Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BAHAYA ROKOK DI LINGKUNGAN DAN HASIL

PENYULUHAN NON-FISIK(BAHAYA MEROKOK)DI DESA TIMBUSENG


KECATAMAN POLONGBANGKENGUTARA
KABUPATEN TAKALAR

Andi Ardiansyah Pasandre, Machrany Syarif, Liling Patanduk,


Meutia Dienul Anandyta, Mirwana Lukfiah J, Mudmainnah P, Nur Akifa
Sartika P, Rezky Nur Fadillah, Safira Ar Rahmah R.S

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman
Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.Kebiasaan merokok
di Indonesia diperkirakan dimulai pada awal abad ke-19, dimana warisan budaya
luhur bangsa Indonesia ialah rokok kretek. Definisi lain dari perokok adalah mereka
yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya
masih merokok saat survei dilakukan.Kebiasaan merokok bukan saja merugikan
perokok, tetapi juga merugikan orang yang berada di dekatnya. Orang yang tidak
merokok tetapi terpaksa menghisap rokok disebut sebagai perokok pasif.Bahan yang
digunakan ialah kertas post-test dan alat tulis. Metode yang dilakukan dalam
mengevaluasi ialah melalui pembagian dan pengisian post-test (door to door) kepada
Masyarakat Desa Timbuseng khususnya Dusun Panaikang 2, Tanasambayang dan
Sauleya yang pernah mengisi pre-post test pada saat PBL 2. Untuk mengukurnya
digunakan metode scoring atau pemberian angka dari setiap jawaban yang dipilih dan
dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon melalui aplikasi SPSS. Hasilanalisis,
menunjukkan bahwa persentase untuk tingkat pengetahuan dari pre test 1 ke post test
2 mengalami peningkatan dan persentase responden saat dilakukan pre test dan post
test berdasarkan pengetahuan bahaya rokok untuk kategori kurang yaitu pada pre test
1 sebanyak 25 (37,3%) sedangkan post test 1 dan post test 2 semuanya termasuk
kategori cukup. Hal ini dapat dikatakan bahwa program intervensi penyuluhan
bahaya rokok berhasil karena terdapat peningkatan dari pre test 1 ke post tes 1
maupun dari pre test 1 ke post test 2 yang berarti terdapat peningkatan pengetahuan
masyarakat sebelum dan setelah penyuluhan bahaya rokok.
Kata Kunci : Merokok, Pengaruh atau Dampak Rokok, dan Kebiasaan
Masyarakat.

ABSTRACT
Cigarettes are processed by wrapped tobacco, produced from plants Nicotiana
Tabacum, Nicotiana Rustica and other species or synthetic containing nicotine and
tar with or without additives. Smoking habits in Indonesia are estimated to begin in
the early 19th century, where the noble Indonesian cultural heritage was clove
cigarettes. Another definition of smokers is that those who smoke every day for a
period of at least six months during their lifetime are still smoking when the survey is
conducted. Smoking is not only detrimental to smokers, but also harms people
nearby. People who do not smoke but are forced to smoke cigarettes are referred to
as passive smoking. The material used is post-test paper and stationery. The method
used in evaluating is through the distribution and filling of post-tests (door to door)
to the Timbuseng Village Community, especially Hamlets Panaikang 2,
Tanasambayang and Sauleya who once filled the pre-post test at PBL 2. Scoring or
numerical methods were used to measure the answers selected and analyzed using
the Wilcoxon Test through the SPSS application.The results of the analysis showed
that the percentage for the level of knowledge from pre-test 1 to post-test 2 had
increased and the percentage of respondents during pre-test and post-test was based
on knowledge of the dangers of cigarettes in the less category, namely in the pre test
1 of 25 (37.3%) while post test 1 and post test 2 all included enough categories. It
can be said that the education program on the danger of smoking is successful
because there is an increase from pre-test 1 to post-test 1 and from pre-test 1 to post-
test 2 which means there is an increase in community knowledge before and after
counseling about the dangers of smoking.
Keywords: Smoking, Influence or Impact of Cigarettes, and Community Habits.

