PROVINSI
JAWA BARAT
masyarakat. masalah sampah merupakan konsekuensi pertambahan penduduk perkotaan yang meningkat pesat. Namun, di samping itu jumlah timbulan sampah juga dipengaruhi oleh pendapatan, iklim, kebiasaan hidup, tingkat
manusia
proses
alam
yang
diikuti
dengan
manajemen
prasarana
dan
sarana
DEFINISI SAMPAH
B.
Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik dan tersusun oleh unsur-unsur
2.
3.
4.
5.
6
KOMPOSISI SAMPAH
Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masingmasing komponen yang terdapat pada buangan padat dan
distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen berat (%
berat), berat basah atau berat kering.
Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, program dan rencana manajemen persampahan suatu kota. (Yenni Ruslinda; Timbulan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah).
Komposisi sampah dikelompokkan atas sampah organik/
sampah basah (sisa makanan, kertas, plastik, tekstil, karet,
sampah halaman, kayu, dll) dan sampah anorganik/sampah
kering (bahan-bahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan
lain-lain).
7
Komposisi sampah perkantoran
8
SAMPAH PERKANTORAN
Di antara sumber-sumber sampah yang disebutkan di atas, salah satu
di antaranya adalah sampah yang berasal dari perkantoran. Jenis sampah yang paling umum ditemukan pada sebuah kantor adalah sebagai
berikut:
Kertas
Penggunaan kertas di perkantoran masih sangat tinggi
karena belum ada barang lain yang dapat menggantikan fungsi kertas. Kertas-kertas
yang telah digunakan untuk menulis, mencetak, dan menggambar biasanya dibuang
menjadi sampah. Karena itu daur ulang sampah kertas ini sangat dibutuhkan untuk
menambah nilai dan daya guna kertas itu sendiri. Setiap jenis kertas dipilah-pilah berdasarkan jenisnya masing-masing, kertas koran, kertas HVS, karton hingga kertas
warna warni.
Plastik
Salah satu sumber plastik pada perkantoran adalah kantin. Seperti gelas plastik termasuk bungkus makanan dan kertas-kertas yang mengandung plastik.
9
Sampah Elektronik
Meskipun tidak rutin setiap hari timbulannya tetapi potensial
dihasilkan seperti baterai bekas, printer bekas, cartridge bekas,
computer bekas dan lain-lain. Sampah elektronik termasuk
dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun sehingga
pengelolaannya berbeda dengan sampah lainnya.
Sampah Organik
Sampah organik adalah
pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering
disebut dengan kompos). Material sampah (organik) pada perkantoran berupa zat
tanaman, sisa makanan atau kertas, lebih spesifik sampah sisa-sisa tumbuhan seperti, daun-daun pepohonan di sekitaran kantor.
10
PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
Prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah lingkungan adalah harus diawali oleh perubahan cara kita memandang dan
memperlakukan sampah. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan
dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru adalah memandang sampah sebagai sumber daya
yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk kompos dan pakan ternak. Pengelolaan sampah
tidak hanya dilakukan pada rumah tangga saja, tetapi juga dapat dilakukan di perkantoran sebagai bagian dari perwujudan
Eco-office.
Prinsip utama mengelola sampah yang benar adalah mencegah timbulnya sampah, mengguna-ulang sampah, dan
mendaur-ulang sampah. Itulah prinsip 3R. Jika prinsip tersebut dijalankan dengan konsisten, maka akan mendatangkan out put yang nyata, yaitu mengurangi beban polutan, mendatangkan manfaat ekonomi dan menjadikan lingkungan
bersih, yang pada akhirnya menghasilkan outcome yang dapat langsung dirasakan, yaitu kesehatan dan penghasilan.
Namun demikian, pelaksanaan prinsip kelola sampah dengan 3R belum menjadi budaya dan kebiasaan di perkantoran. Untuk itu kantor Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka melakukan tindakan nyata pengelolaan sampah perkantoran,
akan mengolah sampah anorganik (sampah kering) yang berasal dari kegiatan perkantoran melalui kegiatan Bank Sampah
dan Daur Ulang dan sampah organik yang berasal dari kegiatan trimming taman dan kantin kantor melalui kegiatan komposting dan pembuatan pellet pakan ternak.
11
12
13
14
15
16
17
18
Untuk menerapkan pengelolaan sampah perkantoran terpadu berbasis masyarakat di perkantoran, perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
1.
