Anda di halaman 1dari 10

POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI KECAMATAN BATU

Muhammad Ramadhani Miftahul Asa, Kartika Eka Sari, Christia Meidiana


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: ramadhanima@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Bertambahnya jumlah populasi manusia berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah timbulan sampah.
Kondisi tersebut membuat kinerja TPA menjadi meningkat karena masih banyak pengelolaan sampah yang salah
satunya tidak melakukan pengurangan sampah secara maksimal dari hulu hingga hilir di Indonesia. Paradigma
pengelolaan sampah yang baru adalah sebelum sampah diproses akhir di TPA, sampah harus di reduksi
semaksimal mungkin khususnya di TPS sehigga dapat megurangi jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA.
Permasalahan yang terjadi di Kota Batu khususnya di Kecamatan Batu dalam pengelolaan sampah adalah belum
terdapat kegiatan dan sarana pengomposan di TPS. Sampah dari TPS kemudian diangkut menuju TPA Tlekung
tanpa dilakukan pengurangan sampah secara maksimal di TPS dikarenakan pada TPS belum terdapat sarana dan
kegiatan pengomposan. Kondisi eksisting TPS Kecamatan Batu juga masih terdapat yang kurang sesuai dengan
acuan normatif sehingga kinerja operasional TPS kurang maksimal. Penelitian ini memiliki tujuan memberikan
rekomendasi yang sesuai dengan acuan normatif seperti SNI, kebijakan, peraturan Menteri dalam pengelolaan
sampah mengenai kinerja operasional TPS dan mengetahui besar potensi reduksi sampah pada TPS. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis kinerja operasional TPS dan analisis mass balance. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa evaluasi kinerja 9 TPS Kecamatan Batu berdasarkan penilaian dengan membandingkan
kondisi eksisting dengan acuan normatif, terdapat 7 TPS dengan klasifikasi sesuai dan 2 TPS dengan klasifikasi
kurang sesuai. Adanya kegiatan pengolahan sampah berupa pemilahan sampah pada TPS, sehingga dapat
mereduksi sampah sebesar 1,4 % dari total timbulan sampah. Kegiatan reduksi akan ditingkatkan dengan
menambahkan sarana dan kegiatan pengomposan sehingga potensi reduksi sampah meningkat menjadi 24,23%
dari total timbulan sampah. Dengan adanya potensi reduksi timbulan sampah dapat mengurangi jumlah sampah
yang diangkut ke TPA.

Kata Kunci: Tempat-Penampungan-Sampah-Sementara (TPS), Pengelolaan-Sampah, Reduksi-Sampah.

ABSTRACT

Increasing the number of human population directly proportional with the number amount of waste. That
condition can make the performance of TPA increasing because the management of waste are not using a waste
reduce concept from upstream to downstream system. The new paradigm of waste management is before waste
arrive to TPA, the waste must be reduced in transfer point. The expectation is amount waste can decrease when
transported to TPA. The problems that happen in Batu City especially in Batu sub-district is composted activities
yet. The existing condition of transfer point still not suitable with the regulations of waste, so that condition make
the performance of transfer point not maximal. This research has goals they are giving accordance
recommendation with the normative reference like SNI, UU, Permen, Perda about waste management regarding
the performance of transfer point and knowing the great reduction potential in transfer point. The methods that
used are operational performance of transfer point analysis and mass balance analysis. The result of this research
are the operational performance of 9 transfer point in Batu sub-district based on the assessment with comparing
the existing condition with normative reference, there are 7 transfer point by the appropriate classification and 2
of transfer point with not appropriate classification. The existence of waste processing activities like sorting of
waste in transfer point, that activities make reducing of waste amounting to 1,4 % from all waste heap. The
reduce activities will be upgraded by adding facilities and activities of waste composting in transfer point. So the
potential of waste reduce increase to 30% from all waste heap. As is waste reduce potential the waste heap can
be reduce the waste that transported to TPA.

Keywords: Transfer-Point-of-Waste (TPS), Waste-management, waste-reduce.


lingkungan yang sehat. Dari aspek persampaan,
PENDAHULUAN kondisi sehat dapat dicapai bila sampah dikelola
Masyarakat yang hidup dengan kondisi dengan baik. Sehingga lingkungan bersih menjadi
yang sehat dan sejahtera sangat dipengaruhi oleh salah satu faktor dari lingkungan yang sehat
(Sulistyorini & Dawris, 2016). Salah satu faktor

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 109
POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI KECAMATAN BATU

