Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH DI

SINGAPORE

Nama : Khasifu Ramadhan


Nim : 1624301057
Jurusan : Teknik Kimia
Prodi : Teknologi Rekayasa Kimia Industri
Kelas :3C

POGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat beserta


hidayah-Nya kepada hamba-Nya, dan Allah telah menolong hamba-Nya
dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mugkin saya
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
makalah ini bertema “SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH DI
SINGAPORE” dengan referensi dari sumber yang berbeda-beda, walaupun
makalah ini masih jauh dari yang diharapkan dan kesempurnaanya dengan
demikian saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada setiap pengarang
yang telah bergelut susah payah dalam penelitiannya,
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. TERIMA KASIH

Lhokseumawe, September 2018

Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Sampah memang sudah menjadi masalah di kota besar di seluruh dunia.


Khususnya di Indonesia, seperti menumpuknya sampah di jalan-jalan protokol di
berbagai kota. Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang
lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir.

Semua orang paham bahwa mengelola sampah perkotaan dengan volume ribuan
meter kubik perhari dan karakteristiknya yang beragam bukanlah hal yang mudah.
Terbukti sampai saat ini, berbagai masalah yang diakibatkan oleh sampah susul-
menyusul tiada henti, seperti kasus tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang
terbakar, pencemaran bau dan lindi, kasus TPST Bojong, dan bencana sampah longsor di
TPA Leuwigajah, Bandung.

Salah satu dari penyebab munculnya masalah-masalah tersebut di berbagai kota


metropolitan atau kota-kota besar di Indonesia adalah karena strataegi pengolahan dan
pembuangan sampah yang aman terhadap lingkungan belum dilaksanakan secara
terintegrasi, dimana saat ini sampah umumnya hanya dikumpulkan di tempat
penampungan sampah sementara, kemudian diangkut dengan truk, dan dibuang di TPA
ala kadarnya.

Berbicara tentang strategi pengelolaan sampah kota metropolitan, sebagai


pembanding, ada baiknya kita intip strategi negara jiran terdekat kita yakni Singapura
dalam menakhlukkan sampah hingga negeri itu berhasil mendudukkan dirinya sebagai
salah satu kota yang hijau dan terbersih di dunia cocok dengan semboyannya: Singapore,
clean and green.

Untuk itu, Makalah Proses Pengolahan Sampah Singapura dibuat agar kita
mengetahui secara detail dan terperinci pengelolaan sampah di negara tetangga kita,
Singapura.

1.2 Tujuan

 Untuk mengeatahui secara lebih jelas proses pengelolaan sampah di Singapura.


BAB II
Tinjauan pustaka

2.1 Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-sehari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-
produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.

2.2 Berdasarkan sumbernya

a) Sampah alam
b) Sampah manusia
c) Sampah konsumsi
d) Sampah nuklir
e) Sampah industri
f) Sampah pertambangan

2.3 Berdasarkan sifatnya

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos.

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang
laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus
2.4 Berdasarkan bentuknya :

 Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang
berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran,
hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi


lagi menjadi:

A. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.

B. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:

C. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara

D. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.

 Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

a) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
pathogen yang berbahaya.
b) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang ke selokan.
BAB III
PEMBAHASAN

Pengolahan Sampah di Singapura

Bagaimana Singapura mengelola sampahnya? Tentu itu menjadi pertanyaan


sebagian besar orang, terutama orang Indonesia. Singapura merupakan salah satu negara
di kawasan ASEAN yang sudah terkenal dengan kebersihannya, bahkan mungkin negara
yang tingkat kebersihannya paling bagus dibanding dengan negara-negara yang lain.

Nah, karena didorong oleh rasa penasaran tersebut, akhirnya kali ini saya akan
mencoba berbagi tentang proses pengolahan sampah di Singapura. Mudah-mudahan
tulisan saya ini dapat menginspirasi, tidak hanya masyarakat, melainkan juga pihak-
pihak yang menjadi pemangku kebijakan, supaya pengelolaan sampah di Indonesia bisa
menjadi lebih baik. Atau minimal, kita semua memiliki passion yang sama agar negeri
kita bisa mengolah sampahnya dengan lebih baik, paling tidak seperti negeri tetangga
tersebut.

