Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018 ISSN 2088-527X (Print) ISSN 2548-7787 (Online)

Jurnal Administrasi Publik


(Public Administration Journal)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jap

Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang Unit


Pelaksanaan Teknis Pelayanan Kebersihan dan Bank
Sampah
Implementation of Mayor Regulation of Medan on Technical
Implementation Unit of Cleaning Service and Waste Bank
Hasrun Syarif Dongoran *1), R. Hamdani Harahap 2) & Usman Tarigan1)
1) Magister Administrasi Publik, Pascasarjana, Universitas Medan Area, Indonesia
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
2)
*Coresponding Email: hasrunsyarifdongoran@gmail.com
Abstrak
Bank Sampah merupakan suatu gerakan nasional untuk kebersihan dan kesehatan lingkungan. Konsep Bank
sampah mulai banyak dilakukan di Indonesia, dimana masyarakat dapat membawa sampah tertentu, lalu bisa
diolah menjadi bahan bermanfaat. Salah satunya ialah Bank Sampah Mutiara Medan, melalui bank sampah kita
menabung sampah dan mendapatkan uang. Selain memberikan keuntungan ekonomi, sudah pasti keberadaan
Bank Sampah akan memberikan keuntungan untuk kebersihan lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan Peraturan Walikota Medan No. 14 Tahun 2014 tentang Bank Sampah di Bank Sampah
Mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Bank Sampah Mutiara memiliki peran dalam hal ekonomi masyarakat untuk mendapatkan tambahan pendapatan,
dalam hal sosial masyarakat sebagai pusat kegiatan masyarakat berbasis lingkungan, dalam hal kebersihan
lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. Hal-hal yang menjadi hambatan
dalam operasional Bank Sampah Mutiara ialah kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat, minimnya alat
transportasi pengangkut sampah, kurangnya akses pemasaran produk hasil daur ulang sampah, dan kurangnya
dukungan dari pemerintah.
Kata Kunci: Implementasi, Bank Sampah, Pengelolaan Sampah.

Abstract
Waste Bank is a national movement for environmental hygiene and health. The concept of junk Banks began to be
widely implemented in Indonesia, where people can bring certain waste, then can be processed into useful materials.
One of them is Mutiara Medan Trash Bank, through our rubbish bank saving garbage and getting money. In addition
to providing economic benefits, it is certain that the existence of Bank Trash will provide benefits for environmental
cleanliness. This research is a descriptive research with qualitative approach using in-depth interview method to find
out how the implementation of Mayor Regulation No. Medan. 14 Year 2014 on Garbage Bank at Bank Sampah
Mutiara Kelurahan Binjai District Medan Denai Medan City in 2016. The results show that Pearl Bank has a role in the
economy of society to earn additional income, in terms of social community as the center of community-based
environmental activities, in terms of environmental hygiene to create a clean, healthy, and comfortable
environment.To optimize the success of planning to the implementation stage it is necessary to seriously improve it
since the proposal submission process, preparation of planning documents and budget until realization. The obstacles
to the Pearl Garbage Bank operations are the lack of active participation from the community, the lack of garbage
transportation tools, the lack of access to marketing of recycled waste products, and the lack of support from the
government.
Keywords: Implementation, Garbage Bank, Waste Management.

How to Cite: Dongoran, H.S. Harahap, R.H. & Tarigan, U. (2018). Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang
Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Kebersihan dan Bank Sampah. Jurnal Administrasi Publik. 8 (1): 47-64.

47
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

PENDAHULUAN Perilaku Sehat dan Pemberdayaan


Pembangunan dan pertumbuhan Masyarakat yang bertujuan untuk
jumlah penduduk yang semakin meningkat mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
dari hari kehari tentunya akan sehat yang mendukung tumbuh kembang
mempengaruhi banyak hal. Sejalan dengan anak dan remaja, memenuhi kebutuhan
teori pertumbuhan maka laju dasar untuk hidup sehat, dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi memungkinkan interaksi sosial serta
mengakibatkan tingkat konsumsi melindungi masyarakat dari ancaman
penduduk yang juga turut meningkat, bahaya yang berasal dari lingkungan,
dampak langsungnya berupa termasuk dalam permasalahan lingkungan
meningkatnya jumlah limbah seperti ialah mengenai pengelolaan sampah
sampah yang dihasilkan oleh manusia (Kemenkes RI, 2010).
setiap harinya. Pembangunan kesehatan Sampah merupakan suatu bahan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, yang terbuang atau dibuang dari sumber
kemauan dan kemampuan hidup sehat hasil aktivitas manusia maupun proses
bagi setiap orang agar terwujud derajat alam yang belum memiliki nilai ekonomis
kesehatan masyarakat yang setinggi- jika tidak diolah secara baik dan benar.
tingginya, sebagai investasi bagi Masalah sampah timbul dengan adanya
pembangunan sumber daya manusia yang peningkatan timbunan sampah sebesar 2-
produktif secara sosial dan ekonomis. 4% per tahun, namun tidak diimbangi
Masyarakat berperan serta, baik secara dengan dukungan sarana dan prasarana
perseorangan maupun terorganisasi dalam penunjang yang memenuhi persyaratan
segala bentuk dan tahapan pembangunan teknis, sehingga banyak sampah yang tidak
kesehatan dalam rangka membantu ditangani dengan maksimal. Selain sarana
mempercepat pencapaian derajat dan prasarana, kesadaran manusia juga
kesehatan masyarakat yang setinggi- memegang peranan penting dalam
tingginya. Peran serta mencakup mengelola sampah. Jika dilihat kondisi saat
keikutsertaan secara aktif dan kreatif ini masyarakat belum banyak mengetahui
(Undang-Undang Kesehatan RI, 2009). bagaimana mengelola dan memanfaatkan
Dalam pembangunan kesehatan menuju sampah. Sampah masih dianggap sebagai
Indonesia sehat ditetapkan enam Program barang yang tidak berguna
Pembangunan Kesehatan, salah satunya (Kusnoputranto, 2006). Sampah akan
adalah Program Lingkungan Sehat, terus dihasilkan dan tidak pernah berhenti

48
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

selama manusia masih tetap memproduksi orangnya rata-rata 0,5 kg/kapita/hari


barang organik dan non organik. Tidak (Sudrajat, 2006).
terbayangkan apabila jumlah sampah terus Sampah masih dianggap momok yang
meningkat tanpa diimbangi daur ulang. mengkhawatirkan akibat dampak negatif
Sementara itu, peningkatan jumlah yang ditimbulkannya. Selain menurunkan
penduduk akan sebanding dengan higienitas dan kualitas lingkungan,
peningkatan produksi dan linier pula keberadaan sampah senantiasa
dengan peningkatan sampah. Apabila tidak menimbulkan problematika sosial yang
ditangani secara efektif dan efisien, cukup pelik di berbagai hal, dengan sedikit
peningkatan volume sampah di bumi akan kreativitas dan kerja keras, sampah tidak
mempengaruhi keseimbangan ekosistem layak pakai dapat disulap menjadi barang
terutama sampah non organik yang bermanfaat. Beraneka produk olahan
disekitarnya. Alam memiliki andil besar sampah bisa digunakan untuk menunjang
dalam pengolahan sampah secara kehidupan manusia sekaligus
otomatis, terutama pada sampah organik, memperbaiki kualitas alam. Begitu banyak
namun kerja keras alam dalam mengurai sampah yang dapat didaur ulang dan
sampah secara natural sangat tidak dikomersilkan dalam lingkaran usaha, baik
berimbang dibanding berjuta ton volume modern maupun tradisional. Beragam
sampah yang dihasilkan. Bagaimana juga jenis sampah terutama sampah organik,
peran serta manusia dalam penanganan dapat dengan mudah dan sederhana
dan pengolahan sampah sangatlah penting. diaplikasikan menjadi bahan olahan.
Upaya pengendalian sampah merupakan Sebagai contoh kompos dan pupuk cair,
salah satu bukti tanggung jawab dari merupakan hasil nyata olahan sampah
dampak aktivitas manusia itu sendiri. organik yang memiliki kontribusi besar
Sampai saat ini, permasalahan sampah dalam dunia pertanian. Sampah tetap
merupakan hal yang krusial, bahkan masih menjadi perhatian yang utama dan
sampah dapat dikatakan sebagai masalah menjadi masalah yang harus kita pecahkan
kultural, karena dampaknya melibatkan bersama-sama. Banyak cara yang telah
sisi kehidupan, terutama di kota-kota dilakukan oleh pemerintah atau pihak
besar, seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, swasta untuk menyadarkan masyarakat
Bandung, dan Palembang. Menurut akan arti pentingnya mengelola sampah
prakiraan, terutama di kota-kota tersebut dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari
Volume sampah yang dihasilkan per- semakin banyaknya jumlah sampah yang

49
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

ada disekitar kita. Tanpa pengolahan merupakan program yang di gagas oleh
kapasitas sampah di Tempat PT. Unilever Tbk dari pihak swasta yang
Penampungan Akhir (TPA) sudah tidak bekerjasama dengan Pemerintah Kota
mampu lagi menampung sampah-sampah Medan, Harian Waspada dan Yayasan
tersebut (Suwerda, 2012). Medan Bumi Hijau Lestari. Langkah ini didasari
merupakan salah satu kota metropolitan atas komitmen PT. Unilever Tbk dalam
yang berpenduduk cukup padat di memberikan sumbangsih pada
Sumatera Utara, peningkatan jumlah pembangunan yang berwawasan
penduduk sangat berpengaruh pada lingkungan (Panduan MdGC, 2010)
jumlah sampah. Menurut data Dinas Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
Kebersihan Kota Medan Tahun 2009, tentang Pengelolaan Sampah menjelaskan
penduduk Kota Medan menghasilkan tentang prinsip dalam mengelola sampah
sampah sebesar 5.616 m3/hari atau 1.404 adalah reduce, reuse dan recycle yang
ton/hari (Khairunnisa, 2011). artinya adalah mengurangi, menggunakan
Untuk mengatasi permasalahan kembali, dan mengolah. Sedangkan pola
tersebut, diperlukan upaya pelestarian hidup masyarakat saat ini, dalam
lingkungan yang berkesinambungan. pengelolaan sampah jarang sekali dikelola
Pemerintah Kota Medan juga telah dan digunakan kembali. Masyarakat hanya
membuat kebijakan dengan merumuskan melakukan pengumpulan sampah di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah rumah masing-masing, kemudian sampah
(RPJM) Kota Medan tahun 2006–2010 di ambil oleh tukang pengumpul sampah
yang salah satunya mengenai peningkatan (petugas sampah) sesudah itu tukang
dan pengendalian lingkungan hidup yaitu pengumpul sampah membawa sampah
meningkatkan pengelolaan dampak tersebut ke TPS (Tempat Penyimpanan
pembangunan (Enviromental Impact Sementara), dari TPS sampah di angkut
Management), penerapan analisis dampak oleh mobil sampah kemudian dibuang ke
lingkungan bagi setiap kegiatan yang TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
diperkirakan mempunyai dampak yang Menurut Muhammad Husni SE
signifikan terhadap lingkungan. Upaya ini (Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan
sudah tentu harus disertai oleh partisipasi Kota Medan) yang dikutip dari Tribun-
masyarakat termasuk sektor swasta. Pada Medan.com (2016), mengatakan bahwa
tahun 2009, diluncurkan program Green terdapat 2000 ton sampah diproduksi
and Clean di kota Medan. Program ini setiap hari di Kota Medan. Tidak semua

50
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

sampah terangkut petugas dari Tempat Bank Sampah membuka pelayanan


Penampungan Sementara (TPS). tabungan sampah setiap hari Senin sampai
Menurutnya, sampah rumah tangga Jum’at pukul 09.00-15.00 WIB (Medan
merupakan penyumbang terbanyak Green and Clean, 2010). Pola atau
produksi sampah per harinya di Medan. mekanisme kegiatan bank sampah secara
Bertitik tolak dari hal tersebut maka perlu umum yaitu: 1) Warga mengunjungi
dilakukan pengolahan sampah mulai dari kantor bank sampah untuk mendaftar
sampah rumah tangga. Salah satu menjadi nasabah. 2) Sampah dari rumah-
penanganan yang efektif dan dapat rumah warga dibawa ke bank Sampah
dilakukan warga adalah dengan (diantar sendiri atau dijemput. 3) Di bank
menerapkan sistem pengolahan sampah sampah, sampah diolah (organik dijadikan
dengan metode tabungan sampah atau pupuk kompos & anorganik didaur ulang
dikenal dengan istilah program bank menjadi bentuk lain seperti tas, dompet
sampah (Suwerda, 2012). Salah satu taplak meja dan sebagainya). 4) Bank
bentuk pengelolaan sampah yang ada di sampah memasarkan produk daur
kota Medan adalah Program Bank Sampah. ulangnya. 5) Tiga bulan kemudian nasabah
Bank Sampah merupakan salah satu boleh mencairkan rekeningnya (bisa juga
pendekatan dalam Gerakan Nasional untuk dicairkan sewaktu-waktu seperti saat
kebersihan yang sekarang digagas kenaikan kelas atau hari raya).
pemerintah, dimana Kementerian Salah satu bank sampah yang aktif
Kesehatan dan Dinas Kebersihan serta berkegiatan di Kota Medan adalah Bank
Balai Lingkungan Hidup (BLH) menjadi Sampah Mutiara yang ada di Kelurahan
salah satu komponennya. Konsep Bank Binjai Kecamatan Medan Denai Kota
Sampah mulai banyak dilakukan di Medan, proses dalam Bank Sampah
Indonesia, dimana masyarakat dapat Mutiara hampir sama dengan bank
membawa sampah tertentu, lalu bisa konvensional pada umumnya. Bedanya,
diolah menjadi bahan bermanfaat. Saat ini jika biasanya kita menabung uang dapat
sudah ada 477 Bank Sampah di 55 kota uang, maka melalui bank sampah kita
dan Kabupaten di Indonesia. Salah satunya menabung sampah dapatnya malah uang.
adalah Bank Sampah Mutiara di Kelurahan Bank sampah memiliki dua sistem
Binjai Kecamatan Medan Denai Kota tabungan sampah yaitu tabungan sampah
Medan. individual dan komunal. Tabungan sampah
individual adalah tabungan sampah

51
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

dimana warga yang menjadi nasabah Sebaliknya, jika tidak terlaksananya


harus membawa sampah yang akan penerapan sistem pengelolaan sampah
ditabungkan langsung ke bank sampah. dengan tabungan sampah di bank sampah
Sampah tersebut harus dipilah dalam maka sampah-sampah akan berdampak
kelompok kertas, plastik, dan kaleng atau negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
botol yang sudah dibersihkan dan Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
dikeringkan terlebih dahulu. Setiap menganalisa mengenai Implementasi
nasabah akan diberikan nomor rekening, Pengelolaan Bank Sampah Mutiara dalam
buku tabungan. Warga yang menjadi Menciptakan Kebersihan di Kelurahan
nasabah individual juga dapat melakukan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun
simpan pinjam dengan dikenakan biaya 2016.
administrasi sebesar 5% dari besarnya
pinjaman. Pinjaman tersebut wajib METODE PENELITIAN
dikembalikan dalam jangka waktu 3 bulan Menurut Moleong (2005), penelitian
dan tidak dikenakan bunga pinjaman. kualitatif adalah penelitian yang
Sistem Individual ini memiliki kelebihan bermaksud untuk memahami fenomena
dan kekurangan. Kelebihan dari sistem ini tentang apa yang dialami oleh subjek
adalah pembagian hasil penjualan sampah penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
akan lebih banyak masuk ke kas nasabah motivasi, tindakan, dan lain sebagainya.
sedangkan kelemahannya warga harus Proses penelitian kualitatif ini melibatkan
membawa sampah yang ditabungkan ke upaya seperti mengajukan pertanyaan dan
bank sampah. Jika terlaksananya mengumpulkan data yang spesifik dari
penerapan sistem pengelolaan sampah para partisipan, menganalisis data
dengan tabungan sampah di bank sampah (Creswell 2010:5). Alasan lain penelitian
maka akan sangat berdampak positif dan ini menggunakan metode deskriptif karena
bermanfaat bagi lingkungan dan ingin memahami secara mendalam
masyarakat seperti terciptanya lingkungan bagaimana implementasi kebijakan
yang sehat dan bersih, menjadi media Peraturan Walikota Medan No. 14 Tahun
pendidikan kepada masyarakat tentang 2014 tentang Unit Pelaksanaan Teknis
memilah dan menabung sampah, dapat (UPT) Pelayanan Kebersihan Dan Unit
meningkatkan pendapatan dan kesadaran Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank Sampah
masyarakat akan pentingnya pengelolaan Pada Dinas Kebersihan Kota Medan di
sampah melalui tabungan sampah.

52
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

Bank Sampah Mutiara Kelurahan Binjai pelaksanaan dari pada Peraturan Walikota
Kecamatan Medan Denai Tahun 2016. Medan No. 14 Tahun 2014 tentang bank
Penelitian ini menggunakan metode sampah dan bagaimana pengelolaan daur
Deskriptif dengan teknik analisis Kualitatif ulang sampah. Serta ingin mengetahui
dikarenakan permasalahan yang belum lebih jauh hambatan maupun faktor-faktor
jelas, kompleks dan penuh makna. Model kendala di lokasi yang akan di teliti.
pendekatan implementasi kebijakan yang Penelitian ini dilakukan pada bulan April
di gunakan George Edward III disebut 2017 – Mei 2017.
dengan A Model of the Policy Metode yang di gunakan dalam
Implementation (1975). Proses mengambil sample menggunakan Teknik
implementasi ini merupakan sebuah sampling snowball adalah suatu metode
abstraksi atau performansi suatu untuk mengidentifikasi, memilih dan
kebijakan yang pada dasarnya secara mengambil sampel dalam suatu jaringan
sengaja dilakukan untuk meraih kinerja atau rantai hubungan yang menerus.
implementasi kebijakan yang tinggi yang Dalam penentuan sampel, pertama-tama
berlangsung dalam hubungan berbagai dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi
variabel. Proses penelitian kualitatif ini karena dengan dua orang sampel ini belum
melibatkan upaya seperti mengajukan merasa lengkap terhadap data yang
pertanyaan dan mengumpulkan data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
spesifik dari para partisipan, menganalisis lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
data (Creswell 2010). Alasan lain melengkapi data yang diberikan oleh dua
penelitian ini menggunakan metode orang sampel sebelumnya. Begitu
deskriptif karena ingin memahami secara seterusnya, sehingga jumlah sampel
mendalam bagaimana implementasi dari semakin banyak (Sugiyono, 2010). Sumber
pada pengelolaan bank sampah di Bank data (subjek penelitian) yang dipilih
Sampah Mutiara di tahun 2016. adalah orang-orang yang terlibat langsung
Lokasi Penelitian ini akan dilakukan dalam pelaksanaan tersebut. Dalam
di Bank Sampah Mutiara yang terletak di penelitian ini yang menjadi subjek
jalan Pelajar Timur Gang Kelapa Lorong penelitian adalah Direktur Bank Sampah
Gabe Kecamatan Medan Denai. Salah satu Mutiara.
pertimbangan dipilihnya lokasi penelitian Langkah-langkah analisa data yang
tersebut adalah dikarenakan ingin digunakan dalam penelitian ini adalah
menganalisa lebih jauh bagaimana sebagai berikut (Suyanto, 2005): (1)

53
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

Observasi, yaitu proses pengamatan yang tersebut. Kredibilitas Apakah proses dan
dilakukan secara intens terhadap objek hasil penelitian dapat diterima atau
yang akan diteliti. (2) Wawancara dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai
mendalam (depth interview). Wawancara adalah lama penelitian, observasi yang
mendalam adalah suatu cara detail, analisis membandingkan dengan
mengumpulkan data atau informasi hasil penelitian, yaitu: Pengamatan yang
dengan cara langsung bertatap muka terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri
dengan informan agar mendapatkan data dan unsur unsur dalam situasi yang sangat
lengkap dan mendalam. Wawancara ini relevan dengan persoalan atau isu yang
dilakukan dengan berulang-ulang secara sedang diteliti, serta memuaskan diri pada
intensif. Adapun alat dalam pengambilan hal-hal tersebut secara rinci. Dependability
data seperti, tape recorder, handphone, yaitu apakah hasil penelitian mengacu
foto dan data yang termasuk ke dalam pada tingkat konsistensi peneliti dalam
dokumentasi. (3) Dokumentasi. Studi mengumpulkan data, membentuk, dan
dokumentasi dalam pengumpulan data menggunakan konsep-konsep ketika
penelitian dimaksudkan sebagai cara membuat interprestasi untuk menarik
mengumpulkan data dengan mempelajari kesimpulan (Kriyantono, 2006).
dan mencatat bagian-bagian yang
dianggap penting dan berbagai dokumen HASIL DAN PEMBAHASAN
resmi yang dianggap baik dan ada Komunikasi
pengaruhnya dengan lokasi penelitian. Berdasarkan teori implementasi
Menurut Miles dan Huberman menurut George Edward III disebut
(2010), teknik analisis data dengan model dengan A Model of the Policy
interaktif terdiri atas empat tahapan yang Implementation (1975) dengan hasil
harus dilakukan yaitu pengumpulan data, penelitian yang terjadi di Bank Sampah
reduksi data, display data dan tahap Mutiara adalah: Berdasarkan penelitian
penarikan kesimpulan atau verifikasi. dapat dijelaskan bahwa implementasi
Untuk meningkatkan kualitas penelitian kebijakan Peraturan Walikota Medan No.
digunakan teknik triangulasi yaitu teknik 14 Tahun 2014 tentang Unit Pelaksanaan
pemeriksaan keabsahan data yang Teknis (UPT) Pelayanan Kebersihan Dan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank
data itu untuk keperluan pengecekan atau Sampah Pada Dinas Kebersihan Kota
sebagai pembanding terhadap data Medan di Bank Sampah Mutiara Kelurahan

54
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

Binjai Kecamatan Medan Denai dilihat dari Implementasi kebijakan yang diberikan
Struktur Organisasi dan pola kerja yang oleh Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
dilaksanakan maka Bank Sampah Mutiara Kota Medan, khususnya dalam menangani
ini berada di dalam binaan Dinas pengelolaan sampah melalui Bank Sampah
Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, Mutiara merupakan cara agar masyarakat
dalam hal ini Unit Pengelola Teknis (UPT) dapat menjalankan kebijakan-kebijakan
Bank Sampah sangat berperan demi yang telah diberikan dengan baik agar
kemajuan dan eksistensi Bank Sampah tercapai tujuan bersama dalam
Mutiara. Peraturan Walikota ini menciptakan lingkungan yang bersih dan
menggunakan proses komunikasi, dalam nyaman. Oleh karena itu implementasi
menentukan keberhasilan pencapaian kebijakan mengenai pengolahan sampah
tujuan implementasi yang efektif. diharapkan dapat berjalan dengan baik.
Melalui komunikasi oleh pengelola Berdasarkan hasil penelitian dapat
Bank Sampah Mutiara maupun masyarakat dijelaskan bahwa Dinas Kebersihan Dan
yang saling berinteraksi. Peran Pemerintah Pertamanan Kota Medan dan Bank Sampah
Kota Medan sebagai Pembina yang di Mutiara memegang peranan penting dalam
delegasikan kepada Dinas Kebersihan Dan hal penanganan pengolahan sampah.
Pertamanan Kota Medan, Badan Dengan melakukan Komunikasi dengan
Lingkungan Hidup Kota Medan, Camat pihak-pihak yang terkait, Dinas Kebersihan
Medan Denai dan Lurah Kelurahan Binjai dan Pertamanan Kota Medan
tentu sangat mendukung pola komunikasi mengharapkan bahwa informasi yang
yang dilakukan, baik itu dalam bentuk diberikannya dapat di implementasikan
sosialisasi maupun kebijakan-kebijakan dengan baik oleh masyarakat. Pada kedua
lainnya yang berkaitan dengan uraian diatas menjelaskan bahwa proses
memberikan informasi kepada masyarakat komunikasi dalam penyampaian informasi
dengan menggunakan tiga hal penting mengenai pengelolaan sampah yang
yang dikemukakan oleh George Edward III. diutarakan oleh Dinas Kebersihan dan
Dengan demikian penyampaian informasi Pertamanan Kota Medan dilakukan untuk
dapat di terima oleh masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai serta pengetahuan
kejelasan dan konsistensi yang di pegawai dan semua unsur yang
berikannya. Implementasi kebijakan pada mengandung maksud dan tujuan agar
prinsipnya merupakan cara agar sebuah tercapainya tujuan ke arah yang lebih baik.
kebijakan dapat mencapai tujuan. Dengan adanya metode yang dilakukan

55
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

oleh Dinas Kebersihan Dan Pertamanan pengelola Bank Sampah Mutiara yaitu
Kota Medan terhadap masyarakat, ini akan dengan menggunakan media, seperti surat
membangun pola pemikiran masyarakat menyurat pembuatan brosur, spanduk dan
bahwa sampah juga dapat menghasilkan pembuatan plank untuk memperkenalkan
secara ekonomi, di sisi lain juga hal keberadaan Bank Sampah Mutiara
tersebut dapat menciptakan lingkungan sekaligus menambah nasabah Bank
bersih, sehat dan nyaman. Sampah Mutiara dan untuk meningkatkan
Adanya informasi yang diberikan partisipasi masyarakat. Komunikasi dalam
oleh pihak Dinas Kebersihan Dan bentuk sosialisasi tersebut juga bertujuan
Pertamanan Kota Medan terhadap untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat diharapkan masyarakat dapat masyarakat untuk tidak membuang
berpasrtisipasi aktif dan ikut serta dalam sampah sembarangan dan meningkatkan
menjaga lingkungan. Penyuluhan yang kebersihan dan kesehatan. Dengan
diberikan Dinas Kebersihan dan demikian pengelolaan sampah yang
Pertamanan Kota Medan dan Bank Sampah dilakukan oleh masyarakat dalam
Mutiara terhadap masyarakat mengenai kehidupan sehari-hari, dapat membantu
karakteristik sampah ini dapat mengurangi volume sampah di Kota
memberikan pengetahuan terhadap Medan, khususnya di lingkungan masing-
masyarakat untuk pengelolaan sampah. masing warga masyarakat. Pada intinya
Pengelolaan sampah yang sering terjadi penyebaran informasi yang dilakukan oleh
antara lain perilaku dan pola hidup pihak pengelola Bank Sampah Mutiara,
masyarakat masih cenderung mengarah Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
pada peningkatan timbulnya sampah Kecamatan dan Kelurahan terhadap
karena tidak seimbangnya sumber daya masyarakat terkait mengenai isi informasi,
yang ada dengan keadaan alam, sehingga waktu penyampaian informasi, serta
pengelolaan kebersihan belum mampu pemahaman informasi, telah berjalan
melayani seluruh sampah yang dihasilkan, sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh
oleh karena itu volume sampah yang Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
ditimbulkan semakin meningkat pula, Medan, dalam hal ini oleh Unit Pengelola
sehingga terjadilah penumpukan sampah Teknis Bank Sampah, informasi yang
serta volume sampah yang sangat tinggi. diterima oleh masyarakat mengenai
Dari hasil observasi di lapangan pengelolaan sampah telah diterima dengan
strategi komunikasi yang dilakukan oleh jelas, namun belum semua masyarakat

56
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

mengerti dan mempunyai kesadaran masyarakat Kota Medan maupun


mengenai dampak sampah. Dengan wisatawan. Sumber daya yang optimal
demikian Dinas Kebersihan Dan memungkinkan peningkatan penduduk di
Pertamanan Kota Medan telah melakukan Kota Medan. Seiring dengan peningkatan
tugas perencanaannya namun belum penduduk maka timbullah berbagai
maksimal dalam mencapai tujuan untuk aktivitas, seperti perkembangan
menyebarkan informasi keseluruh pembangunan kota, maupun aspek-aspek
masyarakat Kota Medan. Peran pengelola industri. Hal ini mengakibatkan terjadinya
Bank sampah Mutiara, Kecamatan dan peningkatan volume sampah. Sampah
Kelurahan sangat diharapkan untuk apabila tidak dikelola dengan baik akan
tercapainya informasi yang di inginkan menimbulkan berbagai permasalahan,
kepada masyarakat. diantaranya sampah yang menumpuk di
Berdasarkan hasil observasi di setiap Tempat Pembuangan Sampah.
lapangan, bahwa penyampaian informasi Sumber daya informasi yang dijalankan
yang dilakukan baik itu Dinas Kebersihan oleh Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Dan Pertamanan Kota Medan, Bank Kota Medan belum sepenuhnya berjalan
Sampah Mutiara, Kecamatan dan dengan baik.
kelurahan belum berjalan dengan efektif, Adanya sumber daya informasi yang
hal tersebut ditimbulkan karena informasi dapat dipergunakan oleh Dinas Kebersihan
yang diberikan tidak secara menyeluruh Dan Pertamanan, sebaiknya dapat dengan
sampai ke masyarakat, tentang mudah dalam menyampaikan informasi
keberadaan Bank Sampah Mutiara, pola kepada masyarakat terkait masalah
kerja yang dilaksanakan lainnya sehingga Peraturan Daerah Kota Medan No. 11
terjadinya miss komunikasi kepada Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
masyarakat terkait masalah pengelolaan di Kota Medan. Erat kaitannya dengan hal
sampah dan jenis-jenis sampah maupun tersebut di atas, Peraturan Walikota
harga sampah apabila di jual atau di Medan No. 14 Tahun 2014 tentang Unit
tabung di Bank Sampah Mutiara oleh Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelayanan
masyarakat setempat. Kebersihan Dan Unit Pelaksanaan Teknis
(UPT) Bank Sampah Pada Dinas
Sumber-sumber Kebersihan Kota Medan merupakan
Sumber daya Kota Medan memiliki turunan dari Peraturan Daerah Kota
potensi yang baik bagi kehidupan Medan No. 11 Tahun 2012 Tentang

57
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

Pengelolaan Bank Sampah. Kebijakan ini diketahui secara pasti apa penyebab mesin
seharusnya dapat menyentuh untuk pencacah sampah dan pengayak kompos
mengurangi volume sampah di Kota ini bisa dirusak, beberapa hal mungkin saja
Medan, sumber daya yang sangat utama ini terjadi seperti ada kerusakan sistem dan
(peraturan) seharusnya dapat berjalan tata kerja di mesin atau sumber daya
sesuai perencanaan yang telah di tentukan manusia yang kurang kompeten untuk
agar masyarakat dapat menjalankan dan memfungsikan mesin tersebut, sehingga
mengimplentasikan informasi yang telah mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan
diberikan oleh pihak Dinas Kebersihan upaya dalam hal perbaikan atau
Dan Pertamanan Kota Medan, khususnya penggantian mesin pencacah sampah dan
Bank Sampah Mutiara di Kelurahan Binjai pengayak kompos agar bisa digunakan
Kecamatan Medan Denai. kembali dalam kegiatan Bank Sampah
Mutiara dan untuk mengelola sampah
Sarana Dan Prasarana Bank Sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah
Mutiara Bank Sampah Mutiara dapat menjadi
Bank Sampah Mutiara di Kelurahan pupuk kompos yang memiliki nilai jual
Binjai Kecamatan Medan Denai Kota yang bisa digunakan oleh masyarakat
Medan memiliki sarana dan prasarana untuk kegiatan bercocok tanam.
yaitu: 1) Komputer 1 unit; 2) Buku
Administrasi 200 buah; 3) Kendaraan Sumber Daya Manusia (SDM) Bank
motor viar 1 unit; 4) Meja 4 buah; 5) Kursi Sampah Mutiara
8 buah; 6) Timbangan; 7)Pencacah sampah Adapun pembagian jabatan atau
1 buah; 8) Pengayak kompos 1 buah; 9) tugas di Bank Sampah Mutiara sudah
Bangunan Bank Sampah 5x10 M2 terstruktur secara baik dimulai dari bidang
Secara umum sarana dan prasarana Satpam, Bendahara, Sekretaris, Devisi
atau peralatan yang digunakan di Bank Operasional, Devisi Produksi, Devisi
Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun Pemberdayaan Sampah, dan jabatan
ada beberapa alat yang rusak dan tidak tertinggi sebagai Direktur Bank Sampah
bisa digunakan yaitu mesin pencacah Mutiara. Bank sampah merupakan aplikasi
sampah dan pengayak kompos, sehingga gerakan memilah dan memanfaatkan
salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara kembali sampah, yang memiliki esensi
untuk mengelola sampah organik menjadi bahwa masyarakat harus sadar terhadap
kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum lingkungan sekitar. Konsep Bank Sampah

