Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN SAMPAH


ANORGANIK DI LINGKUNGAN FMIPA KAMPUS UNESA

Disusun oleh :
Fitri Fauziyah 22030174013
Zamzami Wisnu Diansyah 22030174018
Fatwa Amalia Nanda 22030174068
Desti Dwi Nurholifah 22030174113
Dika Adellia Krisna 22030174138
Febriana Ni'matus Sholihah 22030174181

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
2022
I. PENDAHULUAN
I.1 Rasional
Permasalahan sampah di Indonesia hingga saat ini dianggap belum
terselesaikan. hal tersebut dapat dibuktikan melalui berita nasional yang
terdapat pada situs internet. Dikutip dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Indonesia masuk urutan kedua penyumbang sampah plastik
pada tahun 2019 dengan 3,21 Juta metrik ton/tahun. Sampah tidak hanya
ditemukan di lingkungan tempat tinggal, perkantoran, dan sebagainya.
Kampus atau universitas tempat mahasiswa/mahasiswi menuntut ilmu
juga menjadi salah satu tempat yang berpotensi memproduksi sampah
dalam jumlah yang tidak sedikit. Banyaknya rutinitas yang dilakukan di
universitas, bahkan di hari libur sekalipun menimbulkan berbagai sampah
di setiap harinya. Limbah yang biasa dihasilkan berupa sampah organic
dan sampah anorganik. Sampah-sampah tersebut berasal dari sisa-sisa
makanan mahasiswa/mahasiswi di universitas tersebut.
Tersedianya food court di Universitas Negeri Surabaya Ketintang
menyebabkan banyak sekali sampah sisa makanan maupun sampah
plastik dan styrofoam para mahasiswa/mahasiswi. Dengan banyaknya
sampah, seharusnya diperlukan kesadaran para mahasiswa/mahasiswi
untuk tidak membuang sampah sembarangan. Meskipun sudah
disediakan tempat sampah, terkadang terdapat mahasiswa/mahasiswi
yang tidak membuangnya ke tempat sampah. Selain itu para
mahasiswa/mahasiswi dan penjual di food court Universitas Negeri
Surabaya Ketintang sering kali masih menggunakan styrofoam dan
plastik sebagai wadah makanan.
Banyaknya sampah yang tidak dibuang ke tempatnya berakibat
lingkungan menjadi tidak bersih, menimbulkan aroma tidak sedap dan
membuat lingkungan menjadi tidak nyaman. Selayaknya jika tidak ingin
hal tersebut terjadi maka, diperlukan adanya kesadaran
mahasiswa/mahasiswi, dosen, staff, dan tokoh-tokoh terkait lainnya.
(Saragih, 2012) kurangnya kesadaran masyarakat, menyebabkan kondisi

1
lingkungan semakin merusak. Sehingga diperlukan adanya berbagai
upaya untuk menanggulangi sampah yang ada di Universitas Negeri
Surabaya Ketintang agar lingkungan kembali menjadi bersih dan sehat.
Berikut upaya-upaya yang dapat dilakukan pada sampah yang
dihasilkan oleh para mahasiswa/mahasiswi. Untuk sampah seperti sisa
makanan dapat diolah menjadi pupuk. Tetapi untuk sampah yang tidak
dapat diuraikan seperti plastik dan styrofoam akan sangat sulit untuk
didaur ulang serta sampah tersebut sangat sulit untuk diuraikan kembali.
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran mahasiswa/mahasiswi agar tidak
menggunakan plastik ataupun styrofoam sebagai wadah makanan, lebih
disarankan untuk membawa kotak makan masing-masing dari rumah atau
lebih baik mengkonsumsi makanan langsung di tempat. Juga, jika ada
sisa makanan yang masih tersisa alangkah baiknya jika langsung
membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.
Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat juga sangat
diperlukan pemahaman dan komitmen dalam bertindak. Semua orang
sangat berkeinginan untuk mencapai hal tersebut, namun tidak sedikit
orang yang menyepelekan dan tidak ingin ikut serta dalam
pelaksanaannya. Padahal jika sudah dijalankan dan terlaksana tentu
dalam waktu yang singkat lingkungan yang bersih dan sehat serta
terhindar dari sampah akan terwujud.

I.2 Masalah
1. Bagaimana dampak sampah anorganik bagi lingkungan?
2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
penggunaan sampah anorganik?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana dampak sampah organik bagi
lingkungan,

2
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi penggunaan sampah anorganik.
I.4 Manfaat
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian lain tentang sampah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi terkait upaya-upaya
mengurangi sampah dengan baik.

