Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENYULUHAN SAMPAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

MASYARAKAT DI DESA TIMBUSENG


KABUPATEN TAKALAR 2018

TRASH PROCESSING TIMBUSENG VILLAGE TAKALAR REGENCY 2018

Andi Ardiansyah Pasandre, Machrany Syarif, Liling Patanduk,


Meutia Dienul Anandyta, Mirwana Lukfiah J, Mudmainnah P, Nur Akifa Sartika P,
Rezky Nur Fadillah, Safira Ar Rahmah R.S
Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanuddin
ABSTRAK
Sampah didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari
kegiatan manusia dan hewan kemudian dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak
diinginkan lagi. Pengolahan sampah merupakan cara yang efektif untuk memutuskan tentang
penularan penyakit dan juga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pengelolaan
sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta
menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar pengetahuan
masyarakat mengenai pengolahan sampah di 3 dusun yang ada di Desa Timbuseng, Kecamatan
Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar semakin meningkat. Metode penelitian ini menggunakan
desain analitik observasional. Data primer didapatkan dengan kuesioner dan wawancara langsung.
Hasil dari penelitian ini ialah responden dengan kategori tingkat pengetahuan kurang baik (8,3%),
sedangkan beperilaku tidak baik (11,1%). Terlihat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
perilaku pengelolaan sampah dengan nilai p = 0,025.
Kata Kunci : Sampah, pengolahan sampah, masyarakat

