PENDAHULUAN
1
Berdasarkan survai pendahuluan, saat ini pada di lingkungan RT 03
RW 01 Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya sering
terlihat adanya timbunan sampah pada tempat sampah (bak sampah) di
sepanjang jalan perkampungan yaitu Jalan Lapangan Dharmawangsa.
Kondisi ini terlihat sangat mengganggu pemandangan karena sering kali
sampah meluber hingga ke jalan kampung. Terlebih jika musim hujan datang,
bau yang ditimbulkan oleh pembusukan sampah sering dirasakan
mengganggu bagi warga sekitar. Beberapa hewan dan binatang pengganggu
juga sering terlihat mengais sampah di sekitar bak sampah, seperti: kucing,
tikus, lalat, dan kecoa. Pemandangan yang berbeda terlihat di lingkungan RT
02 yang bersebelahan dengan RT 03 tetapi masih dalam lingkungan Jalan
Lapangan Dharmawangsa. Seluruh bak penampungan sampah di RT 02
terlihat bersih dan tertutup rapi, tanpa ada timbunan sampah di atas bak
penampungan sampah.
2
e. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan
pengelolaan sampah rumah tangga?
Pembuangan Akhir
Sampah Rumah Tangga
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Di samping itu, penggolongan sampah juga dapat didasarkan pada
komposisi sampah yang dihasilkan. Penggolongan sampah ini dibedakan
dalam dua kelompok yakni sampah yang dihasilkan dari kegiatan tertentu
yang mana komposisinya sama, sebagai contoh sampah perkantoran yang
banyak menghasilkan sampah berupa kertas, karton dan sejenisnya.
Sedangkan kelompok sampah yang lainnya adalah sampah campuran, yang
mana terdapat macam-macam komposisi sampah yang tercampur jadi satu
dari suatu kegiatan tertentu seperti sampah pasar.
5
b. Sistem pengumpulan/pembuangan sampah yang digunakan
Pengumpulan sampah dengan memakai gerobak akan lebih lambat
jika dibandingkan dengan mobil truk.
c. Daur ulang
Pengambilan kembali jenis sampah untuk dipakai kembali oleh
pemulung, bila nilainya kurang ekonomis maka jenis sampah
tersebut akan menumpuk.
d. Geografi dan topografi.
Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah,
pantai, dan dataran rendah.
e. Waktu
Tergantung dari faktor harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
Jumlah sampah bervariasi menurut waktu, pada siang hari
jumlah sampah lebih banyak daripada pagi hari, sedangkan di
daerah pedesaan jumlah sampah tidak begitu tergantung dengan
faktor waktu.
f. Sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Adat istiadat,kebiasaan, taraf hidup dan mental masyarakat.
g. Musim
Pada musim hujan mungkin banyak sampah akan tersangkut pada
selokan - selokan,pintu air atau tempat penyaringan air limbah.
h. Kemajuan teknologi & Peradaban
Jenis dan jumlah sampah akan meningkat seperti plastik,
karton, rongsokan, bangkai AC, TV, kulkas dan kendaraan bermotor.
6
timbulan sampah tersebut dapat dianggap sudah meliputi sampah yang
ditimbulkan oleh setiap orang dalam berbagai kegiatan dan berbagai lokasi,
baik saat di rumah, jalan, pasar, hotel, taman, kantor dsb.
7
Penerapan pengelolaan sampah mengacu pada prinsip reduce, reuse, recyle,
dan disposal. Reduce berarti pengurangan volume sampah yang dapat
dilakukan dengan 4 cara yaitu incinerator (pembakaran), balling
(pemadatan), composting (pengomposan), dan pulverization (penghalusan).
Sedangkan reuse dapat diartikan sebagai pemanfaatan kembali atau
menggunakan kembali bahan-bahan dari hasil pembuangan, dan recycle
merupakan pemisahan benda-benda yang termasuk dalam sampah anorganik
guna diproses kembali menjadi bahan baku atau barang yang lebih berguna.
8
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnnya masuk ke dalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
d. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000
orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi
oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh
pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
9
sarana penampungan sampah yang kurang atau tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu karakteristik masyarakat
dan pengelolaan sampah di lingkungan RT 03 RW 01 Kelurahan Airlangga,
Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Lokasi penelitian disesuaikan dengan
objek penelitian yaitu di lingkungan RT 03 RW 01 Kelurahan Airlangga,
Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.