3
II. PEMBAHASAN
II.1 Sumber Daya Alam Hayati atau Non Hayati dan Manfaat
Sumber daya alam hayati menurut pasal ayat (1) UU No. 5 Tahun
1990 menyatakan bahwa sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur
hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan
sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur nonhayati
di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa konservasi
sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati
yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Beragamnya
sumber daya hayati yang ada di Indonesia sebagai salah satu negara yang
mempunyai jumlah keanekaragaman hayati terbesar di dunia (Bappenas,
2003). Keanekaragaman hayati merupakan anugrah terbesar bagi umat
manusia. Banyak manfaat yang bisa didapatkan, antara lain:
1.) Memiliki nilai ekologis
2.) Sebagai sumber kehidupan, penghidupan, dan kelangsungan hidup
bagi umat manusia karena potensial sebagai sumber pangan, papan,
sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
3.) Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi
4.) Sebagai tempat berkembangnya sosial budaya umat manusia
5.) Memberikan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.
Secara umum kata hayati merujuk pada organisme biologis atau
mahkluk hidup, sehingga SDA non hayati merupakan segala jenis
sumber daya yang diperoleh dari alam yang bukan berasal dari makhluk
hidup. Sumber Daya Alam non hayati juga disebut sumber daya abiotik
atau anorganik karena tersusun dari material benda mati. Beberapa

4
contohnya, antara lain sinar matahari, air, tanah, udara, hasil tambang,
minyak bumi, dan gas alam. Manfaat Sumber Daya Alam Non Hayati
yaitu:
1.) Sebagai sumber kehidupan mahkluk hidup
Air dan udara merupakan dua contoh SDA non hayati yang berperan
sebagai sumber kehidupan makhluk hidup. Tanpa kedua elemen
tersebut, makhluk hidup tidak akan bisa bernafas dan melangsungkan
hidupnya.
2.) Manfaat disektor ekonomi
Disektor ekonomi, bahan tambang merupakan salah satu contoh
sumber daya alam non hayati. Pada bahan tambang ini akan
memberikan dampak ekonomi bagi para penambang yang menjual
hasil tambangnya.
3.) Sumber Energi Listrik
Energi yang terkandung pada air mengalir dapat dijadikan sebagai
pembangkit listrik tenaga air.

II.2 Kasus
Tingginya penggunaan sampah anorganik yang sulit terurai serta
kurangnya kesadaran atas dimana letak sampah. Misalnya: penggunaan
kantong plastik, sterofoam, cup plastik, paper bowl, serta tidak
membuang sampah pada tempatnya sehingga dapat menimbulkan
beberapa permasalahan bagi lingkungan.

II.3 Solusi
Untuk dapat mengatasi beberapa permasalahan dari kasus yang telah
disebutkan sebelumnya, tentu membutuhkan solusi yang sesuai. Berikut
beberapa cara pengelolaan sampah untuk mengurangi jumlah sampah :
1.) Reduce (Mengurangi), terapkan penggunaan barang atau material
seminimal mungkin. Sehingga, jumlah sampah yang dihasilkan akan
berkurang di setiap harinya. Meminimalisasi penggunaan barang atau

5
material akan berdampak positif bagi lingkungan seperti mengurangi
pencemaran tanah, udara dan air. Adapun cara untuk mengurangi
penggunaan sampah adalah dengan penggunaan tote bag untuk
mengurangi penggunaan plastik, membawa tempat/kotak makan, alat
makan jika ingin membeli makanan tetapi tidak langsung dimakan
ditempat, membawa botol minum sendiri untuk mengurangi
penggunaan botol plastik maupun cup plastik, tidak menggunakan
sedotan namun jika ingin menggunakan sedotan maka lebih baik
memakai sedotan stainless, dan mendaur ulang sampah botol plastik
menjadi tabungan ataupun yang lainnya.
2.) Reuse (Menggunakan kembali), saat ini banyak sekali barang-barang
yang diciptakan dengan tujuan dapat digunakan berulang kali seperti
penggunaan tote bag sebagai pengganti plastik/kantong belanja,
penggunaan piring kaca dan gelas kaca saat makan langsung
ditempat, sedangkan untuk pembeli yang ingin mengkonsumsi
makanan atau minuman di luar area food court dapat menggunakan
tempat/kotak makan, botol minum dan alat makan sebagai wadah
makanan atau minuman yang ingin dibeli. Dengan menerapkan hal
tersebut tentunya memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
menjadi sampah dan mengurangi jumlah sampah.
3.) Recycle (Mendaur ulang), limbah sampah yang dihasilkan dapat
diubah menjadi produk yang ramah lingkungan sekaligus memiliki
nilai jual yang tinggi. Bahkan jika produk yang diproduksi memiliki
kualitas yang tinggi tidak menutup kemungkinan produk tersebut
untuk dapat diekspor. Berikut beberapa produk kerajinan dari daur
ulang sampah yang tembus hingga pasar luar negeri seperti kerajinan
keranjang dari daur ulang sampah, kaleng kerupuk, traditional teapot,
tray, candle holder, stool, hingga tumbler yang dilukis oleh seniman
lokal.
4.) Menanamkan jiwa kepedulian, kesadaran, bertanggung jawab dan
komitmen bertindak terhadap limbah sampah. Banyak sekali orang-

