Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN TAMPAN

KOTA PEKANBARU
Oleh :
Widia Wira Dinata
widiawiradinata@gmail.com

Pembimbing : Dadang Mashur S.sos, M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi – Prodi Ilmu Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya JL. HR. Subrantas Km. 12,5 simp. Baru Pekanbaru 28294 Telp/Fax.
0761-63277

Abstract
Efforts to implement the waste management services business District of Tampan
Pekanbaru issued Perda No. 5 of 2000 on Public Order, one of which includes environmental
cleanliness . Environmental hygiene aims to keep K3 in an environment that is Beauty ,
Health and Sanitation . The services provided to the public in order to overcome the problem
of garbage strewn everywhere. From observations of researchers in the field of more than 10
polling stations in the District Charming Pekanbaru City. The purpose of this study was to
determine how the system of waste management services in the District Charming Pekanbaru
City and to determine the factors that affect the system of waste management services in the
District Charming Pekanbaru. This research was conducted in the District Charming
Pekanbaru, using qualitative descriptive method, with the technique of collecting data
through observation and interviews. This research was conducted by using a theory
according to which Ratminto provide a quality service, with the Clarity, Timeliness,
Responsibility and the Means and Prsasarana adequate.

Results of this study concluded that the services rendered local government
especially the District Handsome not implemented effectively. This is evident by the
invisibility of trash are still scattered along the road, there are many wild TPS and garbage
rotting in the gutters and drains. This happens because of a lack of coordination between the
Head of Trantib related to the team and the lack of traction on the government in
implementing the regulations. As well as the socialization of the janitor and the authority that
has been given to RT, RW each region.

Keyword : system, service, management

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 1


PENDAHULUAN sampah organik dapur (sisa makanan, dll.)
Kebersihan dalam suatu wilayah rata-rata perhari 1,32 Kg = 1,43 liter,
mencerminkan kehidupan masyarakat produksi sampah organik halaman
yang teratur, disiplin dan patuh pada (dedaunan, dll.) rata-rata per hari 1,61 Kg
peraturan yang telah dibuat oleh = 3,55 liter =3,5 liter, produksi sampah
pemerintah setempat, untuk menciptakan anorganik daur ulang rata-rata per hari
wilayah yang bersih banyak faktor yang 0,84 Kg = 1,85 liter =1,9 liter, produksi
harus dipertimbangkan dan direncanakan sampah anorganik tidak daur ulang rata-
secara matang tentu tidak begitu mudah, rata per hari 0,01 Kg = 0,1 liter. Jadi total
jika berbicara tentang kebersihan tidak berat sampah yang diangkut satu unit
akan terlepas dari masalah pengelolaan mobil colt diesel mencapai 2500 Kg yang
sampah secara baik dan benar. Bagaimana beroperasi berjumlah delapan unit mobil
sistem pelayanan pengelolaan sampah colt diesel dan 1.600 kg untuk mobil L-
mulai dari pengangkutan sampah, wilayah 300 yang berjumlah 2 unit mobil L-300.
yang akan di angkut sampahnya, rute dan Pengelolaan sampah dilakukan dengan
jam operasionalnya. cara memilih dan memisahkan jenis
sampah yang dilakukan di TPA dan dapat
Selain masalah pengangguran dan dikelola kembali untuk sampah yang bisa
kriminalitas di kota besar sampah juga di daur ulang. Kecamatan sendiri telah
menjadi faktor utama dalam lingkungan membuat organisasi baru yang telah di
yang indah sehat dan terbebas dari realisasikan yaitu BANK sampah yang di
sampah. Salah satunya Kota Pekanbaru ambil dari sekolah-sekolah untuk di daur
yang tidak luput dari masalah sampah ulang.
khususnya di Kecamatan Tampan yang
beralasan karena setiap tahun Dalam Peraturan Menteri pekerjaan
penduduknya semakin padat, selain itu umum Nomor: 21/PRT/M/2006 tentang
banyak terlihat sampah yang berserakan di kebijakan dan strategi nasional
pinggiran jalan, semakin banyaknya TPS pengembangan sistem pengelolaan
liar yang tidak diinginkan. Di Kecamatan persampahan disebutkan tentang beberapa
Tampan juga terdapat Universitas Negri syarat untuk mencapai kondisi masyarakat
yaitu Universitas Riau (UNRI) yang yang hidup sehat dan sejahtera di masa
memiliki mahasiswa/mahasiswi terbanyak yang akan datang, baik yang tinggal di
daripada universitas lainya di kota daerah perkotaan maupun perdesaan, akan
Pekanbaru, dan kebanyakan dari sangat diperlukan adanya lingkungan
mahasiswa/i tersebut adalah anak luar permukiman yang sehat. Dari aspek
daerah yang secara ototmatis mereka persampahan maka kata sehat akan berarti
tinggal sementara atau mengontrak daerah sebagai kondisi yang akan dapat dicapai
kampus adalah salah satu alasan produksi bila sampah dapat dikelola secara baik
sampah tentu semakin meningkat. sehingga bersih dari lingkungan
permukiman dimana manusia beraktifitas
Padatnya suatu lingkungan sangat di dalamnya. Secara umum, daerah
berpengaruh dengan aktifitas kerja, perkotaan atau perdesaan.
sekolah, rumah tangga, kantor, pasar dan
pabrik yang menghasilkan sampah setiap Untuk pengelolaan permasalahan
harinya, bisa diperkirakan produksi sampah yang ada di pekanbaru, sesuai
sampah perharinya untuk satu KK rata-rata pada Perda No. 5 Tahun 2002 tentang
mencapai 3,78 Kg = 6,96 liter/7 liter, ketertiban umum tepatnya pada Pasal 6
produksi sampah organik perhari 2,93 Kg pada poin (f) yang berbunyi “dilarang
perhari=4,98 liter /5 liter, produksi sampah membuang sampah atau kotoran dijalan
anorganik rata-rata mencapai 0,85 jalur hijau taman dan tempat umum atau
Kg=1,98 liter /2 liter per hari, produksi perkarangan-perkarangan, membuat atau

