Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PENANGANAN SAMPAH

DI KABUPATEN KUBURAYA

NURJANAHWATI
Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email : nurjanahwati1972@gmail.com

ABSTRAK
Kondisi geografis Kabupaten Kubu Raya yang dipisahkan oleh perairan, sehingga dari 9
Kecamatan hanya 4 kecamatan yang mendapat pelayanan persampahan. Tempat Pembuangan
Akhir Sampah (TPA) di Rasau Jaya yang masih open dumping. Jarak TPA Rasau Jaya jauh dari
permukiman penduduk dan jauh dari kota-kota kecamatan. Perilaku sebagian masyarakat yang
masih membakar sampah dan membuang sampah di parit dan sungai. Produksi total timbulan
sampah pada tahun 2017 sebesar 1.361 m3/hari. Jumlah penduduk Kabupaten Kubu Raya
sebanyak 545.432 jiwa, dengan kapasitas pengelolaan sampah terangkut hanya sebesar 160
m3/hari. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk
mengembangkan strategi penanganan sampah agar tidak berakibat buruk bagi lingkungan hidup
dan kesehatan masyarakat. Permasalahan bidang persampahan di analisis dengan Analisa Swot
untuk mendapatkan Strategi peningkatan atau perbaikan kondisi persampahan di Kabupaten Kubu
Raya. Hasil analisa SWOT terlihat bahwa posisi pengelolaan persampahan berada pada Kuadran
IV pada Matrik Strategi W – O yang artinya benahi “Kelemahan” untuk manfaatkan “Peluang”. Itu
berarti bahwa Kelemahan atau kendala yang dihadapi Kabupaten Kubu Raya dimanfaatkan untuk
mendapatkan Peluang agar terwujud peningkatan atau perbaikan kondisi persampahan di
Kabupaten Kubu Raya yang tertuang dalam 5 aspek yaitu : 1). Aspek kelembagaan : perlu
pelatihan untuk peningkatan SDM yang professional dan penambahan petugas kebersihan /
pasukan kuning; 2). Aspek Teknis Operasional : cakupan layanan persampahan hanya 14,08 %
dari total jumlah penduduk, perlu tindak lanjut secepat mungkin sesuai Undang-Undang No. 18
Tahun 2008 tentang Larangan Penanganan Pengelolaan Sampah metode Open Dumping
(pembuangan secara terbuka); rencanakan pembangunan TPA Sanitary landfill; perlu armada
pengangkut sampah berupa sampan / kapal pengangkut sampah untuk melayani kecamatan / desa
yang terpisah oleh perairan; penambahan armada pengangkut sampah, dan mengganti TPS yang
sudah rusak; Pembangunan TPS 3R berbasis masyarakat yang dapat dikelola oleh masyarakat,
sehingga sampah yang diangkut ke TPA hanya berupa sampah residu saja ; Karena terbatasnya
lahan perlu pembangunan TPA Regional dengan inovasi teknologi pengelolaan persampahan; 3).
Aspek Keuangan : gunakan peluang untuk mendapatkan dana bantuan dari propinsi, pusat dan
bantuan dari luar negeri, serta partisipasi pihak ketiga melalui CSR; 4). Aspek Peraturan dan
Hukum : manfaatkan peluang untuk meraih penghargaan adipura dan perlu adanya tindakan tegas
terhadap pelanggaran peraturan daerah tentang persampahan/kebersihan; 5). Aspek SDM : jalin
kerjasama dengan media cetak dan elektronik dalam sosialisasi pengelolaan sampah, manfaatkan
partisipasi pihak ketiga melalui CSR, gunakan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah,
dan tingkatkan budaya gotong royong di masyarakat.