PENDAHULUAN
Penggunaan tembakau khususnya rokok berakibat merusak, dilihat dari aspek
kesehatan, ekonomi dan sosial, dari perspektif perorangan ataupun masyarakat. Hal
ini merupakan kesimpulan dari penelitian dan analisa yang telah banyak sekali
dilakukan. Atas dasar inilah maka upaya pengamanan perlu dilakukan oleh negara.
Selain pendidikan kepada masyarakat, maka salah satu bentuk pengamanan yang
sangat penting adalah adanya regulasi yang dapat dijadikan dasar oleh berbagai pihak
yang bersangkutan untuk melaksanakan pengamanan tersebut. Berikut ini akan
disampaikan regulasi pengendalian masalah merokok di Indonesia, yang berlaku saat
ini, perkembangannya sejak awal sampai dengan sekarang, dan bagaimana keadaan
regulasi di Indonesia dibandingkan dengan keadaan internasional, dengan memakai
acuan regulasi yang telah disepakati oleh komunitas Internasional, yaitu Framework
Convention on Tobacco Control.(1)
Tentang produksi dan penjualan rokok, berdasarkan Keputusan Menteri
ditetapkan bahwa setiap orang yang memproduksi rokok wajib memiliki ijin di
bidang perindustrian dan dilarang menggunakan bahan tambahan yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan. Dalam PP ini juga diatur kewajiban berbagai pihak,
misalnya Menteri Pertanian berkewajiban menggerakkan, mendorong dan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan tanaman
tembakau yang berisiko kesehatan minimal. Menteri yang bertanggung jawab di
bidang perindustrian wajib mendorong dan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menghasilkan produk rokok dengan risiko kesehatan minimal (1).
Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif bila
orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila orang
tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas merokok
sendiri (2).

Masalah merokok merupakan isu yang sulit untuk dicapai penyelesaiannya


dan hingga saat ini masih menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Rokok
dibutuhkan oleh sebagian orang, tetapi menyimpan bahaya penderitaan dan kematian
jika mengkonsumsinya. Hal ini didukung dengan fakta bahwa konsumsi tembakau
dunia ternyata dapat membunuh satu orang setiap detiknya, saat ini di dunia terdapat
4,9 juta kematian setiap tahunnya dimana 70 persen di antaranya di negara
berkembang. Dari segi ekonomi, rokok memberikan kontribusi yang signifikan
dengan pemasukan negara. Jika ditinjau dari aspek sumber daya manusia dan sosial
ekonomi Indonesia kehilangan investasi pemerintah dan bangsa terhadap pembinaan
kesehatan masyarakat (3).

Industri rokok menyediakan lapangan pekerjaan yang signifikan. Tidak


mengherankan jika penanganan terhadap industri ini dilakukan sangat hati – hati
karena menyangkut ratusan ribu pegawainya. Di Indonesia sendiri terdapat lebih 100
produsen rokok, walaupun sebagaian besar merupakan produsen berskala menengah
dan kecil. Berdasarkan data statistik dari WHO pada tahun 2008 perokok dari
ekonomi miskin Indonesia menghabiskan 15 persen penghasilan untuk merokok (4).

Evaluasi penyuluhan bahaya rokok dilakukan untuk menilai sejauh mana


peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Timbuseng mengenai bahaya rokok.
Jumlah responden untuk evaluasi penyuluhan bahaya rokok sebanyak 67 responden.

BAHAN DAN METODE

Evaluasi penyuluhan Rokok dilakukan dengan metode pemberian kuesioner


post test kepada Warga Dusun Panaikang II, Tanasambayang dan Sauleya yang telah
diberikan pre post test pada PBL II mengenai pengaruh bahaya Merokok.Indikator
keberhasilan evaluasi penyuluhan bahaya rokok yaitu adanya peningkatan
pengetahuan responden sebelum dan setelah intervensi dan alat ukur keberhasilan
yang digunakan saat penyuluhan adalah pembagian kuesioner post-test yang
diberikan pada saat evaluasi. Untuk mengukurnya digunakan metode scoring atau
pemberian angka dari setiap jawaban yang dipilih dan dianalisis menggunakan Uji
Wilcoxon melalui aplikasi SPSS.

HASIL

Hasil analisis post test evaluasi penyuluhan tersebut ialah sebagai berikut :

Tabel 6
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pre Test 1 dan Post- Test 2 Bahaya
Rokok Desa Timbuseng Kecamatan Polongbangkeng Utara
Kabupaten Takalar
SkorPengetahua
n Min Maks Mean±SD P-Value
n
Pre-Test 1 67 1 7 4,79±0,686
0,001
Post-Test 2 67 4 7 5,81±0,832
Sumber :(DataPrimer, 2018)

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat diketahui nilai rata-rata Pre-Test pada PBL
II dan Post-Test PBL III meningkat dari 4,79 menjadi 5,81.Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikasi (0,001) kurang dari 0,05 yang berarti adanya
perbedaan pengetahuan peserta sebelum (PBL II) dan setelah penyuluhan bahaya
rokok (PBL III).

