S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS F20.3 (TAK TERINCI) DI RUANG
BENUAS.B STASE KEPERAWATAN JIWA DI RUMAH
SAKIT JIWA KALAWA ATEI
BUKIT RAWI
Di susun oleh :
Kriswanto Ciko
2022-01-14091-039
Nim : 2022-01-14901-039
PEMBIMBING PRAKTIK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa Medis F.20.3 (Tak Terinci)
Di Ruang Benuas.B Stase Keperawatan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Bukit Rawi”. Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada
Pendidikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Selama menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini, penulis mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan dan Ners.
3) selaku Suryagustina, Ners., M.Kep pembimbing akademik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
4) Ibu Khairina Liyiny Hilma, S.Kep.,Ners selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
5) Kedua orang tua saya yang selalu memberi motivasi, doa dan dukungan moril
dan materil kepada penulis.
6) Tn.S serta keluarga yang telah terlibat langsung dan telah berpartisipasi
dengan baik, memberikan keterangan yang lengkap dan telah bersikap
kooperatif dalam kegiatan stusi kasus sehingga sangat mendukung dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan
ini masih jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang
kesempurnaan laporan kasus asuhan keperawatan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.2 Etiologi
1.1.2.1 Faktor Prediposisi
1. Faktor Psikologis
a. Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan.
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan.
c. Rasa frustasi.
d. Adanya kekerasan dalam rumah, keluarga, atau lingkungan.
e. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan
prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam
kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak
kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa
ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.
f. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari,
individu yang memiliki pengaruh biologik dipengaruhi oleh contoh peran
eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.
2. Faktor Sosial Budaya
Seseorang akan berespons terhadap peningkatan emosionalnya secara
agresif sesuai dengan respons yang dipelajarinya. Sesuai dengan teori menurut
Bandura bahwa agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Faktor ini
dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan
penguatan maka semakin besar kemungkinan terjadi.
Budaya juga dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat
membantu mendefinisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima. Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima
perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaiannya masalah perilaku kekerasan
merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
3. Faktor biologis
Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut
a Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls
agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku bermusuhan dan respon agresif.
b Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (2016)
menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin, norepinefrin,
dopamine, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi
dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
serebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat
kaitannya dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang
umumnya dimiliki oleh penghuni penjara tindak kriminal (narapidana)
d Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus
temporal) trauma otak, apenyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus
temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
1.1.2.2 Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam,
baik berupa injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor
pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
1) Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2) Interaksi
Penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal
dari lingkungan.
3) Lingkungan
Panas, padat, dan bising.
Menurut Shives (2016) dalam Fitria (2015), hal-hal yang dapat
menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai
berikut :
(1) Kesulitan kondisi sosial ekonomi.
(2) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.
(3) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang
dewasa.
(4) Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti
penyalahgunaan obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol
emosi pada saat menghadapi rasa frustasi.
(5) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.
ResikoPerilaku kekerasan
Perilaku Kekerasan
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 41 Tahun
Tanggal Pengkajian : 23 Januari 2023
Informan :
berhasil
3. Pelaku/Usia Korban/Usia
41 t
Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Jelaskan No. 1, 2, 3
1. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan masuk RSJ
selama 1 kali.
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil dikarenakan pasien sempat putus
obat dan tidak diurus keluarga
3. Pasien pernah mengamok ke keluarganya sebelum masuk rsj
Masalah Keperawatan : 1. Resiko Perilaku Kekerasan. 2. Regimen
Terapeutik Tidak Efektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
Pengobatan / perawatan
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :
IV.FISIK
1. Tanda Vital:
TD: 110/90 mmHg S : 36,50C
N: 90x/ menit RR: 20x/ menit
2. Ukur:
TB: 168 cm
BB: 65 kg
IMT = 26
3. Pasien tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
V.
PSIKOSOSIAL
Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya baik dan tidak ada
masalah atau keluhan lain, pasien mengatakan
menyukai seluruh anggota tubuhnya.
b. Identitas : Pasien dapat menyebutkan namanya Tn. S, berjenis
kelamin laki-laki, berumur 41 tahun,. Pasien
tinggal di Palangka dan bekerja
c. Peran : Pasien merupakan seorang suami dan sudah
menikah.
d. Ideal diri : Pasien tidak tau ideal dirinya dan pasien tidak dapat
menyampaikan apa yang di inginkannya untuk
dirinya ke depan.
c. Hambatan :
dalam
berhubungan
dengan orang
lain
3. Spiritual
a. Nilai dan : Pasien mengatakan beragama kristen serta merasa
keyakinan tidak ada yang bertentangan dengan
keyakinannya dan tidak mempercaya hal-hal
mistis ataupun dukun
1. Penampilan
Loghorea Echolalia
Jelaskan: Pasien berbicara dengan kurang jelas dengan suara kecil dan Pasien
tampak menjawab pertanyaan dengan singkat .
