Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II

Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3


Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 – ITS Surabaya
Surabaya, 4 Februari 2014

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH B3


RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RUNGKUT, SURABAYA
Hendri Sutrisno dan Yulinah Trihadiningrum
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
Hendry@enviro.untan.ac.id

ABSTRAK
Tingkat keberhasilan pengelolaan sampah B3 rumah tangga dipengaruhi oleh peran serta
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran serta masyarakat di Kecamatan
Rungkut dalam melakukan pengelolaan sampah B3 rumah tangga, dan menentukan hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah B3 rumah
tangga. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data tentang peran serta
masyarakat dalam pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan teknik wawancara. Jumlah
responden sebanyak 100 orang yang ditentukan dengan stratified random sampling. Pengolahan
dan analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku
masyarakat dalam pemisahan sampah B3 dari sampah rumah tangga lainnya sangat bervariasi
dari rendah (kemasan pembersih wc, kaca, dan lantai), menengah (bola lampu, kemasan air
accu, dan oli), hingga tinggi (accu). Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
sampah B3 dengan perilaku masyarakat dalam memilah sampah B3 (P value < Pα).
Kata Kunci : Chi-square, Peran Serta Masyarakat, Sampah B3 rumah tangga

Abstract

The success rate of household hazardous waste management is influenced by community


participation. The purpose of research is to analyze the community participation in the household
hazardous waste management and the relationship between knowledge and behaviour of
community towards household hazardous waste management in Rungkut District. The research
method is a qualitative descriptive method. The collection of data uses interview techniques. The
number of samples are about 100 people. The technique of sampling uses stratified random
sampling. Data processing and analyzing uses chi-square test. The results showed that the
behavior of people in the hazardous waste separation from other household waste varies from
low ( packaging toilet cleaners, glass, and floors ), medium ( light bulb, packaging water batteries,
and oil ), high ( accu ). There is a relationship between the level of knowledge, which is about the
household hazardous waste, and the behavior of the community in sorting out household
hazardous waste (P value < Pα).
Keywords: Chi-Square, Community Participation, household hazardous Waste

ISBN 978-602-95595-7-6 1
1. Pendahuluan

Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) merupakan salah satu
jenis sampah yang sangat berbahaya. Sampah B3 rumah tangga (RT) adalah sampah
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang berasal dari RT. Jenis
sampah ini antara lain adalah lampu tabung, sel baterai kering yang digunakan di radio,
uap merkuri pada lampu, semprotan, obat-obatan kadaluarsa, termometer, baterai, oli dan
limbah elektronik (Con et al., 2007; Lakshmikantha dan Lakshminarasimaiah, 2007;
Thanh et al., 2010). Walaupun, jumlah timbulan sampah B3 yang dihasilkan dari
pemukiman relatif sangat kecil, namun sifat akumulatif sampah B3 tersebut merupakan
ancaman bagi lingkungan dan kesehatan manusia khususnya bagi masyarakat di sekitar
tempat pembuangan sampah (Lakshmikantha dan Lakshminarasimaiah, 2007; Faaz,
2011; Riandani, 2011).

Pertambahan jumlah sampah B3 yang tidak diiringi dengan pengelolaan yang ramah
lingkungan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan (Kustiah,2005). Salah satu cara
pengelolaan lingkungan adalah pengelolaan sampah B3 dengan cara meminimalkan
limbah yang dihasilkan baik dari industri (Fitriawan, 2010) maupun rumah tangga.

Kemampuan pemerintah dalam melakukan pengelolaan sampah hanya mencapai


40,09% di perkotaan dan 1,02% di pedesaan (Kustiah, 2005). Oleh sebab itu, untuk
memaksimalkan pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan
kepada sumber penghasil sampah yakni masyarakat (Syafaruddin, 2004).

