Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPENDUDUKAN DAN ILMU LINGKUNGAN

PENGELOLAAN SAMPAH AKIBAT PERTUMBUHAN PENDUDUK

“dibuat untuk memenuhi tugas akhir kependudukan dan lingkungan”

OLEH :

AULIA RYZA AQILLA

23168006

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Eri Barlian, M.S.

Dr. Iswandi U, S.Pd. M.Si

Dr. Nurhasan Syah, M.Pd.

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang maha Pengasih lagi maha
Penyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Pengelolaan Sampah Akibat Pertumbuhan
Penduduk”. Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah Kependudukan
dan Lingkungan.
Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Ibu Dosen dan Teman-
Teman sekalian demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 20 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................ 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................... 7
B. Pembahasan ............................................................................ 10
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan ............................................................................... 12
D. Saran ........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambahan penduduk di suatu wilayah menyebabkan bertambahnya
jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tertentu dan mengakibatkan
meningkatnya pemenuhan kebutuhan penduduk dalam berbagai hal yang
mampu mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat, seperti halnya
memberikan pengaruh pada bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik
produksi sampah yang dihasilkan semakin beragam seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu.
Semakin bertambahnya tingkat konsumtif masyarakat maka semakin
tinggi pula sampah yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Sampah menjadi
permasalahan yang cukup pelik di bumi ini yang perlu ditindak lanjuti,
dikarenakan setiap hari manusia menghasilkan sampah dan dibuang, baik itu di
tempat sampah, maupun tidak pada tempat yang sudah di sediakan. Sampah
merupakan sisa aktifitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat padat dan
dibuang. Sampah terbagi atas beberapa pambagian yaitu: sampah organik,
sampah anorganik, sampah debu residu, sampah jalanan dan sampah konstruksi
yang dibuang menimbulkan banyak masalah. (Galih Ondy Saefudin 2018)
Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh
wilayah adalah masalah sampah. Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
dimungkinkan menjadi daya tarik bagi penduduk untuk membangun kawasan
bisnis maupun permukiman sehingga akan terjadi tekanan penduduk di wilayah
tersebut. Hal ini berbanding lurus dengan persoalan lingkungan, degradasi
lingkungan akibat permasalahan sampah menjadi kompleks.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan dan
merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan
bertahap menuju ke tingkat yang lebih baik. Pembangunan nasional bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pembangunan
nasional pada dasarnya tergantung pada kualitas dan kuantitas pembangunan
daerah yang dilaksanakan. Pembangunan daerah diarahkan untuk memacu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan

1
pendapatan dan kesejahteraan rakyat. Terbentuk dan tumbuh kembangnya
suatu ruang wilayah dapat diindentifikasikan dengan adanya pertumbuhan
penduduk serta perkembangan aktifitas wilayah tersebut. adanya pemusatan
dan aktifitas ekonomi dan sosial yang beragam, maka membuat suatu wilayah
akan menjadi berkembang. (Agustina, Irianty, and Wahyudi 2017)
Keberadaan lingkungan hidup sangatlah penting bagi kehidupan manusia.
Kerusakan lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kehidupan
manusia. Aspek kependudukan membawa pengaruh cukup besar terhadap
kelestarian dan keseimbangan lingkungan. Meningkatnya jumlah penduduk di
suatu wilayah akan memberikan dampak terhadap lingkungan.
Mengingat pentingnya peran lingkungan bagi kehidupan manusia, maka
dampak buruk dari aspek kependudukan terhadap lingkungan sebaiknya
diminimalisir, dan pemerintah selaku pembuat kebijakan diharapkan mampu
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan.
Peran serta masyarakat sebagai aspek kependudukan yang berpengaruh
langsung terhadap lingkungan harus senantiasa memperhatikan dan menjaga
kelestarian dan keseimbangan lingkungan agar tidak mengalami penurunan
kualitas. (Utari et al. 2022)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pertumbuhan penduduk memengaruhi jumlah sampah yang
dihasilkan di suatu daerah?
2. Apa dampak lingkungan dan kesehatan yang muncul akibat pertumbuhan
penduduk terhadap pengelolaan sampah?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahuai apakah pertumbuhan penduduk memengaruhi
jumlah sampah yang dihasilkan di suatu daerah
2. Untuk mengetahui Apa dampak lingkungan dan kesehatan yang muncul
akibat pertumbuhan penduduk terhadap pengelolaan sampah

