik sampel diambil pada salah satu gerobak sampah. Pengukuran
dilakukan dengan memisahkan sampah organik atau anorganik.
2.5.3. Pengamatan Sampel
Pengamatan dilakukan dengan mengamati jumlah sampah atau mengukur
berat tiap sampah organik maupun anorganik.
2.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap timbulan,


komposisi, dan densitas sampah dengan rumus. Pengukuran timbulan sampah
rumah tangga dilakukan dengan menghitung berat sampah yang dikumpulkan oleh
petugas kebersihan kemudian ditimbang per gerobak sehingga diketahui massa
sampah yang dihasilkan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung timbulan
sampah sebagai berikut:

Persamaan (1)  Timbulan Sampah Per Orang (kg/org, hari)

kg
Berat sampah( )
= hari
Jumlah Penduduk Sampling (Org)
Persamaan (2)  Timbulan Sampah Total (kg/hari)
= Timbulan Sampah Total (kg/hari)x Jumlah Penduduk Kecamatan
Karakteristik sampah yang diukur meliputi volume, densitas, dan
komposisi sampah. Volume sampah didapat dari hasil pengukuran terhadapa
volume sampah tiap gerobak di TPS dan densitas sampah di truk menuju TPA.

Persamaan (3)  Densitas Sampah (kg3/m)


Berat sampah(kg )
= Volume Sampah(m 3)

Komposisi sampah dianalisis berdasarkan hasil sampling yang didapat dan


kemudian diklasifikasikan dengan diagram. Penghitungan densitas sampah
menggunakan SNI 19-3964-1994 dengan rumus sebagai berikut.
Persamaan (4)  Komposisi Sampah (%)
Jenis Sampah(kg)
= x 100 %
Berat Sampah (100 kg )
BAB III

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Analisis

Tabel 1. Data dan Perhitungan Sampah di TPS Wilis Gadingkasri


TP Kelurah Jumlah Volum Mass Timbul Densit
S an pendud e a an as
uk sampa Samp Sampa Samp
(jiwa) h ah h ah
(m3/ha (kg) (kg/org (kg3/
ri) ) m)
Wil Gadingk 7918 65 2357 0,30 36,26
Tabel 2. is asri Data Jenis
dan Komposisi Sampah di TPS Wilis Gadingkasri

Komposisi Sampah Presentase


Plastik 20%
Logam 28%
Kertas 52%
Total 100%

a) Timbulan Sampah
Perhitungan timbulan sampah di Kelurahan Gadingkasri:

Timbulan Sampah Per Orang (kg/org, hari) =


Berat sampah ( hari
kg
)
Jumlah Penduduk Sampling (Org )

=
2357 ( hari
kg
) =0 ,30 kg/org, hari
7918 ( org )

Timbulan Sampah Total (kg/hari) = Timbulan Sampah Total x Jumlah


Penduduk
= 0,30 x 7918
= 2357 kg/hari
Pengukuran timbulan di TPS dilakukan dengan cara Mapping TPS yaitu
dengan cara menghitung jumlah volume sampah yang masuk per hari, masa
jenis sampah dan massa sampah yang diambil oleh para petugas pengangkut
sampah setiap harinya. Sehingga dapat diketahui massa sampah yang dibawa
ke TPA. Hasil pengukuran timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan
oleh tiap orang di Kelurahan Gadingkasri sebesar 0,3 kg/orang/hari. Nilai ini
sesuai dengan ketentuan dalam SNI 19-3983-1995 bahwa timbulan sampah
untuk pemukiman berkisar antara 0,25 - 0,40 kg/hari.
b) Densitas Sampah
Perhitungan densitas sampah di Kelurahan Gadingkasri:
Persamaan (3)  Densitas Sampah (kg3/m)
Berat sampah(kg )
= Volume Sampah(m 3)

2357(kg ) 2357(kg)
= 5 x 13(m 3) = 65(m 3) = 36,26 kg/m3

Karakteristik sampah yang diukur meliputi volume, densitas, dan


komposisi sampah. Volume sampah diperoleh dengan mengukur volume
sampah pada tiap gerobak. Pada TPS Gadingkasri terdapat 4 gerobak dengan
volume sampah tiap gerobak adalah 0,5 m3 sehingga keseluruhan total
volumenya (densitas) adalah 36,26 kg/m3. Dalam hal ini sesuai dengan SNI
19-3964-1994 yang berentang mencapai 40 L.
Persamaan (4)  Komposisi Sampah (%)
Jenis Sampah(kg)
Komposisi sampah plastik = x 100 %
Berat Sampah (100 kg )
20(kg)
= x 100 %= 20%
100 ( kg )
Jenis Sampah(kg)
Komposisi sampah kain = x 100 %
Berat Sampah (100 kg )
28(kg)
= x 100 %= 28%
100 ( kg )
Jenis Sampah(kg)
Komposisi sampah kertas = x 100 %
Berat Sampah (100 kg )
52(kg)
= x 100 %= 52 %
100 ( kg )
Komposisi sampah dianalisis berdasarkan hasil sampling. Pada TPS
Gadingkasri ini diperoleh komposisi sampah sebesar 100% dengan jenis
sampah plastik sebesar 20% komposisinya, jenis sampah logam sebesar 28%
komposisinya, dan jenis sampah kertas sebesar 52% komposisinya.