Kata Kunci : Kondisi persampahan, Analisis SWOT, Strategi penanganan sampah


PENDAHULUAN Saat ini akses masyarakat
terhadap layanan sanitasi permukiman
Ketersediaan sarana dan (air limbah domestik, sampah rumah
prasarana sanitasi sangat erat kaitannya tangga dan drainase lingkungan) di
dengan tingkat kesejahteraan Kabupaten Kubu Raya masih relatif
masyarakat. Semakin rendah akses rendah. Banyak hal yang menjadi
publik terhadap layanan sanitasi (sesuai penyebab rendahnya akses sanitasi ini,
standar pelayanan minimal /SPM) akan mulai dari kurangnya perhatian
semakin menurun pula tingkat kesehatan pemerintah setempat yang sering
masyarakat, dan pada akhirnya upaya mengakibatkan pembangunan sanitasi
untuk mewujudkan kesejahteraan belum menjadi salah satu prioritas
masyarakat akan semakin jauh dari pembangunan dari suatu daerah atau
harapan. kabupaten/ kota, hingga rendahnya
Sanitasi sebagai salah satu aspek kebutuhan masyarakat untuk
pembangunan memiliki fungsi penting menciptakan lingkungan yang sehat.
dalam menunjang tingkat kesejahteraan Penumpukan sampah di pinggir jalan
masyarakat, karena berkaitan dengan yang tidak terangkut sehingga sangat
kesehatan, pola hidup, kondisi mengganggu akses di jalan raya.
lingkungan permukiman serta Perilaku sebagian masyarakat yang
kenyamanan dalam kehidupan sehari- masih membuang sampah di parit dan
hari. Sanitasi seringkali dianggap sungai menimbulkan penumpukan
sebagai urusan “sekunder”, sehingga sampah di ujung parit dan sungai yang
sering terpinggirkan dari urusan-urusan dapat mengakibatkan banjir saat musim
yang lain, namun seiring dengan hujan. Tempat Pembuangan Akhir
tuntutan peningkatan standar kualitas Sampah (TPA) di Rasau Jaya yang
hidup masyarakat, semakin tingginya masih open dumping. Jarak TPA Rasau
tingkat pencemaran lingkungan dan Jaya agak jauh dari permukiman
keterbatasan daya dukung lingkungan penduduk dan jauh dari kota-kota
itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi kecamatan. Kondisi sanitasi yang buruk
salah satu aspek pembangunan yang membawa efek domino yang sangat
harus diperhatikan. luas, seperti penurunan kualitas
Sampah merupakan masalah lingkungan hidup termasuk pencemaran
umum yang terjadi di kota-kota besar. sumber air bersih, meningkatnya angka
Sampah diidentifikasikan sebagai salah penyakit, hingga menurunnya citra
satu faktor penyebab timbulnya kabupaten/kota, baik sebagai daerah
eksternalisasi negative terhadap kegiatan tujuan wisata maupun tujuan investasi,
perkotaan. Pengelolaan sampah di serta menurunnya kesejahteraan
Indonesia masih menggunakan masyarakat secara umum. Berdasarkan
paradigma lama kumpul-angkut-buang hal tersebut diatas maka diperlukan cara
atau dikenal dengan pendekatan akhir untuk menangani permasalahan sampah
(end-of-pipe), yaitu sampah agar tidak berakibat buruk bagi
dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke lingkungan hidup dan kesehatan
tempat pemrosesan akhir sampah, masyarakat.
bahkan masih disebut sebagai tempat
pembuangan akhir. Data statistik TINJAUAN PUSTAKA
menyatakan bahwa 90 % TPA
dioperasikan dengan open dumping dan Pengertian Tentang Sanitasi.
hanya 10 % yang dioperasikan dengan Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam
controlled landfill dan sanitary landfill. pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan kawasan khusus, fasilitas social,
buangan berbahaya lainnya dengan fasilitas umum dan atau fasilitas
harapan usaha ini akan menjaga dan lainnya.
meningkatkan kesehatan manusia 7. Pengelolaan sampah adalah kegiatan
(Anonim, 2008). yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi
Pengertian Tentang Sampah pengurangan dan penanganan
1. Sampah adalah sesuatu yang tidak sampah.
dinginkan, tidak dipakai, tidak
Menurut Chandra (2006) faktor-faktor
disenangi, atau sesuatu yang dibuang
yang mempengaruhi jumlah sampah,
yang berasal dari kegiatan manusia yaitu :
dan tidak terjadi dengan sendirinya 1. Jumlah penduduk bergantung pada
(Chandra, 2006). aktivitas dan kepadatan penduduk.
2. Sampah merupakan bahan padat 2. Sistem pengumpulan atau
buangan dari kegiatan rumah tangga, pembuangan sampah yang dipakai,
pasar, perkantoran, rumah pengumpulan sampah dengan
menggunakan gerobak lebih lambat
penginapan, hotel, rumah makan, jika dibandingkan dengan truk.
