Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS.

ABSTRAK

SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH RAMAH LINGKUNGAN


DI SEKOLAH KOTA MEDAN

Anggi Tias Pratama, Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi, UM Malang,


Jalan Semarang 5 Malang 65145, E-mail: gietyas@gmail.com

Berdasarkan hasil observasi langsung di lapangan dan wawancara dengan


dinas kebersihan kota Medan dapat dijelaskan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat dan pihak sekolah dalam menangani sampah secara mandiri
masih kurang. Masyarakat masih enggan melakukan pemilahan sampah,
akibatnya sampah semakin hari semakin sulit dikelolah. Mencermati
fenomena tersebut maka sangatlah diperlukan model pengelolaan sampah
yang baik dan tepat serta ramah lingkungan dalam upaya mewujudkan
perkotaan yang bersih dan hijau. Solusi Pengolahan Sampah yang
ditawarkan, yaitu menerapkan program “6M” dengan baik yaitu
mengurangi, menggunakan kembali, mengganti, memisahkan, mendaur
ulang, dan mengompos. Pendekatan dan teknologi pengelolaan sampah
yang ditawarkan untuk mengatasi masalah sampah yang ada di sekolah-
sekolah adalah: teknologi composting, pengelolaan sampah mandiri,
Pendauran ulang sampah, teknologi bioethanol, memperkenalkan kepada
siswa tentang bagaimana cara mengenali sampah berdasarkan sifatnya, dan
meminta bantuan kepada pemerintah dan perusahaan untuk menyiapkan
bak sampah. Melalui cara ini diharapkan setidaknya masalah persampahan
yang ada di sekolah-sekolah pada khususnya dapat dipecahkan.

kata kunci : sampah, composting, bioethanol

ABSTRACT

TRASH PROCESSING SYSTEM ENVIRONMENTALLY FRIENDLY SCHOOL


IN THE CITY OF MEDAN

Based on the results of direct observation in the field and an interview


with the cleanliness of the city of Medan can be explained that the level of
public participation and the school in dealing with independently garbage
still lacking. People still reluctant to garbage sorting, as a result the dump
day prosessing increasingly difficult. Looking at this phenomenon and is
very required waste management model of good and proper and
environmentally friendly in efforts to create urban clean and green. Waste
processing solutions offered, the program is to apply good 6M is to
reduce, using back, replacing, separate, recycling, and composting. The

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 1


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

technology of waste management and offered to overcome trash problem


in schools, composting is technology, waste management person recyclin
the trash technology bioethanol, introduce the students on how to
recognize the waste in accordance with nature and ask for aid to
governments and companies to prepare trash bins. Through this way
hopefully, at least the issue of garbage that there are schools in particular
could be resolved

Keywords: garbage, composting, bioethanol

Sampah adalah sisa kegiatan yang Masalah sampah paling besar


dilakukan oleh manusia dan proses alam disebabkan oleh aktivitas penduduk
yang berbentuk padat ataupun cair. diwilayah perkotaan dan menurut data
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dinas kebersihan Kota Medan
atau teknik yang dilakukan secara menyebutkan bahwa sekitar 60% sampah
sistematis, menyeluruh, dan yang ada di TPA berasal dari wilayah
berkesinambungan yang meliputi kota, sedangkan sisanya berasal dari
pengurangan dan penanganan wilayah pinggiran kota dan dari TPA itu
sampah.Sampah dapat digolongkan sendiri. Sampah yang bersumber dari kota
menjadi empat macam berdasarkan sifat umumnya berasal dari limbah
fisik dan kimianya yaitu: 1) sampah ada pemukiman, industri, rumah sakit, dan
yang mudah membusuk terdiri atas tempat makan sehingga tingkat bahayanya
sampah organik seperti sisa sayuran, sisa lebih besar bila dibandingkan dengan
daging, daun dan lain-lain; 2) sampah sampah dari wilayah pedesaan. Irawati
yang tidak mudah membusuk seperti (2002) menyebutkan bahwa sebagian
plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan masyarakat di pedesaan/kota kecil kecil
bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang membuang sampah ke sungai, tetapi tidak
berupa debu/abu; dan 4) sampah yang menyebabkan permasalahan sebab
berbahaya (B-3) bagi kesehatan, seperti jumlahnya sedikit dan didukung oleh
sampah berasal dari industri dan rumah kemampuan sungai yang mampu
sakit yang mengandung zat-zat kimia dan mengadakan self purification, jadi
agen penyakit yang berbahaya pengolahannya masih terbatas pada
(Berdasarkan Undang-Undang No. 18 tingkat rumah tangga.
Tahun 2008).