penyebab lingkungan menjadi bersih dan sehat pendekatan 3R. 3R adalah upaya pengurangan
adalah pengelolaan sampah yang baik. Menurut sampah yang meliputi kegiatan mengurangi
UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan
sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari menadur ulang sampah (recycle) (Kementerian
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk Pekerjaan Umum, 2010). Berdasarkan
padat. Salah satu permasalahan di kawasan karateristiknya sampah dibedakan menjadi 3
perkotaan di seluruh dunia dan termasuk yaitu sampah organik, sampah anorganik dan
Indonesia adalah pengelolaan sampah. sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3). Sampah
Penanganan sampah yang tidak dikelola dapat organik adalah sampah yang dapat membusuk
menjadikan lingkungan tercemar dan dan hancur secara alami dengan waktu yang
mengganggu estetika. Penumpukan sampah cepat. Sampah anorganik adalah sampah non-
dapat mencemari tanah dan akan berdampak hayati yang sukar untuk membusuk.
pada saluran air tanah, pembakaran sampah Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan
mencemari udara dan pembuangan sampah ke mengurangi sampah organik dan sampah
sungai dapat mencemari air dan dapat anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi
berdampak buruk pada lingkungan (Hendra, kompos sehingga dapat mengurangi jumlah
2016). sampah yang masuk ke TPA. Sampah anorganik
UU Nomor 18 tahun 2008 menjelaskan seperti plastik, kertas, logam, kaca dan lain-lain
bahwa dalam pengelolaan sampah adalah dapat didaur ulang kembali. Pengurangan
kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan sampah memliki keuntungan anatara lain (1).
berkesinambungan yang meliputi penanganan Mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA
dan pengurangan sampah. Penanganan sampah (2). Dapat dijual kembali (sampah anorganik)
adalah pengelolaan sampah meliputi kegiatan sehingga mempunyai nilai ekonomi (Kementerian
pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, Pekerjaan Umum, 2010).
pengolahan dan pemrosesan akhir. Sedangkan Kecamatan Batu memiliki timbulan
pengurangan sampah meliputi pembatasan sampah 54 ton/hari dan sampah tersebut
timbulan sampah, mendaur ulang sampah, dan diangkut menuju TPA Tlekung (Survei primer,
pemanfaatan kembali sampah. Efisiensi Tempat 2020). Luas TPA Tlekung sebesar 6 Ha, dengan
Pemrosesan Akhir (TPA) menurun jika sampah kondisi TPA Tlekung sudah penuh dengan
tidak diproses dari pewadahan, pengumpulan, timbunan sampah. Setiap weekend TPA Tlekung
pemindahan, pengolahan dan pengangkutan mendapat penambahan timbulan sampah dari
(Widyarasna & Zafira, 2015). Paradigma lama sektor wisata sebesar 40%. TPA Tlekung harus
dalam pengelolaan sampah adalah sampah harus membeli tanah dari Kabupaten Malang untuk
dikumpulkan kemudian diangkut ke TPA untuk di mengurug sampah di TPA tersebut dan kondisi itu
proses lebih lanjut. Kondisi ini membuat TPA membutuhkan biaya yang lebih besar sehingga
memiliki beban kinerja yang berat. Prinsip pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir perlu
mereduksi sampah semaksimal mungkin sebelum dilakukan supaya dapat mengurangi sampah yang
diangkut ke TPA dapat meningkatkan umur TPA masuk ke TPA (Arief, 2013). Salah satu
karena sampah yang diangkut ke TPA menjadi pengelolaan sampah yang dapat dilakukan adalah
berkurang (Darnas, Anas, & Hasibuan, 2020). pengelolaan sampah pada Tempat Penampungan
Selain itu, paradigma baru adalah sampah pada Sampah Sementara (TPS) dengan cara mereduksi
saat dikumpulkan khususnya dikumpulkan di sampah di TPS.
Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) Pada Kecamatan Batu terdapat 9 TPS yaitu
sampah harus di reduksi atau sampah harus TPS Sisir Stadion, TPS Kaliputih Sisir, TPS Temas,
didaur ulang supaya mengurangi jumlah sampah TPS Sumberejo, TPS Sidomulyo 1, TPS Sidomulyo
yang masuk ke TPA (Kementerian Pekerjaan 2, TPS Pesanggrahan, TPS Mawar dan TPS
Umum, 2010). Flamboyan. Kesembilan TPS tersebut jika
Perlunya perubahan paradigma yang dibandingkan dengan acuan normatif masih
mendasar dalam pengelolaan sampah dari kurang sesuai dengan SNI 19-2454-2002, SNI
paradigma kumpul-angkut-buang menjadi 3242-2008 dan Permen PU nomor 3 tahun 2013.
pengelolaan yang bertumpu pada pengurangan Salah satunya adalah belum terdapat kegiatan
sampah dan penanganan sampah (Pratama & pengomposan pada TPS, sedangkan kegiatan
Ihsan, 2017). Langkah dalam melakukan pengomposan adalah salah satu kegiatan dalam
pengurangan sampah dilakukan dengan cara pengurangan sampah. SNI 3242-2008 juga

110 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Muhammad Ramadhani Miftahul Asa, Kartika Eka Sari, Christia Meidiana

menjelaskan bahwa TPS tipe II dan III harus yang dihasilkan berupa data skunder (Siyoto &
memiliki sarana dan kegiatan pengomposan. SNI Sodik, 2015). Survei skunder dilakukan pada
3242-2008 memuat persyaratan dalam BAPPEDALITBANGDA Kota Batu, DLH Kota Batu
pengelolaan sampah permukiman perkotaan dan DPUPR Kota Batu.
pada jenis sampah domestik atau sampah non Teknik analisis yang digunakan yaitu tenik
domestik dengan menerapkan 3R pada TPS, analisis sampel jenuh dan teknik analisis
sehingga kegiatan pengomposan dan pemilahan accidental sampling. Teknik analisis sampel jenuh
perlu dilakukan pada TPS yang sesuai dengan SNI digunakan jika jumlah populasi relatif kecil dan
3242-2008 (Lukas, 2018). sedikit (Siyoto & Sodik, 2015). Sampel jenuh
Isu strategis rencana kerja DLH Kota batu menjadikan semua anggota populasi digunakan
2019 salah satunya adalah penanganan dan sebagai sampel (Sugiono, 2006). Pengambilan
pengurangan jumlah timbulan sampah. sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah 9 TPS pada Kecamatan Batu yaitu TPS Sisir
(RTRW) Kota Batu tahun 2010-2030 pemerintah Stadion, TPS Kaliputih Sisir, TPS Temas, TPS
Kota Batu memiliki rencana untuk mengurangi Sumberejo, TPS Sidomulyo 1, TPS Sidomulyo 2,
jumlah sampah yang akan dibuang ke tempat TPS Pesanggrahan, TPS Mawar dan TPS
pemrosesan akhir (TPA) dengan cara pengolahan Flamboyan. Teknik analisis accidental sampling
setempat per-wilyah melalui teknik-teknik yang digunakan dengan memnentukan sampel
berwaasan lingkungan. Salah satu rencana sistem berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
persampahan adalah pengumpulan dalam bentuk bertemu saat dilakuan penelitian secara
pengambilan dan pemindahan sampah ketempat kebetulan dan dapat dipakai sebagai sampel
penampungan sementara atau tempat (Siyoto & Sodik, 2015). Teknik analisis ini
pengolahan sampah terpadu. Salah satu cara digunakan pada petugas TPS dan pemulung.
untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke
Analisis Kinerja Operasional TPS
dalam TPA adalah pengelolaan pada TPS. Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Analisis kinerja operasional TPS digunakan
Daerah (RPJMD) Kota Batu tahun 2017-2022 untuk mengetahui kesesuaian TPS dengan
menyebutkan pengelolaan sampah untuk dapat peraturan atau acuan normatif terkait
didaur ulang menjadi barang dengan nilai persampahan. Analisis ini dilakukan dengan cara
berbeda yang memiliki daya guna lain dan daya membandingkan kondisi eksisting TPS dengan
jual. Sehingga dari acuan normatif, kebijakan peraturan dan acuan normatif terkait
serta literatur yang dibandingkan dengan kondisi persampahan. Peraturan, acuan normatif atau
eksisting TPS Kecamatan Batu masih kurang literatur yang digunakan berupa SNI 19-2454-
sesuai. Kondisi ini yang melandasi penelitian ini 2002, SNI 3242-2008 dan Permen PU nomor 3
dilakukan. Penelitian ini akan meneliti seberapa tahun 2013. Pengukuran parameter
besar potensi sampah yang dapat direduksi atau menggunakan skala ordinal nilai baik dan buruk.
dikurangi dengan harapan sampah yang masuk ke Variabel yang digunakan dalam analisis
TPA dapat berkurang serta mengevaluasi kinerja kinerja operasional TPS adalah sistem
TPS supaya memiliki kinerja yang seuai dengan pemindahan, sistem pengolahan dan sistem
acuan normatif. pengangkutan. Variabel-variabel tersebut
diturunkan menjadi sub variabel penelitian
METODE PENELITIAN sebagai berikut.
Data didapatkan dengan cara melakukan 1. Lokasi Pemindahan
survei primer dan survei skunder. Survei primer 2. Sarana Pemidahan
dilakukan dengan melihat dan mencari data 3. Pola Pemindahan
secara langsung melalui responden dilokasi 4. Sarana pengolahan
penelitian dengan metode observasi, wawancara 5. Kegiatan Pengolahan
dan dokumentasi. Data yang didapatkan dari 6. Lokasi Pengangkutan
survei primer adalah data primer. Survei skunder 7. Sarana Pengangkutan
dilakukan dengan cara tidak langsung turun ke 8. Frekuensi/Waktu Pengangkutan
lokasi penelitian melainkan hanya menggunaan 9. Pola Pengangkutan
atau memperoleh data dari penelitian atau
Penilaian kinerja operasional TPS dilakukan
dokumen yang mendukung suatu penelitian. Data
dengan menjumlahkan nilai dari setiap

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 111
POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI KECAMATAN BATU

parameter-parameter pada setiap sub variabel sampah pada TPS. TPS ini juga melayani 2
penelitian. Hasil dari analisis ini adalah kelurahan yaitu sebagian Kelurahan Sisir dan
pembagian klasifikasi TPS yang sesuai dan TPS Kelurahan Ngaglik. Jumlah petugas pada TPS Sisir
yang kurang sesuai. Pembagian klasifikasi Stadion yang bertugas dan melakukan
tersebut dilakukan dengan cara metode distribusi pengolahan sampah berjumlah 19 orang.
frekuensi. Didapatkan TPS dengan klasifikasi 2) TPS Kaliputih Sisir
kurang sesuai jika skor kinerja operasional TPS TPS Kaliputih Sisir terletak di Jalan Sultan
mendapatkan skor total pada interval 9-18, Hasan Halim. TPS Kaliputih Sisir memiliki luas 28
sedangkan klasifikasi TPS sesuai jika m2 dengan rincian 7 m x 4 m. TPS Kaliputih Sisir
mendapatkan skor total pada interval 19-27. jika dihitung dari luas lahannya TPS ini masuk
kedalam TPS tipe I. Meskipun menjadi TPS tipe I
Analisis Mass Balance
belum terdapat sarana pemilahan pada TPS ini,
Analisis mass balance digunakan untuk kegiatan pengolahan sampah hanya dilakukan
mengetahui jumlah potensi sampah yang dapat dengan cara pemilahan sampah pada TPS. TPS ini
direduksi dan dapat mengetahui jumlah residu juga melayani sebagian Kelurahan Sisir. TPS
sampah setelah di reduksi. Input dalam Kaliputih Sisir telah direncanakan oleh DLH untuk
melakukan analisis mass balance antara lain menjadi TPS 3R. Jumlah petugas pada TPS
jumlah timbulan sampah berupa berat dan Kaliputih Sisir yang bertugas dan melakukan
volume sampah, presentase komposisi sampah pengolahan sampah berjumlah 6 orang.
dan nilai recovery factor (Sari, 2011). Perhitungan 3) TPS Temas
mass balance dapat dilihat pada tabel 1. TPS Temas terletak di Kecamatan Temas.
Tabel 1. Tabel Mass Balance TPS Temas memiliki luas 108 m2 dengan rincian 9
Jenis Berat Rf (%) Berat Berat m x 12 m. TPS Temas jika dihitung dari luas
Sampah Sampah Reduksi Residu
(Kg) (kg) (kg) lahannya TPS ini masuk kedalam TPS tipe II.
Kertas Meskipun menjadi TPS tipe II belum terdapat
Plastik
Berat kegiatan pengomposan di TPS ini, kegiatan
Kain Berat
Kayu
Besaran
Besaran sampah
sampah pengolahan sampah hanya dilakukan dengan cara
berat (kg) –
Karet
sampah
Rf (%) (kg) x Rf
Berat R
pemilahan sampah pada TPS. TPS ini melayani
Kaca (%) / 100 %
(kg) sebagian Kelurahan Temas. Jumlah petugas pada
Logam
Lain-lain TPS Temas yang bertugas dan melakukan
Total  Berat  Berat  Berat pengolahan sampah berjumlah 6 orang.
sampah Reduksi residu 4) TPS Sumberejo
Sumber: Sari (2011)
TPS Sumberejo terletak di Desa Sumberejo.
TPS Sumberejo memiliki luas 92,5 m2 dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
rincian 9,5 m x 9,75 m. TPS Sumberejo jika
Karakteristik dan Tipe TPS di Kecamatan Batu dihitung dari luas lahannya TPS ini masuk
Pengelolaan sampah Kota Batu dikelola kedalam TPS tipe II. Meskipun menjadi TPS tipe II
oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu. belum terdapat kegiatan pengomposan di TPS ini,
DLH memberikan pelayanan dalam pengelolaan kegiatan pengolahan sampah hanya dilakukan
di bidang persampahan di Kota Batu berupa dengan cara pemilahan sampah pada TPS. TPS ini
penanganan dan pengurangan sampah. Terdapat melayani Desa Sumberejo. Jumlah petugas pada
9 TPS di Kecamatan Batu yang akan dibahas TPS Sumberejo yang bertugas dan melakukan
sebagai berikut. pengolahan sampah berjumlah 7 orang.
1) TPS Sisir Stadion 5) TPS Sidomulyo 1
TPS Sisir Stadion terletak di Jalan Stadion TPS Sidomulyo 1 terletak di Desa
Timur dan berseblahan langsung oleh Stadion Sidomulyo. TPS Sidomulyo 1 memiliki luas 77 m2
Gelora Berantas Batu. TPS Sisir Stadion memiliki dengan rincian 7 m x 11 m. TPS Sidomulyo 1 jika
luas 210 m2 dengan rincian 12 m x 18 m. TPS Sisir dihitung dari luas lahannya TPS ini masuk
Stadion jika dihitung dari luas lahannya TPS ini kedalam TPS tipe II. Meskipun menjadi TPS tipe II
masuk kedalam TPS tipe III. Meskipun menjadi belum terdapat kegiatan pengomposan di TPS ini,
TPS tipe III belum terdapat kegiatan kegiatan pengolahan sampah hanya dilakukan
pengomposan di TPS ini, kegiatan pengolahan dengan cara pemilahan sampah pada TPS. TPS ini
sampah hanya dilakukan dengan cara pemilahan melayani Desa Sidomulyo RW 7-12. Jumlah
petugas pada TPS Sidomulyo 1 yang bertugas dan

