“SAMPAH”
Disusun oleh:
ENDY SANJAYA
Kelas : XA
2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Sampah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian karangan karya ilmiah ini. Secara khusus ucapan terima kasih kepada
Bapak/Ibu guru yang telah membimbing dan berkenan memberikan masukan pada
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman
yang telah mendukung penulis dalam penulisan karangan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karangan karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan karangan karya ilmiah ini sehingga maksud dan tujuan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan. Serta nantinya dapat membantu pembaca semua.
Endy Sanjaya
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
Abstrak......................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. LatarBelakang ...............................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan ..................................................................................................18
B. Saran ............................................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar
istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang
menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
S a m p a h a d a l a h z a t k i m i a , energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai
nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia,
dalam proses-proses alami t i d a k a d a sampah, yang ada hanya produk-produk
yang tak bergerak (wikipedia).
Dalam beberapa laporan terungkap, jumlah sampah padat di kota-kota dunia
akan terus naik sebesar 70% tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun
menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di negara
berkembang.
Pertumbuhan sampah perkotaan terbesar akan terjadi di China yang mengambil
alih posisi Amerika Serikat sebagai penghasil sampah terbesar di dunia pada 2004.
Jumlah sampah padat perkotaan di negara-negara Asia Timur, Eropa Tengah dan
Timur Tengah juga terus meningkat.
Di Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi sampah padat secara
nasional mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk Indonesia
membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Data yang sama juga
menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang
berhasil dikumpulkan. Sisanya terbuang mencemari lingkungan.Sampah selalu menjadi
masalah bagi pemerintah, bahkan diperkirakan sampah setiap harinya di Indonesia ini
mencapai 200 ribu ton. Sayangnya tingginya volume sampah itu belum tertangani
secara baik oleh pemerintah karena berbagai keterbatasan.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yaitu fase padat, cair,
atau gas. K e t i k a d i l e p a s k a n d a l a m d u a f a s e y a i t u c a i r d a n g a s ,
t e r u t a m a g a s , s a m p a h d a p a t dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi. Bila sampah masuk ke d a l a m l i n g k u n g a n ( k e a i r , k e u d a r a
1
d a n k e t a n a h ) m a k a k u a l i t a s l i n g k u n g a n a k a n menurun.Peristiwa
masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa
pencemaran lingkungan.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri, misalnya pertambangan,manufaktur , d a n
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu
waktu, dengan jumlah sampah yang kira- kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada l a j u p r o d u k s i n y a . H a l i n i l a h
y a n g m e n y e b a b k a n s a m p a h s e m a k i n m e n u m p u k d i setiap penjuru kota.
Sampah yang menumpuk tadi pun dapat menyebabkan berbagai msalah lainnya, oleh
karena itu saya mengangkat judul makalah”sampah” yang diharapkan dapat
mengedukasi masyarakat lebih lanjut mengenai sampah
B.Rumusan Masalah
1. Apa itu sampah?
2. Bagaimana cara mengelola sampah ?
3. Apakah sampah masih memiliki kegunaan ?
C.Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan cara pengelolaan sampah yang baik dan tepat serta
memberikan solusi bagi penanganan masalah sampah.
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan defenisi sampah, sumber dan pembagiannya
2. Menjelaskan dampak sampah bagi lingkungan
3. Menjelaskan pengelolaan sampah (pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan)
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat. Kemudian yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah
yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Untuk lebih memahami apa arti sampah, maka kita bisa merujuk kepada
pendapat beberapa ahli tentang definisi sampah. Di bawah ini adalah pengertian
sampah menurut para ahli:
1. Juli Soemirat
Menurut Juli Soemirat pengertian sampah adalah barang padat yang
dihasilkan dari kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki.
2. Azwar
Menurut Azwar pengertian sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak
digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan
biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya.
3. Bahar
Menurut Bahar definisi sampah adalah suatu barang yang harus bersifat padat
yang tidak lagi dipergunakan dan dibuang, sehingga barang tersebut tidak bisa
diuraikan dengan sempurna oleh alam yang akhirnya mengakibatkan kerusakan.
3
4. Basriyanta
Menurut Basriyanta sampah adalah suatu material yang tidak lagi dipakai
sehingga dibuang oleh pemiliknya, akan tetapi sampah masih dapat digunakan jika
didaur ulang menjadi sesuatu yang baru.
5. Tanjung
Menurut Tanjung, definisi sampah adalah barang yang tidak berguna lagi
sehingga dibuang oleh pemiliknya.
6. Wijaya Jati
Menurut Wijaya Jati, pengertian sampah secara sederhana adalah konsekuensi
sisa dari selurih kegiatan (aktivitas) manusia.
7. World Health Organization (WHO)
Menurut WHO pengertian sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan
manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang
dibuang.(Chandra, 2012)
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI arti sampah adalah barang yang dibuang oleh pemiliknya
karena tidak terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi, misalnya kotoran, kaleng
minuman, daun-daunan, kertas, dan lain-lain.
9. American Public Health Association
Sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak
terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
4
B. Jenis-Jenis sampah
Setelah memahami pengertian sampah, kita juga perlu mengetahui jenis-
jenisnya. Beberapa jenis sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
Berikut ini adalah jenis-jenis sampah:
1. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil dari kegiatan
rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti: sisa-sisa makanan baik
yang sudah dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas,
plastik,daun dan sebagainya. Pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,
perabot rumah tangga, daun-daun dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-
tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,
plastik karbon, klip, dan sebagainya. Pada umumnya sampai ini bersifat kering
dan mudah terbakar (rubbish)
4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umunya terdiri dari
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-
onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daun, plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari indrustri (indrustrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan indrustri, termasuk sampah yang
berasal dari pembangunan indrustri, dan segala sampah yang berasal dari
proses produksi, misal sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik,
kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah yang berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya
tergantung dari jenis usaha pertambangan misalnya batu-batuan, tanah/cadas,
pasir, sisa-sisa pembakaran (arang) dan sebagainya.