Undang-undang No 18 tahun 2008 menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dan
kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12
dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara
berwawasan lingkungan. Keberhasilan pengelolaan sampah bergantung pada partisipasi
seluruh rakyat serta sikap mental, tekad, semangat, ketaatan dan disiplin seluruh rakyat
Indonesia serta para penyelenggara Negara.
Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam suatu kelompok
yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan
berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu (Davis dan Newstrom, 1993). Partisipasi
masyarakat sering diartikan keikutsertaan, keterlibatan dan kesamaan anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Partisipasi masyarakat secara langsung berarti anggota masyarakat ikut memberikan
bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan partisipasi tidak langsung
dapat berupa sumbangan pikiran, pendanaan dan material yang diperlukan
(Pangestu,1995).

Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat menurut Pangestu (1995)


adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal, yaitu yang mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi
individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik individu
mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, dan
pengalaman berkelompok.
2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek
dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi.

Tingkat keberhasilan pengelolaan sampah B3 rumah tangga dipengaruhi oleh peran serta
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran serta masyarakat di

2 ISBN 978-602-95595-7-6
SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II
Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3
Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 – ITS Surabaya
Surabaya, 4 Februari 2014

Kecamatan Rungkut dalam melakukan pengelolaan sampah B3 rumah tangga dan


menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat terhadap
pengelolaan sampah B3 rumah tangga.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni prosedur penelitian yang
berdasarkan data deskriptif berupa lisan maupun tulisan dari seorang subjek yang telah
diamati. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu teknik wawancara dan kuesioner.
Besarnya responden yang diambil ditentukan dari persamaan slovin sebagai berikut:

𝑵
𝒏 = (𝑵×𝒅𝟐)+𝟏 ...............................................................................(1)

Dimana:
n = Jumlah sampel (jiwa)
N = Jumlah penduduk (jiwa)
d = galat pendugaan (0,10).

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah responden yang


akan diambil sebanyak 100 responden. Penentuan persebaran sampel dilakukan dengan
metode teknik pengambilan sampling stratified random sampling. Metode stratified
random sampling merupakan cara pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelas
tertentu. Pada Kecamatan Rungkut dipilih 3 kelurahan yakni Kelurahan Penjaringan,
Kelurahan Kali Rungkut, dan Kelurahan Kedung Baruk. Ketiga kelurahan ini dipilih karena
memiliki kepadatan penduduk terpadat di Kecamatan Rungkut.

Proporsi pembagian jumlah sampling di Kelurahan Penjaringan dipilih sebanyak 34


sampel, Kelurahan Kedung Asem sebanyak 33 sampel, dan Kelurahan Kali Rungkut
Sebanyak 33 sampel. Data yang diambil dari reponden yakni perilaku dan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya, peraturan dan pengertian sampah B3 RT. Data yang
diperoleh akan diolah menggunakan uji chi-square dan microsoft office.

Hasil data yang diperoleh dari microsoft office berupa tabulasi, kurva yang
menggambarkan informasi terkait pemahaman, pengetahuan, dan perilaku masyarakat
terhadap sampah B3 yang dihasilkan. Sedangkan Hasil data yang diperoleh dari uji chi-
square berupa ada tidaknya hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan perilaku
dalam melakukan pengelolaan sampah B3 RT.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat di Kecamatan Rungkut dalam mengelola sampah B3 sangat


dipengaruhui oleh faktor pengetahuan masyarakat tentang sampah B3 RT. Pengetahuan
sampah B3 RT meliputi: definisi, bahaya, dan peraturan tentang sampah B3. Berdasarkan
data kuesioner diketahui tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Rungkut masih

ISBN 978-602-95595-7-6 3
rendah. Sebanyak 70% responden tidak mengetahui tentang pengertian sampah B3 RT,
30% responden mengetahui tentang sampah B3 RT (Gambar 1).

ya; 30%

tidak; 70%

Gambar 1. Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah B3 RT

Berdasarkan data kuesioner diketahui sebanyak 74% responden tidak mengetahui


bahaya sampah B3, sedangkan 26% responden mengetahui bahaya sampah B3. Secara
rinci tingkat pengetahuan masyarakat tentang bahaya dari sampah B3 dapat dilihat pada
Gambar 2.

