Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS F20.3 (TAK TERINCI) DI RUANG
BENUAS.B STASE KEPERAWATAN JIWA DI RUMAH
SAKIT JIWA KALAWA ATEI
BUKIT RAWI

Di susun oleh :

Kriswanto Ciko
2022-01-14091-039

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh:


Nama : Kriswanto Ciko

Nim : 2022-01-14901-039

Program Studi : Profesi Ners

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa Medis


F.20.3 (Tak Terinci) Di Ruang Benuas.B Stase Keperawatan
Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Bukit Rawi

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa pada Program Studi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Suryagustina, Ners., M.Kep Khairina Liyiny Hilma, S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa Medis F.20.3 (Tak Terinci)
Di Ruang Benuas.B Stase Keperawatan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Bukit Rawi”. Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada
Pendidikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Selama menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini, penulis mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan dan Ners.
3) selaku Suryagustina, Ners., M.Kep pembimbing akademik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
4) Ibu Khairina Liyiny Hilma, S.Kep.,Ners selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
5) Kedua orang tua saya yang selalu memberi motivasi, doa dan dukungan moril
dan materil kepada penulis.
6) Tn.S serta keluarga yang telah terlibat langsung dan telah berpartisipasi
dengan baik, memberikan keterangan yang lengkap dan telah bersikap
kooperatif dalam kegiatan stusi kasus sehingga sangat mendukung dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan
ini masih jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang
kesempurnaan laporan kasus asuhan keperawatan ini.

Bukit Rawi, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Konsep Dasar Perilaku Kekerasan..............................................................
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.............................................................

BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN


2.1 Data Demografi ........................................................................................
2.2 Alasan Masuk Dan Keluhan Utama .........................................................
2.3 Faktor Presipitasi Dan Predisposisi ..........................................................
2.4 Status Mental ............................................................................................
2.5 Kebutuhan Persiapan Pulang ....................................................................
2.6 Mekanisme Koping ...................................................................................
2.7 Masalah Psikososial Dan Lingkungan ......................................................
2.8 Aspek Medik .............................................................................................
2.9 Daftar Masalah Keperawatan ...................................................................
2.10 Daftar Diagnosis ......................................................................................
2.11Pohon Masalah .........................................................................................
2.12Intervensi ..................................................................................................
2.13Implementasi Dan Evaluasi ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar


1.1.1 Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku
seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku
kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untk bunuh diri atau
membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri.
Perilaku kekerasan pada orang adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk
melukai atau membunuh orang lain.
Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa perilaku merusak
lingkungan, melempar kaca, genting, dan semua yang ada dilingkungan. Pasien
yang dibawa ke rumah sakit jiwa sebagian besar akibat melakukan kekerasan
dirumah. Perawat harus jeli dalam melakukan pengkajian untuk menggali
penyebab perilaku kekerasan yang dilakkan selama dirumah.
Perilaku kekerasan merupakan bagian dari rentang respon marah yang
paling maladaptif, yaitu amuk. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
sebagai respons terhadap kecemasan ( kebutuhan yang tidak terpenuhi ) yang
dirasakan sebagai ancaman. ( Stuart dan Sundeen, 2016 ). Amuk merupakan
respons kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah
dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, yang individu dapat
merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan ( Keliat, 2014 )
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku
kekerasan yaitu ungkapan perasaan marah yang mengakibatkan hilangnya kontrol
diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan
yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

1.1.2 Etiologi
1.1.2.1 Faktor Prediposisi
1. Faktor Psikologis
a. Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan.
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan.
c. Rasa frustasi.
d. Adanya kekerasan dalam rumah, keluarga, atau lingkungan.
e. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan
prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam
kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak
kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa
ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.
f. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari,
individu yang memiliki pengaruh biologik dipengaruhi oleh contoh peran
eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.
2. Faktor Sosial Budaya
Seseorang akan berespons terhadap peningkatan emosionalnya secara
agresif sesuai dengan respons yang dipelajarinya. Sesuai dengan teori menurut
Bandura bahwa agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Faktor ini
dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan
penguatan maka semakin besar kemungkinan terjadi.
Budaya juga dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat
membantu mendefinisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima. Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima
perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaiannya masalah perilaku kekerasan
merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
3. Faktor biologis
Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut
a Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls
agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku bermusuhan dan respon agresif.
b Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (2016)
menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin, norepinefrin,
dopamine, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi
dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
serebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat
kaitannya dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang
umumnya dimiliki oleh penghuni penjara tindak kriminal (narapidana)
d Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus
temporal) trauma otak, apenyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus
temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
1.1.2.2 Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam,
baik berupa injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor
pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
1) Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2) Interaksi
Penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal
dari lingkungan.
3) Lingkungan
Panas, padat, dan bising.
Menurut Shives (2016) dalam Fitria (2015), hal-hal yang dapat
menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai
berikut :
(1) Kesulitan kondisi sosial ekonomi.
(2) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.
(3) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang
dewasa.
(4) Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti
penyalahgunaan obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol
emosi pada saat menghadapi rasa frustasi.
(5) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.

