Anda di halaman 1dari 13

Timbulan dan Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Surabaya

Nama : Afrensia yanti pati Nim


: 2316211002
Prodi : S1 Akuntansi

Abstrak
Kecamatan Rungkut dengan kepadatan penduduk sebesar 2.477 jiwa/km2 masih memiliki permasalahan
dalam penanganan sampah. Terjadi peningkatan jumlah sampah rumah tangga per hari yang dihasilkan
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Angka laju timbulan dan komposisi serta densitas
sampah rumah tangga belum diketahui secara pasti. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan
timbulan, komposisi, densitas sampah kawasan perumahan, rumah susun, dan perkampungan.
Pengukuran timbulan sampah sebanyak 8 buah sampel menggunakan metode load count analysis.
Komposisi dan densitas sampah ditentukan dan dianalisis menggunakan metode yang sesuai dengan SNI
19-3964- 1994. Timbulan sampah rumah tangga kawasan perumahan, rumah susun, dan perkampungan
yaitu masing-masing sebesar 0,271 kg/orang.hari, 0,282 kg/orang.hari, dan 0,486 kg/orang.hari. Sampah
perumahan, rumah susun, dan perkampungan memiliki komposisi paling banyak adalah sampah dapat
dikomposkan. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan rumah tangga sehingga menimbulkan banyaknya
sampah dapur atau sisa makanan. Sampah plastik dan kertas merupakan jenis sampah paling banyak
setelah sampah dapat dikomposkan. Sedangkan untuk densitas sampah rumah tangga di Kecamatan
Rungkut sebesar 154,93 kg/m3.

1. PENDAHULUAN

SAMPAH rumah tangga (household solid waste) merupakan masalah serius di kota-kota besar
dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Surabaya, salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat
padat juga menghadapi masalah sampah, yang penyebab utamanya adalahkurangnya lahan untuk TPA,
kurangnya danadankurangnya fasilitas
permukiman yang mencapai jumlah 79,19% dari total timbulan sampah [4].
Penelitian mengenai timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut sudah pernah dilakukan.
Berdasarkan penelitian tersebut, timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut pada tahun
2013 sebesar 0,31 kg/jiwa.hari [5]. Namun angka tersebut dapat sewaktu-waktu berubah dan
bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut
belum didapatkan per kawasan permukiman. Maka dari itu perlu diketahuinya secara pasti timbulan
dan karakteristik sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan permukiman untuk dapat dilakukan
pengelolaan yang sesuai. Kawasan
permukiman tersebut meliputi perumahan, rumah susun, dan perkampungan atau rumah biasa.

11. METODE PENELITIAN


Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer didapatkan dari pengamatan langsung ke lapangan. Pengamatan dilakukan dengan pengukuran
langsung timbulan dan komposisi sampah. Pengukuran timbulan dan densitas sampah menggunakan
metode load count analysis. Metode ini merupakan metode pengukuran timbulan dengan mengukur
jumlah (berat atau volume) sampah yang masuk ke TPS. Pengambilan data dilaksanakan selama 8 hari
sesuai yang tercantum dalam SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran sampel
timbulan dan komposisi sampah perkotaan [6].Persamaan yang digunakan untuk menghitung timbulan
sampah adalah sebagai berikut:
Timbulan Sampah per orang (kg/org.hari)
yang disediakan [1]. Luas wilayah Surabaya seluruhnya kurang lebih 326,36 km2 yang terbagi dalam 31
Kecamatan dan 163 Desa atau Kelurahan [2]. Jumlah penduduk di sebuah

= berat sampah total kg jumlah


penduduk yang disampling
Timbulan Sampah total
Perkecamtan kg/hari)