industri, atau aktivitas manusia 3. Pengambilan bahan-bahan yang ada
lainnya. Bahkan, sampah bisa berasal pada sampah untuk dipakai kembali.
dari puing-puing bahan bangunan dan Metode itu dilakukan karena bahan
besi-besi tua bekas kendaraan tersebut masih memiliki nilai
bermotor. Sampah merupakan hasil ekonomi bagi golongan tertentu.
Frekuensi pengambilan dipengaruhi
sampingan dari aktivitas manusia
oleh keadaan, jika harganya tinggi,
yang sudah tidak terpakai sampah yang tertinggal sedikit.
(Nurhidayat,2010) 4. Faktor geografis, lokasi tempat
3. Berdasarkan Peraturan Menteri pembuangan apakah didaerah
Pekerjaan Umum Nomor : pengunungan, lembah, pantai, atau
1/PRT/M/2014 tentang Standar didataran rendah.
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan 5. Faktor waktu, bergantung pada faktor
harian, mingguan, bulanan, atau
Umum dan Penataan Ruang (PU-PR),
tahunan. Jumlah sampah perhari
Sampah adalah sisa kegiatan sehari- bervariasi menurut waktu.
hari manusia dan / atau pemanfaatan 6. Faktor sosial ekonomi dan budaya
kembali sampah. seperti : adat-istiadat dan taraf hidup
4. Sampah rumah tangga adalah sampah dan mental masyarakat.
yang berasal dari kegiatan sehari-hari 7. Pada musim hujan sampah mungkin
dalam rumah tangga yang tidak akan tersangkut pada selokan, pintu
air, atau penyaringaan air limbah.
termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sumber sampah adalah asal timbulan Berdasarkan cara pengoperasiannya, ada
sampah. beberapa metode pemrosesan akhir
5. Pengurangan sampah adalah meliputi sampah, yaitu :
kegiatan pembatasan timbulan 1. Sanitary Landfill adalah sarana
sampah, pendaurulangan sampah dan pengurugan sampah ke lingkungan
yang disiapkan dan dioperasikan
/atau pemanfaatan kembali sampah.
secara sistematis. dengan penyebaran
6. Pengelolaan sampah sejenis sampah dan pemadatan sampah pada area
rumah tangga adalah sampah rumah pengurugan dan penutupan sampah
tangga yang berasal dari kawasan setiap hari. Penutupan sampah
komersial, kawasan industry,
dengan tanah penutup juga dilakukan 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai
setiap hari. larangan sebagaimana dimaksud pada
2. Controlled Landfill adalah sarana ayat (1) huruf e, f, g, diatur dengan
pengurugan sampah yang bersifat peraturan daerah kabupaten/kota
sementara, sebelum mampu 4. Peraturan daerah kabupaten/kota
melaksanakan operasi sanitary sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
landfill. Penutupan sampah dengan dapat menetapkan sanksi pidana
tanah penutup dilakukan setiap 7 hari kurungan atau denda terhadap
sekali. pelanggaran ketentuan sebagaimana
3. Open dumping atau pembuangan dimaksud pada ayat (1) huruf e, f, g.
terbuka merupakan cara pembuangan
sederhana dimana sampah hanya
dihamparkan pada suatu lokasi, METODOLOGI
dibiarkan terbuka tanpa pengamanan
dan ditinggalkan setelah lokasi 1. Penelitian ini dilaksanakan di
tersebut penuh. Wilayah Pemerintahan Kabupaten
Kubu Raya pada Dinas Bappeda,
Pasal 44 (Anonim, 2008) bahwa : Dinas Pekerjaan Umum dan
1. Pemerintah daerah harus membuat Penataan Ruang Bidang Kebersihan,
rencana penutupan tempat Pertamanan dan Penerangan Jalan
pemrosesan akhir yang menggunakan Umum, Dinas Kesehatan.
sistem pembuangan terbuka paling 2. Penelitian ini dilakukan pada 12 desa
lama 1 (satu) tahun terhitung sejak di 4 kecamatan.
berlakunya undang-undang ini. 3. Sumber Data
2. Pemerintah daerah harus menutup Sumber data dikelompokan menjadi
tempat pemrosesan akhir sampah dua jenis yaitu :
yang menggunakan sistem Data Primer : Wawancara
pembuangan terbuka paling lama 5 dilakukan dengan
(lima) tahun terhitung sejak Dinas terkait seperti
berlakunya undang-undang ini. Kantor Bappeda,
Dinas Pekerjaan
Pasal 29 (Anonim, 2008) tentang Umum dan Penataan
Larangan, yaitu : Ruang Bidang
1. Setiap orang dilarang : memasukkan Kebersihan,
sampah ke dalam wilayah Pertamanan dan
NKRI;Mengimport sampah; Penerangan Jalan
mencampur sampah dengan limbah Umum, Dinas
berbahaya dan beracun; mengelola Kesehatan Kubu
sampah yang menyebabkan Raya.
pencemaran dan/atau perusakan Data Sekunder : Data kuantitatif
lingkungan; membuang sampah tidak yang telah
pada tempat yang telah ditentukan tersedia di setiap
dan disediakan; melakukan penangan SKPD, sumber