PENDAHULUAN
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah
meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya
daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya
usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbunan
sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam
pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan. 5
Sampah didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan
manusia dan hewan kemudian dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak diinginkan
lagi.9 Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. 3
Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menjelaskan tentang definisi sampah rumah tangga,
yaitusampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal
dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya.5
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan,
pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya
bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu
penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak
menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya.2
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan sampah di 3
dusun yang ada di Desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar semakin
meningkat. Sedangkan manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat di
dusun yang ada di desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar mengenai
dampak dari membuang sampah sembarang tempat dan memberi pengetahuan kepada masyarakat
bahwa sampah dapat dimanfaatkan dan bernilai jual.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan cara melakukan pengamatan langsung di
lapangan, dan metode pemberian pre test dan post test baik secara langsung pada institusi pendidikan
maupun melalui metode wawancara terpimpin di masyarakat Desa Timbuseng Kabupaten Takalar.
Untuk mengukurnya digunakan metode scoring ataupemberian angka dari setiap jawaban yang dipilih
dan dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon melalui aplikasi SPSS.
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Timbuseng dengan mengambil sampel dari 3 dusun di Desa
Timbuseng (Dusun Sauleya, Tana Sambayang dan Panaikang 2), Kecamatan Polongbangkeng Utara,
Kabupaten Takalar pada bulan Desember 2018.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil dapat diketahui nilai rata-rata Pre Testdan Post-Testmeningkat dari 5,09 menjadi 7,15. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi (0,000) kurang dari 0,05 yang berarti adanya
perbedaan pengetahuan peserta sebelum dan setelah penyuluhan sampah . Hal ini dapat dikatakan
bahwa program intervensi penyuluhan tentang sampah berhasil karena terdapat peningkatan dari pre
test ke post tes yang berarti terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebelum dan setelah
penyuluhan sampah.Berdasarkan tabel di atas, dapat menunjukkan bahwa persentase responden saat
dilakukan pre test dan post test berdasarkan penyuluhan sampah untuk kategori kurang yaitu pada pre
testsebanyak 17 (25 %) dan post test sebanyak 0 orang (0%), dan kategori cukup pretest sebanyak 51
(75%) dan pada post test sebanyak 68 (100%). Pengetahuan responden meningkat disebabkan karena
diberikannya penyuluhan langsung mengenai sampah.Hal ini juga didukung oleh antusias responden
mengikuti penyuluhan agar dapat mengetahui lebih lanjut mengenai sampah dan sejenisnya, dampak
yang ditimbulkan, dan lain-lain saat dilakukannya penyuluhan.
Pada prinsipnya, sampah dapat dikurangi keberadaannya sebelum sampai ke tempat pembuangan
akhir. Cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi sampah antara lain pemilahan sampah dan
penerapan prinsip 3R(Reduce, Reuse, Recycle) atau pengurangan, penggunaan kembali dan mendaur
ulang sampah.8
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1)
sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging,
daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa
bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3)
bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia
dan agen penyakit yang berbahaya. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dijelaskan
lagi tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah
tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. 5
Slamet (2009), menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas sampah sangat dipengaruhi oleh
berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. 7 Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah
antara lain
a. Jumlah penduduk.
Bahwa dengan semakin banyak penduduk, maka akan semakin banyak pula sampah yang
dihasilkan oleh penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi.
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita
sampah yang dibuang tiap harinya. Kualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat non
organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang
tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
c. Kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan
baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam
dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nilai rata-rata pre testdan post-testmeningkatdari
5,09 menjadi 7,15.Dari data tersebutdapatdisimpulkanbahwanilaisignifikasi (0,000) kurangdari 0,05
yang berartiadanyaperbedaanpengetahuanpesertasebelumdan setelah penyuluhan sampah.
Masyarakat diharapkan untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungannya dan
menerapkan ilmu yang telah diberikan saat penyuluhan khususnya dalam mengolah sampah
rumah tangga dalam meminimalisir peningkatan timbulan sampah di Desa Timbuseng,
terutama di dusun Sauleya, Tana Sambayang, dan Panaikang 2. Selain itu diharapkan juga
kerja sama dari pihak pemerintah agar lebih peduli dengan permasalahan sampah yang ada di
Desa Timbuseng dengan menyediakan Tempat Pembuangan Sampah Sementara guna
mengurangi timbulan sampah di lokasi tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami dari Mahasiswa FKM Unhas Posko 18Desa TimbusengKecamatan,Polongbangkeng
Utara, Kabupaten Takalar mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
kami selama proses pelaksanaan kegiatan PBL III:
1. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
2. Para Dosen Pengelola PBL III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
3. Muh.Rachmat,S.KM.M.kes selaku supervisor atas segala arahan dan bimbingannya selama PBL
III FKM Unhas 2018.
4. Kepala Desa dan staf desa yang telah menerima dan memberikan petunjuk selama PBL III
FKM Unhas 2018.
5. Para kepala dusun desa Timbuseng atas bantuan dan bimbingannya selama PBL III FKM Unhas
2018.
6. Kepala Puskesmas Kommara’ dan Staf Puskesmas Kommara’ atas bantuannya selama PBL III
FKM Unhas 2018.
7. Seluruh masyarakat Desa Timbuseng atas bantuan dan partisipasinya selama PBL III FKM
Unhas 2018.
8. Teman-teman Posko 18 yang telah bekerja sama, bekerja keras, saling menghargai dan
menghormati selama PBL III berlangsung. Berharap kekompakan ini terjaga hingga akhir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011.
2. Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Yayasan Mutiara. Jakarta.
3. Chandra, Budiman. 2007. PengantarIlmuKesehatanLingkungan. Jakarta: Penerbitbukukedokteran
EGC.
4. Hardiatmi S. Pendukung keberhasilan pengelolaan sampah kota. Jurnal Inovasi Pertanian. 2011;
10(1): 50-66.
5. Marliani, Novi. 2014. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk
Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal Formatif 4(2): 124-132. Universitas
Indraprasta: Jakarta.
6. Riswan, Sunoko HR, Hadiyarto A. Pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Daha
Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2011; 9(1): 31-39.
7. Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
8. Syafrudin. 2004. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. ProsidingDiskusiInteraktif
Pengelolaan Sampah Terpadu. Program Magister IlmuLingkungan Universitas Diponegoro:
Semarang.
9. Tchobanoglous, Theisen, and Vigil. 1993. Integrated Solid Wate: Enggineering Principle and
Management Issue. McGraw-Hill Inc.

Anda mungkin juga menyukai