daerah akan naik setiap waktu, termasuk di Kota Surabaya. Pertambahan jumlah penduduk ini akan
berbanding lurus dengan bertambahnya timbulan sampah yang dihasilkan.
Kecamatan Rungkut adalah kecamatan di Surabaya Timur dengan luas wilayah 2104,18 ha dengan jumlah
penduduk 110.831 jiwa [2]. Sampah di Kecamatan Rungkut terdiri dari sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri dari sampah organik, tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik [3]. Volume sampah terbesar berasaldari= timbulan sampah per orang (kg/org.hari) x jumlah
penduduk kecamatan (2)TPS yang dijadikan titik sampling pengambilan data timbulan dan komposisi
sampah dipilih yang wilayah pelayanannya meliputi rumah susun, perumahan, dan perkampungan. Kedua
TPS ini adalah TPS Penjaringan Sari dan TPS Wonorejo.Data komposisi didapatkan dengan memilah
sampah sebanyak 100 kg dan dibagi dalam jenis-jenis sampah. Jenis- jenis tersebut meliputi plastik (HDPE
plastik, HDPE botol, HDPE alumunium, LDPE, PET warna, PET transparan,PS Styrofoam, PP bag, dan
lain-lain), sampah dapat dikomposkan (sisa makanan dan sampah kebun), kertas (koran, kertas HVS,
duplek, tetra pack, karton, tissue, dan lain-lain), logam (besi, kaleng, kaleng cans, dan kabel/tembaga),
kaca (botol kaca dan kaca lain), kain, kayu, karet, diapers (popok dan pembalut), B3, dan residu. Selain itu,
komposisi sampah yang dianalisis berdasarkan hasil sampling dapat diklasifikasikan dan digambarkan
melalui diagram.
untuk sampah perkampungan, lebih besar dibandingkan dengan angka tersebut. Hal ini dikarenakan pada
penelitian tahun 2013 tersebut, laju timbulan didapatkan dari seluruh sampah rumah tangga, tidak
dilakukan per kawasan. Pada tahun 2017 atau kondisi eksisting, timbulan sampah diambil lebih rinci yaitu
per kawasan permukiman sehingga terjadi perbedaan angka dari penelitian sebelumnya.
Selain data timbulan per kawasan permukiman di Kecamatan Rungkut, juga dilakukan pengambilan data
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (%)
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (100 𝑘𝑔) 𝑥 100 %

(3) timbulan per TPS di Kecamatan Rungkut melalui mapping.Volume sampah diperoleh dari hasil
pengukuran terhadap volume sampah pada tiap gerobak yang masuk ke TPS di Kecamatan Rungkut.
Melalui data tersebut, selanjutnya dapat dihitung densitas sampah.
Densitas sampah yang dihitung adalah densitas sampah di gerobak TPS.
TPS. Pada mapping TPS, data-data yang didapatkan adalah jumlah alat pengumpul yang masuk ke
TPS, volume sampah yang masuk ke TPS, area pelayanan TPS, faktor kompaksi sampah, dan reduksi
sampah di TPS.

Tabel 1.
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑔/𝑚3) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑔) Per 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑚3)
(4) Timbulan Sampah di TPS Kecamatan Rungkut.

111.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Timbulan dan Densitas


SampahRumah Tangga
Timbulan sampah per satuan penduduk didapatkan dari jumlah sampah di gerobak yang masuk TPS per
jumlah sumber sampah yang dilayani oleh gerobak. Angka laju timbulan sampah dibedakan menjadi tiga,
yaitu laju timbulan sampah perumahan, rumah susun, dan perkampungan. Laju timbulan sampah dari
kawasan perumahan sebesar 0,271 kg/orang.hari. Timbulan sampah yang dihasilkan dari kawasan rusun
sebesar 0,282 kg/orang.hari. Timbulan sampah yang dihasilkan dari kawasan rumah biasa atau
perkampungan sebesar 0,486 kg/orang.hari.
Data-data timbulan sampah rumah tangga di atas merupakan data laju timbulan yang didapatkan per
kawasan permukiman. Surabaya termasuk dalam kota metropolitan dengan jumlah penduduk lebih dari
2 juta penduduk. Menurut SNI-3242-2008, kota besar dan metropolitan memiliki timbulan sampah
mencapai 3 L/orang.hari [7]. Apabila dikonversikan ke dalam satuan massa, yaitu dikali dengan
densitas sampah hasil penelitian sebesar 154,93 kg/m3, maka angka timbulan tersebut menjadi sebesar
0,465 kg/orang.hari. Timbulan yang telah didapatkan dari ketiga kawasan permukiman dibandingkan
dengan timbulan tipikal berdasarkan SNI tersebut, maka timbulan kawasan perumahan dan rumah
susun di Rungkut tergolong kecil, sedangkan timbulan perkampungan tergolong sama dengan timbulan
tipikal pada SNI. Hal ini dikarenakan pada perumahan dan rumah susun, kegiatan domestik atau
sampah sisa dapur tidak banyak dihasilkan dimana massa sampah sangat dipengaruhi oleh sampah sisa
makanan (sampah basah) yang memiliki komposisi dan massa satuan paling besar. Pada
perkampungan, masyarakat banyak berbelanja bahan makanan sendiri, dan banyak menghasilkan
sampah sisa makanan yang menyebabkan besarnya laju timbulan sampah rumah tangga.
Timbulan sampah per kawasan tersebut juga dibandingkan dengan besarnya timbulan sampah rumah
tangga di Kecamatan Rungkut pada penelitian sebelumnya yaitu sebesar 0,31 kg/orang.hari [5]. Angka laju
timbulan sampah perumahan dan rumah susun hasil penelitian lapangan masih lebih kecil dibandingkan
dengan angka tersebut. Sedangkan Timbulan sampah didapatkan dari volume sampah yang masuk ke TPS
dikalikan dengan densitas sampah.
Densitas sampah sebesar 154,93 kg/m3 didapatkan dari rata-rata densitas sampah rumah tangga di
Kecamatan Rungkut melalui load count analysis seluruh gerobak. Contoh perhitungan timbulan sampah
adalah timbulan sampah di TPS Penjaringan Sari sebagai berikut.
Timbulan sampah = volume sampah x densitas sampah
= 57,57 m3/hari x 154,93 kg/ m3
= 8919,05 kg/hari