112 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Muhammad Ramadhani Miftahul Asa, Kartika Eka Sari, Christia Meidiana

melakukan pengolahan sampah berjumlah 6 Tabel 2. Luas dan Tipe TPS Kecamatan Batu
orang. Nama TPS Luas Lahan (m2) Tipe TPS
TPS Sisir Stadion 210 m2 TPS tipe III
6) TPS Sidomulyo 2 TPS Kaliputih Sisir 28 m2 TPS tipe I
TPS Sidomulyo 2 terletak di Desa TPS Temas 108 m2 TPS tipe II
Sidomulyo. TPS Sdiomulyo 2 memiliki luas 68 m2 TPS Sumberejo 92,5 m2 TPS tipe II
TPS Sidomulyo 1 77 m2 TPS tipe II
dengan rincian 4 m x 17 m. TPS Sidomulyo 2 jika TPS Sidomulyo 2 68 m2 TPS tipe II
dihitung dari luas lahannya TPS ini masuk TPS Pesanggrahan 84,86 m2 TPS tipe II
TPS Mawar 14,5 m2 TPS tipe I
kedalam TPS tipe II. Meskipun menjadi TPS tipe II TPS Flamboyan 36 m2 TPS tipe I
belum terdapat kegiatan pengomposan di TPS ini, Tabel 2 menunjukkan terdapat 1 TPS
kegiatan pengolahan sampah hanya dilakukan dengan tipe III yaitu TPS Sisir Stadion, 5 TPS
dengan cara pemilahan sampah pada TPS. TPS ini dengan tipe TPS II, dan 3 TPS dengan tipe TPS I.
melayani Desa Sidomulyo RW 1-6. Jumlah Setiap TPS memiliki kondisi sarana dan fasilitas
petugas pada TPS Sidomulyo 2 yang bertugas dan yang berbeda-beda berikut merupakan
melakukan pengolahan sampah berjumlah 5 ketersedian fasilitas pada setiap TPS.
orang. Tabel 3. Fasilitas TPS Kecamatan Batu
7) TPS Pesanggrahan Nama TPS Fasilitas TPS
TPS Pesanggrahan terletak di Desa Gudang, Kantor, tempat pemilahan,
TPS Sisir Stadion landasan kontainer, pelataran
Pesanggrahan. TPS Pesanggrahan memiliki luas berdinding
84,86 m2 dengan rincian 9 m x 9,5 m. TPS Pelataran berdinding, landasan
TPS Kaliputih Sisir
Pesanggrahan jika dihitung dari luas lahannya TPS kontainer
Pelataran berdinding, landasan
ini masuk kedalam TPS tipe II. Meskipun menjadi TPS Temas
kontainer, tempat pemilahan
TPS tipe II belum terdapat kegiatan pengomposan Pelataran berdinding, landasan
TPS Sumberejo
di TPS ini, kegiatan pengolahan sampah hanya kontainer, ruangan pengomposan
landasan kontainer, terdapat tempat
dilakukan dengan cara pemilahan sampah pada TPS Sidomulyo 1
pemilahan, gudang
TPS. TPS ini melayani Desa Pesanggrahan. Jumlah Pelataran berdinding, beratap, landasan
TPS Sidomulyo 2
petugas pada TPS Pesanggrahan yang bertugas kontainer, berpagar
Pelataran berdinding, beratap, landasan
dan melakukan pengolahan sampah berjumlah 8 TPS Pesanggrahan
kontainer, memiliki tempat pemilahan
orang. TPS Mawar Wadah komunal, beratap, berpagar
8) TPS Mawar TPS Flamboyan
Pelataran berdinding, landasan
kontainer, tempat pemilahan
TPS Mawar terletak di Jalan Mawar
Kelurahan Songgokerto. TPS Mawar memiliki luas Tabel 3 menunjukkan pada setiap TPS
14,5 m2 dengan rincian 2,5 m x 5,75 m. TPS Sisir memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Untuk TPS
Stadion jika dihitung dari luas lahannya TPS ini tipe III dan II masih belum memiliki sarana
masuk kedalam TPS tipe I. TPS ini berupa wadah pengomposan pada TPS tipe I masih terdapat
komunal dan belum terdapat landasan kontainer, beberapa TPS yang tidak memiliki fasilitas
sarana pemilahan dan gudang. Kegiatan pemilahan.
pengolahan sampah hanya dilakukan dengan cara Analisis Kinerja Operasional TPS
pemilahan sampah pada TPS. TPS ini melayani
Analisis kinerja operasional TPS digunakan
Kelurahan Songgokerto RW 1-5. Jumlah petugas
untuk mengetahui kesesuaian TPS dengan
pada TPS Mawar yang bertugas dan melakukan
peraturan atau acuan normatif terkait
pengolahan sampah berjumlah 2 orang.
persampahan. Analisis ini dilakukan dengan cara
9) TPS Flamboyan
membandingkan kondisi eksisting TPS dengan
TPS Falmboyan terletak di Jalan Falmboyan
peraturan dan acuan normatif persampahan.
Kelurahan Songgokerto. TPS Falmboyan memiliki
Peraturan, acuan normatif atau literatur yang
luas 36 m2 dengan rincian 6 m x 6 m. TPS
digunakan berupa SNI 19-2454-2002, SNI 3242-
Flamboyan jika dihitung dari luas lahannya TPS ini
2008 dan Permen PU nomor 3 tahun 2013.
masuk kedalam TPS tipe I. TPS ini memiliki sarana
pemilahan namun belum memiliki gudang, Tabel 4. Penilaian Klasifikasi Kinerja Operasional
kegiatan pengolahan sampah hanya dilakukan TPS Kecamatan Batu
dengan cara pemilahan sampah pada TPS. TPS ini Nama TPS Total Skor Klasifikasi TPS
TPS Sisir Stadion 24 Sesuai
melayani Kelurahan Songgokerto RW 6-9. Jumlah TPS Kaliputih Sisir 23 Sesuai
petugas pada TPS Flamboyan yang bertugas dan TPS Temas 23 Sesuai
melakukan pengolahan sampah berjumlah 2 TPS Sumberejo 18 Kurang Sesuai
TPS Sidomulyo 1 22 Sesuai
orang. TPS Sidomulyo 2 24 Sesuai

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 113
POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI KECAMATAN BATU