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Pre Test 1, Post Test 1 dan Post Test
2 Berdasarkan Pengetahuan Bahaya Rokok Desa Timbuseng
Kecamatan Polongbangkeng Utara
Kabupaten Takalar
Tingkat
Pengetahuan
Pre-test 1 Post-test 1
N % N % N

Kurang 25 37,3 4 6,0 5

Cukup 42 62,7 63 94,0 62

Total 67 100 67 100 67

Sumber : (Data Primier,2018)

Tingkat pengetahuan dikategorikan kurang, jika nilainya <4. Sedangkan untuk


kategori cukup, jika nilainya ≥4. Berdasarkan tabel di atas, dapat menunjukkan
bahwa persentase responden saat dilakukan pre test dan post test berdasarkan
pengetahuan bahaya rokok untuk kategori kurang yaitu pada pre test 1 sebanyak 25
(37,3%) dan post test 1 sebanyak 4 orang (6,0%), sedangkan post test 2 sebanyak 5
orang (7,5%). Adapun pengetahuan cukup pada pre test 1 sebanyak 42 (62,7%) dan
post test 1 sebanyak 63orang (94,0%), sedangkan post test 2 sebanyak 62 orang
(92,5%).

PEMBAHASAN

Dari hasil evaluasi penyuluhan non-fisis (rokok) menunjukkan bahwa dari


yang kami lakukan setelah intervensi mengenai rokok mengalami peningkatan dan
persentase responden saat dilakukannya pre test dan post test atau door to door
berdasarkan pengetahun responden mengenai bahaya merokok itu sebanyak dan
sebesar 25 (37,3%) untuk 3 dusun di Desa Timbuseng ini yakni Dusun Panaikan II,
Tanasambayang dan Sauleya. Hal ini dapat dikatakan bahwa program intervensi
penyuluhan bahaya rokok berhasil karena terdapat peningkatan dari pre test 1 ke post
tes 1 maupun dari pre test 1 ke post test 2 yang berarti terdapat peningkatan
pengetahuan masyarakat sebelum dan setelah penyuluhan bahaya rokok.

Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis
penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian secara
langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat
mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai
dari penyakit di kepala sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa
disebabkan oleh merokok adalah seperti sakit kardiovaskuler, penyakit jantung
koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus dan
lain-lain lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik


menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok
yang tengah dibakar adalah 9000C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30oC untuk
ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok. Asap rokok yang diisap atau asap
rokok yang dihirup melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan
komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi partikel.

Beberapa kimia yang terdapat di dalam rokok dan mampu memberikan efek
yang mengganggu kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan
berbagai logam berat yang menyebabkan kesehatan seseorang terganggu bila
merokok secara terus menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin di dalam asap
rokok yang diisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa menyebabkan seseorang
menghisap rokok secara terus-menerus. Sebagai contoh, seseorang yang menghisap
rokok sebanyak sepuluh kali isapan dan menghabiskan 20 batang rokok sehari, berarti
jumlah isapan rokok per tahun mencapai 70.000 kali. Nikotin bersifat toksis terhadap
jaringan syaraf juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolic, denyut
jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen
bertambah, aliran darah pada pembuluh darah koroner bertambah dan vasokontriksi
pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak
bebas, kolestrol LDL dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah. Tar mempunyai
bahan kimia yang beracun yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru dan
menyebabkan kanker.
Setelah membaca artikel ini, semoga Masyarakat dapat tersadarkan akan
bahaya merokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan
merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh
mereka sehat bugar dan terhindar dari ancaman penyakit yang mengancam jiwa
mereka.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achadi Anhari, 2008. Regulasi Pengendalian Masalah Rokok di


Indonesia.Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. KESMAS, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 4, Februari 2008. [Diakses pada tanggal
20 Desember 2018].
2. Nururrahmah, 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Dan
Pembentukan Karakter Manusia.Universitas Cokroaminoto
Palopo.Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1. [Diakses pada
tanggal 21 Desember 2018].
3. Nasution Indri Kemala, 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Medan).
[Diakses pada tanggal 21 Desember 2018].
4. Supriyadi Agus, 2014. Kawasan tanparokok Sebagai perlindungan
masyarakat terhadap paparan asap rokok untuk mencegah penyakit
terkait rokok.Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Universitas Dian Nuswanto Semarang.[Diakses pada tanggal 21 Desember
2018].
5. Rahmadi Afdol., dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang.Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Bagian Patologi Anatomi FK.Unand. Jurnal Kesehatan Andalas
2013.http://jurnal.fk.unand.ac.id. [Diakses pada tanggal 21 Desember
2018].

Anda mungkin juga menyukai