Anda di halaman 1dari 18

PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP SAMPAH

DAN LIMBAH B3 BESERTA PENGELOLAANNYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah: Pendidikan Lingkungan Hidup dan Teknologi Masyarakat

Dosen Pengampu: Abdul Sholeh, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Pipit Fitriya 2008107038

Intan Fauziah 2008107046

Tiara Muzdalifah 2008107056

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) B/5

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur ini tepat pada
waktunya. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad Saw. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak
mungkin terwujud tanpa bantuan dari berbagai buku maupun referensi yang kami
dapatkan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dan Teknologi
Masyarakat.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen kami Bapak Abdul


Sholeh, M.Pd yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami meminta agar para pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah yang
kami buat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah
B. Pengetian Limbah B3
C. Dampak Sampah dan Limbah B3
D. Pengelolaan Sampah Limbah B3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup dan permasalahannya merupakan suatu kondisi yang


tengah dihadapi oleh umat manusia, baik dalam lingkup regional
kedaerahan, nasional maupun global. Pembangunan, laju pertumbuhan
penduduk, perkembangan teknologi, pola hidup dan konsumsi
merupakan rangkaian yang oleh beberapa kalangan dianggap sebagai
penyebab permasalahan lingkungan tersebut. Jika dilihat, akan tampak bahwa
persoalan lingkungan hidup mungkin saja timbul akibat proses pembangunan
saja secara parsial, sebab yang disebut sebagai pembangunan pada
dasarnyaa adalah melakukan perubahan. Akan tetapi jika disimak secara
menyeluruh pembangunan ternyata tidak berdiri sendiri, sebab pada bahagian
lain aspek pertumbuhan ekonomi, meningkatnya jumlah penduduk termasuk
pola konsumsinya, serta kemajuan teknologi justru dipergunakan sebagai
indikator keberhasilan suatu pembangunan, dan pada sisi inilah
seringkali terjadi benturan dengan permasalahan lingkungan hidup.

Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak


dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah
hujan, kelembaban, tekanan udara , tofografi, geografis dan lainnya .
Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun
mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan. Contoh penebangan
hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal yang
akhirnya menyebabkan terjadinya banjir. Ketika area hutan yang hilang
semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah
berskala regional hingga pada akhirnya berkembang ke skala global.
Isu lingkungan hidup menjadi sebuah topik dikarenakan adanya kesadaran
bahwa jumlah penduduk yang terus meningkat mengakibatkan aktivitas
sosial ekonomi manusia yang mengancam lingkungan juga meningkat. Faktor
terpenting dalam permasalahan ini adalah besarnya populasi manusia (laju
pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan
kawasan urban yang berimplikasi pada kebetuhan akan ketersediaan lahan,
juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan
kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada
lingkungan. Terlepas dari implikasi yang muncul akibat pembangunan dan
industrialisasi, yang tampak nyata adalah angka pertumbuhan penduduk yang
menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pengertian sampah?


2. Apa Pengetian Limbah B3?
3. Bagaimana Dampak Sampah dan Limbah B3?
4. Bagaimana Pengelolaan Sampah Limbah B3?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud pengertian sampah


2. Memahami apa pengetian limbah B3
3. Mengetahui bagaimana dampak sampah dan limbah B3
4. Memahami bagaimana pengelolaan sampah limbah B3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah

Secara sederhana, sampah merupakan materi, bahan maupun segala


sesuatu yang tidak diinginkan, baik itu merupakan sisa atau residu maupun
buangan. Meski demikian, dalam konsep perundang- undangan, sampah dapat
pula muncul, ada maupun timbul akibat proses alam yang berbentuk padat. Hal ini
berbeda dalam pandangan Rudi Hartono yang memandang bahwa sampah tidak
muncul akibat proses alam, atau dengan kata lain bahwa materi-materi yang
muncul akibat proses alam tidaklah dinamakan sampah, sebab yang ada hanyalah
produk-produk yang tidak bergerak.