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 2


menggunakan lobang untuk menumpukkan Menurut Ratminto (2006 : 22)
kotoran/sampah yang kelihatan dari jalan bahwa : keberhasilan sistem pelayanan
umum, kecuali mendapat izin dari yang baik dapat dilihat dari :
Pemerintah atau Pejabat yang ditunjuk.
Akan tetapi sampah-sampah tersebut 1. Adanya kesederhanaan.
masih saja sering terlihat disepanjang jalan 2. Adanya kejelasan.
seperti dijalan Kubang Raya, sampah 3. Adanya ketepatan waktu.
tersebut dibuang dijalan itu dan membusuk 4. Adanya akurasi.
sehingga merusak citra Jalan itu. Bukan 5. Adanya keamanan.
hanya itu sampah juga terlihat di sepanjang 6. Adanya tanggung jawab.
jalan lain nya termasuk pada jalan 7. Disiplin dan ramah tamah.
Protokol, keterlambatan pengangkutan 8. Kelengkapan sarana dan
sampah membuat jalan terlihat kotor prasarana
bahkan pada jam yang seharusnya sampah Mahmudi (2005:229) mengatakan
sudah harus bersih. Ini disebabkan bukan pelayanan publik adalah segala kegiatan
hanya kelalaian petugas kebrsihan sampah pelayanan yang dilaksanakan oleh
akan tetapi tidak tertibnya masyarakat penyelenggara pelayanan publik sebagai
membuang sampah yang bukan pada jam upaya pemenuhan kebutuhan publik dan
nya sampah sudah dibuang. Tumpukan pelaksanaan ketentuan peraturan
sampah yang berserakan juga terlihat pada perundang-undangan.
jalan Lintas seperti didepan UIN SUSKA
Panam, sampah tersebut datang dari warga Menurut Tampu Bolon dalam
Kampar yang membuang tumpukan Monang Sitorus (2009:55) pelayanan
sampah, tetapi itu tetap menjadi tanggung adalah melakukan sesuatu yang baik bagi
jawab pihak kebersihan Kota Pekanbaru orang lain, sehingga pelayanan
khususnya Kecamatan Tampan karena mengandung arti adanya pihak yang
masih dalam cakupan wilayah Kecamatan melayani yang disebut pelayan, adanya
Tampan, sampah juga sering terlihat pada pihak yang dilayani yang disebut
selokan, parit kolam dan sungai seperti pelanggan, terjadinya proses melayani dan
yang tertera pada Perda No. 5 Tahun 2000 dilayani atau memberi dan menerima.
pada BAB II pasal 2.
Menurut Paiman Napitupulu
(2007:164) pelayanan publik adalah
serangkaian kegiatan /proses pemenuhan
KONSEP TEORI kebutuhan orang lain secara lebih
Menurut Imbalo (2003 : 19) memuaskan berupa produk jasa dengan
adalah : organisasi pelayanan yang sejumlah cirri seperti tidak trwujud, cepat
bermutu adalah pelayanan yang selalu hilang, dapat dirsakan daripada dimiliki,
berupaya memenuhi harapan masyarakat dan pelanggan lebih cepat berpartisipasi
sebagai pengguna jasa layanan aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.
tersebut.Dalam hubungan tersebut,
Soepodo (2003 :13) menyatakan Menurut Roth dalam Sri (2006)
pelayanan publik adalah segala bentuk menjelaskan bahwa pelayanan publik yang
kegiatan institusi yang mempresentasekan disediakan dapat berupa barang dan jasa
segala tugas dan fungsi pemerintah/Negara unutk kepentingan masyarakat, baik itu
dalam pemenuhan hak-hak dan kewajiban sebagai kelompok masyarakat/ organisasi
masyarakatnya dalam kehidupan maupun sebagai individu.
berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks ini pelayanan
publik selain merupakan keharusan
dilaksanakan oleh pemerintah juga