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 2


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

Pertambahan sampah semakin hari prilaku siswa sekolah dasar sampai


semakin banyak, bahkan keberagaman menengah ikut memberikan sumbangan
dan karakteristiknya semakin beragam, sampah yang besar dan menurunkan
hal ini disebabkan oleh pertambahan kualitas lingkungan, terutama pencemaran
jumlah penduduk, perubahan pola udara, tanah, dan pencemaran air. Masih
konsumsi, dan gaya hidup masyarakat. banyak ditemukan siswa yang
Selain itu, meningkatnya daya beli menempatkan sampah bukan pada
masyarakat terhadap berbagai jenis bahan tempatnya, sehingga hampir disepanjang
pokok dan hasil teknologi serta jalan atau pekarangan sekolah, bahkan di
meningkatnya usaha atau kegiatan luar sekolah bertebaran sampah dalam
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu jumlah yang banyak serta jenis yang
daerah juga memberikan kontribusi yang beragam. Kurangnya kesadaran siswa
besar terhadap kuantitas dan kualitas dalam menempatkan sampah pada
sampah yang dihasilkan. Ada banyak tempatnya disebabkan oleh kurangnya
masalah yang ditimbulkan oleh penyadaran dari pihak sekolah terkait
meningkatnya volume sampah, dan hal bahaya sampah dan belum adanya
tersebut membutuhkan solusi dan penyuluhan dari dinas terkait maupun dari
pengolahan yang efektif dan efisien. sekolah tentang pengolahan sampah yang
Pengelolaan sampah yang secara ramah lingkungan (Observasi dan
sembarangan dan tidak menggunakan Wawancara langsung, 2013).
metode yang tepat akan memberikan Fakta yang terlihat sehari-hari
dampak terhadap kesehatan dan menunjukkan bahwa umumnya sampah
mengganggu kelestarian fungsi yang bersumber dari sekolah, baik dari
lingkungan baik lingkungam biotik bahan organik maupun non-organik
maupun abiotik (Aryenti, 2011). dibuang begitu saja dalam satu bak
Menurut dinas kebersihan Kota sampah yang sama dan tercampur satu-
Medan dan hasil observasi langsung di sama lain dalam berbagai komposisi,
lapangan, didapatkan informasi bahwa bahkan siswa cenderung menempatkan
selain aktivitas pemukiman, industri, sampah bukan pada tempatnya (dibuang
rumah sakit, dan tempat makan, ternyata sembarangan) dan kemudian sampah

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 3


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

berpindah tempat mulai dari tempat dikarenakan kurangnya kesadaran


penampungan sementara sampai ke masyarakat tentang pentinggnya menjaga
tempat pembuangan akhir (TPA). kebersihan.Selain itu masyarakat dan
Berdasarkan hasil observasi juga dapat pihak sekolah menganggap bahwa
dijelaskan bahwa di kota Medan umunya pengelolaan sampah merupakan tanggung
dan di sekolah pada khususnya, baru jawab Pemerintah Kota dalam hal ini
melaksanakan pengolahan sampah dengan instansi Dinas Kebersihan atau lainnya
menerapkan program 3M yaitu yang menangani pengelolaan sampah.
mengurangi, menggunakan kembali, dan
PEMBAHASAN
mengompos. Tetapi itupun masi tergolong
Kondisi Sampah Di Kota Medan
rendah karena belum semua masyarakat
Kota Medan merupakan salah satu
dan sekolah dapat menerapkan
kota besar yang berada di Provinsi
pengelolaan sampah melalui program 3M
Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari
tersebut (Ninggarwati, dkk, 2011).
21 Kecamatan dan jumlah penduduknya
Upaya pengelolaan sampah yang
2.097.610 jiwa.Timbunan sampah yang di
ramah lingkungan ini perlu dilakukan
hasilakan oleh masyarakat kota Medan
mulai dari sumber timbulnya sampah,
adalah 1,7 ton/hari dengan tingkat
pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pelayanan 70% dari jumlah penduduk
pengangkutan sampai ke tahap
(BPS Kota Medan, 2013). Seiring
pengolahan akhir sampah. Upaya-upaya
peningkatan jumlah penduduk serta
pemanfaatan kembali sampah yang masih
aktifitas masyarakatnya yang beragam
bisa di daur ulang harus dilakukan
maka volume timbunan dan komposisi
sehingga dapat mengurangi sampah secara
sampah juga ikut bertambah.Penambahan
kuantitatif. Permasalahannya adalah
jumlah timbunan sampah di TPA
sejauh manakah tingkat kesadaran
berpengaruh terhadap luas lahan yang
masyarakat untuk membantu mengelola
harus disediakan di TPA.pihak institusi
sampah yang dihasilkan. Jangankan
dalam hal ini Dinas Kebersihan perlu
mengelola tapi menempatkan sampah
menyiapkan alternatif jangka panjang
pada wadah yang telah disediakan pun
untuk menghadapi permasalahan ini,
sangatlah langka dilakukan hal ini
alternatif yang harus di siapkan yatu