ya, 26%
tidak, 74%

Gambar 2. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Bahaya dari Sampah B3

Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat di kecamatan Rungkut tentang sampah B3


dipengaruhi oleh peran aktif pemerintah dan kader lingkungan dalam memberikan edukasi
ke masyarakat. Salah satu program edukasi tersebut adalah sosialisasi tentang sampah
B3. Berdasarkan data kuesioner, sebanyak 84% responden menyatakan tidak pernah
dilakukan sosialisasi terkait sampah B3 rumah tangga. Sedangkan 16% responden
menyatakan bahwa pernah mendapatkan sosialisasi (Gambar 3).

pernah,
16%

Gambar 3. Sosialisasi Sampah B3 RT

4 ISBN 978-602-95595-7-6
SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II
Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3
Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 – ITS Surabaya
Surabaya, 4 Februari 2014

Peran aktif kader lingkungan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat


tentang sampah B3 sangat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam
mereduksi sampah B3. Berdasarkan data kuesioner diketahui sebanyak 50% responden
tidak mengetahui keberadaan kader lingkungan di lingkungannya. Sedangkan 50%
responden mengetahui keberadaan kader lingkungan di lingkungannya (Gambar 4).

Tidak,
Ya, 50%
50%

Gambar 4. Persentase Keberadaan Kader Lingkungan

3.2 Cara Pembuangan Sisa Produk B3 Rumah Tangga Limbahnya


a. Produk Pembersih

Produk pembersih terdiri dari pemutih pakaian, pembersih wc, kaca, dan lantai.
Masyarakat di Kecamatan Rungkut sebagian kecil sudah melakukan pemisahan sampah
B3 dengan sampah non B3. Hal ini dapat dilihat dari cara pembuangan bekas kemasan
produk pembersih yang dilakukan oleh responden Sebanyak 23% responden membuang
bekas kemasan produk wc, kaca, dan lantai dengan cara terpisah. Sebanyak 87%
responden membuang bekas kemasan produk wc, kaca, dan lantai masih tercampur.
Sedangkan 9% responden membuang bekas kemasan pemutih pakaian dengan cara
terpisah, 91% responden membuang bekas kemasan pemutih pakaian masih tercampur.
Secara rinci persentase cara pembuangan bekas kemasan produk pembersih dapat
dilihat pada Gambar 5.

100

80
Jumlah Responden (%)

60

40

20

0
DIGABUNG DIPISAH
Cara Pembuangan
pembersih Wc,lantai, dan Kaca Pemutih Pakaian

.
Gambar 5. Cara Pembuangan Sisa Produk Pembersih

ISBN 978-602-95595-7-6 5
b. Produk Perawatan Otomotif

Produk perawatan otomotif yang digunakan di rumah tangga terdiri dari oli, accu, dan
air accu. Berdasarkan hasil survei diketahui masyarakat di Kecamatan Rungkut
sebagian kecil juga sudah melakukan pemisahan sampah produk perawatan otomotif.
Hal ini dapat dilihat dari cara pembuangan sampah B3 tersebut yang dilakukan oleh
responden. Sebanyak 65% responden membuang bekas oli dengan cara terpisah,
35% responden membuang bekas oli masih tercampur dengan sampah non B3.
Sebanyak 74% responden membuang sampah B3 accu dengan cara terpisah, 26%
responden membuang sampah B3 accu dengan sampah non B3 secara tercampur.
Sebanyak 50 % responden membuang sampah B3 air accu secara terpisah, 50%
responden membuang sampah B3 air accu dengan sampah non B3 secara tercampur.
Secara rinci cara pembuangan sisa produk perawatan otomotif dapat dilihat pada
Gambar 6.
80
Jumlah Responden (%)

