Anda di halaman 1dari 7

Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No.

x, xxxx 20xx e-ISSN 2716-0327


doi: 10.23917/bkkndik.xxx

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGOLAH


SAMPAH ORGANIK DI DESA NGARGOYOSO
KECAMATAN NGARGOYOSO

Ahmad Muclis1, Aldila Septiani2, Farah Nisa3, Mochamad Iqbal4, Ratih Puspita5
1,2,3,4,5
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Indonesia

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK


Histori Artikel: Desa Ngargoyoso merupakan desa yang berada di wilayah dataran
Submit: tinggi, hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakatnya bermata
Revisi:
pencaharian sebagai petani. Namun pemanfaatan pupuk organik dalam
Diterima:
Publikasi: kegiatan pertanian belum optimal. Luasnya lahan pertanian
Periode Terbit: menghasilkan banyak sampah organik, namun masyarakat masih
kurang memahami bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi
Kata Kunci:
produk lainya yang berdaya guna tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan
Eco enzyme, Kompos, Pengolahan
Sampah Organik, Sosialisasi. suatu kegiatan pemberdayaan dalam pengolahan sampah organik.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mensosialisasikan pemanfaatan
sampah organik menjadi pupuk kompos dan eco enzyme yang lebih
berdaya guna serta dapat menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan ini
Correspondent Author: dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu yaitu mulai dari perizinan,
Ratih Puspita Dewi
observasi, pemberdayaan dan sosialisasi, dokumentasi dan penyusunan
Fakultas Keguruan dan Ilmu
luaran. Dari kegiatan sosialisasi ini didapatkan hasil terdapat beberapa
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah warga desa yang tertarik tentang pengolahan sampah organik ini
Surakarta, Indonesia dikarenakan para petani dapat memanfaatkan sampah organik menjadi
Email: rpd229@ums.ac.id pupuk kompos dan ibu rumah tangga juga dapat memanfaatkan limbah
dapur menjadi pengganti sabun cuci piring dan pembersih lantai.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini dapat membantu warga
dalam mengolah sampah organik yang selama ini hanya dibakar tanpa
dimanfaatkan dan diterapkan dalam jangka yang panjang.

Pendahuluan mudah digunakan. Luasnya lahan pertanian


Desa Ngargoyoso adalah dan perkebunan menghasilkan banyak sampah,
salah satu desa di Kabupaten Karanganyar namun masyarakat masih banyak yang kurang
yang berada di barat lereng Gunung Lawu memahami cara dalam mengolah sampah.
yang berudara dingin. Letaknya yang berada di Banyak masyarakat yang mengolah sampah
dataran tinggi, menjadikan daerah sekitarnya dengan cara dibakar, dibuang ke lahan kosong
diolah sebagai lahan pertanian dan perkebunan atau saluran air. Sampah merupakan barang
oleh masyarakat sekitar. Banyaknya lahan yang dianggap sudah tidak terpakai dan
pertanian dan perkebunan telah meningkatkan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya,
kebutuhan pupuk bagi tanaman. Namun, namun dalam kondisi dan pengolahan tertentu
masyarakat masih banyak yang menggunakan sampah masih dapat digunakan, contohnya
pupuk kimia yang kurang ramah bagi adalah sampah organik (Pranata et al., 2021).
lingkungan karena harganya yang murah dan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI SAMPAH ORGANIK DI DESA
NGAGOYOSO KECAMATAN NGARGOYOSO 1
e-ISSN 2716-0327 Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx
doi: 10.23917/bkkndik.xxx