Densitas sampah sebesar 154,93 kg/m3 didapatkan dari rata- rata densitas sampah rumah tangga di
Kecamatan Rungkut melalui metode yang sama yaitu load count analysis. Densitas dari perumahan
perumahan sebesar 104,29 kg/m3, densitas dari rumah susun sebesar 177,79 , dan densitas sampah dari
perkampungan sebesar 157,39. Angka densitas paling besar ada pada sampah dari rumah susun. Hal ini
disebabkan oleh petugas pengumpul di rumah susun memasukkan sampah dari wadah komunal di rusun
ke dalam kantong-kantong plastik untuk mempersingkat waktu pembongkaran di TPS. Kegiatan
memasukkan sampah ke dalam kantong plastik ini sama dengan kegiatan kompaksi sampah yang
menyebabkan densitas sampah rusun menjadi besar.
Densitas Sampah Rumah Tangga Kawasan Permukiman di Kecamatan Rungkut Sumber
Sampah
Densitas
Densitas rata - rata
(kg/m3)
(kg/m3)
Perumahan
104,29
Rumah susun
177,79
154,93
Perkampungan 157,39

B. Komposisi Sampah Rumah Tangga


Komposisi sampah rumah tangga didapatkan dari memilah dan menimbang hasil pilahan sesuai dengan
jenisnya kemudian dinyatakan dalam persentase (%). Komposisi sampah akan mempengaruhi potensi
reduksi sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut.
Komposisi sampah rumah tangga kawasan perumahan yang paling besar adalah sampah dapat
dikomposkan, dengan jumlah persentase 67,95%. Sampah dapat dikomposkan memiliki jumlah
komposisi paling besar karena kegiatan rumah tangga setiap hari yang akan menghasilkan sampah dapur
atau sampah domestik. Sampah sisa makanan juga memiliki kandungan air yang cukup besar sehingga
menyebabkan sampah menjadi berat. Sampah sisa makanan dan
sampah kebun masih banyak jumlahnya karena belum banyak masyarakat yang mengolah sampah
dapurnya menjadi bentuk lain, misalnya kompos.
Tabel 3.
Komposisi Sampah di Kecamatan Rungkut Komposisi
Sampah
Perumahan
Rusun
Kampung
Dapat dikomposkan
58,4%
61,0%
68,0%
Plastik
17,1%
18,7%
12,6%
Kertas
14,9%
11,6%
10,8%
Logam
0,3%
1,5%
1,0%
Kaca
0,5%
0,2%
0,3%
Kain
0,4%
0,3%
0,4%
Kayu
4,2%
2,8%
3,7%
Karet
0,0%
0,0%
0,1%
Diapers
2,5%
3,7%
2,7%
Lain-lain
1,4%
0,1%
0,4%
B3
0,1%
0,1%
0,1%
TOTAL
100,0%
100,0%
100,0%
Komposisi sampah rumah susun yang paling besar adalah sampah dapat dikomposkan, dengan jumlah
persentase 61%. Sampah dapat dikomposkan memiliki jumlah komposisi paling besar karena kegiatan
rumah tangga setiap hari yang akan menghasilkan sampah dapur atau sampah domestik. Hal ini juga
dikarenakan masyarakat yang tinggal di kawasan rumah susun berada pada tingkat ekonomi menengah
ke bawah, yang akan menyebabkan setiap harinya melakukan kegiatan memasak di rumah dan
membuang sampah sisa makanan (sampah dapur). Berbeda dengan masyarakat di perumahan yang tidak
sering memasak sehingga persentase sampah sisa makanan tidak sebesar persentase pada kawasan rumah
susun.
Komposisi sampah rumah tangga kawasan perkampungan yang paling besar adalah sampah dapat
dikomposkan, dengan jumlah persentase 68%. Sampah dapat dikomposkan memiliki jumlah komposisi
paling besar karena kegiatan rumah tangga setiap hari yang akan menghasilkan sampah dapur atau sampah