5
7. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa:
kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang dan sebagainya.
6
(2) Sampah sejenis sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan/atau fasilitas lainnya.
(3) Sampah spesifik meliputi:
1. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
2. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya danberacun;
3. sampah yang timbul akibat bencana;
4. puing bongkaran bangunan;
5. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah
6. sampah yang timbul secara tidak periodi
1. Jumlah penduduk
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai
3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali
4. Faktor geografis
5. Faktor waktu
6. Faktor sosial, ekonomi dan budaya
7. Musim hujan
8. Kebiasaan masyarakat
9. Kemajuan teknologi
10. Jenis sampah
(Chandra, 2012)
7
D. Dampak- Dampak Akibat Sampah
Pada umumnya sampah memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Ada tiga
dampak sampah terhadap manusia dan lingkungannya:
1. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi
kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi
menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti:
1.Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2.Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
3.Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
8
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya
perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya
sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk
kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk
dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun)
mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi
manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi,
kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu
menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang
disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau
yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas
belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari
bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker,
berhati-hatilah dalam membakar sampah.
Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan
ekonomi. Beberapa diantaranya adalah:
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah
yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk
kerja, rendahnya produktivitas).
3. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
9
4. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih
sering dibersihkan dan diperbaiki.
10
2. Incenerator
Suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secar
besar-besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik.
1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya
2. Tidak memerlukan ruang yang luas
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap
4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja
yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Kerugian:
1. Biaya besar
2 Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan
penduduk
3. Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat
organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini
menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk.
4. Hot feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak. Perlu diingat bahwa
sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu untuk mencegah penularan
penyakit cacing dan tricionosis hewan ternak.
5. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air
limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan akhir air
limbah memang baik.
6. Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau
tempat sampah
7. Dumping in water
Sampah yang dibuang melalui air sungai atau laut.
8. Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perseorangan
9. Recycling
11
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai
atau daur ulang
10. Reduction
Menghancurkan sampah (biasanya bentuk garbage) sampai ke bentuk yang
lebih kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak
11. Salvaging
Pemanfaatan sampah kembali
C. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan
utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah
cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel
padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki.
Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan
12
dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain
metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
D. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak
atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang
dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120
mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak
dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami
proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan
(perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain
yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit
atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu
disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
13
dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses
pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme
dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan
limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau
disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke
sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan
bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama
beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian
oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.
Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses
pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali
ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui
proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih
dperlukan.
c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode
yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini,
limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh
dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan
mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan
atau diolah lebih lanjut.
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
14
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan
dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau
dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh
mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Daya racun zat
2. Waktu kontak yang diperlukan
3. Efektivitas
4. Kadar dosis yang digunakan
5. Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
6. Tahan terhadap air
7. Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses
pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier,
sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
15
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob
(anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke
laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated).
16
2. Insidensi penyakit DBD akan meningkat
3. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah sembarangan
4. Gangguan psikosomatis, sesak nafas, insomnia, stress, dan lain-lain
2. Pengaruh terhadap lingkungan
1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang
2. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau
3. Pembakaran sampah menimbulkan pencemaran udara
4. Pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan terganggunya aliran air
5. Jika musim hujan, sampah menumpuk dan menimbulkan banjir
6. Air banjir merusak fasilitas masyarakat.
3. Terhadap sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan sosial budaya
masyarakatnya
1. Menurunkan minat dan hasrat orang lain untuk berkunjung
2. Terjadinya perselisihan antara penduduk dengan pihak pengelola TPA
3. Angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja
4. Memerlukan dana yang besar jika lingkungan rusak untuk diperbaiki
5. Penurunan pemasukan daerah akibat penurunan kunjungan wisatawan
6. Penurunan mutu dan sumber daya alam
7. Penumpukkan sampah menyebabkan kemacetan lalu lintas
(Chandra, 2012)
BAB III
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
Banyak sekali sampah yang kita hasilkan setiap harinya,dan sampah-sampah yang
kita hasilkan tersebut sebagian besar di buang begitu saja. Terkadang kita tidak pernah
peduli dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap lingkungan.
Sampah itu ada dalam bentuk dan sifat yang bermacam-macam. Kita harus dapat
mengelola sampah-sampah tadi dengan baik agar tidak menjadi masalah dalam
kehidupan kita. Setiap jenis sampah memiliki cara pengelolaan yang berbeda beda
sehingga kita harus mengerti cara mengelola masing-masing jenis sampah dengan baik
dan benar.
B. Saran
Marilah kita mulai untuk mengenal sampah lebih lanjut. Kita sebagai mahasiswa
harus bisa menyelesaikan masalah sampah yang ada di Indonesia. Jangan biarkan
sampah memberikan dampak buruk kepada kita karena kita hanya membiarkannya
tertumpuk saja. Paling tidak kita harus tetap membuang sampah kepada tempat yang
telah disediakan dan jangan membuang sampah di sembarang tempat.
Daftar Pustaka
18
Manto, Hidayah, Fenni. 2014. Pengolahan Smapah Padat. Palembang : Universitas
Negeri Sriwijaya
Hariza, Adnani. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
Medika
Purwendro dan Nurhidayat. 2007. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Organik. Jakarta:
PT Penebar Swadaya
Dewi, Trias. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: PT Penebar Swadaya
Suryati. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah. Jakarta: PT Agromedia Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta
19