Sampah (waste) dalam pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh
Kuncoro, yaitu sebagai bahan yang dibuang atau terbuang; merupakan hasil
aktivitas manusia atau alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil
unsur atau fungsi utamanya. Sebagai hasil dari aktivitas manusia, maka besar kecil
atau banyak tidaknya, timbulan sampah akan tetap ada selama manusia masih
beraktivitas. Akan tetapi menurut Anwar, aktifitas yang dilakukan manusia
(termasuk kegiatan industri) bukanlah aktifitas biologis karena kotoran manusia
(human waste) tidak termasuk ke dalam kategori sampah.

Selain pengertian sampah secara umum yang sering digunakan untuk


menyatakan limbah padat, sampah didefinisikan pula berdasarkan sudut pandang
lainnya. Dalam sudut pandang ekonomi misalnya, sampah diartikan sebagai
sisasisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena sudah diambil
bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada
manfaatnya yang ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada harganya . Atau
diartikan sebagai bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi.
Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dari
segi lingkungan, sampah dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap
lingkungan hidup. Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai
definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga
untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam
pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak. Senada
dengan pengertian tersebut adalah definisi yang dinyatakan dalam SNI tahun
2002, yaitu : Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik
dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut terlihat bahwa sampah merupakan
materi/bahan sisa atau lebih (baik oleh manusia maupun alam) yang tidak
diperlukan, tidak berguna, tidak mempunyai nilai, serta tidak berharga yang
akhirnya terbuang (dibuang) maupun ditolak , yang merupakan materi/bahan yang
dapat mengganggu bahkan membahayakan (fungsi) lingkungan.

Sementara sumber timbulan/timbunan sampah tersebut berasal dari kegiatan


penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga, perkotaan (kegiatan komersial/
perdagangan), fasilitas-fasilitas umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari
industri dengan limbah yang sejenis sampah. Secara umum sumber sampah di
masyarakat terkait erat dengan memanfaatan lahan atau tempat pembuangan yaitu
TPS maupun TPA. Beberapa sumber sampah dapat diklasifikasikan menjadi
antara lain: perumahan, komersil, institusi, konstruksi dan pembongkaran,
pelayanan jasa dan perkotaan, unit pengolahan, industri, danpertanian/perkebunan.

B. Pengetian Limbah B3
a. Pengertian Limbah B3

Menurut PP No. 101 Tahun 2014, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
“sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan
lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.” Materi yang karena
konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan
membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa
bahannya. Limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat atau kombinasi dari
limbah padat yang karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik, kimia maupun yang
bersifat infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan penyakit yang tidak dapat
pulih, yang substansinya dapat membahayakan bagi kesehatan manusia atau
lingkungan dikarenakan pengelolaan yang tidak tepat, baik itu penyimpanan,
transportasi, ataupun dalam pembuangannya.

b. Sifat dan Karakteristik Limbah B3

Limbah Beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat


racun bagi manusia dan lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit
yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit, dan mulut.
Indikator racun yang digunakan adalah TCLP (Toxicity Characteristics Leaching
Pocedure) seperti tercantum dalam PP No. 101 tahun 2014 pasal 5 yang
menjelaskan tentang karaktersitik limbah B3 ada 6, yaitu :

a. Mudah meledak

b. Mudah terbakar

c. Reaktif

d. Infeksius

e. Korosif

f. Beracun

Sampah B3 yang dihasilkan di rumahtangga antara lain: baterai, lampu listrik,


elektronik, kemasan pestisida, pemutih pakaian, pembersih lantai, cat, kaleng
bertekanan (aerosol), kemasan bahan bakar, sisa obat-obatan (farmasi),
termometer air raksa dan jarum suntik.
C. Dampak Sampah dan Limbah B3
a. Sampah dan Permasalahannya

Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius utamanya di


perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan
penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan persampahan sering diprioritaskan
penanganannya di daerah perkotaan. Permasalahan dalam pengelolaan sampah
yang sering terjadi antara lain perilaku dan pola hidup masyarakat masih
cenderung mengarah pada peningkatan laju timbulan sampah yang sangat
membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya, anggaran, kendaraan
personil sehingga pengelola kebersihan belum mampu melayani seluruh sampah
yang dihasilkan.