domestik. Sama seperti di rumah susun, masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan berekonomi
menengah ke bawah, yang akan menyebabkan setiap harinya pasti memasak di rumah dan membuang
sampah sisa makanan (sampah dapur). Sehingga sampah dapat dikomposkan di perkampungan memiliki
persentase paling besar dibandingkan dengan di perumahan maupun rumah susun.
Sampah plastik menduduki posisi kedua sebagai komposisi terbanyak di sampah kawasan
permukiman, sebesar 13%. Kemudian diikuti oleh sampah kertas sebesar 11%. Sampah plastik di
kawasan perkampungan tidak sebanyak di kawasan perumahan. Hal ini disebabkan pada daerah
kampung, banyak pemulung yang mengambil sampah-sampah plastik di wadah- wadah sampah milik
masyarakat. Sehingga sampah plastik yang dihitung dalam komposisi sampah jumlahnya sudah sangat
berkurang.disini kami juga mengunakan variabel independent sebagai pengikat.
Istilah "timbulan" memiliki beberapa arti dalam bahasa Melayu. Berdasarkan hasil pencarian, timbulan
dapat diartikan sebagai:
Bentuk ukiran yang lebih tinggi dari permukaan satah sesebuah karya. Mendapat
keuntungan dengan tidak bersusah-payah.
Kaedah pencetakan di mana blok cetakan, plat atau matriks yang telah menggunakan dakwat pada
permukaannya timbul, dibawa bersentuhan dengan kertas.
Namun, tidak ada istilah yang terkait dengan "timbulan" dalam konteks sampah atau perubahan. Dalam
hal ini, Anda mungkin mencari informasi yang lebih spesifik atau relevan, seperti "timbulan sampah"
atau "perubahan timbulan sampah".
Variabel dalam sampah merujuk pada elemen-elemen yang mempengaruhi timbulan sampah dan
cara sampah dikelola. Berikut adalah beberapa variabel yang perlu diperhatikan dalam sampah:
Timbulan Sampah: Timbulan sampah merujuk pada jumlah sampah yang dihasilkan dalam waktu
tertentu. Timbulan sampah nasional pada tahun 2022 mencapai 70 juta ton.
Komposisi Sampah: Komposisi sampah adalah persentase dari jenis sampah yang terdiri dalam
sampah yang dikelola. Komposisi sampah dapat dibagi menjadi dua kategori: sampah berdasarkan
jenis dan sampah berdasarkan sumber.
Pengelolaan Sampah: Pengelolaan sampah melibatkan pemantauan dan penanganan sampah dari
penghasilan hingga pemborosan.1 Pengelolaan sampah yang baik dapat membantu mengurangi timbulan
sampah dan menjaga kualitas lingkungan.
2. Perubahan Lifestyle: Perubahan lifestyle, seperti mengurangi penggunaan plastik dan
meningkatkan penggunaan barang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, dapat
mempengaruhi timbulan sampah.
3. Pemborosan Sampah: Pemborosan sampah melibatkan cara pengangkutan dan pembuangan
sampah yang telah digunakan. Pemborosan yang baik dapat membantu mengurangi timbulan
sampah dan menjaga kualitas lingkungan.
Dalam menghadapi masalah sampah, penting untuk mempertimbangkan berbagai variabel ini dan
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi timbulan sampah dan menjaga kualitas
lingkungan.
Variabel independet dalam konteks pemilahan sampah dari rumah adalah jenis sampah yang