60

40

20

0
DIGABUNG DIPISAH
Cara Pembuangan
oli Accu

Gambar 6. Cara Pembuangan Sisa Produk Perawatan Otomotif

c. Produk Perawatan diri

Produk perawatan diri yang biasanya digunakan di rumah tangga terdiri dari shampo
perawatan, cat kuku dan pembersihnya. Berdasarkan data survei diketahui masyarakat di
Kecamatan Rungkut sebagian kecil sudah melakukan pemisahan sampah produk
perawatan diri. Hal ini dapat dilihat dari cara pembuangan sampah B3 tersebut yang
dilakukan oleh responden. Berdasarkan data survei diketahui 4% responden membuang
sampah B3 shampo perawatan dengan cara terpisah, 96% responden masih mencampur
sampah B3 shampo perawatan dengan sampah non B3. Sebanyak 8% responden
membuang sampah B3 cat kuku dan pembersihnya dengan cara terpisah, 92%
responden masih mencampur sampah B3 cat kuku dan pembersihnya dengan sampah
non B3. Secara rinci persentase cara pembuangan sampah B3 sisa produk perawatan diri
dapat dilihat pada Gambar 7.

100
Jumlah Responden (%)

80
60
40
20
0
DIGABUNG DIPISAH
Cara Pembuangan
cat kuku dan pembersihnya shampo perwatan

Gambar 7. Cara Pembuangan Sisa Produk Perawatan Diri

6 ISBN 978-602-95595-7-6
SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II
Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3
Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 – ITS Surabaya
Surabaya, 4 Februari 2014

d. Produk perawatan tanaman

Produk perawatan tanaman yang biasanya digunakan di rumah tangga terdiri dari obat
pembasmi hama dan pupuk kimia. Berdasarkan data survei diketahui masyarakat di
Kecamatan Rungkut sebagian kecil sudah melakukan pemisahan sampah produk
perawatan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari cara pembuangan sampah B3 tersebut yang
dilakukan oleh responden. Berdasarkan data survei diketahui 13% responden membuang
sampah B3 sisa obat pembasmi hama secara terpisah, 87% responden masih
mencampur sampah B3 sisa obat pembasmi hama dengan sampah non B3. Sebanyak
8% responden membuang sampah B3 sisa pupuk kimia secara terpisah. Sebanyak 92%
responden masih mencampur sampah B3 sisa pupuk kimia dengan sampah non B3.
Persentase cara pembuangan sisa produk perawatan tanaman dapat dilihat pada Gambar
8.
100
Jumlah Responden (%)

80
60
40
20
0
DIGABUNG Cara Pembuangan DIPISAH
obat pembasmi hama pupuk kimia

Gambar 8. Cara Pembuangan Sisa Produk Perawatan Tanaman

e. Produk Rumah Tangga Lainnya yang Tergolong Sampah B3

Produk rumah tangga lainnya yang tergolong sampah B3 adalah pewangi spray, tinta,
bola lampu, korek api gas, obat-obatan kadaluarsa, dan baterai. Berdasarkan data survei
diketahui Masyarakat di Kecamatan Rungkut sebagian kecil sudah melakukan pemisahan
sampah produk rumah tangga yang tergolong sampah B3. Hal ini dapat dilihat dari cara
pembuangan sampah B3 tersebut yang dilakukan oleh responden. Berdasarkan data
survei diketahui 7% responden membuang sampah B3 pewangi spray dengan cara
terpisah, 93% responden masih membuang sampah B3 pewangi spray secara tercampur.
Sebanyak 45% responden membuang sampah B3 bola lampu secara terpisah, 55%
responden masih mencampur sampah B3 bola lampu dengan sampah non B3. Sebanyak
25% responden membuang sisa tinta secara terpisah, 75% responden membuang sisa
tinta dengan cara tercampur dengan sampah non B3. Secara rinci persentase
pembuangan sampah B3 sisa produk lainnya dapat dilihat pada Gambar 9.
100
JUmlah Responden (%)

80
60
40
20
0
DIGABUNG DIPISAH
Cara Pembuangan
pewangi tinta lampu
korek api gas obat nyamuk obat-obat kadaluarsa
baterai

Gambar 9. Cara Pembuangan Sisa Produk RT Lainnya


yang Tergolong Sampah B3

ISBN 978-602-95595-7-6 7
3.3 Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah B3 RT
Sebagian kecil masyarakat di Kecamatan Rungkut sudah melakukan pemilahan sampah
B3. Namun, pada saat pengumpulan dan pembuangan sementara sampah B3 rumah
tangga tersebut masih tercampur. Hal ini disebabkan oleh belum ada sarana dan
prasarana pengelolaan sampah B3 rumah tangga dan pedoman teknis tentang
pengelolaan sampah B3 rumah tangga secara rinci.