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

Dalam studi kependudukan, pertumbuhan penduduk menjadi faktor penting


untuk selalu ditelaah. Sebab hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Selain
itu juga, dapat menjadi indikator untuk melihat seberapa baik kualitas hidup
masyarakat di daerah tertentu.
Permasalahan sampah yang terjadi di perkotaan bahkah di pedesaan perlu
ditangani, Adapun dalam pengelolaan sampah diperlukan adanya cara dalam
mengubah pola pikir masyarakat dalam memproduksi atau mengelolaan sampah
yang baik dan benar, sehingga masyarkat memperoleh manfaat bagi
kesejahteraan. (Tampuyak 2016)
Sampah sebagai hasil samping dari berbagai aktifitas atau kegiatan dalam
kehidupan manusia maupun sebagai hasil dari suatu proses alamiah sering
menimbulkan permasalahan serius di wilayah-wilayah pemukiman penduduk.
Menurut Hadiwiyoto sampah memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Merupakan bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak lagi digunakan
maupun bahan yang sudah tidak diambil bagian utamanya.
2. Merupakan bahan yang sudah tidak ada harganya.
3. Bahan buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah
pencemaran dan gangguan pada kelestarian lingkungan. (Hadiwiyoto 1997)

Menurut Alex (2012) sampah dikelompokkan lagi berdasarkan sumber,


bentuk, dan jenisnya.
1. Berdasarkan Sumbernya:
a. Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah.
b. Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses
dan urin.

3
c. Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga,
sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas
dan plastik.
d. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
e. Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran
dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik
dan logam.
f. Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri
dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
g. Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan juga manusia.
2. Berdasarkan Jenisnya
a. Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging, buah,
sayuran dan sebagainya. Sampah anorganik: sisa material sintetis
seperti plastik, logam, kaca, keramik dan sebagainya. (Alexander 2012)

Negara-negara berkembang umumnya memandang sampah sebagai


barang sudah tidak berguna dan tidak mereka inginkan, sehingga tindakan yang
mereka lakukan adalah membuangnya, persoalan muncul ketika setiap orang
memperlakukan sampah sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing,
misalnya dengan meninggalkan atau membuang sampah disembarang tempat
yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan kumuh. Sebagian lagi
membuang sampah kedalam selokan dan sungai, yang menyebabkan
pendangkalan dan penyumbatan saluran, yang merupakan salah saltu penyebab
banjir dan genangan, sementara kebiasaan untuk memilah sampah belum
banyak dilakukan, karena mereka tidak mengerti bagaimana cara pengelolaan
sampah yang baik dan benar. (Galih Ondy Saefudin 2018)
Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang
meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu
dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek

4
tersebut meliputi: aspek teknis operasional, aspek organisasi dan manajemen,
aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat.
Kelima aspek tersebut terlihat bahwa dalam sistem pengelolaan sampah
antara aspek teknis operasional (merupakan komponen yang paling dekat
dengan obyek persampahan), organisasi mempunyai peran pokok dalam
menggerakkan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem pengelolaan sampah
dengan ruang lingkup bentuk institusi. Institusi dalam sistem pengelolaan
sampah memegang peranan yang sangat penting meliputi: struktur organisasi,
fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi baik vertikal maupun
horizontal dari badan pengelola). (Thompson 2003)
Hukum mempunyai prinsip aspek peraturan pengelolaan persampahan
berupa peraturan-peraturan daerah yang merupakan dasar hukum pengelolaan
persampahan yang meliputi: Perda yang dikaitkan dengan ketentuan umum
pengelolaan kebersihan, Perda mengenai bentuk institusi formal pengelolaan
kebersihan, Perda yang khusus menentukan struktur tariff dan tariff dasar
pengelolaan kebersihan. Peraturan-peraturan tersebut melibatkan wewenang
dan tanggung jawab pengelolaan kebersihan serta partisipasi masyarakat dalam
menjaga kebersihan dan pembayaran retribusi. (Mahlil et al. 2021)