dibedakan. Sampah dapat dibedakan menjadi dua kategori: sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, dan dapat diurai
kembali. Contoh jenis sampah organik meliputi daun-daunan, ranting pohon, sisa sayur-sayuran, dan lain
sebagainya.
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa diurai kembali dan berasal dari
bahan-bahan yang tidak berasal dari makhluk hidup, seperti plastik, botol minuman, kaleng, dan lainnya.
Dalam pemilahan sampah dari rumah, sampah organik dan anorganik dapat dibedakan dengan mudah dan
dikelompokkan menjadi sampah organik, sampah anorganik, dan sampah residu.
Pemilahan sampah dari rumah memiliki beberapa manfaat, seperti: Membantu
mengurangi pencemaran udara yang diakibatkan oleh sampah.
Mengurangi jumlah sampah yang dikumpulkan, sehingga memudahkan pengelolaan sampah selanjutnya.
Mengubah perilaku kita dalam menjaga lingkungan. Menambah nilai
ekonomi dari hasil sampah yang telah terpilih.
Dalam proses pemilahan sampah dari rumah, Anda dapat membuat tempat sampah (dapat berupa karung
atau wadah lainnya) yang terpilih dan memberikan label pembeda untuk setiap jenis sampah, seperti
organik, anorganik, dan residu. Selain itu, Anda juga dapat mengajarkan kegiatan pemilahan sampah ke
masyarakat dan mendukung program pembuangan sampah, seperti Program Pasti Angkut.
Variabel dependetnya sebagai pengikat merujuk pada produk yang digunakan untuk menyimpan
sampah. Berikut adalah beberapa contoh produk pengikat:
1. Plastik Sampah Hitam Remax (Model Ujung Pengikat) 500gr: Plastik ini memiliki ukuran
40x60cm dan 50x75cm.
2. Kantong Sampah Plastik Roll Dengan Tali Pengikat: Roll ini mengandung 15 lembar pengikat ukuran
45x50cm.
3. Bin Bag / Plastik Sampah dengan pengikat: Produk ini memiliki harga antara Rp30.000 dan
Rp50.000.
• Timbulan sampah dan komposisi sampah adalah dua variabel yang penting dalam pengelolaan sampah.
Timbulan sampah merujuk ke jumlah sampah yang dihasilkan, sedangkan komposisi sampah mengacu
pada persentase dan jenis sampah yang terdiri dalam sampah yang dihasilkan.
Komposisi sampah terdiri dari berbagai jenis sampah, seperti sisa makanan, kertas, residu, dan sampah
organik. Beberapa komponen utama dalam komposisi sampah meliputi:
1. Sisa makanan: mengalami perubahan seiring waktu dan jumlah penduduk.
2. Kertas: mencakup jumlah sampah kertas, koran, dan kotak makanan.
3. Residu: mencakup sampah yang tidak dapat diurai, seperti plastik, kaca, dan logam.
4. Sampah organik: mencakup sampah yang berasal dari sumber hidup, seperti daun, janur, dan sampah
dari rumah tangga.
Kesetimbangan massa sampah digunakan untuk melihat potensi daur ulang sampah. Misalnya, dalam
penelitian yang dilakukan di rungkut, Kota surabaya, Provinsi Jawa Timur, komposisi sampah tersebut
terdiri dari 41,79% sampah organik, 41,37% sampah anorganik, dan 16,84% residu. Penelitian ini
menunjukkan perbedaan komposisi sampah di kecamatan rungkut dibandingkan dengan kota lain, seperti
kota Bukittinggi, kota jakarta , yang memiliki komposisi sampah yang berbeda.