58
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

adalah salah satu upaya menyadarkan patuh dalam pelaksanaan kebijakan


masyarakat betapa sampah memiliki nilai implementasi tersebut. komitmen yang
jual yang dapat menghasilkan uang, tinggi dari pelaksana kebijakan akan
sehingga lebih peduli untuk mengelolanya membuat aparatur selalu antusias dalam
mulai dari pemilihan, pengomposan melaksanakan tugas, wewenang, fungsi,
hingga menjadikan sampah sebagai barang dan tanggung jawab melalui pemahaman
dapat digunakan kembali dan bernilai tentang tugas-tugas mengenai
ekonomis. Bank sampah mutiara pengelolahan sampah yang akhirnya dapat
Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai menjalankan implementasi kebijakan
Kota Medan dibentuk melalui kerjasama Peraturan Walikota Medan No. 14 Tahun
dengan Pemerintah Kota dengan 2014 tentang Unit Pelaksanaan Teknis
mengutamakan kebersamaan dalam (UPT) Pelayanan Kebersihan Dan Unit
pencapaian tujuannya. Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank Sampah
Pada Dinas Kebersihan Kota Medan
Sikap Para Pelaksana dengan baik. Pelaksanaan implementasi
Disposisi atau sikap pelaksana kebijakan Peraturan Walikota Medan No.
kebijakan dalam melaksanakan kebijakan 14 Tahun 2014 tentang Unit Pelaksanaan
Peraturan Walikota Medan No. 14 Tahun Teknis (UPT) Pelayanan Kebersihan Dan
2014 tentang Unit Pelaksanaan Teknis Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank
(UPT) Pelayanan Kebersihan Dan Unit Sampah Pada Dinas Kebersihan Kota
Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank Sampah Medan dilakukan oleh aparatur yang telah
Pada Dinas Kebersihan Kota Medan dapat mempunyai kemampuan dalam masing-
dilihat melalui tingkat kepatuhan masing tugasnya, yang menjadikan
pelaksana dan pemberian upah kepada pelaksanaan implementasi kebijakan
para pelaksana kebijakan, jika pelaksana pengelolaan sampah dapat berjalan
ingin efektif dan efisien, maka para dengan baik, yang salah satunya dilakukan
pelaksana tidak hanya mengetahui apa oleh Pengelola Bank Sampah Mutiara
yang akan dilakukan tetapi juga harus Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.
memiliki kemampuan untuk
melaksanakannya. Para pelaksana Struktur Birokrasi
implementasi kebijakan yang akan Struktur organisasi bertugas
melakukan tugasnya diharapkan memiliki melaksanakan kebijakan memiliki
keinginan untuk dapat bekerja dengan pengaruh besar terhadap pelaksanaan

59
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

kebijakan, di dalam sturktur birokrasi Sampah Pada Dinas Kebersihan Kota


terdapat dua hal penting yang dapat Medan. Berdasarkan hasil penelitian dan
mempengaruhinya salah satunya yaitu pengamatan yang dilaksanakan oleh
aspek struktur birokrasi yang penting dari peneliti di Bank Sampah Mutiara dapat
setiap organisasi adalah adanya prosedur diketahui bahwa terobosan atau inovasi
operasi standar (Standard operating baru untuk membuat Bank Sampah dalam
procedurs) atau SOP. SOP ini merupakan upaya bersama masyarakat untuk
pedoman untuk para pelaksana kebijakan menciptakan kebersihan lingkungan
dalam bertindak atau menjalankan merupakan program yang sangat baik dan
tugasnya. Selain SOP yang mempengaruhi efektif apabila dapat dijalankan secara
struktur birokrasi adalah fragmentasi yang profesional dan kompeten oleh petugas
berasal dari luar organisasi. dengan partisipasi masyarakat yang aktif
Struktur birokrasi yang baik akan dalam menyukseskan semua kegiatan yang
memberikan dorongan kepada diinisasi oleh Bank Sampah Mutiara,
keberhasilan pelaksanaan implementasi sehingga tujuan pokok Bank Sampah
kebijakan Peraturan Walikota Medan Mutiara untuk mewujudkan kebersihan
Nomor 14 tahun 2014 tentang Unit lingkungan, peningkatan pendapatan
Pelaksana Teknis Kebersihan dan Unit ekonomi masyarakat, meningkatkan
Pelaksana Teknis Bank Sampah pada Dinas kreatifitas warga, dan peningkatan derajat
Kebesihan Kota Medan, strategi organisasi kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
secara keseluruhan telah ditetapkan serta dapat terlaksana secara baik, efektif, dan
struktur organisasi telah dibentuk, efisien.
sehingga hal yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana organisasi tersebut Faktor Kendala Dan Hambatan Dalam
melakukan kegiatan atau menjalankan Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Di
tugas dan fungsinya dengan baik dan Bank Sampah Mutiara Tahun 2016
benar, karena struktur birokrasi Berdasarkan dari data menunjukkan
memberikan andil yang besar dalam bahwa implementasi pengelolaan sampah
keberhasilan pelaksanaan implementasi yang berlangsung selama ini di Bank
kebijakan Peraturan Walikota Medan No. Sampah Mutiara Kelurahan Binjai
14 Tahun 2014 tentang Unit Pelaksanaan Kecamatan Medan Denai dinilai cukup
Teknis (UPT) Pelayanan Kebersihan Dan efektif. Dari hasil pengamatan kegiatan,
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank hasil dari daur ulang sampah

