Anda di halaman 1dari 8

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok merupakan sebuah perilaku fenomenal yang sudah

menjadi kebiasaan sebagian masyarakat. Para perokok bukannya

tidak mengetahui bahaya rokok, namun mereka enggan untuk

menghentikan kebiasaan merokok. Banyak informasi yang telah

mereka terima, baik dari media cetak maupun elektronik, baik

berupa poster, baliho maupun iklan di televisi tentang bahaya yang

diakibatkan oleh rokok. Namun sayangnya kebiasaan merokok

sangat sulit mereka tinggalkan (Aminuddin, 2019).

Jumlah perokok dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2017 sebanyak 7

Juta jiwa terbunuh akibat rokok setiap tahunnya, dimana lebih dari

6 juta jiwa merupakan perokok aktif dan 890 jiwa merupakan

perokok pasif (WHO, 2017).

Prevalensi merokok di Indonesia berdasarkan hasil

pengukuran pada usia lebih dari 15 tahun sebesar 33,8%

(Riskesdas 2018). Dari 34 provinsi di Indonesia, Provinsi Jawa

Barat menempati urutan pertama jumlah perokok yakni sebesar

32,7%, kemudian Povinsi Gorontal sebesar 32,3%, lalu Provinsi

Maluku Utara sebesar 31,9%. Sedangkan Nusa Tenggara Barat


(NTB) berada di urutan 10 jumlah perokok terbanyak di Indonesia

sebesar 30,3% (Kemenkes 2014).

Peningkatan jumlah perokok ini juga berdampak pada

bertambahnya jumlah kasus atau beban penyakit akibat bahaya

rokok dan meningkatnya angka kematian akibat rokok. Diperkirakan

pada tahun 2030, angka kematian akibat rokok dunia akan

mencapai 10 juta jiwa. 70% angka tersebut tersebar di negara

berkembang termasuk Indonesia. Saat ini kematian akibat rokok di

negara berkembang berkisar 50% dan jika kecenderungan ini terus

berlanjut maka akan didapatkan 650 juta penduduk yang meninggal

akibat rokok (Kemenkes RI, 2015). Oleh karenanya perlu dilakukan

pencegahan ataupun tindakan agar kebiasaan merokok ini dapat

diturunkan angkanya.

Kebiasaan merokok disebabkan oleh banyak faktor yang

dapat berasal faktor internal maupun eksternal. Sebagian perokok

mengatakan awalnya hanya untuk coba-coba, pada perokok

berusia remaja dan berbagai faktor lainnya seperti pengaruh,

teman, orang tua, iklan dan lain-lain. Kebiasaan merokok tidaklah

datang secara tiba-tiba. Kebiasaan merupakan tindakan yang

diulang secara terus menerus dan sebuah tindakan akan terjadi

karena diawali oleh niat. Niat yang awalnya hanya ingin mencoba

dan mengikuti ini yang menyebabkan kebiasaan perilaku merokok

terjadi (Aminuddin, 2019).


Begitu pula jika seseorang ingin menghentikan kebiasaan

merokok, maka niat yang kuat dan tulus sangat menentukan

berhentinya seseorang dalam merokok disamping terapi berhenti

merokok yang didapatkan dari prosesional terapis behenti merokok.

Salah satu terapi berhenti merokok yang dikembangkan di bidang

ilmu psikologi adalah hipnoterapi (Aminuddin, 2019; Syafiie, 2015).

Hipnoterapi dipergunakan untuk menghentikan kebiasaan

merokok dengan cara merubah perilaku dalam kondisi hypnosis.

Pada saat kondisi seseorang terhipnosis, perokok tersebut

diberikan sugesti berupa pengaruh buruk atau hal hal buruk tentang

rokok, sehingga perokok tersebut harus menghentikan kebiasaan

merokoknya. Selain hipnoterapi juga terdapat terapi yang

menggunakan energi psikologis yang disebut terapi Spiritual

Emotional Freedom Technique (SEFT) (Zainudin, 2012; Komariah,

2012).

Terapi SEFT memiliki prinsip kerja seperti terapi akupuntur

dan akupresur serta emotional freedom technique (EFT) namun

terapi ini menambahkan konsep spiritual atau do’a saat melakukan

terapi. Terapi SEFT menggabungkan 3 teknik dari 21 teknik dalam

terapi komplementer yaitu akupresur, hipnoterapi dan spiritual/doa

dan terbukti efektif menurunkan intensitas kebiasaan merokok

(Sulifan & Muhid, 2014). Tahapan terapi ini terbagi menjadi tiga
tahapan yaitu set up, tune in dan tapping (Sulifan & Muhid, 2014;

Zainudin, 2012).

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) memiliki

kelebihan yaitu, mudah dipraktikkan oleh siapa saja, cepat

dirasakan hasilnya, sekali belajar bisa digunakan untuk selamanya,

jika dipraktikkan dengan benar, tidak ada rasa sakit atau efek

samping, jadi sangat aman dipraktikkan oleh siapa pun (Sahih

2016).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Intensitas Merokok Pada

Warga Masyarakat Desa Selat Narmada Lombok Barat NTB Tahun

2020”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu : Pengaruh Spiritual Emotional

Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Intensitas

Merokok Pada Warga Masyarakat Desa Selat Narmada?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique

(SEFT) Terhadap Penurunan Intensitas Merokok Pada Warga

Masyarakat Desa Selat Narmada

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi intensitas merokok warga sebelum

dilakukan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

pada warga masyarakat desa Selat Narmada

b. Mengidentifikasi intensitas merokok setelah dilakukan

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada warga

masyarakat desa Selat Narmada

c. Menganalisis Pengaruh Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) terhadap intensitas merokok pada warga

masyarakat desa Selat Narmada


D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian baik

bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan

ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini berguna untuk:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengembangkan pengetahuan dalam ilmu keperawatan

khususnya keperawatan kominitas.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Responden

Menambah pengetahuan tentang Spiriual Emotional

Fredoom Technique terhadap intensitas merokok pada

warga masyarakat desa Selat Narmada

b) Bagi Mayarakat Desa Selat Kecamatan Narmada

Menjadi masukan dan acuan dalam meningkatkan mutu dan

kualitas pelayanan kesehatan kepada warga yang merokok.

c) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai pedoman dalam pembelajaran dan penelitian yang

bagi pengembangan ilmu pengetahuan

d) Bagi Peneliti Lain

a. Sebagai bahan pembelajaran peneliti dan pemberian

referensi dasar bagi peneliti lain dalam mengembangkan

penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin., 2019., Terapi Seft Menurunkan Intensitas Kebiasaan

Merokok Di Kelurahan Sambutan Kota Samarinda., Jurnal

Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat., Volume 3

No.2

Kemenkes RI. (2015). Perilaku merokok masyarakat Indonesia

berdasarkan riskesdas 2007 dan 2013. Infodatin, 1– 11.

Komariah, Laila. Efektifitas Spiritual Emotional Freedom Technique

(SEFT) untuk Menurunkan Perilaku Merokok pada

Mahasiswa. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 2012.

http://www.jogjapress.com di unduh tanggal 10 Januari 2020

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI : Perilaku

Merokok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Riskesdas

2013 dan 2014. 2018. http://www.promkes.depkes.go.i d

diunduh tanggal 10 Desember 2020

Sulifan, Y., & Muhid, A. (2014). Efektifitas terapi SEFT ( Spiritual

Emotional Freedom Technique ) untuk mengurangi perilaku

merokok remaja madya, 9(1), 86–95.

Syafiie, Raka M dkk. Studi Kualitatif Terhadap Pengalaman Mantan

Pecandu Rokok Dalam Menghentikan Kebiasaannya.

Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro.

https://core.ac.uk diunduh tanggal 09 Januari 2020


WHO. Who Report on The Global Tobacco Epidemic. 2008.

http://www.who.int diunduh tanggal 08 Januari 2019

Zainudin, Ahmad Faiz. SEFT for Healing, Success, Happiness,

Greatness. Jakarta: Afzan Publishing. 2012.

Anda mungkin juga menyukai