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
pertumbuhan penduduk dapat memengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan
di suatu daerah. Berikut adalah beberapa cara di mana pertumbuhan penduduk
dapat berkontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah:
1. Peningkatan Konsumsi: Pertumbuhan penduduk seringkali dikaitkan dengan
peningkatan konsumsi barang dan layanan. Ini dapat mengakibatkan
peningkatan produksi barang dan kemasan, yang pada gilirannya
meningkatkan jumlah sampah. (Rajput, Prasad, and Chopra 2009)
2. Perubahan Pola Konsumsi: Pertumbuhan penduduk dapat mempengaruhi
pola konsumsi masyarakat. Misalnya, perubahan gaya hidup, kebiasaan
makan, atau preferensi belanja dapat memengaruhi jenis dan jumlah sampah
yang dihasilkan. (Vij, 2012)
3. Urbanisasi: Pertumbuhan penduduk sering disertai dengan urbanisasi, yang
dapat mengakibatkan peningkatan jumlah sampah perkotaan. Urbanisasi
cenderung menciptakan lebih banyak sampah domestik dan komersial.
(Meidiana and Gamse 2010)
4. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur: Pertumbuhan penduduk dapat
menyebabkan peningkatan pembangunan infrastruktur, yang dapat
menghasilkan sampah konstruksi dan limbah bangunan. (Khajuria,
Yamamoto, and Morioka 2008)
5. Tingkat Konsumsi Energi: Pertumbuhan penduduk juga dapat terkait dengan
peningkatan konsumsi energi, yang dapat menghasilkan limbah dalam
bentuk kemasan, limbah industri, dan limbah elektronik. (Gwebu 2003)
6. Tingkat Penanganan Sampah: Peningkatan jumlah penduduk dapat
menempatkan tekanan tambahan pada sistem pengelolaan sampah. Jika
sistem ini tidak berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk, dapat
muncul masalah dalam penanganan dan pengelolaan sampah. (Zaman and
Lehmann 2011)

6
Oleh karena itu, untuk mengelola dampak pertumbuhan penduduk terhadap
sampah, diperlukan perencanaan yang cermat dalam pengembangan
infrastruktur pengelolaan sampah, kampanye kesadaran masyarakat, dan
kebijakan yang mendukung praktek-praktek berkelanjutan.
Pertumbuhan penduduk yang signifikan dapat memberikan dampak yang
substansial terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama dalam
konteks pengelolaan sampah. Sebagai populasi meningkat, volume sampah juga
meningkat, memunculkan sejumlah dampak yang harus diperhitungkan dalam
upaya menjaga keseimbangan ekologi dan kesehatan masyarakat. (Taherzadeh
and Rajendran 2014)
1. Peningkatan Dampak Lingkungan:
a. Polusi Air dan Tanah: Pertumbuhan penduduk cenderung meningkatkan
jumlah limbah cair dan padat yang dibuang ke sungai atau tanah. Bahan
kimia berbahaya dalam sampah dapat mencemari air tanah dan air
permukaan, merugikan ekosistem air dan organisme hidup di dalamnya.
b. Emisi Gas Rumah Kaca: Peningkatan pembangunan infrastruktur dan
produksi barang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca, yang dapat
berkontribusi pada perubahan iklim. Proses penguraian sampah di
tempat pembuangan akhir juga menghasilkan metana, gas rumah kaca
yang lebih kuat daripada karbon dioksida.
c. Kerusakan Ekosistem: Pertumbuhan penduduk dapat menyebabkan
perubahan tata guna lahan untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan
infrastruktur. Pembukaan lahan baru dapat merusak ekosistem alami,
mengancam keberlanjutan biodiversitas, dan memengaruhi siklus
ekologis.
2. Implikasi Kesehatan Masyarakat:
a. Penyakit Akibat Sampah: Sampah yang tidak dielola dengan baik dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit. Air yang terkontaminasi oleh
limbah dapat menyebabkan penyakit perut, dan tumpukan sampah yang
tidak terkelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya
vektor penyakit seperti nyamuk.

7
b. Pencemaran Udara: Pembakaran sampah, salah satu metode
pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan, dapat menghasilkan
polusi udara. Asap dari pembakaran sampah mengandung senyawa
kimia berbahaya yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan
penyakit pernapasan kronis pada masyarakat di sekitarnya.
c. Dampak Psikologis: Tumpukan sampah yang terlihat secara terus-
menerus dapat memberikan dampak psikologis pada masyarakat.
Lingkungan yang kotor dan tidak teratur dapat meningkatkan tingkat
stres dan kecemasan. (Zhang, Keat, and Gersberg 2010)
3. Tantangan dalam Pengelolaan Sampah:
a. Keterbatasan Sumber Daya: Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
mengakibatkan keterbatasan sumber daya untuk mengelola sampah.
Keterbatasan anggaran, personel, dan teknologi dapat membatasi
kapasitas sistem pengelolaan sampah untuk menanggapi peningkatan
volume sampah.
b. Infrastruktur Tidak Memadai: Pertumbuhan penduduk yang pesat
mungkin melebihi perkembangan infrastruktur pengelolaan sampah.
Akibatnya, tempat pembuangan sampah dapat menjadi terlalu penuh
atau fasilitas daur ulang mungkin tidak memadai. (Sahil et al. 2016)
4. Solusi dan Pertimbangan untuk Masa Depan:
a. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Penyuluhan dan pendidikan
masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar dapat
membantu mengurangi dampak negatifnya. Kesadaran akan pentingnya
daur ulang dan pembuangan yang bertanggung jawab dapat membentuk
perilaku yang lebih berkelanjutan.
b. Teknologi Pengelolaan Sampah: Pengembangan teknologi yang inovatif,
seperti pengelolaan sampah berbasis teknologi, dapat membantu
meningkatkan efisiensi dalam proses pengelolaan sampah. Ini termasuk
penggunaan sensor untuk mengukur dan mengelola volume sampah
serta teknologi daur ulang yang lebih efektif.
c. Kebijakan Lingkungan: Implementasi kebijakan yang mendukung
pengelolaan sampah berkelanjutan dapat memainkan peran penting