11
secara acak di lingkungan RT 03 RW 01 Kelurahan Airlangga, Kecamatan
Gubeng, Kota Surabaya. Sebagai responden, ditetapkan ibu rumah tangga
yang mewakili setiap KK dengan pertimbangan bahwa ibu rumah tangga
merupakan penanggung jawab pengelola sampah pada setiap rumah tangga.
12
Kurang, jika responden menjawab “tahu” dan dapat menjelaskan tentang
item pengetahuan sebanyak <4 dari 7 item pertanyaan yang tersedia
2 Σ ( O−E ) ²
X =
E
13
X2 = Chi Square
O = Nilai Observasi (pengamatan)
E = Nilai Expected (harapan)
Df = (jumlah baris-1) (jumlah kolom-1)
14
Jika X2 hitung > X2 tabel. Maka H0 ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lingkungan RT 03 RW 01 Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng,
Kota Surabaya membujur dari utara ke selatan di sepanjang Jalan Lapangan
Dharmawangsa. Secara geografis, batas-batas wilayah RT 03 RW 01 sebagai
berikut:
Utara : Berbatasan dengan RT 02 RW 01
Timur : Berbatasan dengan Lapangan Hockey
Selatan : Berbatasan dengan RT 04 RW 01
Barat : Sungai
Gambar 4.1 menunjukkan letak geografis wilayah RT 03 RW 01
Gambar 4.1
Peta Geografis RT 03 RW 01
16
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Umur
1. ≤ 30 Tahun 3 10,00
2. 31 – 40 Tahun 3 10,00
3. 41 – 51 Tahun 6 20,00
4. 51 – 60 Tahun 5 16,67
Total 30 100,00
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
17
(orang)
1. SD/Sederajat 6 20,00
2. SMP/Sederajat 8 26,67
3. SMA/Sederajat 10 33,33
Total 30 100,00
1. ≤ 3 Orang 5 16,67
2. 4 – 5 Orang 16 53,33
Total 30 100,00
18
berasal dari daun dan ranting jatuh dari pepohonan yang tumbuh di
sepanjang Jalan Lapangan Dharmawangsa. Sebagai dasar perhitungan
digunakan kantong kresek yang digunakan sebagai wadah pembuangan
dengan asumsi bahwa sampah yang dihasilkan adalah 3,2 liter/orang per
hari.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Timbulan
Sampah Rumah Tangga
Total 30 100,00
19
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
1. Baik 10 33,33
2. Kurang 20 66,67
Total 30 100,00
20
Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan yaitu: tidak mudah rusak
dan kedap air; ekonomis dan mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat; dan
mudah dikosongkan.
Gambar 4.3
Timbunan Sampah RT 03 RW 01
21
Gambar 4.4
Bak Sampah RT 03 RW 01
22
dampak negatif bagi kesehatan mereka, seperti diare, sakit perut, dan lainnya.
Dalam penelitian ini, terdapat 2 responden yang mengatakan membuang
sampah mereka di sungai di belakang rumah dengan alasan agar sampah di
bak sampah tidak terlalu menumpuk. Secara lengkap Tabel 4.6 menyajikan
cara penanganan sampah responden yang diteliti.
Tabel 4.6
Penanganan Sampah oleh Responden Berdasarkan Caranya
2. Dibakar 2 6,67
Total 30 100,00
23
memilah sampah kering/basah, mengumpulkan/membuang sampah ke bak
sampah, dan mengolah sampah menjadi kompos. Dari ke-6 aktivitas yang
ditanyakan, hanya 4 orang (13,33%) yang dikatagorikan dapat mengelola
sampah dengan baik, dan sisanya yaitu 26 orang (86,67%) dikatagorikan
kurang baik dalam mengelola sampah.
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga
1. Baik 4 13,33
2. Kurang 26 86,67
Total 30 100,00
24
karena tempat sampah akan kelebihan beban (overloaded), apalagi harus
menunggu sampai 3 minggu. Sampah akan meluber ke mana-mana, terlebih
dominasi sampah rumah tangga adalah sampah organik yaitu sampah dapur
yang sangat mudah membusuk.
1. Setuju 6 20,00
Total 30 100,00
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa 80% responden tidak setuju jika
retribusi sampah dinaikkan, karena baru pada Bulan Juni 2014 retribusi
sampah dinaikkan dari Rp8.000,00/KK/bulan menjadi
Rp10.000,00/KK/bulan. Kenaikan retribusi dirasa memberatkan warga
karena pengeluaran untuk kebutuhan lain juga semakin meningkat. Alasan
lainnya adalah berdasarkan pengalaman sebelumnya, meskipun terdapat
25
kenaikan retribusi sampah, tetapi tidak ada peningkatan kinerja petugas
sampah. Sampah tetap diangkut setiap 3 minggu sekali, sehingga sampah
tetap menimbun dan kampung tetap terlihat kotor.