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 4


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

sistem pengelolaan sampah dari diolah secara mandiri dan menjadi


sumbernya. Sementara itu, rendahnya sumberdaya.
pengetahuan, kesadaran, dan tingkat Berdasarkan hasil observasi dapat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dijelaskan bahwa tingkat partisipasi
sampah menjadi suatu permasalahan yang masyarakat dan pihak sekolah di Kota
perlu mendapat perhatian dalam Medan dalam menangani sampah secara
pengelolaan lingkungan bersih dan sehat mandiri masih kurang. Masyarakat masih
(Dinas Kebersihan Kota Medan, 2013). enggan melakukan pemilahan sampah,
Permasalahan terpenting yang akibatnya sampah semakin hari semakin
harus ditangani oleh Pemerintah Daerah sulit dikelolah. Mencermati fenomena
Kota Medan sekarang dan akan datang tersebut maka sangatlah diperlukan model
adalah bagaimana mengelolah sampah pengelolaan sampah yang baik dan tepat
yang ramah lingkungan sehingga dapat serta ramah lingkungan dalam upaya
mewujudkan Kota madani yang aman dan mewujudkan perkotaan yang bersih dan
bersih lingkungannya. Untuk mewujudkan hijau di kota Medan.Pengelolaan sampah
kota bersih dan hijau, pemerintah telah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
mencanangkan berbagai program yang masyarakat dan kualitas lingkungan serta
pada dasarnya bertujuan untuk mendorong menjadikan sampah sebagai sumberdaya.
dan meningkatkan kapasitas masyarakat Dari sudut pandang kesehatan lingkungan,
dalam pengelolaan sampah. Program pengelolaan sampah dipandang baik jika
Adipura misalnya pada tahun 2012 telah sampah tersebut tidak menjadi media
mampu mengantarkan Kota Medan berkembang biaknya bibit penyakit serta
menjadi Kota Adipura karena semua sampah tersebut tidak menjadi medium
kelurahan berhasil mendapatkan perantara menyebarluasnya suatu
Anugerah Adipura. Walaupun telah penyakit. Syarat lainnya yang harus
mendapat adipura bukan berarti tidak dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air
terdapat permasalahan sampah, Apresiasi dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak
pemerintah dan masyarakat selalu dituntut mengganggu nilai estetis), tidak
untuk melakukan pengelolaan sampah menimbulkan kebakaran dan yang lainnya
sehingga pada gilirannya sampah dapat (Aswar, 1986 dalam Nitikesari 2005).

