Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak
terjadi nya gunung sampah di kp lame luhur“. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian karangan karya ilmiah ini..Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada keluarga dan teman-teman yang telah mendukung penulis dalam penulisan
karangan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karangan karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan karangan karya ilmiah ini sehingga maksud dan tujuan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan. Serta nantinya dapat membantu pembaca semua.

Pandegalang, Oktober 2023

Kelompok 3
ABSTRAK

Sampah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Sampah adalah benda


/ zat sisa yang sudah tidak terpakai. Seharusnya sampah mendapat perhatian dan
penanganan yang serius. Namun karena kurangnya pengertian masyarakat dan
pemerintah, juga kurangnya biaya dan pendapatan sebagian besar masyarakat,
maka masalah sampah ini menjadi terabaikan. Tujuan makalah ini adalah agar
pembaca mengerti tentang sampah, mampu menjelaskan cara pengelolaan sampah
yang baik dan benar serta memberikan solusi bagi penanganan masalah sampah.
Hasil pembahasan dari makalah ini adalah penjelasan mengenai sampah , cara
mengelola sampah yang baik dan benar, faktor yang mempengaruhi banyaknya
sampah dan dampak yang dapat diberikan oleh sampah. Kesimpulan dari karya
tulis imiah ini adalah Banyak sekali sampah yang kita hasilkan setiap harinya,dan
sampah-sampah yang menggunug di kp. Lame luhur tersebut sebagian besar di
buang begitu saja. Terkadang kita tidak pernah peduli dampak yang dapat
ditimbulkannya terhadap lingkungan. Kita sebagai Siswa/I seharusya lebih
tanggap dalam masalah sampah

Kata Kunci : Sampah , Pengelolaan, Lingkungan


DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ..............................................................................................ii

Kata Pengantar .......................................................................................................iii

Abstrak ......................................................................................................................iv

Daftar isi ...................................................................................................................v

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Sampah .......................................................................................3


B. Jenis-Jenis Sampah ......................................................................................5
C. Faktor yang mempengaruhi Jumlah sampah ................................................7
D. Dampak- dampak Sampah ...........................................................................8
E. Cara Pengelolaan Sampah ............................................................................10
F. Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan ....17

Bab III Penutup

A. Kesimpulan ..................................................................................................19
B. Saran ...........................................................................................................19

Daftar pustaka .........................................................................................................20


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah
sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma
bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang
tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat
k i m i a , energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alami t i d a k a d a
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak (wikipedia).
Dalam beberapa laporan terungkap, jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus
naik sebesar 70% tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar
ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di negara berkembang.
Pertumbuhan sampah perkotaan terbesar akan terjadi di China yang mengambil alih
posisi Amerika Serikat sebagai penghasil sampah terbesar di dunia pada 2004. Jumlah sampah
padat perkotaan di negara-negara Asia Timur, Eropa Tengah dan Timur Tengah juga terus
meningkat.
Di Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi sampah padat secara nasional
mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk Indonesia membuang sampah
padat rata-rata 0,85 kg per hari. Data yang sama juga menyebutkan, dari total sampah yang
dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan. Sisanya terbuang
mencemari lingkungan.Sampah selalu menjadi masalah bagi pemerintah, bahkan diperkirakan
sampah setiap harinya di Indonesia ini mencapai 200 ribu ton. Sayangnya tingginya volume
sampah itu belum tertangani secara baik oleh pemerintah karena berbagai keterbatasan.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yaitu fase padat, cair, atau
gas. K e t i k a d i l e p a s k a n d a l a m d u a f a s e y a i t u c a i r d a n g a s , t e r u t a m a g a s ,
s a m p a h d a p a t dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah
masuk ke d a l a m l i n g k u n g a n ( k e a i r , k e u d a r a d a n k e t a n a h ) m a k a k u a l i t a s
l i n g k u n g a n a k a n menurun.Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah
yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan.Dalam kehidupan manusia,
sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri,
misalnya pertambangan,manufaktur , d a n konsumsi. Hampir semua produk industri
akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira
mirip dengan jumlah konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada l a j u
produksinya. Hal ini lah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk
d i setiap penjuru kota. Sampah yang menumpuk tadi pun dapat menyebabkan berbagai msalah
lainnya, oleh karena itu saya mengangkat judul makalah”sampah” yang diharapkan dapat
mengedukasi masyarakat lebih lanjut mengenai sampah

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sampah?
2. Bagaimana cara mengelola sampah ?
3. Apakah sampah masih memiliki kegunaan ?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan cara pengelolaan sampah yang baik dan tepat serta
memberikan solusi bagi penanganan masalah sampah.
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan defenisi sampah, sumber dan pembagiannya
2. Menjelaskan dampak sampah bagi lingkungan
3. Menjelaskan pengelolaan sampah (pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-
produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat
dibagi menurut jenis-jenisnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat.
Kemudian yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Untuk lebih memahami apa arti sampah, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli tentang definisi sampah. Di bawah ini adalah pengertian sampah menurut para
ahli:

1. Juli Soemirat
Menurut Juli Soemirat pengertian sampah adalah barang padat yang dihasilkan dari
kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki.
2. Azwar
Menurut Azwar pengertian sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak
digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena
kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya.
3. Bahar
Menurut Bahar definisi sampah adalah suatu barang yang harus bersifat padat yang
tidak lagi dipergunakan dan dibuang, sehingga barang tersebut tidak bisa diuraikan dengan
sempurna oleh alam yang akhirnya mengakibatkan kerusakan.
4. Basriyanta
Menurut Basriyanta sampah adalah suatu material yang tidak lagi dipakai sehingga
dibuang oleh pemiliknya, akan tetapi sampah masih dapat digunakan jika didaur ulang
menjadi sesuatu yang baru.
5. Tanjung
Menurut Tanjung, definisi sampah adalah barang yang tidak berguna lagi sehingga
dibuang oleh pemiliknya.
6. Wijaya Jati
Menurut Wijaya Jati, pengertian sampah secara sederhana adalah konsekuensi sisa
dari selurih kegiatan (aktivitas) manusia.
7. World Health Organization (WHO)
Menurut WHO pengertian sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan
manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang
dibuang.(Chandra, 2012)
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI arti sampah adalah barang yang dibuang oleh pemiliknya karena
tidak terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi, misalnya kotoran, kaleng minuman, daun-
daunan, kertas, dan lain-lain.
9. American Public Health Association
Sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.
B. Jenis-Jenis sampah
Setelah memahami pengertian sampah, kita juga perlu mengetahui jenis-jenisnya.
Beberapa jenis sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Berikut ini adalah
jenis-jenis sampah:
1. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil dari kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah
dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas, plastik,daun dan
sebagainya. Pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga,
daun-daun dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik
karbon, klip, dan sebagainya. Pada umumnya sampai ini bersifat kering dan mudah
terbakar (rubbish)
4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umunya terdiri dari kertas-
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil
kendaraan yang jatuh, daun-daun, plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari indrustri (indrustrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan indrustri, termasuk sampah yang berasal
dari pembangunan indrustri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,
misal sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil,
kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah yang berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan misalnya batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa
pembakaran (arang) dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-
kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang dan sebagainya.

2. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya


1. Sampah Organik (Degradable): Pengertian sampah organik adalah sampah yang
dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa
makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.
2. Sampah Anorganik (Undegradable): Pengertian sampah anorganik adalah sampah
yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur
ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas
bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.

3. Jenis Sampah Berdasarkan Bentuknya


Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya:
1. Sampah Padat: Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan gelas,
kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
2. Sampah Cair: Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari dapur
dan tempat cucian.

Sedangkan sesuai dengan UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah
dibedakan menjadi :
a. sampah rumah tangga
b. sampah sejenis sampah rumah tangga
c. sampah spesifik.
(1) Sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
(2) Sampah sejenis sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya.
(3) Sampah spesifik meliputi:
1. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
2. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya danberacun;
3. sampah yang timbul akibat bencana;
4. puing bongkaran bangunan;
5. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah
6. sampah yang timbul secara tidak periodi

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

1. Jumlah penduduk
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai
3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali
4. Faktor geografis
5. Faktor waktu
6. Faktor sosial, ekonomi dan budaya
7. Musim hujan
8. Kebiasaan masyarakat
9. Kemajuan teknologi
10. Jenis sampah
(Chandra, 2012)
D. Dampak- Dampak Akibat Sampah

Pada umumnya sampah memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Ada tiga dampak
sampah terhadap manusia dan lingkungannya:
1. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan
masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi
kesehatan, seperti:

1.Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.

2.Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)

3.Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.

2. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan

Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang tidak
baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan.
Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi
tidak lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang berada di
sekitar saluran air akan menimbulkan bau tak sedap.
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi
kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau
dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika.
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies
akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya
perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme
yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari
sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat
muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan
pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri),
chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat
menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal.
Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri
atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat
meresap ke sumur penduduk.
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang
tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang,
amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada
yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam
membakar sampah.

3. Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi

Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan ekonomi.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang
tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting
di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
3. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
4. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.

E. Cara Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau


pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah
yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-
masing jenis zat.

