Original Paper
Mohammad Liwa Ilhamdi1*, Yuli Handayani2, Ayu Saputri3, Meri Anjani4, Siti
Safinatun Najjah5, Eva Yulianingsih6, Tri M. Rahmatullah7, Eni Marzia8, Astadwi
Yogasworo9, Mustakim10, I Dewa Gede Wira P.5
1Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
2Jurusan Biologi, Fakultas Mipa Universitas Mataram
3 Jurusan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Mataram
4Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Mataram
5Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Mataram
6Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMataram
7Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram
8Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
9Jurusan Management, Fakultas Ekonomi Universitas Mataram
10Fakultas Peternakan, Universitas Mataram
*Corresponding Author: Abstrak: Permasalahan utama di Desa Kerumut adalah produksi sampah yang
Mohammad Liwa tinggi dan mencemari lingkungan. Limbah-limbah organik rumah tangga dibuang
Ilhamdi, Program Studi keselokan air atau dibakar sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan seperti
Pendidikan Biologi bau tak sedap, asap dan polusi sehingga berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Fakultas Keguruan dan Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan solusi yaitu mengolah limbah
Ilmu Pendidikan, rumah tangga menjadi pupuk organik. Pupuk organik ini dapat dijual atau
Universitas Mataram, dimanfaatkan oleh petani untuk mendukung pertanian karena masyarakat di Desa
Indonesia; Kerumut sebagian besar merupakan petani. Oleh karena itu, telah dilakukan
Email: program pengabdian pada masyarakat di Desa Kerumut, Kecamatan Pringgabaya,
liwa_ilhamdi@unram.ac.id Lombok Timur. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk melakukan
penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pengelolaan limbah rumah tangga
menjadi pupuk organik, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian, ekonomi
dan kesehatan masyarakat. Mahasiswa berperan dalam mengembangkan pola
pemberdayaan kolaboratif melalui pendampingan dalam transfer ilmu dan
keterampilannya ke masyarakat. Metode dilakukan dengan cara penyuluhan,
pelatihan dan pendampingan secara langsung kemasyarakat Desa Kerumut. Hasil
kegiatan ini adalah berupa pupuk kompos dari sampah organik dengan nilai
tambah ekonomi yang tinggi dan fungsi pemanfaatan potensi setempat. Dari
kegiatan tersebut sekitar 95% masyarakat mengerti mengenai pupuk organik
selama penyuluhan, untuk kegiatan pelatihan sekitar 90% mengerti dalam cara
pengolahan pupuk organik dan untuk kegitan pendampingan sekitar 30% yang
benar tertarik untuk meminta mahasiswa mendampingi dalam proses
pembuatannya.
yang terbanyak berasal dari pemukiman dan pasar penyakit. Vektor atau pembawa penyakit yang
tradisional. Sampah pasar seperti pasar sayur ditimbulkan dari tempat sampah adalah thypus,
mayur, pasar buah, atau pasar ikan, memiliki jenis disentri dengan vector pembawa penyakit adalah
yang relatif seragam. Sebanyak 95% berupa lalat, kecoa, tikus dan lain sebagainya (Wahyono,
sampah organik. Sampah yang berasal dari 2011). Berdasarkan pemeriksaan posyandu bulan
pemukiman umumnya lebih beragam tetapi secara Februari-Maret 2019 di Desa kerumut, sebagian
umum minimal 75% terdiri dari sampah organik besar anak terkena diare, batuk, flu dan penyakit
dan sisanya anorganik (Latifah et al., 2012). kulit sehingga rata-rata mengalami penurunan berat
Laju produksi sampah di Desa Kerumut terus badan.