sampah dengan pembuangan terbuka data sekunder
di tempat pemrosesan akhir; dan/atau Kabupaten Kubu
membakar sampah yang tidak sesuai Raya, diantaranya
dengan persyaratan teknis : Kabupaten Kubu
pengelolaan sampah. Raya dalam
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Angka Tahun
larangan sebagaimana dimaksud pada 2016, Rencana
ayat (1) huruf a, c, d, diatur dengan Pembangunan
peraturan pemerintah Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)
Kabupaten Kubu
Raya Tahun Aspek Teknis Operasioal
2015-2019, Data
dari Dinas Sistem penanganan sampah di
Kesehatan Kabupaten Kubu Raya lebih banyak
Kabupaten Kubu dilakukan secara komunal oleh
Raya, Data dari masyarakat permukiman setempat,
Dinas Pekerjaan pada fungsi-fungsi publik seperti pasar,
Umum Kabupaten sampah dikumpulkan ke sebuah
Kubu Raya. container bin sebagai TPS yang akan
4. Teknik Pengumpulan Data diangkut dengan truk menuju TPA.
Proses pengumpulan data Lingkungan perumahan, sampah
menggunakan teknik antara lain : dikumpulan secara komunal oleh
a. Desk Study (kajian literatur, petugas setempat dengan gerobak dan
data sekunder) dibawa ke Transfer Depo untuk
b. FGD (Focus Group diangkut dengan truk pengangkut
Discussion) sampah ke TPA.
5. Teknik Analisis Data Sistem individual sebagian
Seluruh data yang diperoleh, dilakukan oleh penduduk dengan cara
dikompilasi dan dianalisis ditimbun dan dibakar. Produksi total
menggunakan teknik content analisys timbulan sampah pada tahun 2017
dengan pendekatan Metode Analisa sebesar 1.361 m3/hari. Dengan jumlah
SWOT, Strength (Kekuatan), penduduk Kabupaten Kubu Raya
Weakness (Kelemahan), sebanyak 545.432 jiwa, sedang untuk
Opportunities (Peluang), Threats kapasitas pengelolaan sampah
(Ancaman), seluruh data ditelaah terangkut hanya sebesar 160 m3/hari.
untuk mendapatkan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman Sistem dan Cakupan Pelayanan
serta mempersilangkan dalam IFAS /
EFAS ( internal factor / external Tingkat Pelayanan Persampahan
factor ). di Kabupaten Kubu Raya hingga tahun
2012 adalah 29,92%. Dari 9
Kecamatan di wilayah Kabupaten
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kubu Raya, hanya 4 kecamatan yang
Kondisi geografis Kabupaten terlayani pelayanan persampahan
Kubu Raya yang dipisahkan oleh mengingat kondisi geografis di wilayah
perairan, sehingga dari 9 Kecamatan Kabupaten Kubu Raya yang di
hanya 4 kecamatan yang mendapat pisahkan oleh perairan.
pelayanan persampahan. Tempat Sedangkan pengelolaan sampah di
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Kabupaten Kubu Raya meliputi:
Rasau Jaya yang masih open dumping. Pewadahan  dilakukan oleh
Jarak TPA Rasau Jaya jauh dari masyarakat
permukiman penduduk dan jauh dari Pengumpulan  dilaksanakan oleh
kota-kota kecamatan. Perilaku sebagian petugas kebersihan di lingkungan
masyarakat yang masih membakar masyarakat.
sampah dan membuang sampah di parit Pengumpulan di TPS  dikumpulkan
dan sungai. Produksi total timbulan dengan gerobak untuk diangkut ke TPS
sampah pada tahun 2017 sebesar 1.361 Terbuka ( 9 buah) dan TPS
m3/hari. Jumlah penduduk Kabupaten Tertutup/Container Sampah (15 buah)
Kubu Raya sebanyak 545.432 jiwa, Pengangkutan dilakukan oleh
dengan kapasitas pengelolaan sampah petugas pemerintah dengan 6 unit
terangkut hanya sebesar 160 m3/hari. dump truck, 3 unit truck arm roll, 1 unit
truck tangki, 3 unit tossa.
Pembuangan Akhir  TPA (Tempat kolektor informal yang mendaur ulang
Pemrosesan Akhir) di Desa Kuala Dua sebesar 1,6 %, dibuang ke lahan
Kecamatan Sungai Raya dengan luas kosong/kebun/hutan dan dibiarkan
3,2 Ha dengan 1 unit Excavator. membusuk sebesar 1,5 %, dibuang ke
sungai/kali/laut/danau sebesar 1,0%,
Analisa data dari hasil Study dibuang ke dalam lubang tetapi tidak
yang dilakukan Dinas Kesehatan Kab. ditutup dengan tanah sebesar 0,8%.
Kubu Raya mengenai pengelolan dibiarkan saja sampai membusuk
sampah rumah tangga dilakukan oleh sebesar 0,5%, dan dibuang ke dalam
masyarakat dengan di bakar yaitu lubang ditutup dengan tanah sebesar
sebesar 86,8%, sedangkan 0,2 %. Pengelolaan sampah rumah
dikumpulkan dan dibuang ke TPS tangga di Kabupaten Kubu Raya dapat
sebesar 7,5 %, dikumpulkan oleh terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengelolaan sampah