Nama TPS Total Skor Klasifikasi TPS pengangkutan masih belum di tutup dengan
TPS Pesanggrahan 23 Sesuai
TPS Mawar 18 Kurang Sesuai terpal yang mengakibatkan sampah dapat
TPS Flamboyan 24 Sesuai berjatuhan dalam perjalanan menuju TPA
Sumber: Hasil Analisis, 2020 Tlekung. Bak pengangkut masih belum dilengkapi
Terdapat 7 TPS yang masuk dalam dengan pengaman air sampah dan pola
klasifikasi sesuai yaitu TPS Sisir Stadion, TPS pengangkutan masih menggunakan pola SCS atau
Kaliputih Sisir, TPS Temas, TPS Sidomulyo 1, TPS pola bak tetap sehingga waktu pengangkutan
Sidomulyo 2, TPS Pesanggrahan dan TPS menjadi lebih lama dan tenaga yang dibutuhkan
Flamboyan. Ketujuh TPS tersebut sudah sesuai menjadi lebih banyak karena moda yang
namun tidak ada dari ketujuh TPS tersebut yang digunakan adalah dump truck.
mendapatkan nilai maksimal. Kondisi tersebut
disebabkan karena masih belum terdapat Analisis Mass Balance
kegiatan dan sarana pengomposan. Berdasarkan Analisis Mass Balance digunakan untuk
SNI 3242-2008 TPS tipe II dan III harus memiliki mengetahui reduksi eksisting pada setiap TPS di
sarana pengomposan dan terdapat kegiatan Kecamatan Batu dan untuk mengetahui potensi
pengomposan. Kemudian masih terdapat reduksi sampah di TPS Kecamatan Batu. Dalam
beberapa TPS dengan residu sampah yang tidak melakukan analisis Mass Balance data yang
terangkut seluruhnya ke TPA, Masih terdapat diperlukan adalah data timbulan serta volume
beberapa TPS yang tidak dilengkapi dengan dan berat per jenisnya. Kemudian data recovery
sarana pemindahan seperti tempat pemilahan factor yang didapat dari berat sampah yang
dan gudang. TPS Kecamatan Batu pada sarana direduksi oleh petugas atau pemulung di setiap
pengangkut yaitu kendaraan pengangkut belum TPS Kecamatan Batu. Sehingga dapat diketahui
dilengkapi dengan pengaman air sampah. besaran potensi reduksi sampah pada 9 TPS di
Kesesuaian dari ketujuh TPS tersebut adalah Kecamatan Batu.
aksesibilitas yang baik, sarana pemindahan cukup
bagus, lokasi pengangkutan, frekuensi Volume dan berat timbulan sampah pada TPS
pengangkutan dan pola pengangkutan sudah Kecamatan Batu
bagus. Pada Tabel 5 menunjukkan volume
TPS di Kecamatan Batu yang mendapatkan timbulan sampah pada setiap TPS Kecamatan
penilaian kurang sesuai adalah TPS Sumberejo Batu, didapatkan data sampah jenis organik
dan TPS Mawar. TPS Sumberejo mendapatkan memiliki volume tertinggi yaitu sebesar 50,06 m3,
penilaian kurang sesuai karena aksesibilitas sampah plastik memiliki volume sampah sebesar
menuju TPS sangat sempit sehingga mobilisasi 11,21 m3, sampah kertas memiliki volume
moda pengangkutan menjadi sulit, sarana sebesar 8,22 m3, dan lain-lain 5,23 m3. Sampah
pemindahan masih belum dilengkapi dengan lain-lain terdiri dari sampah kaca, logam, kaleng,
tempat pemilahan, belum terdapat kegiatan karet dan kain.
pengomposan pada TPS Sumberejo dan sarana
Tabel 5. Volume Timbulan Sampah pada TPS
pengomposan dialih fungsikan. Karena jadwal
Kecamatan Batu (m3/hari)
pengangkutan yang terlambat pada TPS Volume Sampah Perjenis Sampah
Sumberejo mengakibatkan sampah tidak Volume (m3)
Nama TPS
terangkut seluruhnya ke TPA sehingga sampah Sampah
Organik Plastik Kertas
Lain-
lain
menumpuk di TPS. TPS Sisir
19,21 12,87 2,88 2,11 1,34
TPS Mawar mendapatkan penilaian kurang Stadion
sesuai dikarenakan sarana pemindahan masih TPS Kaliputih
11,27 7,55 17 1,24 0,79
Sisir
belum lengkap tidak terdapat landasan kontainer, TPS Temas 12,05 8,07 1,81 1,33 0,84
tempat pemilahan sampah dan tidak terdapat TPS
8,76 5,87 1,31 0,96 0,61
Sumberejo
gudang di TPS tersebut. Pola Pemindahan masih TPS
manual Pola Pemindahan sampah secara manual 6,56 4,39 0,98 0,72 0,46
Sidomulyo 1
dari TPS menuju kendaraan pengangkut dapat TPS
6 4,02 0,9 0,66 0,42
Sidomulyo 2
mengakibatkan waktu dan tenaga yang TPS
5,95 3,99 0,9 0,65 0,41
dibutuhkan menjadi semakin besar sehingga Pesangrahan
menjadi kurang efisien (Hartanto, 2006). Belum TPS Mawar 2.,07 1,4 0,31 0,23 0,15
TPS
terdapat kegiatan pengomposan dan sarana Falmaboyan
2.84 1,9 0,43 0,31 0,2
pengolahan masih kurang sesuai. Saat Jumlah 74,72 50,06 11,21 8,22 5,23

114 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Muhammad Ramadhani Miftahul Asa, Kartika Eka Sari, Christia Meidiana