meningkat, tidak saja sejajar dengan laju Untuk mengatasi permasalahan lingkungan
pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan dan kesehatan yang ditimbulkan oleh sampah, perlu
meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi dilakukan edukasi melalui pelatihan kepada
lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat untuk mengolah sampahrumah tangga
masyarakat maupun pemerintah daerah belum baik sampah organik secara mandiri. Melalui
optimal. Pemerintah Desa Kerumut sampai kegiatan ini diharapkan lingkungan menjadi lebih
sekarang belum bisa mengupayakan pembentukan bersih dan warga tidak lagi membuang atau
TPA sehingga masyarakat terbiasa membuang membakar sampahnya secara sembarangan. Salah
sampah langsung di sungai yang mengalir satu solusi bagi penanganan sampah organik adalah
sepanjang desa. Hal ini menyebabkan sungai pembuatan kompos (Sulistyorini, 2005 dan
tertutup sampah dan menjadi dangkal, akibatnya mulasari dkk., 2014). Untuk mempercepat
setiap musim penghujan desa ini selalu menjadi pengomposan, limbahorganik perlu ditambahkan
langganan banjir (Marliani, 2015). dengan Penambahan aktifator EM4 (Rahmawati
Selain membuang sampah ke selokan air, dan Dony, 2014).
masyarakat Desa Kerumut juga sering membakar Pembuatan pupuk organik ini, selain
sampah. Kebiasaan membakar sampah ini sudah diharapkan bisa mengurangi sampah organik yang
membudaya sehingga sangat sulit untuk menyebabkan penurunkan kwalitas lingkungan dan
menghentikannya. Mereka belum menyadari kesehatan, juga diharapkan bisa mengurangi
bahwa jenis sampah saat ini berbeda dengan kebiasaan warga Desa Kerumut yang cendrung
sampah jaman dulu. Jenis-jenis sampah saat ini menggunakan pupuk kimia pada lahan pertanianya.
cenderung didominasi oleh sampah sintetis kimia Dengan beralih ke pupuk organik, maka biaya yang
seperti plastik, karet, styrofoam, logam, kaca dan dikeluarkan petani menjadi berkurang dan resiko
sebagainya. Apabila sampah-sampah tersebut bahaya pupuk kimia dapat dihindari. Kelebihan
dibakar maka akan mengeluarkan gas-gas beracun pupuk organik murni adalah, walaupun
yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat kuantitasnya sangat sedikit tetapi mampu
yang menghirupnya dan memperburuk kualitas memberikan pegaruh besar pada tanah yang bisa
lingkungan udara. Misalnya hasil pembakaran bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas,
sampah plastik menghasilkan gas dioxin yang mempercepat panen, merangsang pertumbuhan
mempunyai daya racun 350 kali dibandingkan asap akar, batang, daun dan bunga. Hal ini diduga karena
rokok. Dioxin termasuk super racun dan bersifat kadar haranya tepat untuk kebutuhan tanaman dan
karsinogenik bila masuk kedalam jaringan tubuh penggunaannya lebih efektif dan efisien. Sehingga
manusia terutama saraf dan paru-paru, sehingga hasil panen menjadi meningkat tanpa menyebabkan
dapat mengganggu sistem saraf dan pernafasan kerusakan tanah dan pemaparan zat kimia beracun
termasuk penyebab kanker. Pembakaran styrofoam pada hasil pertanian (Lingga, 2005). Pupuk organik
akan menghasilkan CFC yang dapat merusak yang dihasilkan juga dapat dijual untuk menambah
lapisan ozon dan berbahaya bagi manusia (Subekti, ekonomi masyarakat. Maka dari itu, pengabdian ini
2010). diharapkan dapatmeningkatkan hasil pertanian,
Sampah yang tidak diolah denganbaik dapat sanitasi lingkungan, kesehatan, dan pendapatan
memberikan dampak negatif pada lingkungan keluarga, melalui pengelolaan sampah menjadi
antara lain timbulnya bau sehingga menguranggi pupuk organik (Hamzah dan Lestari, 2016).
estetika, timbulnya penyakit karena leachate/lindi
merupakan sarang atau tempat vector (pembawa)
110
Mohammad Liwa Ilhamdi et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 108-116 e-ISSN: 2655-5263
111
Mohammad Liwa Ilhamdi et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 108-116 e-ISSN: 2655-5263
tersumbat dan menyebakan luapan air saat mendapatkan pengetahuan baru untuk mengolah
musim hujan. limbah organik rumah tangga menjadi pupuk
5) Karena sanitasi yang kurang baik, organik. Pupuk organik adalah pupuk yang
populasivektor peyakit seperti nyamuk, tikus berperan dalam meningkatkan aktivitas biologi,
dan kecoa meningkat. kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur
Tahapan selanjutnya yaitu diskusi dengan dan baik untuk pertumbuhan tanaman
Pemerintah Desa dan karang taruna untuk (Simanungkalit dkk, 2006).
merumuskan permasalahan dan solusi 2. Kegiatan Pelatihan Pengolahan Limbah
menanggulangi sampah di Desa Kerumut Rumah Tangga
Kecamatan Pringgabaya. Kegiatanpengabdian Selain penyampaian materi, kegiatan ini juga
berlangsung melalui beberapa tahapan: dirangkai dengan pelatihan pengelolaan sampah
1. Penyuluhan Program Pengabdian Kepada organik menjadi pupuk organik. Sebelum pelatihan
Warga dimulai, Mahasiswa KKN Tematik Universitas
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan Mataram 2019 terlebih dahulu menyiapkan sarana
pembuatan pupuk organik dari sampah rumah dan prasarana yang dibutuhkan untuk membuat
tangga warga Kerumut dilakukan pada hari Minggu pupuk organik seperti pelastik sampah, pisau,
10 Februari 2019 pukul 08.00 WITA sampai sampah organik, dedak, serbuk gergaji, kotoran
selesai, bertempat di Kantor Desa Kerumut. ternak, EM4, dan air. Dalam proses pembuatan
Sosialisasi dan pelatihan dilakukan oleh Pak Badri pupuk organik, limbah organik rumah tangga yang
S.Pd dan Mahasiwa KKN-T Universitas Mataram telah dikumpulkandicacah menjadi ukuran yang
2019. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui lebih kecil. Percepatan proses fermentasi dilakukan
ceramah dan diskusi. Kegiatan berlangsung dalam 2 dengan penambahan aktivator EM4. Penggunaan
sesi yakni Sesi pertama adalah penyampaian materi aktivator EM4 dapat mempercepat proses
tentang sampah organik dan anorganik, bahaya pengomposan hingga 20 hari dibandingkan dengan
penggunaan pupuk kimia, pemanfaatan sampah penggunaan aktivator kotoran sapi dan pupuk
anorganik menjadi kerajinan tangan dan organik komersial memakan waktu 40 hari
pengelolaan sampah organik menjadi pupuk (Marlinda, 2015).
organik. Kegiatan selanjutnya adalah sesi tanya Larutan EM4 dicampurkan dengan larutan
jawab. Pada sesi ini banyak warga yang antusias gula. Larutan gula berfungsi untukmemperoleh
menanyakan tentang keunggulan dari pupuk energi bagi perkembangbiakan mikroorganisme
organik yang terbuat dari sampah tersebut dan ingin yang diaktifkan selama prosespembuatan pupuk.
mengetahui cara pengaplikasiannya serta Sebanyak 20 ml larutan EM4 ditambahkan 10 gr
pengelolaannya. Penyuluhan mengenai pengelolaan gula merah dan 1L air. Larutan yang telah
limbah rumah tangga menjadi pupuk organik oleh dicampurkan dimasukkan ke dalam jerigen selama
narasumber ditunjukkan gambar 1. 24 jam. Hasil fermentasi kemudian siap
diaplikasikan pada limbah organik yang telah
dicacah. Limbah organik oleh mikroorganisme
diubah menjadi unsur hara, CO2, HO dan energi
(484-674 kcal/mol glukosa) (Simanungkalit dkk,
2006).
Setelah proses pencampuran bahan selesai,
selanjutnya adalah proses fermentasi atau
pengomposan. Bahan yang sudah dicampur
dimasukkan kedalam plastik berukuran besar
kemudian diikat ujungnya sehingga dalam proses
Sumber: dokumentasi pribadi pembuatan kompos ini, terjadi pengomposan
Gambar 1. Penyuluhan Materi Pemanfaatan Limbah anaerob yaitu proses dekomposisi bahan
Rumah Tangga organiktanpa menggunakan oksigen. Setelah 1
bulan (30hari), limbah organik yang difermentasi
Berdasarkan hasil sosialisasi, para peserta telah berubah menjadi kompos yang warnanya
terutama petani sangat antusias karena hitam dan berbau tanah. Hal ini sesuai dengan
112
Mohammad Liwa Ilhamdi et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 108-116 e-ISSN: 2655-5263
Tabel 1: Penilaian Kinerja Masyarakat Desa Kerumut dan Mahasiswa KKN- T UNRAM 2019 Selama
Penyuluhan dan Pelatihan
No Skala yang di Amati Sekala Pengamatan
1 2 3 4 5
1. Jumlah masyarakat yang hadir berdasarkan undangan 0% 0% 10% 20% 70%
2. Ketepatan hadir dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan 0% 5% 20% 35% 40%
3. Kerjasama dengan sesama peserta pelatihan 0% 10% 10% 30% 50%
4. Keterlibatan dalam diskusi 0% 0% 20% 30% 50%
5. Keterlibatan dalam kegiatan pembuatan kompos 0% 5% 15% 35% 45%
6. Kemampuan komunikasi dengan sesama peserta 0% 5% 20% 30% 45%
7. Ketertarikan terhadap materi pelatihan 0% 0% 5% 45% 55%
8. Kualitas hasil atau produk yang dibuat dalam pelatihan 0% 0% 15% 35% 50%
Analisis Kinerja (Performance Assessment), dengan keterangan: 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4.
Baik, dan 5. Baik Sekali.
Masyarakat Desa Kerumut dan Mahasiswa Komunikasi sesama peserta dalam pelatihan relatif
KKN- T Universitas Mataram 2019 sangat antusias baik (75%) dan mereka sangat tertarik (95%)
selama penyuluhan dan pelatihan, hal ini dilihat dengan pelatihan tentang pengelolan sampah
dari tabel 1. Dimana jumlah masyarakat yang hadir menjadi pupuk organik ini karenaa selama ini
lebih banyak dari undangan (90%) dan mereka belum tau cara pengelolaannya. Kualitas
kehadirannya relatif tepat waktu (75%) namun ada yang dihasilkan relatif menjadi lebih baik (85%)
beberapa warga yang terlambat sehingga acara karena mengikuti penyuluhan dan pelatihan dengan
ditunda sekitar 10 menit. Selama pelatihan tampak baik.
kerjasama peserta pelatihan sangat baik (80%) Berdasarkan kegiatan pelatihan pembuatan
dalam hal ini mereka saling membantu dalam pupuk organik yang telah dilakukan, didapatkan
pelatihan, demikian pula keterlibatan mereka dalam informasi bahwa ketertarikan masyarakat terhadap
diskusi dan praktek juga sangat baik (80%). Untuk pembuatan pupuk organik sangat besar terutama
113
Mohammad Liwa Ilhamdi et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 108-116 e-ISSN: 2655-5263
petani, bahkan ada masyarakat yang ingin tersebut menjadi pupuk organik. Kegiatan ini
mendapat pendampingan dari Mahasiswa KKN didampingi oleh Pak Badri S.Pd dan Mahasiswa
Tematik Universitas Mataram dalam pembuatan KKN Tematik Universitas Mataram 2019. Kegiatan
pupuk organik secara mandiri di rumahnya. ini berjalan lancar mulai dari pencampuran bahan
3. Pendampingan Pengolahan Limbah Rumah seperti tanah, kotoran sapi, sampah organik, EM4,
Tangga dan Kotoran Ternak Menjadi air, serbuk gergaji, dan dedak sampai proses
Pupuk Organik fermentasi dan perlakuan selama proses fermentasi
Kegiatan pendampingan pengolahan seperti penumpukan, penutupan, pembalikan
limbah rumah tangga dan kotoran ternak menjadi tumpukan, penyiraman tumpukan, pengayakan,
pupuk organik dilakukan atas permintaan warga penyimpanan dan pengemasan kompos
yang ingin melakukan pembuatan pupuk organik (Tchobanoglous, et al, 1993)
secara mandiri dirumahnya. Kegiatan Berdasarkan pengamatan mengenai kegiatan
pendampingan ini salah satunya dilakukan di rumah penyuluhan sampai pendampingan di dapatkan
salah satu warga yang terletak di Dusun Toron. tingkat pengetahuan masyarakat semakin
Warga tersebut dulunya merupakan seorang bertambah. Hasil pengamatan dari pelaksanaan
peternak sapi dan ingin mengolah kotoran ternak pengabdian ini dapat dilihat pada tabel 2.
yang sudah 1 tahun disimpan di belakang rumahnya
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Penyuluhan sampai Pendampingan.
No Kegiatan Pelaksnaan Pengetahuan Pupuk Organik Sebelum Pengetahuan Pupuk Organik
Pengabdian Sesudah Pengabdian
1. Penyuluhan materi Belum mengerti pupuk organik Sudah mengerti pupuk organik
2. Pelatihan Belum mengerti cara sampah menjadi Sudah mengerti cara mengolah
pupuk organik sampah menjadi pupuk organik
3. Pendampingan Belum mandiri mengolah sampah dan Sudah mandiri mengolah sampah dan
kotoran ternak menjadi pupuk organik. kotoran ternak menjadi pupuk
organik.
Dari hasil pengamatan diatas dapat dilihat diperlukan untuk proses pembuatan pupuk lebih
dalam penyuluhan materi masyarakat 95 % lama dari pada waktu KKN yang tersedia maka
mengerti akan pengetahuan pupuk organik, untuk belum dapat diketahui untuk kegiatan
kegiatan pelatihan sekitar 90% mengerti dalam cara pengaplikasiaanya.
pengolahan pupuk organik dan untuk kegitan Perbaikan yang diperoleh dari kegiatan
pendampingan sekitar 30% yang benar tertarik KKN-T UNRAM 2019 di Desa Kerumut adalah
untuk meminta mahasiswa mendampingi dalam sebagai berikut:
proses pembuatannya. Namun untuk
pengaplikasiannya dikarenakan waktu yang
Tabel 3. Perbaikan Yang Diperoleh Melalui Kegiatan Pengabdian KKN-T UNRAM 2019
No Cara Kegiatan Sebelum Kegiatan KKN Sesudah Kegiatan KKN
1. Mengolah sampah Tidak diolah, dibiarkan dantidak Sebagian masyarakat sudah bisa mengolah
digunakan juga, dibakar dibuang sampah menjadi pupuk organik.
dan sembarangan di lingkungan.
2. Memanfaatkan Masyarakat tidak memanfaatkan Sebagian petani tertarik mengolah dan
pupuk organik pupuk organik karena beranggapa mengaplikasikan pupuk organik dari sampah
hanya menyuburkan rumput tersebut ke lahan pertaniannya
114
Mohammad Liwa Ilhamdi et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 108-116 e-ISSN: 2655-5263
tentang cara membuat pupuk organik dari sampah Latifah R. N, Winarsih, Rahayu, Y. S. 2012.
organik sehingga menciptakan lingkungan yang Pemanfaatan Sampah Organik sebagai
bersih, indah, dan sehat serta menjadi nilai tambah Bahan Pupuk Cair untuk Pertumbuhan
ekonomi, menurunkan biaya pertanian serta Tanaman Bayam Merah. Jurnal Lentera
meningkatkan hasil pertanian warga Desa Kerumut. Bio 1:139-144.