3.2 Pembahasan

Sampah merupakan segala bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan


manusia maupun binatang yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah
dibuang, tidak bermanfaat dan tidak dibutuhkan lagi [4]. Sampah secara sederhana
dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat difungsikan lagi. Menurut
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Yang termasuk jenis sampah adalah sampah rumah tangga (tidak termasuk
tinja), sampah sejenis rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas
lainnya serta sampah spesifik [5]. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
Nomor T-13-1990 yang dimaksud dengan sampah adalah limbah yang bersifat
padat terdiri dari zat organic dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan
harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
bangunan [6]. Sedangkan sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota
dan tidak termasuk sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Sampah terdiri dari:
1) Sampah Organik
Terdiri dari bahan-bahan penusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan
daun [8].
2) Sampah Anorganik
Sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari
proses industri [8]. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti
plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam, sedangkan sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik.
Tetapi karena kertas, karton dan koran dapat didaur ulang seperti sampah
anorganik lain [9].
Sumber sampah menurut Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 07
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Persampahan dan Retribusi Pelayanan
Kebersihan, penghasil sampah (sumber sampah) adalah perorangan, kelompok,
instansi atau badan baik sebagai pemilik, penyewa, pemakai atau penghuni dari
suatu bangunan, ruangan, pelataran atau pekarangan meliputi rumah tinggal,
perumahan penginapan, hotel, real estate, perkantoran, rumah makan, restoran,
pedagang eceran, pedagang kaki lima, pedagang asongan baik menetap
maupun yang tidak menetap, kios, toko, pertokoan, pasar swalayan, pasar
tradisional, gudang, perkantoran, terminal, sarana angkutan darat, laut dan
udara, fasiitas umum, tempat usaha lainnya dari suatu obyek penghasil sampah
[10].
Pengelolaan persampahan dapat terdiri dari beberapa aspek SNI 3242-
2008 tentang pengelolaan sampah dipermukiman menjelaskan terdapat lima
aspek sebagai persyaratan umum terkait pengelolaan limbah padat (sampah)
yakni: hukum dan peraturan, kelembagaan/organisasi, teknis operasional,
pembiayaan dan iuran atau retribusi, peran serta dan pemberdayaan masyarakat
[11]. Secara umum pengelolaan sampah dapat dilakukan sebagai berikut:
- Melakukan pemilahan sampah sumber
- Melakukan pengolahan sampah dengan konsep 3 R
- Berkewajiban membayar iuran/retribusi sampah
- Mematuhi atuiran pembuangan sampah yang ditetapkan
- Turut menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya
- Berperan aktif dalam sosialisai pengelolaan sampah lingkungannya
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berat sampah per gerobak adalah 472 kg dengan sampah organik sebesar 220
kg dan 252 sampah anorganik. Berat sampah total adalah 2357 kg dengan berat
sampah organik 1458 kg dan berat sampah anorganik sebesar 899 kg pada
kelurahan tersebut. Berat sampah per kelurahan berdasarkan berat sampah per
gerobak adalah 36,26 kg/m3. Berat sa0mpah yang dikeluarkan satu orang
berdasarkan data sampah per gerobak dengan data penduduk se kelurahan 7918
jiwa adalah sebesar 0,30 kg/org, hari.

4.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya tidak hanya berfokus pada satu TPS saja bisa
lebih dari dua TPS sehingga dapat diperoleh data yang bisa dijadikan acuan
perbandingan.
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
anugerahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan praktikum ini
dengan jangka waktu yang ada. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
warga sekitar TPS Wilis, Kota Malang atas bantuannya dalam observasi sungai di tempat
lokasi. Dan kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Sueb, M. Kes. atas pemberian
tugas ini sehingga kami bisa belajar banyak hal terkait penelitian dan penyusunan
laporan yang baik dan benar.
DAFTAR RUJUKAN

[1] Azizah, W. N., Ishom, M., & Widianto, E. (2020). Bank Sampah Sebagai Alternatif
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengembangkan Kampung Wisata
Tematik “Kampung Putih” Kota Malang. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,
4(2), 88-100.

[2] Anwar, A. R., Kamil, M., & Romadhan, A. A. Inovasi Pengelolaan Sampah Berbasis
Teknologi Waste To Energy Di Kota Malang (Studi Tempat Pembuangan Akhir
Supiturang). Gema Publica: Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik, 5(1), 45-57.

[3] Andina, E. (2019). Analisis Perilaku Pemilahan Sampah di Kota Surabaya. Jurnal
Masalah-Masalah Sosial, 10(2), 119-138.

[4] Renwarin, A., Rogi, O., & Sela, R. (2015). Studi Identifikasi Sistem Pengelolaan
Sampah Permukiman Di Wilayah Pesisir Kota Manado. Spasial, 2(3), 79-89.

[5] Undang-Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

[6] Standar Nasional Indonesia (SNI) 3242-2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman.


Badan Standarisasi nasional.

[7] Standar Nasional Indonesia (SNI) T-13-1990 Mengenai Tata Cara Teknik
Operasional Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi Nasional.

[8] Purukan, Anggreny. (2014). Identifikasi Tata Kelola Persampahan Berdasarkan


Tipologi Kawasan Perumahan Terencana Di Kota Manado, Perencanaan Wilayah
dan Kota Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado: IPB.

[9] Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran


Egc.

[10] Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Persampahan dan Retribusi Pelayanan Kebersihan.

[11] Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2454-2002 Mengenai Tata Cara Teknik
Operasional Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi Nasional.
[12] Widyaningsih, R., Herumurti, W. (2017). Timbulan dan Pengurangan Sampah
Kecamatan Klojen Kota Malang. Jurnal Teknik ITS, x(x), 468-471.
LAMPIRAN

- Tabel Data
Nama Kelurahan Berat Sampah 1 gerobak (kg) Jumlah Jumlah Berat
TPS Penduduk gerobak Sampah

Organik Anorganik Keseluruhan

7918 5 2357
Wilis Gadingkasri 220 252 472

- Dokumentasi Kegiatan Pengambilan dan Pengukuran Data Sampah

Anda mungkin juga menyukai