Sampah organik adalah sampah yang berupa cairan yang lebih disukai karena lebih
dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat mudah digunakan.
didegredasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable serta banyak dihasilkan oleh Eco enzyme adalah hasil fermentasi
rumah tangga, pasar, pertanian, maupun limbah dapur organik seperti ampas buah dan
industri (Setyaningsih et al., 2017). Sampah sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau
organik memiliki banyak manfaat salah gula tebu) dan air akan berwarna coklat gelap
satunya adalah sebagai penyubur tanah dan dan memiliki aroma fermentasi asam manis
pupuk organik. Namun, masih banyak yang kuat (Yanti & Awalina, 2021).
masyarakat dan petani yang tidak tahu manfaat Keistimewaan eco enzyme adalah tidak
dari sampah organik dan cara mengolah memerlukan lahan yang luas untuk proses
sampah organik, padahal pengetahuan tentang fermentasi seperti pada proses pembuatan
teknik pengolahan sampah organik sangat kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan
diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui bak komposter dengan spesifikasi tertentu.
dan mempraktikannya secara langsung teknik Wadah yang diperlukan hanya wadah dari
pengolahan sampah yang baik dan benar plastik dan mempunyai tutup yang masih rapat
(Wiryono et al., 2020). Dengan demikian, dengan proses pembuatannya selama 3 bulan
perlu dilakukan pengolahan sampah dengan untuk bisa dipanen hasilnya. Hasil dari eco
prinsip membuang sekaligus enzyme ini nantinya bisa digunakan sebagai
memanfaatkannya, artinya mengolah sampah cleaning solution yang dapat digunakan
sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari sebagai campuran deterjen, pembersih lantai,
pengolahan tersebut (Soma, 2010). Pengolahan pembersih sisa pestisida, pembersih kerak,
sampah organik dapat mengurangi pencemaran penurun suhu radiator mobil, dan growth
lingkungan akibat sampah dan dapat factor tanaman (Yulistia & Chimayati, 2021).
memberikan manfaat bagi masyarakat, salah Belum adanya pemanfaatan limbah
satunya dengan diolah menjadi pupuk kompos organik secara optimal dan kurangnya
dan eco enzyme. keterampilan, pengetahuan serta wawasan
Kompos merupakan bahan-bahan masyarakat tentang pengolahan sampah
organik (sampah organik) yang telah organik seperti limbah sayuran, buah-buahan,
mengalami proses pelapukan karena adanya dan serasah daun. Dari permasalahan tersebut,
interaksi antara mikroorganisme (bakteri tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Bahan- mensosialisasikan pemanfaatan sampah
bahan organik tersebut seperti daun, rumput, organik menjadi pupuk kompos dan eco
jerami, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran enzyme yang lebih berdaya guna serta dapat
hewan, dan lain-lain (Suhastyo, 2017). Pupuk menjaga kelestarian lingkungan.
kompos memiliki banyak manfaat, yaitu :
Metode Pelaksanaan
pupuk yang ramah lingkungan, bahan yang
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini dilakukan
dipakai mudah didapat, dan dapat dengan
di desa Ngargoyoso RT. 01 RW. 03 Kecamatan
mudah dibuat sendiri oleh masyarakat
Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa
sehingga membantu perekonomian. Hal ini
Tengah selama tanggal 31 Januari – 5 Maret 2022.
dikarenakan karakteristik yang dimilikinya
Metode yang digunakkan dalam pengabdian Kuliah
antara lain mengandung unsur hara dalam jenis
Kerja Nyata ini memiliki beberapa tahap antara lain :
dan jumlah bervariasi tergantung bahan asal,
(1). Meminta ijin kepada pengurus setempat yaitu lurah
menyediakan unsur hara secara lambat dan
desa Ngargoyoso untuk melakukan kegiatan
dalam jumlah terbatas, serta mempunyai fungsi
pengabdian didesa tersebut. (2). Selanjutnya tahap
utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan
identifikasi berupa observasi dan wawancara pada
tanah. Sedangkan eco enzyme proses
penduduk sekitar dengan metode Door to door
pembuatannya mirip proses pembuatan
menanyakan keluhan apa yang terjadi didesa tersebut
kompos, namun ditambah air sebagai media
khususnya di RT. 01 RW. 03. (3). Tahap selanjutnya
pertumbuhan sehingga produk media
adalah sosialisasi dimana dalam sosialisasi ini dihadiri
pertumbuhan produk akhir yang diperoleh
2
Tuliskan Judul Artikel (9 kata pertama)… (xx-xx)
Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx e-ISSN 2716-0327
doi: 10.23917/bkkndik.xxx