60
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

menunjukkan bawa pengelolaan sampah memberikan harga yang kompetitif bagi


produktif. Hanya saja untuk data nasabah para nasabahnya.
masyarakat di nilai belum sepenuhnya 2. Keengganan Masyarakat Untuk
memenuhi target realisasi yang ada. Mengumpulkan Sampah
Kurangnya keaktifan masyarakat pada Masih terdapat anggota masyarakat
kegiatan pengelolaan sampah semakin yang enggan untuk mengumpulkan
menurun. Sesuai observasi dan wawancara sampah karena menurut mereka sampah
yang peneliti lakukan maka di dapat apa bukanlah hal yang baik untuk dijadikan
saja hal yang menjadi kendala dan tambahan penghasilan. Sebagian dari
hambatan yang selama ini di dapat dari warga juga berpendapat bahwa sampah
program bank sampah di Bank Sampah merupakan barang yang kotor sehingga
Mutiara. Dapat dijelaskan ke dalam tidak layak untuk diolah. Disamping itu
beberapa faktor dibawah ini: juga masih ada anggota masyarakat yang
1. Persaingan Industri Pengelolaan merasa malas untuk berpartisipasi dalam
Sampah mengumpulkan sampah yang ada disekitar
Persaingan industri pengelolaan mereka, rasa malas ini timbul akibat tidak
sampah yang memang orientasi profit adanya kesadaran mereka untuk
menjadi salah satu faktornya, dengan memperbaiki lingkungan. Hambatan
berdirinya industri pengolahan sampah internal individu berupa pemahaman
lain mempengaruhi warga untuk menjual warga mengenai mengumpulkan sampah
atau menabung sampah yang sudah dan rasa malas mereka untuk mengelola
mereka kumpulkan khususnya sampah sampah yang ada di sekitar mereka
yang bernilai tinggi dengan jumlah banyak mempengaruhi partisipasi mereka untuk
seperti misalnya kardus. Selain Bank menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara.
Sampah Mutiara juga terdapat pengumpul Masyarakat masih sebagian kecil
sampah lain yang bersedia untuk membeli yang ikut berpartisipasi dalam program-
sampah yang sudah dikumpulkan warga program bank sampah walaupun Bank
yang memiliki nilai ekonomi, sehingga Sampah Mutiara sudah mensosialisasikan
dalam hal ini beberapa nasabah ada yang ke beberapa sekolah namun tidak banyak
kemudian menjual sampah kepada yang ikut berpartisipasi untuk menjadi
pengumpul sampah lainya, oleh karena itu nasabah bank sampah. Dari hasil analisa
Bank Sampah Mutiara harus senantiasa data beserta jawaban dari informan hal ini
menunjukkan di dalam melakukan

61
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

pengelolaan dan penanganan sampah pembuatannya. Selain itu juga bidang


masyarakat di Bank Sampah Mutiara pemasaran produk tersebut yang hanya
sudah berusaha untuk dapat terfokus di pasarkan di lokasi Bank
mengimplementasikan dengan baik untuk Sampah Mutiara, sehingga masyarakat luas
masyarakat. Dari data yang diperoleh tidak mengetahui adanya produk daur
bahwa masyarakat cenderung belum aktif ulang sampah tersebut, sehingga perlu
dan kurang serta ikut berpartisipasi dalam upaya pemasaran produk yang lebih giat
mengumpulkan sampah dan dan inovatif, seperti melalui media sosial,
menjadikannya lebih produktif. Sebagai stand bazar dan sebagainya.
suatu unit organisasi, tidak terlepas dari 4. Kurangnya Sosialisasi
komponen administrasi dan manajemen Kurangnya sosialisasi dari pihak
dalam mewujudkan tujuannya. pengelola bank maupun instansi dan
3. Harga Yang Sulit Terjangkau lembaga terkait kepada masyarakat ketika
Tentang pengelolaan sampah sampai melaksanakan program bank sampah dari
menjadi suatu produk kerajinan bank perencanaan hingga evaluasi, sehingga
sampah mutiara mengalami kendala masyarakat kurang terlibat di dalamnya.
masalah pemasaran produk, sehingga Jadi manfaat dari kegiatan bank
berdampak pada hasil produk jual yang sampah ini memberikan alternatif solusi
menurun. Produk-produk kerajinan tangan baru bagi masyarakat Kota Medan dengan
yang dibuat dari sisa-sisa barang bekas memberikan nilai ekonomi lebih kepada
dapat berupa tas laptop, gantungan kunci, kebijakan yang menyasar persoalan
bingkai foto, hiasan meja dan dinding, kebersihan. Secara mendasar juga dapat
gelang dan lain-lain. Berdasarkan hasil dilihat dalam kebijakan bank sampah Kota
pengamatan salah satu penyebab Medan membawa semangat yang sangat
kurangnya minat masyarakat untuk luhur ditengah-tengah masyarakat yang
membeli produk hasil daur ulang sampah berusaha menyelesaikan permasalahan-
antara lain yaitu karena harganya yang permasalah dari segi sosial, ekonomi dan
dianggap masih relatif mahal. Misalkan tentu saja lingkungan hidup masyarakat.
saja tas laptop hasil daur ulang kain perca
dan plastik sampah yang dihargai Rp. SIMPULAN
50.000,-/buah tidak jauh beda dengan Berdasarkan hasil analisis serta data-
harga tas laptop di pasaran yang tidak data dari observasi peneliti maupun
menggunakan barang bekas sebagai bahan wawancara yang peneliti lakukan bahwa

