Anda di halaman 1dari 9

J.

Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA, 2020, 4 (1), 24-32


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpmmp

ECOBRICK Sebagai Pemanfaatan Sampah Plastik di Laboratorium Biologi


dan Foodcourt Universtias Negeri Yogyakarta

ECOBRICK as The Utilization of Plastic in Biology Laboratory and Foodcourt


Yogyakarta State University

Aditia Pramudia Sunandar, Fiki Zida Farhana dan Rizki Qonitati Chandra Chahyani

Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta,


aditiapramudia.2017@student.uny.ac.id

Abstrak
Inulin merupakan bahan dasar obat yang banyak terkandung dalam umbi-umbian lokal, seperti
ubi kayu/singkong (Manihot esculenta), uwi (Dioscorea spp.), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan gembili
(Dioscorea esculenta L.), yang secara luas belum diupayakan untuk diproduksi secara besar-besaran.
Umbi-umbian lokal umumnya hanya dijual sebagai bahan mentah yang harganya relatif murah dan
tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Umumnya dikonsumsi dengan cara direbus,
digoreng atau diolah menjadi makanan tradisional, belum diproses menjadi produk yang lebih
bermanfaat, memiliki nilai jual relatif tinggi, dan waktu penyimpanan yang relatif lebih lama. Pada
kegiatan pemberdayaan masyarakat pedesaan ini telah dilakukan penyuluhan, pemberian keterampilan,
dan pendampingan masyarakat dusun Krajan Wedomartani Ngemplak Sleman untuk secara mandiri
mampu mengolah umbi-umbian lokal menjadi produk tepung fermentasi, tepung non fermentasi, dan
ekstrak inulin. Pada kegiatan ini bahan baku yang digunakan adalah umbi singkong, uwi ungu, dan ubi
jalar ungu. Proses fermentasi umbi dilakukan menggunakan jamur monascus angka atau monascus
purpureus. Ekstrak inulin dilakukan dengan menggunakan pelarut alkohol. Produk tepung fermentasi
dengan bahan baku umbi singkong, uwi ungu, dan ubi jalar ungu masing-masing memiliki randemen
sebesar 52%, 43%, dan 40%; sedangkan ekstrak inulin memiliki randemen sesesar 7,47%, hanya saja
produk inulin belum optimum bila ditinjau dari sisi warna senyawa, masih perlu dilakukan proses
lanjutan untuk memperoleh produk inulin yang sesuai standar pasar. Hasi angket menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta menyatakan kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, dan secara umum penyajian
materi oleh tim pengabdi dapat diterima dengan mudah dan jelas oleh peserta. Sebagian besar peserta
menyatakan bahwa metoda penyampaian materi sesuai, artinya, secara umum metoda penyampaian
materi dalam kegiatan ini dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat sasaran. Sebagian besar
peserta menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu membuka wawasan masyarakat desa
untuk dapat mengolah umbi-umbian lokal, yang semula hanya dikonsumsi dengan direbus atau
digoreng atau dijual mentah dengan harga realtif murah menjadi produk yang lebih bermanfaat,
memiliki nilai jual relatif tinggi, dan memiliki daya simpan relatif lebih lama.

Kata kunci: inulin, monascus angka, umbi-umbian lokal, membuka wawasan, masyarakat
desa

Abstract
Inulin is a raw material of medicine which is contained in local tubers, such as cassava
(Manihotes culenta), Dioscorea spp., sweet potato (Ipomoea batatas L.), and Dioscorea esculenta L.,
which is not widely strived in mass production. Local tubers commonly sold as food raw material
which is relatively cheap and cannot be stored for a long time. Generally, the tubers consumed by
boiling, fried or processed to traditional food. It has not processed to be more valuable product, has
relatively high price, and has relatively longer the storage time. In the empowerment activity of rural
community, it has been conducted counseling, providing soft skill, and community assistance in
Krajan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman to independently be able producing local tubers became
fermented flour, unfermented flour, and inulin extract product. In this activity, the raw material were
cassava, Dioscorea alata L. syn. D. atropurpurea Roxb., and purple sweet potato (Ipomoea batatas

Copyright © 2020, JPMS, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 25

var Ayumurasaki). Tubers fermentation process was conducted using monascus angka or monascus
purpureus mold. Inulin extract was produced using alcohol solvent. Fermented flour product from
cassava, Dioscorea alata L. syn. D. atropurpurea Roxb., and purple sweet potato have yield as
respectively 52%, 43%, and 40%; meanwhile inulin extract has yield as 7.47%, although inulin
product had not reach optimum point regarding on the color of compound. It still needs further
process to gain standardized commercially inulin product. Questioners showed that mostly of the
attendances stated the activity very useful, and generally the presentation from empowerment team
can be delivered easily and clearly to the communities. Mostly of the attendances stated that the
method of presentation is suitable, which means generally the presentation method in this activity can
be accepted easily by the communities. Mostly of the attendances stated that the activity is very helpful
for them to gain the knowledge of local tubers processing, which was originally consumed only with
boiled or fried or sold uncooked with the relatively cheap price to be more valuable product, has
relatively high price, and has relatively longer the storage time

Key words: inulin, monascus angka, local tubers, empowerment, rural community

PENDAHULUAN akan hilang meskipun dibakar hanya akan


berubah menjadi mikroplastik. Bahkan
Permasalahan gobal yang hingga kini mikroplastik bisa berbahaya apabila
belum terselesaikan adalah volume sampah tercampur dengan tanah dan air karena akan
yang jumlahnya terus meningkat seirinh menjadi racun jika tercampur di air dan
dengan bertambhanya jumlah penduduk masuk ke dalam tubuh manusia.
(Sari, 2018).Permasalahan global Sedangkan untuk pemanfaatan limbah
sehubungan dengan masa depan perkotaan plastic tetapi dengan pengolahan yang lebih
beberapa diantaranya adalah permasalahan kompleks seperti menggunakan analisis
lingkungan. Wati dalam (Bengkulah, 2017) kimia pernah dilakukan (Wahyudi, E.,
menyebutkan ada dua jenis faktor yang Zultiniar, & E, 2016). Sampah plastik
menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, memiliki dampak buruk bagi lingkungan
dua jenis tersebut yaitu : 1. Kerusakan apabila tidak diolah lebih lanjut
lingkungan hidup yang disebabkan oleh penelitiannya dilakukan untuk
faktor alam, bentuk bencana alam yang mengkonversi sampah plastik menjadi
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan bahan bakar minyak menggunakan katalis
hidup, 2. Kerusakan lingkungan hidup yang sintetis yang disintesis dari abu terbang
disebabkan oleh faktor manusia. Manusia batubara yang selanjutnya dikarakterisasi
sebagai makhluk hidup yang menguasai menggunakan XRD.
lingkungan hidup di bumi memiliki peran Plastic sendiri adalah bahan recycle
besar dalam menentukan kelestarian atau bahan daur ulang yang sebenarnya ada
lingkungan hidup. banyak cara pengolahan-pengolahannya.
Plastic merupakan salah satu faktor dari Sayangnya di era sekarang ini kesadaran
sekian banyak faktor penyebab kerusakan masyarakat terhadap lingkungan bisa
alam disebabkan oleh faktor manusia. dikatakan cukup rendah, masyarakat
Hamper setiap kehidupan mulai dari bahan cenderung tak acuh terhadap limbah plastic
pembungkus makanan hingga perlatan yang ada disekitarnya..Sampah plastic yang
rumah tangga rata-rata menggunakan ada di Foodcourt UNY merupakan masalah
plastic. Merupakan bahan yang sangat yang ada di lingkungan kampus. Sampah
popular dan banyak digunakan saat ini. yang ada di Foodcourt UNY tidak hanya
Permasalahan paling utama adalah limbah berasal dari penjual saja, bahkan konsumen
platik tidak bisa terurai secara alami, jikalau itu sendiri sehingga menimbulkan
pun terurai membutuhkan waktu yang ketidaknyamanan saat beraktivitas. Selain
sangat lama bahkan ribuan tahun untuk itu, sampah plastic di Laboratorium Biologi
menguraikan plastic di alam. Plastic tidak FMIPA UNY juga cukup mengganggu.