1.1.3 Rentang Respon dari Resiko Perilaku Kekerasan


Rentang Respon Marah

Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

1.1.3.1 Respon Adaptif.


1) Asertif, kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
2) Frustasi, kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terhambat
3) Pasif, respons lanjutan yang pasien tidak mampu mengungkapkan
perasaan
1.1.3.2 Respon Maladaptif
1) Agresif, perilaku destruktif tapi masih terkontrol
2) Amuk, perilaku destruktif yang tidak terkontrol

1.1.4 Mekanisme Koping dari Resiko Perilaku Kekerasan


Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan
yang digunakan untuk melindungi diri.
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain:
1.1.4.1 Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan
sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
1.1.4.2 Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal
bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik
menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
1.1.4.3 Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya
yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.
1.1.4.4 Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman
suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
1.1.4.5 Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru
saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya.
Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.
1.1.5 Manifestasi Klinis
Menurut Direja (2011) tanda dan gejala yang terjadi pada resiko perilaku
kekerasan terdiri dari :
1.1.5.1 Emosi
1) Tidak adekuat
2) Tidak aman
3) Rasa terganggu
4) Marah ( dendam )
5) Jengkel
1.1.5.2 Intelektual
1) Mendominasi
2) Bawel
3) Sarkasme
4) Berdebat
5) Meremehkan
1.1.5.3 Fisik
1) Muka merah
2) Pandangan tajam
3) Napas pendek
4) Keringat
5) Sakit fisik
6) Penyalahangunaan zat
7) Tekanan darah meningkat
1.1.5.4 Spiritual
1) Kemahakuasaan
2) Kebijakan/kebenaran diri
3) Keraguan
4) Tidak bermoral
5) Kebejatan
6) Kreativitas terhambat
1.1.5.5 Sosial
1) Menarik diri
2) Pengasingan
3) Penolakan
4) Kekerasan
5) Ejekan
6) Humor

1.1.6 Pohon Masalah

Resiko Mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

ResikoPerilaku kekerasan

Perilaku Kekerasan

1.1.7 Penatalaksanaan Medis


Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa ada 2 yaitu:
1.1.7.1 Medis
1) Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.
2) Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.
3) Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri dan
menenangkan hiperaktivitas.
4) ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk.
1.1.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan
1) Psikoterapeutik
2) Lingkungan terapieutik
3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
4) Pendidikan kesehatan
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
Menurut Keliat (2014) data perilaku kekerasan dapat diperolah melalui
observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini:
1.2.1.1 Muka merah dan tegang
1.2.1.2 Pandangan tajam
1.2.1.3 Mengarupkan rahang dengan kuat
1.2.1.4 Mengepalkan tangan
1.2.1.5 Jalan mondar-mandir
1.2.1.6 Bicara kasar
1.2.1.7 Suara tinggi, menjerit atau berteriak
1.2.1.8 Mengancam secara verbal atau fisik
1.2.1.9 Melempar atau memukul benda /orang lain
1.2.1.10 Merusak barang atau benda
1.2.1.11 Tidak kemampuan untuk mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasan.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1.2.2.1 Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
1.2.2.2 Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perilaku
1.2.3 Intervensi Keperawatan
1.2.3.1 Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
1) Tujuan
(1) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
(2) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
(3) Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
(4) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya.
(5) Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya.
(6) Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial,
dan terapi psikofarmaka.
2) Tindakan
(1) Bina hubungan saling percaya
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
(2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di dan
saat ini masa lalu.
(3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
(4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara :
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendriri
d. Terhadap lingkungan
(5) Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilakunya
(6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara :
a. Fisik, misalnya pukul kasur atau bantal, tarik napas dalam
b. Obat
c. Sosial/verbal, misalnya menyatakan secara asertif rasa marahnya
d. Spiritual, misalnta sholat atau berdoa sesuai kenyakinan pasien
(7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, yaitu latihan napas
dalam dan pukul kasur/bantal, secara sosial/verbal, secara spiritual, dan patuh
minum obat
(8) Ikut sertakan pasien dalam aktivitas kelompok stimulasi persepsi mengontrol
perilaku kekerasan
1.2.3.1 Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
1) Tujuan : Keluarga dapat merawat klien di rumah
2) Tindakan
(1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
(2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan ( penyebab, tanda
dan gejala, serta perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut )
(3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
(4) Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan
:
a. Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
b. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila anggota
keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus klien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
d. Buat perencanaan pulang bersama keluarga