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 3


dimaksudkan untuk memulihkan kualitas pelayanan publik merupakan hasil
kepercayaan (kredibilitas) birokrasi interaksi dari berbbagai aspek, yaitu
pemerintah. Menurut Ashari (2003:45), system pelayanan, strategi dan pelanggan
secara teoritik beberapa persyaratan yang dimana system pelayanan publik yang baik
harus dipenuhi agar pelayanan publik akan menghasilkan kualitas pelayanan
dapat efektif yaitu : yang baik pula. Suatu system yang baik
memilik dan menerapkan prosedur
1. Organisasi harus mempunyai pelayanan yang jelas dan pasti serta
kemampuan untuk mekanisme kontrol dalam dirinya sehingga
melaksanakan pelayanan publik segala bentuk penyimpangan yang terjadi
(memenuhi performance). secara mudah dapat diketahui.
2. Isi pelayanan harus sesuai
dengan kebutuhan (need) dari Sinambela dkk, (2008:6) mengatakan
masyarakat. Kebutuhan ini kualitas pelayanan prima tercermin dari ;
berhubungan dengan utilitas
fasilitas pelayanan publik. 1. Transparansi yaitu
3. Masyarakat mempunyai pelayanan yang bersifat
kepercayaan trust kepada terbuka mudah dapat diakses
organisasi penyelenggaraan oleh semua pihak yang
pelayanan publik ( terkait membutuhkan dan
dengan partisipasi dan disediakan secara memadai
komitmen nasional ) serta mudah dimengerti.
4. Organisasi pelayanan publik 2. Akuntabilitas yaitu
harus selalu siap dan pelayanan dapat
beradaptasi dengan perubahan dipertanggung jawabkan
lingkungan (nilai-nilai baru sesuai dengan peraturan
dalam pelayanan publik). perundang-undangan.
Persyaratan ini menyangkut 3. Kondisional yaitu pelyanan
soal persoalan responsiveness. yang sesuai dengan kondisi
Gronroos dalam Ratminto dkk dan kemapuan pemberi dan
(2006: 21) menjelaskan bahwa pelayanan penerima pelayanan dengan
adalah usaha aktifitas atau serangkaian tetap berpegang pada prinsip
aktifitas yang bersifat tidak kasat mata efesiensi dan efektifitas.
(tidak dapat diraba) yang terjadi akibat 4. Partisipatif yaitu pelayanan
sebagai akibat adanya interaksi antara yangdapat mendorong peran
dengan konsumen dengan karyawan atau serta masyarakat dengan
hal-hal lain yang disediakan oleh memperhatikan aspirasi
perusahaan pemberi pelayanan yang kebutuhan dan harapan
dimaksudkan untuk memecahkan masyarakat.
permasalahan konsumen/pelanggan 5. Kesamaan hak yaitu
pelayanan yang tidak
Kualitas adalah kondisi dinamis melakukan diskriminasi
yang berhubungan dengan produk dan dilihat dari aspek apapun
jasa, sumber daya manusia, proses khususnya susku, ras,
lingkungan yang memenuhi atau melebihi agama, golongan, status
harapan konsumen (Goetsch dan Davis: social.
2001). 6. Keseimbangan hak dan
kewajiban yaitu pelayanan
Albhert dan zemke dalam yang mempertimbangkan
Dwiyanto (2006:140), mengatakan aspek keadilan antara

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 4


pemberi dn penerima pelayanan dalam Tjiptono (2004:60)
pelayanan publik. mengatakan apabila pelayanan yang
diterima atau dirasakan sesuai dengan
Kepuasan pelanggan menurut yang diharapkan, maka pelayanan yang di
Schanars dalam Tjiptono (2004) presepsikan sebagai kualitas yang ideal.
menyebut bahwa pada dasarnya tujuan dari Sebaliknya jika pelayanan yang diterima
suatu bisnis atau usaha adalah lebih rendah dari yang diharapkan, maka
menciptakan rasa puas terhadap kualitas pelayanan dipresepsikan buruk.
pelanaggannya. Schaners juga Dengan demikian baik tidaknya kualitas
menyebutkan bahwa terciptanya kepuasan pelayanan yang diberikan providers
pelanggan dapat memberikan beberapa (penyedia layanan) tergantung pada
manfaat di antaranya adalah hubungan kemampuan penyedia pelayan dalam
antara pelanggan dengan instansi menjadi memenuhi harapan pelanggannya secara
harmonis, memebrikan dasar yang baik konsisten.
bagi pembeli ulang.
Pelayanan pengelolaan sampah
merupakan suatu pelayanan pengelolaan
METODE sampah yang disedikan oleh Pemerintah
Metode yang dipakai dalam Kota Pekanbaru yang perpanjangan tangan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dserahkan kepada Camat Tampan Kota
yang menggambarkan atau melukiskan pekanbaru yang mengaju pada Perda No. 5
keadaan subjek dan objek, suatu sistem Tahun 2000 pada BAB II pasal 2 yang
pemikiran atau suatu peristiwa pada masa bertujuan untuk menyadarkan masyarakat
sekarang dengan maksud untuk dalam mengelola sampah. Untuk
memberikan gambaran secara sistematis mengetahui upaya-upaya Pelayanan
mengenai fakta-fakta atau fenomena yang Pengelolaan Sampah, penulis melihatnya
ada dilapangan dengan pendekatan melalui proses pelayanan berdasarkan
deskriptif kualitatif. Ratminto yaitu :
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar 1. Kejelasan
alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan Kejelasan adalah jelas saat bekerja
dengan jalan melihatkan berbagai metode dan tidak main-main, tidak membuang
yang ada. waktu.
a. Kejelasan tanggung jawab
HASIL
A. Sistem Pelayanan Pengelolaan Tanggung jawab adalah dimana
Sampah di Kecamatan Tampan seseorang dapat membela atau
Kota Pekanbaru menjelaskan suatu perkara yang ditangani
nya, berani menanggung akibat dan
Adapun untuk melihat sistem memberi jawaban ketika ada kesalahan.
pelayanan pengelolaan sampah di Tanggung jawab diperlukan untuk dapat
Kecamatan Tampan di Kota Pekanbaru menyelesaikan sesuatu dan untuk meraih
seperti yang telah dijelaskan pada bab sesuatu. Manfaat memiliki tanggung jawab
sebelumnya. Jogianto (2005:2), sistem pada pekerjaan yang diberikan dalam
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang mengelola kebersihan sampah.
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu b. Kejelasan kedudukan
kejadian-kejadian dan kesatuan yang
nyata, seperti tempat, dan orang-oran Yang selanjutnya yaitu kejelasan
gyang betul-betul terjadi. sedangkan mengenai kedudukan, disini artinya

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 5


petugas atau seseorang yang ada dalam membuang waktunya bekerja maka suatu
organisasi tersebut sebenarnya dapat pekerjaan tersebut tidak akan selesai
mempermudah dalam melakukan dengan baik dan benar, bahkan bisa
koordinasi dan hubungan, sebab adanya menyebabkan pekerjaan terbengkalai dan
penyelesaian mengenai suatu fungsi yang tidak selesai.
telah dipercayakan kepada seseorang atau
anggota petugas kebersihan. Kedudukan a. Akurasi pelayanan untuk
jabatan kerja yang dimiliki petugas memastikan kedatangan
kebersihan, ada sebagai tukang sapu, penjemputan ke TPS dan
buruh angkut, supir dan ketua yang keberangkatan ke TPA secara
memimping dari seluruh anggota petugas. akurat dan teratur.

c. Kejelasan mengenai jalur Akurasi pelayanan adalah


hubungan ketelitian, kecermatan,dan ketepatan waktu
dalam memberikan upaya, tindakan untuk
Fungsi selanjutnya yaitu kejelasan menyiapkan/mengerjakan sesuatu
jalur hubungan maksudnya dalam keperluan orang banyak atau masyarakat
melaksakan pekerjaan dan tanggung jawab umum sehingga orang yang dilayani
setiap petugas kebersihan maka akan merasa puas akan kinerja yang telah
dibutuhkan kejelasan hubungan yang diberikan.
tergambar dalam struktur sehingga dalam
jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin b. Prosedur pelayanan yang baik
lebih efektif dan dapat saling memberikan Pelayanan yang baik membutuhkan
keuntungan. instruktur pelayanan atau panduan layanan
d. Kejelasan mengenai uraian tugas yang diberikan kepada petugas kebersihan
untuk masyarakat banyak. Pelayanan yang
Kejelasan mengenai uraian tugas akan seharusnya diberikan adalah pelayanan
sangat membantu pihak atasan untuk dapat yang memiliki ciri-ciri tersendiri misalnya
melakukan pengawasan maupun terutama dari petugas kebersihan yang
pengendalian, dan juga bagi petugas akan selalu menanamkan semangat kerja
dapat lebih berkosentrasi melakukan sehingga saat bekerja membersihkan dan
pekerjaan karena uraian yang jelas telah mengangkut sampah tidak ada sampah
ditentukan. yang tertinggal, sampa-sampah yang
diangkut tepat waktu sehingga kebersihan
Minimnya petugas kebersihan dalam lingkungan lebih terjaga.
sampah juga menyebabkan sampah-
sampah tidak semua terangkut masih 3. Tanggung jawab
banyaknya sampah yang tertinggal bukan
hanya kesalahan petugas kebersihan Tanggung jawab merupakan hal
melainkan dari masyarakat itu sendiri. yang paling sangat dibutuhkan dalam suatu
pekerjaan dengan adanya tanggung jawab
2. Ketepatan waktu petugas dapat bekerja dengan maksimal
terlaksana dengan lancar dan tidak asal
Waktu adalah seluruh rangkaian dalam bekerja karena suatu hal yang telah
saat ketika berproses perbuatan atau dilakukan akan di perhitungkan dan
keadaan yang berlangsung. Ketepatan dipertanyakan hasilnya bagi orang banyak.
waktu merupakan disiplin waktu dalam
bekerja, tidak datang terlambat dan pulang a. Kepedulian petugas kebersihan
nya dipercepat, ketepatan waktu dalam dalam memberikan pelayanan
menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan kepada masyarakat
faktor utama. Semakin lama seseorang

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 6


Kepedulian yang dimiliki oleh pekerjaan khususnya bagi petugas
petugas kebersihan dalam memberikan kebersihan sampah lengkapnya alat-alat
pelayanan seharusnya melalui kesadaran yang dibutuhkan dalam mengangkut
petugas kebersian dengan sednirinya, sampah serta kelengkapan pakaian petugas
memberikan pelayanan yang baik dan kebersihan. Kurangnya sarana dan
tidak mengecewakan masyarakat banyak prasarana yang tersedia membuat
yang masih saja ada yang mengeluh akibat pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan
sampah yang tidak terangkut dan sampah baik dan maksimal.
yang berserakan di pinggiran jalan dan
semakin banyak nya ditemui TPS-TPS Seperti kita ketahui bersama bahwa
liar. sampah yang tidak ditangani dengan benar
dapat menimbulkan bau, penyebaran
Seperti yang dapat kita lihat dari penyakit hingga terganggunya lestari
hasil wawancara tersebut baik dari lingkungan. Beberapa permasalahan yang
Pemerintah dan petugas itu sendiri sudah timbul dalam sistem pengelolaan sampah
memberikan pelyanan dalam pengelolaan yang terjadi selama ini adalah :
sampah dengan bijak dan tanggung jawab,
akan tetapi menurut pemerintah ataupun a. Dari segi pengumpulan sampah
petugas kebersihan itu sendiri belum dirasa kurang efisien karena mulai
memungkinkan untuk satu pendapat dari sumber sampah sampai
dengan masyarakat yang dilayani. ketempat pembuangan akhir,
sampah belum dipilah-pilah (masih
b. Pahami rute kerja dan bagian bersifat manual), sehingga
masing-masing petugas kebersihan kalaupun akan diterapkan teknologi
lanjutan berupa komposting
Pemahan rute kerja harus dikuasi maupun daur ulang perlu tenaga
oleh petugas kebersihan sehingga saat untuk pemilihan menurut jenisnya
bertugas tidak ada lagi yang salah akan sesuai dengan yang dibutuhkan,
rute kerja yang ditetapkan, seperti bagian dan hal ini akan memerlukan dana
khusus perumahan petugas kebersihan maupun menyita waktu.
harus menguasai nama perumahan yang b. Pembuangan akhir ke TPA dapat
akan diangkut sampah nya serta tau rute menimbulkan masalah, diantaranya
perjalanan nya. Petugas kebersihan khusus :
bagian jalanan juga harus menguasai rute Perlu lahan yang besar bagi tempat
perjalanan dan mengetahui jalan mana saja pembuangan akhir seehingga hanya
yang sampahnya akan di angkut sehingga cocok bagi kota yang masih
tidak terjadi kesalahan kerja. mempunyai banyak lahan yang
Sarana adalah segala sesuatu yang tidak terpakai. Bila Kota semakin
dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk bertambah jumlah pendududkya,
mencapai maksud dan tujuan dari suatu maka sampah akan semakin
proses produksi. Contoh : seperti cangkul, bertambah banyak jumlah dan
sabit, sapu, sekop sampah pengait sampah jenisnya. Hal ini akan semakin
keranjang sampah dan lain sebagainya. akan semakin bertambah juga
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu luasan lahan di TPA tapi pada
yang merupakan penunjang utama kenyataan nya lahan TPA yang
terselenggaranya kinerja. Contoh : lahan, berada di Palas tersebut tidak
jalan, parit, mobil tempat kerja dll. bertamabah luas lahanya. TPA
dapat menjadi lahan yang subur
Kelengkapan sarana dan prasarana bagi pembiakan jenis-jenis bakteri
tentu jadi pendukungnya dalam suatu serta bibit penyakit lain juga dapat
menimbulkan bau tidak sedap di

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 7


puluhan bahkan ratusan meter yang dengan lancar, sumber daya manusia
pada akhirnya akan mengurangi (SDM) yang baik agar pelaksanaan
nilai estetika dan keindahan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan
lingkungan. dapat membantu pemanfaat pelayan
pengelolaan sampah bagi masyarakat dapat
B. Faktor-Faktor Yang merassakan pelayanan yang berkualitas.
Mempengaruhi Sistem Pengetahuan tentang sistem pelayanan
Pelayanan Pengelolaan Sampah pengelolaan sampah hendaknya setiap
di Kecamatan Tampan Kota masyarakat mengetahui agar masyarakat
Pekanbaru tidak lagi mengganggap masalah sampah
adalah masalah yang sepele bahkan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sampah berdampak sangat buruk bahkan
sistem pelayanan pengelolaan sampah di salah satu penyebab terjadinya banjir
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah karena masalah sampah.
penulis menyimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem pelayanan 3. Tidak adanya pengawas yang
pengelolaan sampah tersebut adalah : ditunjuk untuk menertibkan
masalah sampah
1. Kurangnya sosialisai dan kepada
kelompok sasaran Untuk tercapainya tujuan
Sosialisasi adalah sebuah proses Pemerintah tentang sistem pelayanan
penanaman atau transfer kebiasaan atau sampah di Kecamatan tampan kota
nilai dan aturan dari satu generasi ke Pekanbaru seharusnya pemerintah
generasi lainnya dalam sebuah kelompok menetapkan pengeawas yang ditunjuk
atau masyarakat. Sejumlah sosiolog untuk menertibkan masalah sampah,
menyebut sosialisasi sebagai teori biasanya pengawasan ini dilakukan oleh
mengenai peranan (role theory). Karena Satpol PP di Kecamatan ituu, namun dari
dalam proses sosialisasi diajarkan peran- Satpol PP sendiri menjelaskan untuk
peran yang harus dijalankan oleh individu. pengawasan kelapangan langsung sangat
Komunikasi dan sosialisasi jarang dilakukan, hampir sama dengan
dianggap sebagai faktor yang amat sosialisai hanya 1 kali dalam satu periode
penting, karena menjembatani antara saja. Kurangnya pengawasan yang
pemerintahan kecamatan dan pihak yang dilakukan dari Pemerintahan membuat
terkait dengan masyarakat dalam masyarakat tidak merasa takut sama sekali
pelaksanaan sistem. sehingga dapat saat membuang sampah sembarangan
diketahui apakah pelaksanaan suatu sistem karena pengaturan dan penertiban yang
pelayanan berjalan dengan efektif dan dilakukan pemerintah sangat jarang terjadi.
efisien tanpa ada yang dirugikan. kurangnya pengawasan yang dilakukan
mempengaruhi pencapaian tujuan dan
2. Kurangnya pengetahuan dan tingkat kinerja sistem pengelolaan sampah
pemahanan terhadap sistem karena koordinasi merupakan proses
pelayanan pengelolaan sampah penyatu panduan sasaran dan kegiatan dari
unit-unit yang terpisah untuk mencapai
Pada prinsipnya berkaitan dengan tujuan sistem atau penertiban secara
sumber daya manusia (SDM) yang efisien dan efektif.
merupakan salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan sistem KESIMPULAN
pelayanan pengelolaan sampah karena
dengan kualitas sumber daya manusia Dari hasil penelitian penulis tentang
yang baik maka pelaksanaan sistem Sistem Pelayanan Pengelolaan Sampah di
pengelolaan sampah tersebut akan berjalan kecamatan Tampan Kota Pekanbaru maka

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 8


kesimpulan peneliti tentang sistem pelayanan pengelolaan sampah dengan
pelayanan pengelolaan sampah dapat kualitas Sumber Daya Manusia disebabkan
dilihat dari 4 konsep yaitu : Kejelasan, kurangnya memiliki pengetahuan dan
Ketepatan Waktu, Tanggung Jawab dan pemahaman sistem tersebut jika SDM
Kelengkapan Sarana dan Prasarana. memiliki pengetahuan dan pemahan yang
Kejelasan dalam bertugas memberikan baik, maka pelaksanaan sistem pelayanan
pelayanan terhadap masayarakat pengelolaan sampah dapat berjalan dengan
mengelola sampah sudah cukup baik, baik. Tidak adanya pengawas yang
kejelasan saat bertugas dan mengetahui ditunjuk dalam penertiban pengelolaan
rute kerja dan masing-masing bagian yang sampah membuat masyarakat semakin
telah ditentukan oleh pemerintah, namun semena-mena membuang sampah
dari segi ketepatan waktu petugas masih sembarangan, semakin banyakanya
saja lalai saat bekerja tidak tepat waktu dijumpai TPS liar di pinggiran jalan
bahkan masih saja petugas kebersihan bahkan kinerja dari petugas kebersihan
yang terlihat bersantai saat bekerja, pun tidak dapat di dilihat hasilnya setiap
tanggung jawab yang dimiliki petugas harinya apakah kerja sudah terlaksana
kebersihan pun masih tidak sesuai dengan dengan baik atau belum, minimal
kenyataan yang ada, mereka tidak bisa penertiban masalah sampah dan peraturan
mempertanggung jawabkan tugas yang di ini dilakukan sekali sebulan sehingga
limpahkan, masih terlihatnya sampah kebersihan lingkungan mengenai sampah
berserakan dimana-mana bahkan semakin dapat teraratasi dengan baik.
meningkatnya jumlah TPS liar yang ada di
Kecamatan ini semakin mengotori suasana DAFTAR PUSTAKA
lingkungan sekitarnya, kelengkapan sarana
dan prasarana secara keseluruhan di nilai Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah
masih kurang efektif, namun peralatan Organik Menjadi Pupuk Organik.
keberihan masih manual dan masih Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
kurangnya jumlah armada pengangkutan
sampah, dengan keadaan kota Pekanbaru Aritonang, 2005, Penilaian Pelayanan
yang tiap tahun berturut-turut pernah Terhadap Kualitas Jasa, Jakarta.
mendapatkan piala adipura. Semua ini Ashari, 2003, Manajemen Pelayanan
disebabkan tidak sumuanya kecamatan Masyarakat, Bumu Aksara, Jakarta.
Tampan kota Pekanbaru pengelolaan
sampahnya dapat berjalan dengan baik dan Basuki, J, Pelayanan Prima, Jurnal
berjalan dengan efektif itu disebabkan Adminnistrasi Negara Volume 4, Nomor 2,
kurangnya pengawasan pengelolaan Pekanbaru, 2004
sampah dari pihak-pihak tekait.
Brata, A, A, 2007, Dasar-dasar Pelayanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Prima, PT. Elex Medi Komputindo,
Pelayanan Pengelolaan Sampah di Jakarta.
Kecamatan Tampan kota Pekanbaru, yaitu
kurangnya Sosialisai kepada kelompok Gasferz, 2005, Kualitas Pelayanan Publik,
sasaran, banyak kelompok sasaran yang PT. Bina Aksara, Jakarta.
tidak mengetahui maksud dan tujuan
Goetsih & Davis, 2001, Perilaku
peraturan daerah, yang disebabkan
Organisasi, CV. Mandar Maju, Bandung.
kurangnya sosialisai atau pemberian
informasi mengenai ketentuan peraturan Hanafi, 2003, Metode Penelitian Sosial,
daerah. Kurangnya Pengetahuan dan Andi, Yogyakarta.
Pemahaman terhadap sistem pelayanan
pengelolaan sampah, pelaksanaan sistem

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 9


Hasibuan, 2008, Pengelolaan Pasar, Sudarsono, 2005, Sistem Pengelolaan
Yogyakarta, Gramedia. Sampah Rumah Tangga. Rineka Cipta,
Jakarta.
Indrajit, 2001, Analisis dan Perancangan
Sistem Berorientasi Object, Informatika,
Bandung.
Imbalo, 2003, Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu, Jakarta Gramedia.
Jogianto, HM, 2005, Sistem Teknologi
Informasi, Andi, Yogyakarta.
Kantaprawira, 1990, Sistem Pemerintahan
Yang Demokratis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Karden Eddy, Sontang Manik, 2007,
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Kartikawan, 2007, Mengelola Lingkungan
Hidup Yang Sehat. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
LAN, 2003, Strategi Peningkatan
Pelayanan, Publik, LAN, Jakarta.
Moleong, Lexy J, 2007, Metedologi
Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran
Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Pamudji, 2002, Pembinaan Perkotaan di
Indonesia, ichtiar, Jakarta.
Poerwadarminta WJS 2003, Sistem
Sebagai Suatu Totalitas, Pustaka baru
press, Yogyakarta.
Ratminto, Manajemen Pelayanan, Pustaka
pelajar, Yogyakarta.
Salim Peter, 2005, Sistem Admnistrasi
Negara (SAN), Rienka Cipta, Jakarta.
Sinambela, Lijan Politik, dkk, 2008,
Reformasi Pelayanan Publik Bumi
Aksara, Jakarta.

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 10

Anda mungkin juga menyukai