Copyright © 2020, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 26

Sampah plastic yang sebagian besar berasal SOLUSI/TEKNOLOGI


dari bungkus makanan dan minuman.
Sumber sampah terbanyak adalah Menurut (Sampah Plastik Jenis, dan
berasal dari pemukiman, komposisinya Menjadi Bahan Bakar Minyak dan
berupa 75% terdiri dari sampah organik dan Karakteristiknya Untoro Budi Surono, &
hanya 25% sampah anorganik.. Sampah Ismanto, 2016)plastik memiliki keunggulan
anorganik sangat sulit didegradasi bahkan dibanding material lain, yaitu kuat, ringan,
tidak dapat didegradasi sama sekali oleh flesibel, tahan karat, mudah diberi warna
alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan dan dibentuk serta tidak mudah pecah. Hal
yang sangat luas untuk mengimbangi ini mendukung maraknya penggunaan
produksi sampah jenis ini. Karena plastik oleh masyarakat dan mahasiswa
potensinya yang cukup besar, alangkah lebih dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
baik untuk memanfaatkan sampah plastik ini tempat yang menghasilkan sampah plastik
menjadi produk dan jasa kreatif dalam dalam jumlah yang besar adalah Food
rangka mengelola sampah plastik dengan Court. Di Universitas Negeri Yogyakarta,
baik, sehingga plastik benar-benar Food Court adalah pusat tempat mahasiswa
mendukung kehidupan kita. Sebagai produk beristirahat dan makan siang. Hal ini
kreatif, karya kreasi sampah plastik. didukung oleh tempatnya yang luas dan
memiliki nilai komersial yang menjanjikan. strategis. Food Court UNY memiliki 15
Produk ini memiliki daya jual yang dapat tempat makan yang mengelilingi pendopo
menghasilkan keuntungan. Secara umum, utama. Dengan banyaknya penjual dan
bisnis ini terbagi dalam dua jenis, yaitu tempat makan yang cukup luas, sayangnya
produk dan jasa (Putra, H, P., & Y, 2010). tempat sampah yang disediakan tidak
Salah satu inovasi daur ulang sampah banyak. Jumlah tempat sampah di tempat ini
plastic yang tim kami kerjakan adalah hanya 12 buah dan beberapa diantaranya
dengan membuat ecobrick menjadi tempat memiliki kondisi yang kurang baik. Karena
sampah. Tidak hanya sebagai salah satu cara sedikitnya jumlah tempat sampah dan tidak
pengolahan atau daur ulang plastic, apabila mencakup seluruh tempat yang ada,
penggunaan ecobrick terus dilakukan maka mengakibatkan banyaknya penumpukan
limbah plastic akan dapat di olah dan sampah di berbagai tempat. Sampah yang
memiliki nilai ekonomis. Ecobrick yang tim ada di Food Court UNY rata-rata ialah
kami kerjakan diharapkan dapat menjadi sampah plastic sekali pakai yang sering
contoh bagi yang lainnya untuk mengurangi ditinggalkan begitu saja oleh konsumen.
dampak buruk sampah plastic dan Ecobrick merupakan salah satu
menjadikan sampah plastic sesuatu yang metode yang dapat digunakan untuk
bisa digunakan kembali. meminimalisir permasalahan sampah di
lingkungan sekitar kita, khususnya di
Tujuan dari PPM ini adalah : lingkungan perkuliahan. Ecobrick adalah
1. Melatih mahasiswa untuk botol plastic yang diisi dengan sampah
memanfaatkan bahan yang tidak plastik bekas, bersih dan kering pada
bermanfaat menjadi lebih bernilai di kepadatan tertentu yang dapat digunakan
Lingkungan Foodcourt dan sebagai bahan bangunan dan dapat
Laboratorium Biologi UNY. digunakan berulang kali. Sampah yang
2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa digunakan adalah sampah plastik yang
dengan membuang sampah sesuai jenis kering dan bersih. Proses pengumpulan
dan tempatnya dengan arahan. sampah dilakukan dengan pengadaan tempat
3. Luaran berupa laporan hasil sampah khusus plastik yang diletakkan di
pengamatan kesadaran mahasiswa dan tempat-tempat yang sering dilalui
produk berupa Ecobrick. mahasiswa. Cara pembuatan Ecobrick
adalah dengan memadatkan sampah plastic