Kabupaten Kubu Raya (Anonim, 2017)

Persen
No. Pemilahan
(%)
1. Dibakar 86,8
2. Dikumpulkan dan dibuang ke
7,5
TPS
3. Dikumpulkan oleh kolektor
1,6
informal
4. Dibuang ke lahan kososng /
1,5
kebun / hutan
5. Dibuang ke sungai / parit / laut /
1,0
danau
6. Dibuang ke dalam lubang tetapi
0,8
tidak ditimbun
7. Dibiarkan saja sampai
0,5
membusuk
8. Dibuang ke dalam lubang dan
0,2
ditutup Gambar 1. Grafik Pemilahan Sampah
9. Tidak tahu 0,1 Rumah Tangga tahun 2017

Pada Gambar 1. terlihat bahwa pengelolan dengan cara pemilahan


Pemilahan sampah yang dilakukan oleh antara sampah basah dengan sampah
rumah tangga pada 12 Desa/Kelurahan plastik dan sebagian besar atau 82,6 %
dengan cara dikumpulkan dan dibuang rumah tangga hanya mengumpulkan
ke TPS yaitu 17,4 % melakukan sampah tanpa dipilah.
Tabel 2. Desa yang melakukan pemilahan sampah
Tabel 3. Tabel pengelolaan sampah Kab Kubu Raya
Sampah
Sampah TOTAL
yang
No. Kecamatan/Desa yang
tidak n %
dipilah
dipilah
Kecamatan Sei Ambawang Tidak memadai 1157 90.8
1. Ambawang Kuala 1. Pengelolaan sampah
100 % - Ya, memadai 117.0 9.2
2.
60 % 40 %
Bengkarek Tidak memadai 3.0 14.3
2. Frekuensi pengangkutan
sampah Ya, memadai 18.0 85.7
Kecamatan Sei Kakap
3. Pal Sembilan 10 % 90 % Tidak tepat waktu 4.0 19
3. Ketepatan waktu
Kecamatan Rasau Jaya pengangkutan sampah Ya, tepat waktu 17.0 81
4. Rasau Jaya Dua 25 % 75 %
Tidak diolah 894.0 70.1
4. Pengolahan sampah setempat
Kecamatan Sei Raya Ya, diolah 381.0 29.9
5. Sungai Raya
6.
7. Desa Kapur
8.
9. Arang Limbung 10 % 90 %
10 - 100 %
11 Kuala Dua - 100 %
12 - 100 %
100 % -
Sei Ambawang
13 % 87 %
- 100 %
Teluk Kapuas 18 % 82 %
Sei Raya Dalam

Parit Baru
Gambar 4.5. Kondisi persampahan di
Gambar 4.6. Kondisi sarana pengangkutan
Kabupaten Kubu Raya
sampah di Kabupaten Kubu Raya

Gambar 4.7. Kondisi TPA (tempat pemrosesan akhir) di Kabupaten Kubu Raya

Tabel 4.5. Diagram pengelolaan sampah Kabupaten Kubu Raya(Anonim, 2017)


Daur
Penamp
(Semi) Ulang
Pengump u ngan
Input User Pengang Pengolahan /Pem
ulan Sement
Interface kutan Akhir buan
Setempat ara
Terpusat gan
(TPS)
Akhir
Sampah Tossa, Truk
Tong
Rumah Pick TPS Samp --- TPA
sampah
Tangga Up ah
Sampah
Rumah Dibakar --- --- --- --- ---
Tangga

Sampah
Tong
Rumah --- --- --- --- Sungai
sampah
Tangga

Sampah Kantong Pengep


Pemulung --- Pencacah ---
Plastik Plastik ul

Tabel 4.6. Sistem pengelolaan sampah Kabupaten Kubu Raya(Anonim, 2017)

Berfung
Teknolo
Jenis si /
Kelompok gi yang Perkiraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten
Data Tidak
Fungsi digunak Nilai Data
an
Sekunder Berfung Kubu Raya.
si
A B C D E
5. Aspek Peran Serta Masyarakat ;
Pengangku Timbulan Tingkat kesadaran masyarakat
tan sampah
Jumlah 47 m3 ---
Kabupaten Kubu Raya dalam
Sampah rumah pengelolaan persampahan masih
dari TPS tangga
Pengumpul
kurang, karena berdasarkan
Tossa, 2 buah, pengamatan di lapangan masih banyak
an Jumlah Berfungsi
Gerobak 9 buah
setempat yang membuang sampah sembarangan
TPS
Terbuka,
seperti di aliran sungai, saluran-
Penampun 8 buah, saluran terbuka dan dibakar.
TPS Berfun
gan Jumlah 20
Tertutup gsi
Sementara buah
(Contain
er) Kendala yang dihadapi dan
Dump Pengelolaan Persampahan saat ini
9 unit, Berfun
Pengangkutan Truck, Jumlah
11 unit gsi meliputi :
Arm Roll
Pemrosesa Berfun
n Akhir
TPA Luas 3,2 Ha
gsi a. Kondisi geografis wilayah
Kabupaten Kubu Raya yang
3.Aspek Pembiayaan dan Restribusi, dana dipisahkan oleh perairan sehingga
sangat dibutuhkan, untuk mendukung : masih kurangnya prasarana dan
Investasi peningkatan pelayanan, sarana pengelolaan sampah yang
biaya operasional, biaya pemeliharaan, dapat melayani semua ibu kota
Sumber dana, diharapkan dari : kecamatan.
Pemerintah pusat, propinsi, b. Pertumbuhan penduduk yang
kota/kabupaten, sektor swasta, cukup tinggi sehingga menyebabkan
retribusi masyarakat tingginya timbulan sampah yang
4.Aspek Peraturan / Hukum, tersedia dihasilkan oleh rumah tangga.
perangkat peraturan tentang c. Masyarakat masih kurang sadar
pengelolaan persampahan dalam membuang sampah pada tempatnya
bentuk Undang-undang, peraturan dan kurang disiplin dalam hal jadwal
pemerintah, peraturan menteri yaitu : buang sampah di TPS (tempat
1.Peraturan Daerah Kabuaten Kubu pembuangan sementara), sehingga
Raya Nomor 11 Tahun 2010 , tentang masih terdapat penumpukan sampah
Retribusi Pelayanan Persampahan / yang tidak terangkut pada jam-jam di
Kebersihan. 2. Peraturan Daerah luar jadwal pembuangan sampah
Kabupaten Kubu Raya Nomor 09 sehingga mengganggu akses jalan
Tahun 2013 Tentang Pengelolaan raya.
Sampah. 3. Peraturan Bupati Kubu d. Masyarakat terbiasa membakar
Raya Nomor 31 Tahun 2014 tentang sampah yang dapat mengakibatkan
Penanganan dan Penyelenggaraan pencemaran udara, dan membuang
sampah ke parit dan sungai yang Strategi peraturan dan hukum :
menimbulkan pencemaran air sungai 1. Walapun sudah memiliki perda
dan penyumbatan badan air yang retribusi pelayanan persampahan /
berakibat banjir di musim hujan. kebersihan tetapi belum efektif
e. TPA Rasau Jaya yang jauh dari
dilaksanakan, perlu penegakan
permukiman penduduk dan kota-kota
Kecamatan. hukum terhadap pelanggaran
f. Tempat pembuangan sampah yang peraturan tentang persampahan /
masih bersifat Open Dumping yang kebersihan.
dapat mencemari lingkungan berupa 2. Upayakan untuk mendapatkan
pencemaran badan air atau air tanah Adipura.
yang disebabkan oleh leachate,
pencemaran udara oleh bau tak sedap Strategi Peranserta Masyarakat
dan bakteri penyakit. 1. perlu kerjasama dengan media cetak
g. Pembangunan TPA Controlled dan elektronik dalam sosialisasi
landfill / Sanitary landfill pengelolaan sampah., dan
membutuhkan biaya yang cukup 2. memanfaatkan partisipasi masyarakat
besar, dan biaya operasionalnya dalam mengelola sampah
cukup tinggi. 3. tingkatkan budaya gotong royong di
h. Dana APBD untuk pembiayaan di masyarakat.
bidang persampahan masih kurang.
KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil Analisa SWOT
Pengelolaan Sampah berada pada posisi 1. Persampahan Kabupaten Kubu Raya
Kuadran IV pada Matrik Strategi W–O dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
yang artinya benahi “Kelemahan” untuk Pertamanan, hanya 12 Desa dari 4
manfaatkan “Peluang”. Strategi kecamatan yang terlayani pelayanan
berdasarkan 5 aspek yaitu : persampahan mengingat kondisi
geografis di wilayah Kabupaten
Strategi Kelembagaan : Kubu Raya yang di pisahkan oleh
1. perlu pelatihan untuk peningkatan perairan.
SDM yang professional dan 2. Tingkat Pelayanan Persampahan di
2. penambahan petugas kebersihan / Kabupaten Kubu Raya hingga tahun
2017 hanya 14,08% sampah yang
pasukan kuning.
terangkut ke TPA sedangkan sampah
yang tidak diproses sebesar 86,8%
Strategi Teknis Operasional :
dilakukan masyarakat dengan di
1. Rencanakan pembangunan TPA
bakar, yang dikumpulkan dan
Regional dengan system sanitary dibuang ke TPS sebesar 7,5 %,
landfill dikumpulkan oleh kolektor informal
2. Penambahan jumlah TPS yang yang mendaur ulang sebesar 1,6 %,
tertutup / sehat dan mengganti TPS dibuang ke lahan kosong /kebun
yang sudah rusak /hutan dan dibiarkan membusuk
3. Penambahan armada pengangkut sebesar 1,5 %, dibuang ke sungai/kali
/laut/danau sebesar 1,0%, dibuang ke
sampah.
dalam lubang tetapi tidak ditutup
dengan tanah sebesar 0,8%. dibiarkan
Strategi Keuangan :
saja sampai membusuk sebesar
1. Efektifkan retribusi persampahan
0,5%, dan dibuang ke dalam lubang
2. Memanfaatkan bantuan dana dari ditutup dengan tanah sebesar 0,2 %
Prov, Pusat, Luar negeri, serta sedangkan 0,1 % tidak tahu.
partispasi pihak ketiga melalui CSR. Masyarakat yang melakukan
pemilahan sampah rumah tangga
hanya 17,4 % sedangkan 82,6 % luar negeri / Hibah Luar Negeri
tidak melakukan pemilahan sampah. (Loan) , agar bisa mendapat
a. Pewadahan  dilakukan oleh bantuan untuk armada
masyarakat. pengangkut sampah dan
b. Pengumpulan  dilaksanakan pengadaan TPS-TPS.
oleh petugas kebersihan di f. Tindakan tegas berupa sanksi
lingkungan masyarakat. terkait Perda kebersihan yang
c. Pengumpulan di TPS  telah mengatur jadwal buang
dikumpulkan dengan gerobak sampah pada TPS sehingga tidak
untuk diangkut ke TPS Terbuka ada lagi penumpukan sampah
(8 unit) dan TPS Tertutup / yang tidak terangkut pada jam-
Container Sampah (20 unit). jam di luar jadwal pembuangan
d. Pengangkutan dilakukan oleh sampah sehingga tidak
petugas pemerintah dengan 9 unit mengganggu akses jalan raya.
dump truck, 11 unit truck arm g. Sosialisasi tentang pengelolaan
roll, 1 unit truck tangki, gerobak 9 sampah rumah tangga untuk
