Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No.

1, 2023: 205 - 214

Perencanaan Pengelolaan Sampah Di Objek Wisata Pulau Lemukutan


Kabupaten Bengkayang

Febri Wahyudi1*, Robby Irsan1, dan Hendri Sutrisno1


1.
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
*E-mail : fwahyudii15@gmail.com

Abstract

Lemukutan Island is one of the most visited natural tourism sectors in Bengkayang Regency. The
problems that arise due to the existence of tourism sectors is the increase in waste generation.
There is a Garbage Disposal Site (TPS) but its not operating properly. The problem of waste will
certainly reduce the image of the Lemukutan Island. Therefore, in this study the calculation of
waste generation and waste composition was carried out to plan waste management. The total
waste generation from housing and inn sources is 1792 l/day and 20740 l/day with the
composition of residential waste totaling 49.6% organic and 50, 4% inorganic, then for the
composition of waste in the inn is 44.6% organic and 55.4% inorganic. The planned management
is in the form of operational techniques, that is 31 garbage containers, then communal collection,
transportation with 2 units of motor carts, and processing by composting using the open window
method for organic waste and recycling plastic into plastic seeds for inorganic waste. Processing
is planned to be carried out at the TPST with a land requirement of 47,5 m² consisting of 3
buildings and requires 4 employees for operational activities.
Keywords: Tourist Areas, Waste Composition, Management, Waste Generation

Abstrak

Pulau Lemukutan merupakan salah satu sektor wisata alam yang banyak dikunjungi di
Kabupaten Bengkayang. Permasalahan yang muncul akibat adanya sektor pariwisata adalah
meningkatnya timbulan sampah. Ada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) tetapi tidak beroperasi
dengan baik. Masalah sampah tentu akan menurunkan citra Pulau Lemukutan. Oleh karena itu,
pada penelitian ini dilakukan perhitungan timbulan sampah dan komposisi sampah untuk
merencanakan pengelolaan sampah. Total timbulan sampah dari sumber perumahan dan
penginapan adalah 1792 l/hari dan 20740 l/hari dengan komposisi sampah pemukiman sebesar
49,6% organik dan 50,4% anorganik, kemudian untuk komposisi sampah di penginapan adalah
44,6% organik dan 55,4% anorganik. Pengelolaan yang direncanakan berupa teknik operasional
yaitu 31 kontainer sampah, kemudian pengumpulan secara komunal, pengangkutan dengan 2
unit gerobak motor, dan pengolahan dengan cara pengomposan dengan metode open window
untuk sampah organik dan daur ulang plastik menjadi biji plastik untuk sampah anorganik.
Pengolahan direncanakan dilakukan di TPST dengan keperluan lahan seluas 47,5 m² yang terdiri
dari 3 gedung dan membutuhkan 4 tenaga kerja untuk kegiatan operasional.
Kata Kunci: Kawasan Wisata, Komposisi Sampah, Pengelolaan, Timbulan Sampah

205
Submitted : 10-01-2023 Revised : 15-01-2023 Accepted : 29-01-2023
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

PENDAHULUAN
Desa Pulau Lemukutan merupakan salah satu sektor wisata alam yang banyak
dikunjungi di Kabupaten Bengkayang. Sebagai objek wisata, Pulau Lemukutan cukup
ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebagai tempat wisata, Pulau
Lemukutan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menarik wisatawan. Permasalahan
yang muncul akibat fasilitas tersebut yaitu semakin banyak timbulan sampah. Akibat dari
hal tersebut semakin berkurangnya nilai keindahan atau estetika di lingkungan sekitar dan
dapat menimbulkan bau tidak sedap. Jika sampah diabaikan dan tidak dikelola, akan
mengancam bagi kelangsungan hidup dan kelestarian kawasan wisata alam. Sebaliknya,
jika sampah dikelola dengan baik maka sampah memiliki potensi seperti, terbukanya
lapangan pekerjaan, meningkatnya kualitas dan keindahan lingkungan, serta pemanfaatan
lainnya (Darwati, 2019).
Pembangunan pariwisata merupakan upaya mendorong kestabilan, kesempatan
berusaha, serta mendapatkan keuntungan dan mampu melawan tantangan perubahan
kehidupan (Rizki Aziz dkk, 2020). Di Kawasan Objek Wisata Pulau Lemukutan terdapat
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) hanya saja TPS tersebut tidak beroperasi dengan
baik. Besarnya volume sampah yang timbul di daerah tertentu berbanding lurus dengan
jumlah penduduk, aktifitas, serta tinggi rendahnya konsumsi penduduk (Manik dkk,
2015).
Tempat sampah individu disiapkan oleh masing-masing pemilik penginapan dan
pemilik rumah. Sampah diolah dengan cara dibakar tanpa ada pemilahan sampah. Selain
itu, banyak masyarakat kurang peduli dan memahami kebersihan lingkungan. Sebagai
objek wisata, masalah sampah tentunya akan menurunkan citra objek wisata Pulau
Lemukutan, sehingga perlu adanya perencanaan pengelolaan sampah di Kawasan objek
Wisata Pulau Lemukutan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung timbulan sampah
serta komposisi sampah dan merencanakan pengelolaan sampah di objek wisata Pulau
Lemukutan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Lemukutan yang terletak di Kecamatan
Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Desa Pulau
Lemukutan yang pada tahun 2020 berpenduduk sebanyak 1.047 jiwa dengan luas 1.453
hektar.

Gambar 1. Peta Wilayah Studi

206
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

Pengumpulan data dalam perencanaan ini dengan cara random sampling dan studi
literatur. Data primer berupa data sampling laju timbulan sampah berupa volume sampah,
berat sampah, komposisi sampah dan wawancara di Desa Pulau Lemukutan berdasarkan
sampel yang telah ditentukan.. Kedua, data sekunder berupa data wilayah penelitian, data
penduduk, dan data jumlah wisatawan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling timbuan sampah pada titik
tertentu. Pengambilan sampel diambil setiap hari selama delapan hari. Pengukuran
sampah mengacu SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran
Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, yang kemudian akan menghasilkan
data laju timbulan sampah dengan metode random sampling untuk menentukan lokasi
sampel dengan kriteria tertentu.
A. Penentuan Jumlah Sampel
Objek sampel yang digunakan yaitu total rumah tangga Desa Pulau Lemukutan.
Sampel pada penelitian yaitu beberapa rumah tangga Desa Pulau Lemukutan. Rumus
Slovin digunakan untuk menghitung jumlah sampel (Adityaputra,dkk. 2018):
𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2
1301 𝑗𝑖𝑤𝑎
n=
1+(1301 𝑥 (0,052 ))
1301
n= 4,25

n = 305,93 jiwa = 80 rumah tangga


Jadi, dengan jumlah populasi sebesar 80 rumah tangga dengan tingkat kepercayaan
5%, maka hasil perhitungan sampel yang didapatkan sebesar 80 rumah tangga. Metode
yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu random sampling. Pengambilan sampel
penginapan dilaksanakan saat wisatawan beraktivitas di objek wisata Pulau Lemukutan.
Pengambilan Sampel diambil dengan jumlah batas minimal sampel sebanyak 30 unit
penginapan.

B. Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi peenduduk digunakan untuk mengetahui besar timbulan sampah yang
dihasilkan selama periode perencanaan selama 5 tahun kedepan. Untuk memprediksi
jumlah penduduk tahun perencanaan dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu Metode
Aritmatika, Metode Geometri, dan Metode Least Square. Untuk mengetahui proyeksi
mana yang tepat, maka dihitung nilai koefisien korelasi (r).

C. Perhitungan Timbulan Sampah


Timbulan sampah yang dihasilkan dapat dihitung menggunakan persamaan pada SNI
19-3964-1994 yaitu:
𝑘𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ( )
𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔 = ℎ
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

D. Pengukuran Berat Sampah


Pengukuran berat sampah dilakukan dengan menurut pada SNI 19-3964-1994:
𝑘𝑔⁄
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ ( ℎ𝑎𝑟𝑖)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 𝑚³
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ ( ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖)

207
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

E. Pengukuran Volume Sampah


Pengukuran volume sampah dilakukan dengan merujuk SNI 19-3964-1994. Sampel
yang didapat akan ditimbang untuk mengetahui berat sampah dan untuk mengukur
volume sampah dengan mengukur kotak 20 cm x 20 cm x 100 cm atau 20 cm x 20 cm x
40 cm. Untuk mengukur volume sampah digunakan rumus :
Volume sampah (m³) = Luas Kotak (m²) x Tinggi Sampah (m)

F. Penentuan Jumlah Pewadahan


Jumlah wadah dan kapasitas untuk setiap sumber ditentukan dari perhitungan rata-
rata volume sampah perhari, dari (SNI 19-2454-2002).

G. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah


Sampah yang dikumpulkan diobjek wisata Pulau Lemukutan dilakukan selama
pengunjung dan masyarakat Pulau Lemukutan beraktivitas. Sampah dikumpulkan di
wadah sampah yang telah disediakan, sedangkan pengangkutan sampah di Wisata Pulau
Lemukutan belum memadai, sehingga masyarakat masih melakukan pembakaran sampah
sebagai akhir dari proses pengolahan sampah.

H. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah dilaksanakan dengan berbagai cara, Salah satunya penangan
sampah organik dengan pembutan kompos yang menggunkan alat komposter yang dapat
membantu kerja bakteri pengurai, sedangkan sampah yang anorganik dapat dilakukan
dengan pengolahan sampah daur ulang yang bernilai ekonomis (Widawati dkk, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Fasilitas di obyek wisata Pulau Lemukutan dibuat untuk menunjang kegiatan wisata.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan, pengelolaan sampah di objek wisata
belum dikelola dengan baik. Wadah sampah komunal di objek wisata belum tersedia,
sedangkan wadah sampah individual disiapkan oleh masing-masing pemilik penginapan
dan pemilik rumah. Sampah tersebut diolah oleh pemilik sampah dengan cara membakar
sampah yang mereka hasilkan tanpa ada pemilahan sampah.
Padahal, jika pengelolaan sampah tidak dilakukan secara maksimal, akibatnya
keberadaan sampah di tempat pembuangan akhir ini semakin hari semakin meningkat dan
menimbulkan banyak dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan ( Ernawati dkk ,
2018).
Penyimpanan sampah Objek Wisata Pulau Lemukutan masih berantakan antara
sampah basah dan kering, dimana pengambilan sampah masih dilakukan individual.
Bentuk dan jenis wadah sampah yang digunakan bervariasi berdasarkan sumber timbulan
sampah baik sampah basah dan kering. Sumber timbulan sampah di objek wisata terbagi
menjadi 2, sumber timbulan berasal dari sampah rumah tangga dan penginapan.

Gambar 3. Sumber Rumah Tangga.

208
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

A. Proyeksi Penduduk
Metode proyeksi yang dipilih yaitu metode geometrik karena nilai r atau korelasi
mendekati angka satu atau mencapai angka satu. Berikut hasil proyeksi penduduk desa
Pulau Lemukutan tahun 2021 sampai dengan tahun 2025.
Tabel 1. Hasil Proyeksi Penduduk Tahun 2021-2025
No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 2021 1327
2 2022 1400
3 2023 1477
4 2024 1558
5 2025 1644
Sumber: Hasil analisis, 2022
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Pulau Desa
Lemukutan pada tahun 2021 akan bertambah sebanyak 1.327 jiwa.
B. Proyeksi Jumlah Pengunjung
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode least square karena metode ini dapat
menghasilkan persamaan ilmiah dan tidak ada data yang tidak terpakai. Berikut hasil
proyeksi jumlah pengunjung Desa Pulau Lemukutan dari tahun 2020 hingga 2024
disajikan Tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Proyeksi Jumlah Pengunjung Tahun 2020-2025
No Tahun Jumlah Pengunjung (Jiwa)
1 2020 12563
2 2021 13133
3 2022 13703
4 2023 14274
4 2024 14844
5 2025 15415
Sumber: Hasil analisis, 2022
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan jumlah pengunjung Desa Pulau
Lemukutan tahun 2020 bertambah sebanyak 12.563 orang.
C. Analisis dan Perhitungan Timbulan Sampah
Hasil pengambilan sampel yang dilaksanakan selama delapan hari yaitu tanggal 24
Februari 2022 – 3 Maret 2022. Sampah dikumpulkan berasal dari sumber sampah yaitu
rumah tangga dan penginapan. Pertama, kantong dengan volume 45 liter dibagikan ke
rumah tangga dan penginapan. Sampah dikumpulkan keesokan paginya dengan asumsi
sampah yang dihasilkan oleh aktivitas sehari-hari rumah tangga dan penginapan telah
terkumpul seluruhnya. Pengambilan sampel sampah yaitu pengukuran berat, volume, dan
massa jenis.
Pada hari ke 4 dan hari ke 5 menjadi hari libur nasional. Sehingga banyak terdapat
wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lemukutan. Hal ini menyebabkan banyak
wisatawan yang berkunjung, akibatnya timbulan sampah sangat meningkat dari sumber
sampah penginapan.

209
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

Gambar 4. Grafik Timbulan Sampah di Pulau Lemukutan


Bobot sampah di Obyek Wisata Pulau Lemukutan yang dihasilkan setiap harinya
memiliki tingkat timbulan sampah yang berbeda-beda. Dari hasil pengukuran dapat
diketahui kepadatan sampah. Laju timbulan sampah di objek wisata Pulau Lemukutan
berkisar antara 104,7 – 232,1 kg/hari dengan rata-rata 154,41 kg/hari. Timbulan sampah
tertinggi terjadi pada hari ke-5, karena terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang
datang. Menurut pernyataan (Haqqoni,2018) Khusus untuk objek wisata, tingkat timbulan
sampah bisa dipengaruhi oleh karakteristik objek wisata tersebut. Luas kawasan wisata
dapat mempengaruhi aktivitas pengunjung (Fauzan dkk, 2018).
Tabel 3. Hasil Pengukuran Berat, Volume, dan Kepadatan Sampah di Obyek
Wisata Pulau Lemukutan
Spesifik
Sumber Sampah Berat Timbul Volume yang Dihasilkan
gravitasi

Rumah tangga 0,257 kg/orang/hari 1.792 l/orang/hari 144.759 kg/m³


penginapan 0,626 kg/orang/hari 7.685 l/orang/hari 84.670 kg/m³
Sumber: Hasil analisis, 2022
Analisis timbulan sampah di objek wisata Pulau Lemukutan membutuhkan data
jumlah penduduk dan jumlah pengunjung serta jenis kegiatan yang menjadi sumber
timbulan sampah di Desa Pulau Lemukutan . Setelah memproyeksikan jumlah penduduk
dan jumlah pengunjung, maka dihitung perkiraan jumlah sampah yang dihasilkan.
Berikut contoh perhitungan estimasi timbulan sampah di objek wisata Pulau Lemukutan
Timbulan Sampah Rumah Tangga ( 2025)
=Jumlah Orang× Volume Sampah
= 1644 orang × 1.792 l/p/hari
= 2946 : 1000
= 2.946 m³/hari
Timbulan Sampah Penginapan (2025)
=Total Pengunjung× Volume Sampah
= 15.415 orang × 7.685 l/p/hari
= 118.464 : 1000
= 118,464 m³/hari
Timbulan Sampah Lemukutan (2025)
= Rumah Tangga + Penginapan
=2,946m³/hari+118,464m³/hari
= 121,41m³/hari

210
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

D. Komposisi Sampah
Hasil pengukuran komposisi sumber sampah rumah tangga menunjukkan bahwa
sampah dengan persentase tertinggi yaitu sampah organik dengan persentase sebesar
49,6%. Sampah organik yaitu dari sisa makanan dan tumbuhan. Selain sampah organik,
untuk sampah plastik memiliki persentase 26,5% diikuti sampah kardus 6,5%. Besarnya
sampah plastik dan kardus bersumber dari sisa kemasan makanan atau minuman, ini juga
disebabkan banyaknya penggunaan plastik sebagai pembungkus, dan sebagainya. dan
gaya hidup yang ingin serba praktis. Dengan demikian, penggunaan plastik sekali pakai
selalu meningkat (Khamimah,2021).
Hasil pengukuran komposisi sampah penginapan juga menunjukkan sampah yang
memiliki persentase tertinggi yaitu sampah organik. Sampah organik bersumber dari sisa
nasi, sayuran, tulang, ikan bakar, dan roti yang dibawa oleh wisatawan yang berkunjung,
dengan persentase sampah organik sebesar 44,6%. Sampah organik tersebut berasal dari
sisa makanan maupun tanaman. Besarnya jumlah komposisi sampah organik akibat dari
aktivitas rumah tangga sehari – hari yang mengakibatkan sampah dapur serta sampah dari
sisa makanan memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga sampah tergolong berat
(Ratya dan Herumurti, 2017). Selain organik, jenis sampah plastik dan botol juga
cenderung besar. Sampah plastik memiliki persentase 26,1% diikuti sampah botol 9%.
Tingginya komposisi jenis plastik tersebut disebabkan banyaknya wisatawan yang
menggunakan plastik sekali pakai untuk membungkus makanan dan menyimpan bahan
baku makanan. Sedangkan jenis limbah botol didominasi oleh PET (Polyethylene
Terephthalate) yang berasal dari botol air mineral dan minuman lainnya serta gelas
minuman dari bahan PP (Polypropylene).
Pengelolaan sampah yang di rencanakan dimulai dari teknis operasional yaitu
pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan. Pewadahan komunal untuk
perumahan disediakan sebanyak 22 buah dan untuk penginapan sebanyak 9 buah yang
terdapat di beberapa lokasi. Perencanaan wadah sampah merujuk pada SNI 19-2454-
2002, dimana kriteria wadah sampah sebagai berikut :
1.Tidak mudah rusak, tahan air serta tahan terhadap korosi.
2.Ekonomis, gampang dilakukan oleh masyarakat.
3.Mudah dikosongkan
4. Memiliki tutup sehingga tidak bau.
Pengumpulan sampah menggunakan pola komunal tidak langsung sedangkan
pengangkutan di objek wisata Pulau Lemukutan memakai 2 unit gerobak motor dengan
kapasitas 1 m³ yang dilengkapi sekat pemisah.

Gambar 5. Gerobak Sampah

211
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

Dalam pengoperasiannya, untuk mencegah tercecernya sampah selama


pengoperasian maka pada bagian atas ditutup terpal. Pengumpulan sampah terdiri dari 2
ritase. Ritase pertama adalah pengumpulan sampah rumah tangga sebanyak 1 unit
gerobak sampah, sedangkan ritase kedua adalah pengumpulan sampah penginapan
sebanyak 1 unit gerobak sampah. Berikut adalah gambaran pola transportasi di Obyek
Wisata Pulau Lemukutan .
Rumah Tangga

TPST

Penginapan

Gambar 6. Pola Pengangkutan Gerobak Sampah


Keterangan: (Ritasi Pertama Pengangkutan Sampah Perumahan)
(Ritasi Kedua Pengangkutan Sampah Penginapan)
Pengolahan sampah yang dapat dilakukan berupa pengomposan dengan metode open
windrow untuk sampah organik, sehingga dapat dilaksanakan dengan mudah dan efisien.
Selain itu, dibandingkan dengan semua metode pengomposan lainnya biaya untuk
pengomposan relatif rendah dan daur ulang plastik yang menghasilkan kerajinan tangan
dan konversi sampah menjadi minyak untuk sampah anorganik (Wandansari dkk, 2020).
Perencanaan TPST dengan keperluan lahan 47,5 m² yang terdiri dari 3 bangunan yaitu:
Tabel 4. Total Luas Area Komposting
No. Fasilitas Jumlah Tenaga Kerja (orang) Luas Lahan (m²)
1 Ruang Pemilahan 2 3
2 Rumah Kompos 2 35,5
3 Gudang - 9
Total 4 47,5
Sumber: Hasil analisis, 2022
Jumlah tenaga kerja di TPST yang direncanakan 4 orang. Untuk 2 orang di ruang
pemilihan dan 2 orang di rumah kompos. Luas lahan bangunan TPST di objek wisata
Pulau Lemukutan yaitu 47,5 m² dan keperluan lahan untuk TPST yaitu 150 m². Keperluan
lahan diselaraskan berdasarkan jumlah timbulan sampah yang akan ditampung oleh TPST
setiap hari, selain itu luas lahan tersebut juga diselaraskan dengan klasifikasi TPS tipe II
yang merujuk pada SNI-03-3242-1994.
TPST direncanakan pada lokasi TPS yang sebelumnya tidak digunakan. Pemilihan
lokasi TPST dilakukan bedasarkan lahan yang kosong dan tidak mengganggu aktivitas
penduduk dan pengunjung karena bau yang ditimbulkan ataupun tidak merusak estetika
di objek wisata Pulau Lemukutan.

212
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

PENUTUP
A. Kesimpulan
Total timbulan sampah dari sumber perumahan dan penginapan di objek wisata Pulau
Lemukutan yaitu 1,792 liter/orang/hari dan 20,74 liter/unit/hari, dengan komposisi
sampah yang terbagi atas 3 jenis yaitu organik, anorganik, dan B3 dengan masing-masing
sumber sampah. Komposisi sampah di perumahan total komposisinya 49,6 % organik dan
43,9 % anorganik, dan 6,5 % B3 kemudian untuk komposisi sampah di penginapan
sebesar 44,6 % organik dan 50,5 % anorganik dan 4,9 % B3. Perencanaan TPST di Objek
Wisata Pulau Lemukutan mulai dari kinerja teknis operasional. Pewadahan komunal
untuk perumahan disediakan sebanyak 22 buah dan untuk penginapan sebanyak 9 buah
yang terdapat di beberapa lokasi. Pengumpulan sampah menggunakan pola komunal
tidak langsung sedangkan pengangkutan di objek wisata Pulau Lemukutan memakai 2
unit gerobak motor dengan kapasitas 1 m³ yang dilengkapi sekat pemisah. Perencanaan
TPST dengan keperluan lahan 47,5 m² yang terdiri dari 3 bangunan yaitu ruang pemilahan
dengan luas lahan 3 m² ; rumah kompos dengan luas lahan 35,5 m² ; gudang dengan luas
lahan 9 m² dan jumlah tenaga kerja di TPST yaitu 4 orang dimana 2 orang di ruang
pemilihan dan 2 orang di rumah kompos.

B. Saran
Pengolahan sampah yang dapat dilakukan berupa pengomposan dengan metode open
window untuk sampah organik dan daur ulang plastik menjadi kerajinan tangan dan
konversi sampah menjadi minyak untuk sampah anorganik.

DAFTAR PUSTAKA
Adityaputra , AT, Fajri , M, I ,. dan Kasam . 2018. Perencanaan Pengelolaan Sampah di
Muntilan Pemukiman Desa Gunungpring . Yogyakarta: Program Studi Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Sleman , Yogyakarta.
Aziz R, Dewilda y, dan Putri B.E.. 2020. Kajian Awal Pengolahan Sampah Kawasan
Wisata Pantai Carocok Kota Painan. Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 20 No.1,
Juni 2020.
Darwati, S. 2019. Pengelolaan Sampah Kawasan Pantai. Seminar Nasional Pendidikan
Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-IV 2019. ARTIKEL PEMAKALAH
PARALEL p-ISSN: 2527-533X 418.
Ermawati , EA, Amalia , FR, & Mukti , M. 2018. Analisis Strategi Pengelolaan Sampah
di Tiga Lokasi Wisata di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Pariwisata dan
Kreativitas. Vol.2 No.1. ISSN: 2549-483X
Fauzan, A, Putra, H.P., Yuriandala, Y. 2018. Analisis Timbulan Dan Komposisi Sampah
di Kawasan Wisata Taman Pintar Dan Sindu Kusuma Edupark D.I. Yogyakarta.
. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Haqqoni , T, M. 2018. Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah di Museum Benteng
Vredeburg dan Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia.

213
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 1, 2023: 205 - 214

Khamimah, W. 2021. Peran Ecopreneurship Dalam Mengatasi Sampah Plastik Di


Surabaya (Studi Kasus Pada Asri Recycle Mojo Surabaya). Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Akuntansi Bisnis Digital, Ekonomi Kreatif, dan Entrepreneur. Vol.
2 Nomor 2. e-ISSN: 2774-2636.
Manik, R.T.H.K:, Indradjaja Makainas, dan Amanda Sembel. 2015. Sistem Pengelolaan
Sampah Pulau Bunaken. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Vol. III No. 1.
Ratya, H. dan Herumurti, W. 2017. Timbulan dan Komposisi Sampah Rumah Tangga di
Kecamatan Rungkut Surabaya. Jurnal Teknik ITS Vol. 6 No. 2.
Wandansari, N.R., Suntari, R., Soemarno. 2020. Pembuatan Kompos Dari Sampah Pasar
Dengan Teknologi Open-Windrow. AGROINOTEK: Jurnal Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat. Volume 1 no 1 pp.: 1-13
Widawati. E, Harliantotanudjaja, Isdaryanto. I, dan Carlos. B,. 2014. Kajian Potensi
Pengolahan Sampah (Studi Kasus: Kampung Banjarsari). Jurnal Metris, 15,
2014. ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris. 2014:119.
SNI 03-3242-1994. Tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman . Badan
Standardisasi Nasional, BSN.
SNI 19-2454-2002. Tentang Prosedur Rekayasa Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan . Badan Standardisasi Nasional, BSN.
SNI 19-3964-1994. Metode Pengumpulan dan Pengukuran Sampel Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional, BSN.

214

Anda mungkin juga menyukai