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik:
√
Lesu Tegang Gelisah
Agitasi
Sedih
Pasien Ketakutan Putus asa Khawatir √ Gembira
7. Persepsi : Halusinasi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir
neologisme
Waham
Disorientasi
Jelaskan : Pasien dapat membedakan waktu siang dan malam dan mengetahuI
dimana dia berada sekarang
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
11. Memori
3. Mandi
6. Penggunaan Obat
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Adaptif Maladaptif
Koping obat-obatan
Lainnya :
ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 DS: Resiko Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan mengamuk ke
keluarganya sendiri
DO:
- Pasien tampak malas berinteraksi
dengan teman sekamarnya
- Ekspresi muka nya tegang
- Afek labil
- Pasien berbicara dengan lambat dan
suaranya kecil
- Pasien tampak kurang mampu untuk
berkonsentrasi
2 DS : Pasien mengatakan pernah Regimen Terapeutik
mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan Tidak efektif
masuk RSJ selama 2x dikarenakan
pengobatan sebelumnya tidak berhasil
karena putus obat
DO :
- Pasien tampak sulit di ajak berbicara
- Pasien tampak pendiam
Diagnosa Medik :
F.20.3
Nama : Tn. S RM No :
Diagnosis Hari/Tgl/Jam Tindakan Evaluasi
Keperawatan
Resiko Perilaku Senin, 23 Januari 1. Mengidentifikasi penyebab, tanda S: Pasien mengatakan “kadang masih merasa
Kekerasan 2023 dan gejala perilaku kekerasan yang emosi”
dilakukan akibat perilaku
14.00 WIB kekerasan O:
2. Menjelaskan cara mengontrol - Pasien sudah diajarkan cara mengontrol
perilaku kekerasan : fisik, obat, perilaku kekerasan namun masih belum
verbal, dan spiritual
3. Melatih cara mengontrol perilaku paham
kekerasan secara fisik : tarik nafas - Pasien tampak masih tegang setelah diajarkan
dalam dan pukul kasur dan bantal mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
4. Memasukkan pada jadwal kegiatan menarik nafas dalam.
untuk latihan fisik - Pasien dijadwalkan melakukan kegiatan
untuk Latihan fisik seperti senam setiap pagi.
A : Resiko perilaku kekerasan
P : Ulangi SP 1
1. Jelaskan cara mengontrol perilaku
kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik
Resiko Perilaku Rabu , 1. Menjelaskan cara mengontrol S: Pasien mengatakan “emosinya sudah berkurang”
Kekerasan 25 Januari 2023 perilaku kekerasan : fisik, obat, O:
verbal, dan spiritual - Pasien sudah bisa mengontrol perilaku
2. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik , verbal, obat, dan
kekerasan secara fisik : tarik spritual
nafas dalam dan pukul kasur dan - Pasien tampak sudah bisa mengontrol perilaku
13.03 WIB bantal kekerasan dengan cara tarik nafas dalam
3. Memasukkan pada jadwal namun sesekali sering lupa untuk
kegiatan untuk latihan fisik mempraktekkan teknik pukul Kasur dan bantal
- Pasien mengikuti jadwal kegiatan latihan fisik
yaitu senam pagi setiap hari
- A : Resiko perilaku kekerasan
P : Ulangi SP 1
1. Menjelaskan cara mengontrol perilaku
kekerasan : fisik, obat, verbal, dan
spiritual
2. Melatih cara mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam
dan pukul kasur dan bantal
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik
Diagnosis Hari/Tgl/Jam Tindakan Evaluasi
Keperawatan
Resiko Perilaku Kamis , 4. Menjelaskan cara mengontrol perilaku S: Pasien mengatakan “kadang masih merasa
Kekerasan 26 Januari 2023 kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual emosi”
5. Melatih cara mengontrol perilaku O:
kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam
- Pasien sudah bisa mengontrol perilaku
dan pukul kasur dan bantal
6. Memasukkan pada jadwal kegiatan kekerasan baik secara fisik , verbal, obat, dan
untuk latihan fisik spritual
13.03 WIB
- Pasien tampak sudah bisa mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas
dalam namun sesekali sering lupa untuk
mempraktekkan teknik pukul Kasur dan
bantal
- Pasien mengikuti jadwal kegiatan latihan
fisik yaitu senam pagi setiap hari
A : Resiko perilaku kekerasan
P : Ulangi SP 1
4. Menjelaskan cara mengontrol perilaku
kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual
5. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur dan
bantal
6. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik