Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH P5 TENTANG

SEGUDANG MASALAH
AKIBAT SAMPAH

Di Susun Oleh :
- M. Fabian Revansha
- M. Irsyah
- M. RIfky
- Ikram
- M. Raushan
- Al Ikhsan
- M. Bintang Adhimupratama

X-7
SMA NEGERI 1 PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang masalah yang ditimbulkan di kehidupan
masyarakat akibat sampah

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami juga
berterima kasih kepada fasilitator dan sekaligus menjadi walikelas kami ibuk Fitria
Nengsih, S.Si, M.Pd., dan fasilitator lainnya yaitu ibuk Eka Suryani, M.pd., serta
ibuk Erma Yunista, M.M.Pd. yang telah membantu kami sehingga kami dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang perlakuan


sampah di kehidupan masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 22 Febuari 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR ……………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………

 Latar Belakang …………………………………………..


 Rumusan masalah ………………………………………..
 Tujuan Penulisan ………………………………………..
 Manfaat Penulisan ………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ………………………….……

 Tinggi nya produksi sampah


 Budaya buang sampah sembarangan
 Dampak yang ditimbulkan dari membuang sampah sembarangan
 Efek yang diberikan akibat sampah
 Lubang Resapan Biopori (LRB) menjadi solusi

BAB III PENUTUP ……………………………………

 Kesimpulan ……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kian lama, jumlah penduduk dibumi ini terus meningkat. Biro sensus Amerika
mencatat, jumlah penduduk dunia pada tahun 2006 telah mencapai 6,5 miliar jiwa.
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia, termasuk Indonesia.
Permasalahan sampah bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan lingkungan saja,
akan tetapi sudah menjadi masalah sosial yang berpotensi menimbulkan konflik
(Damanhuri, 2010). Sistem pengolahan sampah diIndonesia umumnya masih terbilang
tradisional ini seringkali akhirnya berubah menjadi praktek pembuangan sampah secara
sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi yang sudah ditentukan.
Pengelolaan sampah saat ini berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 dan PP No 81 Tahun
2012 di lakukan dengan dua fokus utama yakni pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah seperti yang di jelaskan di dalam UU maupun PP yang telah
disebutkan dilakukan mulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan akhir. Pada
dasarnya pengolahan sampah difokuskan pada TPS (Tempat pengolahan sementara)
dan TPA (Tempat Pengelolaan Akhir) yang sudah ditentukan oleh pemerintah
setempat, hal ini sebenarnya belum terlalu efektif dalam hal penanganan sampah.
Persampahan merupakan isu penting khususnya di daerah perkotaan, dimana
jumlah penduduk di daerah perkotaan yang cukup banyak dan relative padat.
Kehidupan manusia dengan semua aktivitasnya tidak terlepas dengan namanya sampah.
Karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas manusia baik
berupa aktivitas rumahan maupun aktivitas industri. Seiring dengan perkembangan
waktu, jumlah penduduk di suatu tempat tentunya akan semakin bertambah dan
perkembangan teknologi pun semakin canggih serta pertumbuhan industri juga cukup
pesat sehingga banyak menghasilkan sampah dalam berbagai macam. Menurut data
dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2014 indonesia menghasilkan sampah
sekitar 187.22 juta ton per tahun yang menduduki peringkat kedua negara penghasil
sampah terbesar di dunia. Diperkirakan hanya sekitar 60 % sampah di kota-kota besar
di Indonesia yang dapat terangkut ke TPA (Tempat Pengelolaan Akhir), yang operasi
utamanya adalah pengurugan (landfilling). Banyaknya sampah yang tidak terangkut
kemungkinan besar tidak terdata secara sistematis, karena biasanya dihitung
berdasarkan muatan truk menuju TPA. Sampai saat ini paradigma pengelolaan sampah
yang digunakan adalah: Kumpul – Angkut danBuang seperti pada gambar 1.1, dan
andalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah sampahnya adalah
pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA. Berikut ini merupakan alur
pengolahan sampah yang ada di masyarakat.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa pemahaman yang harus kita ketahui tentang sampah?

b. Seberapa tingginya produksi sampah diindonesia, sehingga sampah manjadi


bencana bagi kehidupan dimasyarakat?

c. Bagaimana awal mulanya buang sampah sembarangan sehingga menjadi kebiasaan


untuk orang awam?

d. Apasih dampak yang ditimbulkannya akibat sampah yang menumpuk itu?

e. Lalu apa efek yang diberikannya, apakah efeknya akan berdampak ke kerusakan
bumi kita di masa yang akan mendatang?

f. Apa solusi yang disarankan agar terhindar dari bencana bencana yang ditimbulkan
akibat penumpukan sampah itu?