1.1.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata implementasi seringkali jauh berbeda dengan
rencana.
1.1.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluai adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon klien
terhadap tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan
menggunakan pendekatan S.O.A.P yaitu subyektif, objektif, analisis,
perencanaan pada klien dan perencanaan pada perawat.
1.1.6 Strategi Pelaksanaan Tindakan
1. SP Untuk Klien :
1) SP 1:
a) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b) Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
c) Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
d) Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
e) Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
f) Membantu klien mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik 1
g) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2) SP 2:
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b) Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
3) SP 3 :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4) SP 4:
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b) Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
5) SP 5:
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b) Melatih klien mengotrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. SP Untuk Keluarga :
1) SP 1:
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya
perilaku kekerasan
c) Menjelaskan cara merawat klien perilaku kekerasan
2) SP 2:
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien perilaku
kekerasan
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat klien perilaku kekerasan
SP III
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning).
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

Ruangan Rawat : Benuas. A


Tanggal Dirawat : 16 Januari 2023

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 41 Tahun
Tanggal Pengkajian : 23 Januari 2023
Informan :

II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS


Pada saat dikaji pada tanggal 23 Januari 2023 pasien dibawa oleh keluarga ke
poliklinik RSJ Kalawa Atei pada tanggal 16 Januari 2023 karena mengamuk
kepada keluarganya sendiri.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya  Tidak

2. Pengobatan sebelumnya : Berhasil kurang berhasil tidak 

berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia
 41 t
Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga


Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3
1. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan masuk RSJ
selama 1 kali.
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil dikarenakan pasien sempat putus
obat dan tidak diurus keluarga
3. Pasien pernah mengamok ke keluarganya sebelum masuk rsj
Masalah Keperawatan : 1. Resiko Perilaku Kekerasan. 2. Regimen
Terapeutik Tidak Efektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya Tidak 
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
Pengobatan / perawatan
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
...................................... ...................................... ......................................
..... ..... .....
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :
IV.FISIK
1. Tanda Vital:
TD: 110/90 mmHg S : 36,50C
N: 90x/ menit RR: 20x/ menit
2. Ukur:
TB: 168 cm
BB: 65 kg
IMT = 26
3. Pasien tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

V.
PSIKOSOSIAL
Genogram

Jelaskan: Pasien berjenis kelamin laki-laki,


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya baik dan tidak ada
masalah atau keluhan lain, pasien mengatakan
menyukai seluruh anggota tubuhnya.
b. Identitas : Pasien dapat menyebutkan namanya Tn. S, berjenis
kelamin laki-laki, berumur 41 tahun,. Pasien
tinggal di Palangka dan bekerja
c. Peran : Pasien merupakan seorang suami dan sudah
menikah.

d. Ideal diri : Pasien tidak tau ideal dirinya dan pasien tidak dapat
menyampaikan apa yang di inginkannya untuk
dirinya ke depan.

e. Harga diri : Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan


keadaanya saat ini.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


2. Hubungan Sosial
a. Orang yang : Pasien mengatakan bahwa keluarga sangat
berarti berharga baginya

b. Peran serta : Pasien sebagai anggota masyarakat


dalam kegiatan
kelompok /
masyarakat

c. Hambatan :
dalam
berhubungan
dengan orang
lain

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

3. Spiritual
a. Nilai dan : Pasien mengatakan beragama kristen serta merasa
keyakinan tidak ada yang bertentangan dengan
keyakinannya dan tidak mempercaya hal-hal
mistis ataupun dukun

b. Kegiatan : Pasien saat dirumah maupun di rumah sakit


ibadah kadang-kadang membaca doa dan sholat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi  Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak


seperti
sesuai biasanya
Jelaskan: Penampilan pasien tampak rapi dan menggunakan pakaian dengan
benar
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis  Lambat Tidak mampu memulai


pembicaraan

Loghorea Echolalia

Jelaskan: Pasien berbicara dengan kurang jelas dengan suara kecil dan Pasien
tampak menjawab pertanyaan dengan singkat .
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik:


Lesu Tegang Gelisah
Agitasi

Tik Grimasen Tremor


Kompulsif

Jelaskan: Pasien tampak lebih banyak tidur , malas berinteraksi/berbicara


dengan teman sekamarnya , saat diajak bicara tampak tegang, gerak tubuh
pasien seperti gelisah dan tidak bisa diam , pasien bicara bisa menjawab jika
diajak bicara.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaaan

Sedih
Pasien Ketakutan Putus asa Khawatir √ Gembira

Jelaskan: Pasien mengatakan gembira berada di RSJ Kalawa Atei .


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Afek

Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai


Jelaskan : Afek pasien terlihat labil, kadang marah dan pasien mengatakan
tidak malu dengan keadaannya saat ini dan ingin kembali kerumah.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi Selama Wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

 Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Selama interaksi kontak mata belum sepenuhnya dapat


dipertahankan karena kadang mata pasien menunduk, pasien kooperatif,
pertanyaan kadang bisa pasien jawab, raut wajah pasien tampak seperti
ingin marah.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

7. Persepsi : Halusinasi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan


pembicaraan/persevarasi

neologisme

Jelaskan : Pembicaraan pasien cukup baik, pasien tidak mampu menjawab


setiap pertanyaan perawat dengan tepat dan sesuai dengan apa yang
ditanyakan, pembicaraan pasien dapat dimengerti.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria


depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Pasien tidak mengalami waham


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : Pasien dapat membedakan waktu siang dan malam dan mengetahuI
dimana dia berada sekarang
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang √ Gangguan daya ingat jangka


pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan : pasien dapat mengingat dengan baik nama, umur, alamat, dan nama
orang tua
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung
√ mudah beralih tidak mampu konsentrI Tidak mampu berhitung
sederhana

Jelaskan : Pada saat berkomunikasi tampak pasien kurang mampu


berkonsentrasi dan mudah beralih serta tatapan tampak kurang fokus dengan
perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan
13. Kemampuan Penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Pasien dapat mengambil keputusan sederhana bangun pagi, makan,


dan minum obat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya Tilik Diri


 Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar
dirinya

Jelaskan : Pasien mengatakan tidak mengatahui penyakitnya sekarang dan


selalu mengatakan kalau dirinya di Rumah sakit jiwa untuk perawatan .
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total


Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Pasien bab dan bak sendiri


Masalah Keperawatan : Tidak ada asalah keperawatan

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Pasien bisa mandi sendiri


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Berpakaian/ Berhias

Bantuan minimal Bantual total


Jelaskan : Pasien bisa berpakaian sendiri dan menyisir rambutnya sendiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Istirahat Dan Tidur

Tidur siang lama : 1 3.02 s/d 14.30 WIB

Tidur malam lama : 20.27 s/d 06.00 WIB

Kegiatan sebelum / sesudah tidur : tidak ada

Jelaskan : Pasien tidur teratur sesuai jadwal


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Penggunaan Obat

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : pasien minum obat sesuai jadwal


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung  Ya tidak

Jelaskan : pasien memerlukan perawatan lanjutan ke RSJ atau Puskesmas


terdekat untuk kontrol karena belum sembuh total.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Kegiatan Di Dalam Rumah

Mempersiapkan makanan Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah  Ya Tidak

Mencuci pakaian  Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya  Tidak


Jelaskan : Pasien tampak mengikuti perintah dan bisa mengatur kegiatan
dirumah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatn
9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain Ya Tidak

Jelaskan : Pasien sebelum masuk RSJ bisa berkendara keluar rumah


Masalah Keperawatan : Tidak masalah Keperawatan

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah √ reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif  menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya ......................... lainnya .................................

Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan : Pasien tampak lebih menyendiri


dukungan kelompok,
spesifik
Masalah berhubungan : Tidak ada
dengan lingkungan,
spesifik
Masalah dengan : Tidak ada
pendidikan, spesifik
Masalah dengan : Tidak ada
pekerjaan, spesifik
Masalah dengan : Tidak ada
perumahan, spesifik
Masalah ekonomi, : Tidak ada
spesifik
Masalah dengan : Tidak ada
pelayanan kesehatan,
spesifik
Masalah lainnya, : Tidak ada
spesifik

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


 Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :

Pasien tidak mengatahui tentang gangguan jiwa yang dialaminya,


Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan

ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 DS: Resiko Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan mengamuk ke
keluarganya sendiri

DO:
- Pasien tampak malas berinteraksi
dengan teman sekamarnya
- Ekspresi muka nya tegang
- Afek labil
- Pasien berbicara dengan lambat dan
suaranya kecil
- Pasien tampak kurang mampu untuk
berkonsentrasi
2 DS : Pasien mengatakan pernah Regimen Terapeutik
mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan Tidak efektif
masuk RSJ selama 2x dikarenakan
pengobatan sebelumnya tidak berhasil
karena putus obat
DO :
- Pasien tampak sulit di ajak berbicara
- Pasien tampak pendiam

3 DS : Koping Individu Tidak


DO : Efektif
- Pasien tampak pendiam
- Pasien tampak kadang-kadang emosi
- Kontak mata kurang dapat
dipertahankan
- Pasien tampak lebih banyak tidur
- Pasien tampak malas berinteraksi
- Pasien bicara jika diajak bicara

4 DS : Pasien mengatakan tidak mengetahui Defisit Pengetahuan


tentang gangguan jiwa yang dialaminya
DO :
- Pasien tampak bingung ketika di bawa
ke RSJ
- Pasien tampak bingung ketika ditanya
tentang gangguan jiwa yang dialaminya

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :
F.20.3

Nama Obat : Clozapin


Dosis : Oral :0 – 0 – 1 100mg
Indikasi : - Indikasi utama clozapine adalah untuk
penanganan gejala-gejala psikotik, agresivitas,
dan gejala positif schizophrenia dengan dosis
dititrasi naik hingga efek terapeutik tercapai.
Clozapine juga bisa digunakan pada gangguan
bipolar.
Kontra Indikasi : - Kontraindikasi pemberian clozapine di
antaranya jika terdapat riwayat agranulositosis
atau riwayat hipersensitivitas terhadap
penggunaan obat ini. Peringatan untuk
menghentikan obat jika pada pemeriksaan
darah ditemukan hasil leukosit kurang dari
3500/mm3 atau angka neutrofil kurang dari
2000/mm3.
Efek Samping : - Efek samping clozapine yang paling
dikhawatirkan adalah agranulositosis yang
lebih sering ditemukan pada perempuan.
Interaksi obat clozapine di antaranya adalah
perubahan konsentrasi plasma clozapine pada
penggunaan bersama dengan obat yang
mempengaruhi kerja enzim CYP450 seperti
fluvoxamine dan paroxetine.
Nama Obat : Catopril
Dosis : Oral : 3x1 (25mg)
Indikasi : - Captopril atau kaptopril merupakan obat
golongan ACE inhibitor  yang bekerja dengan
cara menghambat perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II. Angiotensin berperan
dalam penyempitan pembuluh darah. Cara
kerja ini akan membantu melebarkan
pembuluh darah, sehingga aliran darah lebih
lancar dan tekanan darah pun menurun.
Kontra Indikasi - Kontraindikasi captopril jika terdapat riwayat
hipersensitivitas dengan obat ini, atau
golongan ACE Inhibitors lainnya. Peringatan
terutama yang pernah mengalami angioedema
selama diterapi dengan obat golongan ACE
Inhibitors lainnya.

Efek samping - Pusing atau sensasi rasa melayang


- Hilang kemampuan merasa
- Rasa hangat di wajah, leher, atau dada
(flushing)
- Batuk kering
- Tekanan darah rendah
- Nyeri dada
- Denyut jantung cepat atau jantung berdebar

Nama Obat : Haluperidol


Dosis Oral 5mg 2x 1 (5mg)
Indikasi - Haloperidol adalah obat untuk mengatasi gejala
skizofrenia. Selain itu, obat ini juga dapat
digunakan untuk mengatasi gangguan perilaku
yang parah pada anak-anak atau
mengontrol gejala sindrom Tourette.
Kontra Indikasi - Hipersensitivitas terhadap obat
- Depresi sistem saraf pusat berat (termasuk
koma), neuroleptic malignant syndrome (NMS)
, kejang yang tidak terkontrol, dan penyakit
Parkinson.
Efek Samping - Kantuk
- Pusing
- Sakit kepala
- Sulit tidur
- Susah buang air kecil
- Lemas
XII. Daftar Masalah Keperawatan

1. Risiko perilaku kekerasan


2. Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Tidak Efektif
3. Koping Individu Tidak Efektif
4. Defisit Pengetahuan
XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan ( sesuai urutan prioritas )

1. Resiko Perilaku Kekerasan

XIV Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan Effect



Regimen terafeutik tidak efektif Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif Causa

Defisit pengetahuan
CATATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Tn. S RM No :
Diagnosis Hari/Tgl/Jam Tindakan Evaluasi
Keperawatan

Resiko Perilaku Senin, 23 Januari 1. Mengidentifikasi penyebab, tanda S: Pasien mengatakan “kadang masih merasa
Kekerasan 2023 dan gejala perilaku kekerasan yang emosi”
dilakukan akibat perilaku
14.00 WIB kekerasan O:
2. Menjelaskan cara mengontrol - Pasien sudah diajarkan cara mengontrol
perilaku kekerasan : fisik, obat, perilaku kekerasan namun masih belum
verbal, dan spiritual
3. Melatih cara mengontrol perilaku paham
kekerasan secara fisik : tarik nafas - Pasien tampak masih tegang setelah diajarkan
dalam dan pukul kasur dan bantal mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
4. Memasukkan pada jadwal kegiatan menarik nafas dalam.
untuk latihan fisik - Pasien dijadwalkan melakukan kegiatan
untuk Latihan fisik seperti senam setiap pagi.
A : Resiko perilaku kekerasan
P : Ulangi SP 1
1. Jelaskan cara mengontrol perilaku
kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik

Diagnosis Hari/Tgl/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi

Resiko Perilaku Rabu , 1. Menjelaskan cara mengontrol S: Pasien mengatakan “emosinya sudah berkurang”
Kekerasan 25 Januari 2023 perilaku kekerasan : fisik, obat, O:
verbal, dan spiritual - Pasien sudah bisa mengontrol perilaku
2. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik , verbal, obat, dan
kekerasan secara fisik : tarik spritual
nafas dalam dan pukul kasur dan - Pasien tampak sudah bisa mengontrol perilaku
13.03 WIB bantal kekerasan dengan cara tarik nafas dalam
3. Memasukkan pada jadwal namun sesekali sering lupa untuk
kegiatan untuk latihan fisik mempraktekkan teknik pukul Kasur dan bantal
- Pasien mengikuti jadwal kegiatan latihan fisik
yaitu senam pagi setiap hari
- A : Resiko perilaku kekerasan
P : Ulangi SP 1
1. Menjelaskan cara mengontrol perilaku
kekerasan : fisik, obat, verbal, dan
spiritual
2. Melatih cara mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam
dan pukul kasur dan bantal
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik
Diagnosis Hari/Tgl/Jam Tindakan Evaluasi
Keperawatan

Resiko Perilaku Kamis , 4. Menjelaskan cara mengontrol perilaku S: Pasien mengatakan “kadang masih merasa
Kekerasan 26 Januari 2023 kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual emosi”
5. Melatih cara mengontrol perilaku O:
kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam
- Pasien sudah bisa mengontrol perilaku
dan pukul kasur dan bantal
6. Memasukkan pada jadwal kegiatan kekerasan baik secara fisik , verbal, obat, dan
untuk latihan fisik spritual
13.03 WIB
- Pasien tampak sudah bisa mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas
dalam namun sesekali sering lupa untuk
mempraktekkan teknik pukul Kasur dan
bantal
- Pasien mengikuti jadwal kegiatan latihan
fisik yaitu senam pagi setiap hari
A : Resiko perilaku kekerasan
P : Ulangi SP 1
4. Menjelaskan cara mengontrol perilaku
kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual
5. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur dan
bantal
6. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik

Anda mungkin juga menyukai