Gambar 3.1 Singapura

Proses pengelolaan sampah di Singapura melibatkan pihak pemerintah dan


swasta. Untuk masalah lingkungan, di Singapura terdapat satu badan / organisasi khusus
yang menangani, namanya NEA (National Environment Agency). NEA bukanlah
lembaga resmi pemerintah namun lebih kepada organisasi publik yang mengurusi
masalah lingkungan. Meskipun demikian, organisasi ini mendapat dukungan penuh dari
pemerintah khususnya Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air (Ministry of
Environment and Water Resources) Singapura, yang saat ini dijabat oleh Masagos
Zulkifli.
Dalam pengelolaan sampah, NEA bekerja sama dengan beberapa perusahaan
swasta yang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Perusahan-perusahaan tersebut
bergerak pada tataran teknis atau menjadi pelaksana di lapangan. Jadi dengan demikian,
selain mengatasi permasalahan sampah, juga menjadi sebuah peluang usaha dan solusi
untuk terbukanya lapangan pekerjaan baru.

Untuk lebih jelasnya saya akan membagi proses pengolahan sampah di


Singapura ini ke dalam beberapa tahapan, antara lain; pengangkutan, pengumpulan &
pemilahan, daur ulang & pembakaran, pembuangan akhir.

Pengangkutan

Di Singapura, terutama pada bangunan-bangunan HDB atau Housing &


Development Board (di negara kita biasa disebut dengan rumah susun), sudah memiliki
desain standar. Pada masing-masing unit memiliki sebuah lubang pembuangan sampah
yang bermuara pada sebuah bak sampah dengan kapasitas cukup besar yang biasanya
terletak di bawah masing-masing blok rumah susun.

Gambar 3.2 Lubang Sampah di HDB Singapura

Setiap hari, sampah yang terkumpul tersebut akan diambil oleh petugas yang
dipekerjakan oleh Town Council, yaitu seorang yang diberi tanggung jawab oleh
pemerintah untuk mengelola sebuah blok HDB (kalau di negara kita semacam lurah).
Sampah dari masing-masing blok tersebut kemudian dikumpulkan dan dikompres, untuk
kemudian akan diangkut oleh truk sampah.
Gambar 3.3 Petugas pengambil sampah

Dalam hal pengangkutan ini, NEA menjalin kerja sama dengan beberapa
perusahaan swasta sebagai operator di lapangan. Mereka bekerja sesuai dengan wilayah
yang sudah dibagi oleh NEA. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki armada
sendiri dengan spesifikasi teknis dan lisensi yang dikeluarkan oleh NEA. Perusahaan
yang ingin menjadi operator dipilih melalui sistem bidding atau lelang. Perusahaan yang
saat ini terpilih untuk melayani pengangkutan tersebut antara lain; Veolia ES,
SembWaste, Colex, dan 800 Super. Kita bisa membedakan dari warna dan logo yang
terpampang pada truknya.

Gambar 3.4 Sector map waste management

Truk yang digunakan untuk pengangkutan juga berbeda dengan di Indonesia.


Truk di sini didesain khusus, dengan tutup dan pengait otomatis untuk menarik dan
menuang bak sampah yang ada di tiap-tiap HDB ataupun rumah hunian. Dengan
demikian ketika truk tersebut sedang melintas, tidak akan tercium aroma tidak sedap
seperti yang kita alami ketika berpapasan dengan truk sampah di Indonesia.
Gambar 3.5 Truk Sampah Singapura

Pengumpulan & Pemilahan

Sampah yang sudah diangkut dari beberapa area tersebut, kemudian akan
dikumpulkan dan dilakukan pemilahan yang bertujuan untuk memisahkan antara sampah
yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Sampah yang dapat didaur
ulang misalnya sampah plastik, karet, kayu, kaleng, besi. Sedangkan sisa-sisa dapur,
restoran, dan material lainnya yang sudah tidak dapat didaur ulang nantinya akan
dibakar.

Sampah-sampah yang dapat didaur ulang biasanya dipisahkan dan kemudian


akan dikirimkan ke perusahaan lain yang memang bergerak di bidang usaha tersebut.
Biasanya, sampah plastik akan diolah kembali menjadi biji plastik dan akan menjadi
bahan baku untuk produk yang lainnya.