Keterlibatan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah B3 merupakan salah satu
strategi yang efisien. Menurut Kapepula et al. (2007) dan Putri (2010), ibu rumah tangga
merupakan anggota keluarga yang memiliki kepedulian tertinggi terhadap kesehatan
lingkungan. Menurut Srivastava et al. (2005), Sarika (2006), dan Snigdha et al.(2009) di
India digunakan strategi untuk peningkatan peran serta masyarakatnya dengan berbagai
cara:
- Melakukan kampanye kepada masyarakat
- Peningkatan sumber daya manusia
- Memberikan pendidikan lingkungan terhadap masyarakat
- Melibatkan peran para pemuda
- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
- Melibatkan masyarakat dalam pengawasan kegiatan

Tingkat pengetahuan masyarakat sangat mempengaruhi peran serta masyarakat dalam


pengelolaan sampah B3 rumah tangga. Salah satu faktor yang mendukung peningkatan
peran masyarakat dalam mereduksi sampah B3 adalah peran aktif pemerintah, kader
lingkungan, ibu- ibu PKK, dan LSM dalam memberikan edukasi tentang sampah B3.
Program edukasi masyarakat tentang sampah B3 oleh pemerintah dapat dilakukan
dengan cara pelatihan dan penyuluhan.

3.4 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan


Sampah B3 RT
Hubungan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah pengetahuan masyarakat
tentang bahaya, peraturan dan pengertian sampah B3 RT dengan perilaku masyarakat
dalam melakukan pemilahan sampah. Variabel respon pada analisis ini adalah perilaku
masyarakat untuk memilah sampah B3 RT. Variabel prediktor yang diuji pada analisis ini
terdiri atas pengetahuan masyarakat tentang bahaya, peraturan, dan pengertian sampah
B3 RT. Pengujian korelasi terhadap variabel responden ini dilakukan dengan
menggunakan metode chi-square. Variabel respon yang digunakan adalah perilaku
responden dalam melakukan pemilah sampah B3 RT.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila Ho diterima , maka tidak
ada hubungan antara variabel respon (y) dengan variabel prediktor. Apabila H 1 diterima
maka ada hubungan antara variabel respon (y) dan variabel prediktor (x). Korelasi antara
variabel prediktor dengan variabel responden dapat dilihat dari nilai pearson chisquare
dan derajat kesalahan (α=5%). Statistik uji Pearson Chisquare (χ2) yang digunakan
berdasarkan tabel Chisquare meliputi, χ2 (1:0,05) = 3,841 atau χ2(2:0,05) = 5,991 atau
χ2(3:0,05) = 7,815. Pengujian korelasi antara variabel prediktor dengan variabel
responden sebagai berikut:

1. Variabel prediktor berkorelasi dengan variabel responden apabila nilai Pearson Chi-
square hitungan (χ2hitungan) lebih besar dari χ2 pada tabel sehingga H0 ditolak dan H1
diterima

8 ISBN 978-602-95595-7-6
SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II
Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3
Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 – ITS Surabaya
Surabaya, 4 Februari 2014

2. Variabel prediktor tidak berkorelasi dengan variabel responden apabila nilai Pearson
Chisquare hitungan (χ2hitungan) lebih besar dari χ2 pada tabel sehingga H0 diterima
dan H1 ditolak

Tabel 1 adalah hasil analisis data dengan uji chi-square. Data pada Tabel 1 menunjukan
bahwa variabel prediktor yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat
untuk memilah sampah adalah pengetahuan masyarakat tentang bahaya sampah B3.