Data volume sampah akan dikonversikan Berat sampah terbesar adalah sampah
menjadi data berat sampah dengan cara jenis organik dengan berat 14.453 kg, sampah
mengalikan volume sampah perjenis dengan lain-lain memiliki berat 2.513 kg, sampah jenis
satuan berat jenis sampah. Dalam pedoman IPCC kertas memiliki berat 737 kg dan sampah jenis
sampah dibagi menjadi 10 jenis sampah sebagai plastik memiliki berat 736,16 kg. Perhitungan
berikut Tabel 6. volume sampah, kemudian perhitungan sampah
per jenisnya dan perhitungan berat sampah
Tabel 6. Berat Jenis Sampah
No Komponen Sampah Berat Jenis (kg/m3) perjenisnya, digunakan untuk mengetahui nilai
1. Sampah Organik 288,34 recovery factor pada masing-masing TPS di
2. Sampah Plastik 65,68 Kecamatan Batu.
3. Sampah Kertas 80,71
4. Sampah Kayu 503,00 Tabel 8. Nilai Recovery Factor Eksisting TPS
5. Sampah Kain 65,80 Kecamatan Batu
6. Sampah Karet 125,75 Nilai Recovery Factor (%)
Nama TPS
7. Sampah Logam 320,38 Organik Plastik Kertas Lain-lain
8. Sampah Kaca 105,43 TPS Sisir Stadion 0 36,91 33,09 2,65
TPS Kaliputih Sisir 0 16,34 16,69 1,19
9. Sampah Kaleng 89,71
TPS Temas 0 10,47 8,32 0,91
10. Lain-lain 480,57
TPS Sumberejo 0 4,06 2,04 0,4
Sumber: Tchobanoglous, dkk. 1993 TPS Sidomulyo 1 0 2,65 1,5 0,24
Hasil perkalian volume sampah dengan TPS Sidomulyo 2 0 2,47 3,47 1,01
TPS Pesangrahan 0 12,42 10,94 3,42
berat jenis sampah dapat dilihat pada tabel 7. TPS Mawar 0 3,48 4,16 1,22
Berat sampah yang dihasilkan akan menjadi input TPS Falmaboyan 0 18,4 5,1 1,44
analisis mass balance. Jumlah 0 107,14 85,31 12,48
Rata-rata 0 11,9 9,48 1,39
Tabel 7. Berat Timbulan Sampah Pada TPS
Kecamatan Batu (kg/hari) Nilai recovery factor tersebsar berada di
Berat Sampah Perjenis Sampah (kg) TPS Sisir Stadion, karena pada TPS stadion
Volume
Nama TPS
Sampah Organik
Plasti Kerta Lain- pengolahan berupa pemilahan sampah anorganik
k s lain
dilakukan oleh petugas TPS Sisir Stadion.
TPS Sisir
Stadion 4.735,8 3.710,8 189,2 189,5 646,17 Terdapat 19 petugas TPS yang bertugas setiap
TPS hari dan timbulan sampah TPS Sisir Stadion paling
Kaliputih
Sisir 2.779,3 2.177,7 111,1 111,2 379,2
besar dibandingkan TPS yang lain. Kondisi ini
TPS Temas 2.969,8 2.327 118,6 118,8 405,2 membuat nilai recovery factor TPS Sisir Stadion
TPS menjadi besar. Pada TPS lain pemilahan sampah
Sumberejo 2.160,1 1692,6 86,3 86,4 294,7
TPS dilakukan oleh petugas sampah dan pemulung.
Sidomulyo Pada Kecamatan Batu sampah yang paling banyak
1 1.616,7 1.266,8 64,6 64,7 220,5 direduksi adalah sampah plastik karena sampah
TPS
Sidomulyo plastik mudah untuk didaur ulang dan memiliki
2 1.479,2 1.159,1 59,1 59,2 201,8 presentase yang banyak jika dibandingkan
TPS
Pesangrah
dengan sampah anorganik lainnya. Tidak
an 1.467,6 1.150,0 58,6 58,7 200,2 tersedianya pengolahan sampah organik pada
TPS TPS tipe II dan III juga berdampak pada jumlah
Mawar 514,23 402,93 20,5 20,5 70,1
TPS sampah organik yang tidak terolah menjadi besar.
Falmaboya Nilai recovery factor digunakan untuk
n 699,54 548,14 27,95 28 95,45 mengetahui reduksi sampah eksisting pada TPS
Jumlah 18.422, 14.435, 736,1 737,3 2.513,6
51 36 6 6 4 Kecamatan Batu yang dapat dilihat pada tabel 9.
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 9. Reduksi Sampah Eksisting pada TPS Kecamatan Batu
Berat Sampah Berat Sampah Tereduksi (kg/hari) Presentase
Nama TPS
(kg/hari) Organik Plastik Kertas Lain-lain Jumlah Sampah Tereduksi
TPS Sisir Stadion 4.735,83 0 69,86 62,71 17,14 149,71 3,16 %
TPS Kaliputih Sisir 2.779,3 0 18,14 18,57 4,5 41,21 1,48 %
TPS Temas 2.969,81 0 12,43 9,89 3,69 26 0,88 %
TPS Sumberejo 2.160,11 0 3,5 1,76 1,19 6,44 0,3 %
TPS Sidomulyo 1 1.616,74 0 1,71 0,97 0,53 3,21 0,2 %
TPS Sidomulyo 2 1.479,29 0 1,43 2,06 2,03 5,51 0,37 %
TPS Pesangrahan 1.467,66 0 7,26 6,43 6,86 20,57 1,4 %
TPS Mawar 514,23 0 0,71 0,86 0,86 2,43 0,47 %
TPS Falmaboyan 699,54 0 5,14 1,43 1,37 7,94 1,14 %
Jumlah 18.422,51 0 120,21 104,67 38,16 263,04 1,43 %

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 115
POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI KECAMATAN BATU