62
Jurnal Administrasi Publik, 8 (1) Juni 2018: 47-64

implementasi kebijakan Peraturan tidak layak untuk diolah. Disamping itu


Walikota Medan No. 14 Tahun 2014 juga masih ada anggota masyarakat yang
tentang Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) merasa malas untuk berpartisipasi dalam
Pelayanan Kebersihan Dan Unit mengumpulkan sampah yang ada disekitar
Pelaksanaan Teknis (UPT) Bank Sampah mereka, rasa malas ini timbul akibat tidak
Pada Dinas Kebersihan Kota Medan di adanya kesadaran mereka untuk
Bank Sampah Mutiara Kelurahan Binjai memperbaiki lingkungan. Harga Yang Sulit
Kecamatan Medan Denai terlaksana Terjangkau. Tentang pengelolaan sampah
dengan baik, hanya saja sosialisasi dari sampai menjadi suatu produk kerajinan
pihak pengelola sampah yaitu Bank bank sampah mutiara mengalami kendala
Sampah Mutiara sendiri masih kurang ke masalah pemasaran produk, sehingga
masyarakat, sehingga masyarakat masih berdampak pada hasil produk jual yang
kurang mengetahui apa manfaat dari pada menurun. Berdasarkan hasil pengamatan
Bank Sampah itu sendiri. Faktor-faktor salah satu penyebab kurangnya minat
yang menjadi kendala dalam implementasi masyarakat untuk membeli produk hasil
pengelolaan sampah di Bank Sampah daur ulang sampah antara lain yaitu
Mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan karena harganya yang dianggap masih
Medan Denai diantaranya, yaitu: relatif mahal. Kurangnya Sosialisasi.
Persaingan Industri Pengelolaan Sampah. Kurangnya sosialisasi dari pihak pengelola
Selain Bank Sampah Mutiara juga terdapat bank maupun instansi dan lembaga terkait
pengumpul sampah lain yang bersedia kepada masyarakat ketika melaksanakan
untuk membeli sampah yang sudah program bank sampah dari perencanaan
dikumpulkan warga yang memiliki nilai hingga evaluasi, sehingga masyarakat
ekonomi, sehingga dalam hal ini beberapa kurang terlibat di dalamnya.
nasabah ada yang kemudian menjual
sampah kepada pengumpul sampah lainya, DAFTAR PUSTAKA
oleh karena itu Bank Sampah Mutiara Wardhana, A.W. (2004). Dampak Pencemaran
Lingkungan Cetakan Keempat. Yogyakarta:
harus senantiasa memberikan harga yang Penerbit Andi.
Abdul, W. (2004). Analisis Kebijakan dari Formulasi
kompetitif bagi para nasabahnya. ke Implementasi Kebijahanaan Negara.
Jakarta: Bumi Aksara.
Keengganan Masyarakat Untuk Achmadi, R. (2004). Kimia Lingkungan. Penerbit
Mengumpulkan Sampah. Sebagian dari Andi: Jakarta.
Alex, S. (2012). Sukses Mengolah Sampah Organik
warga juga berpendapat bahwa sampah Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
merupakan barang yang kotor sehingga Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan
Lingkungan. EGC: Jakarta.

63
Hasrun Syarif Dongoran, R. Hamdani Harahap & Usman Tarigan. Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang

Damanhuri, E dan Padmi, T. (2009). Teknologi Wardhana, W.A. (2004). Dampak Pencemaran
Pengelolaan Sampah Bandung: Penerbit ITB. Lingkungan. Cetakan keempat. Yogyakarta:
Dunn, W. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Penerbit ANDI.
Publik. Gajah Mada University Press: Zulkifli, A. (2014). Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan.
Yogyakarta. Jakarta: Salemba Teknika.
Edward III, G.C. (1980). Implementation Public Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Policy. Washington DC: Congresional Quarter Republik Indonesia No.13 Tahun 2012
Press. tentang Pedoman Pelaksanan Reduce, Reuse,
Hamdi, M. (2014). Kebijakan Publik: Proses, Analisis, Recycle melalui Bank Sampah.
dan Partisipasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Islamy, M.I. (2000). Prinsip-prinsip Perumusan Pengelolaan Sampah.
Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara, Peraturan Walikota Medan No. 14 Tahun 2014
2000. tentang Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Pelayanan Kebersihan Dan Unit Pelaksanaan
Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Teknis (UPT) Bank Sampah Pada Dinas
Group. Kebersihan Kota Medan.
Kountor, D.M.S, dan Ronny, (2005). Metode Peraturan Daerah Kota Medan No. 11 Tahun 2012
Penelitian Untuk Penulisan Skripsi & Tesis: Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Medan.
PPM. Surat Keputusan Kepala Dinas Kebersihan Kota
Manik, K.E.S. (2003). Pengelolaan Lingkungan Medan No. 660.2/1280 tanggal 09 Desember
Hidup. Djambatan: Jakarta. 2014 tentang Pembentukan Bank Sampah
Mukono. (2006). Prinsip Dasar Kesehatan Mutiara, struktur kepengurusan Bank
Lingkungan. Airlangga University Press: Sampah Mutiara.
Surabaya. http://lampost.co/berita/metro-kota-hijau-
Moleong, L.J. (2002). Meteodologi Penelitian terbaik-sumatera (di akses pada tanggal 28
Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. April 2017. 15:45 WIB).
Mulyana, D. (2006). Teknik Praktis Riset http://www.menlh.go.id/kebijaksanaan-produksi-
Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media bersih-di-indonesia/ (di akses pada tanggal
Group. 29 April 2017. 10:38 WIB).
Nugroho, D.R. (2004). Kebijakan Publik, Formulasi, http://www.menlh.go.id/rangkaian hlh-2015-
Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: dialog-penanganan sampah-plastik/ (di
Gramedia. akses pada tanggal 01 Mei 2017. 16:50 WIB).
Permadi, A.G. (2011). Menyulap Sampah Jadi Suraksumah, W. Permasalahan sampah di kota
Rupiah. Surabaya: Mumtaz Media. bandung dan alternatif solusinya.
Suyoto, B. (2008). Fenomena Gerakan Mengelola Fie.upi.edu/SURAKUSUMAH/Permasalahan_sampah
Sampah, PT Prima Infosarana Media: Jakarta. _kota_bandung_dan_alternatif_solusinya.pdf.
Sutidja, T. (2001). Daur Ulang Sampah. Jakarta: 2007 (di akses pada tanggal 02 Mei 2017.
Bumi Aksara. 20:32 WIB).
Sunarno. (2010). Dasar-Dasar Kebijakan Publik:
Kajian Proses & Analisis Kebijakan
Yogyakarta: UNY.
Suwerda, B. (2012). Bank Sampah (Kajian Teori Dan
Penerapan), Yogyakarta: CV. Rihama-
Rohima.
Suyanto, B. (2005). Metode Penelitian Sosial,
Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
Subarsono, A.G. (2006). Analisis Kebijakan Publik:
Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Soemirat, J. (2011). Kesehatan Lingkungan.
Bandung: Gajah Mada University Press.
Tangkilisan, H.N. (2003). Evaluasi Kabijakan Publik,
Penjelasan, Analisis dan Trasformasi
Pemikiran. Yogyakarta: Balairung.
Terry, G.R. (2003). Prinsip-prinsip Manajemen. Bumi
Aksara: Jakarta, 2003.
Winarno, B. (2002). Teori dan Proses Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Penerbit Media
Pressindo.

64

Anda mungkin juga menyukai