40 diantaranya perwakilan ketua RT diwilayah desa Alat yang digunakan untuk membuat
Ngargoyoso dan para staff kelurahan dalam sosialisasi kompos yaitu sarung tangan, alat potong
ini kami memberikan ide dan masukan mengenai (pisau), gelas takar, ember atau wadah
penanganan masalah sampah organik dengan tertutup, alat penghalus (dapat berupa
melakukan praktek pembuatan kompos dan eco enzyme. blender atau alu lumping) dan stik pH.
Metode ini kami pilih guna memperdayakan langsung Sedangkan bahan yang dibutuhkan berupa
masyarakat dari keluhan beberapa narasumber yang Limbah sayur (1 bagian), Limbah kulit
didapatkan dilokasi. (4) Dokumentasi dari kegiatan buah (1 bagian), Limbah kulit kecambah
sosialisasi. (5). Kami menyusun sebuah artikel dimana (1 bagian), Limbah kulit pisang (1
menjadi bukti dari pengabdian di Desa Ngargoyoso. bagian), Air leri /air cucian beras (100
ml), Molase/ air gula (100 ml), Daun
Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Ketapang (10 lembar), Dedak (500 gr),
Air kelapa (500 ml), Stater (EM4) (100
a. Observasi dan perijinan ml).
Program kerja yang pertama Cara pembuatan kompos diawali
dilakukan adalah melakukan observasi di dengan menghaluskan limbah
lingkungan masyarakat RT 01 RW 03 Desa menggunakan alat penghalus. Setelah itu
Ngargoyoso dan didapatkan hasil bahwa memasukkan limbah yang sudah halus ke
selama ini pengolahan limbah rumah tangga dalam wadah. Kemudian, menambahkan
seperti sisa makanan atau kulit sayur dan buah dedak sebanyak 500 gr kemudian aduk
masih belum ditangani dengan baik. Hal ini hingga homogen. Langkah berikutnya
dibuktikan dengan kebiasaan masyarakat yang yaitu, menambahkan air leri, air kelapa
langsung membuang sampah tanpa dipilah (500 ml), air gula (100 ml), dan potongan
terlebih dahulu dan membakar sampah daun ketapang. Bahan yang sudah
tersebut. Berdasarkan permasalahan yang ada, dimasukkan lalu diaduk hingga homogen.
diputuskan kegiatan sosialisasi pengolahan Bila sudah hangat tambahkan stater
limbah dapur merupakan program kerja yang (EM4), lalu diaduk hingga homogen,
paling tepat dan berdayaguna untuk melakukan pengamatan awal terhadap pH,
direalisasikan di Desa Ngargoyoso yang tekstur, dan warna. Dan berikutnya yaitu
sebagian besar masyarakatnya bermata menginkubasi limbah selama 15 hari atau
pencaharian sebagai petani . Setelah dua minggu. Selama proses inkubasi
melakukan observasi, tim KKN di Desa dilakukan pengecekan pH. Bila pH sudah
Ngargoyoso melakukan tahap perijinan stabil dapat dilakukan proses selanjutnya.
sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi. Memisahkan padatan dari cairan dan
Tahap perijinan dilakukan secara pupuk siap dikemas. Sedangkan untuk
lisan dengan menemui Kepala Desa cara pembuatan media siap pakai, langkah
Ngargoyoso yaitu Bapak Waluyo. Beliau yang harus diambil adalah mencampur
merespon kegiatan ini dengan baik karena dedak dengan padatan yang sudah dipisah
memang sebelumnya belum ada sosialisasi dari rendaman, bagian sampah coklat
pengolahan sampah organik kepada (serbuk gergaji dan sabut kelapa atau
masyarakat Desa Ngargoyoso. Dan diharapkan arang sekam) dan tanah dengan
dengan adanya sosialisasi pembuatan kompos perbandingan 1:5:5. Kemudian,
dan eco enzyme ini dapat menambah wawasan menghomogenkan partikel padatan dan
dan pengetahuan masyarakat Desa Ngargoyoso sampah coklat. Dan media tanam dapat
untuk melakukan pengolahan limbah rumah diaplikasikan.
tangga yang sudah tidak terpakai dengan baik
sehingga dapat mengurangi penumpukan
sampah yang menyebabkan kekumuhan di
lingkungan masyarakat.
b. Pembuatan sampel kompos dan eco enzyme
1) Kompos

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI SAMPAH ORGANIK DI DESA


NGAGOYOSO KECAMATAN NGARGOYOSO 3
e-ISSN 2716-0327 Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx
doi: 10.23917/bkkndik.xxx