6
orang yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar seperti membuang
sampah sembarangan, tidak menghabiskan makanan, tidak
mengingatkan dan mengikuti perilaku temannya yang membuang
sampah sembarangan, tidak memiliki rasa bersalah jika membuang
sampah sembarangan. Seharusnya semua hal tersebut dapat terhindar
jika sejak kecil telah dibiasakan atau diajarkan untuk tidak
membuang sampah sembarangan, membiasakan diri untuk
menghabiskan makanan yang dikonsumsi terutama bagi orang yang
beragama Islam seperti yang diketahui bahwa hukum tidak
menghabiskan makanan merupakan perbuatan yang tidak baik dan
tidak disukai oleh Allah karena masuk dalam kategori mubazir, dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab sedari dini.

II.4 Upaya Konservasi


1. Dalam upaya mengurangi penggunaan sampah, kita sebagai orang
yang sadar tentang hal tersebut dapat memberi edukasi kepada orang
lain untuk tidak menggunakan plastik dan sterofoam sebagai wadah
untuk membungkus makanan atau minuman. Penggunaan plastik dan
sterofoam sebagai pembungkus makanan selain karena mencemari
lingkungan, juga karena bahan-bahan tersebut jika dipakai dengan
kualitas yang buruk, maka dapat menimbulkan masalah bagi tubuh
kita. Kandungan-kandungan yang terdapat dalam plastik dan
sterofoam merupakan kandungan atau bahan yang tidak ramah
lingkungan.
2. Sesudah kita membeli makanan dan mengonsumsinya, jangan lupa
untuk selalu membersihkan sisa-sisa makanan tersebut. Buanglah
sisa-sisa makanan tersebut ke tempat yang sudah disediakan atau ke
tempat sampah. Jangan biarkan sisa-sisa makanan tersebut berserakan
dimana-mana, karena hal tersebut dapat membuat lingkungan
menjadi kotor dan tidak enak untuk ditempati.

7
III. KESIMPULAN
Permasalahan sampah hingga saat ini dianggap belum terselesaikan,
banyak sekali sampah sisa makanan maupun sampah plastik dan styrofoam
dari para mahasiswa/mahasiswi. Dengan banyaknya sampah, seharusnya
diperlukan kesadaran para mahasiswa/mahasiswi untuk tidak membuang
sampah sembarangan. Banyaknya sampah yang tidak dibuang ke tempatnya
berakibat lingkungan menjadi tidak bersih, menimbulkan aroma tidak sedap
dan membuat lingkungan menjadi tidak nyaman, selain itu sampah-sampah
tersebut dapat menimbulkan dampak berbahaya lainya.
Untuk dapat mengurangi penggunaan sampah anorganik dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti menerapkan reduce (mengurangi) dengan
meminimalisir penggunanan material, reuse (menggunakan kembali) dengan
menghindari penggunaan barang sekali pakai, recycle (mendaur ulang)
dengan memanfaatkan kembali sampah menjadi barang yang memliki nilai
fungsi dan menanamkan jiwa kepedulian, kesadaran, bertanggung jawab dan
komitmen bertindak terhadap limbah sampah.

8
IV. REFERENSI
Agus Taufiq, M. F. (2015). Sosialisasi Sampah Organik Dan Non Organik
Serta Pelatihan Kreasi Sampah. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
68-73.
Arief Fadhilah, H. S. (2011). Kajian Pengelolaan Sampah Kampus Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro . 62-72.
Mulyati. (n.d.). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan
Manusia. 1-11.
Purwaningrum, P. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik Di
Lingkungan. 141-149.
Rosadi, D. (2014, Oktober 8). Produk Daur Ulang Sampah dari Bogor
Diekspor ke Italia. Retrieved from Suara.com:
https://www.suara.com/bisnis/2014/10/08/170027/produk-daur-ulang-
sampah-dari-bogor-diekspor-ke-italia
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, UU No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020,
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2003

9
Lampiran

10

Anda mungkin juga menyukai