Disusun Oleh:
Kelompok 5
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur ini tepat pada
waktunya. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad Saw. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak
mungkin terwujud tanpa bantuan dari berbagai buku maupun referensi yang kami
dapatkan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dan Teknologi
Masyarakat.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
B. Pengetian Limbah B3
C. Dampak Sampah dan Limbah B3
D. Pengelolaan Sampah Limbah B3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah (waste) dalam pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh
Kuncoro, yaitu sebagai bahan yang dibuang atau terbuang; merupakan hasil
aktivitas manusia atau alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil
unsur atau fungsi utamanya. Sebagai hasil dari aktivitas manusia, maka besar kecil
atau banyak tidaknya, timbulan sampah akan tetap ada selama manusia masih
beraktivitas. Akan tetapi menurut Anwar, aktifitas yang dilakukan manusia
(termasuk kegiatan industri) bukanlah aktifitas biologis karena kotoran manusia
(human waste) tidak termasuk ke dalam kategori sampah.
B. Pengetian Limbah B3
a. Pengertian Limbah B3
Menurut PP No. 101 Tahun 2014, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
“sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan
lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.” Materi yang karena
konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan
membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa
bahannya. Limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat atau kombinasi dari
limbah padat yang karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik, kimia maupun yang
bersifat infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan penyakit yang tidak dapat
pulih, yang substansinya dapat membahayakan bagi kesehatan manusia atau
lingkungan dikarenakan pengelolaan yang tidak tepat, baik itu penyimpanan,
transportasi, ataupun dalam pembuangannya.
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Reaktif
d. Infeksius
e. Korosif
f. Beracun
4. Sampah yang sudah matang maupun kompos tidak dikeluarkan dari TPA
lingkungan
1. Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung
TPA sehingga melebihi kapasitasnya
2. Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk
mengangkut sampah kurang efektif.
3. Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut
seluruh sampah.
pintas.
1. Produk rumah tangga yang dikemas dalam bentuk kaleng atau spray. Kemasan
dalam bentuk tabung kaleng ini umumnya memiliki propellant apabila ditekan ada
bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Jika terkena panas, kaleng bisa meledak dan
melukai siapapun disekitarnya. Contohnya adalah kemasan obat nyamuk,
hairspray, aerosol dan sebagainya. Sangat dihimbau untuk tidak dicampur dengan
sampah umum, atau dimasukkan kedalam dropbox.
2. Baterai Baterai mengandung beberapa jenis logam berat seperti merkuri, nikel,
timbal, kadmium, dan lithium yang sangat berbahaya bagi manusia. Untuk
keamanan, baterai bekas harus dipisahkan dari sampah lain dan ditutup selotip
bening pada kedua ujungnya. Simpan dalam kantung khusus yang tidak bersifat
konduktif dan dimasukkan kedalam dropbox khusus B3.
3.Bohlam dan neon bekas Lampu bohlam setidaknya ada 5 miligram merkuri.
Senyawa tersebut sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal jika terakumulasi
dalam tubuh. Selain lampu, thermometer pengukur suhu tubuh juga mengandung
mercury sekitar 500 miligram. Perlu dipisahkan dari sampah lain. Dikemas dalam
kantung dan dimasukkan dalam dropbox untuk sampah B3.
Reduce atau yang biasa disebut dengan istilah reduksi dalam hal ini diartikan
sebagai upaya untuk meniadakan atau mencegah timbulnya sampah B3 rumah
tangga, yang dilakukan melalui berbagai upaya seperti substitusi. Misalnya untuk
meniadakan sampah kantong plastik belanjaan, maka perlu dilakukan substitusi
dengan menggunakan kantong /keranjang yang dapat dipakai berkali-kali.
Beberapa contoh hal yang perlu diterapkan dalam upaya mengurangi timbulnya
sampah B3 rumah tangga, antara lain:
Reuse atau guna ulang adalah penggunaan kembali secara langsung suatu
produk/barang bekas/sampah yang sudah timbul, baik untuk tetap digunakan
sebagai fungsi semula ataupun sebagai fungsi yang lain, tanpa proses pengolahan
kembali sampah tersebut. Aktivitas guna ulanng ini sangat efektif untuk
mengurangi timbulan sampah di lingkungan. Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan sebagai upaya guna ulang terhadap sampah rumah tangga yang sudah
terbentuk adalah sebagai berikut :
4) Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang
memerlukan
Namun demikian bukan hanya pemulung yang memetik manfaat dari daur
ulang sampah melainkan masyarakat umum juga menuai manfaat yang tak kalah
penting, terutama dalam hal pelestarian lingkungan hidup. Rumah tangga pun
dapat melakukan upaya daur ulang bagi sampah yanng diproduksinya. Ada
beberapa usaha yang dapat dilakukan sebagai aktivitas daur ulanng sampah rumah
tangga antara lain :
1) Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbulnya permasalahan sampah saat ini tidak terlepas dari perilaku warga
masyarakat sebagai penghasil sampah, maupun lemahnya aturan terkait hal
tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak warga masyarakat
yang belum melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dengan baik,
mulai dari memilah sampah, menyimpannya, dan membuang sampah pada
tempatnya, sementara kelemahan aturan dan kordinasi antar lembaga disinyalir
ikut memberi andil terhadap permasalahan tersebut.
B. Saran
Kuncoro Sejati. 2009. Pengelohan Sampah Terpadu Dengan Sistem Node, Sub
Point, Center Point. Yogyakarta : Kanisius
Setyo Purwndo dan Nurhidayat. 2006. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida
Organik. Jakarta: Penebar Swadaya
Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar
Swadaya Yudhi Kartikawan. 2009. Pengelolaan Persampahan. Yogyakarta :
Jurnal Lingkungan