Pengelolaan Sampah Padat


1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode:
1. Sistem duet: tempat sampah kering dan tempat sampah basah
2. Sistem trio: smpah basah, kering dan tidak mudah terbakar

2. Tahap pengangkutan, sampah diangkut ke tempat pembangan akhir atau pemusnahan


sampah dengan mempergunakan truk pengangkutan sampah yang disediakan oleh dinas
kebersihan kota.
3. Tahap pemusnahan
1. Sanitary landfill
Dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan dengan tanah yang
dilakukan selapis demi selapis.
Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut.
1. Tersedia tempat yang luas
2. Tersedia tanah untuk menimbunnya
3. Tersedia alat-alat besar
2. Incenerator
Suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secar besar-
besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik.
1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya
2. Tidak memerlukan ruang yang luas
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap
4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Kerugian:
1. Biaya besar
2 Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk
3. Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik
oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan
berupa kompos atau pupuk.
4. Hot feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak. Perlu diingat bahwa sampah
basah tersebut harus diolah lebih dahulu untuk mencegah penularan penyakit cacing
dan tricionosis hewan ternak.
5. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air
limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan akhir air limbah
memang baik.
6. Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau tempat
sampah
7. Dumping in water
Sampah yang dibuang melalui air sungai atau laut.
8. Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perseorangan
9. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur
ulang
10. Reduction
Menghancurkan sampah (biasanya bentuk garbage) sampai ke bentuk yang lebih
kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak
11. Salvaging
Pemanfaatan sampah kembali
Pengelolaan Sampah Cair

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)


Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika.
A. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat
berukuran besar dari air limbah.
B. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara
kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir
jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
C. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau
bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang
paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki
pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi
dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain
untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode
pengapungan (Floation).
D. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau
lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron).
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke
permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun,
bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui
proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik
terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu
dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan
metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons)

A. Metode Trickling Filter


Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan
batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian
disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut.
Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan
didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media,
limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki
pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan
untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah.
Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut,
sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan
selanjutnya jika masih diperlukan
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob.
Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu
dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat
mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan
ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang
mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling
filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses
lebih lanjut jika masih dperlukan.
c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang
murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair
ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan
berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh
bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada
metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah
juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau
diolah lebih lanjut.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)


Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan
kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat
anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan
multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif,
pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal
ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung
tinggi sehingga tidak ekonomis.

4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara
kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
1. Daya racun zat
2. Waktu kontak yang diperlukan
3. Efektivitas
4. Kadar dosis yang digunakan
5. Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
6. Tahan terhadap air
7. Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan
limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.

5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)


Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara
langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian
disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

F. Pengaruh Pengolahan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Pengaruh yang baik:


1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran
rendah
2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah manjalani proses pengelolaan
yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut
terhadap ternak
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biaknya
serangga atau binatang pengerat
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat
7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat.
8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu
negara.
Pengaruh negatif
1. Pengaruh terhadap kesehatan
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit
2. Insidensi penyakit DBD akan meningkat
3. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah sembarangan
4. Gangguan psikosomatis, sesak nafas, insomnia, stress, dan lain-lain
2. Pengaruh terhadap lingkungan
1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang
2. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau
3. Pembakaran sampah menimbulkan pencemaran udara
4. Pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan terganggunya aliran air
5. Jika musim hujan, sampah menumpuk dan menimbulkan banjir
6. Air banjir merusak fasilitas masyarakat.
3. Terhadap sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan sosial budaya masyarakatnya
1. Menurunkan minat dan hasrat orang lain untuk berkunjung
2. Terjadinya perselisihan antara penduduk dengan pihak pengelola TPA
3. Angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja
4. Memerlukan dana yang besar jika lingkungan rusak untuk diperbaiki
5. Penurunan pemasukan daerah akibat penurunan kunjungan wisatawan
6. Penurunan mutu dan sumber daya alam
7. Penumpukkan sampah menyebabkan kemacetan lalu lintas
(Chandra, 2012)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Potensi sampah yang di hasilkan dari beberapa daerah cukup besar dampaknya dan
apabila tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan permasalahan kompleks baik dari segi
biotik maupun abiotik semua pihak terkait harus sadar bahwa persoalan sampah bukanlah
suatu hal yang dapat di pandang sebelah mata terkait penanggulangannya.

B. Saran
Marilah kita mulai untuk mengenal sampah lebih lanjut. Kita sebagai mahasiswa harus
bisa menyelesaikan masalah sampah yang ada di Indonesia. Jangan biarkan sampah
memberikan dampak buruk kepada kita karena kita hanya membiarkannya tertumpuk saja.
Paling tidak kita harus tetap membuang sampah kepada tempat yang telah disediakan dan
jangan membuang sampah di sembarang tempat.
DAMPAK

TERJADINYA GUNUNG SAMPAH DI KP. LAME LUHUR


Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Salah Satu Tugas SOSIOLOGI

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Gustiar
Lukman
Eni
Risa
Anita
Wulan

SMA N 10 PANDEGLANG
Jalan Raya Labuan Km. 24, Pasireurih, Kecamatan Cisata, Cisata,
Pasireurih, Kec. Cisata, Kabupaten Pandeglang, Banten 42273
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai