NPM : 2320401046
Prodi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
PENDAHULUAN
Pada liburan Lebaran 2023 tepatnya pada bulan April, terjadi peningkatan volume
sampah sekitar 30-40% dibandingkan hari biasa di Kota Magelang. Peningkatan ini lebih
tinggi daripada peningkatan volume sampah saat liburan Lebaran sebelum pandemi
Covid-19 yang hanya mencapai 20% per hari. Kenaikan volume sampah terutama terjadi
selama empat hari mulai 20 April hingga 23 April. Jika volume sampah pada hari-hari
biasa terdata 60 ton per hari, selama empat hari tersebut volume sampah mencapai lebih
dari 80 ton per hari. Kota Magelang memiliki 15 depo sampah yang dilengkapi dengan
18 truk yang siap mengangkut sampah dari depo ke Tempat Pengelolaan Sampah Akhir
(TPSA) Banyuurip di Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Karena banyaknya
sampah, rata-rata frekuensi pengangkutan sampah pun ditambah dari sebelumnya hanya
sekali sehari menjadi dua kali dalam sehari. Kendati demikian, ada waktu-waktu tertentu
di mana sampah terlihat menggunung, melebihi kapasitas depo. Kondisi tersebut juga
semakin diperparah oleh perilaku para tukang pengangkut sampah di permukiman yang
cenderung membuang sampah secara sembarangan di sekitar depo (Regina Rukmorini,
2023).
Pengelolaan sampah yang efektif memerlukan kerjasama dari berbagai aspek, dari
sumber sampah hingga pengolahan akhir. Program pemisahan sampah untuk bank
sampah dan daur ulang perlu didukung oleh pemerintah dengan menyediakan tempat
sampah khusus untuk organik dan anorganik. Sampah anorganik yang memiliki potensi
ekonomi harus didaur ulang, sementara sampah organik bisa dimanfaatkan dalam
pengolahan kompos. Namun, masih terjadi kesalahan dalam pengangkutan dan
pemisahan sampah, yang mengurangi efisiensi pengelolaan sampah. Dalam konteks ini,
peran serta masyarakat sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan pengelolaan
sampah yang baik. Upaya ini akan membantu mengurangi jumlah sampah yang
dihasilkan dan memastikan pemisahan yang tepat sebelum sampah dibuang. Dari latar
belakang dan fenomena tersebut, penulis termotivasi untuk menyusun esai dengan judul
“Peningkatan Kepedulian Masyarakat Kota Magelang dalam Upaya Pengelolaan
Sampah”.
PEMBAHASAN
a) Meningkatkan alokasi dana dari APBD Kota Magelang untuk sektor pengelolaan
sampah.
b) Mengubah desain kendaraan pengangkut sampah agar tidak mencampurkan jenis
sampah.
c) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pemisahan sampah
untuk efisiensi pengelolaan.
d) Melakukan pelatihan kepada masyarakat dalam mengelola sampah sehingga bisa
dimanfaatkan dengan nilai ekonomi.
e) Memberikan bantuan dalam pemasaran produk-produk olahan sampah dari
masyarakat.
f) Tindakan yang lebih lanjut yang dapat diambil adalah:
g) Mendorong partisipasi aktif dari komunitas dan organisasi non-pemerintah dalam
upaya pengelolaan sampah. Kolaborasi dengan berbagai pihak dapat meningkatkan
kesadaran dan kepedulian masyarakat.
h) Mengadakan program edukasi dan kampanye yang lebih intensif tentang pentingnya
pemisahan sampah dan dampak positifnya bagi lingkungan. Ini dapat dilakukan
melalui seminar, workshop, dan media sosial.
i) Menggandeng industri lokal untuk mendorong daur ulang dan penggunaan bahan daur
ulang dalam produksi mereka. Ini bisa menciptakan ekosistem ekonomi berkelanjutan
yang melibatkan pengelolaan sampah.
j) Mengadopsi sistem insentif, seperti memberikan reward kepada masyarakat yang
aktif dalam memisahkan dan mengelola sampah dengan benar. Ini bisa berupa insentif
finansial atau penghargaan lain yang dapat mendorong partisipasi.
k) Menetapkan sanksi yang tegas bagi pelanggaran terhadap aturan pengelolaan sampah,
seperti denda bagi mereka yang membuang sampah sembarangan atau tidak
memisahkan sampah dengan benar.
l) Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih efisien, seperti sistem
pemilahan otomatis atau penggunaan energi terbarukan dalam pengolahan sampah.
m) Membentuk kelompok relawan lingkungan yang berfokus pada pengelolaan sampah.
Kelompok ini bisa melakukan kegiatan membersihkan lingkungan, menyadarkan
masyarakat, dan mengawasi pelaksanaan aturan pengelolaan sampah.
n) Membuat program pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan
kesadaran anak-anak tentang pentingnya pengelolaan sampah dan menjadikan mereka
agen perubahan dalam masyarakat.
o) Menerapkan penggunaan teknologi informasi dalam monitoring dan pelaporan
pengelolaan sampah. Aplikasi mobile atau platform online dapat membantu
masyarakat melaporkan pelanggaran dan memberikan informasi lebih lanjut tentang
pengelolaan sampah.
p) Dengan menggabungkan berbagai solusi tersebut, diharapkan pengelolaan sampah di
Kota Magelang dan daerah lainnya dapat menjadi lebih efektif, efisien, dan
berkelanjutan. Ini akan membantu mengurangi dampak negatif sampah terhadap
lingkungan dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alex. (2012). Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Pustaka Baru
Press.
Setyo Purwendro dan Nurhidayat. (2020). Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida
Organik. Penebar Swadaya.