Lalu mengapa sampah dianggap sebagai sebuah permasalahan ?. HR Sudrajat


mengemukakan bahwa sampah merupakan permasalahan yang sangatpenting
khususnya bagi masyarakat perkotaan, dan hal ini dapat terjadi oleh beberapa
faktor yaitu :

1. Volume sampah sangat besar, melebihi kapasitas TPS dan TPA

2. Lahan TPA makin sempit tergerus oleh tujuan lain

3. Teknologi pengelolaan tidak optimal, menyebabkan kian membesarnya

volume sampah dari pembusukan

4. Sampah yang sudah matang maupun kompos tidak dikeluarkan dari TPA

5. Manajemen pengelolaan sampah yang tidak efektif

6. Pengelolaan sampah dirasakan tidak membawa dampak positif terhadap

lingkungan

7. Kurangnya dukungan kebijakan pemerintah.

Tak dapat dipungkiri, bahwa penumpukan sampah menjadi salah satu


permasalah besar yang sama dihadapi oleh kota-kota besar sekaligus menjadi
permasalahan lingkungan hidup, permasalahan sampah selalu hadir di setiap
(sudut) kota, dimulai dari rumah tangga sampai pada tempat-tempat
pembuangan/penampungan, baik di tempat pembuangan sementara (TPS), tempat
pembuangan akhir (TPA), maupun saat pendistribusiannya. Berikut beberapa
faktor penyebab penumpukan sampah yaitu :

1. Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung
TPA sehingga melebihi kapasitasnya
2. Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk
mengangkut sampah kurang efektif.
3. Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut

seluruh sampah.

4. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah.

5. Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.

6. Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah, sehingga

masyarakat sering membuang sampah di sembarang tempat sebagai jalan

pintas.

7. Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan dan

pengolahan sampah serta produknya

8. Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan

sampah secara tepat.

9. Manajemen sampah tidak efektif.

b. Limbah B3 dan Permasalahannya

1. Produk rumah tangga yang dikemas dalam bentuk kaleng atau spray. Kemasan
dalam bentuk tabung kaleng ini umumnya memiliki propellant apabila ditekan ada
bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Jika terkena panas, kaleng bisa meledak dan
melukai siapapun disekitarnya. Contohnya adalah kemasan obat nyamuk,
hairspray, aerosol dan sebagainya. Sangat dihimbau untuk tidak dicampur dengan
sampah umum, atau dimasukkan kedalam dropbox.

2. Baterai Baterai mengandung beberapa jenis logam berat seperti merkuri, nikel,
timbal, kadmium, dan lithium yang sangat berbahaya bagi manusia. Untuk
keamanan, baterai bekas harus dipisahkan dari sampah lain dan ditutup selotip
bening pada kedua ujungnya. Simpan dalam kantung khusus yang tidak bersifat
konduktif dan dimasukkan kedalam dropbox khusus B3.

3.Bohlam dan neon bekas Lampu bohlam setidaknya ada 5 miligram merkuri.
Senyawa tersebut sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal jika terakumulasi
dalam tubuh. Selain lampu, thermometer pengukur suhu tubuh juga mengandung
mercury sekitar 500 miligram. Perlu dipisahkan dari sampah lain. Dikemas dalam
kantung dan dimasukkan dalam dropbox untuk sampah B3.

Sebagian masyarakat masih belum menyadari adanya sampah yang berbahaya


dan beracun sehingga membuang sampah tersebut bersama dengan sampah
rumahtangga yang lain. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup (Iswanto dkk,
2016).

D. Pengelolaan Sampah Limbah B3

Pada hakikatnya permasalahan sampah terkait erat dengan paradigma manusia


sebagai diri pribadi maupun sebagai suatu kumpulan manusia (masyarakat).
Sudah sejak dahulu kala manusia menghasilkan sampah. Lalu dengan paradigma
yang masih sederhana, sampah yang dihasilkan tersebut dipandang sebagai
sesuatu yang tak bernilai sama sekali, dan akhirnya dibuang.

Pengelolaan sampah berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008


dinyatakan sebagai usaha dan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang yang terdiri dari dua bagian yaitu pengurangan dan
penanganan sampah20 . Berdasarkan undang-undang ini pula diketahui bahwa
sampah yang dikelola adalah sampah yang digolongkan ke dalam tiga golongan
yaitu ; sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga maupun sampah
spesifik .