Jumlah sampah yang tereduksi sebesar berdasarkan SNI 3242-2008 TPS tipe I tidak
263,04 kg/hari dengan rincian 120,21 kg/hari mengharuskan terdapat sarana dan kegiatan
sampah plastik, 104,67 kg/hari sampah kertas, pengomposan. Penambahan lain dilakukan pada
sampah lain-lain sebesar 38,16 kg/hari dan belum sarana pengangkutan yaitu penambahan jadwal
ada reduksi sampah organik. Sehingga total ritasi pengangkutan serta penambahan penutup
sampah yang tereduksi pada TPS di Kecamatan minimal terpal pada kendaraan pengangkut.
Batu hanya 1,43%/hari dari keseluruhan total
Rekomendasi Potensi Reduksi Sampah Pada TPS
timbulan sampah pada setiap TPS di Kecamatan
Kecamatan Batu
Batu. Jumlah reduksi yang sedikit diakibatkan
karena kinerja TPS Kecamatan Batu masih kurang Potensi reduksi sampah pada TPS
sesuai dengan standar yang ada. Masih terdapat Kecamatan Batu dilakukan dengan cara
TPS dengan tipe TPS II dan III yang belum menambahkan sarana dan kegiatan
menerapkan sistem pengolahan yaitu kegiatan pengomposan. Pengomposan dilakukan karena
pengomposan. Kegiatan pengomposan yang presentase jenis sampah organik adalah yang
tidak ada tersebut juga diakibatkan belum terbesar, kemudian setiap TPS Kecamatan Batu
tersediaya fasilitas ruang pengomposan pada TPS belum melakukan pengolahan pengomposan.
tipe II dan III. Berdasarkan modul sampah TPS 3R kapasitas
produksi komposan pada TPS minimal sebanyak
Rekomendasi Kinerja Operasional TPS
600 kg/hari (Kementerian Pekerjaan Umum,
Rekomendasi analisis kinerja operasional 2010). Sehingga setelah dilakukan penambahan
TPS Kecamatan Batu dilakukan dengan cara potensi reduksi sampah nilai recovery factor
menyesuaikan parameter yang kurang sesuai menjadi sebagai berikut.
dengan SNI 19-2454-2002, SNI 3242-2008 dan Tabel 11. Potensi Nilai Recovery Factor
Permen PU nomor 3 tahun 2013. Hasil dari Nilai Recovery Factor (%)
Nama TPS
Organik Plastik Kertas Lain-lain
penyesuaian parameter dengan acuan normatif TPS Sisir Stadion 16,17 36,91 33,09 2,65
adalah sebagai berikut. TPS Kaliputih Sisir 27,55 16,34 16,69 1,19
Tabel 10. Rekomendasi Kinerja Operasional TPS TPS Temas 25,78 10,47 8,32 0,91
TPS Sumberejo 35,44 4,06 2,04 0,4
Nama TPS Total Skor Klasifikasi TPS
TPS Sidomulyo 1 47,36 2,65 1,5 0,24
TPS Sisir Stadion 27 Sesuai
TPS Sidomulyo 2 51,76 2,47 3,47 1,01
TPS Kaliputih Sisir 27 Sesuai
TPS Pesangrahan 52,17 12,42 10,94 3,42
TPS Temas 27 Sesuai
TPS Mawar 0 3,48 4,16 1,22
TPS Sumberejo 26 Sesuai
TPS Falmaboyan 0 18,4 5,1 1,44
TPS Sidomulyo 1 27 Sesuai
TPS Sidomulyo 2 27 Sesuai Jumlah 256,25 107,14 85,31 12,48
TPS Pesanggrahan 26 Sesuai Rata-rata 56% 23% 18% 3%
TPS Mawar 25 Sesuai Setelah dilakukan penambahan potensi
TPS Flamboyan 25 Sesuai besaran reduksi sampah organik dengan cara
Dalam meningkatkan kinerja operasional pengomposan, terdapat penambahan nilai
TPS dilakukan dengan menambahkan sarana recovery factor. Nilai recovery terbesar terdapat
kegiatan pengomposan pada TPS tipe II dan III. pada sampah jenis organik sebesar 56 %.
Kondisi tersebut disesuaikan dengan SNI 3242- Sedangkan pada sampah jenis lain atau sampah
2008 bahwa TPS tipe II dan III harus memiliki anorganik memiliki nilai yang tetap. Potensi
kegiatan dan sarana pengomposan sampah reduksi sampah Pada TPS Kecamatan Batu dapat
organik. Pada TPS tipe I hanya ditambahkan dilihat di tabel 12.
sarana pemilahan dan gudang karena
Tabel 12. Potensi Reduksi Sampah pada TPS Kecamatan Batu
Berat Sampah Berat Sampah Tereduksi (kg/hari) Presentase
Nama TPS
(kg/hari) Organik Plastik Kertas Lain-lain Jumlah Sampah Tereduksi
TPS Sisir Stadion 4.735,83 600 69,86 62,71 17,14 749,71 15,83 %
TPS Kaliputih Sisir 2.779,3 600 18,14 18,57 4,5 641,21 23,07 %
TPS Temas 2.969,81 600 12,43 9,89 3,69 626 21,07 %
TPS Sumberejo 2.160,11 600 3,5 1,76 1,19 606,44 28,07 %
TPS Sidomulyo 1 1.616,74 600 1,71 0,97 0,53 603,21 37,31 %
TPS Sidomulyo 2 1.479,29 600 1,43 2,06 2,03 605,51 40,93 %
TPS Pesangrahan 1.467,66 600 7,26 6,43 6,86 620,57 42,28 %
TPS Mawar 514,23 0 0,71 0,86 0,86 2,43 0,47 %
TPS Falmaboyan 699,54 0 5,14 1,43 1,37 7,94 1,14 %
Jumlah 18.422,51 4.200 120,21 104,67 38,16 4.463,04 24,23 %

116 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Muhammad Ramadhani Miftahul Asa, Kartika Eka Sari, Christia Meidiana