Gambar 3.6 Pemilahan Sampah


Daur Ulang dan Pembakaran

Singapura sangat mendorong proses daur ulang ini. Bahkan mereka membuat
sebuah Singapore Packaging Agreement. Sebuah perjanjian terutama untuk
perusahaan packaging dan makanan agar turut mendukung program daur ulang.
Perusahaan-perusahaan tersebut harus menekan penggunaan material yang tidak dapat
didaur ulang, serta mengutamakan penggunaan material hasil daur ulang sebagai bahan
baku mereka.

Banyak perusahaan-perusahaan besar yang sudah menandatangani perjanjian ini


seperti; Nestle, Tetrapack, F&N Food, Seagate Technology, Coca Cola, dan masih
banyak lagi.

Lantas bagaimana dengan material yang tidak dapat didaur ulang?

Inilah yang menarik! Sampah-sampah yang sudah tidak dapat didaur ulang akan dibakar
dan menjadi sumber energi listrik. Singapura mengadopsi sebuah teknologi yang
bernama Waste to Energy / Incineration.

Prinsip kerjanya adalah, uap hasil pembakaran tersebut akan menggerakkan


turbin yang berfungsi sebagai pembangkit listrik. Dengan temperatur yang berkisar
antara 800 sampai dengan 1000 derajat Celcius, sampah akan menjadi abu dengan
volume sekitar 10 persen dari volume asalnya. Untuk mencegah pencemaran udara dan
bau yang tidak sedap, ruang pembakaran tersebut didesain sedemikian rupa sehingga
tekanannya lebih rendah dari tekanan atmosfir. Selain itu, sebelum gas sisa pembakaran
dibuang keluar melalui sebuah cerobong setinggi 150 m, harus dinetralkan terlebih
dahulu dengan proses Electrostatic Precipitators.

Gambar 3.7 Waste to Energy Plant


Pembuangan Akhir

Abu sisa hasil pembakaran pada incinerator kemudian diangkut oleh truk menuju
Tuas Marine Transfer Station dan selanjutnya dikirim ke Semakau Landfill dengan
menggunakan kapal.

Semakau Landfill merupakan tempat pembuangan akhir Singapura yang


diresmikan penggunaannya pada bulan April tahun 1999. Semakau Landfill ini dibuat
dengan membuat semacam pagar beton yang menghubungkan dua pulau kecil yaitu
Pulau Semakau dan Pulau Sakeng. Area di dalam pagar beton tersebut kemudian dibagi
menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut dengan cell. Cell itulah yang
kemudian diisi dengan abu sisa hasil pembakaran secara bertahap. Setelah
satu cell tertutup dan rata, maka kemudian di atasnya akan diberi lapisan organik dan
mulai dilakukan vegetasi. Pengisian kemudian dilanjutkan ke cell berikutnya.

Gambar 3.8 Semakau Landfill

Kini sebagian Semakau Landfill sudah terisi dan menjadi tempat rekreasi. Di
sana kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan outdoor, seperti misalnya joging,
lari, berkemah, memancing, stargaze, fotografi, dsb.

Bagaimana, luar biasa bukan? Dengan membuang sampah, Singapura bisa


membuat sebuah pulau namun tanpa mengesampingkan aspek kelestarian alamnya.
Mengenai Semakau Landfill ini, mungkin akan saya bahas lebih dalam pada postingan
yang lain.
Dengan segala ide dan inovasi hebatnya tidak membuat Singapura lengah.
Mereka tetap mendorong penduduknya supaya lebih peduli terhadap lingkungan dan
kelestarian alam. Saat ini lubang pembuangan sampah pada HDB bahkan sudah
dimodifikasi untuk memisahkan sampah dari hulu berdasarkan kategorinya. Jadi pada
saat pengangkutan oleh petugas, sampah sudah terpisahkan antara yang dapat didaur
ulang dan yang akan dimusnahkan.

Selain itu, jika penduduknya tidak turut mengurangi produksi sampah, maka
diperkirakan Semakau Landfill akan terisi sepenuhnya oleh abu sisa pembakaran sekitar
tahun 2040. Sementara itu, mereka belum memiliki opsi landfill yang lain. Karena hal
tersebut, pemerintah Singapura memiliki concern yang sangat tinggi terhadap masalah
sampah ini. Makanya jangan heran dengan tingginya denda yang dikenakan jika
menyangkut masalah sampah di Singapura.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org
http://jeremiah-98.blogspot.com
http://majarimagazine.com
http://vessel-komposter.blogspot.com
http://www.kaskus.us
http://cagakurip.com/pengolahan-sampah-di-singapura/

Anda mungkin juga menyukai