Komposisi dan karakteristik sampah untuk memperkirakan jumlah sampah yang dapat dikurangi dan dimanfaatkan
2.
Karakteristik lokasi dan kondisi social ekonomi masyarakat perkantoran, untuk mengidentifikasi sumber sampah dan
pola penanganan sampah 3R yang sesuai dengan kemampuan masyarakat perkantor;
3.
Metode penanganan sampah 3R, untuk mendapatkan formula teknis dan prasarana dan sarana 3R yang tepat dengan
kondisi masyarakat perkantoran;
4.
Proses pemberdayaan masyarakat untuk menyiapkan penghuni kantor dalam perubahan pola penangan sampah dari
proses konvensional (kumpul angkut buang) menjadi pola 3R;
5.
Uji coba pengelolaan, sebagai ajang pelatihan bagi penghuni kantor dalam melaksanakan berbagai metode 3R;
6.
Kelanjutan pengelolaan, untuk menjamin kesinambungan proses pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh
masyarakat/penghuni kantor secara mandiri.
7.
Minimisasi sampah hendaknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan menghemat penggunaan bahan,
membatasi konsumsi sesuai kebutuhan, memilih bahan yang mengandung sedikit sampah;
8.
Upaya memanfaatkan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah sesuai fungsinya seperti penggunaan
botol minuman atau kemasanlainnya
19
Pemilahan
Timbulan Sampah
anorganik
20
21
Pewadahan
Untuk mencegah terjadinya pencampuran antara kedua jenis sampah yang telah dipilah, maka perlu adanya pewadahan
untuk masing-masing jenis sampah tersebut. Pewadahan juga dimaksudkan agar tidak dilakukan pemilahan lagi di TPS
dan TPA.
22 Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan dengan mengambil sampah yang telah ditempatkan dalam wadah yang
telah dipilah tadi. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan truk sampah.
23
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Tempat penampungan sampah sementara (TPS) perlu dikondiskan sesuai dengan sumber sampah yang sudah dipilah. Jadi
TPS yang dibuat harus dipisahkan/dipilahkan untuk sampah organik dan sampah anorganik. (sampah basah dan sampah
kering).
Dilokasi TPS ini selain dipisahkan untuk sampah basah dan kering di lokasi TPS ini juga dapat melakukan kegiatan pemilahan lagi, apabila sampah yang berasal dari sumber belum dilakukan pemilahan, atau sampah dari sumber sudah dilakukan
pemilahan tetapi belum sempurna.
Selain kegiatan pemilahan sampah di Tempat penampungan sampah sementara (TPS), dapat dilakukan pengolahan sampah
(intermediate treatment) dengan melakukan program pengomposan untuk sampah organik, dan kegiatan daur ulang sampah anorganik (BANK Sampah) seperti kertas, plastik, besi, aluminium, karton, bulky waste, sampah elektronik/e-Waste
dll. Jadi dengan adanya pemilihan dan pengolahan yang ada di setiap sumber sampah yang akan diangkut ke TPA akan
berkurang semaksimal mungkin; demikian pula proses pengolahan dengan daur ulang kompos dan sampah organik akan
menjadi lebih optimal.
24
25
26
BANK SAMPAH
Tujuan dibangunnya bank sampah
sebenarnya
bukan
bank
pah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan
dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank
sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan ling-
27
www.vemale.com
28
Tempat penampungan sementara dapat disesuaikan dengan peruntukkannya jika tidak ada kegiatan lain selain
penampungan maka tempat penampungan sampah sementara dapat berupa tempat sampah permanen yang ukurannya disesuaikan dengan lahan yang tersedia dan sebaiknya TPS ditempatkan di halaman depan, hal ini bertujuan
agar mempermudah dalam proses pengangkutan
29
Pengangkutan
Pengangkutan sampah yang dilakukan mulai dari TPS ke TPA menggunakan mobil bak terbuka berupa drum
truk atau container. Sampah yang diangkut adalah sisa sampah yang tidak diolah atau dijual.
30
PENUTUP
sampah kantor dapat dijalankan dengan mudah dibandingkan dengan pemukiman dimana para penduduknya tidak terikat satu dengan yang lainnya.
BPLHD
Jl.
PROVINSI
Naripasn
4204871
Fax.
JAWA
No.
022
25
Telp.
4231570
BARAT
022
Bandung
40111