Copyright © 2020, JPMS, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 27

non-biodegradable (tidak dapat terurai melancarkan dan mempopulerkan


secara proses biologis) ke dalam botol pembuatan Ecobrick.
plastic bekas pakai. Hal ini dapat dilakukan Ecobrick menjadi aternatif dalam
untuk mencegah sampah plastik agar tidak penyampaian pendidikan linkungan kepada
mencemari lingkungan serta menghindari masyarakat. Karena pendidikan lingkungan
daur ulang yang dalam prosesnya kurang merupakan tanggung jawab segenap
efektif dan mencemari lingkungan karena masyarakat, namun peran mahasiswa dalam
persiapan dan pengetahuan yang kurang menjaga merupakan pihak yang pertama dan
matang. Contoh proses daur ulang plastic utama. Kecintaan terhadap lingkungan dan
yang mencemari lingkungan adalah edukasinya pada masyarakat ini akan
pembakaran yang dilakukan dibawah suhu membentuk karakter yang cinta alam.
800C yang tergolong kedalam pembakaran
tidak sempurna. Pembakaran ini dapat HASIL DAN DISKUSI
membentuk dioksin, yaitu senyawa yang
dapat memicu hepatitis, kanker, gangguan Berdasarkan penelitian dan observasi
sistem saraf dan pembengkakan hati (Sirait, yang telah dilakukan, banyaknya tempat
2009). sampah yang berada di Laboratorium
Ecobrick yang telah dipadatkan Biologi FMIPA dan Foodcourt UNY tidak
dapat dimanfaatkan untuk banyak hal, sebanding dengan banyaknya sampah yang
seperti disusun dan diperkuat dengan semen dihasilkan serta kesadaran dalam membuang
sehingga dapat membangun ruang-ruang sampah sesuai anjuran.
hijau bagi masyarakat. Selain itu, dengan Menurut (Saldana, 2011), observasi
kepadatan yang baik, Ecobrick dapat dapat juga berfungsi sebagai pendahuluan
dibentuk dan digunakan sebagai furniture sebelum melakukan wawancara. Kemudian,
didalam rumah seperti meja, kursi dan metode wawancara pun dilakukan guna
tempat sampah. menggali permasalahan-permasalahan yang
Pembuatan Ecobrick di lingkungan dihadapi serta memberikan informasi yang
sekitar dapat menjadi solusi penumpukan dapat mendukung penelitian, seperti proses
sampah yang sering terjadi, salah satunya di produksi ecobrick , kendala yang dihadapi,
lingkungan perkuliahan. Dengan penjualan ecobrick selama ini, dan lain-lain.
pengelolaan dan pemilihan sampah yang Area Foodcourt UNY memiliki 12
baik, dapat dibuat Ecobrick yang ramah tempat sampah, hal ini sepertinya tidak
lingkungan dan digunakan sebagai bahan sebanding dengan jumlah rumah makan
dasar untuk membuat tempat sampah yang yang ada di Foodcourt UNY yaitu sebanyak
dapat diletakkan di setiap sudut gedung 10 rumah makan. Jika dianalogikan 10
perkuliahan. tempat makan memproduksi lebih dari 50
Untuk mendukung pembuatan porsi perhari maka jumlah sampah yang
ecobrick ini diciptakan pula gerakan dihasilkan bisa melebihi tempat sampah
”#GaMakePlastik” yang akan yang ada. Jumlah sampah yang ada di
dikampanyekan melalui media social. Foodcourt UNY tidak hanya berasal dari
Gerakan ini bertujuan untuk menghimbau sampah yang dihasilkan oleh rumah makan
masyarakat untuk tidak selalu bergantung saja namun juga berasal dari konsumen itu
pada plastik. Melalui tagar ini, diharapkan sendiri. Sampah dari konsumen yang banyak
kesadaran masyarakat akan bahaya ditemukan adalah botol plastik yang
penggunaan plastik sekali pakai terus memang menjadi kebutuhan sehari-hari dari
meningkat, sehingga jumlah plastic di konsumen itu sendiri.
lingkungan kita tidak semakin banyak. Konsumen di Foodcourt UNY bukan
Penggunaan tagar ini akan terus diramaikan hanya berasal dari mahasiswa saja namun
seiring berjalannya waktu sehingga ikut juga berasal dari masyarakat umum dan
pengunjung. Foodcourt UNY yang memiliki