1.3 Tujuan penulisan


Kami berharap dengan membuat makalah ini bertujuan untuk membuat
masyarakat bahkan kami untuk menyadari beberapa hal yang perlu dipahami tentang
sampah yang berada di lingkungan kita ,beberapa hal yang perlu dipahami adalah :
 Pemahaman tentang sampah
 Seberapa tinggi produksi sampah yang perlu kita sadari
 Asal muasal budaya sampah sembarangan
 Dampak yang di timbulkan oleh sampah yang menumpuk di sekitar lingkungan
kita
 Efek yang di berikan yang dapat mempengaruhi kehidupan
 Solusi untuk menghindari terjadinya penumpukan sampah
1.4 Manfaat penulisan
Kami mengharapkan dengan kami membuat makalah ini,kami dapat membuat
masyarakat menyadari tentang bahayanya sampah terhadap keberlangsungannya
kehidupan manusia,dan kami sebagai siswa mengharapkan masyarakat untuk
mengurangi bahkan jika bisa untuk tidak membuang sampah sembarangan agar
lingkungan yang berada di sekitar kita terjaga, bersih, dan aman dari sampah.Ad
beberapa contoh jika kita dapat mengurangi membuang sampah
sembarangan,seperti:

 Kita dapat terhindari dari berbagai macam bencana alam,seperti banjir,tanah


longsor,dan bencana alam yang lainnyaDapat menghirup udara segar tanpa polusi
setiap hari
 Kita menghirup udara segar karena polusi yang diakibatkan dari sampah telah
berkurang
 Dengan kita mengurangi sampah,kita dapat membuat orang lain juga dari polusi
maupun dari bencana alam
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan lebih tentang sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak diinginkan
atau tidak bermanfaat bagi manusia setelah berakhirnya suatu kegiatan atau proses
domestik. Untuk buangan industri, material yang tidak diinginkan biasanya disebut
dengan limbah industri.
Pertambahan penduduk dan meningkatnya pola konsumsi masyarakat
merupakan faktor utama yang menyebabkan laju produksi sampah terus meningkat.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2020 menaksir timbunan
sampah di Indonesia sebesar 67,8 juta ton.
Sepakat dengan tema yang diusung Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)
Tahun 2021 yang diperingati beberapa waktu lalu, sampah bisa menjadi bahan baku
ekonomi, terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Untuk itu perlu dilakukan penerapan
3R (reuse, reduce dan recycle). Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilah
sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan sifatnya, sampah digolongkan menjadi dua
jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang
dapat membusuk dan terurai, seperti sisa makanan, daun kering, dan sayuran. Sedangkan
sampah anorganik yaitu sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai seperti
botol plastik, kertas bekas, karton, dan kaleng bekas.
Pemilahan sebaiknya dilakukan oleh masing-masing rumah tangga selaku
produsen sampah dimana sampah tersebut dihasilkan. Sampah yang sudah dipilah sejak
level rumah tangga dan ditangani secara terpisah akan sangat membantu mengurangi
beban pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang sekitar 70% sampah di dalamnya
merupakan sampah organik rumah tangga.
Pengolahan sampah organik di tempat sumber sampah, yang dilakukan dengan
konsisten dan terus-menerus diyakini dapat menyelesaikan permasalahan sampah sejak
dini. Penumpukan sampah organik di TPA yang biasanya menimbulkan bau tidak sedap
dan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan akibat produksi gas metana dari proses
penguraian alami, dapat dihindari dengan mengedepankan penanganan sampah dari
sumbernya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat


dibagi lagi menjadi:

 Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh


proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-
sisa hewan, sampah pertanian, dan perkebunan.

 Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses


biologi.
 Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-
lain.

 Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak


dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain.

Sampah B3 merupakan limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah
rumah sakit dan limbah elektronik.

2.2 Tinggi nya produksi sampah


Tingginya jumlah penduduk berkorelasi positif dengan jumlah sampah yang
diproduksi. Sampah timbul akibat aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia. Sampah
sendiri merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah juga sering diistilahkan sebagai suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.
Sumber munculnya sampah sangat beragam. Sejauh ini, dapat ditengarai bahwa
sampah bisa berasal dari pemukiman (domestic wastes), tempat umum, perkantoran,
jalan raya, Kawasan industry, lahan pertanian, dan area penambangan. Sampah yang
dihasilkan dari pemukiman terdiri dari bahan bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa sisa makanan, baik yang sudah
dimakan atau belum. Contohnya bekas bungkus, (baik kertas, plastic, dan daun), pakaian-
pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, serta daun daunan dari kebun
atau taman.

2.3 Budaya buang sampah sembarangan


Sampah yang dihasilkan tidak sulit “dicerna” Kembali oleh alam disekitarnya.
Begitu juga dengan kebiasaan yang membudaya dalam membuang sampah, tidak terlalu
menjadi persoalan bagi mereka. Asal sampah lepas atau jauh dari lingkungannya maka
sudah dianggap cukup. Dorongan untuk membuat system pembuangan sampah yang
dihasilkan tidak menjadi prioritas untuk menjadi bagian utama dalam kehidupan.
Pada tingkat tertentu ; cara, kebiasaan, atau budaya buang sampah pada
masyarakat tradisional itu masih bisa dimaklumi dan tidak terlalu ditakuti pengaruh
buruknya. Namun, sikap maklum demikian tidak bisa diterapkan dalam masyarakat yang
banyak bersentuhan dengan kehidupan teknologi tinggi atau kehidupan yang banyak
tergantung kepada produk dunia industry.
Efek buruk dari pembuatan demikian akan mempengaruhi banyak aspek, seperti
Kesehatan, kenyamanan, kepuasan warga yang umumnya menyenangi keindahan,
kerapian, dan ketertiban. Budaya bersih dalam arti luas perlu ditata, dirawat, dan terus
ditingkatkan menjadi suatu gaya hidup yang seharusnya.
2.4 dampak yang ditimbulkan dari membuang sampah sembarangan
Dampak buang sampah sangat serius bagi kehidupan manusia terutama bagi diri
kita sendiri, kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan membawa pengaruh
buruk bagi lingkungan sekitar. Namanya juga sampah sebaiknya dibuang ditempatnya
dan diperhatikan cara pengelolaannya, karena kalau sampah itu tidak terurai dengan baik
maka akan menimbulkan banyak masalah.

A. Lingkungan jadi bau dan kotor


Minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya
sehingga mereka dengan mudahnya membuang sampah diarea area sepi bahkan
dipinggir jalan, dibelakang rumah apalagi sampah plastic membuat sampah tersebut
menumpuk dan tidak terurai dengan baik sehingga mengendap didalam tanah bahkan
dampai menggunung, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap, serta lingkungan
sekitar jadi kotor bahkan suatu kampung kalua masyarakat nya buang sampah
sembarangan tentunya area lingkungan sekitar jadi kumuh.

B. Timbulnya berbagai macam penyakit


Kalua buang sampah masih sembarangan dan kesadaran masyarakat akan
baung sampah pada tempatnya masih minim maka, sampah yang menumpuk tersebut
akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Karena bakteri atau kuman kuman
yang berasal dari sampah ini akan menular ke tubuh manusia melalui udara. Ada
berbagai penyakit mematikan yang ditimbulkan karena adanya sampah seperti
penyakit Demam berdarah, Hepatitis A, Disentri dan lainnya

C. Bencana banjir
sampah selain bisa menimbulkan berbagai macam penyakit juga bisa
menimbulkan banjir. Kalau sampah banyak dibuang sembarangan bahkan disungai
ataupun di aliran air tentunya akan menyumbat aliran air tersebut. Dan kalua
dibiarkan maka sungai menjadi dangkal tentunya hal ini akan menyumbat aliran
sungai sehingga bencana banjir tidak akan terhindarkan. Maka apabila sungai banyak
sampah bahkan selokan banyak sampah tentunya baru saja hujan 1 jam maka bisa
timbul bencana banjir. Hal ini bukan salah karena sampah, tapi manusia itulah yang
salah kenapa, mereka ini membuang sampah sembarangan dan banjir terjadi kerena
perbuatan manusia itu sendiri.