8
dalam mengatasi dampak pertumbuhan penduduk. Insentif untuk daur
ulang, pembatasan pembuangan sampah, dan regulasi tentang
penggunaan bahan-bahan berbahaya dapat membantu mengurangi
dampak negatif.
d. Pengembangan Infrastruktur: Investasi dalam pengembangan
infrastruktur pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan dapat
diperluas dengan pertumbuhan penduduk dapat membantu mengatasi
tantangan dalam menangani volume sampah yang meningkat. (Utari et
al. 2022)

B. Pembahasan
Pertumbuhan penduduk memengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan di
suatu daerah mencerminkan keterkaitan erat antara faktor demografis dan
lingkungan. Pertumbuhan penduduk dapat memberikan dampak signifikan pada
produksi sampah dan memiliki konsekuensi langsung terhadap pengelolaan
sampah di suatu daerah. Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi
bagaimana pertumbuhan penduduk mempengaruhi jumlah sampah, serta
dampaknya terhadap lingkungan dan upaya pengelolaan sampah.
1. Pertumbuhan Penduduk dan Konsumsi: Pertumbuhan penduduk yang pesat
seringkali diikuti oleh peningkatan konsumsi masyarakat. Semakin banyak
orang, semakin banyak barang dan layanan yang dikonsumsi, yang pada
gilirannya meningkatkan produksi sampah. Faktor ini dapat tercermin dalam
perubahan gaya hidup, pola konsumsi masyarakat, dan peningkatan
permintaan terhadap barang konsumsi. (Damanhuri and Padmi 2010)
2. Urbanisasi dan Perubahan Gaya Hidup: Pertumbuhan penduduk seringkali
disertai dengan urbanisasi, di mana penduduk bermigrasi ke kota untuk
mencari pekerjaan dan peluang ekonomi. Urbanisasi cenderung
meningkatkan produksi sampah perkotaan karena perubahan gaya hidup,
seperti penggunaan kemasan sekali pakai, pembelian barang-barang
konsumsi, dan penggunaan barang elektronik.
3. Dampak Lingkungan: Pertumbuhan penduduk dapat menyebabkan
peningkatan limbah cair dan padat yang dibuang ke sungai atau tanah.

9
Bahan kimia berbahaya dalam sampah dapat mencemari air tanah dan air
permukaan, merugikan ekosistem air dan organisme hidup di dalamnya.
Peningkatan produksi barang dan layanan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk dapat menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Proses
penguraian sampah di tempat pembuangan akhir juga menghasilkan
metana, yang berkontribusi pada perubahan iklim. (Hartono 2008)
4. Tantangan dalam Pengelolaan Sampah: Pertumbuhan penduduk dapat
menempatkan tekanan tambahan pada sistem pengelolaan sampah. Jika
infrastruktur tidak dapat berkembang seiring pertumbuhan penduduk, dapat
terjadi ketidakseimbangan antara produksi sampah dan kapasitas
penanganan sampah. Peningkatan jumlah sampah memerlukan sumber
daya seperti lahan untuk tempat pembuangan sampah dan fasilitas daur
ulang. Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan
keterbatasan sumber daya ini, mempersulit upaya pengelolaan sampah.
5. Solusi dan Pendekatan Berkelanjutan: Kesadaran masyarakat tentang
dampak pertumbuhan penduduk pada sampah dapat meningkat melalui
pendidikan dan kampanye informasi. Masyarakat yang sadar lingkungan
dapat berkontribusi pada pengelolaan sampah yang lebih baik. (Kahfi 2017)