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 5


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

Menurut Irawati (2002) kurang meratanya sarana kebersihan di


pengolahan sampah (urban solid waste Kota Medan serta kurangnya kesadaran
management) di kota terbentuk oleh dua masyarakat untuk berpartisipasi aktif
sistem pengolahan. Pertama sistem dalam penanganan masalah persampahan.
pengolahan sampah formal yakni sistem Jumlah sekolah di Kota Medan tahun
pengolahan sampah yang meliputi 2013 adalah 827 Sekolah Dasar (SD), 337
kegiatan-kegiatan pewadahan dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 288
pengumpulan, pengangkutan oleh aparat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
pemerintah setempat melalui Dinas dan Swasta (Dinas Pendidikan Kota
Kebersihan daerah. Kedua sistem Medan, 2013) dan jumlah ini tidak
pengolahan sampah informal yaitu suatu semuanya terlayani oleh Dinas Kebersihan
sistem pengolahan sampah yang terbentuk Kota Medan
oleh adanya kebutuhan untuk survei dari Komposisi dan Karakteristik Sampah
sebagian kecil masyarakat kota di tengah Dari banyaknya sekolah di Kota
transisi ekonomi desa ke kota. Medan yang menghasilkan sampah, maka
Pengelolaan sampah perkotaan juga dapat diketahui karakteristik sampah yang
memiliki faktor-faktor pendorong dan dihasilkan yaitu sebagian besar adalah
penghambat dalam upaya peningkatan limbah plastik dan kertas.
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Komposisi Sampah
sampah. Menurut hasil penelitian Komposisi sampah di beberapa
Nitikesari (2005) faktor-faktor tersebut di sekolah yang disurvei diketahui
antaranya adalah tingkat pendidikan, komponen sampah baik bahan organik
penempatan tempat sampah di dalam maupun anorganik. Untuk mengetahui
rumah, keberadaan pemulung, adanya aksi komposisi sampah di sekolah-sekolah
kebersihan, adanya peraturan tentang Kota Medan dapat diperoleh dengan cara
persampahan dan penegakan hukumnya. meneliti langsung dari volume sampah
Timbunan Sampah di Sekolah yang ditemukan disekitar pekaranagn
Timbunan sampah yang terdapat di sekolah atau di bak sampah. Karakteristik
sekolah-sekolah tidak semuanya dapat sampah di Kota Medan berdasarkan
diangkut ke TPA hal ini disebabkan sumbernya yaitu : berupa sisa makanan,

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 6


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

kertas, plastik dan pecahan kaca, daun Kondisi Pengolahan Sampah Di


Sekolah
kering kaleng dan kulit/logam (sangat
kecil) (Karindo, 2010). Pelaksanaan sistem pengelolaan
Pewadahan Sampah sampah di suatu tempat tidak dapat
Pola pewadahan sampah yang dilaksanakan tanpa adanya koordinasi
digunakan adalah pola pewadahan sampah yang baik secara internal maupun
individual dan pola pewadahan sampah eksternal, masyarakat sekolah dan pihak-
komunal. pihak terkait yang memberikan andil
1. Pola pewadahan individual : cukup besar dalam peningkatan jumlah
diperuntukan bagi sekolah-sekolah timbunan sampah. Sistem pengelolaan
bertaraf unggulan/pavorit. Bentuk yang diterapkan di sekolah-sekolah Kota
yang dipakai tergantung dari Medan tidak jauh berbeda dengan sistem
kemampuan pengadaannya dari pengelolaan sampah yang diterapkan di
pemiliknya dengan kriteria: Bentuk beberapa sekolah yang ada di Indonesia
(Kotak, selinder, kantung, container); pada umumnya, yaitu sistem pengelolaan
Sifat (Dapat diangkat, tertutup); Bahan sampah secara konvensional. Pada sistem
(Logam, plastik, alternatif bahan harus pengelolaan konvensional ini, sampah
bersifat kedap terhadap air, panas diangkut ke TPS atau ditimbun di halaman
matahari, tahan diperlakukan kasar, sekolah, bahkan jika volume sampah
mudah dibersikan.); dan Ukuran (10- semakin membesar dan sudah kering,
50 liter) maka dilakukan pembakaran. Pola
2. Pola pewadahan komunal: pengumpulan sampah yang diterapkan di
diperuntukan bagi sekolah bertaraf sekolah adalah pola pengumpulan secara
biasa atau sekolah swasta. Bentuk langsung (memungut sampah yang
(Kotak); Sifat (Tidak bersatu dengan berserakan setiap hari jumat)yang dikenal
tanah, dapat diangkat, tertutup); Bahan dengan nama jumat bersih, namun setelah
(Logam, plastik, tahan diperlakukan dikumpulkan, sampah hanya dibakar atau
kasar, mudah dibersihkan); Ukuran (5- ditimbun tanpa diolah menjadi produk
10 liter). tertentu yang ramah bagi lingkungan.