c. Sosialisasi dan simulasi pembuatan kompos


dan eco enzyme
Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap
perijinan. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan
pada hari Kamis, 17 Februari 2022 di Pendopo
Desa Ngargoyoso. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh ketua RT dan ketua RW Desa
Ngargoyoso. Penyampaian materi sosialisasi
dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi pertama
pengolahan kompos dan sesi kedua adalah eco
enzyme. Narasumber berasal dari mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Gambar 3.1 Gambar 3.2 Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
Kompos setengah jadi pengukuran mengambil mata kuliah pengolahan limbah.
tingkat keasaman 1) Kompos
Kompos merupakan pupuk yang
berasal dari bahan-bahan alamiah atau
2) Eco enzyme bahan organik. Bahan organik dapat
Alat yang digunakan untuk membuat berasal dari jerami, rumput, serasah daun,
eco enzyme adalah wadah yang terbuat kotoran hewan, dan bahan organik yang
dari plastik dan memiliki mulut yang lebar lainnya. Karena asalnya dari bahan
beserta tutupnya (toples/ember). Bahan organik kompos bersifat ramah
yang diperlukan untuk membuat eco lingkungan jika digunakan secara
enzyme yaitu 1 bagian (kg/gr) gula, gula berkelanjutan dalam pemupukan. Semakin
yang digunakan bisa berupa gula aren, bertambahnya aktivitas rumah tangga
gula kelapa, gula merah tebu, molase, dan yang dilakukan akan semakin meningkat
gula lontar. 3 bagian (kg/gr) sisa sayur pula sampah rumah tangga (sayuran
atau kulit buah, semua sisa sayur dan kulit atupun limbah kulit buah) yang dihasilkan
buah bisa digunakan kecuali yang sudah dan menyebabkan tumpukan sampah yang
dimasak, berminyak, kering sekeras kayu, membusuk, maka dari itu diperlukan
dan yang busuk (berulat/berjamur). Dan adanya pengolahan sampah yang benar.
10 bagian (liter/ml) air, air yang dapat Namun pengolahan sampah yang
digunakan yaitu air galon, air pam, air dilakukan oleh masyarakat masih secara
hujan, air buangan ac, air isi ulang dan air konvensional yang mana memerlukan
sumur. waktu yang lama, sehingga diperlukan
Cara pembuatan eco enzyme yaitu suatu inovasi dengan cara memanfaatkan
membersihkan wadah dari sisa sabun atau kembali sampah menjadi kompos.
bahan kimia. Mengukur volume wadah. Kompos ini berbeda dengan pupuk
Lalu, memasukkan air bersih maksimum kimiawi, sebagian besar para petani di
sebanyak 60% dari volume wadah. Indonesia lebih banyak menggunakan
Selanjutnya, memasukkan gula sesuai pupuk kimiawi untuk tanaman, secara
takaran, yaitu 10% dari berat air. tidak langsung kegiatan ini akan
Kemudian, memasukkan potongan sisa berpengaruh buruk terhadap kualitas tanah
buah dan sayuran yaitu 30% dari berat air, serta kehidupan mikroorganisme yang ada
lalu aduk rata. Menutup rapat sampai di tanah. Pemakaian pupuk kimia
panen. Panen dapat dilakukan setelah 90 berlebihan pada tanah dapat mengurangi
hari. Langkah yang terakhir adalah unsur hara dalam tanah dan
memberi label tanggal pembuatan dan mengakibatkan kerusakan kesuburan
tanggal panen. Temoatkan wadah yang tanah.
tidak terkena sinar matahari secara
langsung, Memiliki sirklus udara yang
baik, dan jauh dari bahan-bahan kimia.
4
Tuliskan Judul Artikel (9 kata pertama)… (xx-xx)
Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx e-ISSN 2716-0327
doi: 10.23917/bkkndik.xxx

mengetahui secara detail mengenai bahan-


bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk membuat eco enzyme serta cara
pembuatannya. Selain itu masyarakat juga
belum mengetahui bahwa produk eco
enzyme ini ternyata banyak manfaatnya
dalam kegiatan sehai-hari.

Gambar 3.3 kegiatan sosialisasi pembuatan kompos

2) Eco enzyme
Eco enzyme merupakan sejenis cairan
kompleks yang mengandung enzim
(protein), asam-asam organik, dan juga
garam-garam mineral yang dihasilkan
melalui proses fermentasi anaerob sisa
sayur-sayuran ataupun ampas buah-
buahan yang ditambahkan gula dan air.
Pemanfaatan kulit buah menjadi eco
enzyme ini bisa dikatakan sebagai suatu
evolusi sains melalui fermentasi anaerob
yang sangat menguntungkan. Adapun
beberapa manfaat dari eco enzyme yaitu
sebagai aroma terapi, pembersih ramah
lingkungan (detergen, cairan pembersih),
penurunan kadar toxic lingkungan, dan
agrikultur. Eco enzyme memiliki beragam
enzim fungsional seperti lipase, amilase,
protase, kaseinase, dan selulase, serta
adajuga didalamnya metabolit sekunder
seperti quinon, flavonoid, saponin,
alkanoid, dan juga kardioglikosida.
Dalam kegiatan sosialisasi didapat
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
masyarakat antara lain terkait dengan
bagaimana cara pembuatan eco enzyme
dan pemanfaatan eco enzyme ini untuk apa
saja. Adapula masyarakat yang
sebelumnya memang sudah pernah
mendapatkan informasi mengenai eco
enzyme melalui media sosial ataupun
informasi dari kerabatnya. Namun ada
sebagian besar masyarakat yang belum

