Ahmad Muclis1, Aldila Septiani2, Farah Nisa3, Mochamad Iqbal4, Ratih Puspita5
1,2,3,4,5
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Indonesia
Sampah organik adalah sampah yang berupa cairan yang lebih disukai karena lebih
dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat mudah digunakan.
didegredasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable serta banyak dihasilkan oleh Eco enzyme adalah hasil fermentasi
rumah tangga, pasar, pertanian, maupun limbah dapur organik seperti ampas buah dan
industri (Setyaningsih et al., 2017). Sampah sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau
organik memiliki banyak manfaat salah gula tebu) dan air akan berwarna coklat gelap
satunya adalah sebagai penyubur tanah dan dan memiliki aroma fermentasi asam manis
pupuk organik. Namun, masih banyak yang kuat (Yanti & Awalina, 2021).
masyarakat dan petani yang tidak tahu manfaat Keistimewaan eco enzyme adalah tidak
dari sampah organik dan cara mengolah memerlukan lahan yang luas untuk proses
sampah organik, padahal pengetahuan tentang fermentasi seperti pada proses pembuatan
teknik pengolahan sampah organik sangat kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan
diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui bak komposter dengan spesifikasi tertentu.
dan mempraktikannya secara langsung teknik Wadah yang diperlukan hanya wadah dari
pengolahan sampah yang baik dan benar plastik dan mempunyai tutup yang masih rapat
(Wiryono et al., 2020). Dengan demikian, dengan proses pembuatannya selama 3 bulan
perlu dilakukan pengolahan sampah dengan untuk bisa dipanen hasilnya. Hasil dari eco
prinsip membuang sekaligus enzyme ini nantinya bisa digunakan sebagai
memanfaatkannya, artinya mengolah sampah cleaning solution yang dapat digunakan
sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari sebagai campuran deterjen, pembersih lantai,
pengolahan tersebut (Soma, 2010). Pengolahan pembersih sisa pestisida, pembersih kerak,
sampah organik dapat mengurangi pencemaran penurun suhu radiator mobil, dan growth
lingkungan akibat sampah dan dapat factor tanaman (Yulistia & Chimayati, 2021).
memberikan manfaat bagi masyarakat, salah Belum adanya pemanfaatan limbah
satunya dengan diolah menjadi pupuk kompos organik secara optimal dan kurangnya
dan eco enzyme. keterampilan, pengetahuan serta wawasan
Kompos merupakan bahan-bahan masyarakat tentang pengolahan sampah
organik (sampah organik) yang telah organik seperti limbah sayuran, buah-buahan,
mengalami proses pelapukan karena adanya dan serasah daun. Dari permasalahan tersebut,
interaksi antara mikroorganisme (bakteri tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Bahan- mensosialisasikan pemanfaatan sampah
bahan organik tersebut seperti daun, rumput, organik menjadi pupuk kompos dan eco
jerami, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran enzyme yang lebih berdaya guna serta dapat
hewan, dan lain-lain (Suhastyo, 2017). Pupuk menjaga kelestarian lingkungan.
kompos memiliki banyak manfaat, yaitu :
Metode Pelaksanaan
pupuk yang ramah lingkungan, bahan yang
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini dilakukan
dipakai mudah didapat, dan dapat dengan
di desa Ngargoyoso RT. 01 RW. 03 Kecamatan
mudah dibuat sendiri oleh masyarakat
Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa
sehingga membantu perekonomian. Hal ini
Tengah selama tanggal 31 Januari – 5 Maret 2022.
dikarenakan karakteristik yang dimilikinya
Metode yang digunakkan dalam pengabdian Kuliah
antara lain mengandung unsur hara dalam jenis
Kerja Nyata ini memiliki beberapa tahap antara lain :
dan jumlah bervariasi tergantung bahan asal,
(1). Meminta ijin kepada pengurus setempat yaitu lurah
menyediakan unsur hara secara lambat dan
desa Ngargoyoso untuk melakukan kegiatan
dalam jumlah terbatas, serta mempunyai fungsi
pengabdian didesa tersebut. (2). Selanjutnya tahap
utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan
identifikasi berupa observasi dan wawancara pada
tanah. Sedangkan eco enzyme proses
penduduk sekitar dengan metode Door to door
pembuatannya mirip proses pembuatan
menanyakan keluhan apa yang terjadi didesa tersebut
kompos, namun ditambah air sebagai media
khususnya di RT. 01 RW. 03. (3). Tahap selanjutnya
pertumbuhan sehingga produk media
adalah sosialisasi dimana dalam sosialisasi ini dihadiri
pertumbuhan produk akhir yang diperoleh
2
Tuliskan Judul Artikel (9 kata pertama)… (xx-xx)
Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx e-ISSN 2716-0327
doi: 10.23917/bkkndik.xxx
40 diantaranya perwakilan ketua RT diwilayah desa Alat yang digunakan untuk membuat
Ngargoyoso dan para staff kelurahan dalam sosialisasi kompos yaitu sarung tangan, alat potong
ini kami memberikan ide dan masukan mengenai (pisau), gelas takar, ember atau wadah
penanganan masalah sampah organik dengan tertutup, alat penghalus (dapat berupa
melakukan praktek pembuatan kompos dan eco enzyme. blender atau alu lumping) dan stik pH.