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 7


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

Pengolahan Sampah Yang Ideal kewajiban dan hak setiap orang baik
Sesuai dengan ketentuan yang secara individu maupun secara kolektif,
ditetapkan pada Pasal 5 UU Pengelolan demikian pula kelompok masyarakat
Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa pengusaha dan komponen masyarakat lain
masyarakat berhak atas Lingkungan hidup untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan sampah dalam upaya untuk menciptakan
hak tersebut, pada Pasal 6 dinyatakan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang
bahwa masyarakat dan pengusaha baik, bersih, dan sehat.
berkewajiban untuk berpartisipasi dalam Menurut Irawati (2002) membahas
memelihara kelestarian fungsi lingkungan, masalah pengolahan sampah (urban solid
mencegah dan menaggulangi pencemaran waste management) akan mengaitkan
dan kerusakan lingkungan. Terkait dengan berbagai aktor pengelola sampah yaitu
ketentuan tersebut, dalam UU NO.18 pemerintah, masyarakat, pemulung/agen,
Tahun 2008 secara eksplisit juga dan pengusaha daur ulang. Keberhasilan
dinyatakan, bahwa setiap orang pengelolaan sampah sangat ditentukan
mempunyai hak dan kewajiban dalam oleh kerja sama dan peran serta aktif dari
pengelolaan sampah. Dalam hal masing-masing aktor pengelola tersebut.
pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, Kenyataannya menunjukkan bahwa kerja
setiap orang wajib mengurangi dan dari masing-masing aktor pengelola
menangani sampah dengan cara sampah masih dirasakan terpisah, tidak
berwawasan lingkungan. Masyarakat juga terpadu dan belum terkoordinasi dengan
dinyatakan berhak berpartisipasi dalam baik.Hasil observasi menunjukkan bahwa
proses pengambilan keputusan, pengelolaan sampah di kota Medan belum
pengelolaan dan pengawasan di bidang dapat dilakukan oleh setiap sumber
pengelolaan sampah. Tata cara partisipasi sampah dengan baik, yakni siswa masih
masyarakat dalam pengelolaan sampah memiliki tingkat partisipasi yang rendah
dapat dilakukan dengan memperhatikan terhadap pengolahan sampah. Siswa sama
karakteristik dan tatanan sosial budaya sekali tidak merasa bersalah dengan
daerah masing-masing. Berangkat dari menggunungnya sampah di tempat-tempat
ketentuan tersebut, tentu menjadi penampungan sementara sampai berhari-

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 8


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

hari bahkan sampai bermingu-minggu. gedung bioskop. Untuk menyukseskan


Selain tingkat partisipasi siswa yang program ini maka dibutuhkan kerja sama
rendah, pemerintah kota Medan juga yang baik antara aktor pengelolah sampah
belum maksimal dalam kegiatan yakni masyarakat, pemerintah, pemulung,
pengolahan sampah. Karena tidak dan pengusaha sehingga dapat menunjang
maksimalnya kinerja pemerintah dalam terbentuknya jaringan pengolahan sampah
hal ini adalah dinas kebersihan sehingga yang menguntungkan dan ramah
upaya pengelolaan sampah yang di lingkungan.
sampaikan oleh dinas kebersihan juga Solusi Pengolahan Sampah yang
Ditawarkan Di Sekolah
terlihat kontradiksi dengan fakta di
lapangan. Kondisi masalah pengolahan
Kondisi seperti ini juga sampah di sekolah-sekolah yang ada di
menggambarkan bahwa masyarakat kota Medan hampir sama dengan sekolah
maupun pemerintah kota Medan (Dinas lain, yaitu belum menerapkan program
Kebersihan) masih melaksanakan “6M” sepenuhnya. Sesuai hasil
pengolahan sampah dengan menggunakan wawancara dengan beberapa guru dan
sistem TPS-TPA. Itu pun masih belum kepala sekolah didapatkan informasi
maksimal sehingga sampah masih berada bahwa sampah yang ada di sekolah masih
di mana-mana. Menurut Irawati (2002) belum sepenuhnya terkelolah dengan baik.
Pengolahan sampah perlu diterapkan Menurut informasi dan hasil observasi
budaya “6M” yaitu: mengurangi, langsung menunjukkan bahwa sampah
menggunakan kembali, mengganti, yang ada di sekitar sekolah tertimbun
memisahkan, mendaur ulang, dan hingga mencapai 1 m dan ini dibiarkan
mengompos. Program “6M” merupakan sampai berminggu-minggu sehigga
upaya pengolahan sampah rumah tangga menimbulkan bau busuk dan dapat
yang dapat dilakukan oleh pemukiman, mempengaruhi proses pembelajaran.
pertokoan, pasar, fasilitas umum, industri, Beberapa pendekatan dan teknologi
dan layanan kesehatan misalnya Rumah pengelolaan sampah yang ditawarkan
Sakit atau Puskesmas, dan fasilitas umum untuk mengatasi masalah sampah yang
misalnya Gelanggang Olah Raga dan ada di sekolah-sekolah adalah:

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 9


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

1. Teknologi Komposting: Pengomposan lebih luas memiliki peluang yang


adalah salah satu cara pengolahan cukup besar untuk melakukan
sampah yang merupakan proses pengolahan sampah secara mandiri.
dekomposisi dan stabilisasi bahan Model pengelolaan sampah mandiri
secara biologis dengan produk akhir akan memberikan manfaat lebih baik
yang cukup stabil untuk digunakan di terhadap lingkungan serta dapat
lahan pertanian tanpa pengaruh yang mengurangi beban TPA.
merugikan (Haug, 1980). Penelitian 3. Pendauran ulang sampah menjadi
yang dilakukan oleh Wahyu (2008) produk yang bisa digunakan untuk
menemukan bahwa pengomposan keperluan sehari-hari. Misalnya
dengan menggunakan metode yang sampah plastic atau kardus dibuat
lebih modern (aerasi) mampu menjadi tas, dompet, dan baju. Selain
menghasilkan kompos yang memiliki itu, sampah dari botol atau kaleng-
butiran lebih halus, kandungan C, N, kaleng bekas dapat dibuat menjadi vas
P, K lebih tinggi dan pH, C/N rasio, bunga atau kerajinan lain yang bernilai
dan kandungan Colform yang lebih ekonomi.
rendah dibandingkan dengan 4. Teknologi bioethanol: menggunakan
pengomposan secara konvensional. sampah organic cair atau padat
Pengolahan sampah dengan cara sebagai bahan baku pembuatan
pengomposan sudah dilakukan di TPA bioethanol. Siswa SMA pada
buku deru-deru kota Medan tetapi khususnya diberikan pelatihan tentang
masih secara konvensional. bagaimana pemanfaatan sampah
2. Pengelolaan sampah mandiri: organic cair dan padat menjadi
Pengolahan sampah mandiri adalah biethanol dengan teknik fermentasi.
pengolahan sampah yang dilakukan 5. Memperkenalkan kepada siswa
oleh masyarakat/siswa di lokasi tentang bagaimana cara mengenali
sumber sampah seperti di rumah- sampah berdasrkan sifatnya sehingga
rumah tangga/sekolah. siswa diharapkan mampu memisahkan
Masyaraka/pihak sekolaht yang sampah sesuai dengan sifatnya dengan
umumnya memiliki ruang pekarangan