unit, 2 unit tossa. mengurangi timbulan sampah dari
e. Pembuangan Akhir  TPA sumbernya dengan penerapan 3R
(Tempat Pemrosesan Akhir) di skala rumah tangga berupa
Desa Kuala Dua Kecamatan pemilahan sampah, sehingga
Sungai Raya dengan luas 3,2 Ha sampah yang diangkut ke TPA
dengan 1 unit Excavator. hanya berupa sampah residu saja;
3. Strategi untuk mengatasi sosialisasi Undang-Undang No.
permasalahan pengelolaan 18 Tahun 2008 tentang Larangan
persampahan di Kabupaten Kubu Penanganan Pengelolaan Sampah
metode Open Dumping
Raya yaitu :
(pembuangan secara terbuka) dari
a. Peningkatkan kualitas SDM tingkat RT / RW seperti
dengan mengikutsertakan kelompok arisan RT/RW,
pelatihan - pelatihan tentang pengajian ibu-ibu, Karang Taruna,
pengelolaan persampahan. remaja Masjid, bekerjasama
b. Peningkatan prasarana dan sarana dengan media cetak dan
pengelolaan sampah yang elektronik.
memadai yang dapat mencakup
pelayanan semua ibu kota
kecamatan, maka diperlukan SARAN
armada pengangkut sampah
berupa sampan / Kapal 1. Perlu tindak lanjut secepat mungkin
pengangkut sampah seperti yang terkait Undang-Undang No. 18,
ada di Jakarta dan kota-kota besar Tahun 2008, tentang Larangan
lainnya. Penanganan Pengelolaan Sampah
c. Pembangunan TPS 3R berbasis metode Open Dumping (pembuangan
masyarakat, yang dapat dikelola secara terbuka).
oleh masyarakat. 2. Penelitian berikutnya yang bisa
d. Rencanakan pembangunan TPA diangkat tentang Perencanaan
Sanitary landfill. Pembangunan TPA (tempat
e. Bantuan dana dari propinsi (dana pembuangan akhir) sampah.
APBD), dana dari Pemerintah
pusat (dana APBN), dana dari
pihak ketiga melalui CSR yang DAFTAR PUSTAKA
ada di Kubu Raya seperti Anonim, 1994, Badan Standarisasi
Perusahaan Sawit, Bank Swasta / Nasional, Tata Cara Pemilihan
Pemerintah, dana bantuan dari Lokasi TPA, SNI 03-3241-
1994, Yayasan LPMB, VII, Strategi Penataan Sanitasi
Bandung. Lingkungan Permukiman di
Anonim, 1996, Departemen Kesehatan Bantaran Sungai Musi di Kota
Republik Indonesia, Petunjuk Sekayu Kab. Musi Banyuasin,
Pelaksanaan Pengawasan Dan ITS, Surabaya.
Pengendalian Dampak sampah Soemirat, 2004, Kesehatan Lingkungan,
(Aspek Kesehatan Lingkungan), Gajah Mada University Press,
Jakarta. Yogyakarta.
Anonim, 2008, Kementerian Sekretariat
Negara Republik Indonesia,
Pengelolaan sampah (larangan
pembuangan secara terbuka /
open dumping), Undang-
Undang No. 18, Jakarta.
Anonim, 2014, Departemen Pekerjaan
Umum, Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
(PU-PR), Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.
1/PRT/M/2014, Sekretariat
Negara, Jakarta.
Anonim, 2017, Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Bidang
Kebersihan, Pertamanan dan
PJU, Diagram pengelolaan
persampahan Kabupaten Kubu
Raya, Kubu Raya.
Chandra, 2006, Pengantar Kesehatan
lingkungan, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Ernawati Dyah, Budiastuti Sri, M.
Masykuri, 2012, Jurnal
EKOSAINS, Analisis
Komposisi, Jumlah dan
Pengembangan Strategi
Pengelolaan Sampah di Wilayah
Pemerintah Kota Semarang
Berbasis Analisis SWOT,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta
Nurhidayat, 2010, Mengolah Sampah
Untuk Pupuk dan Pestisida
Organik, Penebar Swadaya,
jakarta.
Rangkuti Freddy , 2005, Teori analisis
SWOT, tanpa penerbit.
Rahmadi, Hermana Joni, Santosa Happy
Ratna, 2008, Prosiding Seminar
Nasional Manajemen Teknologi

Anda mungkin juga menyukai