Adapun asas pengelolaan sampah berdasarkan undang-undang ini adalah


Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas
keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi .

Sementara pengelolaannya ditujukan pada peningkatan kesehatan masyarakat


dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya . Berdasar
pada pengertian pengelolaan sampah pada Pasal 1 poin 5, dapat difahami bahwa
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan dan usaha-usaha yang dilakukan dan
dilaksanakan dalam rangka memperlakukan dan menangani sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Yudhi mendefinisikan kegiatan di
dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan
sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir. Oleh sebab
itu, hal-hal terkandung di dalam penegertian pengelolaan sampah meliputi semua
kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah,
pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan
akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan
lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan
lainnya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat.

Hadiwiyoto (1983) dalam Santoso menyebutkan dampak negatif terhadap


lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah jika tidak dikelola dengan baik.
Sampah dapat pencemaran udara karena mengandung gas-gas yang berbahaya dan
atau beracun. Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan ketidaksesuaian aspek
fisik dan kimia lingkungan sehingga mengganggu kehidupan lingkunngan
sekitar.Terjadinya kekurangan oksigen di sekitar pembuangan sampah, karena
selama proses perombakan sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana
diperlukan oksigen yang diambil dari udara sekitarnya, yang pada akhirnya dapat
kehidupan flora dan fauna terdesak. Menimbulkan gangguan kesehatan
disebabkan oleh gas-gas yang dihasilkan selama degradasi. Menimbulkan
berbagai penyakit yang ditularkan melalui vektor yang bersarang di dalam sampah
yang tertumpuk. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan sampah B3 rumah tangga
dengan baik sesuai dengan cara-cara yang memenuhi syarat kesehatan.

Metode Pengelolaan Sampah B3 Rumah Tangga. Beberapa metode


pengelolaan sampah B3 rumah tangga, yakni : a. Pemilahan b. Pengumpulan c.
Pengangkutan d. Penyimpanan e. Pengolahan

Pengolahan sampah B3 rumah tangga dilakukan mengacu pada prisip-prisip


paradigma pengelolaan limbah atau sampah B3. Upaya ini dilakukan untuk
menekan sekecil mungkin produksi sampah B3 di masyarakat atau disebut dengan
upaya minimasi sampah B3. Adapun paradigma pengelolaan sampah B3 rumah
tangga dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Reduce sampah B3 rumah tangga

Reduce atau yang biasa disebut dengan istilah reduksi dalam hal ini diartikan
sebagai upaya untuk meniadakan atau mencegah timbulnya sampah B3 rumah
tangga, yang dilakukan melalui berbagai upaya seperti substitusi. Misalnya untuk
meniadakan sampah kantong plastik belanjaan, maka perlu dilakukan substitusi
dengan menggunakan kantong /keranjang yang dapat dipakai berkali-kali.
Beberapa contoh hal yang perlu diterapkan dalam upaya mengurangi timbulnya
sampah B3 rumah tangga, antara lain:

1) Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang

2) Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah


dalam jumlah besar.

3) Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)

4) Kurangi penggunaan bahan sekali pakai

b. Reuse (Guna ulang)

Reuse atau guna ulang adalah penggunaan kembali secara langsung suatu
produk/barang bekas/sampah yang sudah timbul, baik untuk tetap digunakan
sebagai fungsi semula ataupun sebagai fungsi yang lain, tanpa proses pengolahan
kembali sampah tersebut. Aktivitas guna ulanng ini sangat efektif untuk
mengurangi timbulan sampah di lingkungan. Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan sebagai upaya guna ulang terhadap sampah rumah tangga yang sudah
terbentuk adalah sebagai berikut :

1) Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi


lainnya.

2) Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang

3) Gunakan batere yang dapat di-charge kembali

4) Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang
memerlukan

c. Recycle (Daur ulang)

Recycle atau daur ulang merupakan pemanfaatan kembali sampah yang


terbentuk setelah sampah tersebut melalui proses pengolahan. Upaya-upaya daur
ulang ini tentu sangat efektif dalam usaha minimasi sampah rumah tangga baik
yanng sifatnya B3 maupun yang bukan B3. Selain diuntungkan dalam hal
minimasi sampah, upaya daur ulang ini tentu sangat berarti dari segi ekonomi bagi
sebagian masyarakat khususnya para pekerja pemulung yang menggantungkan
hidupnya pada hasil penjualan sampah yang dikumpulkan para pemulung.

Namun demikian bukan hanya pemulung yang memetik manfaat dari daur
ulang sampah melainkan masyarakat umum juga menuai manfaat yang tak kalah
penting, terutama dalam hal pelestarian lingkungan hidup. Rumah tangga pun
dapat melakukan upaya daur ulang bagi sampah yanng diproduksinya. Ada
beberapa usaha yang dapat dilakukan sebagai aktivitas daur ulanng sampah rumah
tangga antara lain :

1) Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai

2) Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.


3) Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang bermanfaat.

d. Recovery (Perolehan/penemuan kembali)

Recovery diartikan sebagai adalah upaya perolehan kembali manfaat yang


baru dari limbah atau sampah yang terbentuk. Recovery dapat dilakukan pada
sampah rumah tangga seperti bahan-bahan yang beracun berbahaya dari dalam
barang dan atau kemasan. Misalnya, kandungan karbon di dalam batu baterai
bekas banyak dimanfaatkan sebagai suplemen bahan bakar, setelah kandungan
logam merkuri dipisahkan. Logam merkuri sebagai logam yang masuk dalam
kategori bahan berbahaya ini seharusnya dikumpulkan menjadi satu dan dikelola
sesual ketentuan pengolahan limbah B3. Partisipasi aktif para produsen atau para
pelaku daur ulang yang selama ini telah mengembangkan upaya pemanfaatan
sampah B3 rumah tangga sangat diharapkan pada pengolahan limbah tersebut.
Pemanfaatan dan perolehan kembali bahan yang bernilai ekonomis dari sampah
B3 rumah tangga selama ini banyak dilakukan oleh para pelaku daur ulang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Timbulnya permasalahan sampah saat ini tidak terlepas dari perilaku warga
masyarakat sebagai penghasil sampah, maupun lemahnya aturan terkait hal
tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak warga masyarakat
yang belum melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dengan baik,
mulai dari memilah sampah, menyimpannya, dan membuang sampah pada
tempatnya, sementara kelemahan aturan dan kordinasi antar lembaga disinyalir
ikut memberi andil terhadap permasalahan tersebut.

B. Saran

Menjawab persoalan persampahan tersebut, maka dibuatlah berbagai opsi,


berupa konsep konsep pengelolaan sampah, yang penekanannya terletak pada
perubahan paradigma masyarakat secara umum dalam memandang sampah,
misalnya dalam bentuk peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Disamping memperkenalkan berbagai model pengelolaan dan penanganan sampah
yang dimulai dari rumah tangga sampai pada TPA dan akhirnya diperkuat melalui
instrumen-intrumen hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional, SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknik Operasional


Pengelolaan Sampah Perkotaan Bambang Suwerda. 2012.

Bank Sampah: Kajian Teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Rihama


Cecep Dani Sucipto. 2009. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Jakarta:
Goysen Publishing

Hadiwiyoto. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Yayasan


Idayu

HR Sudrajat. 2006. Mengelola sampah Kota. Bogor : Niaga Swadaya

Kuncoro Sejati. 2009. Pengelohan Sampah Terpadu Dengan Sistem Node, Sub
Point, Center Point. Yogyakarta : Kanisius

Provinsi Sulawesi Selatan. 2015. Sulawesi Selatan Dalam Angka 2015.


Makassar : Badan Pusat Statistik Prov. Sul-Sel

Republik Indonesia, Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah

Rudi Hartono. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Bogor : TPS S.

Setyo Purwndo dan Nurhidayat. 2006. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida
Organik. Jakarta: Penebar Swadaya

Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar
Swadaya Yudhi Kartikawan. 2009. Pengelolaan Persampahan. Yogyakarta :
Jurnal Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai