Anda di halaman 1dari 8

Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH PERUMAHAN DAN


NON PERUMAHAN DI KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA

Muhammad Busyairi1, Fahrizal Adnan1 dan Khalid Rasyid1

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman,


Kampus Gunung Kelua, Jalan Sambaliung No.9 Samarinda 75119
e-mail: khalidrasyid12@gmail.com

ABSTRAK
Marangkayu merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 29.934 Jiwa. Kecamatan Marangkayu perlu melakukan
pengelolaan sampah secara serius karena timbulan sampah yang dihasilkan dipastikan akan semakin bertambah,
Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kecamatan Marangkayu yang tidak tersedia sehingga masyarakat
membuang sampah dilahan tanah kosong akhirnya tidak dapat menampung laju timbulan sampah karena sampah
yang dihasilkan telah melebihi kapasitas lahan tersebut. Pengambilan sampel sampah mengacu SNI 19-3964-1994
dengan objek penelitian berupa sampah domestik dari perumahan dengan klasifikasi rumah permanen, semi
permanen dan non permanen serta sampel sampah non perumahan, sampah yang telah dikumpulkan kemudian akan
dipilah menjadi sampah organik, anorganik, sampah B3, dan juga sampah residu, kemudian dilakukan penimbangan
dan juga pengukuran volume menggunakan kotak volume. Timbulan sampah pada tahun 2021 berat rata-rata
sebesar 0,0769 Kg/jiwa/hari dengan volume 0,0015 m3/jiwa/hari. Pada tahun 2021 dengan jumlah penduduk 26.934
dengan berat timbulan sampah sebesar 2.341,5 Kg/hari dengan volume 39,55 m3/hari. Pada tahun 2032 mengalami
peningkataan jumlah penduduk menjadi 31.008 jiwa dengan berat sampah yang dihasilkan 2.695,4 Kg/hari dengan
volume 45,53 m3/hari. Oleh karna itu untuk meminimalisir dampak timbulan sampah yang meningkat perlu
dilakukan implementasi dalam pengelolaan sampah yaitu dengan melakukan Penentuaan Tempat Pengolahan
Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

Kata kunci : Sampah, Pengelolaan sampah, TPS-3R.

ABSTRACT
Marangkayu is a sub-district located in the coastal area of Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan with a
population of 29,934 people. Marangkayu District needs to take waste management seriously because the generated
waste generation will certainly increase, Temporary Shelters (TPS) in Marangkayu District are not available so that
people throw garbage on vacant land ultimately unable to accommodate the rate of waste generation because the
waste generated has exceeded the land capacity. Waste sampling refers to SNI 19-3964-1994 with the object of
research in the form of domestic waste from housing with the classification of permanent, semi-permanent and non-
permanent houses and samples of non-residential waste, the collected waste will then be separated into organic,
inorganic, B3 waste. and also residual waste, then weigh and also measure the volume using a volume box. Waste
generation in 2021 has an average weight of 0.0769 Kg/person/day with a volume of 0.0015 m3/person/day. In 2021
with a population of 26,934 with a waste generation weight of 2,341.5 Kg/day with a volume of 39.55 m3/day. In
2032, the population will increase to 31,008 people with a weight of 2,695.4 kg/day of waste with a volume of 45.53
m3/day. Therefore, to minimize the impact of increasing waste generation, it is necessary to implement waste
management, namely by determining the Reuse, Reduce, Recycle Waste Processing Sites (TPS-3R).

Keyword : Waste, Waste Managementt, TPS-3R.

1. Pendahuluan
Menurut laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Kutai Kartanegara Tahun 2021-2026, salah satu isu permasalahan yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

1
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

permasalahan sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kutai
Kartanegara secara umum yaitu dengan cara dikumpulkan di pekarangan, kemudian dibakar, atau masyarakat membuat
lubang untuk tempat pembuangan sampahnya. Selain dengan cara dibakar atau dibuang di lubang sampah, ada juga
diantaranya yang membuang sampah langsung ke selokan atau sungai atau bahkan ke laut. Hal ini terjadi dikarenakan
frekuensi dan cakupan layanan persampahan yang masih terbatas yang disebabkan oleh terbatasnya sarana-prasarana
pengangkutan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai Kartanegara memilih cakupan
pelayanan pengelolaan persampahan oleh Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Perumahan hanya sekitar
13,6% untuk seluruh wilayah Kabupaten. Yang dimana Persentase sampah yang berserakan atau tidak terangkut
disekitar lingkungan permukiman sejumlah 45,3%.

Marangkayu merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur. Secara geografis Kecamatan Marang Kayu terletak antara 117º 06' BT – 117º 30' BT dan 0 º 13' LS – 0 º 07' LS
dengan luas wilayah mencapai 866,20 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 29.609 Jiwa. Secara administratif
Kecamatan Marang kayu terdiri dari 11 Desa yaitu, Desa Bunga Putih, Desa Kersik, Desa Makarti, Desa Perangat Baru,
Desa Perangat Selatan, Desa Sambera Baru, Desa Santan Ilir, Desa Santan Tengah, Desa Santan Ulu, Desa Sebuntal,
dan Desa Semangkok. Berdasarkan jumlah penduduk maka pemerintah Kecamatan Marangkayu perlu melakukan
pengelolaan sampah secara serius karena timbulan sampah yang dihasilkan dipastikan akan semakin bertambah. Tempat
Penampungan Sementara (TPS) di Kecamatan Marangkayu yang tidak tersedia sehingga masyarakat membuang
sampah dilahan tanah kosong akhirnya tidak dapat menampung laju timbulan sampah karena sampah yang dihasilkan
telah melebihi kapasitas lahan tersebut, oleh karna itu perlu dilakukan pengelolaan sampah lebih lanjut di Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA), tetapi permasalahan yang ada di Kecamatan Marang kayu adalah tidak tersedianya Tempat
Pemrosesan Akhir TPA.

Menurut SNI 19-3964-1994 sumber sampah berasal dari berbagai aktifitas manusia dan fasilitas yang tersedia. Sumber
sampah perumahan merupakan sampah yang berasal dari pemukiman. Sampah ini terdiri dari bahan padat hasil kegiatan
rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, sumber sampah perumahan ada 3 yaitu rumah permanen, rumah semi
permanen dan rumah non permanen. Penjelasan mengenai klasifikasi sumber sampah perumahan golongan adalah
rumah permanen memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik dan atapnya berbahan
genteng. Sedangkan rumah semi permanen memiliki ciri dinding bangunannya sebagian tembok dan setengah
bambu/kayu, atapnya terbuat dari seng, genteng maupun asbes. Rumah nonpermanen memiliki ciri dinding
bangunannya kayu, bambu, dan tidak berlantai/tidak berkeramik, atap rumahnya dari seng dan asbes (Busyairi, 2015).
Adapun Sumber sampah non-perumahan yaitu perkantoran, toko/ruko, pasar, sekolah, jalan, hotel, restoran, dan fasilitas
umum lainnya.

Penyelenggaraan TPS-3R merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan,
dengan melibatkan peran aktif dari pemerintah dan masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang
berdampak positif terhadap masyarakat yang berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di permukiman yang padat
dan kumuh. Pada prinsipnya, penyelenggaraan TPS-3R diarahkan dengan menggunakan konsep reduce (mengurangi),
reuse (menggunakan kembali), dan recycle (daur ulang), dimana dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari
sumbernya pada skala komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah secara langsung di
TPA sampah (Dirjen Cipta Karya, 2017).

2. Metode
Pengambilan data primer yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari hasil sampling sampah di Kecamatan
MarangKayu Kabupaten Kutai Kartanegara yang dimulai dari 4 November 2021 sampai dengan 11 November 2021.
Data yang didapatkan untuk menentukan timbulan sampah yang dihasilkan dari suatu permukiman, serta mengetahui
rata-rata volume dan timbulan sampah yang dihasilkan L/org/hari atau Kg/org/hari. Pelaksanaan survey dan
pengambilan contoh berdasarkan SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan
dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Penentuan jumlah sampel kepala keluarga (KK) yang mewakili suatu wilayah permukiman ditentukan berdasarkan
persamaan berikut :
Jumlah contoh jiwa atau sampel
S = Cd √Ps
dimana :

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

2
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

S = Jumlah contoh (jiwa)


Cd = Koefisien Perumahan
Cd = 1 (Kota besar/metropolitan)
Cd = 0,5 (Kota sedang/kecil)
Ps = Populasi (jiwa)
Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang diamati
K = S/N
dimana :
K = Jumlah contoh (KK)
N = Jumlah jiwa per keluarga = 5 (asumsi)
Laju timbulan sampah juga ditentukan oleh klasifikasi pemukiman. Berdasarkan SNI 19-3964-1994 Tentang
Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Pemukiman di
klasifikasikan atas permukiman permanen, semi permanen dan non permanen. Jumlah contoh timbulan sampah dari
perumahan adalah sebagai berikut :
Contoh dari perumahan permanen
= (S1 x K) Keluarga
Contoh dari perumahan semi permanen
= (S2 x K) Keluarga
Contoh dari perumahan non permanen
= (S3 x K) Keluarga
dimana :
S1 = Proporsi jumlah KK perumahan permanen dalam (25%)
S2 = Proporsi jumlah KK perumahan semi permanen dalam (30%)
S3 = Proporsi jumlah KK perumahan non permanen dalam (45%)
S = Jumlah jiwa
N = Jumlah jiwa per keluarga (asumsi = 5 jiwa)
K = S/N = jumlah KK
Dengan rumus diatas dapat dihitung mengenai berapa jumlah rumah dan jiwa yang akan disampling untuk mewakili
penduduk masyarakat Kecamatan MarangKayu Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sebanyak 171 KK dan KK yang
akan disampling adalah 6,26 (dibulatkan 7 KK), (asumsi 1 KK= 5 jiwa) dengan rincian rumah permanen sebanyak 2
KK, semi permanen 2 KK dan rumah non permanen 3 KK. Dimana data jumlah penduduk Kecamatan MarangKayu
Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 26.902 jiwa (Kecamatan MarangKayu Dalam Angka, 2021).
Pengumpulan data primer diperoleh dari survei lapangan untuk mengetahui dan mengamati kondisi terkini secara
visual, pengambilan dan pengukuran timbulan dilakukan 8 hari berturut-turut pada lokasi yang sama dengan
menggunakan metode secara acak strata untuk memperoleh data yang diperlukan dan komposisi sampel dengan metode
SNI 19-3964-1994. Kemudian dilakukan pengumpulan data sekunder yang dimana data jumlah penduduk Kecamatan
Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara yang didapatkan melalui Dinas Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagai acuan untuk Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Analisis Timbulan Sampah Perumahan dan Non Perumahan
Berdasarkan dari hasil pengukuran selama 8 hari berturut-turut, didapatkan berat timbulan sampah, volume timbulan
sampah rata-rata berdasarkan klasifikasi perumahan dan non perumahan, yang disajikan dalam bentuk Tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1 Rata-Rata Berat dan Volume Timbulan Sampah Perumahan dan Non Perumahan Perhari
No Hari Berat (Kg/hari) Volume (m3/hari) Densitas (Kg/m3)
1 Kamis 49,12 0,67 87,01
2 Jumat 24,56 0,84 35,45
3 Sabtu 26,38 0,41 67,87
4 Minggu 26,05 0,32 86,85
5 Senin 33,10 0,56 71,79
6 Selasa 40,53 0,76 60,66
7 Rabu 33,80 0,72 50,77

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

3
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

8 Kamis 35,44 0,88 44,11


Jumlah 268,972 5,13 504,51
Rata-rata 59,772 0,64 63,06

Pada Tabel 1 di dapatkan dari hasil pengukuran timbulan sampah total perumahan dan non perumahan, diketahui
berat timbulan sampah perumahan dan non perumahan perhari adalah sebesar 59,722 Kg/hari dan volume timbulan
sampah perhari adalah sebesar 0,64 m3 /hari. Berdasarkan dari hasil dari perhitungan didapatkan rata-rata timbulan
sampah perumahan per-jiwa sebesar 0,0769 Kg/jiwa/hari dan untuk volume rata-rata sebesar 0,0015 m3 /jiwa/hari.

3.2 Analisis Timbulan Sampah Per Komposisi Perumahan dan Non Perumahan

Tabel 2 Rata-Rata Berat Komposisi Timbulan Sampah Perumahan danNon Perumahan

Komposisi Sampah Perumahan dan Non Perumahan (%)


0%
3% 1% 3% 3% Organik
3%
Kertas
20% 49% Kain/Tekstil
Karet/Kulit
Plastik
1% 16% Gelas/Kaca
1%
Logam
Tetrapack

Gambar 1 Grafik Komposisi Sampah Perumahan dan Non Perumahan

Berdasarkan Tabel 2 dan Grafik didapatkan hasil berat komposisi timbulan sampah perumahan dan non perumahan
rata-rata perhari, dengan sampah organik 16,468 Kg/hari dengan presentase 49%, sampah anorganik berupa sampah
sampah kertas 5,568 Kg/hari dengan presentase 16%, sampah kain/tekstil 0,252 Kg/hari dengan presentase 1%, sampah
karet/kulit 0,265 Kg/hari dengan presentase 1%, sampah plastik 6,649 Kg/hari dengan presentase 20%, sampah
gelas/kaca 0,922 Kg/hari dengan presentase 3%, sampah logam 1,013 Kg/hari dengan presentase 3%, sampah tetrapack

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

4
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

0,354 Kg/hari dengan presentase 1% dan sampah sisa bangunan sebesar 0,868 Kg/hari dengan presentase 3%, sampah
B3 sebesar 0,117 Kg/hari dengan presentase 0% dan sampah residu sebesar 1,146 Kg/hari dengan presentase 3%. Nilai
0 pada tabel dikarenakan tidak ditemukan atau tidak adanya sampah jenis tersebut yang dibuang oleh masyarakat.

Tabel 3 Rata-Rata Volume Komposisi Timbulan Sampah Perumahan danNon Perumahan


No Komposisi Massa (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 Organik 131,740 2,514
2 Kertas 44,540 0,850
3 Kain/Tekstil 2,015 0,038
4 Karet/Kulit 2,120 0,040
5 Plastik 53,189 1,015
6 Gelas/Kaca 7,376 0,141
7 Logam 8,106 0,155
8 Tetrapack 2,833 0,054
9 Sisa Bangunan 6,945 0,133
10 B3 0,939 0,018
11 Residu 9,169 0,175
jumlah 268,972 5,13

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil volume timbulan sampah perumahan dan non perumahan rata-rata perhari,
volume dengan sampah organik 2,514 m3/hari, sampah kertas 0,850 m3/hari, sampah kain/tekstil 0,038 m3/hari, sampah
karet/kulit 0,040 m3/hari, sampah plastik 1,015 m3/hari, sampah gelas/kaca 0,141 m3/hari, sampah logam 0,155 m3/hari,
sampah tetrapack 0,054 m3/hari dan sampah sisa bangunan sebesar 0,133 m3/hari. Sedangkan pada sampah B3 sebesar
0,018 m3/hari dan sampah residu sebesar 0,175 m3/hari. Total jumlah volume sampah perumahan dan non perumahan
sebesar 5,13 m3/hari.

Tabel 4 Hasil Akhir Total Timbulan Sampah Berdasarkan Komposisi Sampah Pada Tahun 2021
Perhari Perjiwa
No Komposisi Sampah
Berat (Kg/hari) Volume (m3/hari) Berat (Kg/hari/jiwa Volume (m3/hari/jiwa)
1 Organik 16,468 0,3143 0,03768 0,0007191
2 Anorganik 15,891 0,3033 0,03636 0,0006939
3 B3 0,117 0,0022 0,00027 0,0000051
4 Residu 1,146 0,0219 0,00262 0,0000501

Pada Tabel 4 didapatkan hasil akhir timbulan sampah berdasarkan komposisinya yang didapatkan dari hasil
perhitungan sampah perumahan dan non perumahan (lampiran 1), dari tabel 4.14 di atas hasil akhir total timbulan
sampah berdasarkan komposisi sampah perhari pada sampah organik yaitu berat 16,468 Kg/hari dan volume 0,3143
m3/hari, anorganik berat 15,891 Kg/hari dan volume 0,3033 m3/hari, B3 berat 0,117 Kg/hari dan volume 0,0022
m3/hari, residu berat 1,146 Kg/hari dan volume 0,0219 m3/hari, dengan hasil akhir total timbulan sampah berdasarkan
komposisi sampah perjiwa organik berat 0,03768 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0007191 m3/hari/jiwa, anorganik berat
0,03636 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0006939 m3/hari/jiwa, B3 berat 0,00027 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0000051
m3/hari/jiwa, residu berat 0,00262 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0000501 m3/hari/jiwa.

3.3 Proyeksi Penduduk Kecamatan MarangKayu


Proyeksi penduduk ini menggunakan metode eksponensial. Jumlah penduduk Kecamatan Marangkayu
diproyeksikan selama 10 tahun sebagai data pendukung untuk menentukan perencanaan TPS-3R di Kecamatan
Marangkayu yang peraturannya tertuang pada Permen PU No 3/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pada
pasal 6 ayat 4 dimana untuk perencanaan induk dilakukan dalam jangka waktu paling sedikit 10 tahun. Penduduk

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

5
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

Kecamatan Marangkayu pada tahun 2032 berjumlah 31.008 jiwa. Hasil Proyeksi penduduk Kecamatan Marangkayu
pada kurun waktu 11 tahun dapat dilihat dalam Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Proyeksi Penduduk Kecamatan Marangkayu Tahun 2021-2032
No Tahun Penduduk
1 2022 27.281
2 2023 27.633
3 2024 27.989
4 2025 28.349
5 2026 28.715
6 2027 29.085
7 2028 29.460
8 2029 29.839
9 2030 30.224
10 2031 30.613
11 2032 31.008

Proyeksi Penduduk Kecamatan Marangkayu di tahun 2022, jumlah Penduduk Marangkayu mencapai 27.281 jiwa
dan pada tahun 2032, jumlah penduduk Marangkayu mencapai 31.008. Menurut Undang-undang Republik Indonesia
No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pada Pasal 41 Ayat (2) Ruang Kawasan perkotaan kecil adalah kawasan
perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani paling sedikit 50.000 (lima puluh ribu) jiwa dan paling banyak
100.000 (seratus ribu) jiwa. Maka dari itu pada tahun 2021 wilayah Marangkayu sudah masuk kedalam Kategori Kota
Kecil.

3.4 Proyeksi Jumlah Sampah di Tahun 2021 dan 2032

Tabel 6 Proyeksi Jumlah Sampah di Tahun 2021 dan 2032


Populasi Volume
No Tahun Berat (Kg/jiwa/hari) Volume (m3/jiwa/hari) Berat (Kg/hari)
(Jiwa) (m3/hari)
1 2021 26.934 0,0769 0,0015 2072,2 39,55
2 2032 31.008 0,0769 0,0015 2385,6 45,53

Pada tabel 6 dari hasil perhitungan sampah perumahan dan non perumahan didapatkan hasil berat dan volume
timbulan sampah perhari. Kecamatan MarangKayu dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 26.934 jiwa
menghasilkan total berat timbulan sampah sebesar 2072,2 Kg/hari dan volume sebesar 39,55 m3 /hari. Berat timbulan
total sampah yang dihasilkan perjiwa yaitu sebesar 0,0769 Kg/hari/jiwa dan volume timbulan sampah sebesar 0,0015
m3 /hari/jiwa. pada tahun 2032 sebanyak 31.008 jiwa menghasilkan total berat timbulan sampah sebesar 2385,6 Kg/hari
dan volume sebesar 45,53 m3 /hari. Berat timbulan total sampah yang dihasilkan perjiwa yaitu sebesar 0,0769
Kg/hari/jiwa dan volume timbulan sampah sebesar 0,0015 m3 /hari/jiwa.

Tabel 7 Proyeksi Timbulan Sampah Kecamatan Marangkayu Menurut Komposisi di Tahun 2032
No Tahun Komposisi Sampah Berat Sanpah (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 organik 1014,96 19,37
2 anorganik 979,39 18,69
2021
3 B3 7,23 0,14
4 residu 70,64 1,35

5 organik 1168,464 22,299


6 anorganik 1127,522 21,517
2032
7 B3 8,328 0,159
8 residu 81,324 1,552

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

6
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

Dari Tabel 7 didapatkan hasil proyeksi berat total sampah perhari pada tahun 2032 yang dihasilkan yaitu sampah
organik sebesar 1168,464 Kg/hari dan 22,299 m3 /hari, sampah anorganik sebesar 1127,522 Kg/hari dan 21,517 m3
/hari, sampah B3 sebesar 8,328 Kg/hari dan 0,159 m3 /hari, dan sampah residu sebesar 81,324 Kg/hari dan 1,552 m3
/hari.

1400.00 25.00

Volume Sampah (m3/hari)


Berat Sampah (Kg/hari)

1200.00
20.00
1000.00
800.00 15.00

600.00 2021 2021


10.00
2032 2032
400.00
5.00
200.00
0.00 0.00
organik anorganik B3 residu organik anorganik B3 residu

Komposisi Sampah Komposisi Sampah

Grafik Perbandingan Berat dan Volume Menurut Komposisi Sampah Tahun 2021 dan Tahun 2032

Berdasarkan grafik perbandingan menurut komposisi sampah tahun 2021 dengan tahun 2032, selama 10 tahun berat
sampah akan terus terjadi peningkatan, begitupun pada volume sampah akan terus mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan pengaruh dari jumlah penduduk di Kecamatan Marangkayu yang selalu mengalami peningkatan tiap
waktunya.

3.5 Penentuan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R)


Dari hasil proyeksi timbulan sampah tahun 2032 didapatkan sampah organik sebesar 1168,464 Kg/hari dan 22,299
m3 /hari, sampah anorganik sebesar 1127,522 Kg/hari dan 21,517 m3 /hari, sampah B3 sebesar 8,328 Kg/hari dan 0,159
m3 /hari, dan sampah residu sebesar 81,324 Kg/hari dan 0,1552 m3 /hari. Dari hasil proyeksi tersebut dapat disimpulkan
bahwa jumlah timbulan sampah di tahun 2032 mengalami kenaikkan. Kecamatan Marangkayu sendiri memiliki luas
wilayah mencapai 866,20 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 29.609 Jiwa, sampah yang dihasilkan di area tersebut
berpotensi cukup besar yang komposisinya seperti sampah dari kegiatan rumah tangga dan aktivitas sehari – hari.
Lokasi pada Kecamatan Marangkayu sendiri belum memiliki fasilitas pewadahan seperti TPS atau tempat pengolahan
sampah seperti rumah kompos, bank sampah, TPST. Berdasarkan dari hasil proyeksi sampah yang mengalami
kenaikkan dan belum tersedianya fasilitas pengolahan sampah hingga tahap akhir (TPA) maka perlu dilakukan
penanganan untuk pengolahan sampah salah satunya yaitu dengan melakukan Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah
reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

Berdasarkan dengan kenaikan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya maka potensi timbulan sampah
yang dihasilkan akan mengalami kenaikkan, sehingga meningkatnya jumlah penduduk sangat mempengaruhi timbulan
sampah yang di hasilkan. Selain itu faktor ekonomi bagi masyarakat sekitar dapat ditingkatkan melalui Penentuaan
Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) salah satunya menjadi peluang lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, sehingga meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar.

4. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan timbulan sampah pada tahun 2021 di Kecamatan Marangkayu di dapatkan berat
rata-rata sebesar 0,0769 Kg/jiwa/hari dengan volume 0,0015 m3/jiwa/hari. Sehingga pada tahun 2021 dengan jumlah
populasi sebesar 26.934 didapatkan berat timbulan sampah sebesar 2.072,2 Kg/hari dengan volume 39,55 m3/hari. Pada
tahun 2032 mengalami peningkataan yang cukup signifikan di karenakan jumlah populasi pada tahun 2032 semakin

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

7
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman

meningkat dengan jumlah penduduk menjadi 31.008 jiwa, sehingga untuk berat sampah yang dihasilkan sebesar 2.385,6
Kg/hari dengan volume 45,53 m3/hari.

Berdasarkan hasil dari perhitungan proyeksi penduduk tahun 2021 sampai tahun 2032 di dapatkan jumlah penduduk
pada tahun 2032 sebesar 31.008 jiwa. Proyeksi penduduk di Kecamatan Marangkayu dilakukan selama 10 tahun
sebagai data pendukung untuk dasar Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) yang
peraturannya tertuang pada Permen PU No 3/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pada pasal 6
ayat 4 dimana untuk perencanaan induk dilakukan dalam jangka waktu paling sedikit 10 tahun terakhir. Proyeksi
penduduk yang telah didapatkan dikaitkan dengan proyeksi jumlah sampah di tahun 2021 dan 2032, kemudian
didapatkan hasil berat (Kg/Jiwa/hari) dan volume (m3/Jiwa/hari) sampah masing-masing tahun 2021 dan 2032. Hasil
dari proyeksi sampah tahun 2021 dan 2032 mengalami peningkatkan dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk
mempengaruhi sampah yang dihasilkan. Oleh karna itu salah satu implementasi dalam pengelolaan sampah yaitu
dengan melakukan Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

Daftar Pustaka
[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara., 2021, Kecamatan Marang Kayu Dalam Angka 2021,
Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara.

[2] Busyairi, M., dan Ramadhan. dan Justia, D., dan Wijayanti, D.W., 2015, Perencanaan Pengelolaan Sampah
Terpadu Di Kelurahan Sempaja Selatan Kota Samarinda, Jurnal Bumi Lestari, Volume 15 No. 2 (Hal. 136-146),
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

[3] Direktorat Jenderal Cipta Karya., 2017, Petunjuk Teknis TPS 3R Tempat Pengolahan Sampah 3R, Jakarta.

[4] Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2021-2026.

[5] Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

[6] SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan komposisi Sampah
Perkotaan.

Jurnal “Teknologi Lingkungan”,

Anda mungkin juga menyukai