1V KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu laju timbulan
sampah rumah tangga kawasan perumahan sebesar 0,271 kg/orang.hari. Laju timbulan sampah rumah
tangga kawasan rumah susun sebesar 0,282 kg/orang.hari.
Sedangkan laju timbulan sampah rumah tangga kawasan perkampungan sebesar 0,486 kg/orang.hari.
Densitas sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut sebesar 154,93 kg/m3. Sampah perumahan, rumah
susun, dan perkampungan memiliki komposisi paling banyak adalah sampah dapat dikomposkan
dikarenakan banyaknya kegiatan rumah tangga sehingga menimbulkan banyaknya sampah dapur atau sisa
makanan. Sampah plastik dan kertas merupakan jenis sampah paling banyak setelah sampah dapat
dikomposkan. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, berikut adalah beberapa informasi terkait dengan
volume sampah dan tempat perumahan:
Di Perumahan Tavanjuka Mas, volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat sebesar 1,3599
m3/hari, terdiri dari sampah organik (0,920 m3/hari) dan sampah anorganik (0,4399 m3/hari).
Volume sampah yang ditimbulkan sebanding dengan pertumbuhan penduduk, tingkat konsumsi,
intensitas kegiatan sehari-hari, kemajuan teknologi pengemasan produk, dan perubahan gaya hidup
masyarakat yang cenderung memilih.
Dalam penelitian yang menggunakan metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah,
sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya
dan diukur komposisinya.
Variabel x membahas jumlah sampah yang ada di kecamatan Rungkut Surabaya. Meskipun informasi
spesifik mengenai jumlah sampah di kecamatan Rungkut tidak tersedia dalam hasil pencarian, beberapa
informasi yang relevan dapat diperoleh:
Pada Kecamatan Rungkut, Surabaya, terdapat peningkatan jumlah sampah plastik dari 7,99 persen pada
2017 menjadi 22,83 persen pada 2020.
Densitas sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut sebesar 154,93 kg/m3.
60 persen sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Dari volume sampah tersebut didominasi oleh
organik, sementara sisanya adalah sampah jenis anorganik.
Pemerintah Kota Surabaya telah membuat program pengurangan sampah dari tingkat rumah tangga,
termasuk Surabaya Smart City, Proklim, dan Kampung Zero Waste. Namun, informasi spesifik mengenai
jumlah sampah di kecamatan Rungkut tidak tersedia dalam hasil pencarian.
Variabel y mengenai informasi yang kami dapat untuk membersihan sampah dan kebersihan
lingkungan di Rungkut Surabaya yaitu ada beberapa:
1.Fasilitas rumah pompa di Rungkut Surabaya akan difungsikan 24 jam untuk mengatasi banjir.
2.Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sukolilo, Surabaya, menentukan laju timbulan dan komposisi
sampah rumah tangga.
3.Penelitian survei yang dilakukan di rumah susun Penjaringansari I Kelurahan Penjaringan Sari
Kecamatan Rungkut Kota Surabaya meneliti persepsi penghuni rumah susun tentang kondisi sanitasi
lingkungan dan partisipasi mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan. Meskipun masyarakat di sana
membersih nya 1 minggu dua kali hal ini menunjukkan bahwa membersihan sampah dan kebersihan
lingkungan merupakan topik penting yang diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat di Rungkut
Surabaya.
Saran untuk membangun supaya sampah di kecamatan rungkut tidak terjadi timbulan Untuk
mengurangi timbulan sampah di Kecamatan Rungkut, Surabaya, beberapa langkah dapat diambil:
1. Pengolahan Sampah 3R: Mengurangi total timbulan sampah di Kecamatan Rungkut dengan
mengimplementasikan program Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Program ini
melibatkan pengurangan pemborosan, penggunaan ulang sampah, dan pengolahan sampah yang tidak
dapat diurangi.
2. Pemantauan dan Pelatihan: Melakukan pemantauan dan pelatihan masyarakat tentang pentingnya
mengurangi pemborosan sampah dan cara korrekt pengolahan sampah. Pelatihan ini dapat dilakukan
melalui acara seperti workshop, seminar, atau bahkan pendidikan
anak-anak.
3. Inisiatif Lokal: Mendorong inisiatif lokal yang membantu mengurangi timbulan sampah, seperti
program daur ulang sampah organik atau inisiatif pembersihan jalur.
4. Koordinasi dengan Pemerintah: Koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah kehilangan
untuk mendukung program pengelolaan sampah dan mengurangi timbulan sampah.
5. Pengembangan Infrastruktur: Meningkatkan kualitas infrastruktur pengolahan sampah, seperti
terbukaan tempat pengolahan sampah (TPS) dan perencanaan tempat pengolahan sampah (TPS) 3R.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa timbulan sampah di Kecamatan Rungkut
dapat diurangi dan dikelola dengan lebih efektif.
Analisis korelasi sampah di Rungkut Surabaya, menjelaskan timbulan dan komposisi sampah
rumah tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Berikut adalah beberapa poin penting yang
ditemukan dalam penelitian tersebut:
1. Kecamatan Rungkut memiliki kepadatan penduduk sebesar 2.477 jiwa/km².