Tabel 1 Hasil Pengujian Variabel Prediktor Terhadap Perilaku Masyarakat Memilah


Sampah B3 RT

No Variabel Independen df X2Hit Keputusan


1 Pengetahuan tentang sampah B3 1 2,56 Terima Ho
2 Pengetahuan tentang peraturan sampah B3 1 1,58 Terima Ho
3 Pengetahuan tentang bahaya sampah B3 1 8,07 Tolak Ho

4. Kesimpulan

➢ Peran serta masyarakat dalam memisahkan jenis sampah B3 dari sampah rumah
tangga lainnya sangat bervariasi dengan klasifikasi sebagai berikut:
o Tingkat rendah (0-33%): kemasan pembersih wc, kaca, dan lantai, kemasan
pemutih, shampo perawatan, cat kuku, pewanggi spray, sisa pupuk kimia, tinta
dan obat pembasmi hama.
o Tingkat menengah (34-66%): bola lampu, kemasan air accu, dan oli.
o Tingkat tinggi (67-100%): Accu
➢ Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji Chi-square pada tingkat signifikansi
(α) = 5% dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pemilahan
sampah, yakni pengetahuan masyarakat tentang bahaya sampah B3 RT

5. Daftar Pustaka

Con, D.W., Scott, W.D., Birch,V., Novak., dan Forcella, D. (2007), “Managing Household
Hazardous Waste”, Journal of the American Planing Association,Vol 55.
Davis dan Newstrom, 1993. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma.
Penerbit Erlangga, Jakarta
Faaz, S.L. (2011), Studi Pengelolaan Sampah B3 Permukiman di Kecamatan Wonokromo
Surabaya, Skripsi Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Fitriawan, D. (2010), Studi Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah Cair PT X - Pasuruan
Sebagai Upaya Penerapan Proses Produksi Bersih, Skripsi Sarjana, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Kapepula, K., Colson, G., Sabri, K., dan Thonart, P. (2001), “A Multiple Criteria Analysis
for Household Solid Waste Management in The Urban Public of Dakar”, Waste
Management.
Kustiah, T, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Lakshmikantha, H dan Lakshminarasimaiah, N. (2007), “Household Hazardous Waste
Generation-Management”, Proceedings of the international conference on
sustainable, Solid Waste Management, hal 163-168.

ISBN 978-602-95595-7-6 9
Pangestu, M. H. T. 1995. ‘Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan
Perhutanan Sosial (Studi Kasus: KPH Cianjur, Jawa Barat)’. Tesis. Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Putri, A, N, 2010. Partisipasi Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Melalui”Bengkel
Kerja Kesehatan Berbasis Masyarakat” Di Dusn Badengan Bantul, Skripsi
Sarjana;Universitas Sebelas Maret; Surakarta
Riandani, A. (2011), Studi Pengelolaan Sampah B3 Permukiman Kecamatan Sukolilo
Surabaya, Skripsi Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Sarika, R. (2006), “Alternative approaches for Better Municipal Solid Waste Manangement
in Mumbai”, India, hal 1192-1200.
Snigdha, C., Majumder, A., dan Chakrabarti, S. (2009), Public-community Participanton
in Household Waste Management in India: An Operational Approach, Habitat
International 33, hal 125-130.
Srivastava, P.K., Kulshreshtha, K., Mohanty, S.C., Pushpanga, P., dan Singh, A. (2005),
“Stakeholder-based SWOT Analysis for Sucessful Municipal Solid Waste
Management in Lucknow”, India, hal 531 – 537.
Syafaruddin, 2004, Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Kajian Awal Untuk
Kasus Kota Semarang), Makalah pada Diskusi Interaktif: Pengelolaan Sampah
Perkotaan Secara Terpadu, Program Magister Ilmu Lingkungan UNDIP
Thanh, N.P., Matsui, Y., dan Fujiwara, T. (2010), “Household Solid Waste Generation and
Characteristic in A Mekong Delta City, Vietnam”, Journal of Enviromental
Management 91, hal 2307-2321.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

........................................................................

10 ISBN 978-602-95595-7-6

Anda mungkin juga menyukai