D. Kurangnya udara bersih


Banyaknya sampah yang menggenangi sungai, bahkan sampah menggunung
serta berserakan disuatu area lingkungan, tentunya hal ini membuat udara bersih
menjadi berkurang. Bahkan manusia akan tidak betah tinggal diarea udara yang tidak
bersih, karena akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri.
E. Air bersih menjadi kotor
Sampah juga dapat menyebabkan air bersih menjadi kotor bisa bewarna coklat
pekat bahkan berbau busuk. Karena kandungan zat kimia yang ada didalam sampah
dan zat lainnya mengendap didalam tanah dan menyatu dengan air, sehingga sumur
sumur warga bisa tercemar dan menjadi kotor. Bahkan air sungai saja kalo sudah
sampahnya tentunya airnya akan kotor dan berbahaya jika dikomsumsi.

2.5 Efek dari penumpukan sampah


A. Produksi emisi karbon
Berbagai proses penanganan sampah yang dilakukan berujung pada upaya
penghancuran berikutnya yang tidak dapat dilakukan oleh alam, yaitu dengan cara
membakar sampah. Oleh karena alasan kepraktisan dan kemudahan dalam proses
pembakaran sampah, berbagai mesin pembakar sampah, incinerator, dan big
garbage-gurner sering digunakan dibeberapa daerah.
Zat polutan yang mengudara akibat proses dekomposisi maupun pembakaran
secara sengaja untuk menghancurkan sampah menyebabkan penebalan gas karbon
dilapis atmosfir, yang mengakibatkan efek rumah kaca (green house effect). Suhu
bumi semakin tinggi akibat radiasi sinar matahari dan tidak bisa lepas ke atmosfer
bebas. Panas terperangkap dilapis tropospher dan tidak lepas bebas ke lapis atmosfer
lebih tinggi. Oleh karena panas bumi tidak dapat lepas bebas keruang angkasa maka
terjadi efek rumah kaca yang dalam jangka panjang dapat membawa mala petaka
pada kehidupan alam semesta, khususnya umat manusia.

B. Perubahan iklim
Efek rumah kaca dapat membahayakan seluruh kehidupan dimuka bumi.
Lebih dari itu, tidak tertutup kemungkinan juga berpengaruh terhadap system dan
proses kehidupan galaxy secara keseluruhan. Pembakaran sampah yang dimaksud di
atas menimbulkan polusi sepanjang waktu, membuat lapisan diatmosfer yang sangat
kuat menyerap radiasi inframerah. Sehingga terjadi pemanasan global.
Pemanasan global (global warming) juga mengakibatkan terjadinya perubahan
iklim (climate change). Peningkatan curah hujan lebih dari biasanya menunjukkan
suatu gejala alam yang perlu diwaspadai. Hal ini terjadi setelah uap air diatas
permukaan laut terus bertambah luas dan volume nya terus membesar. Perbedaan
tekanan udara dibeberapa wilayah yang disebabkan oleh panas maupun dingin yang
berbeda jauh menjadi prinsip terjadinya aliran angin kencang, berupa badai, topan,
atau angin rebut.

C. Banjir, kekeringan, dan tanah longsor yang terus melanda


Sekarang efek pemanasan global sudah mulai terasa, salah satunya adalah
banjir dan kekeringan yang datang silih berganti. Banjir selalu terjadi di beberapa
daerah rawan banjir Ketika musim penghujan tiba. Jika curah hujan kecil, mungkin
air dapat meresap kedalam tanah dan bermanfaat untuk memelihara kelembapan
tanah. Namun, ketika curah hujan yang turun begitu besar nya, air yang tidak meresap
atau limpasan (aliran) permukaan terbuang melalui saluran drai nase dan sungai. Bila
limpasan permukaan tidak tertampung oleh saluran saluran tersebut, air akan meluap
membanjiri Kawasan yang lebih rendah.
Luapan air banjir dapat mengangkut sedimen dan sampah yang dapat
mendangkalkan dan menyumbat saluran air yang pada gilirannya dapat memperluas
daerah yang terkena banjir.
Penyedotan air tanah yang tidak diimbangi dengan penambahan Kembali
memalui upaya peresapan air, lama kelamaan akan menyebabkan kelembepan tanah
berkurang. Pada gilirannya, akan menyebabkan tanah menjadi retak Ketika musim
kemarau datang.
Sementara pada lahan miring, keretakan tanah dapat memicu terjadinya
longsor Ketika air hujan dengan cepatnya masuk kedalam retakan tanah tersebut.

2.6 Lubang Resapan Biopori (LRA) menjadi solusi


Air hujan bergerak meresap kedalam tanah melalui pori tanah besar (pori
makro). Biopori adalah pori makro yang berbentuk liang sinambung yang akan
mempercepat peresapan air kedalam tanah. Bila didalam tanah tersedia cukup bahan
organic, perakaan tanaman dapat dengan mudah berkembang dan menembus tanah. Fauna
tanah pun dapat berkembang biak dan beraktifitas menembus liang didalam tanah.
Perlu diperluas dengan menambah permukaan vertical kedalam tanah. Caranya
dengan membuat lubang vertical kedalam tanah sehingga diperoleh permukaan seluas
permukaan dinding lubang. Lubang resapan biopori dibuat dengan diameter relative kecil
untuk efisiensi penggunaan permukaan lahan kian sempit. Lubang diisi sampah organic
yang dapat melindungi permukaan lubang dari penyumbatan oleh sedimen halus dan
lumut. Fauna tanah seperti cacing tanah akan terpikat masuk kedalam tanah untuk
berlindung, memakan sampah organic, dan membentuk biopori. Limpasan permukaan
akan masuk kedalam lubang dan meresap kesegala arah melalui biopori sekitar lubang.
Laju peresapan air dari dalam LRB akan meningkat seiring waktu karena bertambahnya
biopori yang terbentuk sehingga proses pelapukan sampah organic didalam lubaang dalam
suasana cukup oksigen (Aerobic). Air lindi / air yang keluar dari sampah (leachate) yang
terbentuk segera diserap tanah menjadi perekat agregat dan pori tanah.
Dengan memanfaatkan sampah organic kedalam LRB kawasan permukiman,
sampah rumah tangga tidak perlu dikumpulkan ditempat pembuangan sementara (TPS).
Sampah organic dari dapur atau halaman langsung dimasukkan kedalam LRB untuk
menyuburkan tanahnya masing masing. Sementara sampah bukan organic (non organic)
dapat di recycle. Sampah organic yang dimasukkan kedalam tanah dapat menghidupi
keanekaragaman hayati dalam tanah dan disintesis menjadi kompos atau humus yang
tersimpan didalam tanah, tidak mempercepat emisi karbon sebagaimana sampah yang
ditumpuk di TPS atau TPA.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sampah dapat
membawa dampak buruk bagi semua orang jika manusia itu sendiri tidak punya
kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Dengan tidak membuang sampah
pada tempatnya atau buang sembarangan maka bumi akan sakit akibat tumpukan
sampah tersebut.
Sampah tidak hanya membawa keburukan bagi kita, sampah juga bisa
memberikan dampak baik dengan cara me recycle nya atau mendaur ulang sampah
tersebut. Kita harus bisa memanfaat kan sampah itu secara maksimal
Jadi kita semua diwajibkan memiliki kesadaran lebih untuk membuang
sampah pada tempatnya, jika kita melihat sampah dijalan ataupun tidak pada tempatnya
sebaiknya dipungut untuk menjaga kestabilan bumi kita. Dan itu akan berdampak baik
bagi diri sendiri maupun orang banyak.

Anda mungkin juga menyukai