Dari hasil pengamatan selama penyuluhan, 95 % Marliani, N. 2015. Pemanfaatan LimbahRumah
masyarakat yang hadir dalam kegiatan memahami Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai
akan pengetahuan pupuk organik, untuk kegiatan Bentuk Implementasi Dari Pendidikan
pelatihan sekitar 90% masyarakat yang hadir dalam Lingkungan Hidup. Formatif: Jurnal
kegiatan memahami dalam cara pengolahan pupuk Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(2).
organik dan untuk kegiatan pendampingan sekitar Marlinda. 2015. Pengaruh Penambahan
30% yang tertarik untuk meminta mahasiswa Bioaktivator EM4 dan Promi dalam
mendampingi dalam proses pembuatannya. Pembuatan Pupuk Cair Organik dari
Sampah Organik Rumah Tangga. Jurnal
Konversi. 4(2):1-6.
Saran Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N.
2014. Kebijakan pemerintah dalam
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian yang pengelolaan sampah domestik. Kesmas:
telah dilakukan berjalan dengan baik dan lancar. National Public Health Journal, 8(8):
Maka untuk kedepannya diharapkan penyuluhan, 404-410.
pelatihan dan pengelolaaan pembuatan pupuk Rahmawanti, N., & Dony, N. (2014). Pembuatan
organik dapat dilaksanakan oleh desa-desa lain Pupuk Organik Berbahan Sampah
yang belum melaksanakan program tersebut serta Organik Rumah Tangga dengan
dapat dilakukan secara berkelanjutan oleh Penambahan Aktivator EM4 di Daerah
Mahasiswa KKN-T selanjutnya. Kayu Tangi. Jurnal Ziraa’ah, 39(1): 1-7.
Simanungkalit, R. D. M, Suriadikarta, D. A,
Saraswati, R. Setyorini, D. & Hartatik, W.
2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
(Organik Fertilizer dan Biofertilizer).
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Ucapan Terimakasih Pertanian
SNI. 2004. Spesifikasi kompos dari sampah organik
Ucapan terimakasih disampaikan kepada domestik. ICS 12.030.40 Badan
Universitas Mataram yang telah memberikan Standardisasi Nasional
kesempatan dan wadah kepada mahasiswa Subekti, S. 2010. Pengelolaan Sampah Rumah
Universitas Mataram tahun 2019 untuk melakukan Tangga 3r Berbasis Masyarakat. Fakultas
KKN Tematik di Desa Kerumut. Ucapan yang Teknik, Teknik Lingkungan Universitas
sama disampaikan kepada Pemerintah Desa Pandanaran Semarang.
Kerumut, Karang Taruna, masyarakat Desa Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan sampah dengan
Kerumut dan Pak Badri S.Pd., yang sudah bersedia cara menjadikannya kompos. Jurnal
menjadi pemateri Kesehatan Lingkungan, 2(1).
Suyoto, Bagong. 2008. Rumah Tangga Peduli
Lingkungan. Jakarta: Prima Media.
Daftar Pustaka Tchobanoglous, G., H. 1993 Theisen and S Vigil,
Integrated Solid Waste Management,
Hamzah, A & Lestari, S.U. 2016. Rumah Pangan Engineering Principlesand Management
Lestari Organik sebagai Solusi Issues, Mc. Graw Hill, Inc., USA
Peningkatan Pendapatan Keluarga. Wahyono, S. 2011. Pengolahan sampah organik
J.Akses Pengabdian Indonesia, 1(1): 65- dan aspek sanitasi. Jurnal Teknologi
72. Lingkungan, 2(2).
115
Mohammad Liwa Ilhamdi et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019, (1) 2 : 108-116 e-ISSN: 2655-5263
116