Tabel 4.9
Tabulasi Silang antara Jumlah Anggota Keluarga dengan
Jumlah Timbulan Sampah
≤ 3 Orang 4 1 0 5
4 – 5 Orang 0 15 1 16
> 5 Orang 0 0 9 9
Total 4 16 10 30
26
Tabel 4.10 akan menggambarkan tabulasi silang antara tingkat pendidikan
responden dengan pengelolaan sampah rumah tangga.
Tabel 4.10
Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
SD/Sederajat 0 6 6
SMP/Sederajat 0 8 8
SMA/Sederajat 2 8 10
PT 2 4 6
Total 4 26 30
Tabel 4.11
Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
27
Pengetahuan Baik Kurang
Total
Baik 4 6 10
Kurang 0 20 20
Total 4 26 30
28
Tabel 4.12
Tabel Kontingensi Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga
dengan Jumlah Timbulan Sampah
29
Tabel berikut menggambarkan tabel kontingensi untuk menguji adanya
korelasi tersebut.
Tabel 4.13
Tabel Kontingensi Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
Total
Tingkat Pendidikan Baik Kurang
O E O E O E
30
H0 = Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah
tangga
Ha = Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah tangga
Langkah pengujian hipotesis selanjutnya adalah penyusunan tabel
kontingensi sebagaimana Tabel 4.14
Tabel 4.14
Tabel Kontingensi Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
Total
Tingkat Pengetahuan Baik Kurang
O E O E O E
31
Hampir seluruh responden tidak tahu bahwa masyarakat wajib mengelola
sampah dengan baik yang diatur dengan UU RI No, 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
Tidak adanya tekanan atau sanksi yang tegas juga membuat perilaku
masyarakat dalam mengelola sampah menjadi kurang disiplin. Pengurus RT
03 RW 01 juga berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah yang lebih memadai seperti: merenovasi bak sampah
agar lebih kuat, tahan air, tidak retak-retak, bertutup, terpisah antara sampah
kering dan sampah basah (diberi tanda yang jelas), dicat yang menarik, serta
mengevaluasi kembali petugas pengangkut sampah yang bertugas saat ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
32
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil setelah penelitian ini dilakukan
adalah:
a. Karakteristik sebagian besar masyarakat RT 03 RW 01 Kelurahan
Airlangga, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya adalah: berusia >60
tahun, berpendidikan SMA/Sederajat, memiliki jumlah anggota keluarga
4-5 orang/KK, menghasilkan jumlah timbulan sampah 3,18
Liter/orang/hari, dan memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
terhadap pengelolaan sampah;
b. Sebagian besar masyarakat membuang sampah di bak penampungan,
tetapi belum dapat mengelola sampah dengan baik, teramati tidak ada
pemilihan sampah kering dan sampah basah. Sampah tampak meluber
melebihi kapasitas bak sampah yang ada karena frekuensi pengangkutan
sampah ke Tempat Penampungan Sampah Sementara hanya 1 kali per 3
minggu;
c. Terdapat hubungan bermakna antara jumlah anggota keluarga dengan
jumlah timbulan sampah rumah tangga;
d. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
masyarakat dengan cara pengelolaan sampah;
e. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
masyarakat dengan cara pengelolaan sampah.
5.2 Saran
a. Diperlukan manajemen pengelolaan sampah yang lebih baik lagi, agar
timbunan sampah tidak sampai terjadi. Meningkatkan kerjasama dengan
pihak petugas kebersihan agar frekuensi pengangkutan sampah dapat
lebih sering, maksimal 3 hari sekali;
b. Meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan dan
pendampingan cara mengelola sampah yang baik dan benar;
c. Diperlukan dorongan atau jika perlu sanksi yang tegas, agar masyarakat
membuang sampah pada tempat yang benar dan ikut berperan serta
mengurangi timbulan sampah melalui pembatasan pemakaian kantong
plastik/makanan kemasan, pemilahan sampah organik dan anorganik,
dan pembuatan kompos;
33
c. Memperbaiki sarana pembuangan sampah/bak sampah sehingga
memenuhi syarat kesehatan dan estetika, dicat dan ditandai sedemikian
rupa, serta terpilah antara sampah organik dan sampah anorganik;
d. Diperlukan kerja bakti masyarakat secara rutin untuk menjaga
kebersihan lingkungan setempat.
34