10
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
Pertumbuhan penduduk dapat memiliki dampak serius terhadap lingkungan
dan kesehatan masyarakat terkait pengelolaan sampah. Pentingnya
pengelolaan sampah yang berkelanjutan, edukasi masyarakat, dan
pembangunan infrastruktur yang memadai tidak dapat diabaikan. Dengan
mengimplementasikan solusi berbasis teknologi dan kebijakan yang
mendukung, mungkin kita dapat mencapai pengelolaan sampah yang lebih
efektif dan berkelanjutan di masa depan.
D. Saran
Harapan penulis semoga makalah ini bisa menjadikan pembuka khazanah
keilmuan yang baru. Serta tidak menutup kemungkinan penulis berharap saran
juga kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah
kedepan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Norsita, Hilda Irianty, and Nova Tri Wahyudi. 2017. “Hubungan
Karakteristik Petugas Kebersihan Dengan Pengelolaan Sampah Di
Puskesmas Kota Banjarbaru.” Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia 4(2):66–74. doi: 10.20527/jpkmi.v4i2.3843.
Alexander, S. Haslam. 2012. The Social Cure: Identity, Health and Well-Being.
Psychology press.
Damanhuri, Enri, and Tri Padmi. 2010. “Pengelolaan Sampah.” Diktat Kuliah TL
3104:5–10.
Galih Ondy Saefudin. 2018. “Daya Layan Tempat Penampungan Sampah
Sementara Di Kecamatan Ambarawa Tahun 2018.”
Gwebu, Thando D. 2003. “Population, Development, and Waste Management
in Botswana: Conceptual and Policy Implications for Climate Change.”
Environmental Management 31:348–54.
Hadiwiyoto, Suwedo. 1997. “Hasil Perikanan: Manfaat Dan Keamanannya Serta
Implikasinya Pada Kesehatan; Tinjauan Dari Sisi Teknologi Pengolahan
Dan Lingkungan.” Agritech 17(3):28–43.
Hartono, Rudi. 2008. Penanganan Dan Pengolahan Sampah. Penebar
Swadaya Grup.
Kahfi, Ashabul. 2017. “Tinjauan Terhadap Pengelolaan Sampah.”
Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan Hukum 4(1):12–
25.
Khajuria, A., Y. Yamamoto, and T. Morioka. 2008. “Solid Waste Management in
Asian Countries: Problems and Issues.” WIT Transactions on Ecology and
the Environment 109:643–53.
Mahlil, Mahlil, Mirja Mustaqim, Fatimah Fatimah, and Muhammad Furqan.
2021. “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Menjadi Produk Bernilai
Ekonomi.” Jurnal Al-Ijtimaiyyah 7(1):65.
Meidiana, Christia, and Thomas Gamse. 2010. “Development of Waste
Management Practices in Indonesia.” European Journal of Scientific
Research 40(2):199–210.

12
Rajput, R., GAKC Prasad, and A. K. Chopra. 2009. “Scenario of Solid Waste
Management in Present Indian Context.”
Sahil, Jailan, Mimien Henie Irawati Al Muhdar, Fachtur Rohman, and Istamar
Syamsuri. 2016. “Sistem Pengelolaan Dan Upaya Penanggulangan
Sampah Di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate.” Jurnal Bioedukasi 4(2).
Taherzadeh, Mohammad J., and Karthik Rajendran. 2014. “Factors Affecting
Development of Waste Management.” Waste Management and
Sustainable Consumption: Reflections on Consumer Waste 67.
Tampuyak. 2016. “298091074.” Jurnal Katalogis 4(4):94–104.
Thompson, Michael. 2003. “Time’s Square: Deriving Cultural Theory from
Rubbish Theory.” Innovation 16(4):319–30.
Utari, Enggar, Maudi Fatimatuzzahra, Mariana Pramaisyella, Siti Jaedah, and
Tiara Triana. 2022. “Analisis Pengelolaan Sampah Akibat Pertumbuhan
Penduduk Dan Perkembangan Pembangunan Di Kelurahan Cipare Kota
Serang.” Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi 10(1):556. doi:
10.33394/bioscientist.v10i1.5122.
Vij, Dimpal. 2012. “Urbanization and Solid Waste Management in India: Present
Practices and Future Challenges.” Procedia-Social and Behavioral
Sciences 37:437–47.
Zaman, Atiq Uz, and Steffen Lehmann. 2011. “Urban Growth and Waste
Management Optimization towards ‘Zero Waste City.’” City, Culture and
Society 2(4):177–87.
Zhang, Dongqing, Tan Soon Keat, and Richard M. Gersberg. 2010. “A
Comparison of Municipal Solid Waste Management in Berlin and
Singapore.” Waste Management 30(5):921–33.

13

Anda mungkin juga menyukai