2. Volume sampah yang dimiliki Rungkut Lor sebesar 6 m³ dengan gunungan sampah seberat 941,19
kg.
3. Komposisi sampah organik mudah membusuk (sampah organik sukar membusuk) dan sampah
anorganik secara berturut-turut adalah 44,3%, 1,3%, dan 54,5%.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi di bidang persampahan melalui informasi timbulan
sampah, komposisi, densitas, dan sistem pengumpulan sampah perumahan. Selain itu, penelitian juga
menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah dan pengembangan sosialisasi pengelolaan sampah di
komunitas, seperti Bank Sampah Induk Surabaya (BSI) Variabel x membahas jumlah sampah yang ada
di kecamatan Rungkut Surabaya. Meskipun informasi spesifik mengenai jumlah sampah di kecamatan
Rungkut tidak tersedia dalam hasil pencarian, beberapa informasi yang relevan dapat diperoleh:
Pada Kecamatan Rungkut, Surabaya, terdapat peningkatan jumlah sampah plastik dari 7,99 persen pada
2017 menjadi 22,83 persen pada 2020.
Densitas sampah rumah tangga di Kecamatan Rungkut sebesar 154,93 kg/m3.
60 persen sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Dari volume sampah tersebut didominasi oleh
organik, sementara sisanya adalah sampah jenis anorganik.
Pemerintah Kota Surabaya telah membuat program pengurangan sampah dari tingkat rumah tangga,
termasuk Surabaya Smart City, Proklim, dan Kampung Zero Waste. Namun, informasi spesifik mengenai
jumlah sampah di kecamatan Rungkut tidak tersedia dalam hasil pencarian. Variabel y mewakili waktu
untuk membersihkan sampah di kecamatan rungkut
Informasi mengenai variabel waktu yang digunakan untuk membersihkan sampah di kecamatan Rungkut
tidak ditemukan dalam hasil pencarian yang diberikan. Namun, beberapa informasi yang relevan dengan
membersihan sampah dan kebersihan lingkungan di Rungkut Surabaya ada:
Fasilitas rumah pompa di Rungkut Surabaya akan difungsikan 24 jam untuk mengatasi banjir. Penelitian
yang dilakukan di Kecamatan Sukolilo, Surabaya, menentukan laju timbulan dan komposisi sampah rumah
tangga.
Penelitian survei yang dilakukan di rumah susun Penjaringansari I Kelurahan Penjaringan Sari Kecamatan
Rungkut Kota Surabaya meneliti persepsi penghuni rumah susun tentang kondisi sanitasi lingkungan dan
partisipasi mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Meskipun informasi ini tidak secara langsung menjawab pertanyaan Anda, hal ini menunjukkan bahwa
membersihan sampah dan kebersihan lingkungan merupakan topik penting yang diperhatikan oleh
pemerintah dan masyarakat di Rungkut Surabaya.
Saran untuk membangun supaya sampah di kecamatan rungkut tidak terjadi timbulan
Untuk mengurangi timbulan sampah di Kecamatan Rungkut, Surabaya, beberapa langkah dapat
diambil:
Pengolahan Sampah 3R: Mengurangi total timbulan sampah di Kecamatan Rungkut dengan
mengimplementasikan program Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Program ini
melibatkan pengurangan pemborosan, penggunaan ulang sampah, dan pengolahan sampah yang tidak
dapat diurangi.
Pemantauan dan Pelatihan: Melakukan pemantauan dan pelatihan masyarakat tentang pentingnya
mengurangi pemborosan sampah dan cara korrekt pengolahan sampah. Pelatihan ini dapat dilakukan
melalui acara seperti workshop, seminar, atau bahkan pendidikan
anak-anak.
Inisiatif Lokal: Mendorong inisiatif lokal yang membantu mengurangi timbulan sampah, seperti program
daur ulang sampah organik atau inisiatif pembersihan jalur.
Koordinasi dengan Pemerintah: Koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah kehilangan untuk
mendukung program pengelolaan sampah dan mengurangi timbulan sampah. Pengembangan Infrastruktur:
Meningkatkan kualitas infrastruktur pengolahan sampah, seperti terbukaan tempat pengolahan sampah
(TPS) dan perencanaan tempat pengolahan sampah (TPS) 3R.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa timbulan sampah di Kecamatan Rungkut
dapat diurangi dan dikelola dengan lebih efektif.
Analisis korelasi sampah di Rungkut Surabaya, menjelaskan timbulan dan komposisi sampah rumah
tangga di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Berikut adalah beberapa poin penting yang ditemukan
dalam penelitian tersebut:
Kecamatan Rungkut memiliki kepadatan penduduk sebesar 2.477 jiwa/km².
Volume sampah yang dimiliki Rungkut Lor sebesar 6 m³ dengan gunungan sampah seberat 941,19 kg.
Komposisi sampah organik mudah membusuk (sampah organik sukar membusuk) dan sampah anorganik
secara berturut-turut adalah 44,3%, 1,3%, dan 54,5%.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi di bidang persampahan melalui informasi timbulan
sampah, komposisi, densitas, dan sistem pengumpulan sampah perumahan. Selain itu, penelitian juga
menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah dan pengembangan sosialisasi pengelolaan sampah di
komunitas, seperti Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS).