Tabel 12 menunjukkan jumlah sampah sarana pemindahan, sarana pengolahan,


yang tereduksi menjadi 4,463,04 kg/hari dengan sarana pengangkutan dan frekuensi
rincian 4.200 kg/hari sampah organik, 120,21 pengangkutan masih kurang sesuai. Pada
kg/hari sampah plastik, 104,67 kg/hari sampah TPS Mawar mendapat kategori kurang
kertas dan sampah lain-lain sebesar 38,16 sesuai diakibatkan oleh sarana
kg/hari. Sehingga total sampah yang tereduksi pemindahan, sarana pengolahan, sarana
pada TPS di Kecamatan Batu menjadi 24,25% dari pengangkutan, frekuensi pengangkutan
keseluruhan total timbulan sampah pada setiap dan pola pengangkutan masih kurang
TPS di Kecamatan Batu. Jumlah reduksi menjadi sesuai. Sedangkan 7 TPS lain yaitu TPS Sisir
naik secara signifikan dengan menambahkan Stadion, TPS Kaliputih Sisir, TPS Temas, TPS
sarana dan kegiatan pengomposan sampah Sidomulyo 1, TPS Sidomulyo 2, TPS
organik pada setiap TPS. Pesanggrahan dan TPS Flamboyan
mendapat kategori sesuai. Namun pada
KESIMPULAN ketujuh TPS tersebut tidak ada yang
Berdasarkan penjabaran dan hasil analisis mendapat skor sempurna dikarenakan
yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan belum terdapat sarana pengomposan.
kesimpulan. Berikut merupakan kesimpulan pada Sehingga dilakukan peningkatan dan
penelitian ini antara lain. penambahan pada sistem pemindahan,
1. Kecamatan Batu memiliki 9 TPS antara lain sistem pengolahan dan sistem
A. TPS Sisir Stadion pengangkutan di setiap TPS Kecamatan
B. TPS Kaliputih Sisir Batu.
C. TPS Temas Rekomendasi sistem pemindahan berupa
D. TPS Sumberejo penambahan tempat pemilahan pada TPS
E. TPS Sidomulyo 1 Kaliputih Sisir dan TPS Sumberejo.
F. TPS Sidomulyo 2 Penambahan sarana gudang pada TPS
G. TPS Pesanggrahan Kaliputih Sisir, TPS Temas, TPS Sumberejo,
H. TPS Mawar TPS Pesanggrahan dan TPS Flamboyan.
I. TPS Flamboyan Penambahan sarana tempat pengomposan
Kesembilan TPS tersebut memiliki tipe yang ditambahkan diseluruh TPS kecuali pada
berbeda-beda, dari pembahasan yang telah TPS Sumberejo karena sudah terdapat
dilakukan didapatkan pada Kecamatan sarana pengomposan di kondisi eksisting.
Batu terdapat 3 tipe TPS yaitu TPS tipe I, Pada TPS Mawar terjadi perubahan dari
TPS tipe II dan TPS tipe III. TPS yang wadah komunal menjadi landasan
terklasifikasi TPS tipe I antara lain TPS kontainer, fasilitas sarana pemilahan,
Kaliputih Sisir, TPS Mawar dan TPS penambahan sarana gudang dan
Flamboyan. TPS yang terkalsifikasi TPS tipe perubahan pola pemindahan dari manual
II antara lain TPS Temas, TPS Sumberejo, menjadi gabungan manual dan mekanis.
TPS Sidomulyo 1, TPS Sidomulyo 2 dan TPS Rekomendasi sistem pengolahan yaitu
Pesanggrahan. TPS yang terklasifikasi TPS menambahkan sarana pengomposan,
tipe III adalah TPS Sisir Stadion. sarana pemilahan dan penambahan
Pengklasifikasian TPS dilihat dari luasan kegiatan pengomposan pada setiap TPS
eksisting pada setiap TPS di Kecamatan Kecamatan Batu.
Batu. Tujuan dari pengklasifikasian TPS Rekomendasi sistem pengangkutan
dilakukan supaya dapat memberikan dilakukan dengan nambahkan sarana
arahan atau rekomendasi yang sesuai pengangkutan seperti penutup kontainer
dengan acuan atau peraturan minimal berupa terpal, menambah
persampahan yang berlaku. pengamain air sampah dan menambahkan
2. Pada kinerja operasional TPS Kecamatan jumlah ritasi pada TPS Sumberejo dan TPS
Batu, terdapat 2 TPS yang mendapat Sidomulyo 1.
kategori kurang sesuai yaitu TPS Sumberejo 3. Berdasarkan perhitungan mass balance
dan TPS Mawar. Kedua TPS tersebut untuk mengetahui potensi reduksi sampah
mendapat skor 18 yang diakibatkan pada pada TPS di Kecamatan Batu, didapatkan
TPS Sumberejo masih kurang sesuai dalam peningkatan reduksi yang signifikan,
peningkatan reduksi dilakukan khususnya

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 117
POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI KECAMATAN BATU

pada kegiatan pengomposan sampah Penutupan TPA Gampong Jawa Terhadap


organik karena sampah tersebut memiliki Kualitas Air Sumur. Serambi Engineering.
presentase komposisi terbanyak pada 5(3): 1165-1176.
setiap TPS. Peningkatan reduksi pada setiap Hartanto, W. 2006. Kinerja Pengelolaan Sampah
TPS antara lain, TPS Sisir Stadion sebesar di Kota Gombong [tesis]. Semarang (ID):
15,83%, TPS Kaliputih Sisir sebesar 23,07%, Universitas Diponegoro.
TPS Temas sebesar 21,07%, TPS Sumberejo Hendra, Y. 2016. Perbandingan Sistem
sebesar 28,07%, TPS Sidomulyo 1 sebesar Pengelolaan Sampah Di Indonesia dan
37,31%, TPS Sidomulyo 2 sebesar 40,93%, Korea Selatan: Kajian 5 Aspek
TPS Pesanggrahan sebesar 42,28%, TPS Pengelolaan Sampah. Aspirasi. 7(1): 77-
Mawar Sebesar 0,47%, dan TPS Flamboyan 91.
Sebesar 1,14%. Lukas, A. d. 2018. Peningkatan Mutu Penanganan
Jumlah keseluruhan reduksi sampah Limbah Rumah Sakit (SNI 3242:2008)
dengan adanya peningkatan reduksi disetiap TPS, dengan Penerapan Teknologi
jumlah sampah tereduksi pada Kecamatan Batu Karbonisasi. Jurnal Standardisasi. 20(2):
sebesar 4.463,04 kg/hari atau sebesar 24,23% 129 - 138.
perhari. Sehingga jumlah residu sampah yang Kementerian Pekerjaan Umum, K. P. 2010. Modul
diangkut ke TPA menjadi 13.959,47 kg/hari. Pengolahan Sampah 3R. Jakarta.
Reduksi sampah organik dilakukan di rumah Kementerian Pekerjaan Umum.
kompos pada setiap TPS tipe II dan III dan reduksi Pratama, R. A., & Ihsan, I. M. 2017. Peluang
sampah anorganik dilakukan dengan kegiatan Penguatan Bank Sampah untuk
pemilahan oleh petugas TPS atau pemulung. Mengurangi Timbulan Sampag
Diharapkan dengan kegiatan reduksi pada setiap Perkotaan. Jurnal Teknik Lingkungan.
TPS dapat menguragi sampah yang masuk ke TPA 18(1): 112-119.
secara signifikan. Sari, Filosovia Titis., Hardianto. 2011.
Perencanaan Material Recovery Facility
DAFTAR PUSTAKA Secara Manual di TPA Bulusan
Anonim. 2008. Undang-undang Nomor 18 Tahun Banyuangi. Jurnal Spectra. 18(9): 26-35.
2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Siyoto, dkk. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.
Jakarta Yogyakarta. Literasi Media Publising.
Arief, S. 2013. Pengelolaan Sampah Malang Raya Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Menuju Pengelolaan Sampah Terpadu Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
yang Berbasis Partisipasi Masyarakat. Sulistyorini, N. R., & Darwis, R. S. 2016. Partisipasi
Jurnal Humanity. 8(2): 195-208. Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 3242- Di Lingkungan Margaluyu Kelurahan
2008 tentang Pengelolaan Sampah di Cicurug. Jurnal Sosial Work. 5(1): 71-80
Permukiman. Jakarta Tchobanoglous, G. Theisen, H., & Vigil, S.A. 1993.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 19-2454- Integrated Solid Waste Management.
2002 tentang Tata Cara Teknik United States. McGraw-Hill.
Operasional Pengelolaan Sampah Widyarasna, I. W., & Zafira, A. D. 2015. Kajian
Perkotaan. Jakarta Pengembangan Sistem Pengelolaan
Darnas, Y., Anas, A. A., & Hasibuan, A. 2020. Sampah di Kabupaten Tangerang. Jurnal
Pengendalian Air Lindi Pada Proses Teknik Lingkungan. 21(1): 87-97.

118 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021

Anda mungkin juga menyukai