Metode ini kami pilih guna memperdayakan langsung Sedangkan bahan yang dibutuhkan berupa
masyarakat dari keluhan beberapa narasumber yang Limbah sayur (1 bagian), Limbah kulit
didapatkan dilokasi. (4) Dokumentasi dari kegiatan buah (1 bagian), Limbah kulit kecambah
sosialisasi. (5). Kami menyusun sebuah artikel dimana (1 bagian), Limbah kulit pisang (1
menjadi bukti dari pengabdian di Desa Ngargoyoso. bagian), Air leri /air cucian beras (100
ml), Molase/ air gula (100 ml), Daun
Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Ketapang (10 lembar), Dedak (500 gr),
Air kelapa (500 ml), Stater (EM4) (100
a. Observasi dan perijinan ml).
Program kerja yang pertama Cara pembuatan kompos diawali
dilakukan adalah melakukan observasi di dengan menghaluskan limbah
lingkungan masyarakat RT 01 RW 03 Desa menggunakan alat penghalus. Setelah itu
Ngargoyoso dan didapatkan hasil bahwa memasukkan limbah yang sudah halus ke
selama ini pengolahan limbah rumah tangga dalam wadah. Kemudian, menambahkan
seperti sisa makanan atau kulit sayur dan buah dedak sebanyak 500 gr kemudian aduk
masih belum ditangani dengan baik. Hal ini hingga homogen. Langkah berikutnya
dibuktikan dengan kebiasaan masyarakat yang yaitu, menambahkan air leri, air kelapa
langsung membuang sampah tanpa dipilah (500 ml), air gula (100 ml), dan potongan
terlebih dahulu dan membakar sampah daun ketapang. Bahan yang sudah
tersebut. Berdasarkan permasalahan yang ada, dimasukkan lalu diaduk hingga homogen.
diputuskan kegiatan sosialisasi pengolahan Bila sudah hangat tambahkan stater
limbah dapur merupakan program kerja yang (EM4), lalu diaduk hingga homogen,
paling tepat dan berdayaguna untuk melakukan pengamatan awal terhadap pH,
direalisasikan di Desa Ngargoyoso yang tekstur, dan warna. Dan berikutnya yaitu
sebagian besar masyarakatnya bermata menginkubasi limbah selama 15 hari atau
pencaharian sebagai petani . Setelah dua minggu. Selama proses inkubasi
melakukan observasi, tim KKN di Desa dilakukan pengecekan pH. Bila pH sudah
Ngargoyoso melakukan tahap perijinan stabil dapat dilakukan proses selanjutnya.
sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi. Memisahkan padatan dari cairan dan
Tahap perijinan dilakukan secara pupuk siap dikemas. Sedangkan untuk
lisan dengan menemui Kepala Desa cara pembuatan media siap pakai, langkah
Ngargoyoso yaitu Bapak Waluyo. Beliau yang harus diambil adalah mencampur
merespon kegiatan ini dengan baik karena dedak dengan padatan yang sudah dipisah
memang sebelumnya belum ada sosialisasi dari rendaman, bagian sampah coklat
pengolahan sampah organik kepada (serbuk gergaji dan sabut kelapa atau
masyarakat Desa Ngargoyoso. Dan diharapkan arang sekam) dan tanah dengan
dengan adanya sosialisasi pembuatan kompos perbandingan 1:5:5. Kemudian,
dan eco enzyme ini dapat menambah wawasan menghomogenkan partikel padatan dan
dan pengetahuan masyarakat Desa Ngargoyoso sampah coklat. Dan media tanam dapat
untuk melakukan pengolahan limbah rumah diaplikasikan.
tangga yang sudah tidak terpakai dengan baik
sehingga dapat mengurangi penumpukan
sampah yang menyebabkan kekumuhan di
lingkungan masyarakat.
b. Pembuatan sampel kompos dan eco enzyme
1) Kompos
2) Eco enzyme
Eco enzyme merupakan sejenis cairan
kompleks yang mengandung enzim
(protein), asam-asam organik, dan juga
garam-garam mineral yang dihasilkan
melalui proses fermentasi anaerob sisa
sayur-sayuran ataupun ampas buah-
buahan yang ditambahkan gula dan air.