Analisis regresi sampah di kecamatan Rungkut mengacu pada timbulan dan komposisi sampah rumah
tangga serta dampak pengelolaan sampah terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa temuan dari
penelitian yang telah dilakukan:
1. Timbulan Sampah: Jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Surabaya pada tahun 2020 mencapai
2.913,18 ton per hari. Kecamatan Rungkut memiliki 20.720 jiwa penduduk, sehingga total timbulan
sampah pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Wonorejo sebesar 2,94 m³/orang/hari.
2. Komposisi Sampah: Rata-rata komposisi sampah organik mudah membusuk, sampah organik sukar
membusuk, dan sampah anorganik secara berturut-turut adalah 44,3%, 1,3%, dan 54,5%. 3.Pengelolaan
Sampah: Pengelolaan sampah merupakan suatu kegiatan pengendalian timbulan sampah secara teknis
maupun non teknis. Dalam penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kebonsari, kinerja bank sampah
diperiksa melalui analisis efektivitas, efisiensi, dan reduksi.
4. Redesain Tempat Pembuangan Sampah: Sebuah proyek redesain tempat pembuangan sampah
sementara manukan Kulon menjadi tempat pengolahan sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di
Kecamatan Rungkut Kota Surabaya. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi masalah sampah dengan
mengoptimalkan pengelolaan sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah.
5. Faktor Sosial Ekonomi: Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap participasi masyarakat dalam
pelestarian mangrove di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut Kota Surabaya juga menjadi
perhatian dalam penelitian.
Dari temuan-temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sampah di kecamatan Rungkut
membantu dalam mengidentifikasi timbulan sampah, komposisi sampah, dan dampak pengelolaan sampah
terhadap lingkungan serta masyarakat. Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah
dan redesain tempat pembuangan sampah untuk mengatasi masalah sampah dan meningkatkan kesadaran
masyarakat di kecamatan rungkut surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya telah membuat program pengurangan sampah dari tingkat rumah tangga,
termasuk Surabaya Smart City, Proklim, dan Kampung Zero Waste. Namun, informasi spesifik mengenai
jumlah sampah di kecamatan Rungkut tidak tersedia dalam hasil pencarian.
Anlissa dari aplikasi SPSS tentang sampah di kecamatan rungkut
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, komposisi sampah sisa persiapan bahan makanan
pada Instalasi Gizi RS X didominasi oleh. Namun, informasi lebih lanjut tentang aplikasi SPSS dan
sampah di kecamatan Rungkut tidak ditemuka.
Dalam penelitian yang ada, metode analisis material flow digunakan untuk mengetahui aliran sampah yang
terjadi pada Bank Sampah di Kota Surabaya. Hasil permodelan dengan SEM menunjukkan bahwa faktor
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja Bank Sampah, seperti faktor yang berpengaruh signifikan
pada hasil permodelan dijadikan strategi yang dapat dikembangkan mempermudah kegiatan menabung di
Bank Sampah, turut serta dan aktif dalam kegiatan sosialisasi, dan meningkatkan omset pada Bank
Sampah.
Dalam konteks pengelolaan sampah, sosialisasi pengelolaan sampah akan memberi dampak terhadap
peningkatan kesadaran lingkungan, pengetahuan, skill, nilai, dan pengalaman dalam meningkatkan
kepedulian lingkungan dan mengatasi permasalahan pe ngelolaan. Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS)
merupakan salah satu pihak kader lingkungan di Surabaya yang berperan penting dalam 3R sampah
(reduksi, rekayasa, dan penggunaan). Komposisi timbulan sampah Kota Surabaya antara lain: sampah
sisa makanan 54,31%; sampah kayu dan ranting daun 1,615%; sampah kertas 14,63%; sam pah plastik
19,44%; sampah logam 0,48%; sampah kain tekstil 1,47%; sampah karet kulit 2,33%; sampah kaca
1,12%, dan sampah jenis lainnya 4,61%. Sampah menjadi permasalahan jika kemud ian tidak diolah
dengan baik dan tidak dimanfaatkan.

DAFTAR PUSTAKA

(1).S. Dhokhikah, Y., Trihadiningrum, Y., Sunaryo, Community participation in household solid waste
reduction in Surabaya, Indonesia. Resources, Conservation and Recycling, 2015.
(2).Badan Pusat Statistik Surabaya, Kecamatan Rungkut dalam Angka 2015. BPS Kota Surabaya,
2015.
(3).Pemerintah Kota Surabaya, Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 72 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Sampah. 2011.
(4).D. K. dan P. K. Surabaya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. . (5).R. Isnaini,
“Potensi Gas Rumah Kaca Pengelolaan Sampah Domestik di Kecamatan Rungkut Kota
Surabaya,” Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
(6).Badan Standarisasi Nasional, SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. 1994.
(7).Badan Standarisasi Nasional,SNI 19-3242-2008 Pengelolaan Sampah di Permukiman. 2008.

Anda mungkin juga menyukai