PENDAHULUAN
Data hasil riset tersebut diperkuat oleh kenyataan akhir-akhir ini di sekitar
masyarakat Indonesia. Di Kota Banda Aceh misalnya, sampah yang dihasilkan
setiap harinya juga sangat banyak. Di ibu kota Aceh ini, sampah yang dihasilkan
per harinya mencapai 200 ton. Karena itu, Wali Kota Banda Aceh Illiza
Sa'aduddin Djamal mengaku bersyukur pemerintah pusat bisa memberikan
bantuan alat pengelolaan sampah. (Baca: 12 Pemda Dapat Hibah Rp 115 Miliar).
"Sampah yang dihasilkan 200 ton. Sampah-sampah ini menghasilkan gas," ujar
Illiza kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Kondisi ini menjadi salah satu pemicu Indonesia dalam kondisi darurat sampah.
Namun, tidak semua masyarakat menyadari kondisi ini.
Masyarakat Kota Pontianak sendiri menghasilkan 250 hingga 300 ton sampah
setiap hari. Sebanyak 1.424 meter kubik sampah mesti diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir. Sebuah persoalan nyata yang bergilir sepanjang hari.
Tentunya Pontianak tak mampu melepaskan beban sampah hanya mengandalkan
ke TPA ( tempat pembuangn akhir ). Sebab lokasi pembuangan tidak selamanya
bakal mampu menampung. Jika tidak ingin bencana sampah menghantui, tentu
butuh terobosan.
Salah satu sampah anorganik yang sulit terurai adalah CD bekas, dimana
sampah ini banyak di temui di masyarakat. Sampah ini sangat sulit untuk terurai,
kalaupun bisa akan menyita waktu yang begitu lama. Untuk mengatasi masalah
ini maka perlu adanya suatu upaya dimana pemanfaatan CD bekas ini agar
mempunyai daya guna sekaligus daya jual, maka penulis tertarik untuk menulis
suatu karya ilmiah tentang pembuatan kaligrafi dengan pemanfaatan CD bekas
guna mengatasi permasalahan sampah di kota pontianak.
a. Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil tulisan ini bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang
penanggulangan sampah di kota pontianak.
b. Secara Praktis
1) Bagi Penulis
Melalui penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis dapat
menambah kajian ilmu secara ilmiah dan wawasan dalam
menangani masalah-masalah yang ada di daerah sekitar.
2.1 Sampah
Pengertian sampah menurut SK SNI T 13 1990 F adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan. Sedangkan menurut WHO, sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2007).1
Sedangkan menurut WHO , sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. (chandara, 2007).1
Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat
, dari bahan organik dan atau anorganik, baik benda logam maupun
bukan logam yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar.
a. Garbage atau sampah basah yaitu sampah yang berasal dari sisa
pengolahan, sisa pemasakan, atau sisa makanan yang telah membusuk,
tetap masih dapat digunakan sebagai bahan makanan organisme lainnya.
b. Rubbish atau sampah kering yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak
mudah membusuk dan dapat pula dibagi atas dua golongan, yaitu:
- sampah yang tidak mudah membusuk, tetapi mudah terbakar.
- Sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah terbakar.
c. Ashes dan cider, yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari
kegiatan pembakaran.
d. Dead animal, yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan.
e. Street sweeping, yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang
jalan.
f. Industial waste merupakan sampah berasal dari kegiatan industri, sampah
jenis ini biasanya lebih homogen bila dibandingkan dengan sampah jenis
lainnya.
Menurut Dirjen Cipta Karya (1992)1
sampah diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sampah basah (garbage), yaitu sampah yang berasal dari sisa hasil
pengolahan, sisa makanan atau sisa makanan yang telah membusuk, tetapi
masih dapat digunakan sebagai makanan organisme lainnya.
b. Sampah kering (rubbish), yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah
membusuk. Sampah kering dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk tetapi mudah terbakar.
c. Sampah lembut, yaitu sampah yang berasal dari berbagai jenis abu,
merupakan partikel-partikel kecil yang mudah berterbangan dan dapat
mengganggu pernafasan dan mata.
d. Sampah berbahaya, terdiri dari sampah patogen (berasal dari rumah sakit
atau klinik), sampah beracun (yaitu sampah sisa-sisa pestisida, kertas
bekas pembungkus bahan-bahan beracun, dan lain-lain), sampah radioaktif
(sampah dari bahan nuklir), dan sampah yang dapat meledak (petasan,
mesiu, dan sebagainya).
e. Sampah balokan (bulky waste), seperti mobil rusak, kulkas rusak, pohon
tumbang, balok kayu, dan sebagainya.
f. Sampah jalan, yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan
seperti sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, dan daun.
g. Sampah binatang mati, seperti bangkai tikus, ayam, dan lain-lain.
h. Sampah bangunan, seperti potongan kayu, pecahan atap genteng, bata,
buangan adukan.
i. Sampah industri, merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri.
j. Sampah khusus, yaitu sampah dari benda-benda berharga, atau sampah
dokumentasi.
k. Sampah kandang atau pemotongan hewan, dapat pula berupa kotoran hewan,
sisa makananya, sisa-sisa daging, tulang, isi perut, dan sebagainya.
l. Sampah lumpur, yaitu sampah setengah padat yang dapat berasal dari
lumpur selokan, riol, lumpur dari bangunan pengolahan air buangan, septic
tank, dan sebagainya.
2.2.1 sampah organik
Sampah organik yang biasanya berasal dari limbah dapur rumah tangga,
limbah restoran, hotel, dan lainnya. Sampah dari bahan organik ini banyak
mengandung air dan serat, dan senyawa komplek lainnya. Bila jenis sampah
organic dibiarkan atau terlambat diolah akan mengalami proses pembusukan.
Senyawa sulfat yang ada dalam sampah diproses menjadi sulfide bakteri
pembusuk.
2.2 Kaligrafi
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Umum
Dalam melaksanakan suatu penulisan perlu ditentukan suatu metodologi
penulisan yang tepat. Adapun tujuan dari dibuatnya metodologi penulisan adalah
sebagai acuan atau pedoman yang berguna untuk lebih mudah melakukan
kegiatan analisa dalam suatu penelitian yang terdiri atas beberapa tahap agar
rmemperoleh hasil yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan
menjabarkan keadaan objek penulisan pada saat sekarang berdasarkan faktor-
faktor yang tampak.
Sebagai tahap awal dalam suatu metodologi penulisan adalah membuat
terlebih dahulu bagan alir atau flow chart. Bagan alir atau flowchart merupakan
suatu kerangka rangkaian garis besar kegiatan yang dilakukan dalam pola yang
sistematis dan terstruktur dimana rangkaian tersebut terdiri dari beberapa langkah
kegiatan analisa dalam penulisan serta program kerja yang berguna untuk lebih
mempermudah proses analisis.
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
- Penelitian terdahulu
- Prosiding seminar
- Sumber Pustaka
- Internet
- E-book
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 cara mengatasi permasalahan sampah di kota pontianak
Sampah sampah di kota pontianak sudah sangat meresahkan warga
dikarenakan tempat pembuangannya yang belum juga tertata rapi dengan bau
yang sangat menggangu serta masih kurang nya kesadaran masyrakat akan
sampah, membuat masyrakat membuang sampah tidak pada tempatnya,
sehingga prilaku seperti ini akan berbampak terhadap Kesehatan.
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang
dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar
dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak
tepat dapat bercampur air minum, penyakit demam berdarah dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi akan membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak
sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh
pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang
diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang
atau tidak efisien, maka masyarakat akan cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.
A. Pengolahan Sampah
Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau di daur ulang dengan baik agar
tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Khususnya
sampah nonorganik yang masih dapat diolah kembali antara lain dalam
bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik seperti
kaligrafi dari CD bekas.
B. Alternatif Mengolah Sampah
Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat di daur
ulang secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya ke
sistem pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang
tercampur dapat merusak dan mengurangi nilai material yang mungkin masih
bisa dimanfaatkan dari sampah-sampah tersebut.
1. Reduse (mengurangi)
yaitu meminimalisasi barang atau material yang di pergunakan. Semakin
banyak barang yang di gunakan maka semakin banyak sampah yang di
hasilkan
2. Reuse (menggunakan kembali)
yaitu memilih barang yang masih bisa di gunakan kembali. Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang menjadi sampah.
4. Replace (mengganti)
Dalam mengelola usaha daur ulang, usaha yang harus dilakukan yaitu
meliputi pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuangan
produk/material bekas pakai, atau jika usaha daur ulang berkembang dengan
pesat, bisa dilakukan semua kegiatan tersebut secara bersamaan.
4.2 Peran Masyarakat Dalam program pengelolaan Sampah CD bekas di kota
pontianak
Peran serta masyarakat dalam mengolah sampah khususnya sampah CD bekas ini
sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah dan volume sampah di kota
Pontianak. Untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membina peran serta
masyarakat secara terarah dalam program pembuatan kaligrafi melalui
pemanfaatan CD bekas yang akan dilaksanakan secara intensif dan berorientasi
kepada penyebar luasan pengetahuan, penanaman kesadaran, pemupukan skill,
dan pembentukan perilaku masyarakat.
2. Pengembangan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
cara mengatasi permasalahan sampah di kota pontianak melalui dua cara yaitu,
a. Pengolahan Sampah
b. Alternatif Mengolah Sampah meliputi
1. Reduse (mengurangi)
2. Reuse (menggunakan kembali)
3. Recycle (mendaur ulang)
4. Replace (mengganti)
2. Pengembangan masyarakat
5.2 saran