Pemanfaatan kulit buah menjadi eco
enzyme ini bisa dikatakan sebagai suatu
evolusi sains melalui fermentasi anaerob
yang sangat menguntungkan. Adapun
beberapa manfaat dari eco enzyme yaitu
sebagai aroma terapi, pembersih ramah
lingkungan (detergen, cairan pembersih),
penurunan kadar toxic lingkungan, dan
agrikultur. Eco enzyme memiliki beragam
enzim fungsional seperti lipase, amilase,
protase, kaseinase, dan selulase, serta
adajuga didalamnya metabolit sekunder
seperti quinon, flavonoid, saponin,
alkanoid, dan juga kardioglikosida.
Dalam kegiatan sosialisasi didapat
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
masyarakat antara lain terkait dengan
bagaimana cara pembuatan eco enzyme
dan pemanfaatan eco enzyme ini untuk apa
saja. Adapula masyarakat yang
sebelumnya memang sudah pernah
mendapatkan informasi mengenai eco
enzyme melalui media sosial ataupun
informasi dari kerabatnya. Namun ada
sebagian besar masyarakat yang belum
Simpulan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang telah
dilaksanakan dengan lancar bersama dengan tim KKN-
Dik desa Ngargoyoso dengan melaksanakan sosialisasi
tentang cara pemanfaatan sampak organik. Dari hasil
survei ditempat mayoritas warga desa Ngargoyoso
dalam pengolahan sampah organik masih dengan
mengunakan cara dibakar dari sinilah muncul ide dari
kami untuk membantu warga mengolah sampah organik
yang dapat membantu warga. Kami dari tim KKN-Dik
desa Ngargoyoso melakukan sosialisasi pemanfaatan
sampah organik menjadi kompos organik dan eco
enzyme. Dari hasil sosialisasi yang kami lakukan ada
beberapa warga desa yang tertarik tentang pengolahan
sampah organik ini dikarenakan mayoritas warga desa
Ngargoyoso adalah petani, dimana sampah yang
dibuang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan
menjadi pengganti sabun cuci piring dan pembersih
lantai. Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini
dapat membantu warga setidaknya dalam mengatasi
Gambar 3.5 Pengecatan Gambar 3.6 limbah organik yang selama ini hanya dibakar tanpa
tempat sampah Penyerahan tempat dimanfaatkan. Namun pelaksanaan sosialisasi ini
sampah kurang optimal dimana kami kekurangan bahan yang
memadai dan waktu untuk membuat produk ini, dimana
dalam sosialisasi kami hanya menunjukkan beberapa
manfaat dalam pembuatan dan menunjukkan produk
setengah jadi.
Daftar Pustaka
6
Tuliskan Judul Artikel (9 kata pertama)… (xx-xx)
Buletin KKN Pendidikan, Vol. x, No. x, xxxx 20xx e-ISSN 2716-0327
doi: 10.23917/bkkndik.xxx
Pranata, L., Kurniawan, I., Indaryati, S., Rini, M. T., Wiryono, B., Muliatiningsih, M., & Dewi, E. S. (2020).
Suryani, K., & Yuniarti, E. (2021). Pelatihan Pengelolaan sampah organik di lingkungan
Pengolahan Sampah Organik Dengan Metode Eco bebidas. Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat
sEnzym. Indonesian Journal Of Community (JADM), 1(1), 15–21.
Service, 1(1), 171–179.
Yanti, D., & Awalina, R. (2021). Sosialisasi dan
Setyaningsih, E., Astuti, D. S., & Astuti, R. (2017). Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi
Kompos daun solusi kreatif pengendali limbah. Eco-Enzyme. Jurnal Warta Pengabdian Andalas,
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 3(2), 28(2), 84–90.
45–51.
Yulistia, E., & Chimayati, R. L. (2021). Pemanfaatan
Soma, S. (2010). Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan: Limbah Organik menjadi Ekoenzim. UNBARA
Seri Pengolahan Sampah Perkotaan. PT Penerbit Environmental Engineering Journal (UEEJ),
IPB Press. 2(01), 1–6.