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 10


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

tujuan agar mudah didaur ulang atau lingkungan dan seluruhkota agar selalu
lebih mudah dikelolah. tertata rapi dan asri.
6. Meminta bantuan kepada pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
dan perusahaan untuk menyiapkan bak
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun
sampah kepada seluruh sekolah- Desa Partisipatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta
sekolah yang ada di kota medan
Apriadji, Wied H. 2005. Memproses
Melalui cara ini diharapkan sampah. Penebar Swadaya. Jakarta
Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian.
setidaknya masalah persampahan yang
PT Rineka Cipta. Jakarta
ada di sekolah-sekolah pada khususnya Aryenti. 2011. Peningkatan Peranserta
Masyarakat Melalui Gerakan
dapat dipecahkan, disamping itu proses
Menabung Pada Bank Sampah Di
daur ulang limbah yang ada dapat Kelurahan Babakan Surabaya,
Kiaracondong Bandung. Jurnal
bermanfaat untuk bahan baku sektor
Pemukiman, Vol 6 (1), p. 40-46.
industri manufaktur (untuk sampah non . 2011. Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Dalam Pengelolaan
organik), industri pertanian/agribisnis,
Sampah Dengan Cara 3R (Reduce,
maupun untuk penataan pertamanan dan Reuse, Recycle) Di Lingkungan
Permukiman Ditinjau Dari Segi
penghijauan kota (untuk sampah organik).
Sosial Ekonomi Masyarakat.
Jurnal Permukiman, Vol 6 (2), p.
KESIMPULAN 75-83.
Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik.
Model pengolahan sampah
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
hendaknya melibatkan berbagai Bungin, H. M. Burhan. 2009. Penelitian
Kuantitatif. Prenada Media Group.
komponen pemangku kepentingan dan
Jakarta
memperhatikan karakteristik sampah, Cakra. 2011. Edisi I Agustus Halaman
Kota Gunungsitoli. 06 Agustus
karakteristik perkotaan serta keberadaan
2011.
sosial-budaya masyarakat http://suratkabarcakra.blogspot.co
m/2011/08/edisi-i-agustus-2011-
setempat.Pengolahan sampah tanpa sisa,
halaman-gunung.html
mulaipengumpulandanpengangkutan Hermawan, Yoni., Roesman, O. H. 2008.
Perilaku Pedagang Sayur Dalam
hingga pengolahan sampah menjadi
Mengelola Lingkungan Hidup.
barang bermanfaat untuk masyarakat Jurnal Bumi Lestari, Vol 8(2), p.
186-192
sekitar. Perlu adanya peningkatan
KJ Veeger. 1990. Realitas Sosial: Refleksi
motivasi segenap lapisanmasyarakat untuk Filsafat Sosial atas Hubungan
Individu-Masyarakat dalam
peduli terhadap sampah, serta menjaga

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 11


Jurnal Biology Science & Education 2015 ANGGI TIAS. P

Cakrawala Sejarah Sosiologi. PT Adipura. Jurnal Urip Santoso, p.


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 1-12
Mario. 2011. Sampah Menumpuk Di Satori, Mohamad. 2010. Pengolahan
Kantor Walikota Gunungsitoli. Sampah Terpadu 3R, Era Baru
Harian Nias Bangkit. 18 Agustus Manajemen Kota. LPPM. 25
2011. http://www.nias- Oktober 2010. http://litabamas-
bangkit.com/2011/08/sampah- sb.info/pengelolaan-sampah-
menumpuk-di-kantor-wali-kota- terpadu-3r-era-baru-manajemen-
gunungsitoli/ sampah-kota/
Muchtar, Rusdi. 1994. Aspek Sosial Sudrajat. 2002. Mengelola Sampah.
Budaya Kebiasaan Membuang Penebar Swadaya. Jakarta
Sampah. Jurnal Lembaga Ilmu Sugiyono. 2005. Statistika untuk
Pengetahuan Indonesia, p. 93-101 Penelitian. Alfabeta. Bandung
Nias, Bangkit. 2012. Martinus Lase : Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar
Semua Permintaan Warga Telah Sosiologi (Edisi Revisi). Fakultas
Dipenuhi. 6 Juli 2012. Ekonomi Universitas Indonesia.
http://www.nias- Jakarta
bangkit.com/2012/07/martinus- Tchobanoglous, George. Theisen, Hilary.
lase-semua-permintaan-warga- Vigil, Samuel. 1993, Integrated
telah-dipenuhi/ Solis Waste Managemen.
Pariartha Wana W. I. 2011. Sikap McGraww-Hill. New York
Pedagang Kaki Lima Terhadap Widyamoko, H., dkk. 2002. Menghindari,
Lingkungan Di Kota Denpasar. Mengolah dan Menyingkirkan
Jurnal Permukiman, Vol 2(1), p. Sampah. Abdi Tandur. Jakarta
159-166
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian.
Alfabeta. Bandung
Riyanto, S., Darwin, M., Rahmawati. A.
2010. ‘Korelasi antara
pengetahuan dan sikap
masyarakat. 25 Januari 2010.
http://zaifbio.wordpress.com/2010/
01/25/korelasi-antara-
pengetahuan-dan-sikap-
masyarakat-terhadap-pemilahan-
sampah-kering-dan-basah-di-desa-
pendem-kecamatan-junrejo-kota-
batu/
Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu
Pengetahuan Berparadigma
Ganda. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Santoso, Urip. 2009. Pengendalian
Lingkungan Hidup Untuk Meraih

BIOLOGI SEL (vol 4 no 1 edisi jan-jun 2015 issn 2252-858x) Page 12

Anda mungkin juga menyukai