SINGAPORE
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Semua orang paham bahwa mengelola sampah perkotaan dengan volume ribuan
meter kubik perhari dan karakteristiknya yang beragam bukanlah hal yang mudah.
Terbukti sampai saat ini, berbagai masalah yang diakibatkan oleh sampah susul-
menyusul tiada henti, seperti kasus tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang
terbakar, pencemaran bau dan lindi, kasus TPST Bojong, dan bencana sampah longsor di
TPA Leuwigajah, Bandung.
Untuk itu, Makalah Proses Pengolahan Sampah Singapura dibuat agar kita
mengetahui secara detail dan terperinci pengelolaan sampah di negara tetangga kita,
Singapura.
1.2 Tujuan
2.1 Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-sehari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-
produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
a) Sampah alam
b) Sampah manusia
c) Sampah konsumsi
d) Sampah nuklir
e) Sampah industri
f) Sampah pertambangan
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos.
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang
laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus
2.4 Berdasarkan bentuknya :
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang
berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran,
hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
A. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
B. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
C. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara
D. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
a) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
pathogen yang berbahaya.
b) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang ke selokan.
BAB III
PEMBAHASAN
Nah, karena didorong oleh rasa penasaran tersebut, akhirnya kali ini saya akan
mencoba berbagi tentang proses pengolahan sampah di Singapura. Mudah-mudahan
tulisan saya ini dapat menginspirasi, tidak hanya masyarakat, melainkan juga pihak-
pihak yang menjadi pemangku kebijakan, supaya pengelolaan sampah di Indonesia bisa
menjadi lebih baik. Atau minimal, kita semua memiliki passion yang sama agar negeri
kita bisa mengolah sampahnya dengan lebih baik, paling tidak seperti negeri tetangga
tersebut.
Pengangkutan
Setiap hari, sampah yang terkumpul tersebut akan diambil oleh petugas yang
dipekerjakan oleh Town Council, yaitu seorang yang diberi tanggung jawab oleh
pemerintah untuk mengelola sebuah blok HDB (kalau di negara kita semacam lurah).
Sampah dari masing-masing blok tersebut kemudian dikumpulkan dan dikompres, untuk
kemudian akan diangkut oleh truk sampah.
Gambar 3.3 Petugas pengambil sampah
Dalam hal pengangkutan ini, NEA menjalin kerja sama dengan beberapa
perusahaan swasta sebagai operator di lapangan. Mereka bekerja sesuai dengan wilayah
yang sudah dibagi oleh NEA. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki armada
sendiri dengan spesifikasi teknis dan lisensi yang dikeluarkan oleh NEA. Perusahaan
yang ingin menjadi operator dipilih melalui sistem bidding atau lelang. Perusahaan yang
saat ini terpilih untuk melayani pengangkutan tersebut antara lain; Veolia ES,
SembWaste, Colex, dan 800 Super. Kita bisa membedakan dari warna dan logo yang
terpampang pada truknya.
Sampah yang sudah diangkut dari beberapa area tersebut, kemudian akan
dikumpulkan dan dilakukan pemilahan yang bertujuan untuk memisahkan antara sampah
yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Sampah yang dapat didaur
ulang misalnya sampah plastik, karet, kayu, kaleng, besi. Sedangkan sisa-sisa dapur,
restoran, dan material lainnya yang sudah tidak dapat didaur ulang nantinya akan
dibakar.
Singapura sangat mendorong proses daur ulang ini. Bahkan mereka membuat
sebuah Singapore Packaging Agreement. Sebuah perjanjian terutama untuk
perusahaan packaging dan makanan agar turut mendukung program daur ulang.
Perusahaan-perusahaan tersebut harus menekan penggunaan material yang tidak dapat
didaur ulang, serta mengutamakan penggunaan material hasil daur ulang sebagai bahan
baku mereka.
Inilah yang menarik! Sampah-sampah yang sudah tidak dapat didaur ulang akan dibakar
dan menjadi sumber energi listrik. Singapura mengadopsi sebuah teknologi yang
bernama Waste to Energy / Incineration.
Abu sisa hasil pembakaran pada incinerator kemudian diangkut oleh truk menuju
Tuas Marine Transfer Station dan selanjutnya dikirim ke Semakau Landfill dengan
menggunakan kapal.
Kini sebagian Semakau Landfill sudah terisi dan menjadi tempat rekreasi. Di
sana kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan outdoor, seperti misalnya joging,
lari, berkemah, memancing, stargaze, fotografi, dsb.
Selain itu, jika penduduknya tidak turut mengurangi produksi sampah, maka
diperkirakan Semakau Landfill akan terisi sepenuhnya oleh abu sisa pembakaran sekitar
tahun 2040. Sementara itu, mereka belum memiliki opsi landfill yang lain. Karena hal
tersebut, pemerintah Singapura memiliki concern yang sangat tinggi terhadap masalah
sampah ini. Makanya jangan heran dengan tingginya denda yang dikenakan jika
menyangkut masalah sampah di Singapura.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org
http://jeremiah-98.blogspot.com
http://majarimagazine.com
http://vessel-komposter.blogspot.com
http://www.kaskus.us
http://cagakurip.com/pengolahan-sampah-di-singapura/