Copyright © 2020, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 28

letak strategis ini berada dekat dengan pusat bercampur dengan limbah organik yang
aktivitas di Universitas Negeri Yogyakarta memunculkan bau apalagi dengan negara
yaitu Museum Pendidikan Indonesia, berpendapatan menengah menghasilkan
Digital Library, Perpustakaan Pusat, limbah sebesar 36%-46%. (Bhada Tata &
Rektorat UNY, Fakultas Ilmu Pendidikan, Hoorweg, 2012). Pengelolaan plastik ini
Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial, menjadi tantangan dari PPM ini karena
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan plastik yang tersedia tidak lah langsung
Alam, Masjid Mujahidin, dan Program dalam keadaan bersih, sehingga dibutuhkan
Pascasarjana. Banyak dari mahasiswa asal pembersihan terlebih dahulu dan kemudian
fakultas-fakultas tersebut yang memilih dikeringkan sebelum dipadatkan. Apalagi
Foodcourt UNY sebagai tempat untuk plastik yang ada di area Foodcourt UNY ini
istirahat dan makan di siang hari apalagi merupakan plastik bekas yang digunakan
menu yang ada di Foodcourt UNY terkesan untuk bungkus makanan sehingga diplastik
lebih variatif. Inilah yang menjadi alasan masih ada sisa-sisa makanan.
mengapa sampah di Foodcourt UNY begitu Plastik yang ada di Foodcourt UNY
banyak ketimbang sampah di tempat makan pun tidak dibuang pada tempatnya
lain di Universitas Negeri Yogyakarta. kebanyakan dibuang di meja makan ataupun
Keadaan ini tidak didukung dengan di bawah pendopo. Permasalahan sampah
pengelolaan Foodcourt yang belum baik ini tidak hanya terjadi di lingkungan
ditunjukkan dengan pengelola yang jarang Foodcourt UNY saja namun juga terjadi di
sekali hadir, kemudian petugas kebersihan Laboratorium Biologi FMIPA UNY.
yang hanya bekerja pada hari kerja mulai Dimana banyak mahasiswa yang membuang
dari jam 05.00-07.00 WIB dan 15.00-16.00 sampah sembarang seperti meninggalkan
WIB sedangkan pada hari kerja tidak ada sampah di laci meja pada Ruang PPG 1
pengelolaan kebersihan. Hal inilah yang kemudian meninggalkan bekas botol
mengakibatkan keluhan dari pengelola minuman di Laboratorium Zoologi, Biologi
rumah makan yaitu bau yang muncul ketika Dasar, Lingkungan, Mikroskopi, dan lain-
hari seninnya tiba. lain. Peneliti disini mencoba untuk melihat
Plastik terdiri dari berbagai jenis yaitu kesadaran mahasiswa biologi dalam
PET (PolyEtylene Terephthalate), PP membuang sampah pada tempatnya dan
(Polypropylene), PVC (Polyvinyl Chloride), sesuai arahan yang telah diberikan. Kegiatan
PS (Poly Styrene), PTFE-Teflon dilakukan dengan menyediakan 3 kardus
(Polytetrafluoroethylene), Plastik Saran sampah yang diatasnya bertuliskan ”Yuk
(Polyvynilidine Chloride), LPDE, HPDE, Buang Sampah Plastik di sini.” dengan satu
dan PMMA (Polymethylmethacrylate). kardus pada setiap lantai. Hasilnya adalah
Jenis plastik yang ditemukan di area lebih dari 60% mahasiswa membuang
laboratorium biologi dan Foodcourt UNY sampah plastik sesuai arahan dan sisanya
adalah jenis PET yang memiliki ciri-ciri ada yang membuang sampah plastik namun
bersifat jernih, kuat, tahan bahan kimia dan dibarengi dengan bekas makanan, kemudian
panas, serta mempunyai sifat elektrikal yang ada yang tidak membuang sampah plastik
baik. Penggunaan PET banyak sesuai arahan.
dimanfaatkan dalam bungkus botol Hanya sekitar 22%-43% saja sampah
minuman berkarbon, botol jus buah, plastik di seluruh dunia yang dibuang ke
peralatan tidur, dan fiber plastik serta tempat pembuangan sampah (Plastics,
material ini merupakan material utama 2015). Kesadaran masyarakat terhadap
dalam pembuatan prduk kantong kemasan lingkungan mendasari solusi terhadap suatu
makanan (Suminto, 2018). permasalahan lingkungan. Kesadaran
Plastik merupakan limbah anorganik terhadap lingkungan akan terbangun jika
yang susah di olah namun dalam orang itu sudah mengenal sesuatu tersebut
penggunaan pada kemasan makanan dapat dengan baik (Handziko, 2017). Kesadaran

Copyright © 2020, JPMS, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 29

membuang sampah sesuai aturan ini permasalahan ini adalah dengan Ecobrick.
mengindikasikan bahwa kesadaran Eco-bricks adalah nama untuk botol PET
mahasiswa masih belum cukup mengenai yang diisi dengan beberapa bahan (Taaffe,
aturan untuk dapat membuang sampah J., O’Sullvan, S. Rahman,M.E., & Pakrashi,
sesuai jenis dan tempatnya. Kebiasaan 2014) yang bisa digunakan sebagai blok
mahasiswa yang sering membawa sampah bangunan (Barajas & Vera, 2016). Menurut
ke kelas menjadi hambatan dari PPM ini Suminto, 2014, Ecobrick menjadi langkah
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. dalam transisi ini dimana dapat menangkap
Karena sampah plastik yang langsung semua siklus hara teknis dan bahan non-
dibawa ke kelas ini terkadang tidak dibawa biodegredable serta membuat langkah
lagi keluar sehingga laboratorium terdapat pertama dalam pembentukan desain cradle-
sampah plastik bekas bungkus makanan. Ini to-cradle dalam suatu produk.
cukup mengurangi target dari kegiatan PPM
yang ingin dicapai.
Sampah yang ada di Laboratorium
Biologi dan Foodcourt UNY dibuang di
Tempat Pembuangan Akhir yang ada di
utara gedung Laboratorium FMIPA dan di
belakang ruma makan Foodcourt UNY. Hal
yang harus diperhatikan adalah setelah
ditumpuk di TPA kemana sampah plastik
tersebut akan dibuang kembali. Di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang menjadi pusat
pembuangan sampah adalah di daerah TPA
Piyungan. Berdasarkan data dari DKKP Gambar 1. Pemanfaatan sampah rumah
pada tahun 2005 didapatkan data bahwa tangga dalam pembuatan Ecobrick.
produksi sampah perkotaan sebanyak 1.700 (Sumber foto : Sekartaji, 2016; dalam
m3 per hari sedangkan yang dapat diangkut Suminto, 2017)
ke TPA Piyungan hanya sekitar 1.300 m3
per hari, sehingga terjadi penumpulan Ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai
sampah sebanyak 400 m3 yang berada di solusi dalam mengurangi penggunaan
lingkungan masyarakat. Data tahun 2005 ini sampah yang ada di Foodcourt UNY dan
saja sudah menunjukkan penumpukan Laboratorium Biologi FMIPA UNY.
sampah yang ada di salah satu TPA terbesar Apalagi Ecobrick kini telah menjadi solusi
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pengolahan bahan limbah anorganik
terlampau melewati volume sampah yang terkompresi, khususnya plastik, busa,
mampu ditampung. Sedangkan pada artikel kemasan, dan cellophanes oleh masyarakat
yang di muat oleh Media Indonesia pada dan organisasi non-pemerintah (LSM)
Tahun 2010 diketahui bahwa volume (Heisse, S., & Arias, 2011).
sampah negeri dan swasta dari 3 daerah Ada beberapa tahapan dalam membuat
yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, ecobrick yang tidak sulit dan hanya
dan Kabupaten Bantul yang dibuang di TPA membutuhkan ketelatenan dalam proses
Piyungan telah mencapai 110.654.545 Kg. pembuatannya yaitu sebagai berikut :
Jumlah sampah yang terlampu melewati 1. Botol plastik yang tidak terpakai bekas
daya tampung ini membutuhkan pengolahan kemasan air minum dikumpulkan
yang baik apalagi sampah yang bagiannya kemudian mencucinya lalu
adalah sampah plastik membutuhkan waktu mengeringkannya
penguraian yang sangat lama bahkan hingga 2. Mengumpulkan kemasan platik mie
mencapai ratusan tahun. Salah satu solusi instan, bungkus makanan dan minuman,
untuk mengatasi ataupun mengurangi kantong kemasan, tas plastik dan

Copyright © 2020, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 30

sebagainnya. Plastik dipastikan bersih


dari segala jenis makanan dan dalam
keadaan kering serta tidak bercampur
dengan jenis sampah lainnya.
3. Memasukkan sampah plastik ke dalam
botol plastik yang telah disediakan lalu
dipadatkan dengan menggunakan batang
kayu. Pada tahap ini plastik bisa dipotong
kecil ataupun dimasukkan secara
langsung
4. Isi botol plastik tidak boleh bercampur Gambar 2. Ecobrick yang diisi, (a)
dengan kertas, kaca , logam, benda-benda tetrapack, (b) metal, (c) PET, (d) paper &
tajam dan bahan-bahan lainnya selain cardboard.
plastik. Kecuali jika peneliti atau pun (Sumber foto : Antico, 2017)
masyarakat ingin menggunakan ecobrick
yang berisi pasir. Penggunaan tenaga manual memang
5. Plastik yang dimasukkan ke dalam botol menjadi tantangan bagi peneliti dalam
harus memenuhi seluruh ruangan membuat ecobrick karena kepadatan dari
sehingga tidak ada ruangan pada botol ecbrick tersebut akan mempengaruhi
yang tersisa hal ini bertujuan agar kepadatan dan kekuatannya. Namun,
kekuatan ecobrick tersebut maksimal. ecobrick ini dalam prosesnya harus terus
6. Jika ingin membuat sesuatu dengan dikontrol karena suhu akan berpengaruh
memanfaatkan konsep ecobrick maka terhadap kepadatan yang ada didalam botol
dapat memnggunakan botol yang ini sehingga dapat diketahui kebutuhan akan
memiliki tinggi yang sama sehingga plastik berkelanjutannya. Suhu yang terlalu
memudahkan dalam prosesnya tinggi dapat berpengaruh terhadap ecobrick
7. Jika menginginkan hasil yang berwarna- yaitu botol plastik menjadi lebih renggang
warni maka plastik-plastik kemasan yang sehingga ini dapat membuat kekokohan
disusun didalamnya diatur sedemikian plastik menjadi berkurang.
rupa Kebutuhan akan sampah plastik dalam
8. Jika semua botol telah dipadatkan dan jumlah besar juga menjadi hambatan bagi
telah siap digunakan maka botol plastik peneliti apalagi dalam penggunaan satu
tersebut disusun sesuai dengan produk botol plastik membutuhkan banyak sampah
yang ingin dibuat plastik berbagai jenis hal ini dikarenakan
9. Untuk merekatkan setiap botol sampah plastik dipadatkan dalam botol
menggunakan lem adesive/bahan tersebut sehingga dibutuhkan banyak
semen.gibs supaya bisa merekat kuat. sampah plastik. Dalam membantu proses
Pada tahapan pembuatan ecobrick pengumpulan ini peneliti memanfaatkan
tahapan yang paling penting adalah media sosial dengan mencoba
pemadatannya sehingga didapatkan pondasi mempopulerkan tagar #GaMakePlastik dan
yang kokoh dan kuat. Dipadatkannya tagar inipun dinilai berhasil dalam
sampah plastik didalam botol berguna untuk membangun mindset mahasiswa untuk
meningkatkan jumlah pengisi karena ini membuang sampah plastik pada tempatnya
akan mempengaruhi fisik dan sifat mekanik dan mengurangi penggunaan plastik
dari ecobrick itu sendiri yaitu seperti dimasyarakat. Penggunaan tagar perlu
stabilitas volume, modulus elastis, dan dimasivekan lagi agar didapatkan hasil yang
perilaku pemulihan elastis-plastik (Antico, optimal dalam menciptakan kesadaran untuk
F. C., Wiener, M. J., Araya-letelier, G., & tidak membuang dan menggunakan sampah
Durán, 2017). plastik.

Copyright © 2020, JPMS, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 31

Proses ini merupakan suatu proses yang dari aktivitas kampus ataupun kegiatan
memang diharapkan bahwa masalahan pembelajaran di kelas.
mengetahui pengetahuan yang lebih
komprehensif bahwa plastik memiliki UCAPAN TERIMA KASIH
masalah dalam hal daur ulang. Sehingga
waktu yang dibutuhkan dalam proses daur Ucapan terima kasih diberikan kepada
ulang plastik bisa dimanfaatkan dengan Dosen Ilmu Lingkungan Prof. I Gusti Putu
menciptakan suatu produk baru. Kepedulian Suryadarma, MS., Rio Christy Handziko,
sekarang tentang pemanfaatan sampah yang S.Pd.Si., M.Pd., yang sudah mengarahkan
sulit didaur ulang sangat dibutuhkan karena dan membimbing kami hingga
kepedulian di saat ini dapat berpengaruh di berlangsungnya penelitian ini.
masa yang akan datang terhadap
kelangsungan alam. Apalagi pembuatan PUSTAKA
ecobrick ini tidak membutuhkan biaya yang
banyak, kemudian tidak membutuhkan skill Antico, F. C., Wiener, M. J., Araya-letelier,
khusus karena semua yang digunakan G., & Durán, D. (2017). A
berangkat dari pemanfaatan barang sehari- CONSTRUCTION TIME CAPSULE
hari. FOR INORGANIC MATERIALS
Ecobrick menjadi solusi dalam WITH POTENTIAL OF BEING
mengurung plastik dari peredarannya RECYCLED. In 2nd International
dilingkungan menjadi sesuatu yang lebih Conference on Bio-based Building
bernilai. Ecobrick juga menjadi contoh aksi Materials & 1st Conference on
dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa ECOlogical valorisation of GRAnular
dimana dengan menjadikan kebiasaan and FIbrous materials. ECO-BRICKS,
ecobricking ini dapat mengurangi 1–5.
penggunaan sampah plastik. https://doi.org/10.7764/rdlc.16.3.518
Kemudian, penggunaan ecobrick pada Bengkulah, M. taufiq F. (2017).
tahap pengumpulan sampah plastik ini Implementasi CRS (Corporate Social
dinilai berhasil terlihat dari kardus yang Responsibility) PT. Agung Perdana
disediakan dilaboratorium biologi FMIPA Dalam Mengurangi Dampak
UNY yang selalu penuh akan plastik dan Kerusakan Lingkungan. (May).
mulai berkurangnya sampah yang ada di Bhada Tata, P., & Hoorweg, D. . (2012).
dalam ruangan laboratorium. Untuk What a waste?: a global review of solid
pengembangan pada tahap berikutnya masih waste management. The World Bank,
dibutuhkan alternatif pengumpulan sampah 15(3), 518–526.
plastik yang lebih besar dan tim yang lebih https://doi.org/10.7764/rdlc.16.3.518
banyak sehingga dapat menambah Handziko, R. C. (2017). Wisata Edukasi
kebutuhan dalam membuat Ecobrick yang Kampus Melalui Pelatihan
berguna bagi masyarakat Universitas Negeri Pengamatan Burung Untuk Siswa
Yogyakarta. Sekolah Menengah Atas. 1(2), 99–104.
Heisse, S., & Arias, V. (2011). Manual
KESIMPULAN Sistema Constructivo Pura Vida.
Manual Sistema Constructivo Pura
Berdasarkan penelitian yang telah Vida.
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa https://doi.org/10.7764/rdlc.16.3.518
pemanfaatan ecobrick dapat berguna dalam https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/urb
mengurangi jumlah sampah yang ada di anenvirotech/article/viem/1421/1234
Foodcourt UNY dan Laboratorium Biologi diakses pada 6 Mei 2019 pukul 18.33
FMIPA UNY sehingga dapat menimbulkan WIB.
kenyamanan dalam setiap aktivitas mulai Media Indonesia. 2011.Mengerem Sampah

Copyright © 2020, ISSN: 2549-4899


Aditia Pramudia Sunandar dkk /JPMM, 2020, 4 (1) , 32

Bukan Perkara Mudah. Lunak jadi Jutaan Rupiah (Vol. 3).


Plastics. (2015). An analysis of european Yogyakarta: B-Frist.
plastics production,demand and waste Suminto, S. (2018). Ecobrick: solusi cerdas
data. The Fact. dan kreatif untuk mengatasi sampah
https://doi.org/10.7764/rdlc.16.3.518 plastik. PRODUCTUM Jurnal Desain
Putra, H, P., & Y, Y. (2010). Studi Produk (Pengetahuan Dan
Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Perancangan Produk), 3(1), 26.
Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains https://doi.org/10.24821/productum.v3i
Dan Teknologi Lingkungan, 2(1), 21‐ 1.1735
31. Taaffe, J., O’Sullvan, S. Rahman,M.E., &
Saldana, J. (2011). Fundamentals of Pakrashi, M. (2014). Experimental
Qualitative Research. characterisation of Polyethylene
https://doi.org/10.23917/jiti.v17i2.6832 Terephthalate (PET) bottle Eco-bricks.
Sampah Plastik Jenis, P. P., dan Menjadi In Materials & Design.
Bahan Bakar Minyak dan https://doi.org/10.7764/rdlc.16.3.518
Karakteristiknya Untoro Budi Surono, Wahyudi, E., Zultiniar, & E, S. (2016).
P. P., & Ismanto, dan. (2016). Jurnal Pengolahan Sampah Plastik
Mekanika dan Sistem Termal (JMST). Polipropilena (PP) Menjadi Bahan
Jurnal Mekanika Dan Sistem Termal, Bakar Minyak dengan Metode
1(1), 32–37. Perengkahan Katalitik Menggunakan
Sari, G. L. (2018). Kajian Potensi Katalis Sintetis. Jurnal Rekayasa
Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Kimia Dan Lingkungan, 11(1), 17–23.
Bahan Bakar Cair. Al-Ard: Jurnal www.ecobricks.org diakses pada 7 Mei
Teknik Lingkungan, 3(1), 6–13. 2019 pukul 22.34 WIB.
https://doi.org/10.29080/alard.v3i1.255
Sirait, M. (2009). Sulap Sampah Plastik

Copyright © 2020, JPMS, ISSN: 2549-4899

Anda mungkin juga menyukai