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI SAMPAH ORGANIK DI DESA


NGAGOYOSO KECAMATAN NGARGOYOSO 5
e-ISSN 2716-0327 Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx
doi: 10.23917/bkkndik.xxx

Gambar 3.4 Kegiatan sosisalisasi pembuatan eco


enzyme

d. Pengadaan tempat sampah untuk desa


Pengadaan tempat sampah dilakukan
guna membantu masyarakat dalam memilah
sampah organik maupun non organik. Tempat
sampah yang dipilih berbentuk drum yang
diberi nama KKN-Dik Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Diharapkan
kedepannya masyarakat Desa Ngargoyoso
dapat menerapkan pemanfaatan limbah dapur
dijadikan pupuk kompos atau eco enzyme
secara berkelanjutan sehingga dapat
mengurangi pembakaran sampah yang
menyebabkan peningkatan gas metana yang
memicu global warming, lebih sadar dan Gambar 3.7 Penyerahan
peduli terhadap lingkungan sehingga terhindar tempat sampah
dari lingkungan yang kumuh.

Simpulan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang telah
dilaksanakan dengan lancar bersama dengan tim KKN-
Dik desa Ngargoyoso dengan melaksanakan sosialisasi
tentang cara pemanfaatan sampak organik. Dari hasil
survei ditempat mayoritas warga desa Ngargoyoso
dalam pengolahan sampah organik masih dengan
mengunakan cara dibakar dari sinilah muncul ide dari
kami untuk membantu warga mengolah sampah organik
yang dapat membantu warga. Kami dari tim KKN-Dik
desa Ngargoyoso melakukan sosialisasi pemanfaatan
sampah organik menjadi kompos organik dan eco
enzyme. Dari hasil sosialisasi yang kami lakukan ada
beberapa warga desa yang tertarik tentang pengolahan
sampah organik ini dikarenakan mayoritas warga desa
Ngargoyoso adalah petani, dimana sampah yang
dibuang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan
menjadi pengganti sabun cuci piring dan pembersih
lantai. Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini
dapat membantu warga setidaknya dalam mengatasi
Gambar 3.5 Pengecatan Gambar 3.6 limbah organik yang selama ini hanya dibakar tanpa
tempat sampah Penyerahan tempat dimanfaatkan. Namun pelaksanaan sosialisasi ini
sampah kurang optimal dimana kami kekurangan bahan yang
memadai dan waktu untuk membuat produk ini, dimana
dalam sosialisasi kami hanya menunjukkan beberapa
manfaat dalam pembuatan dan menunjukkan produk
setengah jadi.

Daftar Pustaka
6
Tuliskan Judul Artikel (9 kata pertama)… (xx-xx)
Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx e-ISSN 2716-0327
doi: 10.23917/bkkndik.xxx

Pranata, L., Kurniawan, I., Indaryati, S., Rini, M. T., Wiryono, B., Muliatiningsih, M., & Dewi, E. S. (2020).
Suryani, K., & Yuniarti, E. (2021). Pelatihan Pengelolaan sampah organik di lingkungan
Pengolahan Sampah Organik Dengan Metode Eco bebidas. Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat
sEnzym. Indonesian Journal Of Community (JADM), 1(1), 15–21.
Service, 1(1), 171–179.
Yanti, D., & Awalina, R. (2021). Sosialisasi dan
Setyaningsih, E., Astuti, D. S., & Astuti, R. (2017). Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi
Kompos daun solusi kreatif pengendali limbah. Eco-Enzyme. Jurnal Warta Pengabdian Andalas,
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 3(2), 28(2), 84–90.
45–51.
Yulistia, E., & Chimayati, R. L. (2021). Pemanfaatan
Soma, S. (2010). Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan: Limbah Organik menjadi Ekoenzim. UNBARA
Seri Pengolahan Sampah Perkotaan. PT Penerbit Environmental Engineering Journal (UEEJ),
IPB Press. 2(01), 1–6.

Suhastyo, A. A. (2017). Pemberdayaan masyarakat


melalui pelatihan pembuatan pupuk kompos.
JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat), 1(2), 63–68.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI SAMPAH ORGANIK DI DESA


NGAGOYOSO KECAMATAN NGARGOYOSO 7

Anda mungkin juga menyukai